tugas kmb ca tulang
DESCRIPTION
jhdhcTRANSCRIPT
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN NEOPLASMA
KARSINOMA TULANG
Disusun oleh :
1. Dede Pahrian P17320312017
2. Melani Arfana P17320312039
3. Mirza Riadiani Surono P17320312041
4. Santi Listiani P173203120765
Tingkat II A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
Jl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Karsinoma Tulang. Meskipun banyak
hambatan dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini
tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima
kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian
Bogor, Maret 2013
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................................5
1. Tujuan Umum....................................................................................................................5
2. Tujuan Khusus...................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................................6
A. Definisi Carsinoma Tulang................................................................................................6
B. Etiologi..............................................................................................................................6
C. Klasifikasi..........................................................................................................................6
1. Tumor tulang benigna........................................................................................................6
2. Tumor tulang maligna.......................................................................................................7
3. Kangker tulang metastatic.................................................................................................7
D. Patofisiologi.......................................................................................................................8
E. Manifestasi Klinis..............................................................................................................8
F. Pemerikasaan Penunjang..........................................................................................................9
F. Penatalaksanaan.................................................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................11
A. Pengkajian.......................................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................................11
C. Intervensi.........................................................................................................................12
D. Evaluasi...........................................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................16
Daftar Pustaka................................................................................................................................17
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.(Price, 1962:1213)
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah
penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita
kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa
terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya
dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita
kanker per tahun.
Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455
kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus
tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor
ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari
seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang
dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika
belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5
tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang
dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera
ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat
menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25
tahun (pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa
remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang
penyebab pasti belum diketahui. (Smeltzer. 2001: 2347).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Carsinoma Tulang ?
2. Apa Etiologi dar Carsinoma Tulang ?
3. Apa saja Klasifikasi dari Carsinoma Tulang ?
4. Apa patofisiologi dari Carsinoma Tulang ?
5. Apa manifestasi klinis dari Carsinoma Tulang ?
6. Apa saja penatalaksanaan dari Carsinoma Tulang ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Carsinoma Tulang ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan
Keperawatan pada klien Carsinoma Tulang.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan
meliputi :
a. Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian pada klien dengan
Carsinoma Tulang.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Carsinoma
Tulang.
c. Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan Carsinoma
Tulang.
d. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun
untuk mengatasi masalah pada pasien Carsinoma Tulang.
e. Mampu mengevaluasi hasil akhir dari implementasi.
BAB IITINJAUAN TEORI
A. Definisi Carsinoma Tulang
Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi
jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.(Wong.2003:
595).
Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara
cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam tulang juga
timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau
dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim
pembentuk tulang. (Wong. 2003: 616)
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.(Price. 1998: 1213).
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang
paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor
ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika
pasien pertama kali berobat.(Smeltzer. 2001: 2347)
B. Etiologi
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.
b. Keturunan
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi).
d. Virus onkogenik (Smeltzer. 2001: 2347).
C. Klasifikasi
Klasifikasi Tumor Tulang terdiri dari :
1. Tumor tulang benigna
Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya
sedikit dan tidak menyebabkan kematian. Tumor tulang benigna terdiri atas :
a. Osteoma, berasal dari jaringan tulang sejati yang relative jarang terjadi,
biasanya timbul pada tulang membranosa tengkorak.
b. Chondroma, sering terjadi pada tulang panjang, misalnya pada lengan
kadang-kadang terdapat pada tulang datar seperti tulang ileum.
c. Osteohondroma, bukan neoplasma sejati, berasal dari sel-sel yang tertinggal
pada permukaan tulang, lapisan kartilago pada osteochondroma dapat
mengalami transformasi maligna setelah trauma dan dapat terjadi
chondrosarkoma.
2. Tumor tulang maligna
Tumor tulang maligna terdiri dari :
a. Osteosarkoma, berasal dari osteoblas pada metafisis tulang karena itu tumor
terlihat pada daerah pertumbuhan yang aktif terutama dibagian distal femur
bagian proksimal tibia dan hemerus.
b. Ewings sarkoma, adalah tumor ganas yang timbul dalam sumsum tulang,
pada tulang panjang umumnya femur, tibia, fibula, humerus, ulna, vertebra,
skapula.
c. Multiple myeloma secara patologi tedapat focus distrakdi tulang yang
multiple.
d. Fibrosarkoma adalah tulang yang biasanya menuju kearah ujung
korpustulang panjang terutama tulang femur dan tibia.
e. Chondro sarkoma,timbul dari ujung tulang panjang yang besar atau dari
tulang pipih seperti pelvis dan skapula.
Tumor tulang maligna sekunder yaitu berasal dari metaste tumor, misalnya tumor
payudara, bronkus, prostat dan ginjal. Contoh dari tumor maligna sekunder adalah
osteosarkoma dan osteogeniksarkoma.
3. Kangker tulang metastatic
Tumor tulang metastatik (tumor tulang sekunder) lebih sering dari tumor tulang
maligna primer. Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja bisa menginflasi tulang
dan menyebabkan destruksi tulang lokal, dengan gejala yang mirip dengan yang terjadi
pada tumor tulang primer.
Tumor yang bermetastasis ketulang paling sering adalah karsinoma ginjal, prostat,
paru-paru, payudara, ovarium dan tiroid. Tumor metastatik paling sering menyerang
kranium, vertebra, pelvis femur dan humerus.
D. Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari
jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-
sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya
pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma
yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan
jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.
Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada
pasien yang menderita penyakit paget’s. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak,
terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah
merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra
oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel
neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia,
hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas
akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat
dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal ginjal dapat
terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada pyelonephritis),
hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma ginjal)
dan thrombosis pada pena ginjal.
Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua
alasan utama, yaitu :
a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan
megakaryosit, yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang.
b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan
turut serta dalam fungsi hemostatik.
E. Pathway
Faktor Resiko, Keturunan (Hereditery),Virus Onkogenik, dan Radiasi Ion
Sel Tumor Menginvasi Jaringan Lunak
Respon Osteolitik Respon Osteoblastik (Pembentukan Tulang)
Destruksi Tulang Penimbunan Periosteum Tulang yang baru
dekat lempat lesi terjadi
Penghancuran Tulang Lokal Terjadi pertumbuhan tulang yang abortif
Osteoporosis Pembedahan Penambahan massa tulang
Fraktur
Nyeri Akut
Kerusakan Integritas Kulit Kerusakan Mobilitas Fisik Resiko Infeksi
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari karsinoma tulang adalah
a. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresifitas penyakit).
b. Akibat riwayat trauma dan atau cidera yang berkaitan dengan olahraga yang tidak
berhubungan.
c. Peningkatan kadar fosfate alkalis serum.
d. Keterbatasan gerak.
e. Kehilangan berat badan.
f. Peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
g. Lesi primer dapat mengenai semua tulang.
h. Malaise.
i. Demam.
G. Pemerikasaan Penunjang
CT Scan (Computed Tomography Scan).
MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Biopsi.
Sinar-x (foto rontgen).
Pemeriksaan Laboratoruim Darah Lengkap.
Pemindaian tulang.
Mielogram.
Arteriografi (Rasjad: 2003).
H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas
dengan metode seefektif mungkin.
Teknik Pembedahan :
a. Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara
histologis, tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang
utama.
b. Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi.
Indikasi amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang
melibatkan jaringan neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis
(terutama raktur proksimal), biopsi insisi yang tidak tepat atau mengalami
infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang luas.
c. Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal
dari jaringan disekitarnya, pegankatan seluruh serabut otot mulai dari origo
sampai insersinya dan reseksi tulang yang terkena termasuk struktur
pembuluh darah.
d. Prosedur tikhofflinbekrg, teknik pembedahan ini digunakan pada lesi
humerus bagian proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian
humerus dan klavikula.
e. Pilihan Rekonstruksi
Kriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan ekstremitas, usia, insisi
biopsi dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang dipertahankan lebih dari
fungsi alat prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan penggunaan
berbagai bahan logam maupun sintesis.
f. Kemoterapi
Kemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating kemoterapi
yang dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan
dengan tujuan untuk membasmi lesi mikrometastik.
g. Terapi Radiasi
Percobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan menggunakan
doksorubisin / sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy.
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data biografi
Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan
lain-lain yang dianggap perlu.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada ekstremitas, sering berkeringat pada malam hari, nafsu
makan berkurang dan sakit kepala.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis
tinggi.
b. Kemungkinan pernah mengalami fraktur.
c. Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal.
d. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan
dengan zat pengawet, merokok dan lain-lain
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.
5. Pemeriksaan fisik
a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena.
b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan
yang terbatas.
c. Adanya tanda-tanda inflamasi.
d. Pemeriklsaan TTV klien.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Lakukan pemeriksaan radiografi, pemindaian tulang, dan biopsi tulang.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan,
persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
berkenaan dengan kanker.
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja pera
( Doenges. 1999: 1000 ).
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak. ( Wong. 2003:
617 )
C. Intervensi
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
Tujuan : Klien mengalami pengurangan nyeri.
Kriteria Hasil :
Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan.
Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan
aktifitas hiburan sesuai indikasi situasi individu.
Intervensi :
Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri ).
Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang
diberikan.
Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik,
televise.
Meningkatkan relaksasi klien.
Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi.
Meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien
Kolaborasi :
Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri.
Mengurangi nyeri dan spasme otot ( Doenges. 1999: 1005 ).
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan,
persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.
Tujuan : Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif
dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.
Kriteria Hasil :
Pasien tampak rileks.
Melaporkan berkurangnya ansietas.
Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien
Intervensi :
Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan.
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa takut serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
Berikan lingkungan yang nyaman dimana pasien dan keluarga merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.
Membina hubungan saling percaya dan membantu pasien untuk merasa
diterima dengan kondisi apa adanya.
Pertahankan kontak sering dengan pasien dan bicara dengan menyentuh
pasien.
Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak.
Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis
Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan
atau pilihan sesuai realita. ( Doenges. 1999: 1000 )
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Tujuan : Mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.
Kriteria Hasil :
Penambahan berat badan.
Bebas tanda malnutrisi.
Nilai albumin dalam batas normal ( 3,5 – 5,5 g% )
Intervensi :
Catat asupan makanan setiap hari.
Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
Ukur tinggi, berat badan, ketebalan kulit trisep setiap hari.
Mengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
Berikan diet TKTP dan asupan cairan adekuat.
Memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat untuk
menghilangkan produk sisa.
Kolaborasi :
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
Membantu mengidentifikasi derajat malnutrisi ( Doenges. 1999: 1006 )
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja
pera ( Doenges. 1999: 1000 )
Tujuan : Mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang
tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.
Kriteria Hasil :
Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara
efektif.
Intervensi :
Diskusikan dengan orang terdekat pengaruh diagnosis dan pengobatan
terhadap kehidupan pribadi pasien dan keluarga.
Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah.
Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan tentang efek
kanker atau pengobatan.
Membantu dalam pemecahan masalah.
Pertahankan kontak mata selama interaksi dengan pasien dan keluarga dan
bicara dengan menyentuh pasien.
Menunjukkan rasa empati dan menjaga hubungan saling percaya dengan
pasien dan keluarga. ( Doenges. 1999: 1004 )
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak. ( Wong.
2003: 617 )
Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan
anggota gerak.
Kriteria Hasil :
Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak.
Mengalami peninggkatan mobilitas
Intervensi :
Lakukan pendekatan langsung dengan klien.
Meningkatkan rasa percaya dengan klien.
Diskusikan kurangnya alternatif pengobatan.
Memberikan dukungan moril kepada klien untuk menerima pembedahan.
Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin
sesuai dengan kemampuan pasien.
Membantu dalam melakukan mobilitas dan meningkatkan kemandirian
pasien.
Motivasi dan libatkan pasien dalam aktifitas bermain.
Secara tidak langgsung memberikan latihan mobilisasi ( Wong. 2003: 617)
D. Evaluasi
1. Pasien mampu mengontrol nyeri.
a. Melakukan teknik manajemen nyeri.
b. Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan.
c. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari.
2. Masukan nutrisi yang adekuat.
a. Mengalami peningkatan berat badan.
b. Menghabiskan makanan satu porsi setiap makan.
c. Tidak ada tanda – tanda kekurangan nutrisi.
3. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif.
a. Mengemukakan perasaanya dengan kata-kata.
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien.
c. Keluarga mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien.
4. Memperlihatkan konsep diri yang positif.
a. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien.
b. Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri.
5. Klien dan keluarga siap menghadapi amputasi.
BAB IVPENUTUP
Daftar PustakaSastrosudarmo,Wh.Kanker the silent killer.2011.Jakarta:Garda Media