proposal skripsi metlit tugas iii

46
Tugas Ke-III : Membuat Proposal PTK (JAWABAN TUGAS III). NAMA : HILMAN ARAFAH NO.REG : 5215083430 PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA (REGULER)

Upload: str-balondero

Post on 04-Jul-2015

2.879 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal skripsi metlit tugas iii

Tugas Ke-III : Membuat Proposal PTK

(JAWABAN TUGAS III).

NAMA : HILMAN ARAFAH

NO.REG : 5215083430

PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK

ELEKTRONIKA (REGULER)

Page 2: Proposal skripsi metlit tugas iii

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA STANDAR KOMPETENSI

MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SMK NEGERI 4 BANDUNG)

HILMAN ARAFAH

5215083430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

Page 3: Proposal skripsi metlit tugas iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu yang menjadi kebutuhan setiap manusia terutama

manusia Indonesia dan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Dalam era globalisasi ini bangsa Indonesia sudah seyogiyanya meningkatkan

kualitas pendidikan dalam berbagai aspek, diantaranya sarana dan prasarana sekolah,

keikutsertaan dalam mengelola sekolah, perbaikan metode, pendekatan, strategi dan model

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas maupun perbaikan dan pengembangan

kurikulum oleh pemerintah.

Menurut Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa :

1. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat

bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan

keterampilan….(Depdiknas, 2006: 17). Berdasarkan tujuan diatas, maka setiap

lulusan pendidikan kejuruan (SMK) diharapkan memiliki kemampuan dan

keterampilan sebagai tenaga kerja siap pakai. Dalam hal ini untuk dapat

mempersiapkan lulusan SMK yang berkualitas diperlukan efektifitas dalam

memberikan materi pembelajaran di kelas. Artinya dalam proses belajar yang

pengalokasian waktunya telah ditentukan siswa dapat memahami setiap materi

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Standar kompetensi menganalisis rangkaian listrik merupakan materi hitungan dan

praktek. Pada umumnya siswa menganggap bahwa materi hitungan itu sulit, sehingga

motivasi dan keaktifan belajar menjadi berkurang. Dan denganmelaksanakan belajar

Page 4: Proposal skripsi metlit tugas iii

secara praktek, siswa dibimbing untuk dapat trampil dan mempersiapkan bekal untuk

menghadapi dunia kerja kedepannya. Dalam prosesnya siswa dituntut untuk mampu

memahami konsep dasar listrik dalam menganalisis rangkaian listrik. Pada

kenyataannya, berdasarkan survey awal yang dilakukan ketika praktikan pada

kegiatan program latihan profesi (PLP) di SMKN 4 Bandung banyak siswa yang

belum memahami mengenai konsep dasar untuk menganalisis rangkaian listrik,

rendahnya hasil belajar siswa pada kelas sebelumnya dengan rata-rata ulangan umum

adalah 57,33 dan nilai maximum adalah 76 dan nilai minimum adalah 32, sedangkan

KKM yaitu 70 sebagian siswa dapat memenuhi KKM, tetapi sebagian banyak siswa

masih dibawah KKM. Dalam standar kompetensi menganalisis rangkaian listrik

menunjukkan perlunya pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep danpraktikum. Daya serap terhadap bahan yang diberikan ada

yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi

daya serap anakdidik terhadap bahan ajar yang diberikan, oleh karena itu diperlukan

model pembelajaran yang tepat untuk melatihkan kemampuan tersebut.Problem

Solving (Pemecahan Masalah), merupakan salah satu model pembelajaran yang aktif

untuk siswa, yaitu suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dimulai dari

mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

3. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui

kerja kelompok sehingga dapat memberikan pengalaman belajarpada siswa seperti

membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan

data, menginterpretasikan data, berdiskusi, membuat kesimpulan, dan membuat

laporan. Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen

dengan menggunakan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan model pembelajaran

problem solving, yaitu meliputi 3 tahap : modeling, coaching andscaffolding

Page 5: Proposal skripsi metlit tugas iii

(membimbing dan merancah), dan fading (memperluas). Sedangkan kelas kontrol

adalah kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penelitian ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa. Selain

itu, kemampuan-kemampuan yang didapat oleh siswa yaitu pemahaman konsep, cara

melakukan eksperimen, dan cara untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang

dihadapi. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin melihat perbandingan hasil

belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem solving dengan model

pembelajaran konvensional dalam judul: “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara

Model Pembelajaran Problem Solving dan Model Pembelajaran konvensional pada

Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Seberapa besar hasil belajar siswa dengan pembelajaran problem solving?

2. Seberapa besar hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara model

pembelajaran problem solving dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional

pada penelitian ini?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian

ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

1. Penelitian difokuskan pada pengukuran hasil belajar siswa pada standar kompetensi

menganalisis rangkaian listrik sub kompetensi menganalisis rangkaian listrik arus

Page 6: Proposal skripsi metlit tugas iii

bolak-balik dengan menggunakan pembelajaran Problem Solving dan pembelajaran

Konvensional.

2. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK program studi keahlian Teknik

Ketenagalistrikan kelas X di SMK Negeri 4 Bandung.

3. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini yaitu ranah kognitif yang meliputi

aspek pengetahuan/recall (C1), aspek pemahaman/comprehension (C2), aspek

penerapan/aplication (C3), dan aspek analisis (C4).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah pembelajaran

pada standar kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik dengan menggunakan pembelajaran

Problem Solving dan pembelajaran Konvensional, yang berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran problem solving.

2. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui perbedaan model pembelajaran yang lebih baik pada hasil belajar siswa antara

yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan yang menggunakan model

pembelajaran konvensional pada penelitian yang dilakukan di SMKN 4 Bandung dengan

standar kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik.

1.5 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi siswa

maupun guru.

Page 7: Proposal skripsi metlit tugas iii

1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang

perbandingan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran problem

solving dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran problem solving dan konvensional sebagai upaya meningkatkan pemahaman

siswa.

3. Siswa diharapkan mempunyai keahlian. Terutama sikap mereka terhadap masalah yang

dihadapi dalam pembelajaran.

4. Dapat menjadi alternatif strategi sekolah-sekolah SMK di dalam pembelajaran

menganalisis rangkaian listrik di kelas serta dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan hasil

belajar siswa SMK.

1.6 Definisi Operasional

Menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami judul yang diajukan, maka

peneliti mencoba untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada, yaitu:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perbandingan berarti perbedaan. Dari hal tersebut

dapat diartikan bahwa perbandingan adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang

lain sehingga dapat dilihat persamaan dan perbedaannya. Dalam penelitian ini diartikan

membandingkan rata-rata skor peningkatan siswa (gain/peningkatan) antara pretest dan

posttest pada kedua kelompok eksperimen untuk menentukan apakah terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang signifikan antara model pembelajaran problem solving dengan model

pembelajaran konvensional.

2. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang berbentuk

nilai dari hasil pengukuran dalam evaluasi belajar.

Page 8: Proposal skripsi metlit tugas iii

3. Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan searah yaitu guru

menjelaskan kepada siswa dengan metode ceramah.

4. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran dimana pada prosesnya

siswa diberikan suatu masalah yang harus dipecahkan. Menggunakan 3 tahap yaitu :

1) Modeling

2) Coaching dan scaffolding

3) Fading.

1.7 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 110), mengemukakan bahwa “Hipotesis dapat

diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” perumusan hipotesis dilakukan dengan dua

macam, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis kerja (H1). Adapun rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa

setelah diterapkan model pembelajaran problem solving (modeling, Coaching dan

scaffolding, Fading) dan model pembelajaran konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa setelah

diterapkan pembelajaran problem solving (modeling, Coaching dan scaffolding, Fading)

dengan pembelajaran konvensional.

1.8 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa yang dipilih sebagai

sampel. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran

Page 9: Proposal skripsi metlit tugas iii

dengan menggunakan pembelajaran problem solving, dan kelompok kedua yang mendapat

pengajaran dengan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol. Menggunakan dua

variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas atau variabel (X) pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan pembelajaran problem solving dan pembelajaran konvensional.

Sedangkan variabel terikat atau variabel (Y) pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa

yang dibatasi pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik.

1.9 Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitiaan ini dilakukan di SMKN 4 Bandung yang berlokasi di Jl. Kliningan Buah

Batu Bandung. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X

Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan yang mengikuti Standar Kompetensi

Menganalisis Rangkaian Listrik.

1.10 Sistematika Penuliasan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis

agar penulisannya terarah dan sistematis dalam mencapai tujuan akhir yang akan dicapai.

Sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dasar, definisi operasional, hipotesis

penelitian, metodologi penelitian, lokasi dan populasi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Pada bab ini dikemukakan landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan

permasalahan penelitian yang dilakukan.

Page 10: Proposal skripsi metlit tugas iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data penelitian,

sampel dan populasi, teknik pengumpulan data, uji coba instrument penelitian, teknik analisis

data dan kisikisi instrument penelitian.

Page 11: Proposal skripsi metlit tugas iii

BAB II

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

2.1 Model Pembelajaran

Aunurrahman (2009: 146) mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka

konseptual, sebagaimana dikemukakan bahwa:

Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru

untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Brady (dalam

Aunurrahman, 2009: 146) mengemukakan bahwa „ model pembelajaran dapat diartikan

sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam

mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.‟ Menurut Joyce (dalam trianto, 2007: 5)

„model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.‟ Model pembelajaran merupakan

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

guru. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, model, dan teknik pembelajaran. (Sudrajat, 2008). Dari pengertian para

ahli diatas maka, model pembelajaran adalah suatu rancangan pembelajaran baik untuk

menyusun materi pengajaran sampai tatap muka didalam ruang kelas sehingga pembelajaran

akan lebih terstruktur. Setiap model pembelajaran akan membantu didalam merancang

program pembelajaran sehingga setiap siswa akan tertolong dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran. Maka, dikembangkan bermacam-macam model pembelajaran untuk menolong

guru dalam meningkatkan kemampuannya menyampaikan pelajaran yang dapat menjangkau

lebih banyak siswa dan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih luas. Selain itu

Page 12: Proposal skripsi metlit tugas iii

dalam penerapan model pembelajaran yang tepat di kelas akan mendorong siswa sehingga

menyukai pelajaran tersebut, menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi

dalam mengerjakan tugas, dan membantu siswa memahami secara mudah pelajaran yang

diberikan sehingga pencapaian hasil belajarnya akan lebih baik. Menurut Indrayanto (2010),

model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus. Ciri-ciri tersebut meliputi :

1. Rasional teoritik yang logis dan disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan) pembelajaran yang

akan dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

2.1.1 Pembelajaran Konvensional

Menurut Sanjaya (2009: 177) mengemukakan bahwa: Model pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi

secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal. Sedangkan Roy Killen (dalam Sanjaya, 2009:

177), mengemukakan bahwa: Model konvensional ini dengan istilah strategi pembelajaran

langsung (direct instruction). Karena dalam model ini materi pelajaran disampaikan langsung

oleh guru, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, materi pelajaran seakan-akan

sudah jadi. Menurut Sanjaya (2009: 177), terdapat beberapa karakteristik model pembelajaran

konvensional di antaranya:

Proses pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,

artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena

itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.

Page 13: Proposal skripsi metlit tugas iii

Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,

seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut

siswa untuk berpikir ulang.

Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah

proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan

cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. “Model pembelajaran

konvensional merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru

(teacher centered approach). Dikatakan demikian, dalam pembelajaran bahwa guru

memegang peran yang sangat dominan. Melalui model ini guru menyampaikan materi

pembelajaran secara terstruktur dengan harapan pelajaran yang disampaikan itu dapat

dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model pembelajaran konvensional adalah

kemampuan akademik (academic achievement) siswa.” (Sanjaya, 2009: 177). Menurut Slavin

(dalam Sudrajat, 2011), mengemukakan tujuh langkah dalam pembelajaran langsung yaitu

sebagai berikut :

Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap

ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

Me-review. pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan

pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan

informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru

secara individu atau kelompok.

Page 14: Proposal skripsi metlit tugas iii

Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan review terhadap hal-

hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar

dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri

kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka

pelajari. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini menggunakan

metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal,

pemberian tugas demonstrasi. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi

dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat

pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah

mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat

catatan seperlunya. Demonstrasi aalah metode penyajian dengan memperagakan dan

mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses dan demonstrasi ini tidak terlepas dari

penjelasan secara lisan oleh guru. Gambaran pembelajaran menganalisis rangkaian listrik

dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut: Guru mendominasi kegiatan

pembelajaran penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru, contoh-

contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti

dengan teliti oleh peserta didik. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang

dilakukan oleh guru.

2.1.2 Pembelajaran Problem Solving

Problem secara umum orang memahami sebagai masalah. Sanjaya (2007: 214)

berpendapat bahwa : “hakikat masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi

yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.”

Page 15: Proposal skripsi metlit tugas iii

Sedangkan menurut Sudjana (2005: 85) bahwa: Problem solving bukan hanya sekedar

metode mengajar tetapi juga merupakan salah satu metode berfikir, sebab dalam problem

solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai

kepada penarikan kesimpulan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa problem

solving adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa menghadapi berbagai

masalah dalam suatu pelajaran baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah

kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya

adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Berhasil

tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari

pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155),

yaitu sebagai berikut:

1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan

akhirnya meneliti kembali hasilnya.

2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.

3) Potensi intelektual siswa meningkat.

4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan

penemuan.

Pembelajaran problem solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Menurut

Sanjaya (2009: 212), terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran problem solving yaitu :

Pertama merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, dalam pembelajaran ini tidak

mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi

pelajaran, akan tetapi siswa belajar berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan

akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah. Ketiga, pemecahan masalah dlakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir

Page 16: Proposal skripsi metlit tugas iii

secara ilmiah. Proses berfikir yang dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya

berfikir ilmiah dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, sedangkan empiris adalah proses

penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Menurut Sanjaya (2009:

213) mengatakan bahwa pembelajaran problem solving dapat diterapkan apabila :

1) Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat meningat materi pelajaran, akan

tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.

2) Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu

kemampuan menganalisis, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki, mengenal adanya

perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat

judgment secara objektif.

3) Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat

tantangan intelektual siswa.

4) Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.

5) Guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan

dalam kehidupan.

John Dewey (dalam Sanjaya, 2009 : 215) menjelaskan enam langkah pembelajaran problem

solving, yaitu :

1) Merumuskan masalah yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.

2) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai

sudut pandang.

3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan

pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang

diperlukan untuk pemecahan masalah.

Page 17: Proposal skripsi metlit tugas iii

5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai

dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan

rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan

kesimpulan. Dikemukakan Heller & Heller (1999: 20) yang menyatakan bahwa :

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan problem solving, terdapat lima strategi yang

mendasarinya. Pertama, siswa dihadapakan pada permasalahan. Kedua, siswa menerapkan

konsep yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketiga, menyusun langkah-

langkah logis untuk menyelesaikan masalah. Keempat, melaksanakan langkahlangkah

yang telah direncanakan. Kelima, melakukan evaluasi terhadap penyelesaian masalah.

Dari penjelasan diatas dapat dijabarkan bahwa pada tahap pertama siswa dihadapkan pada

suatu permasalahan dalam pembelelajaran yang diberikan. Sehingga diharapkan siswa secara

teliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari sebanyak mungkin informasi apa

saja yang diperlukan terkait dengan permasalahan yang dihadapi baik melalui kajian

pustaka atau berdasarkan pengalaman yang pernah dijumpai. Dari masalah tersebut

diharapkan siswa dapat menggambarkan masalah yang sedang dihadapi tersebut. Tahap

kedua, berdasarkan informasi-informasi yang telah dikumpulkan, siswa diharapkan sudah

dapat menentukan konsep mana yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi. Pada tahap ini siswa juga harus dapat menerjemahkan permasalahan yang dihadapi

kedalam konteks rangkaian listrik dan mulai melakukan prediksi bagaimana konsep tersebut

diterapkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Ketiga, Pada tahap ini

siswa membangun kerangka pemikiran berupa langkah-langkah kerja yang akan dilaksanakan

dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, pada tahap ini, siswa juga memungkinkan untuk

memasukan perhitungan matematis sebagai salah satu langkah dalam membuat penyelesaian

masalah. Keempat, siswa mulai menjalankan semua langkah-langkah yang telah

Page 18: Proposal skripsi metlit tugas iii

direncanakannya. Kelima, siswa mulai membuat analisis mengenai langkah-langkah

penyelesaian masalah yang telah ditempuhnya. Apakah telah sesuai dengan prediksi yang

telah ditetapkan diawal atau terdapat ketidaksesuaian. Pada tahap ini juga siswa membuat

kesimpulan terhadap Problem atau masalah yang telah dilakukannya. Menurut Heller and

Heller dalam bukunya Cooperative Group Problem Solving in Physics University,

pembelajaran dengan menggunakan problem solving sebaiknya menggunakan pembelajaran

problem solving yang meliputi tiga tahap, yaitu : modeling, coaching and scaffolding

(membimbing dan merancah), dan fading (memperluas). Modeling dilakukan untuk

memberikan pengetahuan baru untuk mengatasi isu dan masalah dalam lingkungan. Guru

memberikan demonstrasi dengan tahapan problem solving. Coaching dan scaffolding

dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok kooperatif dan eksperimen untuk menyelesaikan

masalah menggunakan tahapan problem solving. Guru memberikan bimbingan dalam

melakukan problem solving. Fading, diselesaikan dalam berbagai cara sebagai penerapan

konsep dan prinsip yang telah diberikan sebelumnya. Guru memberikan sangat sedikit

bimbingan. Maka dalam penelitian ini akan digunakan strategi pembelajaran problem solving

dengan menggunakan tiga tahap tersebut. Dalam Sanjaya (2009: 218) mengemukakan

keunggulan dankelemahan problem solving, antara lain :

1. Keunggulan :

Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

Problem solving dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

Problem solving dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

Problem solving dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah.

Page 19: Proposal skripsi metlit tugas iii

Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan

cara berfikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan sekedar belajar dari guru

atau buku.

Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis.

Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

dimiliki.

Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar

pada pendidikan formal telah berakhir.

2. Kelemahan :

Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah

yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang

dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

2.2 Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan variabel dari teori belajar di sekolah. Selain variabel lainnya

yaitu : karakteristik individu (siswa) dan kualitas pengajaran. Hal ini dinyatakan oleh Bloom

dalam Theory of School Learning, bahwa “…. ada tiga variabel utama dalam teori belajar di

sekolah

Page 20: Proposal skripsi metlit tugas iii

yakni : karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil belajar siswa”. (Sudjana N, 2005

: 40). Hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru) dimana hasil belajar

memiliki hubungan erat dengan proses belajar. Menurut Whittaker (dalam Aunurrahman,

2009: 35) mengemukakan bahwa „belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman.‟ Menurut Djamarah dan Zain (2010: 38)

mengemukakan bahwa “belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.” Sedangkan pendapat lain dari

Abdillah (dalam Aunurrahman, 2009:35) mengemukakan bahwa : Belajar adalah suatu usaha

sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik memalui latihan

ataupun pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk

memperoleh tujuan tertentu. Maka proses belajar itu adalah proses kegiatan siswa untuk

memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman belajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan gambaran kemampuan yang ditunjukan

oleh adanya perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti proses belajar.

Dari kutipan dia atas jelas bahwa hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar. Hasil

belajar akan terlihat setelah diberi perlakuan pada proses balajar yang dianggap sebagai

proses pemberian pengalaman belajar. Hasil belajar mengharapkan terjadinya perubahan

tingkah laku yang terjadi pada diri siswa. Maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

kemampuan siswa setelah memperoleh pengalaman belajar dalam proses belajar agar terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam bentuk penguasaan dan pemahaman pelajaran

yang dipelajarinya.

Arikunto (2009: 26), mengukur hasil belajar dalam dua teknik, yaitu teknik tes dan non tes.

Pada penelitian ini menggunakan teknik tes, sehingga pembatasan hanya dilakukan terhadap

teknik tes. Menurut Hasan (2006: 95) mengemukakan bahwa “tes adalah kegiatan yang

Page 21: Proposal skripsi metlit tugas iii

dilakukan oleh guru disekolah dalam rangka kegiatan evaluasi ( mengukur, menilai,

assessment).” Arikunto (2009: 52) mengmukakan bahwa “tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Tes menurut Sudjana, N (2005 : 113) adalah :

Alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Ada dua macam tes

hasil belajar yakni: tes yang telah distandarisasikan (standardized test) dan tes buatan guru

sendiri (teacher made test). Tes hasil belajar yang dibuat oleh guru itu dapat dibagi dua

macam, yakni tes lisan (oral test) dan tes tulisan (written test). Tes tertulis dapat dibagi atas

tes essay (essay examination) dan tes objektif. Tes objektif yang disusun dapat berbentuk

pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan isian pendek, saat ini banyak digunakan dalam

penelitian pendidikan. Sedangkan tes essay jarang digunakan sebab kurang praktis dan terlalu

subjektif. Persyaratan dari sebuah tes yang baik menurut Arikunto (2009: 57)

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Validitas (secara tepat mengukur yang seharusnya diukur),

2. Reliabilitas (menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak berubah jika diadakan tes

kembali),

3. Objektifitas (tidak dipengaruhi unsur-unsur pribadi),

4. Praktikabilitas (praktis dan mudah dalam administrasinya),

5. Ekonomis (tidak memerlukan biaya yang mahal, tenaga dan waktu yang banyak).

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan yaitu tes buatan peneliti yang berbentuk tes tertulis

objektif pilihan. Agar memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran maka tes buatan peneliti ini akan di uji coba terlebih dahulu kepada siswa-siswa

yang telah mempelajari standar kompetensi yang akan diteliti.

Page 22: Proposal skripsi metlit tugas iii

2.2.2 Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar yang diharapkan terjadi pada diri siswa meliputi sejumlah kemampuan

yang dapat memberikan gambaran atas kegiatan dalam belajar. Untuk itu, hasil belajar

diklasifikasikan oleh para ahli sebagai berikut :

Howard Kingsley (dalam Sudjana, N 2005: 22), membagi tiga macam hasil belajar adalah

“keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, dan sikap dan cita-cita.”

Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin S. Bloom yang secara

garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor. Bloom membagi masing-masing ranah ke dalam tingkatan-tingkatan kategori

yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom’s Taxonomy (Arikunto, 2009: 116)

seperti berikut :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang

telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam 6

jenjang kemampuan yaitu :

(1) Pengetahuan (C1)

Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, prinsip, prosedur atau istilah yang

telah dipelajari. Tingkatan ini merupakan tigkatan yang paling rendah namun menjadi

prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki hanya kemampuan

menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus

memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan,

menggambarkan.

Page 23: Proposal skripsi metlit tugas iii

(2) Pemahaman (C2)

Merupakan kemampuan untuk memahami arti, interpolasi, interpretasi instruksi

(pengarahan) dan masalah. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami

makna yang terkandung misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan

grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata

sendiri. Contoh: kata kerja yang digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasikan,

menjelaskan.

(3) Penerapan (C3)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep dalam situasi baru atau pada

situasi konkret. Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari pemahaman.

Kemampuan yang diperoleh berupa kemampuan untuk menerapkan prinsip, konsep, teori,

hukum maupun metode yang dipelajari dalam situasi baru. Contoh kata kerja yang digunakan

yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukan.

(4) Analisis (C4)

Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep ke dalam bagian-bagian

sehingga susunannya dapat dipahami. Dengan analisis diharapkan seseorang dapat memilah

integritas menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami hubingan

bagian-bagian tersebut satu sama lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa,

membandingkan, mengklarifikasikan.

(5) Sintesis (C5)

Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi

suatu keseluruhan yang terpadu. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen,

Page 24: Proposal skripsi metlit tugas iii

menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu

klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan,

mengorganisasikan.

(6) Evaluasi (C6)

Merupakan kemampuan untuk memuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu

situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari

kemampuan lainnya. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan criteria tertentu. Untuk dapat

membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan

mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan,

menaksir, memutuskan. Peneliti hanya menggunakan penilaian dalam ranah kognitif dengan

jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).

2.3 Tinjauan Umum Mata Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik

Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik merupakan salah satu program

produktif yang wajib diikuti oleh siswa kelas X di SMK Negeri 4 Bandung, Program

Keahlian Teknik Ketenagalistrikan. Sub kompetensi yang akan dibahas yaitu Menganalisis

rangkaian seri dan paralel arus bolak balik diantaranya rangkaian R-L, R-C, R-L-C.

Gambaran materi atau silabus standar kompetensi menganalisis rangkaian listrik :

1. Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik.

2. Menganalisis rangkaian kemagnetan.

Pokok bahasan yang diambil :

1. Rangkaian seri RL, RC, dan RLC.

2. Rangkaian paralel RL, RC, dan RLC.

Page 25: Proposal skripsi metlit tugas iii

Materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Rangkaian Seri R – L

- Pengertian rangkaian R-L

- Rumus mencari tegangan

- Rumus mencari arus

- Rumus mencari impedansi

- Rumus reaktansi induktor

- Segitiga daya

- Segitiga tahanan

- Rumus mencari daya aktif, reaktif, dan semu (P,Q, S)

2. Rangkaian Seri R – C

- Pengertian rangkaian R-C

- Rumus mencari tegangan

- Rumus mencari arus

- Rumus mencari impedansi

- Rumus reaktansi kapasitor

- Segitiga daya

- Segitiga tahanan

- Rumus mencari daya aktif, reaktif, dan semu (P,Q, S)

3. Rangkaian Seri R-L-C

- Pengertian rangkaian seri RLC

- Sifat-sifat pada rangkangaian seri RLC

Page 26: Proposal skripsi metlit tugas iii

- Rumus tegangan, arus dan impedansi

- Segitiga tahanan

4. Rangkaian Paralel R – L

- Pengertiannya rangkaian paralel RL

- Rumus arus, tagangan, impedansi

- Diagram vektor

5. Rangkaian Paralel R – C

- Pengertiannya rangkaian paralel RL

- Rumus arus, tagangan, impedansi

- Diagram vektor

6. Rangkaian Paralel R – L –C

- Pengertiannya rangkaian paralel RL

- Rumus arus, tagangan, impedansi

- Sifat rangkaian paralel RLC

Page 27: Proposal skripsi metlit tugas iii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan

maksud mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2009 : 6), mengatakan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, sikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Teknik penelitian yang

digunakan adalah Eksperimen.Menurut Sugiyono (2009:107) menjelaskan bahwa

”Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.” Metode eksperimen yang

digunakan adalah dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa

yang dipilih sebagai sempel. Dalam penelitian ini, langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan kelompok eksperimen yang mendapat pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran problem solving dan kelompok kontrol yang mendapat pengajaran dengan

model pembelajaran konvensional. Langkah selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan

tes awal (pretest) dengan soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dan diujikan

terlebih dahulu. Kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaran problem solving yang telah dirancang sedemikian rupa dan kelompok

kontrol lain diberikan perlakuan dengan menggunakan model konvensional. Untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh yang telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah

memberikan tes akhir (posttest) pada kedua kelompok tersebut. Skor-skor yang diperoleh

diolah dan dianalisis menggunakan statistik.

Page 28: Proposal skripsi metlit tugas iii

3.2 Desain dan Variabel Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah The Matching Only Pretest-

Posttest Control Group Design. (Frankel, 1993: 253). Tabel. 3.1 The Matching Only Pretest

Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan(X) Posttest(Y)

Eksperimen T1 M Problem Solving T2

Kontrol T1 M Konvensional T2

Keterangan : T1 adalah Pretest

X adalah perlakuan yang menggunakan model pembelajaran konvensional dan

problem solving.

T2 adalah posttest

M adalah fakta dari kedua kelas yang telah dicocokan.

Arikunto (2010: 161) mengungkapkan bahwa : “Variabel adalah objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel dalam penelitian ini termasuk dalam

kategori hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Pada penelitian ini dapat

dikaji hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas (X)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu model pembelajaran problem solving

dan model pembelajaran konvensional.

b. Variabel terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada sub

kompetensi rangkaian listrik seri dan paralel arus bolak balik R-L, R-C, dan R-L-C setelah

diberi perlakuan tarhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada ranah kognitif.

Page 29: Proposal skripsi metlit tugas iii

3.3 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 66) mengemukakan bahwa : Paradigma penelitian adalah

pola berfikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteleti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,

teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik

analisis statistic yang digunakan, adapun paradigma penelitian, berikut ini :

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Studi Pustaka

Studi Pendahuluan

Perangkat Pembelajaran Instrumen Penelitian

Penentuan Sampel

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pengolahan Data

Kelas Eksperimen:

Pembelajaran problem solving

(modeling,coaching and scaffolding,

fading)

Pengolahan Data

Protest

Kelas Kontrol :

Pembelajaran

Konvensional

Analisis data dan hasil temuan penelitian

Kesimpulan

Page 30: Proposal skripsi metlit tugas iii

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

3.4.1 Data Penelitian

Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data langsung dari

jawaban-jawaban yang diperoleh melalui tes objektif dari para responden mengenai

kompetensi dasar yang diberikan kepada sejumlah siswa kelas X pada standar kompetensi

Menganalisis Rangkaian Listrik. Data yang dimaksud adalah penilaian hasil belajar siswa

pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik. Adapun data yang diperlukan

dalam penelitian ini yaitu :

1. Materi standar kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik dengan sub kompetensi

menganalisa rangkaian seri dan paralel arus bolak balik R-L, R-C, R-L-C.

2. Nilai tes instrumen (pretest dan posttest) untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa.

3.4.2 Sumber Data Penelitian

Arikunto (2010: 172) menyatakan bahwa : Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Sumber data

utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

SMKN 4 Bandung yang sedang mengikuti Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian

Listrik. Selain itu digunakan juga buku-buku literatur yang dapat menunjang proses belajar

mengajar Menganalisis Rangkaian Listrik.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.” Populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Listrik, yang

mengambil Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik di SMKN 4 Bandung.

Page 31: Proposal skripsi metlit tugas iii

Tahun ajaran 2010– 2011. yaitu kelas XF, XG, XH, XI dengan perincian seperti

pada tabel 3.2.

Kelas XF XG XH XI Jumlah Total

Jumlah Siswa 36 35 37 35 143

3.5.2 Sampel

Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa ”sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.” Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua

yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

Teknik Sampling

Probability Sampling

Non Probability Sampling

1. Simple random Sampling

1. Sampling sistematis

2. Proportionate stratified random

sampling

2.Sampling kuota

3. Disprorortionate Stratified random

sampling

3.Sampling insidental

4.Cluster sampling

4.Purposive jenuh

5.Snowball sampling

Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.

Menurut Sugiyono (2011: 64) menyatakan bahwa ”teknik simple random sampling adalah

teknik penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak....”

Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen

Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang yang terbagi dalam dua kelas, kelas

pertama berjumlah 32 siswa sedangkan kelas kedua berjumlah 32 siswa.

Page 32: Proposal skripsi metlit tugas iii

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada beberapa teknik yang penulis

gunakan antara lain :

a. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur

yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah,

mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar,

dan sumber lainnya.

b. Observasi

Studi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori atau pendekatan yang erat

hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.

c. Tes

Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa “ tes dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”. Penelitian ini menggunakan alat pengumpul

data yaitu tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif

jawaban. Item-item tes yang yang dipergunakan untuk pengumpulan data hasil belajar ini

diambil dari Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik. Tes dilaksanakan pada

saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui

kemampuan awal kedua kelompok penelitian. Sementara posttest atau test akhir diberikan

dengan tujuan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar pada

kedua kelompok penelitian. Pada model pembelajaran problem solving dan model

pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes hasil

belajar ini adalah:

Page 33: Proposal skripsi metlit tugas iii

a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk materi yang akan diberikan.

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

d. Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat

digunakan untuk melakukan pre test dan post test.

e. Studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data- data yang ada

kaitannya dengan masalah penelitian.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah :

1. Soal Tes Hasil Belajar (pre test dan post test)

3.6.3 Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengukur atau mengetahui instrumen

yang akan digunakan apakah telah memenuhi syarat sebagai alat pengambil data atau belum.

Instrumen tersebut layak untuk digunakan setelah dilakukan analisis terhadap Validitas,

Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran.

a. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010 : 211) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.”

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur,

sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap

skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

Page 34: Proposal skripsi metlit tugas iii

Untuk menguji validitas item instrumen pada penelitian ini digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas butir item

n = Jumlah responden

X = Skor rata-rata dari X

Y = Skor rata-rata dari Y

Uji validitas ini dikenakan pada setiap item. Sehingga perhitungannya pun merupakan

perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk menentukan validitas dari tiap item pertanyaan

dilakukan pengujian lanjutan yaitu uji t (uji signifikansi) yang berfungsi apabila peneliti ingin

mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi (r) diuji dengan uji t

dengan rumus :

Keterangan :

t hitung = nilai t hitung

n = jumlah responden

r = koefisien korelasi hasil t hitung

Page 35: Proposal skripsi metlit tugas iii

Kemudian jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan

item soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan. Uji validitas dikenakan pada tiap-tiap

item tes dan validitas item akan terbukti jika harga thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 95

% dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Apabila hasil thitung < ttabel maka item tes tersebut

dikatakan tidak valid. Uji validitas dihitung tiap item pertanyaan. Tingkat validitas setiap

item dikonfirmasikan dengan tabel interpretasi nilai r untuk korelasi. Dibawah ini diberikan

tabel 3.3 interpretasi nilai validitas sebagai berikut :

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Korelasi r

b. Uji Reliabilitas

1. Tes Objektif

Arikunto (2009: 86) menyatakan pengertian reliabilitas sebagai berikut :

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan

masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berarti. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :

Besar Nilai r Interpretasi

0.8≤r<1.000 Sangat tinggi

0.6≤r<0.800 Tinggi

0.4≤r<0.600 Cukup

0.2≤r<0.400 Rendah

0.0≤r<0.200 Sangat Rendah (tak berkorelasi)

Page 36: Proposal skripsi metlit tugas iii

Keterangan :

r11 = reabilitas soal

k = banyaknya butir soal

Vt = harga varians total

P = proporsi subyek yang mendapat skor 1

P =

Q = proporsi subyek yang mendapat skor 0

Q = 1- p

Harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

X = Jumlah skor total

N = Jumlah responden

Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel r-Product Moment.

Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel maka instrumen tersebut

tidak reliabel.

2. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah,

sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

P =

Page 37: Proposal skripsi metlit tugas iii

dimana :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik, digunakan kriteria seperti

pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Interpretasi Klasifikasi

1 0.7≤TK<1.00 Mudah

2 0.3≤TK<0.70 Sedang

3 0.0≤TK<0.30 Sukar

Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal

dikatakan baik jika perolehan nilai TK yang dari soal tersebut sekitar 0,50 atau 50%.

Umumnya dapat dikatakan, soal-soal dengan nilai TK 0,10 yaitu soal-soal sukar dan soal-

soal dengan nilai TK 0,90 yaitu soal-soal terlampau mudah.

3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Page 38: Proposal skripsi metlit tugas iii

dimana : D = indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar

Sebagai acuan mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria yang terlihat

pada tabel 3.5 yaitu sebagai berikut :

No. Rentang nilai D Klasifikasi

1 D < 0.20 Jelek

2 0.20 ≤ D < 0.40 Cukup

3 0.40 ≤ D 0.70 Baik

4 0.70 ≤ D ≤ 1.00 Baik Sekali

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah berikutnya adalah

mengolah data atau menganalisis data yang meliputi persiapan, dan penerapan data sesuai

dengan pendekatan penelitian. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan

data mentah yang belum memiliki makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih

bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data

tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian

lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara

pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.

3.7.1 Menghitung Gain Skor

Page 39: Proposal skripsi metlit tugas iii

Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest. Karena hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang

dimaksud yaitu peningkatan yang dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab

hipotesis penelitian, yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data yang diperoleh yaitu skor pretest dan

skor posttest, kemudian dilakukan uji statistik terhadap skor pretest dan posttest, dan

indeks gain ternormalisasi dengan rumus:

Menurut Hake (dalam Liliawati dan Puspita, 2010: 428) mengemukakan

bahwa tabel interprestasi nilai gain yag dinormalisasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

3.7.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut distribusi normal

atau tidak distribusi normal. Pengujian normaitas data yang penulis lakukan adalah :

Chi Kuadrat (P_) yaitu dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data

yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara

B dengan A (B : A). Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka B merupakan

data yang berdistribusi normal. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 di bawah, bahwa

kurva normal baku yang luasnya mendekati 100 % dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan

simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-rata (mean) dan tiga bidang di atas

ratarata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah : 2,7%; 13,53%; 34,13%;

No. Nilai (g) Klasifikasi

1 (g) ≥ 0.70 Tinggi

2 0.70 > (g) ≥ 0.30 Sedang

3 (g) < 0.30 Rendah

Index Gain (g) = skor posttest – skor pretest / skor maksimal – skor pretest x 100 %

Page 40: Proposal skripsi metlit tugas iii

34,14%; 13,53%; 2,7%. (Sugiyono, 2011: 79-82)

Langkah-langkah dalam pengujian normalitas data adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Jumlah Kelas Interval

Untuk pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan sama

dengan 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku.

2. Menentukan Panjang Kelas Interval

3. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi

Berikut ini tabel distribusi frekuensi dan tabel penolong untuk menghitung

harga Chi Kuadrat hitung.

Page 41: Proposal skripsi metlit tugas iii

Menentukan besarnya harga distribusi chi-kuadrat X2

6. Membandingkan X2hitung dengan X

2tabel

Dengan ketentuan sebagai berikut

Tingkat kepercayaan 95 %

Derajat kebebasan (dk = k-1)

Apabila X2hitung < X

2tabel berarti data berdistribusi normal

3.7.3 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians – varians dalam populasi

tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

Page 42: Proposal skripsi metlit tugas iii

2. Menentukan derajat kebebasan

dk1 = n1-1; dk2 = n2-1

3. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.

4. Penentuan keputusan.

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan

derajat kebebasan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 – 1, maka kedua varians dianggap sama

(homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data yang

diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik parametris.

Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik

nonparametris.

3.7.4.1 Uji Hipotesis Parametris

Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan adalah

pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu menggunakan t-test. Dalam

Sugiyono (2011: 138) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai

berikut:

Page 43: Proposal skripsi metlit tugas iii

Pengujian dengan menggunakan t-test uji dua pihak. Menggunakan uji dua pihak karena

hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat perbedaan sedangkan hipotesis (H0) berbunyi tidak terdapat

perbedaan. (Sugiyono, 2011: 119).

Setelah dilakukan t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak maka

harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan ttabel, dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf

kepercayaan 95.

3.8 Diagram Alur Pengolahan Data Penelitian

Page 44: Proposal skripsi metlit tugas iii
Page 45: Proposal skripsi metlit tugas iii

3.9 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Setelah ada kejelasan jenis instrumen, langkah selanjutnya menyusun pertanyaan-

pertanyaan. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi

memuat aspek yang akan diungkap melalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap

bersumber dari masalah penelitian. Kisi-kisi tes untuk instrumen penelitian ini dapat dilihat

pada lampiran A.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, SB & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fadillah, K., Murdono. dan Dalimunte, C. (1999). Ilmu Listrik. Bandung :

Angkasa.

Frankel. (1993). How To Design and Evaluate Research. McGRAW:HILL INC.

Hasan, Bachtiar. (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung:

Pustaka Ramadhan.

Heller, P & K. Heller. 1999, Problem-Solving Labs, in Cooperative Group

Problem Solving in Physics, Research Report. University of Minnesota.

Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Page 46: Proposal skripsi metlit tugas iii

Malang: JICA.

Indrayanto. (2010). Ciri-ciri Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2036649. Model

Pembelajaran/ [29 Juni 2011].

Liliawati, W & Puspita, E. (2010). Efektifitas Pembelajaran Berbasis Masalah

dalam Meningkatkan Kreatif Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://www.Fi.itb.ac.id/~dede/seminarHFI2010/CD Proceedines/FP18.pdf.

[29 Juni 2011].

Sanjaya, W (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pengertian Pendekatan Strategi, Metode, Teknik dan

Model Pembelajaran. Educationfor A Better Live. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wardpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategimetode-

teknik-dan-model-pembelajaran/ [26 Juni 2011].

Trianto. (2007). Model–model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.