refertat morbili

of 30 /30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. (2,4) Sejak diperkenalkannya vaksin campak pada tahun 1963, kejadian tahunan infeksi campak telah menurun lebih dari 99% di Amerika Serikat. Namun, 1989-1991, kebangkitan besar terjadi, mempengaruhi anak-anak prasekolah terutama yang tidak divaksinasi. Ini kebangkitan campak mengakibatkan 55.000 kasus dan 130 kematian dan diminta rekomendasi bahwa dosis kedua vaksin campak diberikan kepada anak-anak prasekolah dalam promosi kesehatan vaksinasi masal yang menyebabkan penghapusan efektif di Amerika Serikat transmisi endemik virus campak . Sejak tahun 1993, oleh karena itu, yang paling banyak dilaporkan kasus 1

Author: nissa-nurmuflihah

Post on 25-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 15

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMorbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola.(2,4)Sejak diperkenalkannya vaksin campak pada tahun 1963, kejadian tahunan infeksi campak telah menurun lebih dari 99% di Amerika Serikat. Namun, 1989-1991, kebangkitan besar terjadi, mempengaruhi anak-anak prasekolah terutama yang tidak divaksinasi. Ini kebangkitan campak mengakibatkan 55.000 kasus dan 130 kematian dan diminta rekomendasi bahwa dosis kedua vaksin campak diberikan kepada anak-anak prasekolah dalam promosi kesehatan vaksinasi masal yang menyebabkan penghapusan efektif di Amerika Serikat transmisi endemik virus campak . Sejak tahun 1993, oleh karena itu, yang paling banyak dilaporkan kasus campak di Amerika Serikat telah dikaitkan dengan perjalanan internasional. (2,6)Antara tahun 2000 dan 2008, jumlah kasus campak di seluruh dunia dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak PBB (UNICEF) menurun 67%. Selama periode 8-tahun yang sama, tingkat kematian campak global yang turun sebesar 78%. Namun, diyakini bahwa campak global insiden dan angka kematian tetap tidak dilaporkan, dengan banyak negara, terutama mereka dengan beban penyakit tertinggi, kurang lengkap, data surveilans dapat diandalkan. (2) CDC melaporkan tingkat kematian anak dari infeksi campak di Amerika Serikat untuk menjadi 0,1-0,2%. Secara global, bagaimanapun, campak tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak. Menurut CDC, diperkirakan 10 juta kasus dan 197.000 kematian terjadi setiap tahun di seluruh dunia. (2)Komplikasi campak lebih mungkin terjadi pada orang muda dari 5 tahun atau lebih tua dari 20 tahun, dan tingkat komplikasi meningkat pada orang dengan gangguan defisiensi imun, malnutrisi, defisiensi vitamin A, dan vaksinasi tidak memadai. (2) Komplikasi akut termasuk pneumonitis / pneumonia, otitis media, sinusitis, laryngotracheobronchitis, ensefalitis akut; diare; stomatitis, hepatitis subklinis, memburuknya TB aktif, penurunan sementara reaksi terhadap antigen tuberkulin dan histoplasmin dalam tes kulit; limfadenitis, dan keratitis, yang dapat menyebabkan kesemutan. Bahkan, campak masih menjadi penyebab umum kebutaan di banyak negara berkembang. Jarang, trombositopenia, usus buntu, ileocolitis, perikarditis, miokarditis, pankreatitis akut, hypocalcemia dapat terjadi. (2)

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan refrat dengan judul morbili atau campak (rubeola) untuk memberikan pengetahuan tentang diagnosa, etiologi, klasifikasi dan penatalaksanaan dalam penanganan morbili.

Adapun manfaat dari refrat yang berjudul morbili ini untuk meminimalkan dan mengetahui dalam penyebaran penyakit morbili dan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian terutama penanganan pada bayi dan anak-anak yang lebih sering terpejan dibanding orang dewasa. Dan dapat mengetahui pencegahan dan pengobatan untuk penyakit campak yang salah satunya untuk upaya dalam pencegahan adalah vasinasi.

BAB IIPEMBAHASANII.1Morbili

II.1.A.DefinisiMorbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. (4,5,7)Campak, suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium: (1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau gejala-gejala (2) stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat; dan (3) stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. (1,2,4,5,8)

II.1.B.Etiologi

Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. (1,2)Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. (1)

II.1.C.InfektivitasPenyebaran virus maksimal adalah dengan tetes-tetes semprotan selama masa prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan seawal hari ke 7. Tindakan pencegahan isolasi terutama di rumah sakit , harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul. (1,2)

II.1.D.Epidem1ologiVirus campak sangat menular, infeksi menimbulkan kekebalan seumur hidup. Prevalensi dan insiden usia penyakit campak berkaitan dengan kepadatan, populasi, faktor ekonomi dan lingkungan, serta ganguan vaksin virus hidup yang efektif. (1)Penularan terjadi melalui pernapasan (melalui inhalasi droplet besar sekret yang terinfeksi). Penularan hematogen transplasental dapat terjadi ketika campak timbul pada saat kehamilan. (1)Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Dahulu, epidemi cenderung terjadi secara ireguler, tampak pada musim semi di kota-kota besar dengan interval 2 sampai 4 tahun ketika kelompok anak yang rentan terpajan. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun ini di negara maju di amerika serikat sedangkan di negara berkembang umumnya menginfeksi anak umur 5 tahun. Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum diimunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah diimunisasi. Epidemi telah terjadi di sekolah menengah atas dan universitas dimana tingkat imunisasi tinggi. Epidemi ini diduga terutama karena kegagalan vaksin. Walaupun ada kebangkitan kembali campak di Amerika Serikat dari tahun 1989-1991; jumlah kasus campak yang dilaporkan turun menjadi rendah pada tahun 1993, mungkin akibat vaksinasi yang luas. Mereka yang lebih tua dari 30 tahun sebenarnya bisa terkena campak. Karena campak masih perupakan penyakit lazim di banyak negara, orang-orang yang infektif masuk negara ini mungkin menginfeksi masyarakat Amerika Serikat, dan wisatawan Amerika yang ke luar negri beresiko terpajan disana. (1,2)Campak jarang menyebabkan kematian di Negara yang maju seperti Amerika, tetapi di negara berkembang seperti Indonesia pada anak yang malnutrisi yang tidak tersedia perawatan medis yang adekuat, campak dapat menyebabkan kematian dan global pada usia anak dibawah 5 tahun. (1,2)Kebanyakan wanita usia subur di Amerika Serikat sekarang mempunyai imunitas campak dengan cara imunisasi bukannya karena sakit. Beberapa penelitian sekarang memberi kesan bahwa bayi dari ibu dengan imunitas karena vaksin campak kehilangan antibodi pasifnya pada umur yang lebih dari pada bayi dari ibu yang telah menderita infekesi campak. Bayi dari ibu yang rentan terhadap campak tidak mempunyai imunitas campak dan dapat ketularan penyakit ini bersama ibu sebelum atau sesudah melahirkan. (1,2,5,6)

II.1.E Patologi.Virus dapat masuk pada manusia melalui saluran nafas, tempat virus melakukan multiplikasi lokal kemudian infeksi menyebar kejaringan limfoid regional, tempat terjadinya multiplikasi yang lebih lanjut. Viremia primer menyebarkan virus, yang kemudiaan bereplikasi didalam sistem retikuloendotelia. Akhirnya viremia sekunder berkembangbiak di permukaan epitel tubuh. (1)Lesi esensial campak terdapat di kulit, membrana mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran cerna dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya ada hiperplasia jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus berdiameter sampai 100 m (sel raksasa relikuloendotelial Warthin-Finkeldey) dapat ditemukan. (1)Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas ke dalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakleri sekunder. (1,2)Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi de-mielinasi perivaskuler pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada panensefalitis skterotikans subakut Dawson (subacute sderosing panencephlitis [SSPE]), dapat ditemukan degenerasi korteks dan substansi putih (alba) dengan benda-benda inklusi intranuklear dan intrasitopiasmik. (2)Selama fase prodromal (2-4 hari) dan 2-5 hari pertama ruam virus terdapat di dalam air mata, sekret nasal, tenggorok, urin, serta darah. Ruam makulopapular yang khas muncul sekitar 14 hari ketika antibodi yang bersirkulasi terdeteksi, viremia menghilang dan demam mereda. Ruam terjadi akibat interaksi sel imun T dengan sel yang terinfeksi virus didalam pembuluh darah kecil dan berlangsung sekitar 1 minggu. Pada pasien dengan gangguan imunitas seluler tidak terjadi ruam. (1,2,6)

II.1.F.Manifestasi KlinisMasa inkubasi sekitar 10-12 hari terjadi gejala prodromal pertama atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam , masa inkubasi dapat terjadi 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan kemudian menurun selama 24 jam. Gejala-gejala yang timbul dibagi dalam 3 stadium antara lain: 1. Stadium kataralFase prodromal, yang menyertai, biasanya berakhir 3-5 hari ditandai dengan demam ringan sampai sedang, batuk kering, koryza dan konjungtivitis yang selalu di dahulaui oleh bercak koplik sebagai tanda patognomonis campak, pada 2-3 hari. Enantem atau bintik-bintik merah biasanya ada pada palatum durum dan molle. Bercak koplik merupakan bintik pulih keabu-abuan, biasanya sebesar butir pasir dengan areola sedikit kemerahan yang kadang hemoragik. Bercak koplik biasanya terdapat pada molar bawah dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal, tapi jarang ditemukan pada pertengahan bibir bawah, palatum, dan pada caruncula (caruncle) lakrimal. Bercak koplik dapat dan hilang dengan cepat, biasanya dalam 12-18 jam. Ketika bercak koplik menghilang, bintik-bintik perubahan warna merah mukosa biasanya tidak hilang. Radang konjungtiva dan fotofobia dapat mengesankan campak sebelum muncul bercak koplik. Terutama, garis melintang radang konjungtiva, batas tegas sepanjang tepi kelopak mata, mungkin membantu diagnostik pada stadium prodromal. Ketika seluruh konjungtiva terlibat, garis ini menghilang. (2,4,5,8)Kadang-kadang, fase prodromal dapat berat, ditunjukkan oleh demam tinggi mendadak, kadang-kadang dengan kejang-kejang dan bahkan pneumonia. Biasanya koryza, demam, dan batuk semakin bertambah berat sampai waktu ruam telah merata diseluruh tubuh. (2,4)Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5C (104-105F). Pada kasus tidak terkomplikasi, ketika ruam muncul pada tungkai dan kaki, pada sekitar 2 hari gejala-gejala menghilang dengan cepat, proses pengurangan biasanya termasuk penurunan suhu mendadak. Penderita mungkin tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun rasa sakit biasanya akan berkurang. (2,4,5)2. Stadium erupsi.Ruam biasanya mulai sebagai makula tidak jelas pada bagian atas lateral leher, dibelakang telinga, sepanjang garis pertumbuhan rambut dan pada bagian posterior pipi. Lesi akan menjadi semakin makulopapuler sebagai ruam yang menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar keseluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ketika ruam akhirnya mencapai kaki pada hari ke 2 - ke 3, ruam ini mulai menghiliang dari wajah. Hilangnya ruam akan menuju ke bawah sama seperti ketika awal ruam muncul. Keparahan penyakit secara langsung dihubungkan dengan luas dan menyatunya ruam. Pada campak ringan ruam cenderung tidak menyatu, dan pada kasus yang sangat ringan ruam hanya sedikit, jika ada, lesi pada kaki. Pada campak berat ruam menyatu , kulit tertutup secara sempurna, termasuk telapak tangan dangan dan kaki, disertai muka membengkak dan menjadi buruk.Ruam sedikit hemoragik pada kasus berat dengan ruam menyatu, mungkin ada petekie yang luas. Gatal biasanya ringan. Ketika ruam menghilang, deskuamasi seperti kulit padi dan perubahan warna kecoklatan terjadi dan kemudian menghilang dalam 7-10 hari. (2,4,5,8)Ruam dapat sangat bervariasi. Jarang ruam urtikaria ringan, makuler tidak jelas atau skarlatiniformis dapat selama campak pada stadium prodromal awal dan menghilang sebelum ruam khas. Tidak ada ruam sama sekali jarang kecuali pada penderita yang telah mendapat antibodi manusia selama masa inkubasi. pada beberapa penderita dengan infeksi sindrom imunodefisiensi manusia (HIV), dan mungkin pada bayi umur sebelum 8 bulan yang mempunyai kadar antibodi ibu cukup besar. Pada campak tipe hemoragik (campak hitam), perdarahan dapat terjadi dari mulut, hidung, atau usus besar. Pada kasus ringan ruam mungkin kurang makuler dan lebih mendekati ujung jarum (pinpoint), agak menyerupai ruam demam skarlet atau rubella. (2,4,5,8)Limfonodi pada sudut rahang dan pada daerah servikal posterior biasanya membesar, dan splenomegali ringan dapat terjadi. Limfadenopati mesenterika dapat menyebabkan nyeri perut. Perubahan patologis khas campak pada mukosa apendiks dapat menyebabkan obliterasi lumen dan gejala apendisitis. Perubahan-perubahan tipe ini cenderung menghilang apabila disertai dengan menghilangnya bercak koplik. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil (terutama pada anak malnutrisi) dari pada anak yang lebih tua. (2,4,5,8)3. Stadium konvalesensi. Gejala-gejala pada stadium kataral mulai menghilang, erupsi kulit berkembang dan meninggalkan bekas di kulit berupa hiperpigmentasi dan kulit bersisik yang bersifat patognomonil. (2,4,5,8)II.1.G.Diagnosis. A. Diagnosis klinis

Ini biasanya dibuat dari gambaran klinis khas; Stadium kataral, Stadium erupsi, Stadium konvalesensi. (2,4,6)B. Diagnosis Laboratorium

1. Deteksi Anigen

Deteksi campak dapat dideteksi langsung pada sel epitel dalam sekret respirasi dan urine. Antibodi terhadap nukleoprotein bermanfaat karena merupakan protein virus yang paling banyak ditemukan pada sel yang terinfeksi. (1)2. Isolasi dan Identifikasi Virus

Apusan nasofaring dan konjungtiva, sampel darah, sekret pernapasan serta urine yang diambil dari pasien selama masa demam merupakan sumber yang sesuai untuk isolasi virus.Virus campak tumbuh lambat, efeksimptomatik yang khas (sel raksasa multinukleus yang mengandung badan inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik) terbentuk dalam 7-10 hari. Uji kultur vial dapat selesai dalam 2-3 hari menggunakan pewarnaan antibodi fluoresensi antigen campak pada kultur yang telah di inokulasi. (1)3. Serologi

Pemastian infeksi campak secara serologis bergantung pada peningkatan titer antibodi empat kali lipat antara serum fase-akut dan fase konfalensi atau terlihatnya antibodi IgM spesifik campak didalam spesimen serum tunggal yang di ambil antara 1 dan 2 minggu setelah awitan ruam. ELISA, uji HI, tes Nt semuanya dapat digunakan untuk mengukur antibodi campak, walaupun ELISA merupakan metode yang paling praktis. (1)Bagian utama respon imun ditujukan untuk melawan nukleoprotein virus. Pasien dengan panensifalitis sklerosa subakut menunjukan respon antibodi yang berlebihan, dengan titer 10 hingga 100 kali lipat lebih tinggi daripada peningkatan titer yang terlihat didalam serum konvalensi yang khas. (1)II.1.H. Diagnosis BandingRuam rubeola (campak) harus dibedakan dari eksantema subitum,rubella,infeksikarenaekovirus,viruskoksaki,danadeno-virus,mononukleosisinfeksiosa, oksoplasmosis, meningokoksemia, demam skarlet, penyakit rickettsia, penyakit serum, penyakit Kawasaki dan ruam karena obat. (2,4,6)Bercak koplik adalah patognomonis untuk rubeola dan diagnosis dari campak yang tidak termodifikasi bila tidak terdapat batuk.Roseola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari Roseola intantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung kurang khas daripada ruam campak, karena terdapat perbedaan dari tingkat demam dan keparahan penyakti. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak terdapat pada wajah, yang pada campak khas terdapat pada wajah. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau pemberian obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang hampir sama dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan "daging angsa" diatas dasar eiritematosa relatif mudah dibedakan. (2,4,6)Ruam yang lebih ringan dan gambaran klinis campak termodifikasi oleh gamma globulin atau oleh imunitas parsial karena vaksin campak, atau pada bayi dengan antibodi ibu, mungkin sukar untuk dibedakan. (2,4,6)II.1.I Komplikasi. Komplikasi utama campak adalah otitismedia, pneumonia dan ensefalitis. Gangren muncul dimana-mana tampak merupakan akibat purpura fulminan atau koagulasi intravasku ler tersebar. (2,4,6,8)Pneumonia dapat disebabkan oleh virus campak sendiri, terdapat lesi interstisial. Pneumonia campak pada penderita dengan infeksi HIV sering mematikan dan tidak selalu disertai oleh ruam. (2,4,6,8)Salah satu dari kemungkinan bahaya campak adalah eks- erbasi prases tuberkubsis yang ada sebelumnya. Mungkin juga ada kehilangan hipersensitivitas sementara terhadap tuberkulin. (2,4,6,8)Komplikasi neurologis lebih sering pada campak. Insiden ensefalomielitis diperkirakan 1-2/1.000 kasus campak yang dilaporkan. Tidak ada korelasi antara keparahan campak dan keparahan keterlibatan neurologis atau antara keparahan proses ensefalitis inisial dan prognosis. Jarang terjadi ensefalitis dilaporkan bersama campak yang dimodifikasi oleh gama globulin, keterlibatan ensefalitis nampak sebelum masa eruptif, tetapi lebih sering mulai terjadi 2-5 hari sesudah munculnya ruam. Penyebab ensefalitis campak tetap kontioversial. Ensefalitis terjadi pada awal perjalanan penyakit, invasi virus sangat berpengaruh besar, walaupun virus campak jarang diisolasi dari jaringan otak. Ensefalitis yang terjadi adalah adanya demielinasi dan dapat menggambarkan reaksi imunologis. Pada tipe demielinasi dengan ensefalitis parainfeksi lain perjalanan dari gejala-gejala tidak terdapat perbedaan. Ensefalitis yang mematikan terjadi pada anak yang sedang mendapat pengobalan imunosupresif untuk keganasan Komplikasi sisten saraf sentral, seperti sindrom Gaillain Barre, hemiplegia, tromboflebitis serebral, dan neuritis retro-bulber jarang ada. (2,4,6,8)II.I.J. Prognosis

Pada umumnya prognosis baik, tetapi prognosis lebih buruk pada anak dengan keadaan gizi buruk, anak yang menderita penyakit kronis, atau bila disertai komplikasi. (4)II.1.K. ProfilaksisKarantina berarti sedikit bermanfaat karena penularannya selama stadium prodromalnya, ketika campak mungkin belum diketahui. (2)a) Imunisasi AktifImunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi. Karena angka serokonversi pasca imunisasi tidak 100% dan mungkin ada beberapa makin lama imunitasnya berkurang, imunisasi kedua terhadap campak biasanya diberikan sebagai campak-parotitis-rubella {measles-mumps rubella [MMR), terindikasi. Dosis ini dapat diberikan ketika anak masuk sekolah atau nanti pada saat masuk sekolah menengah. Remaja yang memasuki perguruan tinggi harus juga mendapat imunisasi campak yang kedua.Respon terhadap vaksin campak hidup tidak dapat diramalkan jika telah diberi imunoglobulin dalam 3 bulan sebelum imunisasi. Alergi terhadap tuberkulin dapat berkembang dan menetap selama 1 bulan atau lebih lama sesudah pemberian vaksin campak hidup yang dilemahkan. Anak dengan infeksi tuberkulosis aktif harus mendapat pengobatan antituberkulosi, bila vaksin campak hidup diberikan. Uji tubekrulin sebelum atau bersama dengan imunisasi aktif terhadap campak lebih efektif. (2)Penggunaan vaksin campak hidup tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau untuk anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati. Vaksin hidup merupakan kontraindikasi pada anak dengan leukemia dan pada pasien yang sedang mendapat obat-obat imunosupresif karena risiko infeksi progresif menetap seperti pneumonia sel raksasa. Sesudah pemajanan dari anak yang rentan terhadap campak, imunoglobuiin campak (manusia) harus diberikan secara intramuskuler dalam dosis 0,25 ml/kg sesegera mungkin. Dosis yang lebih besar dapat dianjurkan pada anak dengan leukemia akut, walaupun pada mereka yang dalam remisi. Anak dengan infeksi HIV harus mendapatkan vaksin campak karena mortalitas campak tinggi dan mereka mentoleransi vaksin dengan baik. Walaupun pernah mendapat imunisasi campak, anak harus mendapat gamma globulin sesudah pemajanan dengan campak dengan dosis 0,5 ml/kg (maksimum 15 ml). Dosis ini diberikan dua kali dosis yang biasa dianjurkan. Vaksin campak dapat diberikan pasca terkena penyakit campak. Reaksti tidak akan bertambah dan campak dapat dicegak. (2)b) Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif dengan mengunakan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalensen, globulin plasenta atau gamma kumpulan plasma efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. (2)Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum (gamma globulin) dengan dosis 2,5ml/kg diberi secara intramuskuler dalam lima hari sesudah terpejan penyaki dan diberikan sesegera mungkin. Vaksinasi yang lebih efektip dapat dilakukan dengan pengunaan gamma globulin dengan dosis 0,05 ml/kg. Gamma globulin adalah 25 kali lebih kuat dalam liter antibodi dari pada kumpulan serum orang dewasa dan dapat mencegah resiko hepatitis. Pelemah bervariasi dan pola klinis yang dimodifikasi dapat bervariasi dari mereka yang dengan sedikit atau tidak ada gejala sampai mereka yang dengan sedikil atau tidak ada modifikasi. Ensefalitis dapat menyertai campak yang dimodifikasi dengan gamma globulin. (1,2)Sesudah hari ke 7-8 inkubasi, jumlah antibodi yang diberikan harus ditambah pada setiap tingkat proteksi. Jika injeksi ditunda sampai hari ke 9, 10 atau 11, gejala demam sudah ada. (1,2)II.1.L. PenatalaksanaanPasien diisolasi untuk mencegah penularan. Perawatan yang baik diperlukan terutama kebersihan kulit, mulut, dan mata. Pengobatan yang diberikan simtomatik, yaitu antipiretik bila suhu tinggi, sedatif, obat antitusif, dan memperbaiki keadaan umum dengan memperhatikan asupan cairan dan kalori serta pengobatan terhadap komplikasi. Pencegahan penyakit dilakukan dengan pemberian imunisasi. (2,3)Pelembaban ruangan mungkin perlu pada laringitis atau batuk yang mengiritasi secara berlebihan, dan paling baik mempertahankan ruangan agar tetap hangat. Penderita harus dilindungi dari cahaya yang terang atau terlalu kuat selama masa fotofobia. Komplikasi otitismedia dan pneumonia memerlukun terapi antimikroba yang tepat. (2,3)Pada komplikasi seperti ensefalitis, panensefalitis sklerotikans subakut, pneumonia sel raksasa, dan koagulasi intravaskuler untuk penangannanya harus diperiksa lebih lanjut. Gamma globulin, gamma globulin hiperimun. dan steroid tidak terlalu baik. Senyawa antivirus yang tersedia sekarang tidak efektif. Pengobatan dengan pemberian vitamin A oral (400.000 IU) dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas anak dengan campak berat di negara berkembang. (2,3)BAB IIIPENUTUP

III.1 Kesimpulan

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sakret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit. Komplikasi dari morbili adalah Otitismedia akut, ensefalitis, dan bronkopneumonia. Diagnosis Bandingnya Germanmeasles,eksantemasubitum,alergiobat.

Penatalaksanaannya pasien diisolasi untuk mencegah penularan. Perawatan yang baik diperlukan terutama kebersihan kulit, mulut, dan mata. Pengobatan yang diberikan simtomatik, yaitu antipiretik bila suhu tinggi, sedatif, obat antitusif, dan memperbaiki keadaan umum dengan memperhatikan asupan cairan dan kalori serta pengobatan terhadap komplikasi. Pencegahan penyakit dilakukan dengan pemberian imunisasi. Prognosis pada morbili umumnya baik, tetapi prognosis lebih buruk pada anak dengan keadaan gizi buruk, anak yang menderita penyakit kronis, atau bila disertai komplikasi.

III.2Saran Dilakukan penatalaksanaan dan pencegahan yang baik untuk meminimalkan dalam penyebaran penyakit morbili dan terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian terutama penanganan pada bayi dan anak-anak yang lebih sering terpejan dibanding orang dewasa. Dalam upaya pencegahan untuk penyakit campak adalah dengan vaksinasi dan melakukan isolasi untuk pecegahan penularan. Sedangkan untuk penanganan dan perawatan campak sendiri dengan cara pemberian antipiretik bila suhu tinggi, sedatif, obat antitusif, dan memperbaiki keadaan umum dengan memperhatikan asupan cairan dan kalori serta pengobatan terhadap komplikasi dan resiko yang lebih buruk seperti komplikasi dari penyakit yang dapat menyebabkan kematian.Daftar Pustaka

1. Books G.F, Butel J.S, Ornson L.N. Jawetz, Melnick, Adlberg. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta. EGC.2008.2. Brehman, Kliegman,.Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Volume 2. Jakarta. EGC. 1996.3. Katzung, Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Kelinik edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Mansjoer Amir, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta. Fakultas Kedokteran UI. 2000. 5. Price, Sylvia., Wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi Edisi Keenam. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 6. Taylor, Gina., A. 2009. Web MD. Rubeola (on-line) .Diaskes 9 Juli 2009.7. Tim Penerjemah EGC. 2005. Kamus Kedokteran Dorlan. EGC, Jakarta.8. Underwood J.C.E. Parologi Umum dan Sistemik Edisi 2 Vol 2. Jakarta. EGC. 2000.

17

1

3