proposal metlit-krakatau steel - revisi sample

20
Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Return on Asset dan Return on Equity PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Proposal Metode Penelitian Manajemen Oleh: Stephanie Gunawan 201312002 5 Leonard Cahyadi 201312002 8 Andre Charistio L 201312003 6 Daniel Christianto 201312017 8 Lucky Kurnia 201312020 5 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2016

Upload: erick-jonathan

Post on 11-Jul-2016

268 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Return on Asset dan Return on Equity PT. Krakatau Steel

(Persero) Tbk.

Proposal Metode Penelitian Manajemen

Oleh:

Stephanie Gunawan 2013120025

Leonard Cahyadi 2013120028

Andre Charistio L 2013120036

Daniel Christianto 2013120178

Lucky Kurnia 2013120205

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

2016

Page 2: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

1.1. Latar Belakang Penelitian

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang berdiri pada tahun 1970, dengan pertama kali dicanangkan

sebagai Proyek Besi baja Trikora oleh Presiden Soekarno, kini telah berkembang menjadi produsen baja

terbesar di Indonesia. Krakatau Steel mampu menunjukkan perkembangan yang pesat dan dalam kurun

waktu kurang dari sepuluh tahun, dengan menambah berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi

Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Baja Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat

pembangkit listrik, pusat penjernihan air, pelabuhan dan sistem telekomunikasi. PT Krakatau Steel

(Persero) menjadi Perusahaan baja terpadu di Indonesia dengan fasilitas infrastruktur yang lengkap.

Pada tahun 2008, PT Krakatau Steel mengaku sedang merugi dikarenakan gempuran produk

impor yang terutama berasal dari China sehingga hara mereka tidak mampu bersaing di pasar. Namun

jika produksi dihentikan, tentu kerugian yang dialami akan menjadi lebih besar sehingga Perseroan tetap

memilih untuk berproduksi. Tanggal 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak,

PT Krakatau Steel berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana

(IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, dengan kode KRAS.

Per 31 Desember 2015, komposisi kepemilikan saham adalah seperti yang dijabarkan di bawah

ini:Gambar 1-1 Daftar Pemegang Saham dan Persentase Kepemilikannya

Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel Tbk., 2015

Page 3: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

Gambar 1-2 Pemegang Saham Utama

Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel Tbk., 2015

Gambar 1-3 Komposisi Pemegang Saham di Bawah 5%

Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, 2015

Page 4: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

Saat ini, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memiliki kapasitas produksi baja sebesar 3,15 juta ton pertahun

(tidak diaudit), memproduksi Baja Lembaran Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Baja batang Kawat dan melalui

anak usaha. Perseroan juga memproduksi jenis produk baja untuk industri-industri khusus, antara lain Pipa

Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil. Kapasitas rolling tersebut akan ditingkatkan menjadi 4,65

juta ton di tahun 2017 dengan menambah kapasitas Baja Lembaran Panas sebesar 1,5 juta ton, disertai juga

dengan diperkirakannya akan rampung empat proyek pada akhir tahun ini. Dimana proyek-proyek tersebut

adalah pembangunan pabrik blast furnace, revitalisasi pabrik besi spons, pabrik baja tulangan dan profil, serta

bendung Cipasauran.

Namun permasalahan terletak pada keadaan keuangan yang melanda PT Krakatau Steel Tbk. ini

sendiri. Telah beberapa tahun terakhir Perseroan terus mengalami kerugian. Bahkan pada tahun 2015 dicatat

PT Krakatau Steel Tbk. menderita rugi bersih senilai US$320,02 juta setara dengan Rp4,41 triliun (kurs

Rp13.795 per dolar AS) pada 2015, membengkak 117% dari rugi tahun sebelumnya US$147,11 juta.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Sabtu (12/3/2016), disebutkan pendapatan emiten

berkode saham KRAS tersebut juga turun 29,28% menjadi US$1,32 miliar dari sebelumnya US$1,86 miliar.

Lewat pemberitaan yang ada peneliti tertarik untuk meneliti BUMN yang satu ini, maka kami

melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan milik PT Krakatau Steel dalam 3 tahun terakhir peneliti

melihat adanya pendapatan yang turus menurun dari tahun ke tahun. Di samping itu, hutang jangka panjangnya

justru mengalami kenaikan cukup signifikan.

Jika masalah yang dihadapi oleh PT Krakatau Steel tidak sesegera mungkin dilakukan perbaikan, maka

peneliti berpendapat akan semakin memburuk dan kebangkrutan dapat terjadi. Perusahaan yang memaksakan

untuk melakukan ekspansi dikhawatirkan akan mengalami dampak-dampak negatif yang akan timbul secara

signifikan. Lewat jabaran diatas, maka peneliti berniat untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Perubahan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.”

Page 5: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, masalah yang dihadapi oleh PT Krakatau

Steel menurut hasil pengamatan peneliti adalah:

1. Pendapatan yang turus menurun dari tahun ke tahun.

2. Hutang jangka panjang mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

3. Harga saham PT Krakatau Steel melemah dalam beberapa tahun terakhir

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Struktur Modal PT. Krakatau Steel Tbk.?

2. Bagaimana Kinerja Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel Tbk.?

3. Bagaimana Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan PT. Krakatau

Steel Tbk.?

1.4. Tujuan PenelitianAdapun dari penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan yang diarahkan untuk beberapa pihak,

berikut di bawah ini :

1) Peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk menambah lebih banyak lagi wawasan dan pengalaman bagi

peneliti selama melakukan penelitian ini.

2) Perusahaan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dan saran atas pertanyaan yang diajukan di

dalam rumusan masalah, sehingga perusahaan akan lebih terbantu untuk memperbaiki apa

yang salah dalam perusahaannya.

3) Pembaca

Penelitian ini bertujuan untuk lebih bisa menambah wawasan, ilmu, serta informasi yang lebih

luas lagi bagi pembaca dan dapat juga dijadikan sebagai bahan referensi.

1.5. Kerangka PemikiranManajemen keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan

perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan sebaiknya memberi perhatian khusus terhadap manajemen

keuangan yang ada dalam perusahaan. Menurut JF Bradley seperti yang dikutip oleh Dr.R.K.Singla

Page 6: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

(2009:182), “Financial Management is that area of the business management devoted to a judicious use of

capital and a careful selection of sources of capital in order to enable a spending unit to move in the direction

of reaching its goals.” Menurut Martono dan Agus ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan,

yaitu Keputusan Investasi (Investment Decision) yang berpengaruh secara langsung terhadap besarnya

rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan dating, Keputusan Pendanaan

(Financing Decision) mengenai struktur modal optimum yang merupakan perimbangan hutang jangka panjang

dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal, serta Keputusan Pengelolaan Aset (Assets

Management Decision).

Pelaksanaan penyesuaian struktur modal pun harus dapat membantu perusahaan di dalam mencapai tujuan

perusahaan. Menurut Lontoh, Frederich & Lindrawati, Jurnal Widia Manajemen & Akuntansi, “Tujuan

manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan”. Menurut Kamaludin (2011:306),

menyatakan bahwa struktur modal adalah kombinasi atau bauran sumber pembiayaan jangka panjang.

Sumber pembiayaan jangka panjang pada umumnya terdiri atas 2 sumber, yaitu Debt (Utang) sebagai sumber

dana eksternal dan Ekuitas (Equity) yang berperan sebagai sumber dana internal perusahaan. Tujuan dari

manajemen struktur modal atau capital structure management adalah menggabungkan sumber – sumber dana

yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Dengan kata lain, tujuan ini dapat dilihat sebagai

pencarian gabungan dana yang akan meminimumkan biaya modal dan dapat memaksimalkan harga saham.

Struktur modal yang demikian, dapat kita sebut sebagai struktur modal yang optimal (Ahmad Rodoni dan

Herni Ali, 2010).

Salah satu teori terkemuka mengenai pengelolaan Struktur Modal adalah Teori Pecking Order.

Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas

yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki

sumber dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang

optimal.

Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana.

Menurut pecking order theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004, p.458-459), terdapat

skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yang dimulai dengan pemilihan sumber dana

Internal dibanding Eksternal, Pemilihan Dana Eksternal dimulai dari sekuritas paling aman, Terdapat

kebijakan dividen yang konstan, dan diakhiri dengan Antisipasi kekurangan persediaan kas. Pecking order

theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan.

Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh

kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat

keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil

Page 7: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample
Page 8: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

Gambar 1.4 Pecking Order Theory

Semakin besar pengaruh keuangan yang digunakan perusahaan maka semakin besar pula hasil

dan risiko yang dihadapkan.(Ridwan S. Sundjaja, Inge Barlian, dan Dharma Putra Sundjaja,

2012:178). Hasil dari pengaruh keuangan tersebut dapat diukur menggunakan beberapa rasio yang

telah umum digunakan sebagai indikator kinerja keuangan. Dua di antaranya adalah Return on Assets

(ROA) dan Return on Equity (ROE). Sementara untuk mengukur kondisi persebaran struktur modal

perusahaan yang terdiri dari 2 sumber pendanaan perusahaan, yaitu hutang dan ekuitas, dapat

digunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) sebagai indikator perbandingan komposisi kedua sumber

pendanaan yang digunakan oleh perusahaan.

Rasio hutang terhadap ekuitas, perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal pemegang saham perusahaan:

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas= Total Hutang

Modal(Ekuitas)

Hasil atas total Aset (HAA)

Hasil atas total asset adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan

laba dengan aktiva yang tersedia

HAA = EAT (Earning After Tax)

Total Aktiva

Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karenapembayaran dividen secara konstan

Terdapat kebijakan dividen yang konstan

Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kalimulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa

Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber danadari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaaneksternal.

Page 9: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

Hasil atas Ekuitas (HAE)

Hasil atas Ekuitas adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik atas investasi di

perusahaan.

HAE = EAT (Earning After Tax)

Ekuitas

Dari berbagai teori tersebut, dapat disusun sebuah model konseptual sebagai berikut:

1.6. HipotesisBerdasarkan uraian di atas, dugaan sementara yang dapat ditarik adalah: “Semakin tinggi

komposisi hutang dibandingkan ekuitas dalam perusahaan, maka akan berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE perusahaan.”

1.7. Metode dan Jenis penelitian

Jenis penelitian yang diangkat bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penyelidikan

mengenai masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, dan

diukur dengan angka serta dianalisis dengan prosedur statistic untuk menentukan apakah generalisasi

prediktif teori tersebut benar. Penelitian ini dilakukan agar dapat menunjukkan bagaimana pengaruh

struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan, peneliti menggunakan program SPSS agar dapat

mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian mengenai

perusahaan Krakatau Steel, metode penelitian yang kami gunakan yaitu bagaimana cara dan melakukan

prosedur yang sistematis serta terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu agar mendapatkan

Struktur Modal (Debt to Equity)

Kinerja Keuangan Perusahaan-ROA-ROE

Page 10: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

informasi–informasi yang nantinya digunakan untuk solusi dalam

Page 11: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

mengatasi masalah tersebut. Sehingga nantinya dapat diketahui hubungan sebab akibat antar variabel

yang akan di teliti. Maka dari itu metode penelitian ini merupakan metoda Causal atau metode

Eksplanatif.

1.8. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dr. Ulber Silalahi (2009)

mendefinisikan data kuantitatif adalah kumpulan data hasil serangkaian observasi atau pengukuran yang

dapat dinyatakan dalam angka.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapat dari sumber kedua atau sumber lainnya yang

diperoleh dalam bentuk sudah jadi, dan telah diolah oleh pihak lain. Data penelitian ini diperoleh dari

dokumen-dokumen, jurnal, textbook, internet, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan

data yang dibutuhkan.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik dokumenter. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan laporan keuangan serta memperoleh data

perusahaan tentang balance sheet, income statements, dan ratios

1.9. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.. Sedangkan kelompok populasi adalah

kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh laporan keuangan setiap tahunnya.

Pengambilan sample dilakukan menggunakan metode purposive sampling dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Perusahaan ini telah dikelompokan kedalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2010-1014

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan lengkap secara berturut-turut selama periode

penelitian yaitu tahun 2010-2014

3. Perusahaan ini tercatat bahwa memperoleh laba saat tahun 2010 dan 2011 setelah itu

mengalami kerugian saat tahun 2012,2013, dan 2014

Page 12: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample

DIMENSI KONSEP INDIKATOR SKALA

Struktur

Modal (Debt to

Equity Ratio)

Kombinasi

bauran sumber

pembiayaan

jangka

panjang

- Tingkat

hutang

perusahaan

- Total ekuitas

perusahaan

Ratio

Ratio

1.10. Operasionalisasi Variabel

Tabel 1.1 – Operasionalisasi Variable X

Tabel 1.2 – Operasionalisasi Variable YDIMENSI KONSEP INDIKATOR SKALA

ROA Perbandingan EBIT

dengan Total

Assets

- Revenue

perusahaan

- Expense

Perusahaan

- Total Asset

Perusahaan

- Business

Attractiveness

Ratio

Ratio

Ratio

Nominal/Ordinal

ROE Tingkat

pengembalian yang

perusahaan

dapatkan terhadap

investasi pemegang

saham

- Profit

perusahaan

- Ekuitas

perusahaan

Ratio

Ratio

Page 13: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample
Page 14: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample
Page 15: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample
Page 16: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample
Page 17: Proposal Metlit-Krakatau Steel - REVISI Sample