tugas tambahan refarat morbili

19
Tugas Tambahan Refarat November 2015 MORBILI Nama : Muhammad Asri H No. Stambuk : N 111 10 056 Pembimbing Klinik : dr. Nur Rahma, Sp.KK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN 1

Upload: anonymous-vhyirjl8

Post on 12-Feb-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAGIAN KEDOKTERAN KULIT DAN KELAMIN

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Tugas Tambahan Refarat November 2015

MORBILI

Nama : Muhammad Asri H

No. Stambuk : N 111 10 056

Pembimbing Klinik : dr. Nur Rahma, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2015

1

Page 2: Tugas Tambahan Refarat Morbili

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Muhammad Asri H

Stambuk : N 111 10 056

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi : Profesi Dokter

Universitas : Tadulako

Judul : Morbili

Bagian : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

RSUD Anutapura Palu

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Tadulako

Palu, November 2015

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Mahasiswa

dr. Nur Rahma, M. Kes, Sp. KK Muhammad Asri H

2

Page 3: Tugas Tambahan Refarat Morbili

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

1. Definisi …………………………………………………………. 5

2. Etiologi ......................................................................................... 5

3. Epidemiologi ................................................................................. 5

4. Patogenesis .................................................................................... 6

5. Faktor resiko .................................................................................. 6

6. Manifestasi Klinis .......................................................................... 6

7. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 7

8. Diagnosis ....................................................................................... 8

9. Diagnosis Banding ......................................................................... 8

10. Terapi ............................................................................................. 8

11. Prognosis ....................................................................................... 9

12. Komplikasi ..................................................................................... 9

13. Pencegahan .................................................................................... 9

BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

LAMPIRAN

3

Page 4: Tugas Tambahan Refarat Morbili

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ yang istimewa pada manusia. Berbeda dengan organ lain kulit

yang terletak pada sisi terluar manusia ini memudahkan pengamatan, baik dalam kondisi

normal maupun sakit. Manusia secara sadar terus menerus mengamati organ ini, baik yang

dimiliki orang lain (misalnya ketika bertatapan mata) maupun diri sendiri (terkadang hingga

menjadi semacam obsesi). Kulit (dan adneksa) menjalankan berbagai tugas dalam

memelihara kesehatan manusia secara utuh yang meliputi fungsi:(1)

1. Perlindungan fisik (terhadap gaya mekanik, sinar ultraviolet, bahan kimia)

2. Perlindungan imunologik

3. Eksresi

4. Pengindera

5. Pengaturan suhu tubuh

6. Pembentukan vitamin D

7. Kosmetis

Kulit manusia tidak bebas hama (steril) dan kulit steril hanya didapatkan pada waktu

yang sangat singkat setelah lahir. Kulit manusia tidak steril; mudah dimengerti, karena

permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi) untuk pertumbuhan bakteri

antara lain lemak, bahan-bahan yang mengandung nitrogen, mineral, dan lain-lain yang

merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang merupakan hasil apendiks kulit.(1)

Dalam praktik sehari-hari menghadapi pasien dengan penyakit kulit sebelum

menetukan diagnosis dan terapi, sebaiknya dilakukan pendekatan komunikasi yang efektif,

kemudian dilakukan pengamatan penyakit kulit khusunya morfologi, guna memperoleh

gambaran khas yang dapat mendukung diagnosis. Setelah mendapt kesan mengenai

kesehatan pasien, membuat diagnosis penyakit kulit dimulai dengan melihat aspek morfologi

kelainan kulit.(1)

4

Page 5: Tugas Tambahan Refarat Morbili

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Morbili atau campak adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang

daapat menyebabkan kematian dan kecacatan pada anak diseluruh dunia. Penyakit ini

ditularkan oleh virus yang menyerang khusunya anak-anak. Penyakit ini ditularkan

melalui droplet dari hidung, mulut dan tenggorokan atau orang yang terinfeksi.

Penyakit ini akan menginfeksi orang yang tidak terlindungi.(2,3)

2. Etiologi

Campak/ morbili disebabkan oleh virus Myxovirus viridae. Penularan infeksi

ini karena menghirup percikan ludah penderita campak. Mev adalah bagian dari

Morbillivirus, yang tergabung dalam family paramyxoviridae. (4,5)

3. EpidemiologiPenyebaran campak di Indonesia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

5

Page 6: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Gambar. 1 Jumlah Kasus Campak di Indonesia(6)

4. Patogenesis

Virus measles atau morbili virus dengan inti RNA yang labil dengan

pemanasan dan dilapisi oleh envelope protein. Manusia merupakan satu-satunya host

alami virus measles. Inkubasi measles 8-12 hari. Imunitas humoral dan sel-mediated

dibutuhkan dalam mengontrol infeksi virus measles. Antibodi IgM (Immunoglobulin

M) dideteksi langsung dengan onset ruam, diikuti oleh peningkatan titer IgG spesifik.

Respon humoral mengontrol replikasi virus dan meningkatkan perlindungan antibodi,

dimana response sel-mediated mengeliminasi sel yang terinfeksi. Immunosuppresan

transien yang muncul selama infeksi virus measles dapat menyebabkan tipe terlambat

hipersensitifitas dan jumlah T-cell juga dalam peningkatan resiko infeksi bakteri.

Proses ini merupakan proses panjang imunitas dalam melawan measles, ini belum

dimengerti tapi mungkin karena kelemahan T helper dalam berespon terhadap virus.

Virus measles menggunakan sel dendritic untuk menginfeksi jaringan lymfoid

(CD150 limfosit) dan menyebarkan virus keseluruh tubuh.(7)

L FINDINGS5. Faktor Resiko

6

Page 7: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Measles merupakan penyakit menular, dan penyebarannya bisa mudah atau

tidak dengan melihat faktor resiko:(8)

Anak yang tidak mendapat imunisasi

Anak dan dewasa yang mendapat imunosuppresan

Ada kontak dengan penderita measles

6. Manifestasi Klinis

Morbili biasanya muncul 10-12 hari setelah infeksi, termasuk demam, hidung

berair, batuk, konjungtivitis, dan muncul bulatan putih kecil didalam mulut. Beberapa

hari kemudian ruam dengan eritem muncul, mulai dari wajah, leher dan menyebar ke

bagian ekstremitas bawah.(2,4)

Pada hari ke-2, tanda koplik biasanya muncul pada membran mukosa buccal

yang berlawanan dengan gigi premolar, tanda putih kebiruan dengan areolae merah

terang. Exanthem berkembang pada hari ke-4 pada bagian kepala dan dibelakang

telinga menyebar dalam waktu 24 jam ke seluruh wajah dan ekstremitas.(9)

Gambar 2. Gejala Klinis Measles(8)

7

Page 8: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Gambar 3. Gejala Morbili Universal(8)

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan lab untuk measles:(7)

Pemeriksaan Serologi.

Kultur

Tes Immunofluorescence

Elisa

PCR

Isolasi genotip virus

Pemeriksaan Gold Standar untuk bukti serologi infeksi measles adalah

kenaikan titer 4 kali yang diukur pada plak virus measles tes reduksi neuralisasi

diantara akut dan sembuh. Tidak seperti IgG, EIA, tes ini mengukur antibodi measles

yang aktif. Membutuhkan reagen spesial, mahal dan intensif waktu. Hanya dalam

beberapa kasus tes ini dapat dilakukan.(10)

8. Diagnosis

Diagnosis klinis dikomfirmasi dengan serologi. Multinucleated giant cell pada

sekresi. Isolasi virus dari darah, urin, sekresi faring. Mendeteksi antigen measles pada

sekresi respirasi dengan pewarnaan immunofluorescent. Mendeteksi genomic

sequences dari virus measles RNA pada serum, swab tenggorokan dan cairan

cerebrospinal (CSF).(8)

9. Diagnosis Banding

8

Page 9: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Diagnosis banding paling mirip:(7)

Reaksi Hipersensitifitas Obat dan Rubella

Di pertimbangkan:(7)

Rocky Mountain spotted fever (atypical cases), Henoch–Schönlein purpura

(atypical cases), infection virus lain (parvovirus, enterovirus, adenovirus, dan

human herpesvirus-6, Epstein–Barr virus)

10. Terapi

Beberapa hal sebelum terapi morbili:(11)

a. Intensif mengikuti kasus: mencari sumber infeksi dan melakukan intervensi

dengan melihat semua orang yang mengalami kontak termasuk riwayat vaksinasi

dan kedatangan ke fasilitas kesehatan.

b. Konfirmasi laboratorium untuk diagnosis: untuk surveilance yang baik >80%

kasus measles harus dikonfirmasi oleh diagnostik lab. Konfimasi diganosis juga

penting untuk mengatur managemen kasus seperti isolasi.

c. Informasi: pasien, keluarga, dan publik harus mempunyai informasi dan mudah

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

d. Vaksinasi: ini dibutuhkan untuk mengklarifikasi individu yang rentan yang

mengalami kontak dengan kasus dan apakah vaksinasi masih merupakan pilihan.

Jika, iya maka orang tersebut akan lebih baik divaksin.

e. Isolasi: orang yang dicurigai atau telah dikonfirmasi measles, akan lebih baik

dijauhkan agar mengurangi infeksi pada sekitar. Orang akan dikatakan tidak

terlindungi apabila tidak bisa membuktikan dia telah divaksin. (anak 2 dosis,

dewasa >1 dosis) . pada kasus dimana pasien di vaksin setelah kontak dengan

pasien measles maka isolasi dibatalkan.

Tidak ada pengobatan spesifik untuk measles atau morbili dan kebanyakan

orang akan sembuh dalam 2-3 minggu. Namun, pada anak dengan malnutrisi dan

imunitas rendah dapat menyebabkan komplikasi.(2)

Pengobatan measles pada kebanyakan kasus adalah supportif, dan lebih

mengatur hydrasi yang baik. pasien yang mendapat infeksi sekunder berupa bakteri

harus diobati dengan antibiotik yang tepat. Ribavirin biasa digunakan karena telah

memperlihatkan dapat menghambat virus measles pada kultur jaringan dan mereduksi

keparahan dan durasi measles pada beberapa kasus.(7)

9

Page 10: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa vaksin Measles dengan satu

dosis tunggal dapat mereduksi penyakit measles dengan 85% dan penambahan

Vitamin A dosis tunggal tidak mempengaruhi keuntungan statistik dalam kematian

measles. Setidaknya 2 dosis vitamin A terlihat mempengaruhi dengan keuntungan

statistik dalam mengurangi kematian measles diatas 38%.(12)

Defisiensi Vitamin A membuat integritas epitel dan sistem imun dan

bertambahnya insiden dan tingkat keparahan infeksi selama anak-anak. Suplemen

Vitamin A sangat efektif dalam mengurangi total kematian dan komplikasi dari

infeksi measles.(13)

Vaksinasi virus hidup direkomendasikan saat 15 bulan dengan booster pada

umur 5 tahun. Makulapapular yang tidak terlalu terlihat biasanya muncul selama 7-10

hari setelah imunisasi. Ketika diberikan sampai 5 hari setelah infeksi, vaksin akan

mencegah infeksi. Anak dibawah umur 1 tahun yang mengalami kontak dengan

measles harus diterapi dengan serum imun globulin.(14)

11. Prognosis

Diagnosis klinis measles dibuat berdasarkan onset karakteristik ruam sebagai

onset prodromal yang meniru influenza-like ilnesses. Measles yang tidak rumit

terbatas pada diri, bertahan 10-12 hari. Malnutrisi, immunosuppresan, kesehatan dasar

rendah dan pelayanan supportif yang tidak baik dapat memperparah prognosis pasien.

Pada negara berkembang, measles adalah penyebab utama kematian infant.(7)

Tidak ada hubungan antara kontak vaksin mumps, measles dan rubella

(MMR) dan perkembangan kognitif anak. Keamanan MMR sama seperti vaksin

measles dengan perkembangan kognitif.(15)

12. Komplikasi

Morbili mempunyai beberapa komplikasi termasuk anopsia, encephalitis, diare

parah, otitis media dan pneumonia.(2)

10

Page 11: Tugas Tambahan Refarat Morbili

Komplikasi lain berupa trombositopenia purpura. Infeksi pada pasien hamil

dapat membuat kematian janin. Komplikasi akan lebih berat pada anak dengan

defisiensi sel T.(14)

13. Pencegahan

Beberapa pencegahan dibawah ini telah diterapkan di negara eropa,

pencegahannya adalah sebagai berikut:(11)

a. Aktifitas pelayanan kesehatan publik: aktifitas kesehatan publik harus fokus pada

sekolah dan termasuk mengecek rekor vaksinasi langsung ditempat atau

rekomendasi vaksin yang belum dilakukan;

b. Sistem Mengingat dalam pemeriksaan masuk sekolah: aktifitas ini untuk

mengecek status vaksin saat masuk sekolah digunakan oleh negara untuk

implementasi sistem mengingat yang memperlihatkan hasil yang baik dalam

mengurangi orang yang tidak di vasksin;

c. Managemen Measles dengan aksi kesehatan umum: rencana ini di

implementasikan di beberapa tempat. Elemen kunci termasuk penggunaan

instrumen survey dan prosedur standar untuk managemen kasus individu dan

wabah.

d. Kampanye dalam meningkatkan kewaspadaan publik: publik umum harus selalu

diingatkan atas kebutuhan vaksin oleh informasi pengetahuan. Ini penting untuk

menjelaskan hal yang tidak jelas dan kebingungan orang tua dan dokter pada

bagian vaksinasi dan untuk membalas informasi tidak tepat yang dikeluarkan oleh

kelompok anti vaksinasi. Motivasi dapat termasuk iklan cinema dan kampanye

menggunakan berbagai macam poster dan brosur. Informasi harus memiliki

sasaran seperti publik dan juga kelompok tertentu;

e. Memonitor Vaksinasi: memonitor vaksin untuk meningkatkan strategi vaksinasi.

Metode mengawasi menggunakan data pasien. Ini dapat menjadi data untuk

melihat semua kelompok umur.

11

Page 12: Tugas Tambahan Refarat Morbili

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit Morbili dalam bahasa indonesia adalah campak, campak yang dikenal

merupakan peyakit menular yang disebabkan oleh virus Myxovirus viridae. Penyebaran

morbili diindonesia mencapai angka 12.943 kasus diseluruh wilayah indonesia.

Morbili dapat terjadi pada manusia diakibatkan oleh Sel T helper yang kurang dalam

merespon, namun untuk orang dengan kadar imunitas bagus maka penyakit ini dapat sembuh

tanpa komplikasi. Faktor resiko dari morbili adalah anak yang tidak di imunisasi dan juga

pada orang dewasa dengan imunitas lemah.

Gejala klinis morbili adalah demam, hidung berair, batuk, konjungtivitis, dan tanda

koplik serta exanthem. Pemeriksaan lab yang biasa dilakukan adalah serologi dan kultur

12

Page 13: Tugas Tambahan Refarat Morbili

dengan menemukan sel raksasa dengan banyak nukleus. Terapi morbili tidak ada yang

spesifik tapi pemberian vitamin A mengurangi kematian akibat morbili.

Prognosis morbili baik apabila pasien tidak malnutrisi, imunosuppresan dan mendapat

penanganan yang baik. Komplikasi morbili berupa anopsia, diare parah, otitis media dan

pneumonia. Pencegahan utama morbili adalah vaksinasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fahmi, DS. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketujuh. FKUI. Jakarta: 2015.

2. WHO. 2015. Measles. Health topic (online) Diakses pada tanggal 2 November 2015

dari (http://www.who.int/topics/measles/en/)

3. American Red Cross. 2015. Measles. Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari

(http://www.measlesrubellainitiative.org/)

4. Depkes. 2011. Krida Pengendalian Penyakit. Diakses pada tanggal 2 November 2015

dari (http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/BUKU%20SBH.pdf)

5. Furuse Y, Suzuki A, Oshitani H. 2010. Origin of Measles Virus: Divergence from

Rinderpest Virus between the 11th and 12th centuries. Diakses pada tanggal 2

November 2015 dari (http://www.virologyj.com/content/7/1/52)

13

Page 14: Tugas Tambahan Refarat Morbili

6. Kementrian Kesehatan. Data dan Informasi tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia).

Kemenkes. Jakarta: 2014.

7. Goldsmith L. A. dkk. 2012. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine Eighth

Edition. New York: McGraw Hill.

8. Wolff, Klause, Richard. Fitzpatrick Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.

The McGraw-Hill. New York.2009

9. Burns Tony et. al. Rook’s Textbook of Dermatology Eight Edition. Wiley-Blackwell:

UK. 2010

10. Kutty P et al.2015. Measles. Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari

(http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/surv-manual/chpt07-measles.html)

11. Siedler A, et al. 2011. Closer to the Goal: Effort in Measles Elimination in Germany

2010. The Journal of Infection Disease, Volume 204, Issue suppl 1. Diakses pada

tanggal 2 November 2015 dari (http: //jid. oxfordjournals. org/ content/ 204/ suppl_1/

S373.full)

12. Sudfeld CR, Navar AM, Halsey NA. 2010. Effectiveness Measles Vacctination and

Vitamin A Treatment. PubMed. Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0029899/)

13. Habif, Thomas P. Clinical Dermatology: A Color Guide To Diagnosis and Therapy

4th Edition. Mosby: Philadelphia. 2004

14. William D, Timothy G. Andrew’s Disease Of The Skin : Clinical Dermatology Tenth

Edition. Elsevier: UK. 2006

15. Budzyn D.M et al. 2013 .Measle, mumps and rubella(MMR) vaccination has no effect

on cognitive development in children- the results of the polish prospective cohort

study. Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari (http:// www. ncbi. nlm.

nih.gov/pubmed/23588083)

14