tumor marker pada kanker ovarium

10
TUMOR MARKER PADA KANKER OVARIUM Penanda tumor (tumor marker) merupakan suatu zat biokimia yang dikeluarkan oleh sel tumor baik sebagai penyebab ataupun efek dari proses keganasan. Setiap penanda tumor spesifik untuk suatu kelompok keganasan, atau pada suatu organ tertentu (Malati T, 2007). Kanker ovarium merupakan suatu keganasan yang dapat terjadi pada wanita. Banyak kasus kanker ovarium ini terdeteksi pada stage akhir, sehingga angka harapan hidup 5 tahunnya menjadi berkurang (Cheng Y et al, 2014). Namun, dengan mengenali penanda tumor spesifik untuk kanker ovarium, diagnosis dapat ditegakkan sedini mungkin dan angka harapan hidup 5 tahunnya akan meningkat. A. EPIDEMIOLOGI Kanker ovarium masih menjadi kanker mematikan yang dapat terjadi pada saluran reproduksi wanita. Dari semua keganasan yang ada pada wanita, kasus kanker ovarium terjadi sebanyak 3%. Pada tahun 2009, tercatat kanker ovarium sebanyak 21.550 kasus baru dan 14.600 kematian karena kanker ini (Rein BJD et al, 2011). Namun, pada 2012, terjadi peningkatan angka-angka tersebut. Kasus barunya tercatat sebanyak 22.000 dan kematiannya tercatat sebanyak 15.000 (Sarojini S et al, 2012). Banyak kasus kanker ovarium yang terdeteksi saat stage lanjut, dan hanya sekitar 25% yang terdeteksi pada stage awal

Upload: agnesia-naathiq

Post on 01-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Penanda tumor pada kanker ovarium

TRANSCRIPT

TUMOR MARKER PADA KANKER OVARIUM

Penanda tumor (tumor marker) merupakan suatu zat biokimia yang dikeluarkan oleh sel tumor baik sebagai penyebab ataupun efek dari proses keganasan. Setiap penanda tumor spesifik untuk suatu kelompok keganasan, atau pada suatu organ tertentu (Malati T, 2007). Kanker ovarium merupakan suatu keganasan yang dapat terjadi pada wanita. Banyak kasus kanker ovarium ini terdeteksi pada stage akhir, sehingga angka harapan hidup 5 tahunnya menjadi berkurang (Cheng Y et al, 2014). Namun, dengan mengenali penanda tumor spesifik untuk kanker ovarium, diagnosis dapat ditegakkan sedini mungkin dan angka harapan hidup 5 tahunnya akan meningkat.

A. EPIDEMIOLOGIKanker ovarium masih menjadi kanker mematikan yang dapat terjadi pada saluran reproduksi wanita. Dari semua keganasan yang ada pada wanita, kasus kanker ovarium terjadi sebanyak 3%. Pada tahun 2009, tercatat kanker ovarium sebanyak 21.550 kasus baru dan 14.600 kematian karena kanker ini (Rein BJD et al, 2011). Namun, pada 2012, terjadi peningkatan angka-angka tersebut. Kasus barunya tercatat sebanyak 22.000 dan kematiannya tercatat sebanyak 15.000 (Sarojini S et al, 2012).Banyak kasus kanker ovarium yang terdeteksi saat stage lanjut, dan hanya sekitar 25% yang terdeteksi pada stage awal (Rein BJD et al, 2011). Hal itu dimungkinkan karena letak anatomi tumor itu sendiri yang masuk kedalam rongga pelvis dan asimptomatis. Sehingga kebanyakan wanita baru akan mengeluhkan gejala saat tumor menjadi besar atau sudah terjadi metastasis pada tumor yang ganas (Sarojini S et al, 2012).

B. FAKTOR RESIKOBanyak faktor resiko yang dihubungkan dengan meningkatnya prevalensi kanker ovarium ini. Hal-hal yang termasuk di dalamnya adalah: Usia, biasanya terjadi pada usia perimenopause dan post-menopause Riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium sebelumnya, sebanyak 5-10% kasus merupakan kasus familial Genetik, terkait hubungannya dengan gen BRCA1 dan BRCA2 onkogen Diet, tingginya konsumsi daging dan lemak jenuhSelain itu, terdapat juga faktor-faktor yang dapat menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Faktor-faktor tersebut adalah penggunaan kontrasepsi oral dan riwayat pembedahan ginekologi (histerektomi dan ligasi tuba).

C. KRITERIA PENANDA TUMORSecara teori, terdapat 10 kriteria penanda tumor yang ideal (Malati T, 2007): Tingkat sensitifitasnya tinggi dan negatif-palsunya rendah Tingkat sensitifitasnya tinggi dan positif-palsunya rendah Tingkat positifnya tinggi dan nilai prediktifnya negatif 100% akurat untuk membedakan antara individu yang sehat dan yang sakit Dapat digunaka untuk membedakan neoplastik dan non-neoplastik serta memiliki hubungan dengan keberadaan dan volume tumor Dapat dinilai lebih awal rekurensinya dan memiliki nilai prognosis Sensitif secara klinis (dapat dideteksi pada stage awal) Lebih dulu muncul dari proses neoplastiknya sehingga dapat dijadikan skrining dini kanker Dapat digunakan untuk seluruh tipe malignansi atau spesifik hanya satu malignansi Mudah digunakan dan dapat digunakan sebagai indikator perubahan kanker setelah pasien mendapatkan pengobatan

D. JENIS PENANDA TUMORTerdapat banyak penanda tumor yang dapat digunakan untuk membantu mendeteksi adanya kanker ovarium. Perbedaan stage pada kanker ovarium memunculkan penanda tumor yang berbeda pula. Berikut adalah penanda tumor pada kanker ovarium yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa:1. Cancer Antigen 125 (CA125)Biomarker ini dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium sebelum muncul gejala klinisnya. Sampai saat ini masih digunakan secara klasik sebagai Gold Standart penanda tumor. CA125 merupakan suatu senyawa glikoprotein yang secara normal diekspresikan oleh sel epitel (Rein BJD et al, 2011). CA125 ini dapat digunakan untuk monitor respon kemoterapi, pembesaran masa tumor pada pelvis, dan deteksi rekurensi tumor. Sensitifitasnya tergantung pada stage kanker ovarium itu sendiri. Pada stage I sebear 43%, stage II 85%, stage III 93% dan stage IV 97% (Malati T, 2007).CA125 ini merupakan suatu senyawa glikoprotein yang dapat diekspresikan oleh sel epitel. Sehinga kadarnya akan meningkat pada saat-saat tertentu, misalnya saat siklus menstruasi dan kehamilan (Sarojini S et al, 2012). Pada saat menyusi, CA125 juga dapat meningkat pada air susunya. Sel-sel yang dapat mengekspresikan CA125 ini meliputi fetal kolomik epitelium, duktus mullerian, amnion dan cairan amnion, trakhea, dan bronkiolus. Namun, pada wanita normal, kadarnya tidak melebihi 13-19,6 U/ml. Kadar yang melebihi 28 U/ml harus dicurigai terdapatnya tumor, baik ganas ataupun jinak (Malati T,2007).Meskipun CA125 masih banyak digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium, namun senyawa tersebut dapat muncul pada wanita yang normal. Pada 20% kasus kanker ovarium juga tidak didapatkan peningkatan kadar CA125. Sehingga diperlukan pemeriksaan lain untuk membantu menegakkan kanker ovarium.

2. Gen BRCA1/BRCA2Kedua gen tersebut merupakan sebagian dari gen supresor tumor. Abnormalitas ataupun mutasi yang mengenai kedua gen tersebut dapat memunculkan suatu kanker. Kanker yang dapat muncul selain kanker payudara dan kanker kolon, adalah kanker ovarium (Malati T, 2007). Delesi atau duplikasi pada gen-gen tersebut meningkatkan resiko kanker ovarium pada wanita usia di atas 70 tahun mencapai 20-60%, dan pada usia kurang dari 70 tahun mencapai 5% (Rein BJD et al, 2011).

3. OsteopontinOsteopontin dihubungkan dengan pertumbuhan dan metastasis tumor. OPN ini merupakan glikoprotein yang disintesis oleh sel endotelial vaskular dan osteoblast. OPN meregulasi imun dan respon inflamasi pada berbagai tipe sel. OPN juga berfungsi sebagai penghambat apoptosis sehingga peningkatannya dihubungkan dengan metastasis tumor. Peningkatan kadar OPN dalam urin dapat digunakan untuk deteksi awal yang non-invasif. Jika dikombinasikan dengan CA125, maka sensitifitas untuk stage lanjut mencapai 93,8% (Rein BJD et al, 2011).

4. HE4Peningkatan HE4 dapat ditemukan pada kanker ovarium. Dari semua penanda tumor, HE4 paling tinggi sensitifitasnya untuk mendeteksi kanker ovarium stage I. Ekspresinya paling banyak pada tipe kanker endometrioid dan serosa. Kelebihan dari HE4 juga memiliki positif palsu yang lebih sedikit. Perpaduan dengan pemeriksaan CA125 meningkatkan sensitifitas sampai 94% (Rein BJD et al, 2011). HE4 dapat didapatkan dari cairan pada tumor atau kista ovarium (Glaz AC et al, 2014).

5. ProstasinSebenarnya, prostasin disekresikan oleh kelenjar prostat sebagai serine prostat. Namun, kadarnya meningkat juga pada kanker ovarium. Perpaduannya dengan CA125 menghasilkan sensitifitas sampai 92% dan spesitifitas 94% (Rein BJD et al, 2011).

6. HaptoglobinMerupakan protein fase akut yang berasal dari hepar. Peningkatan kadarnya ditemukan pada serum individu yang menderita kanker ovarium pada beberapa penelitian. Peningkatannya juga ditemukan pada respon inflamasi, infeksi, dan malignansi. Pada kanker ovarium, peningkatannya dapat ditemukan pada stage akhir. Haptoglobin juga dapat digunakan untuk menggukur angka harapan hidup, hasil pengobatan, dan monitor respon pengobatan (Rein BJD et al, 2011).

7. MesothelinMesothelin merupakan suatu glikoprotein yang dapat ditemukan pada sel pleura, peritonium, dan perikardium. Namun kadarnya juga meningkat pada kasus kanker ovarium. Peningkatan BMI dan usia juga dapat meningkatkan kadar mesothelin. Peningkatannya pada stage awal kanker ovarium pada urin lebih bermakna daripada pemeriksaan pada serum (Sarojini S et al, 2012).

E. PENEGAKKAN DIAGNOSISPemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa penanda tumor pada kanker ovarium adalah menggunakan immunoassay monoklonal ataupun poliklonal antibodi secara biochemical. Pemeriksaan yang baik adalah menggunakan antibodi monoklonalnya (Malati T, 2007). Pemeriksaan urin, serum darah, immunohistochemistry juga dapat digunakan untuk mencari penanda tumor untuk kanker ovarium (Cheng Y et al, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Cheng Y, Liu C et al. 2014. Proteomics Analysis for Finding Serum Markers of Ovarian Cancer. Biomed Research International. Available from: http://downloads.hindawi.com/journals/bmri/2014/179040.pdf Accessed on February 20, 2015.

Glaz AC, Ploska AC et al. 2014. HE4 Tumor Marker Concentration In Neoplastic Peritoneal Effusion And In Peritoneal Fluid Associated With Benign Gynecological Diseases. Journal of Ovarian Research. Available from: http://www.ovarianresearch.com/content/pdf/1757-2215-7-22.pdf Accessed on February 20, 2015.

Malati T. 2007. Tumor Markers. Indian Journal of Clinical Biochemistry. Available from: http://medind.nic.in/iaf/t07/i2/iaft07i2p17.pdf Accessed on February 20, 2015.

Rein BJD, Gupta S et al. 2011. Potential Markers for Detection and Monitoring of Ovarian Cancer. Journal of Oncology. Available from: http://downloads.hindawi.com/journals/jo/2011/475983.pdf Accessed on February 20, 2015.

Sarojini S, Tamir A et al. 2012. Early Detection Biomarkers for Ovarian Cancer. Journal of Oncology. Available from: http://downloads.hindawi.com/journals/jo/2012/709049.pdf Accessed on February 20, 2015.