laporan kasus morbili

46
LAPORAN KASUS MORBILI MIMI OKTAFIA dr. Harry Mulya Sp.A

Upload: lionfairway

Post on 11-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

morbili cases

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Morbili

LAPORAN KASUSMORBILIMIMI OKTAFIA

dr. Harry Mulya Sp.A

Page 2: Laporan Kasus Morbili

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : An. Anita (♀) Umur : 4 tahun Tanggal Masuk R.S : 31 Maret 2012 Kamar : VI

Page 3: Laporan Kasus Morbili

ANAMNESIS (ALLO ANAMNESIS DARI IBU PASIEN)

Keluhan Utama : Demam sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

Demam naik pas malam hari. Kemudian diberi obat penurun panas 1x tapi tidak turun – turun dan langsung dibawa ke RS. Pasien mengeluh batuk tapi orang tua pasien tidak tahu sejak kapan, batuk berdahak. Demam dulu baru batuk. Pilek sejak 3 hari yang lalu, pasien sariawan. Besok harinya mulai muncul ruam diseluruh tubuh. Mencret 1 kali, lendir disangkal, darah disangkal. Muntah disangkal. BAK pasien lancar.

Page 4: Laporan Kasus Morbili

Riwayat Penyakit Dahulu :Belum pernah menderita sakit seperti ini.. Kesan : penyakit baru pertama kali dialami

Riwayat Keluarga :Tidak ada sakit seperti ini, TB (-)Kesan : Penyakit tidak ada dialami keluarga

Riwayat Makanan :Makan diberi 3x sehari : nasi +sayur + ikan dan suka minum esKesan : pemberian makan anak teratur

Page 5: Laporan Kasus Morbili

Riwayat Imunisasi : BCG= 1xHep B = 3xPolio = 5x Kesan : Imunisasi belum lengkapDPT = 4xCampak = ibu lupa sudah / belum

Riwayat Kehamilan & Kelahiran :Anak pertama, lahir pervaginam BB = 2800 gr, PB = 47 cm, tidak ada KPD, anak tidak terlilit tali pusat, tidak ada perdarahan selama hamil. Anak menangis ketika lahir.Kesan : Kehamilan & persalinan baik

Riwayat Tumbuh Kembang :OS keseharian aktif,sudah berjalan usia 1 tahun & berlari kemana-mana. Sudah tengkurap usia jalan 6 bulan.Kesan : tumbuh kembang sesuai usia

Riwayat alergi :Alergi obat, alergi makanan dan alergi udara disangkal.kesan : Tidak ada alergi apapun.

Page 6: Laporan Kasus Morbili

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Tingkat Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Suhu = 37,6 oc

Nadi = 108 x/ menit, isi cukup, reguler

RR = tidak dihitung, anak tidak cooperatif

BB : 11kg (<P3 : CDC NCHS)

TB : 102 cm

Page 7: Laporan Kasus Morbili

Kulit : Berwarna kehitaman

Kepala : Bentuk Normocephal Warna rambut hitam Distribusi rambut merata

dan lurus

Mata :- Hiperemis dan berair - Mata Cekung (-/-)- Reflek Pupil (+/+)

isokhor- Sklera Ikterik (-/-)- Konjungtiva anemis (-/-)

Telinga : Normotia Sekret (-/-)

Hidung :- Deviasi septum (-)- Sekret (+/+)

Mulut : Bibir merah Sariawan (+) Faring hiperemis

Page 8: Laporan Kasus Morbili

Leher :- Pembesaran KGB (-)- Retraksi SS (-)

Thoraks : Bentuk dan

pengembangan dinding dada simetris

BJ I/II murni, reguler Murmur (-) Gallop (-) Bunyi dasar napas

vesikuler Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)

Abdomen : Inspeksi :

Kontur abdomen datar

Auskultasi : B.U (+) normal

Perkusi : Tymphani

Palpasi : Turgor dalam batas

normal Hepar (tidak teraba) Lien (tidak teraba)

Ekstremitas :- Akral hangat- RCT < 2 dtk- Udema (-)

Page 9: Laporan Kasus Morbili

ANTROPOMETRIBB x 100% = 11 x 100% = 64 % (gizi kurang)

U 17

TB x 100% = 102 x 100% = 99% (gizi baik)

U 103

BB x 100% = 11 x 100% = 66 % (gizi buruk)

TB 16,5

Kesan : gizi anak buruk

Page 10: Laporan Kasus Morbili

PEMERIKSAAN PENUNJANG 31 Maret 2012

Ht = 34 (36 – 46) Leukosit = 4,9 (4,3 –

10,4) Trombosit = 136 (132 –

440)

1 April 2012 Ht = 34,2 (36 – 46) Leukosit = 3,4 (4,3 –

10,4) Trombosit = 182 (132 – 440)

WIDAL S. thyposa H = 1/80 S. parathyposa AH =

negatif S.parathyposa BH = 1/80 S. thyposa O = 1/80 S. parathyposa AO = 1/80 S.parathyposa BO = 1/160

Page 11: Laporan Kasus Morbili

RESUMEAx : Pasien Demam sejak 3 hari yang lalu

Demam naik pas malam hari. Kemudian diberi obat penurun panas 1x tapi tidak turun – turun dan langsung dibawa ke RS. Pasien mengeluh batuk tapi orang tua pasien tidak tahu sejak kapan, batuk berdahak. Demam dulu baru batuk. Pilek sejak 3 hari yang lalu, pasien sariawan. Besok harinya mulai muncul ruam diseluruh tubuh. Mencret 1 kali, lendir disangkal, darah disangkal.BAK pasien lancar. Penyakit baru pertama kali dialami. Penyakit tidak ada dialami keluarga. Pemberian makan anak teratur. Imunisasi belum lengkap. Kehamilan & persalinan baik. Tumbuh kembang sesuai usia. Tidak ada alergi apapun.

Px : Suhu = 37,6◦C Nadi = 108x/ menit, isi cukup, reguler. BB=11 kg, TB = 102cm. Antropometri Gizi anak buruk. Konjungtiva eritema, sekret hidung (+/+), ruam diseluruh tubuh.

Lab : Ht 31/3/12 = 34 (36 – 46), kemudian 1/4//12 = 34,2 (36 – 46), Leukosit = 3,4 (4,3 – 10,4), Widal : S.parathyposa BO = 1/160, yang lain 1/80

Dx : Morbilli

Page 12: Laporan Kasus Morbili

ANALISIS MASALAH1. Morbilli

Atas dasar demam dan pilek 3 hari SMRS, Demam naik pada malam hari. Batuk . Sariawan dan ruam di seluruh tubuh. Mata hiperemis dan berair.

DIAGNOSIS Diagnosis Kerja

MorbilliDiagnosis banding

Rubella ISPA

RENCANA PEMERIKSAAN DPL

Page 13: Laporan Kasus Morbili

PENATALAKSANAAN Infus Kaen 3B 1050 cc/hari = 43 cc/jam =

11 tpm makro

R/ Sanmol syr. No. I

ʃ 4 dd 1 cth

Gliceril Guaiacolat 600 mg ¼ tab

CTM 4 mg ¼ tab

m.f pulv dtd No. X ʃ 4 dd 1

Vitamin A 100. 0000 IU no. I

Vitamin A 1500 IU ʃ 1dd1 no. V

Gizi :16,5 x 90 =

1485 kkal/kgBB/hari

- 3x nasi lunak dengan daging iris tipis, 1x biskuit, 1x buah pisang

Page 14: Laporan Kasus Morbili

EDUKASI- Dengan imunisasi pasif campak pada usia 9 bulan dan 5

tahun.- Diberitahukan ke ibu agar pemakaian handuk dan

pakaian yang mungkin muat bagi adiknya tidak dipakai bersama – sama untuk sementara

- Untuk adik supaya mendapatkan vaksin campak yang tepat waktu agar tidak terkena.

- Minum banyak air putih dan makan makanan yang bergizi

Page 15: Laporan Kasus Morbili

FOLLOW UP 2 APRIL 2012S = BAB sudah ada ampasnya, mata masih merah,

batuk (+), pilek (+), sariawan, kemerahan masih ada diseluruh tubuh dan gatal

O = TTV nadi : 124 x/m , napas : 36 x/m, suhu : 36,7◦C

Keadaan umum : sakit sedang

Tingkat kesadaran : compos mentis

Rambut : tidak rontok

Kepala : normocephal

Mata : anemis (-/-) , ikterik (-/-) , konjugtiva eritema

Hidung & telinga : tidak ada deviasi septum, serumen (+/+)

Bibir : merah, stomatitis

Leher : pembesaran kelenjar negatif

Thorax : normochest, tidak ada retraksi dinding dada

Paru : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdominal : bising usus + normal

Ekstremitas : akral keempat ekstremitas hangat, CRT < 3 detik, edema negatif.

A = Morbili hari ke 2P = Terapi dilanjutkan

Tanggal 2 April 2012 pkl. 20.00 WIB pasien pulang paksa

Page 16: Laporan Kasus Morbili

DAFTAR MASALAH Morbili Thypoid Fever

Page 17: Laporan Kasus Morbili

TINJAUAN PUSTAKA

Page 18: Laporan Kasus Morbili

DEFINISI

Adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu : a. Stadium kataral, b. Stadium erupsi dan c. Stadium konvalesen.

EPIDEMIOLOGI

Timbul pada masa anak dan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang lahir dengan ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4 – 6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan tersebut akan menurun sehingga bayi dapat menderita morbili. Sedangkan bagi ibu yang belum pernah menderita morbili selama hamil, maka bayi akan dapat menderita morbili setelah ia dilahirkan. Bila seorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Dan bila morbili terjadi pada kehamilan trimester 1, 2,atak 3 anak bisa lahir dengan BBLR, kelainan bawaan, lahir mati atau mati sebelum usianya kurang dari 1 tahun.

CAMPAK

Page 19: Laporan Kasus Morbili

ETIOLOGI Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat

dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak – bercak. Cara penularan dengan droplet dan kontak.

Page 20: Laporan Kasus Morbili

PATOGENESIS

Stadium kataral (prodromal)

Stadium erupsi

Stadium konvalesen

Page 21: Laporan Kasus Morbili

GEJALA KLINIS- Demam

- 3 C : Cough, Coryza, Conjungtivitis

- Batuk

- Malaise

- Fotopobia

- Eritema timbul dari belakang telinga, tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah

- Bercak koplik

Page 22: Laporan Kasus Morbili

PEMERIKSAAN PENUNJANG leukosit normal atau meningkat infeksi bakteri Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal

aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

Page 23: Laporan Kasus Morbili

PENGOBATAN Tanpa penyulit rawat jalan simtomatik Dengan penyulit rawat inap Antipiretik, antitusif, ekspektoran, antikonvulsif Vit A 100.000 IU peroral/hari dengan malnutrisi

dilanjutkan 1500 IU/hari Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder Diet makanan cairan, kalori yang memadai. Jenis

makanan disesuaikan tingkat kesadaran pasien.

Page 24: Laporan Kasus Morbili

KOMPLIKASI OMA Ensefalitis Bronkopneumonia

PROGNOSISTergantung keadaan umum anak. Jika keadaan umum baik maka anak baik. Buruk jika anak menderita penyakit

kronis atau bila ada komplikasi.

Page 25: Laporan Kasus Morbili

TYPHOID FEVER Suatu penyakit yang ditandai dengan demam akut

yang disebabkan oleh bakteri S. typhi. Penyebab demam tifoid secara klinis hampir selalu Salmonella yang beradaptasi pada manusia

Di seluruh dunia penyakit ini diperkirakan mencapai 16 juta kasus tiap tahunnya dengan 600.000 kasus dilaporkan berakhir dengan kematian.

Page 26: Laporan Kasus Morbili

Jumlah kasus dengan demam tifoid yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan RI hingga penghujung tahun 2005 tercatat sebanyak 25.270 kasus.

Sumber infeksi S. Typhi umumnya manusia, baik orang sakit maupun orang sehat yang dapat menjadi pembawa kuman.

Page 27: Laporan Kasus Morbili

ETIOLOGI Bakteri patogen enterik Salmonellae typhi. Salmonella merupakan genus dari famili

Enterobacteriaceae. Salmonella berbentuk batang, gram (-), anaerob

fakultatif, tidak berkapsul dan hampir selalu motil dengan menggunakan flagela peritrikosa, yang menimbulkan dua atau lebih bentuk antigen H.

Page 28: Laporan Kasus Morbili

Kuman lain yang dapat menyebabkan penyakit demam tifoid adalah Salmonella serotipe Paratyphi A, B dan C. Kuman ini memiliki berbagai kesamaan dengan S.Typhi namun dengan derajat penyakit yang lebih ringan.

Page 29: Laporan Kasus Morbili
Page 30: Laporan Kasus Morbili
Page 31: Laporan Kasus Morbili

TANDA DAN GEJALA KLINISKeluhan :

- Nyeri kepala (frontal) 100%

- Kurang enak di perut ≥ 50%

- Nyeri tulang, persendian dan otot ≥ 50%

- BAB - 50%

- Muntah - 50%

Gejala :

- Demam 100%

- Nyeri tekan perut 75%

- Toksik > 60%

- Letargik > 60%

- Lidah tifus (“kotor”) 40%

Page 32: Laporan Kasus Morbili

Kelainan makulopapular berupa roseola (rose spot

Bradikardia relatif. Hepatosplenomegali.

Perdarahan usus sering muncul sebagai anemia.

Perut distensi disertai dengan nyeri tekan perut.

Page 33: Laporan Kasus Morbili
Page 34: Laporan Kasus Morbili

PATOGENESISKUMAN

↓ tertelan

LAMBUNG

USUS HALUS

SUBMUKOSA USUS

DUKTUS THORAKIKUS/PEREDARAN DARAH

BAKTERIEMIA I

HATI, LIMPA, RES (MULTIPLIKASI)

BAKTERIEMIA II

GEJALA DEMAM TIFOID

Page 35: Laporan Kasus Morbili

DIAGNOSIS Diagnosis biasanya berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan gejala klinik serta pemeriksaan laboratorium serologi.

Diagnosis dapat dipastikan bila biakan dari darah, tinja, urin, sumsum tulang positif.

Page 36: Laporan Kasus Morbili

PEMERIKSAAN PENUNJANG Kultur :

Kultur Salmonella typhi dari darah pada minggu pertama positif pada 90% penderita

Kultur tinja mulai positif pada awal minggu ke 2

Laboratorium pemeriksaan darah kadar leukosit total rata – rata yang didapatkan sekitar 7.300 sel/ mm3 , dengan 78% hitung jenis menunjukkan shift to the left, sementara 18% kasus dilaporkan dengan leukopenia (< 4.500/ mm3).

Page 37: Laporan Kasus Morbili

Pemeriksaan Serologis Widal : suatu reaksi aglutinasi antara antibodi (aglutinin) dan

antigen yang bertujuan untuk menentukan adanya antibodi.

Antibodi (aglutinin) yang spesifik terhadap Salmonella akan positif dalam serum pada : Pasien demam tifoid. Orang yang pernah tertular Salmonella. Orang yang pernah divaksinasi terhadap demam tifoid.

Page 38: Laporan Kasus Morbili

Akibat infeksi oleh Salmonella typhi, maka di dalam tubuh pasien membuat antibodi (aglutinin), yaitu : Aglutinin O. Aglutinin H. Aglutinin Vi.

Page 39: Laporan Kasus Morbili

Kit Typhoid : Typhidot merupakan seperangkat kit dot ELISA yang digunakan untuk mendeteksi kadar antibodi IgM dan IgG terhadap protein membran luar dari Salmonella Typhi.

Page 40: Laporan Kasus Morbili

PCR dan Tubex Tx PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan dengan cara

metode deteksi DNA tifoid. Tube Tx

Mendeteksi antibodi O9 pada serum

Page 41: Laporan Kasus Morbili

PENATALAKSANAANMedikamentosa Kloramfenikol (drug of choice) 50 – 100 mg/kgBB/hari, oral atau

IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10 – 14 hari Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral atau IV selama 10 hari Kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari, oral, selama 10 hari Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, IV atau IM, sekali sehari selama 5

hari Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2 dosis selama 10

hari Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan

kesadaran. Deksametason 1 – 3 mg/kgBB/hari IV dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik

Page 42: Laporan Kasus Morbili

Non- medikamentosa Tatalaksana non - medikamentosa lebih ditujukan kepada

pengelolaan keadaan umum pasien. Hal ini dapat dicapai dengan anjuran tirah baring dan mengatur nutrisi yang seimbang, dengan senantiasa memperhatikan keadaan klinis masing - masing pasien.

Pemberian nutrisi lebih diutamakan secara oral atau enteral untuk mencegah terjadinya atrofi vili usus.

Pemberian nutrisi secara parenteral dilakukan apabila dikhawatirkan terjadi perforasi

Page 43: Laporan Kasus Morbili

KOMPLIKASI Di dalam saluran cerna

peritonitis, perdarahan, perforasi

Di luar saluran cerna

ensefalitispneumoniameningitisosteomielitishepatitis

Page 44: Laporan Kasus Morbili

PENCEGAHAN Secara umum untuk memperkecil kemungkinan

tercemar Salmonella typhi perhatikan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Salmonella typhi di dalam air dan makanan akan mati apabila dipanasi setinggi 57ºC beberapa menit.

Imunisasi aktif dapat membantu menekan angka kejadian demam tifoid.

Page 45: Laporan Kasus Morbili

TERIMA KASIH

Page 46: Laporan Kasus Morbili

DAFTAR PUSTAKAProf. Suraatmaja S. Gastroenterologi Anak. Sagung Seto. 2005.

Diagnosis Fisik pada Anak. CV Sagung Seto. Jakarta : 2003.

Diare akut. Standar Pelayanan Medik. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2005.

MIMS. BIP. Jakarta : 2008

Handout kuliah dr. Rahmini Sp.A

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 vol 2. Jakarta : EGC