makalah wasbang

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, dan telah berlangsung berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998. Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia (lihat World Bank: Bab 2dan Hollinger). Yang dimaksud dengan fundamental ekonomi yang kuat adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, tingkat pengangguran,relatif rendah, neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali, cadangan devisa masih cukup besar, realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus. Namun di balik ini terdapat beberapa kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan domestik yang kaku dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien 1

Upload: hermawan-setya

Post on 04-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.........

TRANSCRIPT

Page 1: makalah wasbang

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, dan telah berlangsung

berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak

perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis

ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian

diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan

ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang

dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di

Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998.

Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang

cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia (lihat World Bank: Bab 2dan Hollinger).

Yang dimaksud dengan fundamental ekonomi yang kuat adalah pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, tingkat pengangguran,relatif rendah,

neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan

cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali, cadangan devisa masih cukup

besar, realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus. Namun di balik ini

terdapat beberapa kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan domestik yang kaku

dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan

kompetitif. Pada saat yang bersamaan kurangnya transparansi dan kurangnya data

menimbulkan ketidakpastian sehingga masuk dana luar negeri dalam jumlah besar melalui

sistim perbankan yang lemah. Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang

sebagian besar tidak di hedge. Dengan terjadinya krisis moneter, terjadi juga krisis

kepercayaan. Sistem ekonomi yang dianut oleh negara Indonesia Sistem Ekonomi Pancasila

atau yang disebut juga sistem demokrasi ekonomi. Sistem ekonomi pancasila berdasarkan

falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila. Sebenarnya Sistem ekonomi Pancasila

merupakan bagian dari sistem ekonomi campuran yang banyak dianut oleh negara di dunia,

khususnya negara-negara berkembang. Sistem demokrasi ekonomi adalah suatu sistem

perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945

yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah

pimpinan dan pengawasan pemerintah.Hal ini juga dijelaskan dalam TAP MPR No.

IV/MPR/1999 dengan menggunakan istilah sistem ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat

1

Page 2: makalah wasbang

memegang peran aktif dalam kegiatan ekonomi, dan pemerintah berusaha menciptakan iklim

yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Sistem demokrasi ekonomi

atau sistem ekonomi Pancasila adalah untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan

berkeadilan, sehingga tercapai kemakmuran rakyat. Sistem demokrasi ekonomi berlandaskan

pada Pancasila dan UUD 1945 dan yang berasaskan pada kekeluargan dan gotong royong,

Hal ini tertuang dalam pasal 33 Ayat 1,2, 3 UUD 1945 yang menjadi landasan pokok sistem

demokrasi ekonomi terdapat pada pasal 33 ayat 1, 2, 3, UUD 1945.Yang berbunyi sebagai

berikut: Bunyi Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan. Penjelasannya sebagai berikut: Pasal 33 Ayat 1 mengandung

arti bahwa perlu dikembangkan kegiatan ekonomi yang melibatkan peran aktif seluruh rakyat

Indonesia dan berusaha bersama-sama mencapai tujuan yaitu kemakmuran rakyat.Bunyi

Pasal 33 Ayat 2 UUD 1945 : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Adapun pasal 33 Ayat 2 UUD 1945

mengandung arti bahwa negara dapat menentukan seberapa banyak cabang-cabang produksi

tersebut diproduksi sesuai dengan tujuan negara.Apabila cabang-cabang produksi yang

penting tersebut tidak dikuasai negara tetapi dikuasai oleh segolongan tertentu, maka dapat

menimbulkan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok saja dalam bentuk monopoli

yang merugikan rakyat banyak. Berdasarkan ayat tersebut, pihak swasta diberikan kekuatan

untuk mengelola cabang-cabang produksi sehingga kedua sektor (negara dan swasta) dapat

tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan negara,yaitu kemakmuran rakyat. Bunyi

Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.Penjelasannya sebagai berikut Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 mengandung arti bahwa

sumber daya alam yang berupa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi

Indonesia dikuasai oleh negara dan dikelola serta dimanfaatkan untuk seluruh rakyat

Indonesia, bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu saja.

Ada beberapa sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek

yang telah menciptakan “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri

yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang

ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta

persyaratan hutang swasta tersebut.

Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang

2

Page 3: makalah wasbang

dibuat oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari

bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara

tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri

Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Mengapa demikian?

Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-

perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus

anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan

prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.

2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan

sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih

menjadi masalah perbankan dalam negeri.

3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis

berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.

4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan

pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.

5. Miss government.

6. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik.

Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim

Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto

sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang

mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal

besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat

daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for

quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar

AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari

1998).

7. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang

jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit

perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan

efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang

sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar, dan

seterusnya.

8. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya

nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat

3

Page 4: makalah wasbang

yang merupakan pencetus/trigger point. Meskipun tidak ada depresiasi tajam

baht(mata uang Thailan), Krismon tetap akan terjadi di Negara tercinta ini. Kenapa?

karena gejolak sosial dan politik Indonesia yang memanas. Oleh karena itu penyebab

krismon 98 bisa dikatakan campuran dari unsur-unsur eksternal dan domestik(J.

Soedrajad Djiwandono).

9. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97

melanda Inonesia. Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara

tajam deficit transaksi berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi

berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah maupun

swasta yang tinggi. Boomingnya sektor properti dan financial yang mengabaikan

kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit perbankan diperuntukan untuk

membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan tidak semua proyek

besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence) dan tingkat transpalasi yang

rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie Muhamad).

10. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang

kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak

tahun 1990-an pasar financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan

perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka. Sehingga

mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an dana asing

melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.

11. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang

kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi

nilai tukar efectif riil, deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.

12. Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah

moral hazar. Moral hazard dan penggelembungan aset tersebut, seperti dijelaskan oleh

Krugman (1998), adalah suatu strategi “kalau untung aku yang ambil, kalau rugi bukan aku

yang tanggung (heads I win tails somebody else loses)”. Di tengah pusaran (virtous circle)

yang semakin hari makin membesar ini, lembaga keuangan meminjam US dollar, tetapi

menyalurkan pinjamannya dalam kurs lokal (Radelet and Sachs 1998). Yang ikut

memperburuk keadaan adalah batas waktu pinjaman (maturity) hutang swasta tersebut

rata-rata makin pendek. Pada saat krisis terjadi, rata-rata batas waktu pinjaman sektor

swasta adalah 18 bulan, dan menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi

dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (World Bank 1998)

4

Page 5: makalah wasbang

13. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan

sentralistik(M. Fadhil Hasan). Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa

disebut sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Dan

penyebabnya jika ditinjau dari teori konjungtur, ada dua karakteristik krisis 1). krisis

disebabkan tidak sepadannya kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas

produksi atau underconsumption crisis. 2). Krisis disebabkan terlampau besarnya

investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis

untuk berinvestasi. Krisis seperti ini disebut overinvestment, dan ini yang terjadi di

Indonesia(Kwik Kian Gie). Begitulah beberapa penyebab krismon 98 di Indonesia,

yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.

NB: “krisis kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala

masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal

yang dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.

1.2 Rumusan Masalah

Apa dampak kenaikan harga dengan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah

pasar Pacar Keling?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pasar Pacar Keling

pada pasca krisis moneter melanda. Mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat disekitar

wilayah Pasar Pacar Keling pada tahun 2000 saat Indonesia mulai berbenah ekonominya.

Mengetahui langkah-langkah kebijakan pemerintah saat terjadi krisis moneter.

1.4 Tinjuan Pustaka

1.4.1 Arti dari Krisis Moneter

Arti dari Krisis Moneter adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan atau

perekonomian suatu negara Krisis Moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli

1997 di Thailand, dan mempengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di

beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Peristiwa ini sering disebut krisis

moneter “krismon” di Indonesia. Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand adalah negara yang

paling parah terkena dampak krisis Moneter ini. Hongkong, Malaysia, dan Filiphina juga

terpengaruh.

Penyebab terjadinya Krisis Moneter di Indonesia yaitu :

5

Page 6: makalah wasbang

1. stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek,

telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa

percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di

bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta

persyaratan hutang swasta tersebut.

2. banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan

sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih

menjadi masalah perbankan dalam negeri.

3. sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang

pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula Krisis Moneter

tentunya mempunyai dampak negatif maupun positif bagi negara-negara yang

mengalami nya.

Berikut dampak-dampak negatif Krisis Moneter bagi negara Indonesia :

1. Semakin melemahnya kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika tanggal 1 Agustus

1997.

2. Pemerintah melikuidasi enam belas bank yang bermasalah.

3. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di bentuk pemerintah untuk

mengawasi puluhan bank bermasalah dengan mengeluarkan Kredit Likuiditas Bank

Indonesia (LKBI), menyebabkan manipulasi besar-besaran karena harga LKBI yang

murah. Usaha yang diberikan pemerintah ini tidak memberikan hasil karena pinjaman

bank bermasalah tersebut semakin membesar. Oleh karena itu, pemerintah harus

menanggung utang yang sangat besar.

4. Kepercayaan Internasional terhadap Indonesia menurun.

5. Perusahaan milik Negara dan swasta banyak yang tidak dapat membayar utang

yang akan atau bahkan telah jatuh tempo.

6. Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat karena banyak perusahaan

yang melakukan efisiensi ataupun menghentikan kegiatan sama sekali.

7. Persediaan barang nasional, khususnya Sembilan bahan pokok di pasaran mulai

menipis pada akhir tahun 1997. Akibatnya, harga naik tak terkendali dan biaya hidup

semakin tinggi.

6

Page 7: makalah wasbang

Berikut dampak-dampak positif nya :

1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah

terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit

2. Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa

yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

1.4.2 Definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli

Definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli, yaitu:

Menurut Walter A. Friedlander, 1961 dalam Pengantar Kesejahteraan Sosial oleh Drs. Syarif

Muhidin, Msc. “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-

pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan

kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi

pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh

mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan

masyarakat. Menurut Dwi Heru Sukoco, 1995 dari buku Introduction to Social Work Practice

oleh Max Siporin.“Kesejahteraan sosial mencakup semua bentuk intervensi sosial yang secara

pokok dan langsung untuk meningkatkan keadaan yang baik antara individu dan masyarakat

secara keseluruan. Kesejahteraan sosial mencakup semua tindakan dan proses secara langsung

yang mencakup tindakan dan pencegahan masalah sosial, pengembangan sumber daya

manusia dan peningkatan kualitas hidup.Kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang

meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan

sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara

masyarakat (Zastrow, 2000).Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-

kegiatan yang terorganisasi yang betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan

7

Page 8: makalah wasbang

kepentingan keluarga dan masyarakat (Suharto, 2005).Sejalan dengan itu menurut Adi (2003:

41) kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu :

Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin,

yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga

serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai

dengan Pancasila.Rumusan di atas menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu

keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata kehidupan) yang

meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satu aspek lebih

penting dari lainnya, tetapi lebih mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik

keseimbangan. Titik keseimbangan adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan

rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual.

8

Page 9: makalah wasbang

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

2.1.1 Tabel hasil biodata narasumber

NAMA UMUR PEKERJAAN PENGHASILAN 1

Mbak Tim 48 Pedagang 1.000.000

Cak Lom 55 Pedagang 1.100.000

Buk Na 57 Tukang Sapu 500.000

PENGHASILAN 2 KEBUTUHAN/

BLN1

KEBUTUHAN/BLN2

1.500.000 700.000 1.400.000

1.750.000. 850.000 1.650.000

700.000 400.000 600.000

Ket: Penghasilan 1 = Sebelum adanya krisis Moneter (1999)

Penghasilan 2 = Setelah adanya Krisis Moneter (2014)

Kebutuhan 1 = Sebelum adanya krisis Moneter (1999)

Kebutuhan 2 = Setelah adanya Krisis Moneter (2014)

2.1.2 Tabel Harga Sembako di Pasar Pacar Keling

9

Page 10: makalah wasbang

Sumber : http://ilunikontras.wordpress.com/

2.2 Pembahasan

Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa sebelum adanya krisis moneter

masyarakat dengan penghasilan yang beragam dan dengan jumlah pengeluran yang beragam

pula, mampu menghidupi dan mencukupi kebutuhanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

pengeluaran yang masih relative sedikit ataupun jumlah sisa pengeluaran dan mampu

menyisihkan sebagian uangnya untuk tabungan. Namun tidak sama halnya dengan akhir

tahun-tahun ini setelah adanya krisis dan kebtuhan pokok mulai merangkak naik tiap tahunya,

jumlah penghasilan dan pengeluaran naik tapi tidak diimbangi dengan jumlah tabungan atau

sisa pengeluran yang semakin menurun.

2.2.1 Kebijakan Pemerintah Mengatasi Krisis

Kebijakan ekonomi dengan berbagai dampak negatif sebagaimana uraian diatas,

secara serius telah diupayakan diatasi dengan melaksanakan kebijakan ekonomi, baik makro

maupun mikro. Dalam jangka pendek kebijakan ekonomi pemerintah sejak masa krisis

dimaksudkan memiliki dua sasaran strategis, yakni pertama : mengurangi dampak negatif

krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan, dan kedua : pemulihan

pembangunan ke jalur semula.Upaya-upaya yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam rangka

memulihkan perekonomian negara dari dampak krisis moneter 1998 diatas diuraikan sebagai

berikut :

A. Kebijakan Ekonomi Makro

Kebijakan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan

laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijakan

moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi anggaran sampai pada

tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari pinjaman luar negeri, seperti

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walaupun pada akhirnya sebagian dana BLBI

tesebut ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Kebijakan moneter yang

ketat dengan tingkat bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk menekan laju inflasi dan

memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan untuk menahan

10

Page 11: makalah wasbang

permintaan aggregate dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan tabungan di lembaga

perbankan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan perbankan yang ketat agar

masyrakat si pemilik dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.

Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga yang

tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi dan bersifat

kontradiktif terhadap PDB. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi tidak akan

selamanya dipertahankan, tetapi akan diturunkan secara sewajarnya sampai ke level lajimnya

seiring dengna menurunya laju inflasi. Mekanisme pemberian suku bunga yang tinggi untuk

penyimpanan dana oleh nasabah merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah

sejak krisis moneter, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menyimpan

dananya di bank, sehingga bank mempunyai modal yang cukup untuk disalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).

B. Kebijakan ekonomi Mikro

Kebijakan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengangkat

kembali sektor-sektor usaha kecil – menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme

pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. Tujuan pemerintah

mengambil langkah ini dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok

penduduk berpenghasilan rendah dengan dikembangkannya jaringan pengaman sosial

yang meliputi penyediaan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat

pelayanan pendidikan dan kesehatan pada saat krisis, serta penanganan pengangguran

dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan

rendah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi pengangguran

saat krisis moneter adalah dengan mencanangkan dan atau membuat program padat

karya untuk menampung tenaga kerja produktif.

2. Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga perbankan Indonesia. Upaya ini diwujudkan oleh pemerintah

dengan mencari dana talangan yang dipinjamkan ke bank-bank yang mengalami krisis

saldo-debet, sehingga dapat bertahan dari arus krisis. Pemerintah pun melalui Bank

Setral (Bank Indonesia) memberikan kucuran dana ke bank-bank swasta yang

diperoleh melalui pinjaman luar negeri.

3. Merestrukturisasi hutang luar negeri. Tindakan ini dimaksudkan pemerintah untuk

memprioritaskan pendanaan-pendanaan yang sangat urgen terhadap perkembangan

11

Page 12: makalah wasbang

ekonomi untuk mengatasi krisis yang ada, sehingga dengan adanya restrukturisasi

utang maka pemerintah dapat melakukan penundaan pembayaran utang luar negeri

Indonesia.

4. Mereformasi struktural di sektor rill, dan

5. Mendorong ekspor.

2.2.2 Upaya-Upaya Pemulihan Ekonomi

1. Jaringan Pengamanan Sosial

Dalam kaitan ini sejak krisis moneter 1998 pemerintah telah mengambil langkah-langkah

dengan menambah alokasi anggaran rutin (khususnya untuk subsidi bahan baker minyak,

listrik, dan berbagai jenis kebutuhan makanan pokok), dilakukannya usaha untuk

mempertajam sasaran alokasi anggaran dan meningkatkan efisiensi anggaran pembangunan.

Hal ini dilakukan melalui peninjauan kembali terhadap kegiatan dan proyek pembangunan,

antara lain dengan :

a) Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak

b) Melakukan realokasi dan menyediakan tambahan anggaran untuk bidang

pendidikan dan kesehatan.

c) Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan

pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta

perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi,misalnya jalan,irigasi

d) Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang

sekaligus.Meningkatkan peranan pengusaha kecil,menengah dan koperasi,Sebagai

akibat dari peninjauan kembali seluruh program dan proyek pembangunan, total

anggaran meningkat secara tajam sejak krisis moneter tahun 1998. Sebagai implikasi

dari jaringan pengaman sosial ini, yagn disertai penyesuaian untuk mempertajam

alokasi dan peningkatan efisiensi anggaran pembangunan, pemerintah tidak dapat

menghindari terjadinya defisit yang sangat besar, lebih kurang pada masa itu 8,5

persen terhadap PDB, dalam revisi APBN tahun 1998/99. Pemerintah sangat

menyadari bahwa defisit anggaran sebesar 8,5 persen terahdap PDB tidak suistanable,

itulah sebabnya mengapa diupayakan penurunan anggaran minimal pada tahun

1999/2000 dan bertujuan pula untuk melakukan pengimbangan anggaran untuk masa

3 tahuan kemudian (tahun 2003).

12

Page 13: makalah wasbang

2.2.3 Problematika ekonomi indonesia

Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat memperlambat laju

pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia permasalahan ekonomi dapat menghambat terwujudnya

dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia sebagai berikut.

1. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat

digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan

ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama

satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering

terkendala masalah modal dan investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari

investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan ekonominya.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia. Kenaikan

harga minyak dunia merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan disebabkan

menipisnya cadangan minyak serta terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak

menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi

berkurang dan terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya. Kebutuhan hidup meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan

kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil.

Masyarakat mengalami penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara umum.

Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf hidupnya menurun.

Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah penduduk yang berada dalam garis

kemiskinan berjumlah sekitar 29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89

juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan

ditunjang adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih besar dibandingkan

peranan komoditas bukan makanan.

13

Page 14: makalah wasbang

3. Pengangguran

Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.

Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan

pada suatu negara. Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang

dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang

tidak dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012

mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012

sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini

diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di

Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di

bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya manusia,

menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan

informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga

kerja.

4. Kesenjangan Penghasilan

Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam

masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat kelompok

masyarkat dengan penghasilan tinggi dan kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.

Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya mulai

dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok masyarakat yang

memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun

kebutuhan yang paling dasar.

Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertentu menimbulkan permasalahan

kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah dalam memeratakan

penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan masyarakat

dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah dalam meratakan

penghasilan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan sosial masyarakat.

5. Inflasi

Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang

terjadi di Indonesia disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara permintaan barang

dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi

ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan

penurunan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada lesunya

14

Page 15: makalah wasbang

kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah,

melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya

inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan

biaya.

2.2.4 Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lima prioritas langkah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pertama, percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Kedua,

peningkatan kualitas simberdaya manusia Indonesia, ketiga, pemantapan reformasi birokrasi

dan hukum serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional.Selanjutnya, poin keempat,

penguatan perekonomian domestik yang berdaya saing didukung oleh pembangunan

pertanian, infrastruktur dan energi. Sedangkan yang terakhir yaitu peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup.Selain itu kesejahteraan masyarakat juga dapat di

tingkatkan dengan mengadakan training-training di balai latihan kerja untuk menambah

jumlah pekerja tenaga ahli agar perkembangan teknologi serta pemasukan negara bisa terus

tumbuh berkembang

15

Page 16: makalah wasbang

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1999 telah

mempengaruhi dan merubah keaadan ekonomi masyarakat di Indonesia , khususnya tingkat

kesejahteraan masyarakat yang semakin menurun hal ini terbukti dengan penghasilan yang

meningkat namun tidak adanya kecukupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan tidak

adanya uang lebih untuk disimpan akan kebutuhan mendadak.

“Krisis kepercayaan dan politik” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala

masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang

dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.

Solusi yang kami tawarkan pada makalah kali ini mencakup beberapa bidang

permasalahan pada demokrasi ekonomi pasar. Diantaranya kebijakan yang telah di buat

pemerintah guna menstabilkan keadaan dan kesejahteraan masyarakat.

16

Page 17: makalah wasbang

DAFTAR PUSTAKA

http://finance.detik.com/read/2009/03/22/151502/1103311/4/lima-prioritas-pemerintah-

meningkatkan-kesejahteraan-rakyat

http://GAGASAN%20MEMPERLUAS%20PERAN%20BULOG%20GUNA%20MEWUJU

DKAN%20KETAHANAN%20PANGAN%20_%20Mubarok01's%20Weblog.htm

http://www.organisasi.org/1970/01/ciri-ciri-sistem-ekonomi-pancasila-di-indonesia-belajar-

sambil-browsing-internet.html

http://ikhlasul1997.blogspot.com/2013/03/sejarah-krisis-moneter-di-indonesia.html

http://damonholic.wordpress.com/2009/12/10/ciri-ciri-demokrasi-pancasila/

http://www.ekonomikontekstual.com/2013/09/macam-macam-sistem-ekonomi-yang-

diterapkan-didunia.html

UUD 1945 pasal 33

17

Page 18: makalah wasbang

LAMPIRAN

Foto bersama dengan

pedagang cabai

Foto bersama bu Tim

pedagang sayuran

18