word pleno skenario 5

16
WORD PLENO SKENARIO 5 Kelompok 15 Abdi Nusa Persada 101801103 Adi Napa!""ala 101801103# $o!i%a S&e!d' 1018011080 No(i)a Sari *ari"a! 101801108# +opi D,i $u&'i 101801110# A!isa Sep)a Ri!i 101801111 -i%&a A!!isa 10180111. $/ Pas%a +o"a)ama 018011058 1

Upload: dojihatori

Post on 19-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pleno

TRANSCRIPT

WORD PLENO SKENARIO 5

Kelompok 15

Abdi Nusa Persada

1018011032

Adi Napanggala

1018011034

Monica Shendy

1018011080

Novita Sari Tarigan

1018011084

Yopi Dwi Muhyi

1018011104

Anisa Septa Rini

1018011112

Vicha Annisa

1018011127

M. Pasca Yogatama

0918011058

Apa saja jenis provider primar care selain puskesmas?

Pelayanan kesehatan tingkat pertama, antara lain :

a. Dokter umum baik swasta maupun negeri;

b. Dokter perusahaan;

c. Dokter keluarga;

d. BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak);

e. Balai Pengobatan;

f. Bidan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas ?

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Dep. Kes. RI 2004).

a. Unit pelaksana teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

b. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

d. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Management Puskesmas ?Dalam organisasi dan tata kerja, sebuah Puskesmas dipimpin oleh kepala Puskesmas yang mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Selain itu kepala Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Departemen kesehatan kabupaten/kotamadya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung-jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing. Kegiatan managemen Puskesmas yang dilaksanakan oleh kepala Puskesmas meliputi tiga fungsi manajemen Puskesmas yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, dan Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

A. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam yakni rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

1). Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas, yakni Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-langkah peperencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Menyusun usulan kegiatan

Langkah pertama adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan mengikutsertakan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) serta dikoordinasikan dengan camat

b. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional Puskesmas beserta pembiayaannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

2). Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh Puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila Pusksmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan. Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok oleh petugas Puskesmas dengan mengikutsertakan Badan Penyantun Puskesmas. Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan yang terpilih dapat lebih dari satu. Disamping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri seuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan Puskesmas.

b. Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks. Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat. Penyusunan pada tahap pelaksanaan tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya kesehatan wajib.

c. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke BPP atau pihak-pihak lain. Apabila diajukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.

d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib

B.Pelaksanaan dan pengendalian (termasuk kendali mutu dan kendali biaya)

1. Pengorganisasian

2. Penyelenggaraan

3. Pemantauan, meliputi jangkauan & mutu

4. PenilaianC. Pengawasan dan pertanggungjawaban

1. Pengawasan

Internal

Eksternal

2. Pertanggungjawaban

laporan berkala

laporan pertanggung jawaban masa jabatanD. Tata kerja puskesmas:

1. dengan kantor kecamatan ialah berkordinasi

2. bertanggung jawab kepada dinkes kabupaten/kota

3. bermitra dengan sarana yankes tingkat pertama lainnya

4. menjalin kerjasama yang erat dengan fasilitas rujukan

5. dengan Lintas sektor ialah berkordinasi

6. dengan masyarakat ialah bermitra dg BPP( BPP: organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesehatan.

MANAJEMEN PUSKESMAS1. Model PIE (Planning, Implementing, Evaluation) Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi manajemen yaitu:1. Planning atau Perencanaan

2. Implementing atau implementasi dan

3. Controling atau pemantauan

2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling) dengan rincian fungsi manajemen sebagai berikut:

1. Planning atau perencanaan

2. Organizing atau pengorganisasian

3. .Actuating atau penggerakan dan

4. Controling atau pemantauan

3.Model P1 P2 P3

1. P1 = Perencanaan, berbentuk perencanaan tingkat puskesmas

2. P2 = Penggerakan Pelaksanaan, berbentuk Minilokakarya puskesmas

3. P3 = Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian

P1: Perencanaan

1. Rencana Usulan Kegiatan

2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

P2: Pelaksanaan dan Pengendalian

1. Pengorganisasian

2. Penyelenggaraan

3. Pemantauan

P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban

1. Pengawasan internal dan eksternal

2. Pertanggungjawaban

4.Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan Forum Komunikasi) Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang partisipasi masyarakat Manajemen ARRIF menghasilakan profil PSM di tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi

5.Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi Model ini sebenarnya sama dengan ARRIF, hanya fungsi forum komunikasi dipecah menjadi monitoring dan evaluasi

Fungsi dan kedudukan Puskesmas ?

Fungsi Puskesmas

Puskesmas diera desentralisasi mempunyai tiga fungsi yaitu: (Dep.KesRI,2002)

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan memiliki makna bahwa Puskesmas harus berperan sebagai motor dan motifator terselenggaranya pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Pembangunan yang dilaksanakan di kecamatan, seyogyanya yang berdampak positif terhadap lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang muaranya adalah peningkatan kesehatan masyarakat.

b. Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahan dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat. Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan bantuan pihak lain.

c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat "mutlak perlu", yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Misi ini berkaitan erat dengan program yang dilaksanakan Puskesmas. Pada era desentralisasi ini, program Puskesmas dibedakan menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan.

Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah: (Dep. Kes. RI, 2004)

a. Sistem kesehatan nasional (SKN)

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Sistem kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

c. Sistem pemerintahan daerah

Kedudukan Puskesmas adalah dalam sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

d. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan-kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.

SKN ( prinsip dan dasar ) ?

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang undang Dasar 1945.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada:

1) Perikemanusiaan,

2) Pemberdayaan dan kemandirian,

3) Adil dan merata, serta

4) Pengutamaan dan manfaat.

SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi: 1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata, 2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak pada rakyat, 3) Kebijakan pembangunan kesehatan, dan 4) Kepemimpinan. Pendekatan pelayanan kesehatan primer secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.

Landasan SKN meliputi:

1. Landasan Idiil yaitu Pancasila.

2. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya; Pasal 28 B ayat (2), setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang; 28 C ayat (1), setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia; Pasal 28 H ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan ayat (3), setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat; serta Pasal 34 ayat (2), Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dan ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas elayanan umum yang layak. 3. Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN

4. Sistem pembayaran praupaya ?

Sistem pemabayaran praupaya memiliki 3 jenis

1. Conventional

2. Ganti rugi

3. JPK dengan prinsip kapitasi

5. Evaluasi program Puskesmas dan Sumber dana Puskesmas ?

Evaluasi program

Jenis Evaluasi: Green (1980)1. Process evaluationMenilai pelaksanaan program kualitas instruktur, kualitas media, kesesuaian perencanaan dgn yang dilaksanakan (waktu, jumlah kegiatan, jumlah sasaran). Data diperoleh dari laporan rutin,observasi, wawancara Tidak dapat menilai perubahan perilaku, kemampuan maupun status sasaran Berguna untuk monitoring (mudah dan murah) Sering digunakan 2. Impact evaluationMenilai perubahan sikap maupun perilaku Mahal, sulit dan jarang dilakukan 3. Outcome evaluationMenilai perubahan status kesehatan maupun perubahan status Paling bermanfaat, walaupun paling mahal Jarang dilakuakn karena sulit menilai perubahan status kesehatan karena program yang dijalankan Cara Evaluasi:

1. Kuantitatif Melalui survei masyarakat. Memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi karena intervensi dan besarnya perubahan 2. Kualitatif Memberikan gambaran tentang program dan sasaran program. Menggambarkan dinamika pelaksanaan program, sehingga berguna untuk menilai keunggulan dan kelemahan program program dapat direvisi. Bermanfaat untuk mereplikasi program di tempat lain. Cara FGD, observasi, wawancara, dokumen yang ada.

Sumber dana puskesmas

1. Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten atau Kota

2. Pendapatan Puskesmas melalui biaya retribusi yang besarnya ditentukan Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat

3. Sumber lain seperti perusahaan ansuransi PT Askes, PT Jamsostek,JPSBK dan lainnya

4