tugas metlit tesis
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era Globalisasi seperti sekarang ini semakin banyak perusahaan-
perusahaan sejenis baik kecil, menengah, maupun besar yang mengakibatkan
semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan tersebut. Untuk mengatasi
situasi yang demikian, pimpinan perusahaan harus berusaha meningkatkan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia agar perusahaan yang dikelolanya
mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Setiap Perusahaan tentu memiliki tujuan, yaitu ingin mencapai laba yang
optimal adalam jangka panjang sehingga kelangsungan hidup perusahaan
tersebut dapat terjamin. Dalam rangka memberikan kepastian akan pencapaian
tujuan jangka panjang tersebut,secara universal suatu perusahaan memerlukan
daya dukung dalam bentuk empat pilar atama, yaitu sumber daya manusia yang
bermutu, sistem dan teknologi yang terpadu, strategi yang tepat serta logistik
yang memadai.
Dalam konteks pengelolaan operasional perusahaan jangka panjang dan
berkesinambungan, peran sumber daya manusia (karyawan) mempunyai
kedudukan yang strategis. Karyawan merupakan salah satu faktor produksi yang
terpenting, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan,
merekalah yang menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Memiliki
tenaga kerja yang terampil dengan motivasi tinggi berarti perusahaan telah
mempunyai asset yang sangat mahal, yang sulit dinilai dengan uang.
Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh para pimpinan
adalah bagaimana dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya
1
sehingga dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam konteks
pemberdayaan sumber daya manusia, agar menghasilkan karyawan yang
profesional dengan integritas yang tinggi, diperlukan adanya acuan baku yang
diberlakukan oleh perusahaan. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi
yang secara sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen
kerjanya bagi perusahaan.
Budaya organisasi pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat
difungsikan sebagai tuntutan yang mengiakat para karyawan karena dapat
diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan
perusahaan. Dengan membakukan budaya organisasi, sebagai suatu acuan bagi
ketentuan atau peraturan yang berlaku, maka para pimpinan dan karyawan
secara tidak langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan
perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi perusahaan. Proses
pembentukan tersebut pada akhirnya akan menghasilkan pimpinan dan
karyawan yang profesional yang mempunyai integritas yang tinggi. Untuk itu,
dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan akulturasi budaya organisasi selain
akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, juga menjadi
penentu sukses dari suatu perusahaan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut,
Harvey and Brown (1984), berpendapat bahwa semakin meningkat bukti bahwa
hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya organisasi yang efektif yang
dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki
dari karyawan, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan.
Sejauh ini budaya organisasi secara populer diartikan sebagai perekat
yang mengikat organisasi dan selanjutnya dapat dimengerti pula bahwa pada
organisasi manapun, terutama organisasi yang besar, terdapat jenjang maupun
kelompok yang berbeda, baik karena tugas, tanggung jawab sesuai dengan
posisinya di organisasi maupun asal-usuldari sumber daya manusianya.
2
Menghadapi persaingan perbankan yang makin tajam dan tuntutan akan kualitas
pelayanan yang baik, diperlukan suatu strategi yang dapat menjadi kunci untuk
menciptakan budaya organisasi yang kuat dimana organisasi akan menjadi ciri
khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk
bergabung. Setelah itu individu tersebut dapat berpikir, bertindak dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Kesesuaian antara budaya organisasi
dengan nilai-nilai yang dimiliki anggota organisasi akan meningkatkan kinerja
karyawan, sehingga akan meningkatkan pula kinerja organisasi secara
keseluruhan. Hal ini menjadi sangat penting terutama dalam kerangka
membangun dunia perbankan yang terpercaya. Kesadaran para karyawan
perusahaan ataupun pimpinannya akan pengaruh positif budaya organisasi
terhadap produktivitas perusahaan akan memberikan motivasi yang kuat untuk
mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi
tersebut sehingga merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan
perusahaan.
Visi dari PT Panin Bank Tbk adalah untuk menjadi yang terdepan, yang
berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia, mendorong perusahaan
untuk dapat menghadapi tantangan bisnis pada saat ini. PT Panin Bank Tbk saat
ini telah menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia, karena mampu
dalam memenangkan persaingan di bidang perbankan. Keberhasilan PT Panin
Bank Tbk tidak hanya ditentukan oleh keunggulan produk maupun strategi
pemasarannya yang jitu, tetapi juga ditentukan oleh keberadaan budaya
perusahaan yang tepat dalam memenangkan kompetisi dunia perbankan yang
semakin ketat.
Budaya perusahaan harus dapat mendukung visi dari perusahaan,
strategi, skenario proses bisnis, struktur organisasi dan karakteristik dari sumber
daya manusianya. Salah satu formula yang cocok untuk menghadapi kompetisi
3
yang makin ketat adalah budaya perusahaan yang berbasis kewirausahaan
dimana perusahaan dituntut untuk dapat berperilaku dan berpikir secara
entrepreneurial guna mengantisipasi dan menjawab tantangan-tantangan
tersebut. Untuk itu, agar dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu
perbankan swasta terkemuka di Indonesia, PT Panin Bank Tbk perlu
meningkatkan pelaksanaan budaya organisasi baik untuk keadaan kulturnya
maupun kepemimpinan yang entrepreneurial dalam perusahaan tersebut.
Ada beberapa hal menarik untuk dicermati pada PT Bank Panin Tbk
Cabang Pembantu Bahu Manado, yaitu adanya nilai-nilai budaya yang tidak
tampak (hidden culture), namun kuat menggerakkan seluruh sistem. Beberapa
nilai perusahaan tersebut yaitu;
Integritas ; adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupaun dalam keadaan
yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan
perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan serta
terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan
pihak lain.
Effectiveness and efficincy; proses-proses dan setiap unit kerja dapat
menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia sebak mungkin
Profesionalisme ; adalah harus sadar dengan tugas dan fungsinya
sebagai karyawan dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, serta
selalu meningkatkan ketrampilannya dalam bekerja dan dalam
menghadapi persaingan. Sadar dengan tugas dan fungsinya sebagai
karyawan adalah menyangkut kedisiplinan semua hal termasuk kehadiran
dan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat dan baik sesuai
waktunya, berdasarkan keahlian dan bidang masing-masing
4
Transparansi; yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi dan relevan mengenai perusahaan
Kepuasan nasabah; meliputi memenuhi kebutuhan dan memuaskan
nasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap
memperhatikan kepentingan perusahaan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada korelasi yang sangat kuat
antara budaya perusahaan yang kuat dengan kinerja perusahaan (Beyer,
1988). Namun demikian, hingga saat ini keberadaan budaya perusahaan
pada PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado masih belum
mendapatkan perhatian yang memadai dalam implementasinya, paling
tidak setara dengan proses manajemen. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
perputaran sumberdaya manusia pada PT Panin Bank Tbk Cabang
Pembantu Bahu Manado untuk tahun 2007 dan tahun 2008.
Tabel 1.1 Tingkat Perputaran Sumber Daya Manusia Pada PT Panin Bank Tbk tahun 2007
BulanJumlah
karyawan
Labour Turn Over
Jumlah
Karyawan
Akhir Bulan
Masuk
(orang)
Keluar
(orang)
Januari 85 - - 85
Februari 85 - 2 83
Maret 83 - - 83
April 83 - - 83
Mei 83 - - 83
Juni 83 - - 83
5
Juli 83 - 1 82
Agustus 82 - 1 81
September 81 1 - 82
Oktober 82 - - 82
November 82 - - 82
Desember 82 1 1 82
Sumber: Data Sekunder.
Tabel 1.2 Tingkat Perputaran Sumber Daya Manusia PadaPT Panin Bank Tbk Tahun 2008
Bulan Jumlah
Karyawan
Labour Turn Over Jumlah
Karyawan
Akhir Bulan
Masuk
(orang)
Keluar
(orang)
Januari 82 - - 82
Februari 82 2 - 84
Maret 84 - - 84
April 84 - - 84
Mei 84 - 1 83
Juni 83 - - 83
Juli 83 - - 83
Agustus 83 - 1 82
September 82 1 - 83
Oktober 83 - 1 82
November 82 - - 82
Desember 82 - 1 81
Sumber: Data Sekunder
6
Upaya PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado untuk dapat
terus memperluas pangsa pasar dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka
budaya organisasi memegang peranan yang sangat penting dan menentukan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaiman Implementasi Budaya Organisasi di PT
Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado dan Bagaimana Seharusnya
di masa yang akan dating
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi budaya
organisasi di PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado pada saat
sekarang ini,dan bagaimana seharusnya di masa yang akan datang.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
teori Manajemen Sumberdaya Manusia dan Perilaku Keorganisasian dan
juga dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang meneliti
masalah sejenis.
b. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif
maupun dasar pertimbangan oleh pimpinan maupun staf PT Panin Bank
Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado dalam implementasi budaya
organisasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil-hasil Penelitian terdahulu
Penelitian sebelumnya berjudul :Organization Culture at University Level”
oleh Barbara Fralinger, Keystone College (2007). Tujuan dari penelitian iniadalah
untuk mengeksplorasi konsep budaya di tingkat universitas. Secara khusus,
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 siswa dari dua program
studi pendidikan kesehatan di Universitas Rowan. Instrumen (OCAI) itu
digunakan untuk menentukan bagaimana budaya organisasi mempengaruhi
persepsi, pikiran dan perasaan siswa. Dalam makalah ini, hasil OCAI diperiksa
dalam hal bagaimana siswa menilai budaya organisasi saat ini, dan apa yang
mereka lebih suka pada lima tahun mendatang. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Clan culture untuk saat ini memiliki nilai 29,09% dan 37,25% untuk masa
yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan budaya untuk saat ini
dan pada masa yang akan datang memiliki kesesuaian dalam universitas yang
diteliti.
Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
implementasi kebijakan otonomi perguruan tinggi negeri; Antun Mardiyanta
(2006) : sebuah studi kasus Universitas Airlangga di Surabaya; tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mencari penjelasan atas kelambanan organisasi
UNAIR dalam mengimplementasikan kebijakan otonomi perguruan tinggi. Untuk
itu dirasa perlu mendeskripsikan budaya organisasi UNAIR, karena selain
merupakan pattern of behavior, budaya organisasi juga merupakan pattern of
behavior. Sehingga dapat digunakan untuk memahami abagaimana peran
budaya organisasi tersebut dalam proses implementasi kebijakan otonomi
8
perguruan tinggi. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan ditemukannya
faktor lain yang dapat ikut menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian
ini.
Sedangakan penelitian yang ketiga, berjudul Analisis Pengaruh Budaya
Organisasi dan Reward terhadap Kinerja Karyawan pada PT Soeloeng Laoet
Medan; Manajemen sumber daya manusia merupakan elemen kunci dalam
perencanaan strategis setiap bisnis. Manajemen sumber daya yang strategis
berkenaan dengan perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengembangan
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan agar memperoleh sebanyak
mungkin nilai tambah. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh
mana pengaruh budaya organisasi dan reward terhadap kinerja karyawan PT
Soeloeng Laoet Medan? Hipotesis yang diajukan adalah budaya organisasi dan
reward berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Soeloeng Laoet Medan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah:
a. Pada penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang menggunakan profil
dimensi budaya yang sama yaitu: Hierarchy culture, Market culture,
Adhocracy, dan Clan culture.
b. Data untuk analisis diperoleh dengan menyebar kuesionaer kepada
konsumen yang akn dijadikan responden.
Untuk perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah,
temept penelitian terdahulu adalah di Universitas Rowan, Inggris. Sedangkan
penelitian yang sekarang adalah pada PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu
Bahu Manado.
9
Tabel 2.1 Ringkasan Penselitian Terdahulu
NO NAMA
PENELITI
JUDUL & TAHUN
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1 Barbara Fralinger
Organizational Culture at University level (2007)
untuk menentukan bagaimana budaya organisasi mempengaruhi persepsi, pikiran dan perasaan siswa. Dalam tesis ini, hasil OCAI diperiksa dalam hal bagaimana siswa menilai budaya organisasi saat ini, dan apa yang mereka lebih suka pada lima tahun mendatang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Clan culture untuk saat ini memiliki nilai 29,09% dan 37,25% untuk masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan budaya untuk saat ini dan pada masa yang akan datang memiliki kesesuaian dalam universitas yang diteliti.
2 Antun Mardiyanta
Pengaruh Budaya orang terhadap Implementasi Kebijakan Otonomi Perguruan tinggi Negeri (2006)
Untuk itu dirasa perlu mendeskripsikan budaya organisasi Universitas Airlangga, karena selain merupakan pattern of behavior, budaya organisasi juga merupakan pattern for behavior. Sehingga dapat digunakan untuk memahami bagaimana peran budaya organisasi tersebut dalam proses implementasi kebijakan otonomi perguruan tinggi negeri. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan ditemukannya faktor lain yang dapat ikut menjelaskan dan menjawabpermasalahan penelitian ini.
3 Mangarisa Sinaga
Analisa Pengaruh Budaya Organisasi dan Reward terhadap Kinerja Karyawan pada PT Soeloeng Laoet Medan (2008)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan reward secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Soeloeng Laoet Medan. Variabel yang dominan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan adalah budaya organisasi.
4 Ekka Pohajow Analisis Implementasi Budaya Organisasi di PT Panin Bank Tbk Cabang pembantu Bahu Manado
10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perilaku Organisasi
Para ahli telah mengemukakan dfinisi tentang Perilaku Organisasi,
dan beberapa diantaranya akan dikemukakan berikut ini, Jack M.
Wood (1998:4), mendefinisikan Perilaku Organisasi sebagai studi
tentang individual dan kelompok di dalam Organisasi. Menurut John M.
Ivancevich (1999:9), pengertian perilaku organisasi adalah Studi
mengenai perilaku manusia, tingkah laku, dan performa dalam
organisasi; menggambarkan teori;metode-metode, dan dasar-dasar
dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan antropologi budaya
untuk mempelajari tentang persepsi, nilai-nilai, kapasitas pekerjaan,
dan tindakan-tindakan individu ketika bekerja dalam suatu kelompok
dan organisasi secara keseluruhan; menganalisa efek lingkungan
eksternal organisasi pada organisasi dan sumber daya, misi, tujuan,
dan strategi organisasi tersebut.
2.2.2 Budaya (Culture)
Secara harfiah, pengertian budaya sering digunakan untuk
menerjemahkan istilah Inggrisyaitu culture. Istilah culture ini berasal
dari bahasa latin colere yang berarti mengerjakan tanah dan
mengelola, atau memelihara ladang, Soerjanto Puspowardoyo (1993).
Dalam hal ini, Ashley Montagu dan Christopher Dawson (1993)
mengartikan culture sebagai cara hidup tertentu yang memancarkan
identitas tertentu pula dari suatu bangsa (way of life).
Istilah culture ini sering juga diterjemahkan menjadi kebudayaan
atau peradaban, atau budi. Dalam bahasa Arab disebut akhlak. The
American Heritage Dictionary, Kotter dan Heskett (1992)
11
mendefinisikan culture secara lebih formal, yaitu sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan
sosial, seni, ragam, kelembagaan, dan segala hasil kerja serta
pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.
Pakat Belanda Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya
sebagai perangkat linak pemrograman sosial yang mengatur cara
manusia berpikir, bertindak, dan mempersepsikan diri suatu kelompok
manusia dengan manusia dari kelompok manusia yang lain, Charles
Mittchel (2001). Secara khusus, budaya mencakup setidaknya tiga
komponen utama dan komponen-komponen pelengkap, komponen
utamanya adalah bahasa, agama, dan sikap-sikap yang saling
bertentangan, sedangkan komponen pelengkapnya adalah sopan
santun dan kebiasaan, kesenian, pendidikan, humor, dan organisasi
sosial.
Masyarakat belajar pola-pola perilaku dari budaya mereka.
Budaya sebuah masyarakat adalah produk pengalaman-pengalaman
hidup mereka di dalam lingkungan social mereka sendiri. Budaya
dapat dideskripsikan sebagai cara hidup sebuah masyarakat dan
termasuk kumpulan perilaku-perilaku dan kepercayaan. Pola-pola ini
mempengaruhi bagaimana orang melihat dunia, nilai-nilai yang mereka
anut, dan bagaimana mereka bertindak, Lehman (1996:87) Budaya
mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu:
Budaya dipelajari oleh manusia sepanjang waktu.
Individu dilahirkan tidak mengetahui budaya mereka tetapi itu
dicapai melalui interaksi dengan orang lain. Keluarga, Sekolah,
Institusi Sosial seperti Gereja, Klub, Bisnis; dan semua ini
12
berperan dalam mengajarkan setiap anggota masyarakat
ekspektasi dan norma-norma perilaku.
Komponen-komponen budaya adalah saling berhubungan.
Sebagai contoh, nilai budaya bahwa barang-barang mahal
dikaitkan dengan ekonomi yang baik sebagai ukuran
kesuksesan dan kebahagiaan, dan akhirnya dihubungkan
dengan adanya kelas-kelas social tertentu dalam masyarakat.
Budaya itu dibagikan (shared)
Beberapa aspek dari budaya adalah umum pada banyak
orang.
Masyarakat dunia begitu besar dan beraneka ragam sehingga
banyak budaya-budaya yang berbeda dapat bertahan di dalamnya.
Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat
dan kelompok manusia untuk waktu yang lama, Stoner dan kawan-
kawan (1995) memberikan arti budaya sebagai gabungan kompleks
asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain
yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota
masyarakat tertentu. Pengertian lain dari budaya yang dikemukakan
oleh, Krech dalam Graves (1986) adalah sebagai suatu pola semua
susunan, baik material maupun perilaku yang sudah diadopsi
masyarakat sebagai suatu cara tradisional dalam memecahkan
masalah-masalah pata anggotanya. Budaya didalamnya juga termasuk
semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai
budaya implicit, serta premis-premis yag mendasar dan mengandung
suatu perintah.
13
Beberapa pemikir dan penulis telah mengadopsi tiga sudut
pandang berkaitan dengan budaya, Graves (1986) yaitu sebagai
berikut :
Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi
beroperasi, peraturan yang menekan, dan sebagainya.
Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam
organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi
yang terdesentralisasi.
Budaya merupakan produk sikap orang-orang dalam pekerjaan
mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara
individu dengan organisasi.
2.2.3 Budaya Organisasi
Konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang
antropologi sejak awal mula dan memperoleh perhatian dalam
perkembangan awal studi Perilaku Organisasi. Bagaimanapun juga,
baru-baru ini saja konsep budaya timbul ke permukaan sebagai suatu
dimensi utama dalam memahami Perilaku Organisasi, Holftede (1986).
Schein (1984) mengungkapkan bahwa banyak karya akhir-akhir ini
berpendapat tentang peran kunci budaya organisasi untuk mencapai
keunggulan organisasi. Mengingat keberadaan budaya organisasi
mulai diakui arti pentingnya, maka telaah terhadap konsep ini perlu
dilakukan terutama atas berbagai isi yang dikandungnya.
Kotler dan Heskett (1992) mengemukakan bahwa budaya
perusahaan memiliki dua tingkat. Pada tingkat yang lebih dalam dan
kurang dapat diamati, budaya diartikan sebagai nilai-nilai yang dimiliki
bersama oleh anggota-anggota di dalam suatu kelompok dan
14
cenderung untuk menetap bahkan apabila anggota-anggota kelompok
telah berganti. Pada tingkat yang lebih dapat diamati, budaya
menggambarkan pola perilaku atau gaya kerja di suatu perusahaan
yang secara otomatis dianjurkan oleh karyawan lama untuk diikuti
rekan-rekan kerja mereka yang baru. Budaya tingkat ini muda untuk
diubah dibandingkan dengan budaya pada tingkat yang lebih dalam.
Dalam literatur banyak terdapat definisi tentang budaya organisasi
diajukan oleh para pakar. Robbins (1996) telah mendefinisikan budaya
organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama.
Sementara itu, Schein (1991) memilih definisi yang dapat menjelaskan
bagaimana budaya berkembang, bagaimana budaya itu menjadi
seperti sekarang ini, atau bagaimana budaya dapat diubah jika
kelangsungan hidup organisasi sedang dipertaruhkan. Untuk itu
diperlukan definisi yang dapat membantu memahami kekuatan-
kekuatan evolusi dinamik yang mempengaruhi suatu budaya
berkembang dan berubah. Schein akhirnya memberikan definisi yang
lebih dapat diterima oleh berbagai pihak yaitu bahwa budaya
organisasi merupakan: a pattern of basic assumption that a given
group has invited, discovered, or developed in learning to cope with its
problems of external adaptation and internal integration, and that have
worked well enough to be considered valid, and therefore, to perceive,
think, and feel in relation to those problems.”
Budaya organisasi menurut Robbins (2005) merupakan suatu
system dari makna/arti bersama yang dianut oleh para anggotanya
yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya. Werther (1996)
mengatakan budaya organisasi adalah produk dari semua
15
fitur/karakteristik organisasi, para anggotanya, kesuksesan dan
kegagalannya. Menurut Amstrong (2005), budaya organisasi atau
korporat adalah pola nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang
bias sudah tidak diartikulasikan , namun membentuk dan menentukan
cara orang berkelakuan dan menyelesaikan sesuatu.
Budaya perusahaan dan kepemimpinan merupakan kunci untuk
mengeksekusi dan membangun strategi yang efektif. Thompson dan
Strickland (2001) mengatakan budaya menunjukkan nilai perusahaan,
beliefs, prinsip bisnis, tradisi, cara beroperasi perusahaan dan
lingkungan kerja internal. Menurut Kreitner dan Kinicki (2007) budaya
organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari
identitas organisasi.
Tingkat organisasional, budaya merupakan seperangkat asumsi-
asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan persepsi yang dimiliki
bersama oleh anggota kelompok dalam suatu organisasi, yang
membentuk dan mempengaruhi sikap, perilaku, serta petunjuk dalam
memecahkan masalah, Gibson, Ivanicevic dan Donelly (2000).
Menurut Fred Luthans (2007) budaya organisasi adalah tata nilai dan
norma yang menuntun perilaku jajaran organisasi. Budaya organisasi
menurut Glinow dan McShane (2007) terdiri dari nilai dan asumsi
bersama di dalam organisasi.
Di sisi lain, budaya organisasi juga sering dimaknakan sebagai
filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi
dalam pengelolaan karyawan dan nasabah, Robbins (1990). Lebih
lanjut Robbins (2001) memberikan tujuh karakteristik budaya budaya
organisasi sebagai berikut:
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
16
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi kepada hasil
4. Berorientasi kepada manusia
5. Berorientasi tim
6. Agresif
7. Stabil
2.2.4 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996;294), budaya organisasi dapat berfungsi
sebagai:
Identitas, yang merupakan cirri atau karakter organisasi
Social cohesion atau pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda
yang bergaul dengan orang sunda, sama hobi olahraganya
Sources, misalnya inspirasi
Sumber penggerak dan pola perilaku
Kemampuan meningkatkan nilai tambah, seperti adanya aqua
sebagai teknologi baru
Pengganti formalisasi, seperti olahraga rutin Jumat yang tidak
dipaksa
Mekanisme adaptasi terhadap perubahan seperti adanya
rumah susun
Orientasinya seperti konteks tinggi (kata-kata menjadi jaminan),
konteks rendah (tertulis menjadi penting) dan konteks rendah
(karena diikuti tertulis) dengan subkonteks tinggi (perintah lisan)
Menurut Luthans (2007), beberapa karakteristik penting budaya
organisasi mencakup sebagai berikut:
17
Keteraturan perilaku yang dijalankan; seperti pemakaian
bahasa atau terminology yang sama
Norma; seperti standar perilaku yang ada pada suatu
organisasi atau komunitas
Nilai yang dominan; seperti mutu produk yang tinggi, efisiensi
yang tinggi
Aturan; seperti kebijakan bagaimana pekerja diperlakukan
Aturan; seperti tuntunan bagi pekerja baru untuk bekerja di
dalam organisasi
Iklim organisasi; seperti cara para anggota organisasi
berinteraksi dengan pelanggan internal dan eksternal atau
pengaturan tata letak bekerja (secara fisik)
Menurut Kreitner dan Kinicki (2007) fungsi budaya organisasi
mencakup sebagaimana yang diperlihatkan pada bagan di bawah ini,
Gambar 2.1 Fungsi Budaya Organisasi
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
2.2.5 Proses Budaya Organisasi
Proses Budaya organisasi dapat dipandang dari terbentuknya/
terciptanya, dipertahankan/ dipeliharanya dan diubah,
18
IdentitasOrganisasi
Alat yang memberi pengertian
KomitmenKolektif
Budaya organisasi
StabilitasSystem sosial
dikembangkannya budaya organisasi. Selanjutnya untuk menghadapi
tantangan perubahan budaya, diperlukan adaptasi proses budaya
Pembentukan/ Menciptakan Budaya
Terbentuknya budaya terutama kaena adanya para pendiri, yaitu
orang berpengaruh yang dominan atau kharismatik yang
memperagakan bagaimana
organisasi seharusnya bekerja dalam menjalankan misi guna
meraih visi yang ditetapkan. Pembentukan budaya digambarkan
seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.2Bagaimana Organisasi Membentuk Budaya
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
Pemeliharaan/ Mempertahankan budaya
Jika dampak organisasi terhadap keefektifan atau kinerjanya
positif maka tetap perlu keteladanan pimpinan puncak, praktek
seleksi (terhadap pilihan para anggota organisasi) dan metode
sosialisasi yang diterapkan.
Untuk mempertahankan budaya sedikitnya terdapat 3 (tiga)
kekuatan berikut, yang memainkannya secara khusus, yaitu:
19
Filosofi para pendiri Organisasi Kriteria seleksi
Manajemen Puncak
Sosialisasi
Budaya Organisasi
1. Tindakan dan keterlibatan manajemen puncak; komitmen
manajemen puncak yang diperagakan amat menentukan
implementasi perubahanbudaya organisasi.
2. Praktek selesai; direkrut dan diseleksi orang yang memiliki
pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan dan keteladanan
untuk mempertahankan budaya sesuai dengan kaidah dan
norma dari tata nilai dari budaya organisasi.
3. Metode dan keefektifan penerapan sosialisasi; organisasi agar
selalu mensosialisasikan program kegiatan dengan berbagai
metode sosialisasi dan sesuai dengan tata nilai budaya,
selama karir bekerja dari anggotanya.
Bagaimana dampak budaya terhadap kinerja dan kepuasan dapat
dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini
Gambar 2.3
Dampak Budaya terhadap Kinerja dan Kepuasan
Sumber: Kotter (1992)
Pengembangan Budaya Organisasi
20
Tata nilai
Kode tingkah laku
Ciptakan Budaya
Pertahankan budaya
Budaya organisasi
Tinggi
Rendah
kinerja
Keunggulan Kompetitif
Kepuasan
MenurutLuthans (2007), strategi perubahan dalam kaitannya
dengan pengembangan budaya dapat dilakukan melalui pilihan
structural change, process/system change dan HR change.
Adaptasi Proses Budaya
Dalam beradaptasi dengan tantangan perubahan lingkungan,
andaikan suatu dimensi budaya X yang ada pada saat ini, akan
berinteraksi dengan dimensi budaya Y, maka pilihan keluaran
dimensi budayanya dapat berupa seperti tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.2 Adaptasi Budaya
NO PILIHAN
ADAPTASI
DIMENSI
BUDAYA
KELUARAN
DIMENSI
BUDAYA
KETERANGAN
1 Akomodasi X+Y X,Y Gunakan pilihan ini,
jika dimensinya
dipertahankan
2 Akulturasi X+Y X,Y,Z Pilihan ini semua
dimensi budaya
dipertahankan dan
ada dimensi baru
3 Assimilasi X+Y Z Pilihan ini jika
membentuk menjadi
dimensi budaya Z
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
2.2.6 Karakteristik Budaya Organisasi
Karakteristik budaya organisasi atau bias disebut juga budaya
korporat, dapat dipandang menurut hirarki basic assumptions values,
norms, dan artifacts seperti diperagakan pada gambar 2.4 di bawah ini
Gambar 2.4 Hirarki Budaya Korporat
21
Artifacts
Norms
Values
Basic Assumptions (subconscious Individual)
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
Pembagiannya sebagai berikut:
Basic assumptions/ anggapan dasar
Kepedulian budaya pada tingkat yang paling dalam ini adalah pra
anggapan dasar di bawah sadar dan sekaligus keadaan yang
diterima tentang bagaimana persoalan keorganisasian
(organizational) seharusnya dipecahkan.
Values
Level kepedulian berikutnya mencakup values tentang sebaiknya
menjadi apa di dalam organisasi. Values memberitahu para
anggota apa yang penting dan berharga di dalam organisasi dan
apa yang mereka butuhkan untuk member perhatian (pay
attention).
Norms
Peran norma adalah menuntun bagaimana para anggota
organisasi seharusnya berkelakuan di dalam situasi tertentu. Hal
22
ini menggambarkan peraturan yang tidak tertulis (tidak harus
tertulis) dari perilaku.
Artifacts
Ini merupakan wujud kongkrit seperti system, procedures, system
kerja, peraturan, struktur dan aspek fisik dari organisasi. Istilah
system kerja atau work systems menunjukkan bagaimana
pekerjaan dari suatu organisasi dilaksanakan.
2.2.7 Profil Dimensi Budaya
Biasanya proses perubahan terlebih perubahan budaya akan sult
terjadi atau tidak dapat terjadi karena sulit tahu tentang apa yang
dibicarakan. Dari banyak indikator keefektifan organisasi yang
dikembangkan oleh John Canpbell Nevizond Chatab (2007), muncul 2
(dua) dimensi utama yang indikatornya diorganisasikan ke 4 kuadran
budaya atau disebut juga sebagai 4 jenis budaya.
Gambar 2.5 Dimensi Budaya OrganisasiExternal focus and Differentiation
Internal Focus and Integration
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
23
Market Adhocracy
People are Competitive People stick their necks out
Hierarchy Clan
Procedures govern it is like an
What people do extended family
Penjelasan keempat jenis budaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. The Hierarchy Culture
Garis wewenang pengambilan keputusanyang jelas, peraturan
dan prosedur standar, pengendalian, dan mekanisme
akuntabilitas dinilai dan dihargai sebagai kunci untuk sukses.
Budaya ini dicirikan oleh suatu formalisasi dan keberadaannya
terstruktur untuk bekerja.
2. The Market Culture
Rancangan terbaru yang terkait dengan organisasi yang akan
menghadapi tantangan kompetitif baru ditunjukkan sebagai
bentuk organisasi pasar (market). Terminologi “market” tidak
sama dengan fungsi pemasaran ataupun pelanggan di dalam
pasar tertentu. Jenis organisasi ini diorientasikan menuju
lingkungan eksternal dari pada internal. Fokusnya pada
transaksi dengan konstituante eksternal mencakup pemasok,
pelanggan, kontraktor, pemegang lisensi, pemerintah dan
seterusnya.
3. The Clan Culture
Disebut “Clan” karena jenis organisasinya mirip dengan
keluarga besar. Nilai dan tujuan yang dibagi, kesatupaduan,
kepribadian, partisipatif, dan rasa kebersamaan yang diserap,
merupakan jenis organisasi dengan budaya “Clan”.
Karakteristik dari jenis organisasi dengan budaya “Clan” adalah
kerja tim, program keterlibatan pegawai, dan komitmen korporat
kepada para pegawai.
24
4. The Adhocracy Culture
Akar kata adhocracy adalah adhoc; menunjukkan sementara,
spesialisasi, unit yang dinamis. Adhocracy adalah mirip dengan
sementara. Asumsinya adalah bahwa inovatif dan memelopori
inisiatif adalah membawa sukses organisasi ini, terutama dalam
bisnis mengembangkan produk dan jasa baru, dan
menyiapkannya untuk masa depan.
Tugas utama manajemen adalah membantu atau memupuk
perkembangan kewiraswastaan, kreatifitas dan aktivitas untuk
memotong hal-hal yang tidak perlu. Tujuan utama
Adhocracyadalah memupuk atau membantu perkembangan
kemampuan beradaptasi, fleksibilitas dan kreatifitas.
2.2.7.1 Profil Atribut Budaya
Secara keseluruhan dari keempat kuadran/ jenis budaya tersebut,
tentunya ada kuadran/ jenis budaya tertentu yang mungkin cenderung
paling ditekanan di dalam organisasi sesuai dengan dirasakan oleh
para anggota organisasi pada saat itu ataupun sesuai dengan tuntutan
kebutuhan bisnisnya pada masa yang akan datang. Atribut budaya
adalah jenis atribut seperti kepemimpinan organisasi, pengelolaan
pegawai dan lain-lain, yang dirasakan keberadaannya atau nilainya
pada keempat kuadran/ jenis budaya, namun bisa berbeda atau
ditekankan lebih pada penilaiannya atau penghargaannya untuk
kuadran/ jenis budaya tertentu.
25
2.2.7.2 Cakupan Profil Budaya Organisasi
Profil budaya organisasi (PBO) mencakup:
Profil dimensi budaya yang terdiri dari 4 jenis budaya mencakup
Clan, Adhocracy, Market, dan Hierarchy.
Profil dimensi budaya adakalanya disebut sebagai pola dimensi
budaya, yaitu menunjukkan profil budaya yang dihasilkan oleh
penilaian atas instrument/ kuesioner OCAI. Tiga paling dominan
yang sering muncul biasanya adalah kekuatan, keserasian, dan
jenis budaya.
Profil atribut budaya adakalanya disebut sebagai content
dimensions, yaitu menunjukkan aspek dari suatu budaya
organisasi yang seharusnya dipakai sebagai isyarat dalam rangka
membantu para individu mengakui nilai budaya organisasinya.
2.2.7.3 Tujuan dan Manfaat PBO
Tujuan PBO adalah digambarkannya dimensi dan atribut budaya
organisasi dengan berbagai hubungan dan keterkaitannya sehingga
lebih focus, mudah dan terarah dalam menginterpretasikan,
menggerakkan dan mengendalikan perubahan budayanya. Manfaat
PBO adalah mengidentifikasikan dan mengintepretasikan kekuatan
dan jenis budaya yang dominan, ketidakserasian budaya dan arah
perubahannya, serta fokus tindak lanjutnya guna peningkatan
keefektifan organisasi dan kinerjanya, Targetnya adalah pada level
organisasi yang memerlukan perubahan budaya untuk peningkatan
kinerjanya.
26
2.2.7.4 Organizational Culture Assesment Instrument
Instrument penelitian dalam menggambarkan PBO yaitu
menggunakan kuesioner dari Organizational Culture Assesment
Instrumen (OCAI) yang terdiri dari dua bagian yaitu: pertanyaan-
pertanyaan untuk kondisi organisasi saat ini, dan pertanyaan-
pertanyaan untuk kondisi organisasi yang seharusnya terjadi.
Kuesioner terdiri dari enam grup. Setiap grup memiliki empat
pertanyaan, yaitu: A,B,C,D. masing-masing pertanyaan diberi skor
dengan kelipatan 5, dan jumlah skor toal dari setiap grup harus
berjumlah 100.
Instrument ini merupakan suatu kerangka yang dikembangkan
awalnya dari riset yang dilakukan atas indicator utama dari organisasi
yang efektif seperti Fortune 500. Bukti validasi instrument budaya
diungkap ketika jenis budaya yang cocok dengan bidang atau wilayah
keefektifan yang organisasinya terunggul, dan dengan jenis
pengambilan keputusan, struktur dan strategi yang digunakan.
Cameron dan Freeman (1991) telah membuktikan validitas OCAI di
dalam studi budaya organisasi bahwa OCAI sungguh mempunyai 4
jenis budaya organisasi.
Pendekatan atas kerangka atau OCAI yang digunakan ini guna
mendiagnosis dan mengubah budaya organisasi memberikan
keuntungan, yaitu:
Practical
Menangkap dimensi kunci yang telah diketahui untuk membuat
suatu perbedaan dalam kesuksesan organisasi.
27
Timely
Proses mendiagnosis dan menciptakan suatu strategi perubahan
yang dapat dilaksanakan dalam suatu besaran waktu yang layak/
pantas.
Involving
Langkah-langkah dalam proses yang dapat mencakup setiap
anggota organisasi, namun terutama menyangkut semua
pihakyang bertanggung jawab untuk menetapkan arah, penguatan
nilai dan menuntun perubahan mendasar.
Quantitative dan Qualitative
Proses mengandalkan pengukuran kuantitatif dari dimensi budaya
dan juga metode kualitatif, yang meliputi historis, insiden, dan
symbol yang menggambarkan karakteristik organisasi yang
dirasakan atau dipikirkan benar.
Manageable
Proses diagnosis ini dan perubahan dapat dilakukan dan
diimplementasikan oleh suatu tim di dalam organisasi; biasanya
oleh Tim Manajemen yang akan menggerakkan agar
implementasinya berhasil.
2.3 Hubungan antara Budaya dan Kinerja Perusahaan
Penelitian yang dilakukan Hofstede (1991) di 40 negara yang berbeda-
beda membuktikan bahwa organizations are equally culture bond. Penelitian
yang dilakukan oleh Kotter dan Heskett (1992) selama sepuluh tahun di 14
Perusahaan terbaik di Amerika menunjukkan mereka berprestasi karena
ditopang budaya korporat yang kuat. Kotter dan Heskett (1992) dalam penelitian
lainnya memilih 207 Perusahaan secara random dari keseluruhan industry,
28
menggunakan daftar pertanyaan untuk kerja perusahaan selama 12 tahun
periode. Hasilnya adalah budaya korporat yang kuat, akan dikaitkan dengan
unjuk kerja perusahaan jangka panjang, tetapi cirinya moderat.
Hasil penelitian Harvard Business School Kotter dan Heskett (1992)
menunjukkan bahwa budaya mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar
pada prestasi kerja organisasi. Penelitian itu mempunyai empat kesimpulan yaitu
Budaya korporat dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi
ekonomi perusahaan dalam jangka panjang
Budaya korporat bahwa mungkin merupakan factor yang lebih penting
dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan perusahaan dalam
dekade mandatang
Budaya korporat yang menghambat prestasi keuangan uang kokoh
dalam jangka panjang adalah tidak jarang; dan budaya itu berkembang
dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang
yang bijaksana dan pandai
Walaupun sulit untuk diubah, budaya korporat dapat dibuat untuk lebih
meningkatkan prestasi.
M.H Beyer (1998) dalam prestasinya di Delaware University menyebutkan
bahwa kepustakaan yang ada pada saat ini sudah cukup mendukung asumsi
bahwa budaya yang kuat mengarah pada kinerja yang lebig tinggi, sehingga
yang lebih penting lagi adalah melakukan telaah lebih lanjut lagi.
Dari pengalaman empiris menurut Mintzberg (1993) ada hubungan antara
budaya organisasi dengan kinerja. Jika terjadi proses pembiasaan bagi para
anggota organisasi atas perubahan tersebut, itu berarti membentuk suatu
kebiasaan yang diyakini secara luas oleh para anggota organisasi. Kebiasaan
yang diyakini secara luas dan merasa terikat kepadanya, sebagai sumber
kekuatan penting dan berharga, mengakibatkan terjadinya perubahan dan
29
PERPADUAN MEMBENTUK, Behavior/ perilaku
pembentukan budaya. Dengan demikian, terjadinya perubahan budaya berarti
mempengaruhi keefektifan organisasi dan kinerjanya untuk tumbuh dan
bekembang seperti terlihat pada gambar 2.6,
Gambar 2.6 Hubungan Budaya, Keefektifan, dan Kinerja
Sumber: Mintzberg (1993)
BAB III
30
LeaderValues
&Beliefs
COGNITIVE,Knowledge:
berpikir seperti daya
ingat dan analisis
AFFECTIVE, Attitude,
kecenderungan seperti percaya, curiga, buruk sangkaPSYCHOMOT
OR,Physical
Skills, seperti sopir
INTERNALISASI/SOSIALISASI
(Penghayatan)
Perubahan sikap, berpikir & bertindak
(kinerja)
Proses pembuasaan
BUDAYA/CULTURE
SOLID
Tumbuh & Berkembang
Kinerja
Keefektifan Organisasi
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
3.1 Kerangka Pikir
Kerangka berpirir adalah pola piker yang diterapkan untuk
mendapatkan gambaran/ focus perhatian sebuah penelitian; Sekaran
(2000;102). Dari hasil penelitian mendiagnosis budaya organisasi
dapat ditunjukkan secara keseluruhan oleh gambar 2.6 “Hubungan
Budaya, Keektifan, dan Kinerja”. Kerangka pemikiran ini diperlukan
untuk mengembangkan kontekstual dan konsep penelitian lebih lanjut
sehingga dapat memperjelas rumusan persoalan, ruang lingkupnya
dan batasan operasionalnya.
Dari skema tersebut dapat pula digambarkan keterkaitannya
terhadap media instrument misalnya kuesioner yang akan dinilai (diisi
datanya) oleh responden. Responden akan menilai atribut budaya
yang akan mempengaruhi jenis budaya sehingga responden
cenderung tidak menilai seluruh jenis budaya secara maksimum atau
minimum. Berdasarkan kerangka pikir diatas, dapat pula dilihat pada
gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
31
BAB IV
32
KAJIAN TEORI
Teori Perilaku Organisasi
Teori Budaya Teori Budaya
Organisasi Karakteristik
Budaya Organisasi
KAJIAN EMPIRIK
Organization culture at University level Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Implementasi kebijakan otonomi perguruan tinggi negeri.
Analisis pengaruh Budaya Organisasi dan Reward terhadap Kinerja karyawan pada PT Soeloeng Laoet Medan
UJI KESESUAIAN INSTRUMEN
TESIS
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode survey.
4.2 Lokasi Penelitian
PT Panin Bank Cabang Pembantu Bahu Manado digunakan
sebagai lokasi atau tempat penelitian karena merupakan tempat
bekerja dari peneliti. PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu
Manado merupakan salah satu Bank Komersil utama di Indonesia
yang berfokus pada bisnis perbankan retail dan mengemban misi
untuk menjadi “Bank Nasional”
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT Bank
Panin Tbk di Cabang Pembantu Bahu Manado beserta para Nasabah
yang berjumlah 50 orang. Seluruh populasi dijadikan sampel dalam
penelitian ini, sehingga penelitian ini menggunakan teknik pengambilan
yaitu sampling jenuh.
4.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua: yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh dari para responden melalui kuesioner seperti jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan jabatan. Sementara data
33
sekunder adalah data yang diperoleh dari objek penelitian dalam hal ini
PT Panin Bank Tbk Cabang Pembantu Bahu Manado seperti data
tingkat perputaran sumber daya manusia pada PT Panin Bank Tbk
Cabang Pembantu Bahu Manado untuk tahun 2007 dan tahun 2008.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dari responden menggunakan
instrument kuesioner dengan menyebarkannya kepada responden
yang sebelumnya telah dijelaskan tujuan pengisian kuesioner serta
penjelasan mengenai cara mengisinya. Sementara data sekunder
dikumpulkan dengan cara dokumentasi.
4.6 Skala Instrumen Penelitian
Instrument penelitian dalam menggambarkan PBO yaitu
menggunakan kuesioner dari Organizational Culture Assesment
Instrument (OCAI) yang terdiri dari dua bagian yaitu: pertayaan-
pertanyaan untuk kondisi organisasi saat ini, dan pertanyaan-
pertanyaan untuk kondisi organisasi yang seharusnya terjadi.
Kuesioner terdiri dari enam grup. Setiap grup memiliki empat
pertanyaan, yaitu: A,B,C,D. Masing-masing pertanyaan diberi skor
dengan kelipatan 5, dan jumlah skor total dari setiap grup harus
berjumlah 100.
Kuesioner dirancang berdasarkan jenis budaya organisasi yang
telah diuraikan di Bab II, yang mencakup: budaya kelompok (clan
culture), budaya adokrasi (adhocracy culture), budaya pasar (market
culture), dan budaya hirarki (hierarchy culture). Atribut budaya
mencakup: dominant organizational characteristic, organizational
34
leadership, management of employees, organizational glue, strategic
emphasis, criteria of success.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, oleh
karena jarak antar data tidak harus memiliki interval yang relative
sama. Berikut ini adalah matriks dari kuesioner yang digunakan dalam
penelitian:
Tabel 4.1 Matriks Profil Budaya Organisasi
NOJENIS KUADRAN BUDAYA ORGANISASI TOTAL
SKORKeterangan Atribut
BudayaClan
AAdhocrac
yB
MarketC
HierarchyD
1 1A 1B 1C 1D 100 Dominant Organizational Characteristic
2 2A 2B 2C 2D 100 Organizational Leadership
3 3A 3B 3C 3D 100 Management of Employees
4 4A 4B 4C 4D 100 Organizational Glue
5 5A 5B 5C 5D 100 Strategis Emphasis
6 6A 6B 6C 6D 100 Criteria of Success
Sumber: Nevizond Chatab, 2007.
Uji kesesuaian instrument pada penelitian ini menggunakan
metode analisis rasional (internal). Menurut Nurgiantoro (2002),
analisis internal (rasional) dalam uji validitas jauh lebih penting dari
pada analisis empiris. Setiap instrument penelitian haruslah memenuhi
persyaratan validitas rasional/internal tetapi tidak ada keharusan untuk
memenuhi validitas empiris eksternal. Oleh karena itu focus perhatian
uji kesesuaian instrument dalam penelitian ini adalah pada analisis
rasional, dan bukan analisis kuantitatif yang menggunakan metode
statistik.
4.7 Definisi Operasional Variabel dan Indikator
35
Budaya organisasi adalah keyakinan, tata nilai dan persepsi
umum yang dianut secara luas dalam membentuk dan member arti
kepada perilaku pegawai sehingga menjadi kebiasaan yang relatif sulit
diubah.
Tabel 4.2 Kisi-kisi Variabel, Indikator dan Item Pertanyaan
No Variabel Indikator/
Dimensi
Item Pertanyaan/
Pernyataan
B
U
D
A
Y
A
BANK Bank merupakan suatu tempat yang sangat personal sepertinya sebagai kaluarga besar. Para personilnya, kelihatannya berbagi banyak di antara mereka sendiri
BANK Bank merupakan suatu tempat yang dinamis, dan kewiraswastaan. Para personilnya mau berbuat sesuatu untuk mereka dan mengambil resiko.
BANK Bank merupakan suatu tempat yang sangat berorientasi hasil. Kepedulian utamanya adalah penyelesaian pekerjaan. Para personilnya sangat berorientasi prestasi dan kompetitif.
BANK Bank merupakan suatu tenpat yang sangat terkendali dan terstruktur. Prosedur formal secara umum mengendalikan, apa yang mereka lakukan.
Kepemimpinan dalam Bank
Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan member contoh di dalam menasehati, memfasilitasi atau mengasuh/membina.
Kepemimpinan dalam Bank
Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal yang tidak main-main (tidak omong kosong, agresif, focus orientasi hasil.
Kepemimpinan dalam Bank
Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam berwiraswasta (entrepreneurship), berinovasi atau mengambil resiko
Kepemimpinan dalam Bank
Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal mengkoordinasikan, mengBankkan atau efisiensi yang berjalan mulus/lancar.
Gaya manajemen dalam bank
Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan kerja tim, consensus dan partisipasi.
36
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
Gaya manajemen dalam bank
Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan pengambilan resiko individual, inovasi, kebebasan/ kemerdekaan dan unik
Gaya manajemen dalam bank
Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan keamanan pekerjaan, kesesuaian, hal yang dapat diramalkan, dan stabilitas dalam berhubungan
Gaya manajemen dalam bank
Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan menggerakkan kompetisi yang kuat, tuntutan atau permintaan yang tinggi, dan prestasi.
Perekat yang memgang bank
Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Kesetiaan dan saling percaya.Komitmen pada Bank ini berjalan tinggi.
Perekat yang memgang bank
Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah peraturan dan kebijakan formal. Memelihara suatu Bank berjalan mulus/ lancar adalah penting
Perekat yang memgang bank
Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah ditekankan pada prestasi dan pelaksanaan tujuan/ sasaran. Agrresivitas dan memenangkan adalah tema yang umum.
Perekat yang memgang bank
Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Komitmen pada inovasi dan pengembangan.
Bank Menekankan pada
Bank menekankan pada pengembangan manusia. Kepercayaan tinggi, keterbukaan dan tetap berprestasi.
Bank Menekankan pada
Bank menekankan pada hal yang permanen dan stabilitas. Efisiensi, control dan operasi yang mulus/ lancar adalah penting
Bank Menekankan pada
Bank menekankan pada tindakan kompetitif dan prestasi. Mengenakan target yang lebih luas dan memenangkan dalam pasar adalah komitmen
Bank Menekankan pada
Bank menekankan pada perolehan sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru.
Mencoba sesuatu yang baru dan pencarian peluang dihargai.
Bank menetapkan sukses pada basis
Bank menetapkan sukses pada basis pengembangan SDM, kerja tim, komitmen pegawai dan kepedulian pada orang-orang.
Bank menetapkan sukses pada basis
Bank menetapkan sukses pada basis efisiensi. Penyerahan yang dapat diandalkan/ dipercaya, penjadwalan yang mulus dan produksi biaya rendah adalah kritis.
Bank menetapkan sukses pada basis
Bank menetapkan sukses pada basis memenangkan dalam pasar dan melebihi kompetisi. Kepemimpinan pasar kompetitif merupakan kunci.
37
Bank menetapkan sukses pada basis
Bank menetapkan sukses pada basis kepemilikan yang paling unik atau produk terbaru. Ini merupakan product leader dan innovator.
4.8 Teknik Analisa Data
4.8.1 Uji Validitas dan Realibilitas
Data yang diisi oleh responden dikumpulkan dan dilakukan
perhitungan rata-rata setiap pertanyaan dari masing-masing dimensi
utama budaya untuk setiap jenis budaya. Rata-rata ini dihitung untuk
keseluruhan dimensi Profil Budaya Organisasi (PBO). Secara
keseluruhan, model pengolahan data dari tabel matriks kuesioner yang
ditunjukkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.3 Matriks PBO-Model Pengolahan Data
Uraian
Jenis/ kuadran Budaya Organisasi
A+B+C+D Keterangan Atribut
Budaya
ClanA
AdhocracyB
MarketC
HierarchyD
A
T
R
I
B
U
T
1 1A 1B 1C 1D 100 1. Dominant Organizational Characteristics
2 2A 2B 2C 2D 100 2.Organizational Leadrership
3 3A 3B 3C 3D 100 3.Management of Employees
4 4A 4B 4C 4D 100 4.Organizational Glue
5 5A 5B 5C 5D 100 5.Strategic Emphasis
6 6A 6B 6C 6D 100 6.Criteria of Success
Rata-rata
∑A
6n
∑B
6n
∑C
6n
∑D
6n
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
Tabel 4.4
38
Jenis Budaya untuk Pengolahan Data (Group 1 s/d Group 6)
NO
Jenis Kuadran Budaya OrganisasiTOTAL SKORClan
AAdhocracy
BMarket
CHierarchy
D1 100
2 100
3 100
Rata-rata
∑A
n
∑B
n
∑C
n
∑D
n
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
Selanjutnya nilai rata-rata untuk masing-masing budaya organisasi
di petakan dalam matriks berikut ini:
Gambar 4.1 Form Profil Dimensi BudayaExternal Focus and Differentiation
Internal Focus and Integration
Sumber: Nevizond Chatab, 20074.8.8.1 Menggambarkan Profil Dimensi Budaya
39
50 40 30 20
10
10 20
30
40
50
THE MARKET THE ADHOCRACY
HIERARCHY THE CLAN
C B
D A
St abi
lity
&
Co ntr
ol
Flexibility and Direction
Plotkan angka rata-rata untuk setiap pertanyaan pada form Profil
Dimensi Budaya, seperti terlihat pada bagan 3.2
Angka pada pertanyaan A menggambarkan budaya “Clan”. Angka
yang diplotkan adalah garis diagonal sepanjang kuadran kanan bawah
(kuadran “Clan”) pada form PDB.
Angka pada pertanyaan B menggambarkan budaya “Adhocracy”.
Angka yang diplotkan adalah pada baris diagonal sepanjang kuadran
kanan atas (kuadran “Adhicracy”) pada form PDB.
Angka pada pertanyaan C menggambarkan budaya “market”. Angka
yang diplotkan adalah pada garis diagonal sepanjang kuadran kiri atas
(kuadran “market”) padaform PDB.
Angka pada pertanyaan D menggambarkan budaya “Hierarchy”. Angka
yang diplotkan adalah pada garis diagonal sepanjang kuadran kiri
bawah (kuadran “Hierarchy”)pada form PDB.
Hubungkan titik-titik yang telah diplotkan dalam setiap kuadran untuk
membentuk gambar 4 sisi (seperti laying-layang). Profil ini
menciptakan suatu gambar budaya organisasi sebagaimana yang ada
saat ini. Gambar demikian adalah lebih berguna untuk maksud/ tujuan
diagnosis dari pada seperangkat angka-angka yang dihasilkan,
terutama lebih ditujukan untuk menvisualisasi budaya organisasi. Kita
dapat melihat aspek dominan lebih dan kurang dari budaya organisasi.
Setelah itu plotkan angka-angka pada tabel OCAI untuk kondisi
organisasi yang seharusnya terjadi dan dirasakan pada 5 tahun yang
akan dating, sesuai dengan tuntutan kebutuhan bisnis yang akan
dihadapi organisasi.
Pada tabel OCAI untuk kondisi organisasi pada saat ini jumlahkan
isian score dari setiap pertanyaan A untuk keenam group (group 1 s/d
40
group 6), lalu dihitung rata-ratanya atau ditunjukkan secara
keseluruhan dengan metode sebagai berikut:
Tabel 4.5 Untuk kondisi Organisasi pada saat ini
Pada tabel OCAI untuk kondisi organisasi yang akan datang,
jumlahkan isian score dari setiap pertanyaan A untuk ke enam group (group 1
s/d group 6), lalu dihitung rata-ratanya atau ditunjukkan secara keseluruhan
dengan metode sebagai berikut:
Tabel 4.6 Untuk Kondisi Organisasi pada saat yang akan datang
Sumber: Nevizond Chatab, 2007
DAFTAR PUSTAKA
41
Group Score
1A2A3A4A5A6A
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1B2B3B4B5B6B
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1C2C3C4C5C6C
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1D2D3D4D5D6D
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1A2A3A4A5A6A
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1A2A3A4A5A6A
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1A2A3A4A5A6A
Total
Rata2(total 6)
Group Score
1A2A3A4A5A6A
Total
Rata2(total 6)
Desseler, Gary, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta
Chatab, Nevizond, 2007. Profil Budaya Organisasi, Mendiagnosis budaya dan Merangsang Perubahannya. CV. Alfabeta, Jakarta
Hasibuan, Melayu, S. P. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Cetakan keempat, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Amstrong, Michael. 2005. A Handbook of Human Resource Management Practice. 9th Edition. Kogan Page Limited. London.
Stephen. P. Robbins, 2005. Organizational Behavior, Perason Prentice-Hall. Pearson Education International 11th Edition. New Jersey.
Umar. Husein, 2002. Metode Riset Perilaku Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Budaya Organisasi dalam Tantangan. PT. Elex Media Komputindo.
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate Culture sebagai inti dari Good Corporate Governance. PT. Elex Media Komputindo
Tjahjono Kurnianto Heru, 2003. Budaya Organisasional & Balanced Scorecard Dimensi Teori dan Praktek, Tim UPFE UMY
Kreitner. Robert & Kinicki. Angelo, 2007. Organizational Behavior. McGraw Hill International Edition 7th Edition. New York USA
Puspowardoyo, Suryanto. 1993. Pembangunan Nasional dalam Perspektif Budaya: Sebuah Pendekatan Filsafat. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Gibson. Ivanicevich. Donelly. 2000. Organizations. Irwin McGraw-Hill Companies.Inc. 10th Edition. USA.
Luthans. F. 2007. Organizational Behavior. McGraw-Hill International Edition 11th Edition. New York USA.
Mintzberg, Henry. 1993. Structure in Fives Designing Effective Organizations. Prentice-Hall. New Jersey, USA.
42
Wood. M. Jack. 1984. Organizational Bahavior, an Asia Pacific Perspective. John Willey & Sons Ltd. 2nd Revised Edition. New York. USA.
Mittchel, Charles. 2001. Life and Works. Fernwood Press Ltd. South Africa.
Lehman, Cheryl. 1996. Multinational Culture: Social Impact of a Global Economy. Greenwood Press Ltd. USA.
Kotter, John. Heskett, Jones. 1992. Corporate Culture and Performance. A Division of Simon & SCHuster Inc. New York. USA.
Graves. Paul. 2000. Matter, Materiality, and Modern Culture. Taylor Books Ltd. USA.
Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta. Bandung.
Fralinger, Barbara. 2007. Organizational Culture at University Level. Journal of College Teaching & Learning, 49 (6), 393-404.
Montagu, Ashley and Dawson Christopher. 1993. Culture: man’s adaptive dimension. Oxford University Press. New York.
Lampiran 1: Kuesioner
43
Untuk Kondisi Bank Pada Saat ini
I GROUP I SCORE
PERTANYAAN
A Bank merupakan suatu tempat yang sangat personal sepertinya sebagai kaluarga besar. Para personilnya, kelihatannya berbagi banyak di antara mereka sendiri
B Bank merupakan suatu tempat yang dinamis, dan kewiraswastaan. Para personilnya mau berbuat sesuatu untuk mereka dan mengambil resiko.
C Bank merupakan suatu tempat yang sangat berorientasi hasil. Kepedulian utamanya adalah penyelesaian pekerjaan. Para personilnya sangat berorientasi prestasi dan kompetitif.
D Bank merupakan suatu tenpat yang sangat terkendali dan terstruktur. Prosedur formal secara umum mengendalikan, apa yang mereka lakukan.
Total 100
II GROUP 2 SCORE
PERTANYAAN
A Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan member contoh di dalam menasehati, memfasilitasi atau mengasuh/membina.
B Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal yang tidak main-main (tidak omong kosong, agresif, focus orientasi hasil.
C Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam berwiraswasta (entrepreneurship), berinovasi atau mengambil resiko
D Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal mengkoordinasikan, mengBankkan atau efisiensi yang berjalan mulus/lancar.Total 100
III GROUP 3 SCORE
PE
A Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan kerja tim, consensus dan partisipasi.
44
RTANYAAN
B Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan pengambilan resiko individual, inovasi, kebebasan/ kemerdekaan dan unik
C Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan keamanan pekerjaan, kesesuaian, hal yang dapat diramalkan, dan stabilitas dalam berhubungan
D Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan menggerakkan kompetisi yang kuat, tuntutan atau permintaan yang tinggi, dan prestasi.
Total 100
IV GROUP 4 SCORE
PERTANYAAN
A Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Kesetiaan dan saling percaya.Komitmen pada Bank ini berjalan tinggi.
B Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah peraturan dan kebijakan formal. Memelihara suatu Bank berjalan mulus/ lancar adalah penting
C Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah ditekankan pada prestasi dan pelaksanaan tujuan/ sasaran. Agrresivitas dan memenangkan adalah tema yang umum.
D Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Komitmen pada inovasi dan pengembangan.
Total 100
V GROUP 5 SCORE
PE
A Bank menekankan pada pengembangan manusia. Kepercayaan tinggi, keterbukaan dan tetap berprestasi.
45
RTANYAAN
B Bank menekankan pada hal yang permanen dan stabilitas. Efisiensi, control dan operasi yang mulus/ lancar adalah penting
C Bank menekankan pada tindakan kompetitif dan prestasi. Mengenakan target yang lebih luas dan memenangkan dalam pasar adalah komitmen
D Bank menekankan pada perolehan sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru. Mencoba sesuatu yang baru dan pencarian peluang dihargai.Total 100
VI GROUP 6 SCORE
PERTANYAAN
A Bank menetapkan sukses pada basis pengembangan SDM, kerja tim, komitmen pegawai dan kepedulian pada orang-orang.
B Bank menetapkan sukses pada basis efisiensi. Penyerahan yang dapat diandalkan/ dipercaya, penjadwalan yang mulus dan produksi biaya rendah adalah kritis.
C Bank menetapkan sukses pada basis memenangkan dalam pasar dan melebihi kompetisi. Kepemimpinan pasar kompetitif merupakan kunci.
D Bank menetapkan sukses pada basis kepemilikan yang paling unik atau produk terbaru. Ini merupakan product leader dan innovator.
Total 100
I GROUP I SCORE
46
Untuk Kondisi Bank Yang Akan Datang
PERTANYAAN
A Bank merupakan suatu tempat yang sangat personal sepertinya sebagai keluarga besar.
B Bank merupakan suatu tempat yang terkendali dan terstruktur. Prosedur formal yang umum mengendalikan apa yang mereka lakukan
C Bank merupakan suatu tempat yang sangat berorientasi hasil. Kepedulian utamanya adalah penyelesaian pekerjaan. Para personilnya sangan berorientasi prestasi dan kompetitif.
D Bank merupakan suatu tempat yang sangat dinamis dan kewiraswastaan. Para personilnya mau berbuat sesuatu dan mengambil resiko.
Total 100
II GROUP 2 SCORE
PERTANYAAN
A Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan member contoh di dalam menasehati, memfasilitasi atau mengasuh/membina.
B Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal yang tidak main-main (tidak omong kosong, agresif, focus orientasi hasil.
C Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam berwiraswasta (entrepreneurship), berinovasi atau mengambil resiko
D Kepemimpinan dalam Bank, secara umum dipertimbangkan dengan memberi contoh di dalam hal mengkoordinasikan, mengBankkan atau efisiensi yang berjalan mulus/lancar.Total 100
III GROUP 3 SCORE
PE
A Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan kerja tim, consensus dan partisipasi.
47
RTANYAAN
B Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan pengambilan resiko individual, inovasi, kebebasan/ kemerdekaan dan unik
C Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan keamanan pekerjaan, kesesuaian, hal yang dapat diramalkan, dan stabilitas dalam berhubungan
D Gaya manajemen dalam Bank dicirikan dengan menggerakkan kompetisi yang kuat, tuntutan atau permintaan yang tinggi, dan prestasi.
Total 100
IV GROUP 4 SCORE
PERTANYAAN
A Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Kesetiaan dan saling percaya.Komitmen pada Bank ini berjalan tinggi.
B Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah peraturan dan kebijakan formal. Memelihara suatu Bank berjalan mulus/ lancar adalah penting
C Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah ditekankan pada prestasi dan pelaksanaan tujuan/ sasaran. Agrresivitas dan memenangkan adalah tema yang umum.
D Perekat yang memegang Bank bersama-sama adalah Komitmen pada inovasi dan pengembangan.
Total 100
V GROUP 5 SCORE
PE
A Bank menekankan pada pengembangan manusia. Kepercayaan tinggi, keterbukaan dan tetap berprestasi.
48
RTANYAAN
B Bank menekankan pada hal yang permanen dan stabilitas. Efisiensi, control dan operasi yang mulus/ lancar adalah penting
C Bank menekankan pada tindakan kompetitif dan prestasi. Mengenakan target yang lebih luas dan memenangkan dalam pasar adalah komitmen
D Bank menekankan pada perolehan sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru. Mencoba sesuatu yang baru dan pencarian peluang dihargai.Total 100
VI GROUP 6 SCORE
PERTANYAAN
A Bank menetapkan sukses pada basis pengembangan SDM, kerja tim, komitmen pegawai dan kepedulian pada orang-orang.
B Bank menetapkan sukses pada basis efisiensi. Penyerahan yang dapat diandalkan/ dipercaya, penjadwalan yang mulus dan produksi biaya rendah adalah kritis.
C Bank menetapkan sukses pada basis memenangkan dalam pasar dan melebihi kompetisi. Kepemimpinan pasar kompetitif merupakan kunci.
D Bank menetapkan sukses pada basis kepemilikan yang paling unik atau produk terbaru. Ini merupakan product leader dan innovator.
Total 100
49