water treatment pt. krakatau steel fm

26
Water Treatment PT. Krakatau Steel Unit Utilitas (offsite plant) merupakan unit pendukung yang bertugas mempersiapkan kebutuhan operasional suatu pabrik dan untuk keperluan perumahan, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu. Unit utilitas juga menerima buangan atau sisa dari pabrik untuk diolah kembali sehingga dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang agar tidak menganggu lingkungan. Water treatment adalah salah satu bagian dari unit utilitas yang sangat vital. Water treatment merupakan unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri. Salah satu contoh pabrik industry yang memiliki unit utilitas berupa unit pengolahan air bersih (water treatment) yaitu PT. Krakatau Steel ( PT.Krakatau Tirta Industri ). PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1996, adalah anak perusahaan yang sahamnya 99,99 % dimiliki oleh PT. Krakatau Steel dan 0,01 % dimiliki oleh PT.Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT.KIEC). Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT. Krakatau Steel dalam bidang

Upload: septiana-enim-wr

Post on 25-Oct-2015

279 views

Category:

Documents


85 download

TRANSCRIPT

Page 1: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Water Treatment PT. Krakatau Steel

Unit Utilitas (offsite plant) merupakan unit pendukung yang bertugas

mempersiapkan kebutuhan operasional suatu pabrik dan untuk keperluan perumahan,

khususnya yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu. Unit

utilitas juga menerima buangan atau sisa dari pabrik untuk diolah kembali sehingga

dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang agar tidak menganggu lingkungan.

Water treatment adalah salah satu bagian dari unit utilitas yang sangat vital.

Water treatment merupakan unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang

digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri. Salah satu contoh

pabrik industry yang memiliki unit utilitas berupa unit pengolahan air bersih (water

treatment) yaitu PT. Krakatau Steel ( PT.Krakatau Tirta Industri ).

PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1996,

adalah anak perusahaan yang sahamnya 99,99 % dimiliki oleh PT. Krakatau Steel dan

0,01 % dimiliki oleh PT.Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT.KIEC).

Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional

PT. Krakatau Steel dalam bidang penyediaan air yang telah beroperasi sejak Oktober

1979. Bisnis utamanya adalah pengolahan air, sebagian besar didistribusikan untuk

kebutuhan industri di daerah Banten Cilegon dan sebagian untuk kebutuhan dalam

negeri kota Cilegon.

Baku air yang diambil dari sungai Cidanau yang merupakan rilis saluran dari

alam rawa "Rawa Dano" dengan air baku m3/detik debit antara 1,2 - 28,1, air baku

dipompa melalui pipa berdiameter 1,4 m sepanjang 28 km ± untuk diolah menjadi Air

Unit pengolahan, yang terdiri dari tahapan dan menjaga proses sedimentasi termasuk

flokulasi, filtrasi, diikuti oleh Netralisasi dan Disinfeksi.

Unit pengolahan air kapasitas terpasang sebesar 2.000 lt/dt, dengan kapasitas

saat ini utiliasasi 56 %. Pada kuartal pertama PT. KTI akan meningkatkan cadangaan

Page 2: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

dengan memperpanjang reservoir air baku dengan kapasitas 25 juta M3, sebelum

tahun 2015 dan meningkatkan kapasitas distribusi air ke 3000 lt/dt.

Tujuan Perusahaan ini adalah untuk terlibat dalam air industri dan air industri,

khususnya air minum. Kompetensi Inti Organisasi / Perusahaan dan keterkaitan

dengan Misi: "Water Treatment dan Distribusi Air Bersih".

Untuk menjaga kualitas air besih agar memenuhi standar air bersih sesuai

Peraturan Mentri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, PT.Krakatau Tirta

Industri dilengkapi dengan laboratorium yang berfungsi antara lain untuk ;

Memonitor kualitas air baku dan air bersih.

Melakukan uji coba/riset terhadap bahan-bahan kimia pembantu.

Sarana analisa air bersih masyarakat umum.

Pembangunan Instalasi Recycle backwash.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi khususnya dalam penggunaan air baku dan

pemakaian listtrik PT KTI membangun instalasi Recycle backwash (Air buangan

filter) dengan kapasitas 50 lt/detik dimana sebelumnya air buangan ini tidak

dimanfaatkan.

Instalasi yang dibangun dapat menampung air backwash sebanyak 4.200 m3,

dilengkapi dengan 2 unit pompa submersible dan pipa diameter 300 mm sebagai

media sirkulasi.

Instalasi ini didisain dan disupervisi secara swakelola, dibangun pada akhir tahun

2006 dan diresmikan pada 28 Februari 2006 oleh Direktur Utama PT.Krakatau

Steel.

SARANA/UTILITAS KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU

Di dalam Kawasan Industri Krakatau juga tersedia sarana utilitas sebagai berikut :

Air Industri

Di dalam Kawasan Industri Krakatau telah tersedia jaringan pipa air bersih yang

dikelola oleh PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), yang airnya dapat dipakai oleh

perusahaan industri. Perusahaan industri tidak diperkenankan membuat sumur bor

dalam untuk mensuplaikebutuhan airnya selama kebutuhannya masih bisa disuplai PT

Page 3: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

KTI. Perusahaan industry tidak dibenarkan memasang pompa air langsung dari

jaringan /sistem distribusi air.

Tata Cara pemanfaatannya adalah sebagai berikut :

a. Cara penyambungan

1. Perusahaan industri yang membutuhkan air industri harus mengajukan

permohonan tertulis langsung kepada PT KTI atau melalui PT KIEC, dengan

menyebutkan kebutuhannya.

2. Berdasarkan permohonan tersebut, PT KTI akan melakukan survey dan

analisa teknis untuk menentukan besarnya biaya penyambungan yang harus

dibayar oleh perusahaan industry

3. Penyambungan akan dilaksanakan setelah perusahaan industri membayar

Biaya Penyambungan (BP) dan Uang Jaminan Langganan (UJL) kepada PT

KTI, serta menandatangani kontrak jual beli, dan memenuhi persyaratan

lainnya.

b. Biaya Pemakaian Air Industri

Perusahaan industri (pelanggan air industri) harus membayar biaya pemakaian

air setiap bulan sesuai dengan volume pemakaiannya, yang dihitung berdasarkan

pembacaan meter air.

c. Pemasangan, Pengelolaan dan Pemeliharaan jaringan

Pemasangan, pengelolaan dan pemeliharaan jaringan pipa air industri sampai

dengan titik meter pengukur di dalam Kawasan Industri Krakatau diatur tersendiri

dalam perjanjian antara perusahaan industri/investor dengan PT KTI.

Unit pengolahan, yang terdiri dari tahapan dan menjaga proses sedimentasi

termasuk flokulasi, filtrasi, diikuti oleh Netralisasi dan Disinfeksi.

1. Flokulasi

Flokulasi adalah penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel

untuk dijadikan partikel yang lebih besar. Gaya antar molekul yang diperoleh dari

agitasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap laju terbentuknya

partikel flok.

Page 4: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses flokulasi

adalah pengadukan, dimana dikenal tiga macam cara pengadukan yaitu mekanis,

pneumatis dan hidrolis. Pengadukan dengan cara mekanis adalah yang paling banyak

digunakan dalam pengolahan air minum, namun memerlukan peralatan yang rumit

dan pasok enerji yang cukup besar.

2. Filtrasi

Suatu proses pemisahan zat padat dari fluida ( cair maupun gas ) yang

membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk

menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Pada

pengolahan air minum, Filtrasi digunakan untuk menyaring air hasil dari proses

koagulasi – flokulasi – sedimentasi sehingga di hasilkan air minum dengan kualitas

tinggi. Di samping mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi

kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan.

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan

melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu

tertahan. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan

sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa

cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau

keduanya.

Suatu saat justru limbah padat nyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair

sebelum dibuang.Sering kali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal

untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,kristalisasi,atau memasang

peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae.Oleh karena

varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda,

banyak jenis penyaring telah dikembangkan.

3. Netralisasi

Netralisasi adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam

(pH 7).Pemilihan bahan/reagen untuk proses netralisasi banyak ditentukan oleh

harga/biaya dan praktis-nya,

Page 5: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Bahan (reagen) yang biasa digunakan tersebut adalah :

Asam :

-Sulfuric acid ( H2SO4 )

-Hydrochloric acid ( HCI )

-Carbon dioxide ( CCG2 )

-Sulfur dioxide

-Nitric acid

Basa :

-Caustic soda (NaOH) Ammonia

-Soda Ash (Na2CO3) Limestone (CaCO3)

4. Disinfeksi

Disinfeksi atau menghilangkan kuman dari air minum sangat penting

dilakukan sebelum air tersebut diminum atau dikonsumsi oleh kita. Air yang kita

peroleh dari sumur, hasil penyaringan sederhana, ataupun sumber yang lain mungkin

akan terlihat bening, tidak berasa dan tidak berbau, tetapi hal itu tidak menandakan

bahwa air tersebut bersih dari kuman penyakit.

Adapun alat yang digunakan pada water treatment PT.Krakatau Steel ( PT. Krakatau

Tirta Industri ) :

1. By Pass dan Sump Pump

By Pass adalah terusan dari bangunan sand trap yang langsung menuju sump

pump, sedangkan sump pump berfungsi sebagai penyedia air dan penyeimbang level

air yang dipompakan.

Page 6: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

2. Surge Tank

Berfungsi untuk menghindari terjadinya water hammer pada saat pompa

dihidupkan dan dimatikan.

3. Rumah Pompa Cidanau

Rumah pompa cidanau memliki fasilitas 4 buah pompa jenis centrifugal

horisontal, dengan 3 buah pompa yang mampu bekerja secara paralel dan 1 buah

pompa cadangan, kapasitas 1000-3500 m3/jam dengan daya listrik 420-1000 Kw.

a. Rumah Pompa I -Cidanau (PUMP STATION I )

Rumah Pompa I Cidanau memiliki fasilitas 4 buah pompa jenis Centrifugal

horisontal dengan 3 buah pompa yang mampu bekerja secara pararel & 1 buah pompa

cadangan kapasitas 1000-3,500 m3/jam dengan daya listrik 420-1000 Kw.

b. Waduk Krenceng (PUMP STATION II)

Berfungsi sebagai cadangan air baku, luas waduk + 1 Km2, Kapasitas

penyimpanan efektif 3,0 juta m3, dengan fasilitas 5 buah pompa Centrifugal vertikal

dengan kapasitas pompa masing-masing 1,850 m3/jam.

c. Rumah Pompa III (PUMP STATION III )

Dengan fasilitas 5 buah pompa jenis centrifugal horisontal, memliki fasilitas 3

buah pompa digunakan untuk megalirkan air ke tower dengan kapasitas debit air 900

m3/jam dan daya 200 KW, sedangkan untuk 2 pompa digunakan untuk mengalirkan

air ke PS V SEPS dengan kapasitas debit air 810 m3/jam dan daya 34,6 KW.

4. Santrap – SAnd Trap

Bertujuan untuk menyisihkan padatan tersuspensi berukuran > 70 µm, seperti

pasir dan lempung, dengan metode grafitasi tanpa menggunakan koagulan. Terdiri

dari 2 unit bak yang dioperasikan secara bergantian.

5. Pipa Transmisi

Pipa transmisi Air baku dengan diameter 1.400mm dan ketebalan pipa

14,2mm terbuat dari baja spiral dilapisi dengan coaltar enamel sepanjang + 27,2 Km

dari rumah pompa Cidanau sampai dengan unit pengolahan air bersih dan waduk air

baku di kerenceng dengan kemampuan 2,500 l/detik.

Page 7: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

6. Rumah Venting

Berfungsi untuk membuang gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam

pipa.

7. Intake Air Baku

Fasilitas Intake meliputi bendung dan fasilitas pemompaan dengan kapasitas

sebesar 3,5 m3/detik, terletak 600 mtr dari pantai.

8. Lime Saturator

Adalah ractor yang digunakan untuk membuat larutan jernih lime (lime

saturated). Prinsip kerjanya adalah larutan kapur (lime slurry) dilarutkan dengan air

(water dilution) untuk didapatkan larutan kapur jenuh, dengan teknologi pengadukan

menggunakan Mixer.

9. Fasilitas Terameter

Alat untuk kalibrasi meter air dari diameter 2 inc sampai 16 inc.

Proses Pengolahan Air

Peralatan yang menggunakan aplikasi water treatment plant yaitu Clarifier, Sand

Filter, Carbon Filter dan Ion exchange.

1. Clarifier

Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan

pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan floc-floc nya dengan

cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah. Hal ini

berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel yang berukuran kecil.

Page 8: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness ( air keras) yaitu

garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat dikurangi

dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut.

Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di bibir clarifier dan

endapannya dibuang ( blowdown) melalui bagian bawah clarifier. Kualitas air pada

clarifier dapat dikontrol di outlet clarifier dengan parameter pH antara 5,5 s.d 6,2

kadar chlorine 0,3 s.d 1,5 ppm dan turbidity kurang dari 5 ppm.

Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang akan

dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini menggunakan bantuan

gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya grafitasi atau sentrifugal atau

penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan ukuran partikel.. teknik

pemisahannya juga bergantung pada :

Konsentrasi solid

Kecepatan umpan masuk

Ukuran partikel solid

Bentuk partikel solid

Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquid-

solid adalah dengan menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan clarifier.

Jadi dapat kita ketahui bahwa fungsi dan prinsip kerja Clarifier, yaitu untuk

memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel halus yang menghasilkan liquid yang

jernih yang bebas partikel-partikel solid atau suspensi. Teknologi pemisahan liquid-

solid umumnya dipakai pada proses pengolahan air bersih. Dengan kata lain clarifier

berfungsi untuk menjernihkan air dengan mengikat floc-floc agar nilai turbidity

menjadi kecil.

Di dalam Clarifier terjadi proses yang kita sebut dengan proses klarifikasi

yang mana proses ini berfungsi menghilangkan suspended solid. Suspended solid

merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air menjadi keruh.

Secara umum klarifikasi dapat diartikan sebagai proses penghilangan suspended solid

melalui mekanisme koagulsai, flokulasi, dan sedimentasi.

Page 9: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Air yang mengandung bahan kimia serta floc mengalir ke Clarifier melalui

pipa vertical ditengah clarifier, untuk dipisahkan floc-flocnya dengan cara

pengendapan gravitasi. Clarifier pada umumnya berbentuk tanki silinder dari beton

dengan diameter 26 meter dan tinggi 3,65 meter.

Selama clarification, dihilangkan juga water hardness, yaitu garam-garam

calcium dan magnesium yang larut dalam air, dengan jalan mereaksikannya dengan

zat-zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut. Garam Ca dan Mg dalam

bentuk bikarbonat akan lebih mudah larut.

Untuk pengendapan yang efesien, perlu pengadukan sehingga zat pengendap

akan terbagi dalam air sebelum pengendapan untuk membentuk gumpalan yang lebih

besar, hal ini dapat dicapai dengan pengadukan lambat. Jika dosis pengendapan

terlalu tinggi, lapisan lumpur akan naik sampai batas yang telah ditentukan dan

terbawa arus keluar. Untuk mengetahui kualitas air, clarifier dilakukan kontrol di

outlet clarifier dengan parameter pH, Cl2 (1,5 – 4,0 ppm) dan turbidity maksimum 5

ppm. Air yang bersih dipisahkan melalui overlow di bibir clarifier dan endapan yang

terbentuk dibuang melalui bagian bawah clarifier.

Gambar Horizontal Clarifier (old tech) Gambar Clarifier yang dilengkapi dengan Baffle

Disinilah akan kita lihat fungsi baffle seperti pada gambar-gambar diatas,

dimana oleh karena suatu industri ingin suatu proses yang efisien baik dari segi

pekerja maupun segi waktu, maka dicari solusi agar proses pengendapan suspended

solid dapat berjalan lebih cepat.

Page 10: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Clarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (mixer) yang mana sangat

membantu sekali dalam proses pencampuran yang berlangsung dengan homogen.

Mixer ini bekerja dengan prinsip dasar dari proses Agitasi. Proses agitasi ini

merupakan dasar dalam pengadukkan air yang mana dengan adanya baffle hasil dari

proses agitasi ini dapat mengurangi terjadinya vorteks.

2. Clear well

Clear well terbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi tertentu.

Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai penampung

air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand filter. Di clear well air

dijaga pH nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).

3. Sand Filter

Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan kotoran

halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun nitrit yang

tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter telah menurun

dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan kotoran yang tertahan

pada saat operasi maka dilakukan backwash. Air yang keluar dari sand filter

diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.

Secara umum fungsi dari Sand Filter sama dengan fungsi dari clarifier yaitu

sebagai proses penjernihan air dengan mengikat floc-floc agar nilai turbidity manjadi

kecil. Tradisional Sand Filter umumnya menggunakan pasir silica biasa digunakan

sebagai media fltrasi. Karena butir-butir pasir mempunyai berat jenis yang hampir

sama, maka butiran besar akan terletak pada bagian dasar filter-bed, sedangkan

butiran halus terletak pada permukaan, sebagai akibatnya, filtrasi terjadi hanya

beberapa centimeter pada permukaan media filter bed yaitu pada butiran halus.

Multimedia Sand Filter atau Depth Filter memiliki filter media yang terdiri

dari empat lapisan, Setiap lapisan memiliki ukuran dan berat jenis yang berbeda.

Pasir yang kasar dan ringan terletak pada permukaan filter Bed semakin

kebawah .lapisan media, senakin halus ukuran pasir dan semakin tinggi pula

densitanya.

Page 11: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Partikel-partkel besar dihilangkan pada lapisan atas filter, sedangkan partikel

pada lapisan bawah. Ini berarti partikel-partikel pengeruh air akan “ditangkap”

sepanjang media filter bed, bukan hanya pada media filter lapisan atas. Hal ini

mebuat Multimedia Filter memiliki waktu untuk broperasi lebih lama dan

menggunakan air yang lebih sedikit untuk pembersihan media filter dibandingkan

dengan tradisional sand filter.

Umumnya mekanisme filtrasi pada sand filter seperti filter pasir, air

umpannya masuk dan menyusup di antara butir-butir pasir berukuran tertentu,

biasanya kurang dari 0,35 mm. Air ini melewati lapisan porus yang disebut parasitas

(perviousness). Teoretisnya, luas permukaan butiran media filter ini sangat besar.

Tipikal parasitas satu meter kubik volume filter pasir dianggap 0,40 dengan nominal

diameter 0,50 mm.

Apabila diasumsikan semua pasirnya berbentuk bola maka jumlah pasir per

m3 ialah 9,17 x 103 dan luas permukaan pasirnya 7,2 x 103 m2/m3. Hanya saja, luas

permukaan efektifnya kurang dari nilai di atas karena pasirnya saling bersentuhan

sehingga saling menutupi. Asumsi luas efektif yang biasa diambil adalah 1% dari luas

tersebut.

Secara hidrolis, air umpan biasanya masuk dari atas filter (downflow)

menerobos ruang antarbutir lalu dikumpulkan di bawah filter yang disebut sistem

underdrain (kolektor). Laju filtrasinya sangat rendah seperti tampak pada tabel 1.

Laju yang nilainya variatif ini bergantung pada gradasi media filter dan kualitas air

bakunya. Ada juga Fipal yang didesain beraliran ke atas (upflow) tetapi dalam modus

ini relatif sulit untuk menumbuhkan dan mempertahankan material biologis

schmutzdecke di permukaan pasir. Padahal ciri khas Fipal adalah mekanisme

biofisika dalam menyisihkan kekeruhan, bakteri, dan protozoa, termasuk reduksi besi

dan mangan yang dapat terjadi dengan mekanisme biokimia dan biofisika. Dengan

kata lain, mekanisme biofisikokimia dapat terjadi di unit Fipal konvensional.

Umumnya Fipal (juga Fipal) terdiri atas tangki, lapisan pasir, kerikil (gravel)

sebagai penopang pasir, sistem underdrain untuk mengoleksi filtrat, dan pengatur

Page 12: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

aliran atau laju filtrasi. Salah satu keunggulan Fipal dibandingkan dengan Fipat ialah

tak perlu zat kimia (koagulan) dalam pengolahannya.

Klorinasi pun hakikatnya tak diperlukan lagi. Walau demikian, agar ada upaya

preventif maka Fipal biasanya dilengkapi dengan unit klorinasi. Itu sebabnya, unit ini

termasuk murah biaya operasi-rawatnya, tidak ada kebutuhan energi untuk pompa

dan kompresor sebagai mekanisme pencucian filter (scouring dan backwashing).

Selain pasir, karbon aktif butir pun (granular activated carbon) dapat dijadikan

media sebagai penambah kemampuan Fipal untuk menyerap zat organik sehingga

mayoritas pestisida, organik karbon, prekursor THM (trihalometan) dapat disisihkan.

Media ganda ini mempertinggi kualitas air olahan.

Sebelum dioperasikan atau pada tahap awal operasinya, Fipal butuh

beberapa minggu sampai pertumbuhan mikroba di biolapisnya dalam kondisi

stabil. Di biolapis inilah banyak disisihkan koloid, SS, protozoa, dan bakteri,

termasuk besi dan mangan. Setelah beberapa bulan beroperasi, headloss-nya

mulai meningkat karena lapisan atasnya mulai kotor sehingga harus dibersihkan

dengan cara disekop (scraped ofj). Yang disekop atau dibuang hanya lapisan

atasnya sehingga biolapisnya masih ada yang tersisa dan ini akan cepat dapat

memulihkan kinerjanya. Siklus ini terus berulang sampai pada kedalaman

minimum media yang diizinkan. Semua media sekopan tadi lantas dicuci di bak

cuci pasir (sand washing place) dan setelah bersih dikembalikan lagi ke unit

Fipal.

Mekanisme cuci pasir itu pun menjadi salah satu pembedanya dengan

Fipal. Telah disebut di atas, penyisihan SS, koloid, protozoa, dan bakteri hanya

terjadi di lapisan atas Fipal sedangkan di Fipal dapat terjadi di sebagian besar

lapisan medianya. Karena laju filtrasinya lebih besar pada Fipal maka lebih besar

pula headloss-nya dan makin dalam pula penetrasi koloid dan SS-nya. Pada taraf

tertentu dari penetrasinya, media Fipal perlu dibersihkan dengan aliran ke atas.

Pada cuci-balik ini media filter diekspansi atau diangkat dengan mekanisme

scouring oleh gaya hidrolis dan abrasive scouring oleh gaya gesek antarpartikel.

Page 13: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

4. Filtered Water Storage Tank

Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank

kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.

5. Carbon Filter

Filter water mengalir lewat atas dan melewati lapisan carbon di dalam

tanki dan keluar lewat bawah. Fungsi carbon filter untuk mengikat zat-zat organik

dan sisa klorin dari filter water, karena zat-zat tersebut dapat merusak resin di unit

berikutnya. Adanya steaming (pemanasan) untuk mengaktifkan karbon aktif. Salah

satu indikasi kehilangan daya serap adalah kehilangan tekanan differensial yang

tinggi (tekanan melampaui 8 – 10 psig diatas tekanan operasi normal). Sehingga

harus dibersihkan dengan cara back wash, yaitu dengan cara membalikkan arah aliran

air. Tekanan inlet carbon filter adalah 6 kg / cm2. Tujuan dari back wash untuk

merenggangkan atau memuaikan media filter dan melepaskan serta membuang

kotoran tanki yang tertahan. Bila media carbon filter ini sudah tidak mampu lagi

menyerap klor atau zat-zat organik maka harus diganti.

Fungsi dari Carbon filter sama halnya dengan fungsi clarifier dan sand filter h

Air Limbah

Air Limbah adalah semua air bekas proses produksi (industrial waste water)

maupun kegiatan hidup manusia (grey dan black water/domestic waste).

anya saja biasanya proses carbon filter digunakan sebagai drinking water.

Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang

bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum

dibuang kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada proses pengolahan, baik

pengolahan secara biologic maupun secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa

dilakukan sebelum atau sesudah proses equalisasi.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan microorganisme pada pengolahan

secara biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH 6,5 – 8,5, karena sebagian

besar microb aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut. Proses koagulasi dan

flokulasi juga akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan pada kondisi pH netral.

Page 14: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

Perkembangan pertumbuhan industri di Indonesia dewasa ini cenderung selalu

meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin berkembangnya industri

tersebut. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya permasalahan pencemaran

lingkungan baik pencemaran air, tanah, maupun udara. Untuk ini perlu diupayakan

pelestarian lingkungan secara berkesinambungan, salah satu diantaranya adalah

mengadakan pengolahan limbah yang baik.

Sebagaimana diketahui bahwa industri-industri baja dapat menghasilkan air

limbah yang berwarna dan mengandung unsur-unsur logam. Jika limbah ini dibuang

di badan air penerima tanpa pengolahan terlebih dahulu maka akan mengakibatkan

pencemaran terhadap lingkungan dan dapat membahayakan mahkluk hidup yang ada

di dalamnya.

Penanganan pengurangan kandungan logam dalam air dapat dilakukan dengan

proses pemisahan sebagai berikut :

1. Pengendapan dan penambahan bahan kimia

2. Pemakaian bahan exchanger

Pada proses pemisahan yang pertama banyak memerlukan bahan kimia

(koagulan) dan waktu pengendapan yang lama, sedangkan kandungan logam yang

terendapkan relatif tidak banyak mengalami perubahan. Sedangkan pada proses

pemisahan yang kedua memerlukan waktu yang relatif cepat dan hasilnya baik akan

tetapi proses memerlukan peralatan kation exchanger yang mahal.

Cara-cara pengolahan logam berat Cr banyak memerlukan proses yang rumit

dengan penambahan bahan-bahan kimia tertentu. Hal ini membuat pengolahan logam

berat Cr selain membutuhkan biaya pengolahan yang tinggi, juga dapat menimbulkan

limbah baru akibat penambahan bahan-bahan kimia tertentu didalam pengolahan

tersebut.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan suatu teknik

pengolahan sederhana untuk menurunkan kadar logam berat yang diterapkan pada

industri-industri yang limbahnya mengandung logam berat. Salah satunya adalah

dengan prinsip elektrolisa. Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh suatu

Page 15: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

gambaran tentang kemungkinan digunakannya prinsip elektrolisa sebagai salah satu

alternatif pemecahan dalam menangani permasalahan air buangan yang mengandung

logam berat.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah fasilitas pengolahan air

limbah untuk mengolah air limbah industri yang dibuat oleh perusahaan industri

sehingga kualitas air limbah yang di buang ke Badan Air Penerima sesuai dengan

Baku Mutu Lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah/ Pemerintah Daerah.

Limbah yang diolah di PT. Krakatau Steel (Lumpur Aktif Tipe A) yaitu

Limbah dari proses greasing.

Pengolahan Limbah Nitrat (NO3-) dan Phosfat (PO4) pada Buangan Air

Boiler PT. Krakatau Steel.

PT. Krakatau Steel telah menggunakan Aerobic biotreatment dan aerasi akan

tetapi kandungan Nitrat dan Phosfat masih tinggi. Kemudian menambahkan dengan

menggunakan Activated Sludge untuk menurunkan kadar Nitrat dan Fosfat dengan

modifikasi chamber berliku dan gravitasi.

Secara teoritis permasalahan tersebut dapat di atasi dengan 2 cara yaitu

dengan cara striping dan dengan teknologi biologi treatment yang dikenal dengan

tahapan proses Nitrifikasi dan denitrifikasi.

Kondisi ini sangat ideal untuk system pengolahan limbah yang memakai

tecnologi yang namanya Sequencing Batch Reactor (SBR) karena tahapan proses ini

sudah memenuhi kondisi untuk terjadinya peristiwa Nitrifikasi dan denitrifikasi.

Pengolahan Limbah Cair

Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pengolahan Awal/ Pendahuluan (Preliminary Treatment)

Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada

pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan,

penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat

pengolahan air limbaH, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain.

Page 16: Water Treatment PT. Krakatau Steel Fm

2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan

partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan

flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel

lemak dan minyak akan berada di atas/ permukaan (disebut grease).

3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk

menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah.

Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended

film dan lagoon system.

4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)

Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan

organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet

5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai

dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun

amonia dari air limbah.