tugas metlit - bab 1-3

30
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. FAJAR DELI UTAMA Disusun oleh : - Patrisia Boroto (110614xxx) - Pricilia Gladiols Kaunang (110614171) - Suzana Sintia Wowiling (110614xxx) - Sindy Claudy Pangerapan (110614xxx) - Jeremiah Reinhart Assa (110614218) -PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF- UNTUK MELENGKAPI TUGAS AKHIR SEMESTER, MATA KULIAH “METODOLOGI PENELITIAN”

Upload: jeremiahrassa

Post on 24-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah "Metodologi Penelitian" - Contoh Proposal Penelitian Kualitatif..

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas MetLit - Bab 1-3

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PADA PT. FAJAR DELI UTAMA

TUGAS

Disusun oleh :

- Patrisia Boroto (110614xxx)- Pricilia Gladiols Kaunang (110614171)- Suzana Sintia Wowiling (110614xxx)- Sindy Claudy Pangerapan (110614xxx)- Jeremiah Reinhart Assa (110614218)

Program Studi Akuntansi (Reguler Sore)Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sam Ratulangi Mando2014

-PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF-

UNTUK MELENGKAPI TUGAS AKHIR SEMESTER, MATA KULIAH “METODOLOGI PENELITIAN”

Page 2: Tugas MetLit - Bab 1-3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa. Maka sesuai

dengan perkembangan masyarakat dan negara, baik di bidang kenegaraan maupun di

bidang sosial ekonomi. Menurut Soemitro (2010), pada mulanya pajak belum merupakan

pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja dalam memelihara kepentingan negara,

seperti menjaga keamanan negara terhadap serangan musuh dari luar, membuat jalan

untuk umum, membiayai pegawai kerajaan dan sebagainya. Bagi penduduk yang tidak

melakukan penyetoran dalam bentuk natura (barang) maka ia diwajibkan untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat kepentingan umum dalam beberapa hari

lamanya dalam 1 tahun. Orang-orang yang memiliki status social yang tinggi termasuk

orang-orang kaya, dapat membebaskan diri dari kewajiban melakukan pekerjaan untuk

kepentiang umum tadi, dengan cara membayarkan uang ganti rugi. Besarnya pembayaran

ganti rugi ini ditetapkan sesuai dengan jumlah uang yang diperlukan untuk membayar

orang lain yang menggantikan melakukan pekerjaan itu, yang seharusnya dilakukan

sendiri oleh orang kaya yang memiliki status social yang tinggi dan orang kaya.

Berdasrkan sejarah ini, pemerintah mulai melakukan perubahan-perubahan di bidang

social ekonomi maupun di bidang kenegeraan.

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu banyak

memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Beragam upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh Negara melalui Pembangunan Nasional.

Pembangunan Nasional merupakan kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Untuk itu, diperlukan kesadaran dari rakyat Indonesia akan sadar

membayar pajak.

Page 3: Tugas MetLit - Bab 1-3

Pada dasarnya, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terhutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat

prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara kita, yang sangat

besar yaitu hampir 80% dan sumber penerimaan negara kita berasal dari sektor pajak.

Dalam membiayai pembangunan nasional, pemerintah memiliki sumber-sumber

penerimaan yang berasal dari dalam dan luar negeri. Salah satu cara yang ditempuh oleh

pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari dalam negeri adalah dengan

menggalakan sektor non migas terutama penerimaan Negara yang berasal dari pajak.

Apabila dilihat dari sejarahnya, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pengganti

dari pajak penjualan. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan dirasa sudah tidak

memadai lagi untuk menampung kegiatan masyarakat dari belum mencapai sasaran

kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan negara,

mendorong ekspor dan pemerataan pembebanan pajak. Untuk itu, dapat dilihat bahwa

pajak sudah menjadi sebagai sumber penerimaan dalam negeri dan semakin lama,

semakin terasa sebagai andalan penerimaan negara. Untuk lebih meningkatkan

penerimaan di bidang perpajakan, telah beberapa kali dilakukan penyempurnaan,

penambahan, bahkan perubahan di bidang perpajakan. Pajak merupakan kewajiban yang

harus dibayar oleh masyarkat baik pribadi maupun badan dari pendapatan atau

penghasilannya kepada pemerintah yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan disegala

sektor.

Menurut Djuanda dan Lubis (2011) dalam buku Pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai terutang adalah

pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan. Kekurangan bayar pajak tersebut

harus dilunasi Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan waktu pembayaran dan

pelaporannya. Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka pembayaran

pajak lebih besar, sehingga pengusaha kena pajak dapat memilih untuk meminta

kompensasi atas kelebihan pembayaran pajak tersebut.

Page 4: Tugas MetLit - Bab 1-3

Menurut undang-undang Repubilik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang

Pajak Pertambahan Nilai, pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang

seharusnya dibayar oleh pengusaha kena pajak karena perolehan barang kena pajak

dan/atau perolehan jasa kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/atau

pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean dan/atau impor barang kena pajak.

Sedangkan kena pajak keluaran adalah pajak pertambahan nilai terutang yang wajib

dipungut oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak,

penyerahan jasa kena pajak, ekspor barang kena pajak berwujud, ekspor barang kena

pajak tidak berwujud, dan/atau ekspor jasa kena pajak. Hal ini perlu diketahui secara

khusus karena masih banyak orang yang mengira bahwa yang dikenakan sebagai Pajak

Pertambahan Nilai adalah atas barang atau jasanya. Pandangan tersebut adalah keliru,

karena Pajak Pertambahan Nilai dikenakan hanya terhadap pertambahan nilainya saja.

Suatu pertambahan nilai tercipta karena untuk menghasilkan, menyalurkan dan

memperdagangkan barang ataupun memberikan pelayanan jasa membutuhkan faktor-

faktor produksi pada berbagai tingkatan produksi. Setiap faktor produksi tersebut

menimbulkan pengeluaran yang dinamakan biaya. Semua biaya inilah yang merupakan

pertambahan nilai yang menjadi unsure pengenaan pajak. Artinya, proses pertambahan

nilai selalu timbul karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bahan baku

menjadi barang jadi yang siap dijual dengan tingkat laba yang diharapkan.

Kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan ini akan memberikan dampak

negatif bagi negara, yaitu berkurangnya pemasukan ke kas negara dan bagi perusahaan,

akan mengalami kerugian karena membayar sanksi baik berupa denda, bunga bahkan

kenaikan. Dengan menyadari akan pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan perpajakan

yang berlaku, maka perlu diadakannya evaluasi atas perhitungan dan pelaporan

Pertambahan Nilai berdasarkan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

PT. Fajar Deli Utama merupakan perusahaan Ekspor-Impor, dimana di dalam

menjalankan operasinya perusahaan ini banyak melakukan impor barang-barang dari luar

negeri, dan atas impor barang tersebut PT. Fajar Deli Utama Medan dikenakan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) Masukan dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) barang yang di

impor. Sebaliknya bila perusahaan ini melakukan penjualan terhadap brang yang di impor

tersebut, maka PT. Fajar Deli Utama berhak melakukan pemungutan Pajak Pertambahan

Page 5: Tugas MetLit - Bab 1-3

Nilai (PPN) Keluaran terhadap barang kena pajak tersebut. Pajak masukan yang telah

disetor dapat dikreditkan dengan pajak keluaran yang telah dipungut. Kelebihan atas PPN

ini dapat direstitusi atau dikompensasikan ke masa / tahun pajak berikutnya.

Atas dasar pemaparan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil

judul : “ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN

NILAI (PPN) PADA PT. FAJAR DELI UTAMA”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dilihat bahwa

pemungutan pajak di Indonesia masih memberikan hak-hak istimewa pada golongan-

golongan strata social yang lebih di atas. Dengan demikian, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

Apakah Perhitungan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di PT. Fajar

Deli Utama telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak

Pertambahan Nilai?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

Untuk mengetahui secara mendalam perhitungan dan pelaporan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) di PT. Fajar Deli Utama, apakah sudah menganut Undang-

undang yang di berlakukan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang

membutuhkan. Adapun manfaat penelitiannya, sebagai berikut:

Page 6: Tugas MetLit - Bab 1-3

Bagi penulis, penelitan ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang

masalah yang diteliti, yaitu bagaimana perhitungan dan pencatatan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumbangsi pemikiran maupun

bahan pertimbangan dalam menerapkan Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) pada perusahaan.

Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan serta dapat menjadi referensi bagi peneliti lain bila mengadakan penelitian di

masa yang akan datang.

Page 7: Tugas MetLit - Bab 1-3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Akuntansi Pajak

2.1.1. Pengertian Akuntansi

Menurut Suprianto (2011), dalam bukunya Akuntansi Perpajakan, akuntansi pajak

berasal dari dua kata yaitu akuntansi dan pajak. Menurutnya, akuntansi adalah suatu

proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisiran suatu transaksi keuangan dan diakhiri

dengan suatu pembuatan laporan keuangan.

Akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut

pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.

Akuntansi ditinjau dari sudut pemakai dapat didefinisikan sebagai “suatu disiplin

yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara

efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi”.

Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :

a. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh

manajemen; dan

b. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah

dan sebagainya.

Dua definisi ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a. Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa organisasi

perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi tentang

organisasi.

b. Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan

perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan intern

organisasi (oleh manajemen yaitu orang yang diberi tugas untuk memimpin

perusahaan), dan juga untuk pengambilan keputusan oleh pihak ekstern organisasi

(oleh investor yaitu orang-orang yang menambahkan uangnya dalam perusahaan

Page 8: Tugas MetLit - Bab 1-3

untuk mendapatkan laba; oleh kreditur yaitu orang-orang yang memberi pinjaman

kepada perusahaan dan perusahaan lainnya.

Akuntansi dalam bahasa bisnis adalah sistem informasi yang mengukur bisnis,

memperoleh informasi menjadi laporan keuangan, dan dan mengkomunikasikan hasilnya

kepada para pembuat keputusan.

Akuntansi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan dan memproses

(menganalisis dan mencatat) informasi keuangan mengenai sebuah organisasi dan

melaporkan informasi tersebut kepada pengambil keputusan.

Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan ( Agoes

& Trisnawati, 2010:2)

Menurrut komita istilah American Institute of certified public accounting

( AICCPA ) yang dikutip oleh Harahap (2011:5), mendefinisikan akuntansi merupakan

seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam

ukuran moneter transaksi dan kejadian yang umum bersifat keuangan dan termasuk

menafsirkan hasil-hasilnya.

Tujuan akuntansi untuk entitas bisnis ( Objectives of financial reporting by

business enterprises ) menurut Financial Acconting Standart Boart (APB) adalah

sebagai berikut.

1. To provide financial information that is useful in making credit and investment

decision.

2. To provide understandable financial information that is useful in assesing future

cash flow.

3. To profide financial information related to an enterprises resources, claims to

these and changes in them.

2.1.2 Pengertian Pajak

Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh orang pribadi maupun

badan dari pendapatan atau penghasilannya yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan

disegala bidang. Penerimaan dari sektor pajak dari tahun ke tahun diharapkan akan selalu

meningkat seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan disegala bidang.

Page 9: Tugas MetLit - Bab 1-3

Bagi Negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan

untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran

pembangunan. Minimalis beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari

yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang melanngar

peraturan perpajakan.

Secara umum pengertian pajak lebih dikenal sebagai pungutan yang harus dibayar

oleh individu kepada pemerintah yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang,

dimana dalam hal ini individu kepada pemerintah yang dpat dipaksakan berdasarkan

undang-undang, dimana dalam hal ini individu pembayaran pajak tidak memiliki kontra

prestasi secara langsung atas pungutan yang di bayarnya atas pihak yang di bayarnya

digunakan untuk kepentingan publik secara umum.

Menurut Soemitro (2011), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada dapat jasa timbal

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Menurut Andriani (2010), Pajak adalah iuran pada negara (yang dapat dipaksakan

yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas pemerintah).

Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan Undang-undang serta aturan

pelaksanaanya. Pajak ialah iuran wajib yang harus dibayarkan oleh rakyat kepada negara,

dalam hal ini pajak merupakan bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan

hukum antara negara atau pemerintah dengan rakyatnya dimana negara mengambil

kekayaan dari masyrakat dan dikembalikan kepada masyarakat. Undang-undang pajak

dibuat dengan tujuan sebagai aturan dasar pemungutan pajak, sehingga pemungutan

pajak berdasarkan atas kekuatan Undang-undang beserta aturan pelaksanaannya. Hal ini

menghindari adanya tindakan sewenang-wenang dalam pemungutan pajak dan supaya

masyarakat juga tidak semaunya untuk membayar.

Page 10: Tugas MetLit - Bab 1-3

2.1.3. Pengertian Akuntansi Pajak

Menurut Suprianto (2011), “Akuntansi Pajak adalah suatu proses pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan kaitannya dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan pebuatan laporan keuangan fiskal sebagai sesuai dengan ketentuan dan peraturanperpajakan yang terkait sebagai dasar pembuatan Surat Pemberitahuan Tahunan”.

Penyusunan laporan keuangan ini diperlukan untuk mempermudah perusahaan dalam melaporkan harta /kekayaan dan juga penghasilan serta biaya yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.

Pada golongan masyarakat tertentu,menganggap bahwa akuntansi pajak merupakan suatu hal yang sulit, apalagi kalau dihubungkan dengan pajak yang memiliki peraturan yang selalu berubah. Sesungguhnya akuntansi yang berlaku bagi perusahaan, tidak jauh berbeda dengan akuntansi yang berlaku untuk tujuan bagi perpajakan. Yang membedakan hanya pada sisi perundang-undangan yang berlakudi Indonesia kaitannya dengan akuntansi. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua perbedaan yaitu beda tetap dan beda waktu”.

Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi komersial yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Akuntansi pajak hanya digunakan ntuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperpajakan. Dengan adanya akuntansi pajak, Wajib Pajak (WP) dapat dengan lebih mudah dalam menyusun Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak.

2.1.4. Akun-Akun Akuntansi Pajak

Menurut Yolina (2009) dalam bukunya “Dasar-dasarAkuntani Perpajakan”, nama-nama akun pada pelaporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi pajak adalah:

1. Neraca1) Sisi Asset, terdapat norma-norma akun sebagai berikut:

a. Pajak dibayar dimuka (Prepaid Tax)Pajak dibayar dimuka biasanya disajikan sebagai biaya dibayar dimuka (Prepaid Expense) dalam asset lancar pajak dibayar dimuka terdiri dari:

PPh 22, PPh 23, PPh 24 dan PPh 25 PPh atas penghasilan hak atas tanah dan bangunan PPN Masukan

2) Sisi Kewajiban terdapat nama-nama akun sebagai berikut :a. Utang Pajak (Tax Payable)

Page 11: Tugas MetLit - Bab 1-3

Utang Pajak terdiri atas: PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh 29 PPN Keluaran

b. Kewajiban Pajak Tangguhan (DefferedTax Liability)Dalam neraca kewajiban pajak tangguhan disajikan diantara utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

2. Laporan Laba Rugi Belum PPh (Income Tax Expense) Penghasilan Pajak Tangguhan (Deffered Tax Incoming) Beban Pajak Tangguhan (Deffered Tax Expense) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Masukan yang tidak dapat dikreditkan dari Bea Meterai dicatat sebagai beban operational (Operational Expense)

2.1.5. Pentingnya Akuntansi Pajak

Surat Pemberitahuan merupakan surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajaknya, kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dikoreksi dengan membuat Surat Pemberitahuan (SPT) pembetulan. Namun, hal ini dapat menyebabkan dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak oleh Pemerintah (Fiskus), sehingga dapat mengakibatkan pajak terutang yang harus dibayar Wajib Pajak menjadi bertambah besar.

2.1.6. Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Yolina (2009) dalam bukunya Dasar-dasar Akuntansi Perpajakan. “Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai adalah akuntansi yang kegiatannya dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelenggaraan pembukuan dan memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat menghitung, membayar dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut:

1. Pembelian Dalam kegiatan perusahaan transaksi pembelian dapat terjadi beberapa kemungkinan yang sesuai dengan sistem akuntansi, antara lain sebagai berikut:

Pembelian untuk barang-barang yang dapat dikreditkan PPN-nya, yaitu barang persediaan dan barang modal yang ada hubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Pembelian untuk barang-barang yang tidak dapat dikreditkan PPN-nya. Pembelian yang mendapatkan potongan harga. Jika terjadi retur pembelian.

2. Penjualan

Page 12: Tugas MetLit - Bab 1-3

Dalam pencatatan transaksi penjualan terdapat beberapa kemungkinan yang sesuai dengan sistem akuntansi, antara lain :

Penjualan Barang Pengembalian Penjualan Penjualan dengan Uang Muka Penjualan dengan Angsuran

2.2 Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-undang Nomor 42tahun 2009, “Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secra bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan NIlai sangatdipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak ertambahan Nilai. Perkembangan Ekonomi yang sangat dinamis baik di tingkat nasional, regional, maupun international terus menciptakan jenis serta pola transaksi bisnis yang baru. Sebagai contoh, dibidang jasa, banyak timbul transaksi jasa baruatau modifikasi dari transaksi sebellumnya yang pengenaan Pajak Pertambahan Nilainya belum diatur dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)”.

Menurut Agistinus dan Kurniawan (2011:1) dalam bukunya Faktur Pajak dan SPT Masa PPN, “Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dipungut oleh Pemerintah pusat dan Undang-undang Nomor8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana ttelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009. Undang_undang ini lebih dikenal dengan Undang-undang PPN 1984 karena milali berlaku pada taggal 1 Juli 1984 (Pasal 20 UU 1984)”.

2.2.1. Objek Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009, Pasal 4 diatur bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan Atas :

1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean dilakukan oleh Penguaha.

2. Impor Barang Kena Pajak.3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha.4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean.5. Pemafaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengsaha Kena Pajak, atau8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

Page 13: Tugas MetLit - Bab 1-3

2.2.2. Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009, Pasal 4 Ayat1 diatur bahwa Subjek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat di klafikasi menjadi dua, yaitu :

1. Pengusaha Kena PajakDalam Pasal 1 angka 15 UU PPN Tahun 2009 penertian Pengusaha Kena Pajak adalahPengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak undang-undang ini,tidak termasuk Pengusaha Kecilyang batasannya ditetapkan dengan “Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010 tanggal 23 Maret 2010, kkecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

2. Bukan Pengusaha Kena Pajak (Non PKP)Pengusaha yang bukan PKP yang menjadi Subjek PPN meliputi :

a. Pengusaha yang melakukan Impor BKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean dan Kegiatan membangun diri sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Pengusaha Kecil, Kriteria Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP (jumlah keseluruhan) dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dariRp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) yang dilakukan oleh Pengusaha atas usahanya.

2.2.3. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 4 Tentang Pajak Pertambahan Nilai, menetapkan Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebagai berikut:

1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen)2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen), diterapkan atas :

a. Ekspor Kena Pajak Berwujudb. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, danc. Ekspor Jasa Kena Pajak.

3. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada Nomor 1dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.2.4. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Sonny & Isnianto (2011:3-4) dalam buku Faktur PAjak dan SPT Masa PPN, “Pajak Pertambahan Nilai (value added tax) merupakan pengganti dai Pajak Penjualan (PPn) yang sudah berlaku di Indonesia sejaktahun 1951 (UU Pajak Penjualan 1951). Pergantian sistem peerpajakan ini dikenal sebgai Tax Reform1983 karena Pajak

Page 14: Tugas MetLit - Bab 1-3

Pertambahan Nilai (PPN) mempunyai beberapa karakteristik yang tidak dimilikioleh PPPn”. Sebagai berikut:

1. Pajak Tidak Langsung, PPN sebagai pajak tidak langsung mengandungpengertianbahwa penanggung jawab pemungutan dan pembayaran berada dipihak pengusaha yang melakukanpenyerahan brang atau jasa sedangkn pemikulbeban (Destinotaris)paja kberada di pihakpembeli barang barang atau penerima jasa yang dikenakan PPN.

2. Pajak Objektif , PPN sebagai pajak objetif mengandung pengertian bahwa timbulnya kewajiban pajak dibidang PPN sangatditentukan oleh adanya objek pajakdantidakmempertimbangkan kondisi subjektif subjek pajak. PPN sebagaipajak ojektifakan menimbullkan dampakregresif bahwa semakin tinggi kemampuan konsumen, semakin ringanbeban pajak yang dipikul, sebaliknya semakin rendah kemampuan konsumen, semakin beratbeban pajak yang dipikul. Kesenjangan beban pajakinidapat diperkecil dengan mengenakan pungutan PPnBM atas konsumsi BKP yang tergolong mewah.

3. Pajak atas Konsumsi dalam Negeri, PPN iini hanya dikenakan atas barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam Daerah Pabean Republik Indonesia.hak ini sesuai dengan prinsip tempat tujuan yang digunakan dalam pengenaan PPN bahwa PPN dikenakan ditempat tujuan barang atau jasa akan dikonsumsi atau dimanfaatkan.

4. Bersifat Multy Stage Levy, PPN ini hanya dikenakan pada setiap rantai jalur produksi atau jalur distribusi barang atau jasa dan bersifat nonkumulatif yaitu tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda.

5. Perhitungan PPN dengan Indirect Subtraction Method, metode perhitungan PPN dengan cara mengurangkan PPN yang dipungut oleh penjual atau pengusaha jasa atas penyerahan barang atau jasa, dengan PPN yang dibayar kepada penjual atau pengusaha lain atas perolehan barang atau jasa.

6. Tarif Tunggal (Single Rate), penerapan tariff tunggal dalam PPN adalah untuk menyederhanakan dan mempermudah dalam pelaksanaan maupun dalam pengawasan. Tariff tunggal PPN dalamUU PPN 1984 ditetapkan sebesar 10%. Tarif pajak ini dapat diubah dengan Peraturan Pemerintah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% dengan pertimbangan perkembangan ekonomi dan peningkatan kebutuhan dana pembangunan.

2.2.5. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Pasal 9 dan Pasal 13 UU PPN 1984diatur mengenai mekanisme PPN, sebagai berikut:

1. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktor Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak untuk memungut pajakyang terutang yang dinamakan Pajak Keluaran (Output Tax).

Page 15: Tugas MetLit - Bab 1-3

2. Pengusaha Kena Pajak yang membeli Barang Kena Pajak atau menerima Jasa Kena Pajak dari Pendapatan Kena Pajak lain, berkewajiban untuk membayar pajak yang terutang yang disebut Pajak Masukan (Input tax) yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak yang sama.

3. Apabila pada akhir Masa Pajak, Pajak MAsukan lebih besar dari pada jumlah Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar olehPengusaha Kena Pajak ke kas Negara.

2.3 Pajak Keluaran dan Pajak Masukan

Menurut Juanda (2011:101). “Pajak Pertambahan NIlai terutang adalah Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan, kekurangan bayar pajak tersebut harus dilunasi Pengusaha Kena Pajak sesuai jangka waktupembayaran danpelaporannya. Jika Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka pembayaran Pajak lebih besar. Sehingga Pengusaha Kena Pajak dapat memilih untuk meminta kompensasi atas kelebihan pembayaran pajak tersebut dan jikaselisih antara Pajak Keluaran sama besarnya dengan Pajak Masukan, muncul nihil atau tidak ada pembayaran pajak”.

2.3.1. Pajak Keluaran

Menurut Juanda dan Lubis, dalam buku Pelaporan PPN dan PPnBM (2011:101). “Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak”.

2.3.2. Pajak Masukan

Menurut Juanda dan Lubis, dalam buku Pelaporan PPN dan PPnBM (2010:101), “Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau Impor Barang Kena Pajak.

Pajak Masukan (PM) sebelumnya menganut “Cash Basic” dan sekarang diubah menjadi “Accrual Basic”. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang sama terhadap Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pembeli.

2.4 Metode Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Juanda (2011:3). “Metode PPN yang digunakan di Indonesia adalah Metode Tidak Langsung (Indirect Subtraction Method atau Tax InvoiceMethod)”.

Page 16: Tugas MetLit - Bab 1-3

1. PPN terutang menurut metode ini adalah Pajak Keluaran (PK) dikurangi Pajak Masukan (PM)

2. Pajak Keluaran (PK) adalah PPN yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada waktu penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) atau Pajak Keluaran (PK)=10%(sepuluh persen)xDPP(harga jual atau penggantian)

3. Pajak Masukan (PM) adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada waktu pembelian Barang Kena Pajak (BKP), penerimaan Jasa Kena Pajak (JKP) atau impor Barang Kena Pajak atau Pajak Masukan (PM)=10%(sepuluh persen)x DPP (harga perolehan, Harga penggantian impor)

4. Selisih antara Pajak Masukan (PM) dengan Pajak Keluaran (PK) dapat dilihat sebagai berikut :

a. Jika Pajak Keluaran (PK) lebih besar daripada Pajak Masukan (PM), maka timbul Pajak Kurang Bayar (KB)

b. Jika Pajak Keluaran (PK) lebih kecil dari pada Pajak Masukan (PM), makatimbul Pajak Lebih Bayar (LB)

c. Jika Pajak Keluaran (PK) sama besar dengan Pajak Masukan (PM), maka pajak terutang atas yang dibayar adalah nihil.

5. Metode pengkreditan adalah pajak yang dikurangkan dengan pajak unutk

memperoleh jumlah pajak yang akan dibayar ke kas Negara (Tax Credit) unutk

mendeteksi kebenaran jumlah pajak masukan dan pajak keluaran yang terlibat

dalam mekanisme ini dibutuhkan dokumen, yaitu faktur pajak (Tax invoice)

sehingga disebut metode faktur (invoice method)

Untuk dapat menghitung besarnya jumlah PPN terutang yang harus dibyar, perludiketahui unsur-unsur yang harus dipenuhi :

a. Dasar pengenaan Pajakb. Saat terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM).c. Tarif Pajak Pertambahan NIlai(PPN) atau Pajak Penjualanatas Barang

Mewah (PPnBM).

2.5 Tata Cara Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

Bendaharawan pemerintah yang melakukan pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM diwajibkan melaporkan PPN dan PPnBM yang telah dipungut dan disetor, setiap bulan keKantor Pelayanan Pajak tempat Bendaharawan Pemerintah terdaftar dengan menggunakan formulir “Surat Pemberitahuan Masa Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai” yang dibuat dalam rangkap 3 dan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah bulan pembayaran atas tagihan.

2.5.1 Pencatatan Akuntansi PPN Keluaran

Page 17: Tugas MetLit - Bab 1-3

Menurut Haridwan (2009:32), “Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan tunai dilakukan dengan mendebitkan perkiraan penjualan dan Pajak Keluarannya. Sedangkan, untuk penjualan secara kredit dicatat dengan mendebit perkiraan piutang dagang dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-nya.

2.5.2 Pencatatan Akuntansi PPN Masukan

Pencatatan atas pembelian tunai dilakukan dengan mendebit persediaan dan PPN

Masukan serta mengkredit perkiraan kas.

Page 18: Tugas MetLit - Bab 1-3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Data dan Sumber Data

3.1.1. Jenis Data

Jenis Data adalah keterangan yang bisa memberikan gambaran tentang suatu

keadaan atau persoalan. Menurut Kuncoro dalam Sangadji (2010 : 172), jenis data dapat

dibedakan menjadi dua jenis :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik atau

data yang disajikan dalam bentuk deskriptif atau berbentuk uraian.

2. Data kuantitaif

Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk skala numerik (angka).

Namun dalam statisti semua data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat

diproses lebih lanjut.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, dengan PT.

FAJAR DELI UTAMA sebagai objek penelitian.

3.1.2. Sumber Data

Menurut Indrianto (2002) dikutip oeh watung (2010) dalam Sangadji (2010:190)

sumber data dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti langsung

dari sumber pertama.

Page 19: Tugas MetLit - Bab 1-3

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara yaitu melalui hasil-hasul penelitian, buku-buku, artikel,

dan berbagai publikasi.

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Sekunder.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan yaitu kegiata langkah awal untuk mencari judul

penelitian skripsi dan masalah yang bisa diangkat menjadi bahan penelitian

dengan jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI), Seminar Nasional Akuntansi

(SNA), maupun lewat karya tulis ilmiah lainya. Setelah menentukan judul

penelitian skripsi dan masalah yang diangkat dalam penelitian melalui jurnal,

maka langkah selanjutnya adalah mencari objek penelitian yang tepat dan sesuai

judul enelitian skripsi. Dalam hal ini penulis memilih PT. FAJAR DELI UTAMA

sebagai objek penelitian dan selanjutnya mengajukan surat permohonan izin

penelitian kepada pemimpin perusahaan.

b. Survey Lapangan

Survey lapangan yaitu suatu metode pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti dengan

cara:

- Teknik Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui buku-buku, jurnal,

internet dan dengan melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen

dan laporan-laporan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian seperti

sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan perhitungan serta

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.

Page 20: Tugas MetLit - Bab 1-3

- Teknik Wawancara

Penulis melakukan Tanya-jawab secara lansung kepada pihak-pihak

yang berkompeten untuk memberikan keterangn sehubungan dengan

penjualan kredit dan pengendalian piutang usaha bagian umum, bagian

administrasi kredit, bagian pembukuan.

3.3. Metode Analisa

Metode yg digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif yaitu

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yg lebih luas .

3.4. Teknik Analisis Data

Merupakan penerapan sistem dengan menggunakan tahap penelitihan yg

berhubungan dengan masalah yang diteliti, tahapan-tahapan tersebut adalah :

a. Mengidentifikasi permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode

deskriptif.

b. Merumuskan permasalahan yang jelas.

c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

d. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum perusahaan.

e. Mengumpulkan data mengenai Perhitungan PPN perusahaan

f. Mengumpulkan data mengenai pelaporan PPN perusahaan.

g. Membuat kesimpulan

h. Memberikan saran bagi perusahaan.

3.5. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yg mempunyai variasi tertentu yg ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono 2009:38). Objek penelitian ini adalah

perhitungan dan pelaporan pajak pertambahan nilai. Penelitian ini dilaksanakan pada PT.

FAJAR DELI UTAMA yang berlokasi Jln. Manguni Raya, Manado – 95128.

Page 21: Tugas MetLit - Bab 1-3

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Salemba

Empat. Jakarta.

Agustinus, Kurniawan. 2011. Faktur Pajak dan SPT Masa PPN. Andi Yogyakarta

Bohari. 2010. Pengantar Hukum Pajak. Edisi revisi. Rajawali Pers, Jakarta

Djuanda, Lubis. 2011. Pelaporan dan Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah. Gramedia, Jakarta

Harahap, sofyan safri. 2012. Teori akuntansi. Edisi revisi.pt. raja grafindo. Jakarta

Harizon, Walter T, Charles T Horngren, & C Wiliam Thomas. 2010. Financial

Accounting . Pearson Education.

Kieso, Donald E, Jerry J Weygant & Terry D Warfield. 2013. Intermediate Accounting.

Wiley, John & Sons, Inc. USA.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak, Akuntansi Pajak dan Ketentuan Umum

Perpajakan. Andi Yogyakarta

Soemitro. 2011. Akuntansi Perpajakan Indonesia. Edisi revisi 9, Semarang

Sumarsan, Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia: Edisi 3, Pedoman Perpajakan

Suprianto. 2011. Akuntansi Perpajakan. Penerbit, Graha Ilmu, Yogyakarta

Yamin. 2012. Pajak Pertambahan Nilai Lanjutan. Graha Ilmu, Yogyakarta