tugas metlit
TRANSCRIPT
Daun Katuk Meningkatkan
Dan Melancarkan Produksi ASI
Disusun Oleh :
Isnawati (2008730016)
Ninda Putri Rahayu (2008730026)
Gemala Ryan Anggraini (2008730068)
Agnestia Ayu Utami
Program studi dokter
Fakultas kedokteran dan kesehatan
Universitas muhammadiyah Jakarta
2011
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Klik Dokter Menuju Indonesia Sehat
www.kompas.com
www.medika.com
www.depkes.com
www.wikipedia.com
A.Latar Belakang
Daun katuk banyak ditemukan di setiap tempat terutama di
indonesia dan banyak mitos yang menyatakan bahwa mengkonsumsi
daun katuk setelah melahirkan dapat meningkatkan produksi ASI.
Pada umumnya daun katuk (Sauropus androgynus) digunakan
sebagai sayuran. Di Indonesia daun katuk digunakan untuk melancarkan
air susu ibu, obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Dan pada saat
sekarang ini, daun katuk telah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka
yang berkhasiat untuk melancarkan ASI (air susu ibu). Sepuluh sediaan
fitofarmaka daun katuk sebagai pelancar ASI telah beredar di Indonesia
pada tahun 2000.
Pengetahuan masyarakat akan manfaat katuk dalam meningkatkan
produksi ASI yang masih terbatas inilah yang membuat peneliti banyak
meneliti kandungan apasaja yang terdapat dalam daun katuk yang dapat
meningkatkan produksi ASI. Dalam hal melancarkan produksi ASI tidak
hanya daun katuk yang berkhasiat sebagai pelancar ASI. Karena pada
prinsipnya semua sayuran yang berwarna hijau tua bisa melancarkan
ASI, misalnya daun pepaya, daun singkong, daun kacang panjang
(lembayung), dan bayam. Selain itu yang lebih menentukan proses
menyusui adalah sucking reflect atau reflek menghisap pada bayi.
Semakin sering dihisap, produksi ASI akan semakin banyak karena
hormon oksitosin dan prolaktin yang ada ikut terpacu untuk terus
memproduksi ASI.
B.Rumusan masalah
Adakah perbedaan produksi ASI ibu yang mengkonsumsi daun katuk
dan yang tidak mengkonsumsi daun katuk?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah daun katuk dapat meningkatkan atau
merangsang produksi ASI.
D. Kerangka Teori
Tanaman Katuk
Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus(L)
Merr, familiEuphorbiaceae Terdapat di berbagai daerah di India,
Malaysia dan Indonesia.Di Indonesia tumbuh di dataran dengan
ketinggian 0-2100 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini berbentuk perdu. Tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-
cabang agak lunak dan terbagi Daun tersusun selang-seling pada satu
tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan
lebar 1,25-3 cm. Bunga tunggal atau berkelompok tiga. Buah bertangkai
panjang 1,25 cm.(2) Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari
batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20 cm disemaikan
terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat dipindahkan ke
kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi
mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun
muda dan segar.
Kandungan zat yang terdapat dalam tanaman katuk
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar
sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-
karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga
2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap
karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti
kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi
daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun
katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada
candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping
seperti keracunan papaverin.
Efek samping dari penggunaan tanaman katuk
mengkonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu - 7
bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak
makan dan sesak nafas.
selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai
parah
konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala
bronkiolitis obliterasi yang permanen
obat antiobesitas (pelangsing tubuh)
Daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI
Daun katuk mengandung steroid dan polifenol yang dapat
meningkatkan kadar prolaktin.
Pada pemberian daun katuk ditemukan peningkatan kadar hormon
steroid adrenal.
Kadar prolaktin yang tinggi akan meningkatkan, mempercepat dan
memperlancar produksi ASI. Daun katuk juga mengandung
alkaloid, sterol, flavonoid dan tannin.
Yang menentukan peningkatan Produksi ASI
ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-
bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal
sampai usia 4-6 bulan.
Produksi ASI dalam tubuh wanita pun dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk gaya hidup. Oleh karena itu cara untuk mengatasinya harus terdiri dari berbagai aspek.
Pertama-tama yang harus diketahui oleh para ibu baru adalah aneka bahan makanan yang mengandung Anti-Galactogogues. Anti-Galactogogues adalah bahan yang bisa menghentikan produksi ASI. Biasanya terkandung dalam sayuran, tumbuhan juga obat-obatan.
Sayuran dan tumbuhan yang mengandung Anti-Galactogogues antara lain kol dan daun mint. Sedangkan obat-obatan yang perlu dihindari adalah pseudoephedrine (obat untuk penyakit ginjal) dan anti-histamines (obat anti mabuk).
Hal lain yang akan menambah produksi ASI adalah sebagai berikut.
1. TidurProduksi ASI juga ditentukan oleh kondisi fisik dan mental seseorang. Tidur yang cukup akan membuat kondisi fisik dan mental menjadi pulih. Bahkan seorang mama baru disarankan untuk tidur 10 jam per-hari layaknya seorang bayi untuk memulihkan keadaan fisiknya.
2. Minum Air
Dehidrasi merupakan salah satu penyebab berkurangnya produksi ASI. Oleh karena itu, disarankan bagi para ibu untuk minum air secukupnya agar produksi ASI lancar.
3. Diberi rangsangan
Terkadang ASI susah keluar bukan karena produksinya rendah, melainkan butuh rangsangan. Karena sucking reflect atau reflek menghisap pada bayi akan juga berperan dalam meningkatkan produksi ASI. Semakin sering dihisap, produksi ASI akan semakin banyak karena hormon oksitosin dan prolaktin yang ada ikut terpacu untuk terus memproduksi ASI.
Kualitas ASI bisa menurun bila status gizi ibu memburuk. Jika terus menerus berlanjut, kebutuhan gizi buah hati bisa tidak terpenuhi secara maksimal. Untuk meningkatkan kualitas dan produksi ASI, berikut tips yang bisa diterapkan:
1. Minum jus buah segar setiap hari.
2. Jangan banyak makan camilan yang tidak sehat dan tidak memberi asupan gizi. Lebih baik makan sereal, susu, dan buah.
3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Sayuran hijau akan meningkatkan asupan zat besi untuk menangkal anemia pada ibu dan bayi. Buah sebagai anti oksidan agar ibu tidak mudah sakit.
4. Makan saja jika merasa lapar. Biarpun jika dihitung-hitung dalam sehari kita bisa makan lebih dari lima kali. Tapi it’s OK.
5. Konsumsilah makanan yang mengandung kalsium dan zat besi, seperti ikan dan minum susu khusus ibu menyusui yang mengandung
DHA, asam folat, kalsium, vitamin, zat besi, dan prebiotik FOS. Bila perlu, konsumsi pula suplemen yang mengandung kalsium.
6. Pilih makanan yang mengandung lemak esensial (karena ini penting untuk otak dan imunitas bayi) seperti minyak ikan, telur, biji bunga matahari, dll.
7. Pastikan banyak minum air putih.
8. Relaks dan percaya diri produksi ASI kita berlimpah.
9. Upayakan istirahat cukup untuk menekan stress yang akan menghambat produksi ASI. Pada 4-8 minggu pertama, biasanya ibu perlu begadang untuk menyusui. Jadi, sesuaikan waktu ibu dengan waktu tidur buah hati dan istirahat 7-8 jam sehari.
10. Lakukan olahraga secara rutin. Ini bertujuan agar suasana hati jadi bahagia dan selanjutnya akan meningkatkan hormone untuk menunjang produksi ASI. Olahraga yang bisa dilakukan seperti jalan sehat atau aerobic. Lakukan olahraga ringan ini secara berkala dengan durasi waktu secukupnya.
E. Hipotesis dan Operasionalisasi Hipotesis
Hipotesis
ibu – ibu yang mengkonsumsi katuk mempunyai produksi ASI yang
baik atau produksi ASInya meningkat.
Operasionalisasi Hipotesis
Variabel Bebas : Mengkonsumsi daun katuk
Definisi Operasional : Mengkonsumsi 100 g daun katuk /
hari dalam 1 minggu dan berapa
peningkatan produksi ASI
Kategori :Mengkonsumsi daun katuk atau tidak
mengkonsumsi daun katuk
Level of Measurement : Nominal
Variabel Tergantung :Terjadi peningkatan produksi ASI
atau tidak terjadi peningkatan produksi
ASI
Definisi Operasional :Peningkatan produksi ASI ditandai
dengan frekuensi pemberian dan
kepuasan anak meminum ASI yang
ditandai dengan sering menangis atau
tidak.
Level of Measurement : Nominal
F.Desain dan Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimental. Dengan
membagi secara random kemudian membandingkan dua kelompok pada
ibu-ibu yang baru melahirkan di sekitar perumahan cireundeu.
Kelompok yang pertama yaitu ibu-ibu setelah melahirkan yang
mengkonsumsi daun katuk setiap 100 gram per harinya dan kelompok
yang kedua ibu-ibu yang tidak mengkonsumsi daun katuk setelah
melahirkan.penelitian dilakukan selama 1 minggu.
Sebelum dilakukan penelitian , peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu megetahui frekuensi pemberian ASI dan tingkat kepuasan bayi
yang ditandai menangis/tidak sebelum dilakukan penelitian. Setelah 1
minggu kemudian, diamati kembali apakah terdapat peningkatan
frekuensi pemberian ASI atau tidak yang ditandai dengan tingkat
kepuasan bayi (menangis/tidak).
Subjek Penelitian
Sampel 10 orang ibu setelah melahirkan di perumahan cireudeu
kemudian secara random dibagi menjadi 2 bagian :
- 5 orang ibu yang mengkonsumsi daun katuk setiap harinya
- 5 orang tidak mengkonsumsi daun katuk
Instrumentasi
Data dari penelitian yang didapat (dengan melakukan dua
perlakuan yang berbeda tersebut) dikumpulkan. Kelompok pertama yang
setelah melahirkan mengkonsumsi daun katuk setiap 100 gram per
harinya dan kelompok yang kedua tidak mengkonsumsi daun katuk
setelah melahirkan. Kemudian dilihat apakah ada perbedaan diantara
keduanya.
Pengumpulan Data
Pra konsumsi
Mengetahui frekuensi pemberian ASI dan tingkat kelaparan bayi
Pasca konsumsi
Mengetahui frekuensi pemberian ASI dan tingkat kelaparan bayi
setelah 1 minggu.
Data Pra Konsumsi
Subjek
Penelitian
Frekuensi Pemberian ASI per hari dan tingkat
kelaparan bayi
Ibu 1 5 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 2 7 kali/hari,bayi tenang
Ibu 3 4 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 4 5 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 5 6 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 6 4 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 7 5 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 8 8 kali/hari,bayi tenang
Ibu 9 5 kali/hari,bayi sering menangis
Ibu 10 7 kali/hari,bayi tenang
Data Pasca Konsumsi
Mengkonsumsi Katuk
Pra Konsumsi Pasca Konsumsi Produksi ASI
Ibu 1 5kali/hari,bayi sering
menangis
9kali/hari,bayi jarang
menangis
Meningkat
Ibu 2 7kali/hari,bayi tenang 7kali/hari,bayi tenang Tetap/tidak
meningkat
Ibu 3 4kali/hari,bayi sering
menangis
8kali/hari,bayi tenang Meningkat
Ibu 4 5kali/hari,bayi sering
menangis
10kali/hari,bayi jarang
menangis
Meningkat
Ibu 5 6kali/hari,bayi sering
menangis
6kali/hari,bayi sering
menangis
Tetap/tidak
meningkat
Tidak mengkonsumsi Katuk
Pra Konsumsi Pasca Konsumsi Produksi ASI
Ibu 6 4kali/hari,bayi sering 4kali/hari,bayi sering Tetap/tidak
menangis menangis meningkat
Ibu 7 5kali/hari,bayi sering
menangis
5kali/hari,bayi sering
menangis
Tetap/tidak
meningkat
Ibu 8 8kali/hari,bayi tenang 8kali/hari,bayi tenang Tetap/tidak
meningkat
Ibu 9 5kali/hari,bayi sering
menangis
5kali/hari,bayi sering
menangis
Tetap/tidak
meningkat
Ibu 10 7kali/hari,bayi tenang 7kali/hari,bayi tenang Tetap/tidak
meningkat
Uji Statistik
Dengan menggunakan uji beda dua mean “uji beda dua mean dependen
(paired sample)”
Hipotesis
Ho;δ=0 (tidak ada perbedaan produksi ASI antara sebelum dan sesudah
mengkonsumsi katuk)
Ha;δ#0 (ada perbedaan produksi ASI antara sebelum dan sesudah
mengkonsumsi katuk)
Perhitungan uji t :
Data Sebelum konsumsi : 5,7,4,5,6
Data Sesudah konsumsi : 9,7,8,10,6
Standard Deviasi : 4,0,4,5,0
Rata-rata deviasi = 2,6
Standar deviasi = 2,4
Dari tabel didapatkan nilai p= >0,025
Maka, pv lebih besar dari alpha sehingga hipotesis nol gagal ditolak
Analisis Data
Dari 10 orang ibu yang baru melahirkan pada ibu –ibu yang
mengkonsumsi katuk terjadi peningkatan produksi ASI akan tetapi pada
ibu – ibu yang tidak mengkosumsi katuk produksi ASI nya tetap atau
tidak mengalami peningkatan.
G. Kesimpulan
Mengkonsumsi daun katuk setelah melahirkan dapat membantu untuk
meningkatkan produksi
ASI.