wrap up skenario 3 blok ipt kelompok b6 ppt

49
Menggigil Disertai Demam KELOMPOK : B-6 KETUA : RIZKY AULIA 1102013256 SEKRETARIS: PUPUT AURELIA HARJANTO 1102014210 LYDIA ANNISA PUTRI AYU 1102014150 MAULANA IBRAHIM 1102014152 NABILA 1102014178 NABILA SARI ANNISA 1102014183 RAUDLATUL JANNAH 1102014222 RIVAN TRISATRIO 1102014230 SENDRI SEGADI 1102014242 YUNI IRIANI SARBINI 1102011300

Upload: rivantrisatrio

Post on 09-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Wrap Up Skenario 3 Blok Ipt Kelompok b6 Ppt

TRANSCRIPT

DEHIDRASI

Menggigil Disertai DemamKELOMPOK : B-6KETUA : RIZKY AULIA 1102013256SEKRETARIS: PUPUT AURELIA HARJANTO1102014210 LYDIA ANNISA PUTRI AYU 1102014150 MAULANA IBRAHIM1102014152 NABILA1102014178 NABILA SARI ANNISA 1102014183 RAUDLATUL JANNAH 1102014222 RIVAN TRISATRIO1102014230 SENDRI SEGADI 1102014242 YUNI IRIANI SARBINI1102011300SASARAN BELAJARLI.1. Memahami dan menjelaskan PlasmodiumLO.1.1. Memahami dan menjelaskan definisi PlasmodiumLO.1.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi PlasmodiumLO.1.3. Memahami dan menjelaskan morfologi PlasmodiumLO 1.4 Memahami dan menjelaskan karakteristik plasmodiumLO.1.5. Memahami dan menjelaskan siklus hidup PlasmodiumLO 1.6 Memahami dan menjelaskan cara penularan plasmodiumLI 2. Mempelajari vektor malariaLO 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi vectorLO 2.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi vektor malariaLO 2.3 Memahami dan menjelaskan morfologi vektor malariaLO 2.4 Memahami dan menjelaskan sifat dan karakteristik vektor malariaLO 2.5 Memahami dan menjelaskan siklus hidup & habitat vektor malariaLI.3. Memahami dan menjelaskan malariaLO.3.1. Memahami dan menjelaskan definisi malariaLO.3.2. Memahami dan menjelaskan etiologi malariaLO.3.3. Memahami dan menjelaskan epidimiologi malariaLO.3.4. Memahami dan menjelaskan patogenesis malariaLO.3.5. Memahami dan menjelaskan patofisiologi malariaLO.3.6. Memahami dan menjelaskan diagnosis malariaLO.3.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis banding malariaLO.3.8. Memahami dan menjelaskan komplikasi malariaLO.3.9. Memahami dan menjelaskan prognosis malariaLO.3.10. Memahami dan menjelaskan pencegahan malariaLO 3.11 Memahami dan Menjelaskan penatalaksanaan malariaLI 4. Mempelajari GEBRAK malaria

SKENARIO 3Menggigil Disertai Demam

Tn C, laki-laki, 35 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali demam didahului menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam dapat pulih seperti biasa. Pasien baru kembali dari melakukan studi lapangan di Sumatera Selatan selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan sediaan hapus darah tepi, dokter mengatakan pasien terinfeksi Plasmodium vivax

LI.1. Memahami dan menjelaskan PlasmodiumLO.1.1. Memahami dan menjelaskan definisi Plasmodium

Plasmodium

Kelompok protoplasma berinti banyak yang timbul karena penggabungan beberapa amoeba berinti satu (Istilah.com, 2013)Genus dari sporozoa atau protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak yang merupakan makhluk hidup renik yang bersifat patogen atau dapat menyebabkan penyakit yang merugikan dan hidup sebagai parasit ditubuh hewan dan manusia (Arifin, 2012)

LO.1.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi PlasmodiumKlasifikasi ilmiahDomain:Eukariot(tidak termasuk)AlveolataFilum:ApicomplexaKelas:AconoidasidaOrdo:HaemosporidaFamili:PlasmodiidaeGenus:Plasmodium

LO.1.3. Memahami dan menjelaskan morfologi PlasmodiumPlasmodium vivax

2. Plasmodium Ovale

3. Plasmodium malariae

4. Plasmodium falciparum

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan karakteristik plasmodium

LO.1.5. Memahami dan menjelaskan siklus hidup plasmodiumDiadaptasi dari CDC, http://www.dpd.cdc.gov/dpdx.

LO 1.6 Memahami dan menjelaskan cara penularan plasmodium

LI 2. Mempelajari vektor malariaLO 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi vector

Definisi vector malaria

Vektor adalah organisme, seperti nyamuk atau kutu, yang membawa mikroorganisme penyebab penyakit dari satu host ke yang lain LO 2.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi vektor malaria

Klasifikasi nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria:Phylum : ArthropodaClassis : Hexapoda / InsectaSub Classis : PterigotaOrdo : DipteraFamilia : Culicidae Sub Famili : Anophellinae Genus : Anopheles

Ada beberapa spesies Anopheles yang penting sebagai vektor malaria di Indonesia antara lain : Anopheles sundaicusAnopheles aconitusAnopheles barbirostisAnopheles kochiAnopheles maculatusAnopheles subcitusAnopheles balabacensis

LO 2.3 Memahami dan menjelaskan morfologi vektor malaria

Tabel 4 Perbedaan morfologi siklus hidup tribus Anophilini dan Culisini

LO 2.4 Memahami dan menjelaskan sifat dan karakteristik vektor malariaNyamuk Anopheles yang aktif mengisap darah adalah yang betina karena darah diperlukan untuk perkembangan telurnya. Nyamuk Anopheles apabila aktif mencari darah maka akan berkeliling sampai ditemukan rangsangan dari inangyang cocok. NyamukAnopheles mencari darah berdasarkan inangnya dibedakanatas kesukaan mengisap darah hewan (zoofilik), darah manusia (antropofilik) dankedua-duanya baik darah hewan maupun darah manusia (zooantropofilik). Berdasarkan tempat nyamuk mencari darah inangnya dibedakan atas endofagik dan eksofagik, yakni mengisap darah di dalam dan di luar rumah, sedangkan berdasarkan tempat istirahat dibedakan endofilik dan eksofilik.Karakteristik morfologi nyamuk Anopheles (Anonim, 2013):Tidak memiliki siphonJentik nyamuk anopheles akan sejajar dipermukaan air kotorPada bagian thoraks terdapat stoot spineBentuk tubuh kecil dan pendekAntara palpi dan proboscis sama panjangMenyebabkan penyakit malariaPada saat hinggap membentu sudut 90Warna tubunya coklat kehitamBentuk sayap simetrisBerkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah

LO 2.5 Memahami dan menjelaskan siklus hidup & habitat vektor malaria

Siklus hidup nyamuk Anopheles:Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyarnuk terdapat 4 stadia dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup dialam bebas :

LI.3. Memahami dan menjelaskan malariaLO.3.1. Memahami dan menjelaskan definisi malariaMALARIA

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan nyamuk Anopheles spp. (Universitas Sumatera Utara, 2013).

LO.3.2. Memahami dan menjelaskan etiologi malaria

Sumber: www.medicastore.comAda empat jenis parasit malaria (Universitas Sumatera Utara, 2013), yaitu:1. Plasmodium falciparumMenyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.2. Plasmodium vivaxMenyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak).3. Plasmodium malariaeMenyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.4. Plasmodium ovaleJenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovaleLO.3.3. Memahami dan menjelaskan epidimiologi malariaDistribusi Frekuensi Malariaa. OrangDi Indonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting, oleh karena penyakit ini endemik di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali. Epidemi malaria seringkali dilaporkan dari berbagai wilayah dengan angka kematian yang lebih tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dibanding orang dewasa.b. TempatBatas dari penyebaran malaria adalah 64LU (Rusia) dan 32LS (Argentina). Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter di bawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). c. Waktu Menurut data Profil Dinkes Sumut dalam Sarumpaet dan Tarigan (2006), di Propinsi Sumatera Utara terjadi kasus malaria klinis rata-rata 82.405 per tahun (selama tahun 1996-2000). Penyakit malaria sampai saat ini menduduki rangking ke-7 dari 10 penyakit terbesar di Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data laporan bulanan malaria, kejadian malaria di Kawasan Ekosistem Leuser berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) terjadi peningkatan malaria, yaitu dari 12,8 tahun 2003 meningkat menjadi 14,3 tahun 2004 dan 25,4 tahun 2005.

LO 3.4 Memahami dan menjelaskan patogenesis malariaPatogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit infeksi pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat ,yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat), malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu infeksi asimtomatik.Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence nya rendah (Universitas Sumatera Utara, 2013).

LO 3.5 Memahami dan menjelaskan patofisiologi malaria

Parasit Plasmodium yang berkembang biak dengan cara memisahkan tubuh dapat berkembang biak di dalam sistem hati manusia dengan sangat cepat menjadi ribuan hanya dalam beberapa menit setelah parasit ini disuntikan oleh nyamuk Anopheles betina yang sedang makan.Terdapat dua tahap perkembangan penyakit malaria, yaitu tahap exoerthrocitic dan tahap erithrocitic

Gejala klinisAnamnesisdemam lebih dari 2 hari, menggigil dan berkeringat. apakah pernah bepergian dan bermalam di daerah endemic malaria dalam satu bulan terakhir.apakah pernah tinggal didaerah endemik, apakah pernah mendapat transfusi darahPemeriksaan fisiksplenomegali dan hepatomegaliPemeriksaan penunjangbertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita , meliputi pemeriksaan umum kadar Hb, jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT,SGPT, tes fungsi ginjal) serta pemeriksaan foto torax, EKG dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasiPemeriksaan laboratoriumPemeriksaan mikroskopis, meliputi pemeriksaan darahTes diagnostic cepat (RDT, rapid diagnostic test)

LO 3.6 Memahami dan menjelaskan diagnosis malaria

LO 3.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis banding malariaDiagnosis banding

1. Demam tifoid 2. Demam dengue3. ISPA4. Leptospirosis ringan 5. Infeksi virus akut lainnya DD/ Malaria berat:1. Meningoencefalitis 2. Stroke3. Tifoid ensefalopati 4. Hepatitis5. Leptospirosis berat 6. Glomerulonefritis akut atau kronik 7. Sepsis8. DHF atau DSS

LO 3.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi malaria

Penderita malaria dengan kompikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksiP.falciparumdengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut :Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah serangan kejang ; derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian berdasar GCS (Glasgow Coma Scale) ialah dibawah 7 atau equal dengan keadaan klinis soporous.Acidemia/acidosis ; PH darah respiratory distress.Anemia berat (Hb 10.000/ul; bila anemianya hipokromik atau miktositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati lainnya.Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau 12 ml/kg BB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg/dl.Edema paru non-kardiogenik/ARDS(adult respiratory distress syndrome).Hipoglikemi : gula darah Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik 10C:8).Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran cerna dan disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskulerKejang berulang lebih dari 2 kali/24 jamMakroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria/kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD)Diagnosapost-mortemdengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan otak

Gejala klinisAnamnesisdemam lebih dari 2 hari, menggigil dan berkeringat. apakah pernah bepergian dan bermalam di daerah endemic malaria dalam satu bulan terakhir.apakah pernah tinggal didaerah endemik, apakah pernah mendapat transfusi darahPemeriksaan fisiksplenomegali dan hepatomegaliPemeriksaan penunjangbertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita , meliputi pemeriksaan umum kadar Hb, jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT,SGPT, tes fungsi ginjal) serta pemeriksaan foto torax, EKG dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasiPemeriksaan laboratoriumPemeriksaan mikroskopis, meliputi pemeriksaan darahTes diagnostic cepat (RDT, rapid diagnostic test)

LO.3.9. Memahami dan menjelaskan diagnosis malaria

LO 3.10 Memahami dan menjelaskan prognosis malaria

Prognosis untuk malaria nonfallciparum secara umum baik pada penderita yang responsive untuk melakukan terapi. Relaps P. ovale dan P. vivax dapat dihindari dengan terapi yang sesuai. P. malariae dapat ditangani dengan terapi yang baik sehingga tidak ada kontribusi untuk menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Prognosis malaria falciparum, terutama untuk nonimun perlu berhati-hati. Kerusakan organ secara multisystem dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggiPada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria berat. (tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnose dan penanganan yang tepat)

LO 3.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan malaria

Pemberantasan

mengobati penderita malaria.mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara nyamuk anophelini dan manusia,yaitu dengan memasang kawat kasa di bagian terbuka rumah(jendela dan pintu)menggunakan kelambu dan repellent.mengadakan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang berkaitan dengan upaya memusnahkan tempat-tempat perindukan nyamuk dan penetapan kandang ternak di antara tempat perindukan dan rumah penduduk.

Pencegahan

Gebrak Malaria1. diagnosis awal dan pengobatan yang tepat2. program kelambu dengan intektisida3. penyemprotan4. pengawasan deteksi aktif dan pasif5. survei demam dan pengawasan migran6. deteksi dan kontrol epidemik7. langkah-langkah lain seperti larvaciding8. peningkatan kemampuan (capacity building)

Kemoprofilaksis

1. daerah klorukuin sensitif : 2 tablet klorokuin (250 mg klorokuin diphosphat) tiap minggu 1 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah tiba kembali. 2. daerah resisten klokuin : doksisiklin 100 mg/ hari atau mefloquin 250 mg/ minggu atau klorokuin 2 tablet/ minggu ditambah proguanil 200 mg/ hari. 3. Obat baru pencegahan : primakuin dosis 05 mg/kgBB/ hari; Etaquin, atovaquone/ proguanil (malarone) dan AzitromycinLO 3.11 Mempelajari penatalaksanaan malaria

PengobatanA. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi 1. Malaria Falciparum: 1.1. Lini Pertama: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin 1.2. Lini Kedua: Kina + Doksisilin / tetrasiklin + Primakuin 1.3. Malaria Mix: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin 2. Malaria Vivaks, Ovale, Malariae 2.1. Lini Pertama: Klorokuin + Primakuin 2.2. Lini Kedua: Kina + Primakuin 2.3. Malaria Vivaks relaps Klorokuin + Primakuin

Pemeriksaan Follow Up untuk setiap penderita dgn konfirmasi laboratorium positif:Penderita di follow up untuk diperiksa ulang Sediaan Darahnya pada H3, 7, 14, 28 dan Pv dilanjutkan sp akhir bulan 3.3. Catatan: 3.1. Sudah ada sarana diagnostik malaria, dan blm ada obat ACT: P falciparum: sulfadoksin + pirimetamin (3 tab dosis tunggal) + Primakuin 2 3 tab, bila tidak efektif: Kina + doksisiklin/tetrasilin + Primakuin 3.2. Belum ada sarana diagnostik malaria: Pdrt gejala klinik malaria: Klorokuin + Primakuin

B. Pengobatan Malaria dengan Komplikasi: 1. Pilihan Utama: Derivat artemisin parenteral (Artesunat intravena atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler) 2. Obat Alternatif: Kina dihidroklorida parenteral Sifat/Cara Kerja ObatKlorokuin : - Sizontosid darah - anti gametosid, P.vivax dan P.malarie SP : - Sizontosid darah - Sporontosidal

Kina : - Sizontosid darah - Anti gametosid, P.vivax dan P.malarie Primaquin : - Anti gametosid - Anti hipnosoit,Artesunat : - Sizontosid darah,Amodiakuin : - Struktur dan aktivitas sama dgn klorokuin Tetracyclin : - Sizontosid darah

Klorokuin dan turunannya ( klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)Farmakodinamik:Aktivitas antimalaria: hanya efektif terhadap parasit dalam fase eritrosit. Efektivitasnya sangat tinggi terhadap plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale, dan terhadap strain plasmodium falciparum yang sensitive klorokuin. Demam akan hilang dalam 24 jam dan sediaan hapus darah, umumnya negative dalam waktu 48-72 jam.Mekanisme kerja obat : menghambat aktifitas polymerase heme plasmodia.Resistensi terhadap klorokuin ditemukan pada plasmodium falciparum yang melibatkan berbagai mekanisme genetic yang kompleks

Farmakokinetik:Absorbsi: setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan adanya makanan mempercepat absorbsi ini.Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam. Kira-kira 55% dari jumlah obat dalam plasma akan terikat pada non-diffusible plasma constituent.Metabolisme: berlangsung lambat sekali.Ekskresi: metabolit klorokuin (monodesetilklorokuin dan bisdesitilklorokuin) diekskresi melalui urine.Efek samping:Sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, dan gatal-gatal.Pengobatan kronik sebagai terapi supresi kadang kala menimbulkan sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia, erupsi kulit, rambut putih, dan perubahan gambaran EKG.Dosis tinggi parenteral yang diberikan secara cepat dapat menimbulkan toksisitas terutama pada system kardiovaskular berupa hipotensi, vasodilatasi, penekanan fungsi miokard, yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung.Kontra indikasi: Pada pasien dengan penyakit hati, atau pada pasien dengan gangguan saluran cerna.Tidak dianjurkan dipakai bersama fenilbutazol atau preparat yang mengandung emas karna menyebabkan dermatitis.Tidak dianjurkan dipakai bersama meflokuin karna akan meningkatkan resiko kejang.Tidak dianjurkan dipakain bersama amiodaron atau halofantrin karna akan meningkatkan resiko terjadinya aritmia jantung.

PirimetaminTurunan pirimidin yang berbentuk bubuk putih, tidak terasa, tidak larut dalam air, dan hanya sedikit larut dalam asam klorida.Farmakodinamik: Merupakan skizontosid darah yang bekerja lambat.Waktu paruhnya lebih panjang dibanding proguanil.Dalam bentuk kombinasi, pirimetamin dan sulfadoksin digunakan secara luas untuk profilaksis supresi malaria, terutama yang disebabkan oleh strain plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.Mekanisme kerja: pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia yang bekerja dalam rangkainan reaksi sintesis purin, sehingga penghambatannya menyebabkan gagallnya pembelahan intipada pertumbuhan skizon dalam hati dan eritrosit.Kombinasi dengan sulfonamide memperlihatkan sinergisme karna keduanya mengganggu sintesis purin pada tahap yang berurutan.Resistensi pada pirimetamin dapat terjadi pada penggunaan yang berlebihan dan jangka lama yang menyebabkan terjadinya mutasi pada gen-gen yang menghasilkan perubahan asam amino sehingga mengakibatkan penurunan afinitas pirimetamin terhadap enzim dihidrofolat reduktase plasmodia .

Farmakokinetik: Absorbs: melalui saluran cerna, barlangsung lambat tetapi lengkap.Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam.Ditimbun terutama di ginjal, paru, hati, dan limpa.Ekskresi: lambat dengan waktu paruh kira-kira 4 hari dan metabolitnya diekskresi melalui urine.Efek samping: Dengan dosis besar dapat terjadi anemia makrositik yang serupa dengan yang terjadi pada asam folat.

PrimakuinTurunan 8-aminokuinolonFarmakodinamik: Efek toksisitasnya terutama terlihat pada darah.Aktifitas antimalaria: dalam penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale, karna bentuk laten jaringan plasmodia ini dapat dihancurkan oleh primakuin.Golongan 8-aminokuinolon memperlihatkan efek gametosidal terhadap ke4 jenis plasmodium terutama plasmodium falciparum.Mekanisme antimalaria: mungkin primakuiin berubah menjadi elektrolit yang bekerja sebagai mediator oksidasi-reduksi. Aktivitas ini membantu aktivitas anti malaria melalui pembentuka oksigen reaktif atau mempengaruhi transportasi electron parasit.

Farmakokinetik: Absorbs: setelah pemberian oral, primakuin segera diabsorbsi.Distribusi: luas ke jaringan.Pada pemeriksaan dosis tunggal, konsentrasi plasma mencapai maksimum dalam 3jam dan waktu paruh eliminasinya 6 jam.Metabolism: berlangsung cepat. Metabolism oksidatif primakuin menghasilkan 3 macam metabolit utama pada manusia dan merupakan metabolit yang tidak toksik, sehingga metabolit lain memiliki aktivitas hemolitik yang lebih besar dari primakuin.Ekskresi: hanya sebagian kecil dari dosis yang dberikan yang diekskresi ke urine dalam bentuk asal.

Efek samping: Yang paling berat adalah anemia hemolitik akut pada pasien yang mengalami defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (g6pd).Dengan dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gangguan lambung. Dosis yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan sianosis.Kontra indikasi: Pada pasien sistemik yang berat yang cenderung mengalami granulositopenia misalnya arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus.Tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain yang dapat menimbulkan hemolisis dan obat yang dapat menyebabkan depresi sumsum tulang.Tidak diberikan pada wanita hamil.Kina dan Alkaloid sinkomaKina dan kuinidin serta sinkonin dan sinkonidinKuinidin 2 kali lebih kuat dari pada kina, kekuatan 2 alkaloid lainnya hanya setengah dari kina.Kuinidin sebagai antimalaria lebih kuat dari kina, tetapi juga lebih toksik.Farmakodinamik: Kina beserta pirimetamin dan sufadoksin masih merupakan regimen terpilih untuk plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.Kina terutama berefek skizontosid darah dan juga berefek gametosid terhadap plasmodium vivax dan plasmodium malariae.Untuk terapi supresi dan serangan klinik, obat ini lebih toksik dan kurang efektif dibanding dengankan dengan klorokuin.Mekanisme kerja : bekerja didalam organel (vakuol makanan) plasmodium falciparum melalui penghambatan aktivitas heme polymerase, sehingga terjadi penumpukan substrat yang bersifat sitotoksik yaitu heme.

FarmakokinetikAbsorbsi: baik terutama melalui usus halus bagian atas.Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah suatu dosis tunggal.Distribusi: luas, terutama ke hati dan melalui sawar uri, tetapi kurang ke paru, ginjal, dan limpa.Metabolism: didalam hatiEkskresi: hanya kira-kira 20% yang di ekskresi dalam bentuk utuh di urineWaktu paruh eliminasi kina pada orang sehat 11 jam, sedangkan pada pasien malariae berat 18 jam.

Efek sampingDosis terapi kina dapat menyebabkan sinkonisme yang tidak terlalu memerlukan penghentian pengobatan. Gejalanya mirip salsilimus yaitu tinnitus, sakit kepala, gangguan pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual.Pada keracunan yang lebih berat terlihat gangguan gastrointestinal, saraf, kardiovaskular, dan kulit. Lebih lanjut lagi terjadi gangguan ssp, seperti bingung, gelisah, dan delirium. Pernapasan mula-mula dirangsang, lalu dihambat: kulit menjadi dingin dan sianosis: suhu kulit dan tekanan darah menurun: akhirnya pasien meninggal karena henti napas.Pada wanita hamil yang menderita malaria terjadi reaksi hipersensitivitas kina yang menyebabkan black water fever dengan gejala hemolisis berat, hemoglobinemia, dan hemoglobinurin.Indikasi: Untuk terapi malaria plasmodium falciparumyang resisten terhadap klorokuin.

LI 4. Mempelajari GEBRAK malaria

Gebrak Malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk memberantas Malaria secara intensif melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat dan badan-badan internasional serta penyandang dana, mengingat masalah malaria merupakan masalah yang komplek karena berhubungan dengan berbagai aspek seperti penyebab penyakit (parasit), lingkungan (fisik dan biologis) dan nyamuk sebagai vektor penular.Dalamrangkamerealisasikan Gebrak Malaria ini telah disusun Rencana Kegiatan Pengendalian Malaria melalui Rencana Strategi Pembebasan (Eliminasi) Malaria di Indonesia, yang akhirnya dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia dengan sasaran wilayah Eliminasi yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu:a.Eliminasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Kepulauan Seribu), Bali dan Batam pada tahun 2010.b.Eliminasi Jawa, Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau pada tahun 2015.c.Eliminasi Sumatera, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi pada tahun 2020.d.Eliminasi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2030