142347825 makalah pt krakatau steel

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. Krakatau Steel mepakan salah satu perusahaan pembuatan terkemuka di Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Tidak hanya di Indonesia, PT. Krakatau Steel juga terkenal sebagai perusahaan pengekspor baja ke negara besar. Peralatan yang digunakan pun cukup cangih sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut tersedianya tenaga kerja yang siap langsung diterjunkan dalam kegiatan industri. Disisi lain, perguruan tinggi yang diharapkan melahirkan tenaga-tenaga  profesi onal dibidang nya masih belum mempuny ai koleras i yang jelas dengan dunia industri seperti di negara maju. Untuk itu pengenalan terhadap proses produksi pada sebuah perusahaan lengkap dengan penjelasan serta pemahaman tentang peralatan yang digunakan sangat diperlukan untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa, serta memberi gambaran kepada mahasiswa bagaimana peralatan pabrik memproduksi barang.

Upload: ratna-nur-amala

Post on 14-Oct-2015

370 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

copy copy copy

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    PT. Krakatau Steel mepakan salah satu perusahaan pembuatan terkemuka di

    Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Tidak hanya di

    Indonesia, PT. Krakatau Steel juga terkenal sebagai perusahaan pengekspor baja

    ke negara besar. Peralatan yang digunakan pun cukup cangih sehingga

    menghasilkan produk-produk yang berkualitas.

    Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut tersedianya tenaga

    kerja yang siap langsung diterjunkan dalam kegiatan industri.

    Disisi lain, perguruan tinggi yang diharapkan melahirkan tenaga-tenaga

    profesional dibidangnya masih belum mempunyai kolerasi yang jelas dengan

    dunia industri seperti di negara maju.

    Untuk itu pengenalan terhadap proses produksi pada sebuah perusahaan

    lengkap dengan penjelasan serta pemahaman tentang peralatan yang digunakan

    sangat diperlukan untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa, serta

    memberi gambaran kepada mahasiswa bagaimana peralatan pabrik

    memproduksi barang.

  • 2

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana proses produksi baja di PT Krakatau Steel ?

    2. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses produksi baja di PT

    Krakatau Steel ?

    1.3 TUJUAN

    Perumusan makalah ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui dan memahami proses produksi baja di PT Krakatau Steel.

    2. Mengetahui dan memahami peralatan yang digunakan dalam proses

    produksi baja di PT Krakatau Steel.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Sekilas Tentang PT. Krakatau Steel

    PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Cilegon merupakan industri

    pengolahan baja terbesar di Indonesia. Pabrik ini merupakan permulaan

    proyek baja dari pemerintah yang mulai berdiri pada bulan Mei 1962. Pada

    mulanya proyek tersebut dikenal dengan nama pabrik baja TRIKORA

    yang mendapat bantuan dari pemerintah Rusia.

    Akibat adanya pemberontakan G30S PKI, proyek pembangunan

    dari proyek pembangunan dari tahun 1966 sampai sekitar tahun 1972 dapat

    dikatakan terhenti sama sekali, kesulitan utamanya adalah pembiayaan

    pembangunan pabrik. Akhirnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 35

    proyek pabrik baja TRIKORA menjadi PT. Krakatau Steel yang

    disahkan dengan ditandatangani akte notaris pada tanggal 23 Oktober

    1971.

    Pembangunan pabrik PT. Krakatau Steel rampung pada tahun

    1977. Selanjutnya PT. Krakatau Steel melaksanakaan pembangunan

    pabrik-pabrik baru sebagai perluasan usaha. Sebagai tujuan pendirian,

    maka pabrik pabrik yang dibangun adalah terpadu yaitu dapat mengolah

    biji besi sampai dengan produk-produk jadi dari baja.

    Dasar penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja, antara lain :

    Adanya cikal bakal industri baja ( Trikora )

    Letak geografis ( pinggir laut )

    Tersedianya tanah yang cukup luas

    Tersedianya air yang cukup banyak

    Kondisi sosial budaya daerah

    Daerah tandus ( bukan agraris )

  • 4

    Tersedianya tenaga kerja

    2.2.1 Visi dan Misi PT. Krakatau Steel

    Visi :

    2008 : Cost Competitive Global Steel Provider

    2013 : Dominate Integrated Global Steel Player

    2020 : Leading Global Steel Player

    Misi :

    Kami adalah keluarga masyarakat dunia yang berbudaya,

    mempunyai komitmen untuk menyediakan baja dan produk terkait

    dengan pendekatan menyeluruh yang menghasilkan solusi industri dan

    insfrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat.

    2.2.2 Pembagian Plant PT. Krakatau Steel

    Untuk melakukan sebuah produksi PT Krakatau Steel dibagi dalam

    beberapa plant, yaitu:

    1. Pabrik pengolahan besi dan baja

    2. Pabrik peleburan besi dan baja

    3. Pabrik pengerolan besi dan baja

    1. Pabrik pengolahan besi dan baja, antara lain:

    Pabrik Besi Spons HYL I

    Pabrik Besi Spons HYL III

    Rotary Kiln (RK)

    2. Pabrik peleburan besi dan baja, antara lain:

    SPP (Slab Steel Plant ),

    Bagian pabrik yang memproduksi baja lembaran (slab)

    3. Pabrik yang pengerolan besi dan baja, antara lain:

    Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas (HSM)

    Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin (CRM)

    Pabrik Batang Kawat (WRM)

  • 5

    2.2 Proses Produksi Baja di PT. Krakatau Steel

    Dibawah ini adalah diagram proses produksi baja di PT. Krakatau

    Steel

    Pertama batubara di batubara dibakar yang kemudian untuk digunakan

    Pertama batubara dibakar kemudian digunakan untuk penginjeksian biji

    besi yang kemudian dilewatkan dikonveyer untuk pemprosesan yang disebut

    Direct Reduction. Pada proses ini bijih besi langsung direduksi dengan bantuan

    gas alam dan batubara. Proses ini dibutuhkan untuk melepaskan sejumlah oksigen

    yang terikat pada bijih besi sehingga pada akhirnya yang tersisa pada bijih besi

    tersebut hanya Fe dalam bentuk logamnya. Adapun untuk melepas oksigen yang

    terikat pada bijih besi dibutuhkan suatu reduktor, yaitu C, CO atau H2 yang

    berasal dari batubara dan gas alam. Kemudian terjadi reaksi sebagai berikut

    [Ross., 1980]:

    3Fe2O3 + C 2Fe3O4 + CO G0

    1273 = -73 Kkal(1)

    63000C =

    35000C

    X : R.steel B : BOF (molten steel) X : B = 30%: 70%

    X : R. steel B: EAF (molten steel) X : B = 15-35% : 65 35%

  • 6

    3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2 G0

    1273 = -24,19 Kkal .(2)

    3Fe2O3 + H2 2Fe3O4 + H2O G0

    1273 = -25,72 Kkal .(3)

    Selanjutnya bijih besi yang telah direduksi masuk ke Electric Arc Furnace.

    Pada alat ini, bijih besi yang telah direduksi dan dicampurkan dengan potongan

    baja yang dipanaskan yang kemudian dilebur dengan panas busur listrik yang

    mencolok diantara elektroda tungku dan bagian bawah tungku. Proses peleburan

    dimulai pada tegangan rendah (busur pendek) antara elektroda dan potongan besi.

    Busur selama periode ini tidak stabil. Dalam rangka meningkatkan stabilitas busur

    potongan-potongan kecil dari besi ditempatkan dalam lapisan atas muatan.

    Elektroda meleleh dan kemudian turun menembus ke dalam potongan besi yang

    membentuk cekungan. Logam cair mengalir turun ke bagian bawah tungku.

    Ketika elektroda mencapai bagian bawah tungku, busur menjadi stabil dan

    tegangan dapat ditingkatkan. Elektroda mengangkat bersama-sama dengan tingkat

    meleleh. Sebagian besar potongan besi (85%) mencair selama periode ini. Suhu

    busur mencapai 6300 F (3500 C).

    Kemudian dari proses dibagian bawah, pada blast furnace ada 2 yang

    terbentuk yaitu slag dan molten iron. Pada proses ini bijih besi, abu dan batu

    kapur yang meleleh bersama didalam blace furnace membentuk slag. Ketika

    proses peleburan metalurgi selesai, batu kapur secara kimia telah dikombinasikan

    dengan aluminat dan silikat dari bijih dan abu dari tungku pembakaran batubara

    untuk membentuk produk non-logam yang disebut slag. Selama periode

    pendinginan dan pengerasan dari keadaan cair nya, Blast Furnace slag dapat

    didinginkan dalam beberapa cara untuk membentuk salah satu dari beberapa jenis

    produk. Pada proses ini juga terbentuk molten iron (besi cair) yang digunakan

    pada proses selanjutnya. Sebagian masuk ke pig iron casting dan sebagaian lagi

    masuk ke Blast Oxygen Furnace. Pada Blast Oxygen Funace tidak menggunakan

    bahan bakar tambahan. Kotoran dari pig iron (karbon, silikon, mangan dan fosfor)

    berfungsi yang sebagai bahan bakar. Besi dan kotoran yang dioksidasi diperlukan

    untuk proses tersebut. Oksidasi logam cair dan slag melalui proses yang rumit

    dalam beberapa tahapan dan terjadi secara bersamaan pada batas-batas antara

  • 7

    berbagai fase (gas-logam, gas-terak, terak-logam). Akhirnya terjadi reaksi sebagai

    berikut:

    1/2 {O 2 } = [O] [Fe] + 1/2 {O 2 } = (FeO) [Si] + {O 2 } =

    (SiO 2 ) [Mn] + 1/2 {O 2 } = (MnO) 2 [P] + 5/2 {O 2 } =

    (P 2 O 5 ) [C] + 1/2 {O 2 } = {CO} {CO} + 1/2 {O 2 } = {CO 2 }

    Kebanyakan oksid diserap oleh slag. Produk yang berbentuk gas CO dan

    CO 2 akan ditransfer ke atmosfer dan dihapus oleh sistem. Potensi oksidasi

    atmosfer ditandai dengan rasio pasca-pembakaran :

    {CO 2 } / ({CO 2 } + {CO}

    Proses oksigen dasar telah membatasi kemampuan untuk desulfurisasi . Metode

    yang paling populer desulfurisasi adalah penghapusan belerang dari baja cair

    untuk mengurangi slag. Namun slag terbentuk dibagian bawah Blast Oxygen

    Furnace sehingga nilai maksimum koefisien dalam proses ini adalah sekitar 10,

    yang dapat dicapai dalam slag yang mengandung konsentrasi CaO yang tinggi.

    Selanjutnya biji hasil dari proses di Electic Arc Furnace dan dari Blast Oxygen

    Furnace, masuk kedalam proses Steel Refining Facility. Disini terjadi proses

    pemurnian baja cair yang dilakukan di Ladle Furnace untuk selanjutnya

    diteruskan ke mesin pengecoran kontinyu. Di dalam ladle furnace baja cair di

    tambah dengan bahan tambah lain nya seperti Almunium, FeMn, FeSi dll.

    Proses terakhir adalah proses pengecoran logam ke dalam mould dari ladle

    sehingga terbentuk slab baja secara kontinyu. Baja slab diperoleh dari proses

    pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana perlindungan menggunakan gas

    argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran slab yang dihasilkan

    mempunyai ketebalan 200 mm, lebar 880-2080 mm dan panjang maksimum

    12000 mm. Dalam proses casting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

  • 8

    caranya mendapatkan kualitas bentuk slab sesuai keinginan dengan kualitas

    permukaan/external dan internal yang baik.

    2.3 Peralatan yang Digunakan Pada Proses Produksi Baja di PT

    Krakatau Steel

    2.3.1 Coal Injection

    Injeksi bubuk batubara dikembangkan pada abad ke-19, namun tidak

    diterapkan industri sampai tahun 1970-an. Kenaikan biaya kokas karena

    meningkatnya permintaan global dan dengan demikian lebih banyak

    kompetisi untuk sumber daya telah membuat metode ini menarik untuk

    besi memproduksi industri dan meningkatkan nilainya.

    Metode PCI didasarkan pada konsep sederhana udara utama (disebut

    sebagai "menyampaikan gas") membawa bubuk batubara yang disuntikkan

    melalui Lance ke tuyere (inlet pertengahan bawah dari blast furnace),

    kemudian dicampur dengan udara panas sekunder (disebut yang

    "ledakan") dipasok melalui sumpitan di tuyere dan kemudian disalurkan ke

    tungku untuk menciptakan rongga seperti balon yang disebut "lintasan",

    yang kemudian menyebar batubara dan kokas pembakaran dan meleleh

    bijih besi padat, melepaskan besi cair. Aspek yang paling luar biasa dari

    metode ini adalah bahwa hal itu memungkinkan untuk batubara lebih

    murah untuk dikonsumsi dalam sistem, ganti kokas mahal, sehingga

    sangat mengurangi biaya. Karena lingkungan yang parah dalam tungku, (>

    2000K), pengamatan visual dari raceway bentuk dan ukuran tidak

    mungkin, karena itu jauh mengukur sensor yang digunakan untuk

    menyelidiki reaksi kimia dan fisik di dalam tungku.

    Pemahaman yang lebih baik dari metode raceway dan PCI dapat

    mengoptimalkan kinerja tanur tinggi dan mengurangi biaya. Perbaikan

    lebih lanjut dengan metode PCI dan penggunaan campuran batubara

    (pencampuran batubara yang berbeda) metode injeksi yang membuat

    industri tertarik.

  • 9

    Gambar Coal Injection

    2.3.2 Coke Oven

    Batu bara dikonversikan menjadi coke dengan memanaskan

    campuran disiapkan muatan batubara di coke oven dalam ketiadaan

    udara pada suhu 1000oC-1050

    oC selama 16/19 jam. Masalah volatile

    batubara dibebaskan selama karbonisasi dikumpulkan dalam gas

    mengumpulkan listrik dalam bentuk mentah kokas oven gas melewati

    pipa berdiri dan pendinginan kontak langsung dengan amonia cairan

    semprot. Gas didinginkan dari 800oC sampai 80

    oC ditarik ke Pabrik

    Kimia Batubara oleh pengisap debu. Sisa kokas didorong keluar dari

    oven dengan mobil pendorong melalui panduan ke coke

    ember. Merah-panas kokas dibawa ke pabrik arang pendinginan kering

    untuk pendinginan.

    Produk utama dalam proses pembuatan kokas adalah oven gas

    kokas mentah dan ini memiliki banyak bahan kimia yang berharga.

    Bahan kimia batubara utama berupa Amonia (NH3), Tar dan bensol

    dari CO-Gas serta produk primer dari Crude CO Gas Amonium Sulfat

    (NH4) 2 SO 4 , Tar mentah, bensol mentah dan dibersihkan kokas oven

    gas. Yang didinginkan dari coke, dipisahkan menjadi 3 fraksi.

  • 10

    Gambar coke oven

    2.3.3 Blast Furnace

    Tujuan dari blast furnace adalah untuk mengurangi kimia dan fisik

    mengkonversi oksida besi menjadi besi cair yang disebut "hot metal".

    Blast furnace adalah besar, baja tumpukan dilapisi dengan bata tahan

    api, di mana bijih besi, kokas dan batu kapur dibuang ke atas, dan

    udara dipanaskan dihembuskan ke bagian bawah. Bahan baku

    membutuhkan 6 sampai 8 jam untuk turun ke bagian bawah tungku di

    mana mereka menjadi produk akhir dari cairan slag dan besi cair.

    Produk-produk cair dialirkan dari tungku secara berkala. Udara panas

    yang tertiup angin ke bawah tungku naik ke atas dalam 6 sampai 8

    detik setelah melalui berbagai reaksi kimia. Setelah tanur dimulai

    secara kontinyu akan berjalan selama empat sampai sepuluh tahun

    dengan hanya berhenti pendek untuk melakukan pemeliharaan yang

    direncanakan.

    Gambar Blast Furnace

    2.3.4 Belt Conveyor

  • 11

    Conveyor Belt merupakan alat yang digunakan untuk

    memindahkan tanah, pasir, kerikil batuan pecah beton. Kapasitas

    pemindahan material oelh belt conveyor cukup tinggi karena material

    dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan yang relative

    tinggi. Bagian dari belt conveyor adalah belt atau ban berjalan, idler,

    unit pengendali, pulley, dan struktur penahan. Jika material yang akan

    dipindahkan memiliki jarak perpindahan yang relative pendek maka

    portable conveyor dapat digunakan.

    Gambar Belt Conveyer

    1. Belt

    Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan disatukan dengan

    semacam perekat. Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8 dan seterusnya.

    Sedangkan berat setiap lapisan adalah 28, 32, 36, 42 oz dst. Bagian

    permukaan belt ditutupi oleh karet yang berfungsi untuk

    menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.

    2. Kapasitas Belt

    Berat material yang dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan

    dengan menggunakan rumus berikut ini :

    T = 60ASW/2000

    dengan :

    T = berat material yang dihitung dalam ton/ jam

    A = potongan luas area material (sq ft)

    S = kecepatan ban (ft/menit)

  • 12

    W = berat jenis material (lb/cft)

    3. Idler

    Idler merupakan alat yang menahan ban. Idler bagian atas yang

    menahan beban berbentuk trapesiun dimana sepertiga lebar

    dibagian tengah rata dengan kedua bagian sisi yang mirring,

    sedangkan idler bagian bawah berbentuk rata. Untuk menentukan

    daya angkut belt conveyor maka tenaga yang diperlukan oleh idler

    untuk bergerak perlu ditetapkan. Tenaga tersebut tergantung dari

    tipe dan ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan

    berat material.

    4. Tenaga Untuk Menggerakan Belt

    Sejumlah tenaga luar yang dibutuhkan untuk menggerakan sebuah

    conveyor belt. Tenaga itu diperlukan untuk menggerakan belt

    dalam keadaan kosong, memindahkan beban secara horizontal

    serta mengangkat atau menurunkan beban secara vertical. Ketiga

    tenaga tersebut kemudian dijumlahkan untuk mengetahui tenaga

    total yang dibutuhkan.

    5. Feeder

    Feeder yang diletakan dibagian awal sebauh system conveyor

    berfungsi untuk mengatur agar material yang diletakan diatas belt

    seragam dalam jumlah. Ada beberapa macam feder yang umum

    digunakan antara lain apron, reciproting, rotary vane, dan rotary

    plow.

    2.3.5 Electric Arc Furnace

    Electric Arc Furnace merupakan tempat peleburan untuk

    menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge

    iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor

    dan sulfur.

  • 13

    Adapun urutan dalam EAF yaitu :

    1. Preparasi ( pengecekan/persiapan bahan-bahan sebelum di lebur)

    2. Charging (Charging adalah proses pemasukan bahan baku yang

    telah di siapkan dalam bucket kedalam dapur listrik.

    3. Melting ( proses peleburan,Setelah bahan baku masuk kedalam

    dapur, proses peleburan siap dilaksanakan. Proses peleburan adalah

    proses mencairkan logam dari bahan baku menjadi cair dengan

    menggunakan elektroda yang dimasukan kedalam dapur.

    Gambar Electric Arc Furnace

    2.3.6 Ladle Furnace

    Ladle furnace digunakan untuk proses pemurnian baja.

    Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:

    Mengatur temperatur baja cair yang akurat sebagai bahan baku

    untuk pengecoran.

    Peningkatan kebersihan baja melalui deoksidasi dan

    desulfurisasi

    Homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan

    menggunakan gas Argon; dan

  • 14

    Menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang

    diinginkan.

    Mengendalikan slag dan steel

    Gambar Ladle Furnace

    2.3.7 Basic Oxygen Furnace

    Tungku oksigen dasar (BOF), yang profilnya ditampilkan pada

    gambar, adalah kapal dimiringkan dilapisi dengan refraktori seperti

    bata magnesia karbon. Peralatan bantu termasuk parasut untuk

    pengisian memo, gerbong untuk paduan dan fluks, tombak untuk

    menyuntikkan gas oksigen murni, sebuah sublance untuk mengukur

    suhu dan konsentrasi karbon baja cair, mengangkat perangkat untuk

    tombak dan sublance, peralatan untuk memiringkan kapal , dan

    peralatan untuk memulihkan dan membersihkan gas buang.

    Kapasitas BOF dinyatakan sebagai berat baja mentah yang dapat

    decarburized per panas. Kebanyakan BOFs di Jepang memiliki

    kapasitas 150-300 ton. Fungsi utama dari BOF adalah untuk

    decarburize logam panas dengan menggunakan gas oksigen murni.

    Dalam BOF atas ditiup, oksigen murni diinjeksikan sebagai jet

    kecepatan tinggi terhadap permukaan logam panas, yang

    memungkinkan penetrasi jet menimpa beberapa kedalaman ke logam

  • 15

    mandi. Dengan kondisi tersebut, oksigen bereaksi secara langsung

    dengan karbon dalam logam panas untuk menghasilkan karbon

    monoksida. Murni oksigen BOF top-blown dapat decarburize 200 ton

    logam panas dari 4,3% menjadi 0,04% C C dalam waktu sekitar 20

    menit. Sebagai hasil dari produktivitas tinggi ini, BOF menggantikan

    tungku perapian terbuka, yang merupakan proses yang lebih lambat.

    Yang disuntikkan gas oksigen murni pertama mengoksidasi silikon

    dan kemudian karbon dalam logam panas. Ketika konsentrasi karbon

    dari logam panas menurun menjadi sekitar 1%, oksidasi besi dimulai

    secara paralel dengan karbon. Oksidasi besi menjadi ditandai pada

    konsentrasi karbon kurang dari 0,1%, penurunan baik efisiensi oksigen

    untuk dekarburisasi dan tingkat dekarburisasi, sambil meningkatkan

    hilangnya besi ke terak. Masalah dengan BOF top-blown demikian

    oksidasi besi ketika konsentrasi karbon rendah tercapai, dan

    mengakibatkan penurunan tingkat dekarburisasi.

    Ketika isi oksida besi terak meningkat berlebihan, dapat bereaksi

    terlalu cepat dengan karbon dalam baja cair dan menyebabkan evolusi

    gas tiba-tiba, membentuk campuran baja terak dan cair yang kadang-

    kadang meletus dari kapal dalam fenomena yang disebut "tumpah"

    atau "meludah". Penggunaan oksigen tombak dengan beberapa lubang

    di ujung telah terbukti sangat efektif dalam delocalizing pasokan

    oksigen dan meningkatkan tingkat dekarburisasi sambil menahan

    oksidasi berlebihan dari baja cair dan mencegah tumpah dan meludah.

    Namun, efektivitas tombak ini masih kurang memadai, dan proses

    oksigen bawah-blown dikembangkan, di mana gas oksigen murni

    disuntikkan ke dalam baja cair dari bagian bawah BOF tersebut.

    Bagian bawah bertiup meningkatkan pengadukan dari logam panas dan

    dengan demikian mempersingkat waktu pencampuran rata-rata dalam

    mandi baja cair, dan mempromosikan transportasi karbon terlarut di

  • 16

    kamar mandi, mencegah over-oksidasi terak, yang merupakan

    penyebab tumpah dan meludah. Akibatnya, bagian bawah bertiup

    meningkatkan efisiensi dekarburisasi, terutama pada konsentrasi

    rendah karbon. Bottom-meniup dilakukan dengan tuyeres bawah

    konsentrik pipa ganda-dinding. Bagian dalam pipa digunakan untuk

    meniup gas oksigen murni bersama dengan kapur bubuk sebagai agen

    pembentuk terak, sedangkan gas propana ditiup melalui pipa luar

    sebagai pendingin untuk mencegah tuyere membakar kembali, karena

    propana mengalami reaksi endotermik selama dekomposisi, yang

    menghasilkan pendinginan dan mengurangi pembakaran tuyeres.

    Perbaikan ini telah membuat produksi baja rendah karbon jauh

    lebih mudah. Bagian atas-dan-bawah BOF ditiup, yang

    menggabungkan keunggulan dari kedua jenis BOF, baru-baru ini

    menjadi menonjol dalam pembuatan baja oksigen. Gabungan bertiup

    BOFs kebanyakan menggunakan gas inert bottom-blown di tempat gas

    oksigen untuk mengaduk. Berbagai metode bottom-meniup telah

    diadopsi. Sebagai salah satu contoh, plug keramik dengan tertanam

    beberapa pipa kecil atau beberapa celah digunakan dalam tuyeres

    bawah. Terlepas dari jenis BOF, gas buang, yang tinggi kandungan

    CO, adalah baik terbakar di tenggorokan BOF dan melewati boiler

    limbah panas dipasang di bagian atas tenggorokan untuk memulihkan

    panas yang masuk akal dan panas pembakaran, atau pulih

    uncombusted melalui pemulihan peralatan gas buangan dan disimpan

    dalam tangki bensin untuk digunakan sebagai bahan bakar.

  • 17

    Gambar Blast Oxygen Furnace

    2.3.8 Continuous Casting Machine

    Casting mesin yanga ditunjuk untuk membentuk baja cair untuk

    menjadi billet , bloom atau slab kastor. Kastor slab cenderung

    melemparkan bagian yang jauh lebih luas daripada tebal:

    Lembaran konvensional terletak pada kisaran 100-1600 mm

    lebar dengan 180-250 mm tebal dan sampai 12 m panjang

    dengan kecepatan pengecoran konvensional hingga 1,4 m /

    menit, namun lebar slab dan kecepatan pengecoran sedang

    meningkat.

    Lembaran yang lebih luas yang tersedia sampai dengan 3250

    150 mm, misalnya di Nanjing Iron & Steel di Cina.

    Lembaran tebal yang tersedia sampai dengan 2200 450 mm,

    misalnya pada Dillinger Htte di Dillingen, Jerman.

    Tipis lembaran: 1680 50 mm

    Kastor mekar konvensional cor bagian atas 200 200 mm

    misalnya Bloom kastor Aldwarke di Rotherham, Inggris,

    melemparkan bagian dari 560 400 mm. Panjang mekar dapat

    bervariasi 4-10 m.

  • 18

    Billet kastor cor ukuran bagian yang lebih kecil, seperti di

    bawah 200 mm persegi, dengan panjang sampai 12 m

    panjang. Kecepatan Cast bisa mencapai 4 m / menit.

    o Rounds: baik 500 mm atau 140 mm

    Kosong konvensional balok: terlihat mirip dengan I-balok di

    penampang, 1048 450 mm atau 438 381 mm keseluruhan.

    Dekat bentuk dikurangi balok kosong: 850 250 mm keseluruhan

    o Strip: 2-5 mm dengan lebar 760-1330 mm

    Gambar CCM Mesin

    2.3.9 Pig Iron Casting

    Pig Iron Casting merupakan Proses pencetakan produk

    utama dari dapur tinggi yang diproses secara kimiawi dari bijih besi

    (iron ores) melalui peleburan dan pemanasan dari bahan baker

    kokas, oleh karenanya tidak mengherankan jika pig iron merupakan

    paduan kompleks dari berbagai unsur dimana selain unsur-unsur

    bawaan dari iron ores itu sendiri, metode yang dilakukan dalam

    prosesnya pun menghasikan molekul-molekul baru akibat senyawa

    kimia dari unsur-unsur yang telah tersedia, dimana besi

  • 19

    mentah (pig iron) yang dihasilkan dari dapur tinggi ini

    mengandung tidak kurang dari 10% unsur-unsur paduan dalam

    kondisi senyawa ditambah dengan unsur-unsur bebas yang

    terkandung pada setiap berat atom-nya dan masing-masing unsur

    ini memiliki pengaruh besar terhadap sifat bahan tersebut. Untuk

    itu maka proses pemurnian dari besi mentah ini merupakan proses

    yang sulit dan rumit.

    Hal ini telah dilakukan dengan berbagai metode seperti akan

    dijelaskan pada uraian berikutnya dan sebelum itu akan kita lihat

    terlebih dahulu komposisi unsur-unsur yang secara umum

    dimiliki oleh besi kasar (pig Iron) berikut:

    1. Total karbon 3 sampai 4 %, sebagian dari jumlah ini bersenyawa

    dengan unsur ferrite (Fe) yang disebut sebagai besi carbide (Fe3C)

    sedangkan sebagian lagi dalam jumlah yang relatif karena sangat

    dipengaruhi oleh proses pendinginan yakni merupakan karbon

    bebas yang membentuk grafit serta kada sulphur (S) yang memiliki

    sifat kecenderungan untuk mengikat karbon serta silisium (Si) yang

    cenderung menguraikan karbon. Unsur ini biasanya terdiri atas 0,1

    % sampai 0,3 % bersenyawa dan membentuk cementite (Fe3C) dan

    lebih dari 2,7 % merupakan karbon bebas (free-Karbon) atau

    graphite.

    2.Silisium (Si) : 0,4 - 2,5 %

    3.Phosphorus (P) : 0,04 - 2,5 % (lihat 2.3 hal 12)

    4.Sulphur (S) : 0,02 - 0,2 %

    5.Manganese (Mn) : 0,4 - 2,7 %

    6.Balance, Irons

    (Sumber : http://ilmusekolahgratis.blogspot.com/2013/04/komposisi-unsur-di-dalam-besi-

    mentah.html#ixzz2S5Oo83Ze)

  • 20

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

    PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Cilegon merupakan

    industri pengolahan baja terbesar di Indonesia dan

    merupakan Badan Usaha Milik Negara yang terkenal

    sebagai pengekspor baja ke negara-negara besar.

    Proses produksi baja itu mulai dari Dicrect Reduction

    Process, Produce Molten Steel Process, Steel Refining

    Facility Process dan Continuous Casting Process.

    Peralatan yang digunakan untuk produksi baja adalah

    Coal Injection, Coke Oven, Blast Furnace, Belt

    Conveyor, Electric Arc Furnace, Ladle Furnace, Basic

    Oxygen Furnace dan Continuous Casting Machine

    3.2 SARAN

    Penulis menyadari banyaknya kesalahan dan kekurangan

    dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kriktik, saran dan

    bimbingan sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.