makalah kmb kolesistitis

16
I DEFINISI Beberapa kelainan mempengaruhi sistem bilier dan mempengaruhi drainase empedu yang normal kedalam duodenum. Penyakit kandung empedu merupakan kelainan pada sisitem bilier, kelainan ini mencakup karsinoma yang menyumbat percabangan bilier (Smeltzer Bare, 2002 : 1204) Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu menyebabkan nyeri tekan, dan kekakuan pada abdomen kuadran kanan atas yang disertai dengan gejala mual serta muntah (Smeltzer Bare, 2002 : 1204) Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu baik secara akut ataupun kronik (Barbara C. Long, 1996 : 154) Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu (Kamus Kedokteran Dorlan, 1996) Cholelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukandi dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya (Syamsuhidayat. 2001) II EPIDEMIOLOGI Pada kelainan bilier tidak semua kejadian infeksi pada kandung empedu (kolesistitis) berhubungan dengan batu empedu (kolelitiasis) namun lebih dari 90% penderita kolesistitis akut menderita batu empedu.

Upload: anon810860170

Post on 05-Aug-2015

331 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

KMB

TRANSCRIPT

Page 1: makalah KMB kolesistitis

I DEFINISI

Beberapa kelainan mempengaruhi sistem bilier dan mempengaruhi drainase empedu yang normal kedalam duodenum. Penyakit kandung empedu merupakan kelainan pada sisitem bilier, kelainan ini mencakup karsinoma yang menyumbat percabangan bilier (Smeltzer Bare, 2002 : 1204)

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu menyebabkan nyeri tekan, dan kekakuan pada abdomen kuadran kanan atas yang disertai dengan gejala mual serta muntah (Smeltzer Bare, 2002 : 1204)

Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu baik secara akut ataupun kronik (Barbara C. Long, 1996 : 154)

Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu (Kamus Kedokteran Dorlan, 1996)

Cholelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukandi dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya (Syamsuhidayat. 2001)

II EPIDEMIOLOGI

Pada kelainan bilier tidak semua kejadian infeksi pada kandung empedu (kolesistitis) berhubungan dengan batu empedu (kolelitiasis) namun lebih dari 90% penderita kolesistitis akut menderita batu empedu. Akan tetapi, kebanyakan diantara 15 juta orang Amerika yang memiliki batu empedu tidak merasa nyeri dan tidak menyadari adanya batu tersebut. Batu empedu tidak lazim di jumpai pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia diatas 40 tahun. Sesudah itu, insiden kolelitiasis semakin meningkat hingga suatu tingkat yang di perkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu (Smeltzer Bare, 2002 : 1205)

Page 2: makalah KMB kolesistitis

III ANATOMI FISIOLOGI

Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang terletak pada permukaan visceral hepar, panjangnya sekitar 7 ± 10 cm. Kapasitasnya sekitar 30-50 cc. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar yang dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri.Collum dilanjutkan sebagai duktus cysticus yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis membentuk duktuskoledokus. Peritoneum mengelilingi fundus vesica fellea dengan sempurna menghubungkan corpus dan collum dengan permukaan visceral hati.Pembuluh arteri kandung empedu adalah arteri cystica, cabang arteri hepaticakanan. Vena cystica mengalirkan darah lengsung kedalam vena porta. Sejumlah arteriyang sangat kecil dan vena ± vena juga berjalan antara hati dan kandung empedu.Pembuluh limfe berjalan menuju ke nodi lymphatici cysticae yang terletak dekat collum vesica fellea. Dari sini, pembuluh limfe berjalan melalui nodi lymphatici hepaticum sepanjang perjalanan arteri hepatica menuju ke nodi lymphaticicoeliacus. Saraf yang menuju kekandung empedu berasal dari plexus coeliacus.Kandung empedu berfungsi sebagai depot penyimpanan bagi empedu. Diantara saat-saat makan ketika sfingter Oddi tertutup, empedu yang diproduksi oleh hepatosit akan memasuki kandung empedu. Selam penyimpanan, sebagian besar air dalam empedu diserap melalui dinding kandung empedu sehingga empedu lebih pekat hingga sepuluh kali dari konsentrasi saat disekresikan pertama kalinya oleh hati. Ketika makanan masuk kedalam duodenum akan terjadi kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi yang memungkinkan empedu mengalir masuk kedalam intestinum.

Page 3: makalah KMB kolesistitis

IV ETIOLOGI

Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis. Terdapat dua kolesistitis yaitu kolesistitis kalkulus, batu kandung empedu menyumbat saluran keluar empedu. Getah empedu yang tetap berada dalam kandung empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia, terjadi otolisis serta edema, dan pembuluh darah dalam kandung empedu akan terkompensi sehingga suplai vaskuler nya terganggu.sebagai konsekuensi nya dapat terjadi ganren pada kantong empedu disertai perforasi.

Kolesistitis akalkulus merupakan inflamasi kandung empedu akut tanpa adanya obstruksi oleh batu empedu. Kolesistitis akalpulus timbul sesudah tindakan bedah mayor, trauma berat atau luka bakar.kolesistits akalpulus di perkirakan terjadi akibat perubahan cairan dan elektrolit serta aliran darah regional dala sirkulasi viseral.kejadianya yang menyertai tindakan bedah mayor atau trauma mempersulit penegakan diagnosis keadaan ini.

Page 4: makalah KMB kolesistitis

V MANIFESTASI KLINIKBatu empedu bisa terjadi secara tersembunyi karna tidak menimbulkan rasanyeri dan hanya menyebabkan gejala gastrointestinal yang ringan. Batu tersebutmungkin ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan pembedahan atauevaluasi untuk gangguan yang tidak berhubungan sama sekali.Penderita penyakit kandung empedu akibat batu empedu dapat mengalamidua jenis gejala:gejala yang disebabkan oleh penyakit pada kendung empedu itusendiri dan gejala yang terjadi akibat obstruksi pada lintasan emdupedu oleh batuempedu, Gejala bisa bersifat akut atau kronis. Gangguan epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada kuadran kanan atas abdomendapat terjadi. Gangguan ini dapat terjadi setelah individu mengkonsumsi makananyg berlemak atau yang digoreng. Rasa nyeri dan kolik bilier, jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu,kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akanmenderita panas dan mungkin teraba massa padat pada abdomen. Pasien dapatmengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yangmenjalar ke punggung atau bahu kanan: rasa nyeri ini biasanya disertai denganmual dan muntah dan bertambah hebat pada dalam waktu beberapa jam sesudahmakan makanan dalam porsi besar. Pasien akan membolak balik tubuhnya dengangelisah karna tidak menemukan posisi yang nyaman baginya. Pada sebagian pasien, rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten.Serangan kolik bilier semacam ini disebabkan oleh kontraksi kandungempedu yang tidak mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Didalam keadaan distensi bagian fundus kandung empedu akan menyentuhdinding abdomen pada daerah kartilago kosta Sembilan dan sepuluh kanan.Sentuhan ini menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atasketika pasien melakukan inspirasi dalam, dam menghambat pengembangan ronggadada. Nyeri pada kolesitiasis akut dapat berlangsung sangat hebat sehinggadiperlukan preparat analgesic yang kuat seperti meperidin. Pemberian morfindiaanggap dapat meningkatkan sfasme sefingter oddi sehingga perlu dihindari. Ikterus, Ikterus dapat dijumpai diantara penderita penyakit kandung empedudengan prosentasi yang kecil dan biasanya terjadi pada obstruksi duktuskoledokus. Obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam deodonum akanmenimbulkan gejala yang khas yaistu: getah empedu yang tidak lagi dibawakedalam deodonum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuatkulit dan membrane mukosa berwana kuning. Keadaan ini sering disertai dengangejala gatal-gatal yang mencolok pada kulit.

Page 5: makalah KMB kolesistitis

Perubahan warna urine dan feses. Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akanmembuat urine berwarna sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh pigmenempedu akan tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut ³clay-colored´ Defisiensi vitamin. Obstruksi aliran empedu juga mengganggu absorbsvitamin A,D,E dan K. bila batu empedu terlepas dan tidak lagi menyumbat duktussistikus, kandung empedu akan mengalirkan isinya keluardan proses inflamasi segera meredadalam waktu yang relative singkat, jika batu empedu terusmenyumbat saluran tersebut, penyumbatan ini dapat mengakibatkan abses,nekrosisdan perforasi disertai peritonitis generalisata.

VI PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan sinar-X abdomen, menunjukan 10-15% batu empedu yang

mengalami cukup kalsifikasi untuk dapat tampak melalui periksaan sinar-X.

2. Ultrasonografi. Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat serta akurat dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus.

3. Pemeriksaan pencitraan Radionuklida atau Koleskintografi. Dalam prosedur ini preparat radioaktif disuntikkan secara intravena.

4. Kolesistografi. Kolesistografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya.

5. Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP; Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography). Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat-optik yang fleksibel kedalam esofagus hingga mencapai duodenum pars desendens. Sebuah kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus dan memungkinkan visualisassi serta evaluasi percabangan bilier.

6. Kolangiografi transhepatik perkutan. Meliputi penyuntikan bahan kontras langsung kedalam percabangan bilier.

VII PEMERIKSAAN FISIK

1) Kaji kondisi fisik pasien: adanya kelemahan hingga sangat lemah, takikardi, diaforesis, wajah pucat dan kulit berwarna kuning, perubahan warna urin dan feses.

Page 6: makalah KMB kolesistitis

2) Kaji adanya nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu kanan, mual dan muntah, gelisah dan kelelahan.

3) Integumen : Ada tidaknya oedem, sianosis, pucat, pemerahan luka

pembedahan pada abdomen sebelah kanan atas.

4) Kaji perubahan gizi-metabolik: penurunan berat badan, anoreksia,  intoleransi lemak, mual dan muntah, dispepsia, menggigil, demam, takikardi, takipnea, terabanya kandung empedu.

5) Ekstremitas : Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas karena adanya

nyeri yang hebat, juga apakah ada kelumpuhan atau kekakuan.

VIII PENATALAKSANAAN

Kolesistektomi adalah tindakan pilihan untuk pasien dengan batu empedu multipel/besar karena berulangnya pembentukan batu secara simtomatologi akut atau mencegah berulangnya pembentukan batu.

Pendekatan lain yaitu dengan kolesistektomi dini. Keadaan umum dperbaiki dan sepsis diatasi dengan pemberian antibiotik seperti yang dilakukan pada pengobatan konservatif, sambil memastikan diagnosis memperbaiki keadaan umum, dan mengatasi penyakit penyerta seperti pankreatitis. Setelah 24-48 jam, keadaan penderita umumnya lebih baik dan infeksi telah dapat diatasi. Tindak bedah dini yang dapat dilakukan dalam 72 jam pertama perawatan ini memberikan keuntungan karena mempersingkat masa rawat di rumah sakit sampai 5-7 hari, dan mempersingkat masa sakit sekitar 30 hari. (Sjamsuhidajat Jong, 2003 : 579)

Indikasi dari kolesistektomi sebagai berikut :

- Batu empedu yang menimbulkan gejala - Batu empedu yang tidak menimbulkan gejala, pada :

o Penderita diabetes melitus

o Kandung empedu tidak terlihat pada kolesistografi oral

o Diameter batu empedu lebih dari 2 cm

o Klasifikasi kandung empedu (dr. Sudjatmiko, SPB : 2002)

Page 7: makalah KMB kolesistitis

PENATALAKSANAAN KOLESISTEKTOMI

a. Preopative kolesistektomi

Dalam preoperative yang harus dipersiapkan dan diperhatikan yaitu pada laparoscopic cholecystectomy ada beberapa kontra indikasi yang menghambat jalannya pembedahan yaitu peritonitis, cholangitis, gangrene, atau perforasi kandung empedu, hipertensi portal, dan gangguan perdarahan serius. Berdasarkan hal tersebut sebelum operasi, pastikan bahwa tekanan darah klien normal.

Pemeriksaan Fisik, terfokus pada :

a) Daerah Kepala dan Leher : kaji adanya pucat, kemungkinan adanya sianosis, membran mukosa kering.

b) Daerah Dada : kaji adanya sesak nafas, suara nafas yang apbila ada kelainan menunjukan adanya penyakit penyerta pada saluran nafas

c) Daerah Abdomen : kaji region yang mengalami nyeri, kaji adanya distensi abdomen, palpasi apakah ada hati dan limpa?

d) Daerah Ekskremitas : kaji adanya edema perifer sebagai indikasi adanya gagal jantung kanan sebagai penyakit penyerta.

Pemeriksaan Laboratorium

Aktivitas dan istirahat: subyektif : kelemahan Obyektif : kelelahan

Sirkulasi : Obyektif : Takikardia, Diaphoresis

Page 8: makalah KMB kolesistitis

Eliminasi : Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat .

Makan / minum (cairan) Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi.Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. Obyektif :Kegemukan.Kehilangan berat badan (kurus).

Nyeri/ Kenyamanan :Subyektif : Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. Nyeri apigastrium setelah makan. Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit.Obyektif :Cenderung teraba lembut pada kolelitiasis, teraba otot meregang/kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukantanda marfin (+).

Respirasi :Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal,rasa tak nyaman.

Keamanan :Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus ,cenderung perdarahan (defisiensi Vit K ).

Belajar mengajar :Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderungmengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah.

Page 9: makalah KMB kolesistitis

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrosis

Rencana intervensi :1. Observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri.2. Catat respon terhadap obat nyeri.3. Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman.4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam).5. Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan).6. Kompres hangat.

Rasional :1. Membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi tentang

terjadinya perkembangannya.2. Nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan

terjadinya komplikasi.3. Posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal.4. Meningkatkan istirahat dan koping.5. Mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri.6. Dilatasi dinding empedu spasme menurun.

Diagnosa 2 : Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan kehilangan cairan dari nasogastrik, muntah, pembatasan intake, gangguan koagulasi.contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.

Rencana Intervensi : 1. Awasi tanda/gejala peningkatan mual/muntah, kram abdomen,

kelemahan, kejang, kecepatan jantung tak teratur, parestesia,depresi pernafasan.

2. Lakukan kebersihan oral dengan pencuci mulut.3. Kaji ada/tidaknya perdarahan.4. Berikan cairan IV, elektrolit dan vitamin K.5. Kaji ulang hasil pemeriksaan laboratorium.

Rasional : 1. Muntah berkepanjangan, aspirasi gaster,dan pembatasan asupan oral

dapat menimbulkan defisit natrium,kalium, dan klorida.

Page 10: makalah KMB kolesistitis

2. Menurunkan kekeringan membran mukosa,menurunkan resikoperdarahan oral.

3. Mencegah terjadinya peningkatan perdarahan.4. Mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan.5. Membantu dalam evaluasi volume sirkulasi, mengidentifikasi defisit,

dan mempengaruhi pilihan intervensi atau penggantian.

Dx 3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungandengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeriRencana intervensi :1. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuhR/ mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap hari2. Timbang BB sesuai indikasiR/ mengawali keseimbangan diet3. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransiR/ meningkatkan toleransi intake makanan4. Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makanR/ menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsumakan5. Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepatR/ berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui ruteyang paling tepat6. Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan gasR/ pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedudan nyeri7. Berikan diit rendah lemakR/ mencegah mual dan spasme8. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerakR/ menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguanpencernaan, nyeri gas9. Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransiR/ membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen10. Kolaborasi :nutrisi total

Page 11: makalah KMB kolesistitis

garam empeduDx 4: Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan denganPemasanagan drainase T Tube.Perubahan metabolisme.Pengaruh bahan kimia (empedu)Intervensi Periksa selang T dan drein insisi:yakinkan aliran bebasR: selang T dapat dimasukan dalam duktus koledokus selama 7-10 hariuntuk membuang batu yang tertahan. Drein sisi insisi digunakan untukmembuang cairan yang terkumpul dan empedu. Memperbaiki posisimencegah aliran balik empedu ke area operasi Pertahankan selang T pada penampungan tertutupR: mencegah iritasi kulit dan mempermudah pengukuran haluaran.Menurunkan resiko kontaminasi Observasi kulit sklera, urine terhadap perubahan warnaR: terjadi ikterik mengidentifikasi adanya obstruksi aliran empedu Berikan antibiotik sesuai indikasiR: perlu untuk pengobatan infeksi Awasi pemeriksaan laboratoriumR: leukositosis menunjukan adanya inflamasi

Dx 5: Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan,sehubugan dengan :Menanyakan kembali tentang informasi.Mis Interpretasi imformasi.Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.ditandai : . pernyataan yang salah.permintaan terhadap informasi.. Tidak mengikuti instruksiIntervensi Kaji ulang proses penyakit, prosedur bedahR: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuatpilihan berdasarkan informasi Tunjukan perawatan balutan/insisi dan dreinR: meningkatkan kemandirian dalam perawatan dan menurunkanresiko komplikasi Tekankan pentingnya diet rendah lemak, makan sedikit dan sering,pengenalan makanan/minuman yang mengandung lemak secsrsbertahapR: selama 6 bulan pertama setelah pembedahan, diet rendah lemakmembatasi kebutuhan terhadap empedu dan menurunkanketidaknyamanan sehubungan dengan tidak adekuatnya pencernaanlemak Informasikan pasien bahwa feces encer dapat terjadi selamabeberapa bulanR: usus memerlukan waktu untuk menyesuaikan pada rangsanganpengeluaran kontinu empedu

Page 12: makalah KMB kolesistitis

e. Evaluasi1. Nyeri berkurang2. Asupan cairan dan nutrisi adekuat.3. Mencegah/mengurangi komplikasi.4. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis danpengobatan

KMB