wasbang kelompok 2.docx
DESCRIPTION
Makalah tentang bahasa Indonesia sebagai identitas nasionalTRANSCRIPT
Tantangan yang dihadapi Bahasa Indonesia dalam menjaga
Identitas dan Karakter di Masyarakat yang Plural
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa disamping
bendera dan lambang negara. Sebagai sebua identitas sudah sepatutnya
bahasa Indonesia sendiri memiliki ciri khas sehingga serasi dengan
lambang kebangsaan lainnya. Namun untuk karakteristik bahasa lisan
dalam bahasa Indonesia sendiri sulit ditemukan. Alasannya adalah karena
bahasa lisan tidak memiliki aturan yang tegas sebagaimana bahasa
tertulis.
Perbedaan bahasa lisan dalam bahasa Indonesia sangatlah wajar.
Bagaimanapun juga bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan
menjunjung tinggi pluralisme. Masing-masing suku, ras, dan etnis
memiliki keunikannya tersendiri. Sehingga dalam percakapan sehari-hari
banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat dan budaya dari lingkungan asal
pengucap.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang bisa diambil dari latar belakang diatas adalah :
a. Apa penyebab perbedaan bahasa lisan dalam bahasa Indonesia?
b. Bagaimana tingkat pentingnya bahasa Indonesia sebagai lambang
nasional.
c. Apa pengaruh yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa lisan dalam
bahasa Indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sesuai rummusan masalah yang diangkat
adalah :
a. Mengetahui penyebab perbedaan bahasa lisan dalam bahasa
Indonesia.
b. Mengetahui seberapa pentingkah bahasa Indonesia sebagai identitas
nasional.
c. Mengetahui pengaruh baik dan buruk yang ditimbulkan oleh
perbedaan berbahasa dalam bahasa Indonesia.
1.4. Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini antara lain adalah untuk
memberikan wawasan dalam memahami fungsi bahasa Indonesia
khususnya sebagai identitas nasional. Di samping itu diharapkan tumbuh
toleransi dan rasa hormat dalam menyikapi perbedaan dalam penggunaan
bahasa lisan dengan cara mengetahui penyebab dan dampak yang
ditimbulkannya.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Arti Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang
dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut.
a. Sistem lambang yang bermaknadan dapat dpahami leh
masyarakat pemakainya.
b. Sistem lambang tersebut harus bersifat konvensional yang
telah disepakati oleh masyarakat pemakainya.
c. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan)
digunakan secara berulang ddan tetap.
d. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif.
e. Sistem lambang tersebut bersifat unik, khas, dan tidak sama
dengan lambang bahasa lain.
f. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat
universal.
2.2. Pengertian Identitas
Identitas menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau
cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan
proses sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri
kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara
itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai
pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam
perilaku, keyakinan dan sikap. Sedangkan menurut KBBI identitas
adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri.
2.2.1. Identitas Nasional
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini
akan memiliki identitas sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas
nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri),
kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan
kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan
hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di
atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai
kepribadian suatu bangsa.
3. Metode
3.1. Skema Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
3.2. Uraian Skema Pembuatan Makalah
3.2.1. Pemilihan Tema
Pemilihan tema dilakukan untuk memfokuskan pengkajian masalah
dan pencarian daftar pustaka.
3.2.2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan secara lanjut untuk mencari materi
penunjang dari buku, media cetak lain, maupun media elektronik.
Studi pustaka bertujuan untu memahami lebih lanjut tema yang telah
dipilih.
3.2.3. Membuat Draft
Pembuatan draft dilakukan dengan menyusun data yang telah
dikumpulkan dari studi pustaka. Draft bersifat sementara dan masih
memerlukan kajian lebih lanjut.
Mulai
Pemilihan Tema
Studi Pustaka
Membuat Draft
Diskusi dan Presentasi
Membuat Makalah
Selesai
3.2.4. Diskusi dan Presentasi
Diskusi dan presentasi bertujuan untuk menyempurnakan draft yang
telah dibuat. Dalam diskusi akan dilakukan evaluasi dan analisis
lebih lanjut dengan memperhatikan pendapat dan masukan dari
pembimbing dan kelompok lain.
3.2.5. Pembuatan Makalah
Setelah draft didiskusikan dan dipresentasikan setiap masukan dan
pendapat daari luar akan dipertimbangkan dan disusun ulang untuk
membentuk makalah yang lengkap dan lebih sempurna.
4. Pembahasan
4.1. Bahasa Indonesia Sebgai Identitas Nasional
Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional merupakan
fungsi yang melekat pada masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, setiap
anggota masyarakat kita harus bisa dan mampu berbahasa Indonesia baik
secara lisan maupun tertulis. Dalam fungsi ini pernah terjadi kasus
penyalahgunaan kewarganegaraan Indonesia oleh warga negara asing
yang menggunakan pasport Indonesia di satu Negara. Setelah dilakukan
interogasi menggunakan bahasa Indonesia yang bersangkutan tidak bisa
berbahasa Indonesia. Dengan kata lain bahwa orang tersebut bukan
warga negara Indonesia, namun mengunakan pasport palsu Indonesia.
Dengan demikian, berarti bahwa anggota masyarakat kita harus tidak ada
lagi yang buta aksara dan buta bahasa Indonesia.
Untuk diketahui bahwa pada saat proklamasi kemerdekaan RI tanggal
17 Agustus 1945 kurang dari 10% dari sekitar 85 juta penduduk yang
bisa membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia, 600 ribu orang yang
duduk di SD dan 500 anak di sekolah lanjutan. Tahun 1980 hasil sensus
penduduk terdata bahwa 39% anak di atas usia 5 tahun tidak bisa
membaca dan menulis. Hasil sensus penduduk tahun 1990 terdata bahwa
17% penduduk berusia 5 tahun ke atas buta aksara. Pada tahun 2010
masih terdata bahwa 9 juta orang penduduk Indonesia buta aksara
(Maryanto, 2011).
4.2. Pluralisme di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia
Indonesia adalah Negara yang memiliki beraneka ragam bahasa dan
budaya. Pada sumpah pemuda bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa persatuan. Tujuannya adalah agar orang-orang dari daerah yang
berbeda di Indonesia tetap dapat berkomunikasi satu sama lain. Meski
begitu Indonesia tetaplah Negara multilingual dengan beragam bahasa
daerah yang unik. Banyaknya bahasa daerah di Indonesia memberikan
banyak warna dan terbukti mampu memperkaya kosakata bahasa
Indoneia. Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor pembeda yang
penting dalam membedakan bahasa Indonesia dengan bahasa asalnya
yaitu bahasa Melayu. Dengan perannya sebagai bahan pengembangan
bahasa Indonesia menyebabkan bahasa daerah perlu dipertahankan.
Bahasa Indonesia mengenal bahasa lisan dan tulis. Untuk bahasa lisan
di tiap daerah memiliki coraknya sendiri-sendiri karena pengaruh bahasa
setempat atau pengaruh antarindividu dilihat dari segi kedudukan
sosialnya atau dari segi adat istiadat. Bahasa tulis dapat dibakukan dan
tidak sulit untuk diikuti, bahasa lisan tidak demikian. Karena bahasa lisan
banyak dibantu oleh intonasi, gerak-gerik, dan juga mimik yang akan
sangat sulit jika disamakan tiap daerahnya.
4.2.1. Pentingnya ciri khas dan karakter bagi sebuah bahasa
Setiap bahasa yang ada di dunia ini bersifat dinamis tidak
terkecuali bahasa Indonesia. Setiap saat selalu ada perubahan,
penambahan, dan pengurangan yang disesuaikan dengan perubahan
jaman. Dengan adanya dinamika seperti itu sebuah bahasa harus
memiliki ciri khas yang jelas untuk dapat mempertahankan
karakternya dan tidak terpengaruh dengan bahasa lain.
Terkait dengan usaha menjaga ciri dan karakteristik bahasa
Indonesia dalam menyerap setiap kosakata dalam pengembangan
bahasa Indonesia sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern, selalu dilakukan adaptasi dengan karakter
bahasa Indonesia, sehingga setiap kata dari berbagai bahasa yang
diambil, secara struktur dan lafal disesuaikan dengan bahasa
Indonesia. Cara ini dapat memelihara karakteristik bahasa
Indonesia, baik dari segi lafal, kosakata, struktur, maupun
penulisan. Hal ini tertuang dalam politik bahasa nasional berkaitan
dengan peran bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing,
pedoman Ejaan yang Disempurnakan, serta pedoman pembentukan
istilah.
4.2.2. Perbedaan-perbedaan dalam pelafalan karena perbedaan budaya
Kebakuan dalam lafal mempunyai permasalahan tersendiri di
masyarakat karena banyaknya dialek kebahasaan dalam berbahasa
Indonesa. Dialek ini bersumber dari pengaruh bahasa daerah di
dalam berbahasa Indonesia (interferensi). Kita masyarakat
Indonesia lahir dan besar dalam suasana kedaerahan, sehingga hal
ini sangat besar mempengaruhi dalam berbahasa Indonesia.
Permasalahan menonjol dalam penggunaan bahasa lisan
meliputi bunyi /e/ oleh masyarakat Batak, Papua, Maluku, dan
Dayak, bunyi /t/ oleh masyarakat Bali, dan Aceh, bunyi /d/ dan /b/
oleh masyarakat Jawa, bunyi /o/ dan /e/ oleh masyarakat Banjar,
bunyi /n/ dan /ng/ yang dilafalkan terbalik pada posisi akhir kata
oleh orang Bugis dan Makassar, serta bunyi /f/ dan /x/ oleh
sebagian masyarakat yang kurang terpelajar. Dalam tataran
struktur, sering muncul dari masyarakat yang berasal dari Maluku
dan Papua dengan struktur terbalik (Mahsun, 2010) serta
penggunaan frase daripada, yang mana, dan dimana sebagai
penghubung oleh sebagian besar masyarakat karena terpengaruh
pola bahasa asing. Demikian pula, langgam yang bersifat
kedaerahan yang bersumber dari bahasa daerah terjadi pada semua
masyarakat. Pelafalan standar bahasa Indonesia hanya ada dalam
deskripsi ilmiah tetapi kurang menjadi acuan bahan pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah sehingga anak didik tidak pernah
mendengar model pembelajaran lafal baku dari setiap fonem
bahasa Indonesia.
5. Penutup
5.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional bangsa memiliki
kedudukan yang tinggi setara dengan bendera dan lambang Negara.
Penyebab terjadinya perbedaan dalam bahasa lisan adalah karea budaya
multicultural yang dimiliki oleh Indonesia. Setiap budaya memiliki
keunikannya tersendiri dalam percakapan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa Inddonesia. Perbedaan-perbedaan tersebut tumbuh
di masing-masing individu akibat pengaruh dari lingkungan tempat
mereka tumbuh. Hal ini ditambah dengan faktaa bahwa penggunaan
bahasa baku yang hanya terbatas di lingkngan sekolah, kampus, dan
kantor. Fakta ini menyebabkan masyarakat tidak terbiasa dengan
penggunaan bahasaa baku dalam percakapan sehari-hari. Timbulnya
perbedaan ini tidak selalu berakibat buruk. Kesalahpahaman akibat
perbedaan yang timbul bisa diatasi dengan memperbaiki pemahaman dan
rasa hormat terhadaap budaya lawan bicara. Di samping itu
keanekaragaman dalam berbahasa ini juga menjadi salah satu ciri khas
dan karakteristik bahasa Indonesia yang patut ditonjolkan.
5.2. Saran
Perbedaan cara berbicara dalam berbahasa dalam bahasa Indonesia
bukanlah hal yang buruk. Keanekaragaman ini justru memberikan warna
dan juga identitas bagi bahasa Indonesia. Kosa kata dari bahasa daerah
juga mampu memperkaya kossa kat bahasa Indonesia. Karena itu
walaupun bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negeri ini,
keberadaan bahasa daerah tidak perlu serta-merta dihapuskan.
Draft 2 Wasbang Kelompok 2
Nama Anggota NRPHerviyandi Herizal 2214100001Amalul Arifin 2214100009Luthfi Drajanta 2214100091Khairunnisa Nurhandayani 2214100132Muhamad Amirul Haq 2214100149Luthfi Lukman Hakim 2214100199
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015