css tumor ovarium

53
KANKER PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN Clinical Science Session Oleh: Ayu Kesuma Wardhani W. 0718011008 Preceptor: dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG (K)

Upload: ayu-kesuma

Post on 25-Jul-2015

251 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: CSS Tumor Ovarium

KANKER PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN

Clinical Science Session

Oleh:

Ayu Kesuma Wardhani W.0718011008

Preceptor:

dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNGMEI 2012

Page 2: CSS Tumor Ovarium

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat dan berkah-Nya lah referat dengan judul “Kanker Payudara

Selama Kehamilan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Referat ini merupakan

salah satu tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik di SMF

Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Keberhasilan penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG(K), dan segenap pihak

yang telah ikut membantu dalam proses penyusunan referat ini.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi

kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2012

Penulis

Page 3: CSS Tumor Ovarium

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Tujuan...................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Anatomi, Fisiologi dan Histologi............................................................ 3

B. Kanker Payudara .................................................................................... 4

III. PENUTUP .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

Page 4: CSS Tumor Ovarium

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari pelbagai penyakit yang mengenai wanita, neoplasia ovarium dan intra-

abdominal adalah yang paling sulit didiagnosis dan diobati. Sejauh ini hanya

sedikit kemajuan untuk melacak prekursor ataupun stadium dini lesi-lesi ini.

Kajian-kajian epidemiologikpun belum mampu menetapkan kelompok risiko

tinggi di mana penemuan kasus secara dini dapat segera dilakukan. Dengan

demikian kasus-kasus biasanya ditemukan secara "pasif" di rumahsakit-

rumahsakit, sedangkan penemuan kasus dini di masyarakat masih menemui

kesulitan.

Neoplasia intra-abdominal yang hampir selalu dikaitkan dengan keganasan

ovarium, ditemukan dengan proporsi sebesar ± 8% dan seluruh tumor ganas

ginekologik, dapat dijumpai pada segala usia tetapi 60% dijumpai pada usia di

atas 50 tahun dan 30% pada usia reproduksi serta lainnya pada usia muda.

Tumor ganas ovarium adalah penyebab kematian akibat tumor ginekologi yang

menduduki urutan ke empat di Amerika Serikat. Laporan statistik kanker

Amerika Serikat (USA Cancer Statistic) pada tahun 2006 diperkirakan terdapat

20.810 kasus tumor ganas ovarium baru dengan 15.310 kematian, yang

mencakup kira-kira 5% dari semua kematian wanita karena tumor ganas. (1-

6,10,11) Di Inggris dijumpai 7000 kasus baru setiap tahunnya dengan 5400

kematian. (9,12,13) Dan tumor ganas ovarium merupakan tumor ganas

ginekologi kedua yang paling sering ditemukan setelah tumor ganas korpus

Page 5: CSS Tumor Ovarium

uteri. (5,6,14) Sementara itu laporan lain menyatakan bahwa resiko tumor

ganas ovarium di negara-negara berkembang sekitar 1,4% dari seluruh

populasi.

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan

ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima

tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah

kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada

wanita dibawah 50 tahun 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per

100.000 pada wanita di atas 50 tahun.

Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari

keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal,

kulit dan limfoma. Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium

lanjut. Tumor membesar dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan.

Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam

namun mematikan (silen killer). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan

keluhan apabila telah menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan seperti ini

tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita

akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor

intraperitoneal.

Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal

dan teratoma matur merupakan kasus terbanyak (±60%). Tumor ganas sel

germinal ovarium merupakan 5% dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada

wanita muda dan remaja. Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun

umumnya dapat diobati dengan kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun

pembedahan memegang peranan penting dalam mendiagnosis dan sebagai

terapi awal, reseksi komplet organ reproduksi jarang diperlukan pada wanita –

wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu peran

surgical staging dan pembedahan reduksi tumor tidak dapat diabaikan.

Page 6: CSS Tumor Ovarium

Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat membantu klinisi

dalam penggunaan terapi adjuvant.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui anatomi dan histologi ovarium

2. Mengetahui pembagian tumor ovarium

3. Mengetahui klasifikasi nonneoplastik

4. Mengetahui klasifikasi neoplastik

Page 7: CSS Tumor Ovarium

BAB IIPEMBAHASAN

A. Ovarium

Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita, yang berlokasi

pada pelvis yang menyokong uterus menutupi dinding lateral pelvis, di belakang

ligament dan bagian anterior dari rektum. Kedua ovarium terletak dikedua sisi

uterus dalam rongga pelvis. Selama masa reproduksi ovarium mempunyai ukuran

4 x 2,5 x 1,5 cm.

Gambar 1. Anatomi ovarium

Page 8: CSS Tumor Ovarium

Ovarium terletak pada fossa ovarika Waldeyeri, ialah suatu lekukan yang terdapat

diantara vasa iliaka eksterna dan vasa hipogastrika. Permukaan ovarium

dibedakan menjadi permukaan medial, ekstremitas tubalis, ekstremitas uterina,

margomesovarika, dan margo liber. Permukaan medial adalah yang menghadap

kearah uterus, dan permukaan lateral, yang terdapat pada fossa ovarika.

Ekstremitas tubalis yaitu ujung atas yang berhadapan dengan tuba falopi dan

ekstremitas uterina adalah ujung bawah yang dekat dengan uterus.

Margomesovarika ialah pinggir ovarium (hilus ovarii) yang menghadap kemuka

dan melekat pada mesovarium, dan margo liber ialah pinggir ovarium yang

menghadap kebelakang dan kedalam kearah rektum.

Gambar 2. Alat Reproduksi Wanita

Ovarium dilapisi oleh satu lapisan yang merupakan modifikasi macam-macam

mesotelium yang dikenal sebagai epitel permukaan dan germinal. Stroma ovarium

dibagi dalam region kortikal dan medullari, tapi batas keduanya tidak jelas.

Stroma terdiri dari sel-sel spindel menyerupai fibroblast, biasanya tersusun berupa

whorls atau storiform pattern. Sel-sel terdiri atas cytoplasmic lipid dan dikelilingi

oleh suatu serat retikulin. Beberapa sel menyerupai gambaran seperti

miofibroblastik dan immunoreaktif dengan smooth muscle actin (SMA) dan

desmin.

Page 9: CSS Tumor Ovarium

Bagian korteks dilapisi suatu lapisan biasanya ditutupi oleh jaringan ikat kolagen

yang aseluler. Korteks adalah bagian luar yang mengandung follikel primordial

dan folikel de Graaf. Folikel mempunyai tingkatan maturasi yang bervariasi di

luar korteks. Setiap siklus menstruasi, satu folikel akan berkembang menjadi suatu

folikel grafian, yang mana akan berubah menjadi korpus luteum selama ovulasi.

Bagian paling luar dari korteks disebut tunika albuginea, yang dikelilingi selapis

sel kuboid yang disebut epitelium germinale Waldeyeri.

Medulla adalah bagian dalam yang mengandung pembuluh darah, urat syaraf

otonom dan serabut-serabut otot polos. Medula ovarium disusun oleh jaringan

mesenkim yang longgar dan terdiri dari kedua duktus (rete ovarii) dan small

clusters yang bulat, sel epiteloid yang mengelilingi pembuluh darah dan

pembuluh saraf. Jaringan pengikat longgar di dalam medulla melanjutkan diri

kedalam jaringan pengikat mesovarium. Serabut-serabut otot polos melanjutkan

diri kedalam ligamentum suspensorium ovarii dan mungkin berfungsi untuk

menggerakkan ovarium pada waktu ovulasi. Ovarium mempunyai dua fungsi

yaitu : (1) Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan (2)

Memproduksi hormon estrogen dan progesterone. Pada ovarium normal, kadar

kedua hormon ustriol-17β dan progesteron selalu lebih tinggi didalam cairan

peritoneal dibanding kadarnya didalam plasma; setelah ovulasi kadarnya didalam

cairan peritoneal bertambah dan kadang-kadang 5-10 kali lebih tinggi dibanding

dengan kadarnya didalam plasma. Volume cairan peritoneal bertambah selama

fase follikuler sampai ovulasi, kemudian menurun.

Permukaan ovarium ditutupi oleh epitel selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel

germinal. Di bawah lapis epitel germinal terdapat sebuah lapisan jaringan ikat

padat yang tidak berbatas jelas mebentuk tunika albuginea. Di sini terdapat

sejumlah besar folikel ovarium sedang berkembang pada fase yang berbeda-beda.

Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau

lebih lapisan sel folikel. Folikel dibagi ke dalam tiga fase perkembangan, yaotu

folikel primordial, folikel berkembang, dan folikel de Graaf atau matang. Folikel

primordial banyak dijumpai saat sebelum kelahiran. Terdiri atas sebuah oosit

Page 10: CSS Tumor Ovarium

primer dengan inti dan anak inti besar yang dibungkus oleh selapis sel folikel

gepeng. Sementara folikel berkembang, stroma ovarium yang mengelilingi folikel

akan berdiferensiasi menjadi teka interna dan teka ekstern. Teka interna kaya akan

vaskular dan teka eksterna terutama terdiri dari jaringan iar. Tidak ada pembuluh

darah dalam lapisan granulosaa.

Gambar 3. Folikel Primer (1.Folikel, 2.Sel folikular(granulosa), 3.Oosit4.Zona

Pelusid, 5. Folikel primordial 8, Jaringan Ikat Interstitial , 9. Teka)

Sewaktu folikel berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil di antara sel folikel

yang berisi cairan folikel. Folikel ini disebut folikel sekunder. Kemudian ruang-

ruang ini menyatu dan akhirnya hanya membentuk satu ruang besar yang disebut

antrum. Sel-sel dari lapisan granulosa berkumpul pada satu bagian dinding folikel,

membentuk bukit kecil sel-sel, yaitu kumulus ooforus, yang mengandung oosit.

Kumulus ooforus ini menonjol ke dalam antrum. Oosit tidak akan bertumbuh lagi

dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang disebut korona radiata. Folikel ini kini

bernama folikel de Graaf atau matang.

Proses ovulasi terdiri atas pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum. Ovum

bersama zona pelucida, sel-sel yang meliputinya, dan beberapa cairan antrum

meninggalkan ovarium dan masuk ke dalam tuba uterina. Setelah ovulasi, sel

Page 11: CSS Tumor Ovarium

granulosa dan sel-sel dari teka interna yang menetap dalam ovarium membentuk

kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum yang mensekresikan

progesteron dan estrogen.

B. Tumor Ovarium

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor

ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari

pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.

Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan

perut. Tekanan terhadap alat-alat sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau

posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar,

tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat

menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak

bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut.

Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema

pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak

dan lain-lain.

Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu

sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada pembicaraan tumor

ganas, sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan

arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.

Akibat komplikasi

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-

angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala

klinik yang minimsl. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong

Page 12: CSS Tumor Ovarium

dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang

menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau

lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi

yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan

uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah

persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi mesipun gangguan ini jaringan

bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum

infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa

sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah

tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran

tumor dan terjadinya perdarahan di dalamnyaa. Jika putaran tangkai berjalan

terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil

tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal

atau peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor

dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor tersebut.

Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasit atau tumor

pengembara.

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman patogen,

seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Kista dermoid cenderung

mengalami peradangan disusul dengan pernanahan. Robek dinding kista terjadi

pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau

pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya

mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera

mengurang. Tetapi, kalau terjadi robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul

secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga

peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda-tanda

abdomen akut.

Page 13: CSS Tumor Ovarium

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi

sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan mucin yang

mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga

perut. Keadaan ini dikenal dengan nama peseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma

ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab

itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan

pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan

keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar

(metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.

Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks.

Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat ditemukan pula pada

beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga

menghilang. Cairan dari rongga toraks berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal

ini dapat dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang

kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks.

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks, yang

ditemukan pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor

ganas dalam sedimen cairan.

Diagnosis

Pemeriksaan pielogram, pemeriksaan bimanual, pemeriksaan kimiawi cairan dan

pemeriksaan histologik sedimen cairan.

Metoda-metoda yang dapat menolong pembuatan diagnosis yang tepat :

1.  Laparoskopi

Untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak. 

2.  Ultrasonografi

Dapat ditentukan letak dan batas tumor.

3.  Foto Roentgen

Page 14: CSS Tumor Ovarium

Untuk menentukan adanya hidrotoraks

4.  Parasentesis

Pungsi pada asites untuk menentukan sebab asites.

Penanganan

Tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nen neoplatik tidak,

menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi gejala yang besarnya tidak

melebihi diameter 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel

atau kista korpus luteum. Oleh sebab itu, hendaknya diambil sikap menunggu

selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologi

berulang.

Tindakan operasi pada tumir ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung motor. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi

dan salpingo ooferektomi bilateral.

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat

nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat

diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan

histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung

masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula

berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya

mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor

neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak

dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.

Page 15: CSS Tumor Ovarium

1.

Tumor Nonneoplastik

Tumor ovarium

Nonneoplastik

1. Tumor akibat radang

2. Tumor lain:

Kista folikelKista korpus

luteumKista luteinKista inklusi

germinalKista

endometriumKista Sein-Leventhal

Neoplastik

Jinak

1. Kistik

Kistoma ovarii simplek

s Kistadenoma ovarii serosu

mKistadenoma ovarii

musinosumKista

endometrosisKista

dermoid

2. SolidFibroma, Leio

mioma,

Fibroadenoma,

Papiloma,

Angioma,

Limfangioma

Tumor

Brenner

Tumor sisa adren

al (maskulinovo-

blastoma)

Ganas

1. Tumor epitelia

l2. Sex cord

stromal

tumors3.

Germ

cell tumors

4. Tumor

berasal dari stromaovarium

5. Sarko

ma

6. Ca metastatik

Page 16: CSS Tumor Ovarium

a. Tumor akibat radang

Termasuk di sini abses ovarial, abses tubo-ovarial , dan kista tubo-ovarial.

b. Tumor lain

Kista folikel

Gambar 4. Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses

atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu

kista atau beberapa, dan besarnya biasanya dengan diameter 1-11/2 cm.

Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam

dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan

tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini.

Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen; oleh sebab

itu, kista kadang-kadang dapt menyebabkan gangguan haid. Kista folikel

Page 17: CSS Tumor Ovarium

lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur

dan kista menghilang pula.

Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang

dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor

tidak lebih dari 5 cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2

bulan akan hilang sendiri.

Kista korpus luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri

(korpus luteum persistens); perdarahan yang sering terjadi di dalamnya

menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat

karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang daripada kista

folikel, dan yang pertama bisa menjadi lebih besar dari yang kedua. Pada

pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.

Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel

luteum yang berasal dari sel-sel teka.

Gambar 5. Kista Corpus Luteum

Page 18: CSS Tumor Ovarium

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea

diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan

rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista

dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak

dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan diagnosis

diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan

operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan

diagnosis.

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang

sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik

terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

Kista lutein

Gambar 6. Kista Theca Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya

kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista

biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan

mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula

menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena

Page 19: CSS Tumor Ovarium

atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon

koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau

koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat

pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1

cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan

histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau

torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

Kista endometriosis

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

Gambar 7. Kista Endometriosis

Kista Stein Leventhal

Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap

segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau

Page 20: CSS Tumor Ovarium

oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali (dalam

kurang lebih 50%) hirsutisme tanpa maskulinasi, dan dengan kedua ovarium

membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik,

dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal.

Gambar 8. Kista Stein-Leventhal

Kelainan terkenal dengan nama Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan

oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat

gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh

estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.

Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparoskopi dapat

membantu dalam pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu

dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang

akhir ini umumnya terdapat hanya pada satu ovarium, dan menyebabkan

perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula

kemungkinan hiperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada sindrom

Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defiminasi, dan fungsi glandula

suprarenalis normal.

Page 21: CSS Tumor Ovarium

Terapi dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang

untuk sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan

menyebabkan ovulasi. Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila

terapi dengan klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau

menimbulkan efek sampingan.

2. Tumor Neoplastik Jinak

a. Kistik

Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,

seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan

di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak

lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi

(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini

suatu jenis kistadenoma serosum, yang kehilangan epitel kelenjarnya

berhubung dengan tekanan cairan dalam ista. Terapi terdiri atas

pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang

dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui

apakah ada keganasan.

Kistadenoma ovarii serosum

Page 22: CSS Tumor Ovarium

Gambar 9. Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium).

Gambaran klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya

licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista serosum pun dapat

berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista

putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke

dalam rongga kista sebesar 50 %, dan keluar pada permukaan kista sebesar

5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran

darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh

dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin

berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen

mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa

tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor

ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.

Page 23: CSS Tumor Ovarium

Gambar 10. Kistadenoma ovarii musinosum

Gambaran klinik

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan

berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat

besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor

yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal.

Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat

terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat

menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang

memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan

peritoneum parietal. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-

abuan; yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan

degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang

khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat

tergantung dari percampurannya dengan darah. Pada pemeriksaan

mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan

inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena

terisi lendir (goblet cells).

Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk

tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru,

yang menyebabakan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada

dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum

rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma

peritonei.

Kista endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam

terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

Page 24: CSS Tumor Ovarium

Kista ini yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada

hubungannya dengan endometriosis ovarii.

Gambar 11. Kista Endometrioid

Kista dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak di mana

struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel

kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning

menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen

entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang

paling banyak dianut adalah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui

proses partenogenesis.

Page 25: CSS Tumor Ovarium

Gambar 12. Kista Dermoid

Gambaran klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan

putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik

kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga

satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan

ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumya terdapat satu daerah

pada dinding bagian dalam, yang menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan

entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi

(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan

mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan

tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk

dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula

merupakan gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak

di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding

kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum,

Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista

dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah

karsinoma epidermoid yang tumbuh lebih dari salah satu elemen

ektodermal. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat

dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas. Termasuk di sini:

(1)Struma ovarium

Tumor ini terdiri terutama atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat

menyebabkan hipertiroidi.

(2) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum

Page 26: CSS Tumor Ovarium

Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen

dari epithelium germinativum.

(3) Koriokarsinoma

Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus dibuktikan

adanya hormon koriogonadotropin.

Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid

ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan

teratoma solidum jinak. Tetapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,

biasanya dengan seluruh ovarium.

b. Solid

Fibroma ovarii

Semua tumor ovarium yang dapat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak

berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun

semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat

berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma

ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma

ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari

beberapa sel mesenkhim yang multipoten.

Gambaran klinik

Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat

mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,

konsistensi keras, warnaya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan

tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut

fibroma durum; sebaliknya, ada yang cukup lunak dan disebut fibroma

molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi,

pada tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi

cair karena nekrosis.

Page 27: CSS Tumor Ovarium

Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah

jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang

terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula

terdapat elemen-elemen otot polos (fibromioma ovarii) dan kelenjar-

kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii). Fibroma ovarii yang besar

biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala

mendadak. Yang penting ialah bahwa pada tumor ini sering ditemukan

sindrom Meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah,

kurang dari 1%.

Tumor Brenner

Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang sangat jarang

ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka

frekuensinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Menurut Meyer, epitel

pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel-sel Walthard yang belum

mengadakan diferensiasi.

Gambar 13. Tumor Brenner

Gambaran klinik

Page 28: CSS Tumor Ovarium

Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang

dari 5 cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor

unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai

fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor

ini ditemukan sindrom Meigs.

Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni

sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan

ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi,

sehingga terbentuk ruangan yang terisi sitoplasma; segala sesuatu mirip

folikel dalam ovarium.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika

masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan

histopatologik ovarium. Jika menjadi besar, beratnya sampai beberapa

kilogram dan dapat memberi gejala seperti fibroma. Meskipun tumor

Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus tumor jenis

ini yang histopatologik maupun klinis menunjukkan keganasan. Dalam

meneliti 402 kasus tumor Brenner, Farrar dan kawan-kawan (1960)

menyatakan bahwa 7,5% dari tumor tersebut memproduksi estrogen. Terapi

terdiri atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan

dikerjakan salpingo-ooforektomi bilateralis dan histerektomi totalis.

Tumor sisa adrenal (Maskulinovoblastoma)

Tumor ini sangat jarang; dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya

dilaporkan 30 kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi

antara 0,5-16 cm diameter. Tentang asalnya ada beberapa teori, yang satu

menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial,

yang lain mengatakan dar sel adrenal ektopik dalam ovarium. Pada

pembelahan warna ermukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan

histologik sel-sel disusun dalam stroma, seperti zona glomerulosa dan zona

fasikulata pada glandula suprarenalis. Beberapa dari tumor ini menyebabkan

Page 29: CSS Tumor Ovarium

gejala maskulinisasi, terdiri atas hisutisme, pembesaran klitoris, atrofi

mamma, dan perubahan suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor

bersama ovarium.

3. Tumor Neoplastik Ganas

Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu

dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan tumor primer

diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan

samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi

kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecendrungan untuk

melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas

ovarium yang menghasilkan ascites.

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang

beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal,

dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka

ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering

menjadi perdebatan. Kira-kira 60 % terdapat pada usia peri-menopausal, 30%

dalam masa reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini

dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline

malignancy atau carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelas ganas

(true malignance).

Page 30: CSS Tumor Ovarium

Gambar 14. Klasifikasi Tumor Ovarium

Tabel 1. Klasifikasi Tumor Ovarium

a. Tumor Epitel Pada Ovarium

Merupakan 40% dari semua tumor ovarium. Ada 2 jenis: serosa dan

musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecendrungan untuk tumbuh bilateral

Page 31: CSS Tumor Ovarium

dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi

pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-

musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan

penyebaran lokal yang tinggi. Tumor-tumor endometroid, mesonephroid

dan Brenner jarang.

b. Tumor Sex-Cord Stromal

Diduga bahwa tumor ini berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial

mampu berdiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga

tumor dapat mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau

feminisasi penderitanya.

Androblastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan

mendiferensiasi ke dalam struktur gonadal laki-laki: 1) Arrhenoblastoma,

berhubungan dengan gejala/tanda defiminisasi atau maskulinisasi; 2) Tumor

Sel Sertoli, adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli

merupakan sumber dari estrogen pada gonad lelaki: 3) Tumor Sel

Granulosa; 4) Tumor Sel Theca. Dalam banyak kejadian, elemen dari

kedua-duanya terdapat pada tumor yang sama. Mereka bisa dikaitkan

dengan gejala hiperestrogenisme. Hiperplasia endometrium dan karsinoma

endometrium pernah dilaporkan berhubungan dengan tumor-tumor Sel

Granulosa dan Sel Theca.

c. Tumor Sel Germinal

Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.

Dysgerminoma

Dysgerminoma disusun oleh proliferasi sel germinal primitif yang

dihubungkan oleh septa jaringan ikat yang merupakan variasi lekosit dan

makrofag. Tumor ini memiliki kesamaan dengan seminoma testikular.

Dysgerminoma mencakup < 1% dari semua tumor ovarium dan setengah

dari tumor sel germinal malignan. Bisa terjadi pada anak-anak, tetapi 75%

Page 32: CSS Tumor Ovarium

terjadi pada dekade kedua dan ketiga dari kehidupan. Sebagian besar tumor

ini tidak memiliki fungsi endokrin. Dapat dijumpai syncytiotrophoblastic

giant cell pada pemeriksaan histologi. Tumor ini radiosensitif dan survival

rate mencapai 80%. Sekitar 5% dysgerminoma dijumpai pada fenotip

wanita dengan gonad yang abnormal. Keganasan ini berhubungan dengan

pasien yang memiliki pure gonadal dysgenesis (46 XY, bilateral streak

gonad), mixed gonadal dysgenesis (45X/ 46 XY unilateral streak gonad,

contralateral testis) atau androgen insensitivity syndrome (46 XY, testicular

feminization). Oleh karena itu pasien premenstruasi dengan massa pada

pelvis memerlukan pemeriksaan karyotipe. Pada sebagian besar pasien

gonadal dengan dysgenesis, dysgerminoma berasal dari gonadoblastoma

yang merupakan tumor ovarium jinak yang terdiri dari germ cell dan sex

cord stroma. Jika gonadoblastoma dijumpai pada pasien dengan gonad

dysgenesis maka lebih dari 50% akan menjadi keganasan ovarium.

Yolk Sac Tumor

Tumor ini disebut juga endodermal sinus tumor, juvenile embryonal

carcinoma, embryonal carcinoma, distinctive adenocarcinoma of the infant

testis, testic adenocarcinoma with clear cell dan orchioblastoma. Yolk Sac

Tumor adalah tumor dengan karakteristik memiliki banyak pola yang

menyerupai yolk sac, allantois dan mesenkim ekstraembryonic. Yolk Sac

Tumor memiliki 2 bentuk : (1) Bentuk asli ( pure) dengan gambaran

organoid klasik seperti yang dijelaskan oleh Teilum- pada bayi dan anak-

anak (biasanya pada usia 6 bulan sampai 4 tahun).(2) Sebagai salah satu

komponen dari mixed germ cell tumor pada dewasa. Secara makroskopis,

pure yolk sac tumor adalah tumor dengan konsistensi bisa padat atau

lunak.Pada pemotongan tampak berwarna abu-abu pucat dan sedikit

bergelatin atau mukoid. Perubahan kistik dapat dijumpai. Nekrosis dan

perdarahan dapat dijumpai terutama pada tumor yang berukuran besar.

Teratoma

Tumor ini mencakup 15% sampai 20% dari tumor ovarium. Tumor ini

memperlihatkan gambaran yang buruk dan biasanya muncul pada dekade

Page 33: CSS Tumor Ovarium

kedua dari kehidupan. Semakin muda usia pasien, semakin besar

kemungkinan terjadinya keganasan. Namun, lebih dari 90% tumor sel

germinal ini merupakan teratoma kistik matur benigna.

Teratoma Kistik Benigna (Matur), hampir semua tumor ini ditandai dengan

diferensiasi ektodermal sel germinal totipoten. Biasanya terjadi

pembentukan sebuah kista yang dilapisi oleh epidermis yang biasanya

disebut kista dermoid. Sebagian besar kebetulan pada perempuan muda

sebagai massa ovarium atau ditemukan fokus kalsifikasi yang dihasilkan

oleh adanya gigi. Sekitar 90% tumor ini unilateral, dan lebih sering di

kanan. Pada pemotongan, kista sering terisi oleh sekresi sebasea dan rambut,

yang memperlihatkan lapisan epidermis yang mengandung rambut. Kadang-

kadang juga terdapat tonjolan nodular tempat keluarnya gigi. Kadang-

kadang juga terdapat fokus tulang, tulang rawan, sarang epitel bronkus atau

saluran cerna, dan berbagai turunan sel lainnya. Untuk sebab yang tidak

diketahui, tumor ini kadang-kadang menyebabkan infertilitas. Pada 1%

kasus terjadi transformasi keganasan dari salah satu jaringan, yang biasanya

dalam bentuk karsinoma sel gepeng.

Teratoma Maligna Matur, tumor ini ditemukan pada usia dini, rata-rata pada

usia 18 tahun. Tumor ini lebih sering berukuran besar, padar atau hampir

padat jika dipotong, dan ditandai dengan adanya nekrosis. Secara

mikroskopis, tampak gambaran fokus diferensiasi neuroepitel karena

sebagian besar tumor ini bersifat agresif dan bermetastasis secara luas.

d. Tumor-tumor yang Berasal dari Stroma Ovarium

Pada umumnya adalah fibroma, relatif sering ditemukan pada wanita usia

lanjut, tumor unilateral yang dapat mencapai ukuran besar. Fibrosarkoma

adalah jarang.

e. Sarkoma ovarium

Page 34: CSS Tumor Ovarium

Sarkoma varium jauh lebih jarang daripada karsinoma ovarium, dapat

dijumpai pada segala umur. Tumor ganas ini diklasifikasikan sebagai

berikut. Sarkoma teratoi, stromal sarkoma, dan stromal paramesonefrik.

f. Karsinoma ovarium metastatik

Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor ini berasal dari korpus

uterus, usus-usus, mamma atau kelenjar tiroid. Kurang lebih 6% dari

karsinoma ovarium yang ditemukan saat operasi adalah metastatik.

Termasuk dalam golongan ini adalah Tumor Krukenberg, yang mempunyai

gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincin signet

di tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor Krukenberg adalah metastasis

dari karsinoma ventrikul (gaster). Gejala-gejala karsinoma metastatik pada

umumnya mempunyai hubungan dengan tumor primernya, akan tetapi

kadang kala adanya tumor yang mengisi rongga panggul disertai ascites

menutupi gejala tumor primernya. Karena tumor ovarium yang bilateral dan

solid mungkin ganas dan mungkin metastatik, maka adamanfaatnya untuk

dalam hal ini menyelidiki kemungkinan adanya tumor ganas primer di

tempal lain.

Page 35: CSS Tumor Ovarium

BAB IIIKESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah

1. Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita yang berlokasi

pada pelvis yang menyokong uterus. Kedua ovarium terletak di kedua sisi

uterus. Ovarium dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula.

2. Tumor ovarium dibagi menjadi nonneoplastik dan neoplastik

3. Tumor nonneoplastik terdiri dari tumor akibat radang, kista folikel, kista

korpus luteum, kista lutein, kista inklusi germinal, kista endometrium, kista

stein leventhal.

4. Tumor neoplastik terdiri dari tumor neoplastik jinak (kistoma ovarii simpleks,

kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista

endometroid, kista dermoid, fibroma ovarii, tumor brenner,dan tumor sisa

adrenal) dan tumor neoplastik ganas (tumor epitel pada ovarium, tumor sex,

tumor sel germinal, tumor yang berasal dari stroma ovarium, sarkoma

ovarium, karsinoma ovarium metastatik).

Page 36: CSS Tumor Ovarium

DAFTAR PUSTAKA

Sutoto, Mas Soetomo J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.

Achimhadhi, Trihatno. Anayomi Alat Reproduksi. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.

R. Tumor Ganas pada Alat-alat Genital. Dalam: Prawirohardjo, S, eds Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Bina Pustaka. 2008.

Harahap RE. Tumor ganas pada alat-alat genital. Dalam: Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapradja S, Saifuddin AB, eds. lImu Kandungan Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1982.

Harahap RE. Kanker Ginekologik. Jakarta: Penerbit Gramedia, 1984.

Hurteau JA, Williams SJ. Ovarian germ cell tumor. In: Rubin SC, Sutton GP. Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001;371-82

Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. Pengenalan dini kanker ovarium. Makalah ilmiah PIT XII POGI Palembang, 2001