pendahuluan morbili

38
PENDAHULUAN Campak adalah penyakit endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa kebal terhadap penyakit ini. Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi . Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola .

Upload: lilyana-wijaya

Post on 15-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pediatri

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan morbili

PENDAHULUAN

Campak adalah penyakit endemik pada sebagian besar

dunia. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang

rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum

penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10

tahun, kebanyakan orang dewasa kebal terhadap penyakit ini.

Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada

anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan

orang dewasa muda yang telah di imunisasi .

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang

ditandai dengan tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium

erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit ini adalah

campak, measles, atau rubeola .

Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan

pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah

selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di

kulit.

Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan

cacar memberi kesan kemungkinan bahwa campak dapat

diberantas. Tanda-tanda ini adalah 1. ruam khas, 2. tidak ada

Page 2: Pendahuluan morbili

reservoir binatang, 3. tidak ada vektor, 4. kejadian musiman

dengan masa bebas penyakit, 5. virus laten tidak dapat

ditularkan, 6.satu serotip, dan 7.Vaksinefektif.

Page 3: Pendahuluan morbili

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia

dan rubeola (bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman

disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia dikenal

dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris. Campak

adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh

virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral

selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian

diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri

dengan deskuamasi dari kulit.

2.2 Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus ,

yaitu virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus.

Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa

prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak,

virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus

dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu

kamar .

3

Page 4: Pendahuluan morbili

Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio

manusia. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri

dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi

dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.

Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan

selama masa prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap

kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya.

Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah

pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan awal

hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam

muncul.

2.3 Epidemiologi

Biasanya penyakit ini timbul pada masa aanak dan

kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan

mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai

umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan

mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu

belum pernah menderitaE menderita morbili ketika ia hamil 1

atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami

abortus, bila ia menderita morbili pada trimester pertama, kedua

Page 5: Pendahuluan morbili

atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan

kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir

rendah atau lahir mati anak yang kemudian meninggal sebelum

usia 1 tahun.

2.4. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Campak

a. Menurut Orang

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat

menginfeksi anak- anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia

sekolah atau remaja dan kadang kala orang dewasa. Campak

endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk

menjadi epidemi setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak yang

rentan atau belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan

masyarakat yang lebih kecil, epidemi cenderung terjadi lebih luas

dan lebih berat. Setiap orang yang telah terkena campak akan

memiliki imunitas seumur hidup.

b.Menurut Tempat

Penyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di

daerah yang sangat terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden

morbili tetapi upaya eradikasi belum dapat direalisasikan. Di

Amerika Serikat pernah ada peningkatan insidensi campak pada

tahun 1989-1991. Kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak yang

14

Page 6: Pendahuluan morbili

tidak mendapatkan imunisasi, termasuk anak-anak di bawah umur

15 bulan. Di Afrika dan Asia, campak masih dapat menginfeksi

sekitar 30 juta orang setiap tahunnya dengan tingkat kefatalan

900.000 kematian.

Berdasarkan data yang dilaporkan ke WHO, terdapat sekitar

1.141 kasus campak di Afganistan pada tahun 2007. Di Myanmar

tercatat sebanyak 735 kasus campak pada tahun 2006.

c. Menurut Waktu

Virus penyebab campak mengalami keadaan yang paling

stabil pada kelembaban dibawah 40%. Udara yang kering

menimbulkan efek yang positif pada virus dan meningkatkan

penyebaran di rumah yang memiliki alat penghangat ruangan

seperti pada musim dingin di daerah utara. Sama halnya dengan

udara pada musim kemarau di Persia atau Afrika yang memiliki

insiden kejadian campak yang relatif tinggi pada musim-musim

tersebut. Bagaimanapun, kejadian campak akan meningkat karena

kecenderungan manusia untuk berkumpul pada musim-musim

yang kurang baik tersebut sehingga efek dari iklim menjadi tidak

langsung dikarenakan kebiasaan manusia.

Kebanyakan kasus campak terjadi pada akhir musim dingin

dan awal musim semi di negara dengan empat musim dengan

puncak kasus terjadi pada bulan Maret dan April. Lain halnya

Page 7: Pendahuluan morbili

dengan di negara tropis dimana kebanyakan kasus terjadi pada

musim panas. Ketika virus menginfeksi populasi yang belum

mendapatkan kekebalan atau vaksinasi maka 90-100% akan

menjadi sakit dan menunjukkan gejala klinis.

2.5 Determinan Penyakit Campak

1. Host (Penjamu)

Beberapa faktor Host yang meningkatkan risiko terjadinya

campak antara lain:

a. Umur

Pada sebagian besar masyarakat, maternal antibodi akan

melindungi bayi terhadap campak selama 6 bulan dan penyakit

tersebut akan dimodifikasi oleh tingkat maternal antibodi yang

tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua kehidupan. Tetapi,

di beberapa populasi, khususnya Afrika, jumlah kasus terjadi secara

signifikan pada usia dibawah 1 tahun, dan angka kematian

mencapai 42% pada kelompok usia kurang dari 4 tahun. Di luar

periode ini, semua umur sepertinya memiliki kerentanan yang sama

terhadap infeksi. Umur terkena campak lebih tergantung oleh

kebiasaan individu daripada sifat alamiah virus.

Di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia, anak-anak

menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, tetapi ketika

14

Page 8: Pendahuluan morbili

memasuki sekolah jumlah anak yang menderita menjadi meningkat.

Sebelum imunisasi disosialisasiksan secara luas, kebanyakan

kasus campak di negara industri terjadi pada anak usia 4-6 tahun

ataupun usia sekolah dasar dan pada anak dengan usia yang lebih

muda di negara berkembang. Cakupan imunisasi yang intensif

menghasilkan perubahan dalam distribusi umur dimana kasus lebih

banyak pada anak dengan usia yang lebih tua, remaja, dan dewasa

muda.

b. Jenis Kelamin

Tidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan

penyakit campak pada wanita ataupun pria. Bagaimanapun, titer

antibodi wanita secara garis besar lebih tinggi daripada pria.

Kejadian campak pada masa kehamilan berhubungan dengan

tingginya angka aborsi spontan.

c. Umur Pemberian Imunisasi

Sisa antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta

merupakan faktor yang penting untuk menentukan umur imunisasi

campak dapat diberikan pada balita. Maternal antibodi tersebut

dapat mempengaruhi respon imun terhadap vaksin campak hidup

dan pemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu

menghasilkan imunitas atau kekebalan yang adekuat.

Pada umur 9 bulan, sekitar 10% bayi di beberapa negara

Page 9: Pendahuluan morbili

masih mempunyai antibodi dari ibu yang dapat mengganggu

respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi dapat

meningkatkan angka serokonversi. Secara umum di negara

berkembang akan didapatkan angka serokenversi lebih dari 85%

bila vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Sedangkan di negara

maju, anak akan kehilangan antibodi maternal saat berumur 12-15

bulan sehingga pada umur tersebut direkomendasikan pemberian

vaksin campak. Namun, penundaan imunisasi dapat

mengakibatkan

peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat campak yang

cukup tinggi di kebanyakan negara berkembang.

d. Pekerjaan

Dalam lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak-anak lebih

mudah mengalami infeksi silang. Kemiskinan bertanggungjawab

terhadap penyakit yang ditemukan pada anak. Hal ini karena

kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua untuk mendukung

perawatan kesehatan yang memadai pada anak, cenderung

memiliki higiene yang kurang, miskin diet, miskin pendidikan.

Frekuensi relatif anak dari orang tua yang berpenghasilan

rendah 3 kali lebih besar memiliki risiko imunisasi terlambat dan

4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak dibanding anak

yang orang tuanya berpenghasilan cukup.

14

Page 10: Pendahuluan morbili

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi

dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya

akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang

berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.

Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan

rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi

orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru.28

f. Imunisasi

Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan

berasal dari berbagai strain campak yang diisolasi. Vaksin dapat

melindungi tubuh dari infeksi dan memiliki efek penting dalam

epidemiologis penyakit yaitu mengubah distribusi relatif umur

kasus dan terjadi pergeseran ke umur yang lebih tua.

Pemberian imunisasi pada masa bayi akan menurunkan penularan

agen infeksi dan mengurangi peluang seseorang yang rentan untuk

terpajan pada agen tersebut. Anak yang belum diimunisasi akan

tumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan

agen infeksi tersebut. Pada campak, manifestasi penyakit yang

paling berat biasanya terjadi pada anak berumur kurang dari 3

tahun.

Page 11: Pendahuluan morbili

Pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan diprediksi dapat

menimbulkan serokonversi pada sekurang-kurangnya 85% bayi dan

dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian.

Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak

dapat diturunkan lebih dari 90%. Namun karena campak

merupakan penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi

wabah pada anak usia sekolah meskipun 85-90% anak sudah

mempunyai imunitas.

g. Status Gizi

Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi

malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi

terhadap kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan

penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan

selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.

Scrimshaw mencatat bahwa kematian karena campak pada

anak-anak yang ada di desa Guatemala menurun dari 1%

menjadi 0,3% tiap tahunnya ketika anak-anak tersebut diberikan

suplemen makanan dengan kandungan protein tinggi. Sedangkan

pada desa yang menjadi kontrol dimana anak-anak tersebut tidak

diberikan suplemen protein, angka kematian menunjukkan angka

0,7%. Tetapi karena hanya 27% saja dari anak- anak tersebut yang

secara teratur mengkonsumsi protein ekstra, dapat disimpulkan

14

Page 12: Pendahuluan morbili

bahwa perubahan rate yang didapatkan pada kasus observasi tidak

seluruhnya disebabkan oleh suplemen makanan.

Dari sebuah studi dinyatakan bahwa elemen nutrisi utama

yang menyebabkan kegawatan campak bukanlah protein dan kalori

tetapi vitamin A. Ketika terjadi defisiensi vitamin A, kematian atau

kebutaan menyertai penyakit campak. Apapun urutan kejadiannya,

kematian yang berhubungan dengan penyakit campak mencapai

tingkat yang tinggi, biasanya lebih dari 10% terjadi pada keadaan

malnutrisi.

h. ASI Eksklusif

Sebanyak lebih dari tiga puluh jenis imunoglobulin terdapat

di dalam ASI yang dapat diidentifikasi dengan teknik-teknik terbaru.

Delapan belas diantaranya berasal dari serum si ibu dan sisanya

hanya ditemukan di dalam ASI/kolostrum. Imunoglobulin yang

terpenting yang dapat ditemukan pada kolostrum adalah IgA, tidak

saja karena konsentrasinya yang tinggi tetapi juga karena aktivitas

biologiknya.

IgA dalam kolostrum dan ASI sangat berkhasiat melindungi

tubuh bayi terhadap penyakit infeksi. Selain daripada itu

imunoglobulin G dapat menembus plasenta dan berada dalam

konsentrasi yang cukup tinggi di dalam darah janin/bayi sampai

umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan perlindungan

terhadap beberapa jenis penyakit. Adapun jenis antibodi yang

Page 13: Pendahuluan morbili

dapat ditransfer dengan baik melalui plasenta adalah difteri,

tetanus, campak, rubela, parotitis, polio, dan stafilokokus.

Suatu penelitian dengan desain kohort yang dilakukan

di Swedia mendapatkan hasil bahwa pemberian ASI selama >3

bulan dapat memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit

campak dengan kata lain pemberian ASI merupakan faktor

protektif terhadap kejadian campak (OR = 0,69).

2. Agent

Penyebab infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus

dari famili Paramyxovire

3. Lingkungan

Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara

berkembang dengan cakupan vaksinasi yang rendah.

Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi yang

terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni

<400.000 orang.

Status imunitas populasi merupakan faktor penentu. Penyakit

akan meledak jika terdapat akumulasi anak-anak yang suseptibel.

Ketika penyakit ini masuk ke dalam komunitas tertutup yang

belum pernah mengalami endemi, suatu epidemi akan terjadi

dengan cepat dan angka serangan mendekati 100%. Pada

tempat dimana jarang terjangkit penyakit, angka kematian bisa

14

Page 14: Pendahuluan morbili

setinggi 25%.

2.6 Patologi

Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang

serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel

polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada

kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.

Penularan : secara droplet terutama selama stadium

kataralis. Umumnya menyerang pada usia 6 bulan sampai 5 tahun

Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan

folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan

proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi

radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam

jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial.

Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil

bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat

disebabkan oleh infeksi bakteri

sekunder.

Page 15: Pendahuluan morbili
Page 16: Pendahuluan morbili

2.7 Penularan Campak

Campak ditularkan melalui penyebaran droplet, kontak

langsung, melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang yang

terinfeksi. Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama

sebelum munculnya gejala prodormal biasanya sekitar 4 hari

sebelum timbulnya ruam, minimal hari kedua setelah

timbulnya ruam.

2.8 Manifestasi Klinis

Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jika gejala-gejala

prodromal pertama dipilih sebagai waktu mulai, atau sekitar 14

hari jika munculnya ruam yang dipilih, jarang masa inkubasi

dapat sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat

terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan kemudian menurun

selama sekitar 24 jam.

Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu :

1. Stadium Kataral (Prodromal).

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai

panas (38,5 ºC), malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia,

konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24

jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang

patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak

Page 17: Pendahuluan morbili

koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan

dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis

berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir

bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang terdapat makula

halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.

Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia.

Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering

didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang besar

dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak

dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.

2. Stadium Erupsi.

Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau

titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang

Page 18: Pendahuluan morbili

terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk

makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara makula

terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang

telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan

bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan

ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai

anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan

urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah

bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.

Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan

muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “black

measles”, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit,

mulut, hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium Konvalesensi.

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna

lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang

sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering

ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini

merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-

penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit menghilang

tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal

kecuali bila ada komplikasi

16

Page 19: Pendahuluan morbili

Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :

Anamnesis :

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak),

batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.

2. Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.

3. Dapat disertai diare dan muntah.

4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus

yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili

(1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi

campak.

Pemeriksaan fisik :

1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin

hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis

dan konjungtivitis

2. Pada umunya anak tampak lemah.

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam

makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga,

mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian

Page 20: Pendahuluan morbili

seluruh tubuh.

2.9 Diagnosis Banding

1. German Measles.

Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada

pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian

posterior, belakang telinga.

2. Eksantema Subitum.

Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi

normal. Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari

campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam

menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk

kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat

demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak

infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang

pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat

injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali

penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat

disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak,

tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada

meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam

papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging

16

Page 21: Pendahuluan morbili

angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

2.10 Komplikasi

Pada penderita campak dapat terjadi komplikasi yang terjadi

sebagai akibat replikasi virus atau karena superinfeksi bakteri

antara lain.

Otitis Media Akut

Dapat terjadi karena infeksi bakterial sekunder.

Ensefalitis

Dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang

menderita campak atau dalam satu bulan setelah mendapat

imunisasi dengan vaksin virus campak hidup, pada penderita yang

sedang mendapat pengobatan imunosupresif dan sebagai

Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Angka kejadian

ensefalitis setelah infeksi campak adalah 1 : 1.000 kasus,

sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus campak hidup

adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.

SSPE jarang terjadi hanya sekitar 1 per 100.000 dan terjadi

beberapa tahun setelah infeksi dimana lebih dari 50% kasus-kasus

SSPE pernah menderita campak pada 2 tahun pertama umur

kehidupan. Penyebabnya tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa

virus campak memegang peranan dalam patogenesisnya. SSPE

Page 22: Pendahuluan morbili

yang terjadi setelah vaksinasi campak didapatkan kira-kira 3 tahun

kemudian.

Bronkopneumonia

Dapat disebabkan oleh virus morbilia atau oleh Pneuomococcus,

Streptococcus, Staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat

menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan

malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun misalnya

tuberkulosis, leukemia dan lain-lain.

Kebutaan

Terjadi karena virus campak mempercepat episode defisiensi

vitamin A yang akhirnya dapat menyebabkan xeropthalmia atau

kebutaan.

2.11 Penatalaksanaan

Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum,

obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang

lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul:

1. Istirahat.

2. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi..

3. Medikamentosa :

- Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8

jam.

16

Page 23: Pendahuluan morbili

- Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 –

100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.

- Antitusif perlu diberikan bila batuknya

hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh

digunakan.

- Mukolitik bila perlu.

- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium

kataral sangat bermanfaat.

2.12 Prognosis

Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi

prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang

menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi.

2.13 Pencegahan

Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention)

Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan

penyakit yang masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit

belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan

status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi

sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Page 24: Pendahuluan morbili

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk

mencegah seseorang terkena penyakit campak, yaitu :3,35

a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya

pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.

b. Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang

diberikan pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan

karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun.

Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi

penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang

tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya

dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit,

mencegah komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecatatan,

yaitu :

a. Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui

pemeriksaan fisik atau darah.

b. Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak

jangan masuk sekolah selama empat hari setelah timbulnya rash.

Menempatkan anak pada ruang khusus atau mempertahankan

isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada

stadium kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah

timbulnya rash yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-

16

Page 25: Pendahuluan morbili

pasien dengan risiko tinggi lainnya.

c. Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan

penderita yakni antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat

batuk. Antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder untuk

mencegah komplikasi.

d. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein

bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita

sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi campak yakni

bronkhitis, otitis media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan

miokarditis yang reversibel.

Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah

terjadinya komplikasi dan kematian. Adapun tindakan-tindakan

yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu :

a. Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak.

b. Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A

akan turun secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan

menurunkan imunitas mereka

Page 26: Pendahuluan morbili

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Medis

Kesehatan Anak, Edisi I. Jakarta: IDAI, 2004.

2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar Penyakit Infeksi

16

Page 27: Pendahuluan morbili

Tropis. Jakarta: IDAI, 2004.

3. Penyakit Tropik dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran,

Edisi III Jilid

2. FKUI 2000.

4. Atom. Campak. ht t p: / /w w w .Me dl i nux . blo g s po t . c o m .

5. Haryowidjojo. Demam Campak. Htttp://www.Pediatrik.com.

6. Depkes Republik Indonesai. Campak. 07 Februari 2006.