laporan morbili
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tinjauan pustaka morbiliTRANSCRIPT
BAB ISTATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIENNama pasien : An. AUsia : 5 tahun 1 bulan Jenis kelamin : PerempuanNama orangtua : Tn. SAlamat : Kemayoran Timur 1, Jakarta PusatMasuk Rumah Sakit : 02-10-2014No kamar/bangsal : Isolasi/Melati
B. ANAMNESIS Keluhan utamaDemam Sejak 6 hari SMRS. Keluhan tambahan Muncul ruam kemerahan sejak 2 hari SMRS Batuk sejak 6 hari SMRS Hari ini BAB cair 5 kali
Riwayat Penyakit SekarangOS demam sejak 6 hari SMRS, demam mendadak tinggi terus menerus tanpa periode babas demam, demam hanya turun sesaat dengan pemberian obat penurun panas. Demam tidak disertai menggigil. Keluhan disertai batuk berdahak yang muncul 6 hari SMRS bersamaan dengan muncul demam, warna dahak putih, batuk tidak persisten, tidak terdapat darah, anak tidak sesak atau terlihat kebiruan. Pilek disangkal.Muncul ruam- ruam 2 hari SMRS, ruam awalnya pada belakang telinga dan leher, kemudian menyebar ke wajah dan seluruh badan, tangan dan kaki, ruam berwarna kemerahan dengan permukaan kulit yang menjadi kasar. OS BAB cair 5 kali sejak kemarin sore, tinja bewarna kuning, tidak disertai lendir atau darah. Menurut Orangtua OS, BAK berkurang frekuensinya. Os muntah 2 kali sejak kemarin sore, berisi cairan dan sisa makanan sebanyak 1/3 gelas. Nafsu makan anak menurun semenjak sakit dan anak sulit diberikan makanan maupun susu sejak 3 hari SMRS. Anak terlihat lemes dan lebih rewel dari pada biasanya.
Riwayat Penyakit DahuluBaru pertama kali merasakan keluhan seperti ini. Riwayat PengobatanOS sudah dibawa ke klinik 24 jam, diberi obat penurun panas, tetapi tidak ada perbaikan, setelah minum obat panas turun, kemudian naik lagi. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada yang memiliki keluhan yang sama Riwayat Kehamilan dan PersalinanIbu rutin melakukan ANC di dokter setiap bulannya, ibu tidak pernah sakit atau mengkonsumsi obat-obatan selain tablet Fe selama masa kehamilan. Anak lahir cukup bulan, spontan di rumah sakit tanpa penyulit kehamilan. BBL 3200 gram, PBL 51 cm dan anak langsung menangis sesaat setelah lahir. Riwayat ImunisasiHepatitis = pada usia 0, 1, 6 bulan Polio= pada usia 0, 2, 4, 6 bulan BCG= pada usia 2 bulan DPT= pada usia 2, 4, 6 bulan Campak= pada usia 9 bulan
Pola Makan Anak ASI saja sampai usia 6 bulan. Kemudian diberi makanan tambahan (nasi ,sayuran dan buahan), OS biasanya makan 4 kali/ hari, sejak sakit nafsu makan menurun Riwayat Tumbuh KembangSaat ini OS sudah sekolah di TK, kesan perkembangan sesuai usia. Riwayat AlergiTidak ada alergi obat, tidak ada alergi makan, tidak ada alergi debu dan cuaca. Riwayat PsikososialOS anak pertama dari 2 bersaudara, sudah sekolah di TK. Anak suka bermain diluar rumah, anak aktif. Kondisi lingkungan rumah ramai penduduk. Dilingkungan rumah tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaran Umum: Tampak Sakit Sedang Kesadaran: Composmentis Tanda-Tanda VitalNadi: 110 kali/menitNapas: 24 kali/menitSuhu: 39 C AntropometriBerat Badan: 23,5 kgTinggi Badan: 110 cmLingkar Kepala: 50 cmLingkar lengan atas: 14 cm Status GiziBB/U: 23,5 / 19 x 100 %= 123,68 % TB/U: 110 / 109 x 100 %= 100,92 % BB/TB: 23,5/ 19 x 100 %= 123,68 % Kesan: Obesitas
D. STATUS GENERALIS KepalaKepalaUbun-ubun KecilBercak merah di dahiNormocephalBelum Menutup Sempurna+
MataKonjungtiva anemisSclera icterusEdema palpebraMata cekungMata merah dan berair----+----+
HidungPernapasan cuping hidungDeviasi septumSekretPerdarahan--(+/+), berwarna putih bening(-/-)
TelingaNormotiaSekretBercak merah Post aurikuler+-++-+
MulutMukosa bibirPerdarahan gusiStomatitis TonsilFaring HiperemisLembab-+T1/T1+
LeherPembesaran KGB--
Pembesaran Kelenjar Thyroid--
ThoraxInspeksiGerak dada simetris, tidak terdapat retraksi dada
PerkusiSonor/Sonor
PalpasiVokal fremitus simetris, nyeri tekan (-/-)
AuskultasiBunyi paru vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)Bunyi jantung I dan II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Axilla: Pembesaran KGB (-/-) AbdomenInspeksiDistensi (-), Scar (-)
AuskultasiBU (+) meningkat
PerkusiTymphani pada seluruh kuadran abdomen
PalpasiSupel, nyeri tekan epigastrium (+)
Turgor KulitBaik, Kembali dalam waktu < 2 detik
Inguinal dan GenitaliaPembesaran KGB inguinal--
GenitaliaTidak ada kelainan
EkstremitasSuperiorAkralEdemaSianosisRCTHangat--< 2 detikHangat--< 2 detik
InferiorAkralEdemaSianosisRCTHangat--< 2 detikHangat--< 2 detik
E. RESUMEPasien perempuan usia 5 tahun 1 bulan datang dengan keluhan demam 6 hari SMRS.demam disertai timbulnya bercak kemerahan di belakang telinga dan leher, kemudian menyebar ke wajah dan seluruh badan, tangan dan kaki, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Pasien juga mengeluhkan BAB cair 5 kali sejak kemarin sore. BAK frekeunsinya berkurang. Orang tua Pasien sudah membawa pasien berobat ke klinik, tapi keluhan tidak juga sembuh Pemeriksaan Fisik Suhu: 39 0 CStatus gizi : ObesitasBercak kemerahan di belakang telinga,dahi,dada, ekstremitas Pemeriksaan Penunjang Na 131 mEq (menurun) K 2,7 mEq (menurun)Cl 92 mEq (menurun)
F. ASSESMENT Morbili Bronkopneumoni
G. PEMERIKSAAN PENUNJANGJenis pemeriksaan
Hasil 28/9/14
Nilai rujukan
Satuan
Hemoglobin
13,6
10,7-14,7
g/dl
Hematokrit
38
31-43
%
Trombosit
309000
217-491103 /uL
Leukosit73905500-15000
103 /uL
Eritrosit
5.04
3,7-5,7
106 /uL
MCV7272-88
Fl
MCH
24
23-31
Pg
MCHC
34
32-36
g/dl
H. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis: Morbili Status Imunisasi: Imunisasi dasar lengkap Satatus Tumbuh Kembang: Tumbuh Kembang sesuai dengan usia Status Gizi: Obesitas
I. TATA LAKSANAIVFD : KaEN 3B + 10 mEq KCl (16 tpm)Vit A 50.000 U 4 x 1 Daryazink 1 x 1 cdoVivens Syr 2 x 1 cdoPuyer campuran untuk batuk dan demam 3 x 1
J. FOLLOW UP RUANGANTanggalSOAP
4 10 2014
-Panas naik turun-Batuk (+)-Mual muntah (-) - bercak kehitaman diseluruh tubuh (+)- Belum BAB sejak kemarinKu: sakit sedangKesdaran : CmNadi : 100xR : 30xS: 37,4 0 CLab : Na : 141K : 4,1Cl : 105Morbili Lanjut terapi
5- 10 - 2014
-Panas naik turun-Batuk (+)-bercakkehitaman (+)-nafsu makan mulai membaik- sudah BAB
Ku: sakit ringanKesadaran : CMNadi :100xR : 28xS : 37,9 0 C
Morbili Lanjut terapi
6-10-2014
-panas turun -batuk(+)- Bercak hitam mulai mengelupas
KU: sakit ringanKesadaran : CMN: 100xR: 24xS : 36,8
Morbili Lanjut terapi Pasien boleh pulang
K. PROGNOSIS Quo ad Vitam: dubia ad bonam Quo ad Functionam: dubia ad bonamBAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISICampak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodormal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Penyebaran infeksi terjadi dengan perantara droplet.Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3 stadium yaitu :1. Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak bergejala.2. Stadium prodromal yang menunjukkan gejala demam, konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada mukosa (bercak koplik).3. Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya ruam makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu badan, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas.
B. EPIDEMIOLOGIDi Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0.7%) dan tempat ke-5 dalam urutan 10 penyakit utama pada anak usia 1-4 tahun (0.77%).Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar 3000-4000 per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174. Namun case fatality rate telah dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak menderita campak adalah < 12 bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun.Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak.
C. ETIOLOGIVirus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan genus Morbili virus berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Didalamnya terdapat nukleokapsid yang berbentuk bulat lonjong, terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA) yang merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Pada selubung luar seringkali terdapat tonjolan pendek. Salah satu protein yang berada di selubung luar berfungsi sebagai hemaglutinin. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul.Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35C, beberapa hari pada suhu 0C, dan tidak aktif pada pH rendah.
D. PATOGENESISCampak merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi utama infeksi virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus pertama pada saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang menyebabkan terjadinya viremia primer. Setelah viremia primer, terjadi multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi pada jaringan limfatik regional maupun jaringan limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi di lokasi pertama infeksi. Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang ekstensif dan menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit, konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam darah, saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya menurun secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit, dan makrofag.Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media, dan lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus dan herpes virus pneumonia dapat terjadi pada kasus campak.Tabel 1. Patogenesis infeksi campak tanpa penyulitHariManifestasi
0Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring atau kemungkinan konjungtivaInfeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus
1-2Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
2-3Viremia primer
3-5Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh
5-7Viremia sekunder
7-11Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas
11-14Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
Sumber :Feigin et al.2004.Textbook of Pediatric Infectious Diseases 5th editionPenularannya sangat efektif dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari timbul ruam. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya. Virus masuk ke dalam limfatik local, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuclear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional. Disini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulai penyebaran ke sel jaringan limforetikular seprti limpa. Sel mononuclear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak (sel Warthin), sedangkan limfosit-T (termasuk T-supressor dan T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut aktif membelah.Gambaran kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah focus infeksi yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.Pada hari ke 9-10, focus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari system saluran nafas diawali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada sistem saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan tampak suatu ulserasi kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik yang dapat menjadi tanda pasti untuk menegakkan diagnosis.Selanjutnya daya tahan tubuh menurun. Sebagai akibat respons delayed hypersensitivity terhadap antigen virus, muncul ruam makulopapular pada hari ke-14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibody humoral dapat dideteksi pada kulit. Kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami deficit sel-T.Fokus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh darah. Vesikel tampak secara mikroskopik di epidermis tetapi virus tidak berhasil tumbuh di kulit. Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media dan lain-lain.
E. DIAGNOSIS1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisika. Stadium inkubasi Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan gejala sakit.b. Stadium kataral (prodormal)Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang berhadapan dengan molar bawah. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtuva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang.Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-101 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan. Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.c. Stadium erupsi Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang kadang terlihat bercak koplik. Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan munculnya.Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan tampak memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan. Seiring dengan masa penyembuhan maka muncullah deskuamasi kecokelatan pada area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga menutupi seluruh bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi bengkak sehingga sulit dikenali. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.Variasi yang biasa terjadi adalah Black Measless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.d. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANGDiagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus campak dapat dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA). Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 10 hari setelah pengambilan sampel serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih. Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam. Serum IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit encephalitis dan didapatkan peningkatan protein, peningkatan ringan jumlah limfosit sedangkan kadar glukosa normal.
G. DIFFERENTIAL DIAGNOSISDiagnosis banding morbili diantaranya :1. Campak jermanPada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.2. Rubella.Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak. Gejala yang timbul tidak seberat campak.3. Alergi obat.Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam muncul dan biasanya tidak disertai gejala prodromal. 4. Demam skarlatina.Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen. Tanda patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis eksudativa atau membranosa.5. Eksantema subitum.Perbedaan dengan penyakit campak. Ruam akan timbul bila suhu badan menurun.
H. PENYULITCampak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih kecil. Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh bakteri. Beberapa penyulit campak adalah :1. Laringitis akutLaryngitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas yang bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan distress pernapasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan akan membaik dan gejala akan menghilang.
2. BronkopneumoniaMerupakan salah satu penyulit tersering pada infeksi campak. Dapat disebabkan oleh invasi langsung virus campak maupun infeksi sekunder oleh bakteri (Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus, dan Haemophyllus influenza). Ditandai dengan adanya ronki basah halus, batuk, dan meningkatnya frekuensi nafas. Pada saat suhu menurun, gejala pneumonia karena virus campak akan menghilang kecuali batuk yang masih akan bertahan selama beberapa lama. Bila gejala tidak berkurang, perlu dicurigai adanya infeksi sekunder oleh bakteri yang menginvasi mukosa saluran nafas yang telah dirusak oleh virus campak. Penanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak muncul akibat yang fatal.3. EncephalitisKomplikasi neurologis tidak jarang terjadi pada infeksi campak. Gejala encephalitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari setelah onset penyakit. Biasanya gejala komplikasi neurologis dari infeksi campak akan timbul pada stadium prodromal. Tanda dari encephalitis yang dapat muncul adalah : kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan frekuensi nafas, twitching dan disorientasi. Dugaan penyebab timbulnya komplikasi ini antara lain adalah adanya proses autoimun maupun akibat virus campak tersebut.4. SSPE (Subacute Slcerosing Panencephalitis)Merupakan suatu proses degenerasi susunan syaraf pusat dengan karakteristik gejala terjadinya deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang diikuti kejang. Merupakan penyulit campak onset lambat yang rata-rata baru muncul 7 tahun setelah infeksi campak pertama kali. Insidensi pada anak laki-laki 3x lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan. Terjadi pada 1/25.000 kasus dan menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal. Anak yang belum mendapat vaksinansi memiliki risiko 10x lebih tinggi untuk terkena SSPE dibandingkan dengan anak yang telah mendapat vaksinasi.
5. Kejang DemamKejang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat ruam keluar. Kejang dalam hal ini diklasifikasikan sebagai kejang demam.6. KonjungtivitisKonjungtivitis terjadi pada hampir semua kasus campak. Dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri yang dapat menimbulkan hipopion, pan oftalmitis dan pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.7. Otitis MediaInvasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang telinga biasanya hiperemi pada fase prodromal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus akan terjadi otitis media purulenta.8. DiareDiare dapat terjadi akibat invasi virus campak ke mukosa saluran cerna sehingga mengganggu fungsi normalnya maupun sebagai akibat menurunnya daya tahan penderita campak.9. Black MeaslesMerupakan bentuk berat dan sering berakibat fatal dari infeksi campak yang ditandai dengan ruam kulit konfluen yang bersifat hemoragik. Penderita menunjukkan gejala encephalitis atau encephalopati dan pneumonia. Terjadi perdarahan ekstensif dari mulut, hidung dan usus. Dapat pula terjadi koagulasi intravaskuler diseminata.
I. PENATALAKSANAAN 1. Medikamentosaa. Pengobatan bersifat suportif terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotic diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi apabila terjadi kejang dan pemberianm vitamin Ab. Vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit totalc. Pengobatan Morbili tanpa komplikasi Bedrest Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.d. Pengobatan Morbili dengan komplikasi EnsefalopatiKloramfenikol dosis 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/KgBB/hari selama 7-10 hari.Kortikosteroid : deksametason 1 mg/kgbb/hari sebagai dosis awal dilanjutkan 0.5 g/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off)Kebutuhan jumlah cairan dikurangi kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit. BronkopneumoniaKloramfenikol 75mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-10 hari Oksigen 2 liter/menit.2. Indikasi rawatPasien dirawat (di ruang isolasi) bila : Hiperpireksia (suhu >39,5C) Dehidrasi Kejang Asupan oral sulit Adanya penyulit atau komplikasi.
J. PENCEGAHANPencegahan terutama dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi Campak di Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke dalam program pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi campak dapat pula diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun. Pencegahan dengan cara isolasi penderita kurang bermakna karena transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai campak.1. Imunisasi aktifImunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif.
2. Imunisasi pasifImunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak.3. IsolasiPenderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
K. PROGNOSISCampak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit maka prognosisnya baik.
DAFTAR PUSTAKA1. Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1. Hal 33-35. Jakarta. Badan Penerbitan IDAI2. Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. 2010. Campak dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi II. Jakarta. Badan Penerbitan IDAI. Hal. 109-1183. http://anwarusy.wordpress.com/2009/06/16/referat-morbili-campak/4. Campak dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Hal. 180-183. 2009. Jakarta. WHO5. Depkes, R.I., 2004. Campak di Indonesia. http://www.penyakitmenular. Info6. Soegeng Soegijanto. 2001. Vaksinasi Campak. Dalam: I.G.N. Ranuh, dkk. (ed) Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta. Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal. 1057. Maldonado, Y. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.8. Cherry J.D. 2004. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan (eds) Textbook of Pediatrics Infectious Disease. 5th edition. Vol 3. Philadelphia. Saunders. p.2283 22989. http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/morbili-campak.html
8