tugas ikgm makalah

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu danlainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehinggapenting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah

Upload: mentari-kamila

Post on 15-Jul-2016

143 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

sddvzv

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS IKGM MAKALAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh

yang tidak dapat dipisahkan satu danlainnya karena akan mempengaruhi

kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh

yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan

bentuk muka, sehinggapenting untuk menjaga kesehatan gigi sedini

mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga

di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut

adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena

prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya

belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator

kesehatan gigi masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi serta belum

berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-

faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor

pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan?

2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan gigi?

3. Apa sajakah yang termasuk ruang lingkup kesehatan lingkungan?

4. Bagaimana keterkaitan antara ruang lingkup kesehatan lingkungan

dengan kesehatan gigi?

5. Bagaimana cara pencegahannya?

Page 2: TUGAS IKGM MAKALAH

1.3. Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan

2. Mengetahui pengertian kesehatan gigi

3. Mengetahui cakupan ruang lingkup kesehatan lingkungan

4. Mengetahui keterkaitan cakupan ruang lingkup kesehatan

lingkungan dengan kesehatan gigi

5. Mengetahui cara pencegahan

Page 3: TUGAS IKGM MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan menurut WHO “Suatu keseimbangan ekologi yang

harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan

sehat dari manusia.”

2.2. Pengertian Kesehatan Gigi

Kesehatan Gigi: suwelo (1992) mengemukakan bahwa kesehatan gigi

merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan

demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan

turut berperan dalam peningkitan kualitas dan produktivitas sumber

daya manusia

Supriyatno (2004) menguatkan dalam penelitian lebih lanjut dengan

menemukan banyak penyakit yang berkaitan dengan kondisi gigi yang

bermasalah.

2.3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan gigi

merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,

pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan

kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan gigi

masyarakat. kebersihan lingkungan juga erlu dijaga pada praktek dokter

gigi karena lingkungan menjadia salah satu factor penting penularan

infeksi

Page 4: TUGAS IKGM MAKALAH

Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah yang akan mempengaruhi

kesehatan gigi masyarakat antara lain:

1. Sumber air bersih

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta

manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Bahan kimia

8. Pengendalian pencemaran udara

9. Pengendalian radiasi

10. Kesehatan kerja

11. Pengendalian kebisingan

12. Perumahan dan pemukiman

13. Aspek kesling dan transportasi udara

14. Perencanaan daerah dan perkotaan

15. Pencegahan kecelakaan

16. Rekreasi umum dan pariwisata

17. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

18. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

lingkungan.

2.4. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan yang Mempengaruhi

Kesehatan Gigi dan Mulut

2.4.1. Sumber air bersih

Page 5: TUGAS IKGM MAKALAH

Resiko atau bahaya terhadap kesehatan gigi dapat juga akibat

adanya kandungan zat atau senyawa kimia dalam air minum,

yang melebihi ambang batas konsentarsi yang diijinkan.

Adanya zat/senyawa kimia dalam air minum ini dapat terjadi

secara alami dan atau akibat kegiatan manusia misalnya oleh

limbah rumah tangga, industri dll. Beberapa zat /senyawa

kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia misalnya

logam berat, pestisida, senyawa mikro polutan hidrokarbon,

zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. Sifat

kimiawi air yang bersih mempunyai pH 7 dan oksigen terlarut

jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut universal, hampir

semua jenis zat dapat larut di dalam air kelarutan bahan bahan

kimia tersebut akan bertambah seiring dengan bertambahnya

aktivitas manusia. Abel Wolman menyatakan bahwa rumus air

adalah H2O + x, dimana x adalah zat-zat yang dihasilkan oleh air

buangan manusia selama beberapa tahun. Zat-zat kimia

tersebut seperti Arsen, Barium, Chadmium, Barium, Lead,

Mercury, Nitrate, Selenium, Silver, Sulfate, besi, Tembaga,

Chlorida, Fluor. Semua bahan kimia tersebut dapat larut dalam

air dan apabila kadarnya dalam air berlebih akan

mengakibatkan pengaruh pada rasa air tersebut selain itu juga

dapat menyebabkan penyakit salah satu penyakitnya

berhubungan dengan rongga mulut. Beberapa contoh senyawa

kimia racun yang sering ada dalam air minum adalah Fluorida

(F). Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada

dalam air pada berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi yang

lebih kecil 1,5 mg/l , sangat bermanfaat bagi kesehatan

khususnya kesehatan gigi, karena dapat mencegah kerusakan

gigi. Tetapi pada konsentrasi yang besar (lebih besar 2 mg/l),

dapat menyebabkan kerusakan gigi (fluorosis) yakni gigi

menjadi bercak-bercak. Pemaparan fluorida pada konsentrasi

yang lebih besar lagi (3 - 6 mg/l), dapat menyebabkan

Page 6: TUGAS IKGM MAKALAH

kerusakan pada struktur tulang. Oleh kerana itu,dosis fluorida

dalam air minum dibatasi maksimal 0,8 mg/l.

Selain itu, air yang tercemar dengan bahan kimia dapat

menimbulkan berbagai penyakit gigi dan mulut lainnya, seperti

penyakit periodontal, yaitu peradangan pada jaringan

pendukung gigi yang disebabkan oleh bakteri dan terdiri atas

gingivitis dan periodontitis. Penyakit periodontal ini ditandai

dengan adanya plak pada permukaan gigi kemudian berkoloni

dengan bakteri-bakteri sehingga terjadi pematangan plak, lalu

bakteri dalam plak ini akan memicu terbentukna kalkulus.

Kalkulus memiliki kandungan anorganik dan organik di

dalamnya yang tentu saja dapat disebabkan oleh makanan dan

minuman yang dikonsumsi dan masuk ke rongga mulut.

Kandungan anorganik pada kalkulus seperti tembaga, besi dan

fluor, kalsium, phospat ini juga terdapat dalam air. Kalkulus

dapat menyebabkan terjadinya penyakit gingivitis kronis,

gambaran klinis terjadinya gingivitis kronis yaitu terjadinya

kemerahan pada gingiva, edema, perdarahan pada saat

probing, pembesaran gingiva dan gingiva yang lunak. Pada

pemeriksaan radiografinya tidak terlihat adanya kerusakan

tulang.

2.4.2. Polusi udara

Secara umum terdapat 2  sumber pencemaran udara yaitu

pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources),

seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari

kegiatan manusia (aniropogenic sources), seperti yang

berasaldaritransportasi, emisipabrik, dan lain-lain. Di dunia

dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari

kegiatan manusia yaitu :

Karbon monoksida (CO),

Oksida. Sulfur (SOx),

Page 7: TUGAS IKGM MAKALAH

Nitrogen Oksida(NOx),

Partikulat, Hidrokarbon (HC)

Gas rumahKaca (CH4, CO2dan N2O)

Di Indonesia sekaranginikuranglebih 70% pencemaran

udara di sebabkan emisi kendaraan bermotor kendaraan

bermotor mengeluarkan. Zat-zatberbahaya yang dapat

menimbulkan dampak negatif.

Selain dari zat-zat pencemar udara diatas, terdapat

hidrogen sulfida (H2S) yang juga merupakan salah satu dari

gas pencemar udara. Hidrogen sulfida dilepaskan terutama

sebagai gas dan menyebar di udara. Namun, dalam

beberapa kasus, gas hydrogen sulfide berasal dari limbah

cair, fasilitas industri atau sebagai akibat dari peristiwa

alam. Ketika hidrogen sulfida dilepaskan sebagai gas di

atmosfer selama rata-rata 18 jam. Selama itu pula, hidrogen sulfida

dapat berubah menjadi sulfur dioksida dan asam sulfat. Hidrogen

sulfida larut dalam air, dan asam lemah dalam air. Tubuh

memproduksi sejumlah kecil hidrogen sulfida. Hidrogen

sulfida diproduksi oleh bakteri alami di mulut dan

merupakan komponen dari bau mulut (halitosis).

2.4.3. Makanan

Makanan merupakan salah satu yang mempengaruhi

kesehatan gigi pada masyarakat. Makanan yang baik untuk

memeliraha kesehatan gigi adala makanan yang

mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh gigi, salah

satunya adalah vitamin, yaitu vitamin A. Vitamin A berperan

sangat besar dalam proliferasi dan diferensiasi sel, sehingga

ia sangat esensial untuk reproduksi, pertumbuhan,

perkembangan tulang dan gigi, sintesis dan perawatan dari

Page 8: TUGAS IKGM MAKALAH

kesehatan sel-sel epitel dan membran, dan integritas dari

sistem imun. Sel-sel epitel adalah pertahanan awal dari

invasi bakteri dan mikro organism yang lain, tetapi tanpa

vitamin A, sel-sel epitel akan mengalami perubahan

degenerative. Karena itu vitamin A sangat penting untuk

proses epitelisasi jaringan, maka ia juga sangat penting

untuk integritas rongga mulut. Tanpa adanya vitamin A sel-

sel epitel yang menghasilkan tau mensekresi mucus akan

megalami degenerasi dan menghasilkan keratin daripada

mucus. Selain vitamin A terdapat unsur lain pada makanan

yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi yaitu, mineral.

Peran atau fingsi mineral umumnya menyusun struktur

dasar tulang dan gigi. Berikut fungsi mineral yang penting

bagi kesehatan gigi dan mulut

a. Kalsium

Membantu dalam pembentukan serta memperkuat

gigi dan tulang. Kalsium banyak terdapat pada susu,

keju, telur, dan sayuran berwarna hijau tua.

b. Fosfor

Diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat

terutama pada pembentukan dan pertumbuhan

rahang, dan pola erupsi gigi. Fosfor banyak terdapat

pada susu, keju, daging, biji-bijian, telur, dan kacang-

kacangan.

c. Magnesium

Mencegah terjadinya hipoplasia enamel dan

membantu dalam proses mineralisasi tulang dan gigi.

Magnesium banyak terdapat pada kacang kedelai,

kerang, dan gandum.

Page 9: TUGAS IKGM MAKALAH

d. Besi

Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan

gusi dan lidah serat jaringan mukosa mulut. Mineral

ini banyak terdapat pada daging, bayam, dan sayuran

berwarna hijau.

e. Flour

Mempertahankan tulang dan gigi yang kuat sehingga

mencegah tejadinya karies gigi, selain itu flour juga

berfungsi dalam menatur pH asam basa dalm rongga

mulut. Flour banyak terdapat pada teh, brokoli,

daging ayam dan air floridasi.

f. Seng

Berperan besar dalam penyembuhan luka pada

mukosa mulut. Seng banyak terdapat pada seafood,

hati, daging, dan sereal gandum.

2.4.4. Pengendalian radiasi

Radiasi dapat disebaban oleh berbagai sumber, salah

satunya adalah alat pemancar sinar X, pada radiografi.

Pelaksanaan radiografi dalam kedokteran gigi menjadi salah

satu hal yang penting untuk menegakkan diagnosa maupun

terapi radiasi.

Radiografis juga digunakan untuk menentukan anatomi gigi

dan pulpa sebelum membuat akses endodonti, untuk

menetapkan panjang saluran, memastikan penempatan

konguta perca, dan untuk mengevaluasi keberhasilan

perawatan. Selain itu, dokter mendapatkan informasi

penting menyangkut kesulitan kasus dan prognosis jangka

panjang hasil pemeriksaan radiografis sebelum memulai

Page 10: TUGAS IKGM MAKALAH

perawatan. Perencanaan pengobatan dan meminimalkan

efek samping adalah bagian penting dalam radioterapi.

Daerah yang akan diobati akan dipetakan dengan seksama

dan mesin pengobatan akan diatur sehingga sel-sel limfoma

yang terpapar dosis penuh radioterapi. Rongga mulut di

radiasi selama perawatan radiosensitiftumor maligna,

biasanya squamosa sel karsinoma. Perawatan spesiifik

merupakan pilihan untuk lesi tersebut berdasarkan

banyaknya tumor, radiosensifitas, histology, ukuran, lokasi,

invasi pada jaringan terdekat, dan durasi gejalanya. Terapi

radiasi untuk tumor maligna pada rongga mulut biasanya

diindikasikan ketika lesi tersebut radiosesitif, mengalami

perluasan, letaknya sangat dalam sehingga tidak dapat

dilakukan pembedahan.

Radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker tetapi

perawatan ini juga dapat merusak sel yang normal sehingga

menyebabkan masalah pada gigi dan jaringan lunak,

glandula saliva dan rahang.

Selain itu, radiasi pun berpengaruh pada gigi. Gigi yang telah

erupsi cenderung mengalami kerukan akibat radiasi daerah

rongga mulut, meskipun kerusakannya baru tampak setelah

beberapa tahun setelah radiasi. Manifestasi kerusakan

berupa destruksi substansi gigi yang disebut karies radiasi

dan dimulai pada servikal gigi. Lesi berupa demineralisasi

yang lebih daripada karies pada umumnya, dengan pola

melintas gigi dan menyebabkan kerusakan mahkota gigi

pada daerah servikal. Kerusakan jaringan keras gigi (email,

dentin, sementum) mengakibatkan karies gigi. Secara

radiografi daerah karies bersifat radiolusen bila

dibandingkan dengan email atau dentin. Hal ini penting bagi

pendiagnosa untuk melihat radiografi dalam situasi

pengamatan yang tepat dengan pandangan yang jelas agar

Page 11: TUGAS IKGM MAKALAH

dapat membedakan antara restorasi dan anatomi gigi yang

normal. Pada gigi terjadi dua efek radiasi yaitu efek radiasi

secara langsung dan tidak langsung.

a. Efek langsung

Efek radiasi ini terjadi paling dini dari benih gigi,

berupa gangguan kalsifikasi benih gigi, gangguan

perkembangan benih gigi dan gangguan erupsi

gigi.

b. Efek tidak langsung

Efek radiasi tidak langsung terjadi setelah

pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada

dalam rongga mulut, kemudian terkena radiasi

ionosasi, maka akan terlihat kelainan gigi

tersebut misalnya adanya karies radiasi. Biasanya

karies radiasi pada beberapa gigi bahkan seluruh

region yang terkena pancaran sinar radiasi,

keadaan ini disebut rampan karies radiasi.

Terapi radiasi memberikan hasil yang efektif pada

pengobatan kasus keganasan pada area kepala dan leher,

tetapi juga dapat menimbulkan perubahan jaringan normal

dalam rongga mulut. Radioterapi area kepala dan leher

melibatkan kelenjar saliva dalam area radiasi, sehingga

dapat mengakibatkan gangguan pada produksi saliva

tersebut. Akan tetapi kerusakan kelenjar saliva tergantung

juga oleh dosis dan lamanya paparan radioterapi.

Terganggunya fungsi kelenjar saliva tersebut akan dapat

juga mengganggu kesehatan pada gigi dan rongga mulut.

Produksi saliva akan berkurang secara cepat setelah 1

minggu menjalani radioterapi yang difraksinasi. Kerusakan

kelenjar saliva oleh radioterapi area kepala dan leher selain

Page 12: TUGAS IKGM MAKALAH

berakibat menurunnya volume saliva juga akan

meningkatkan kekentalan dari saliva, oleh sebab itu dipakai

istilah curah saliva menurun. Hasil penelitian Riana Nur

Agustin tahun 2006 menyebutkan bahwa radioterapi

daerah kepala dan leher pada dosis 1600 Rad, akan

berakibat pada berkurangnya sekresi saliva. Penurunan

sekresi saliva akan berpengaruh juga pada kandungan

protein, kandungan elektrolit, kapasitas buffer, dan

perubahan mikrofloral normal rongga mulut. Jumlah

Streptococcus mutans dan Lactobacilli akan meningkat

sehingga akan menyebabkan karies.

2.4.5. Bahan Kimia

Seiring dengan pesatnya kemajuan perindustrian, makin besar

pulalah pemakaian zat-zat kimia yang mendukung jalannya

industri tersebut. Maka dampaknya tentu saja akan terjadi

peningkatan terhadap risiko terjadinya penyakit yang disebabkan

oleh bahan kimia.

Bahan kimia yang bersifat racun ini, baik yang dihasilkan atau yang

dipakai dalam proses industri, bisa berupa gas, zat padat atau

cairan. Suatu zat kimia beracun dapat menyebabkan penyakit di

rongga mulut melalui dua cara. Pertama: secara langsung, yaitu

jika zat kimia beracun langsung masuk ke dalam rongga mulut.

Misalnya melalui makanan yang terkontaminasi atau secara tidak

sengaja termakan suatu jenis zat beracun tersebut. Kedua: secara

tidak langsung, yaitu jika zat beracun masuk melalui kulit atau

saluran nafas dan bercampur dengan aliran darah menuju ke

seluruh tubuh termasuk ke daerah rongga mulut. Cara yang kedua

adalah kemungkinan yang paling sering tejadi.

Zat-zat yang berefek samping pada kesehatan gigi dan mulut

Zat Kimia Berbahaya

Industri Pemakai atau Penghasil

Penyakit Rongga Mulut yang Ditimbulkan

Page 13: TUGAS IKGM MAKALAH

Tembaga. Nikel, besi, batu bara

Industri perunggu, semen, klise, mesin bubut, pertambangan

Pewarnaan pada gigi, pewarnaan pada gusi, pengikisan gigi yang luas, terbentuk karang gigi, gingivostomatitis, perdarahan

Seluloid, serbuk penggergajian, tembakau, tepung gandum

Industri seluloid, tekstil, tembakau, industri tepung gandum, usaha penggergajian kayu

Pewarnaan pada gigi, pewarnaan pada gusi, pengikisan gigi yang luas, terbentuk karang gigi, gingivostomatitis, perdarahan

Arsen Industri kimia penyepuhan, pemurnian logam, karet, peleburan timah, insektisida

Kematian pada tulang rahang

Bismuth Industri yang memakai bahan bismuth, industri bubuk mesiu

Gusi dan permukaan dalam mulut mengalami pewarnaan kebiru-biruan, gingivostomatitis

Khrom Industri anilin, krom fotografi, baja, karet

Kematian tulang rahang, sariawan

Fluor Industri kriolit OsteosklerosisTimbal Industri klise, insektisida, baterai,

pemurnian logam Pb, percetakan, karet

Gusi mengalami pewarnaan biru kehitam-hitaman, gingivostomatitis

Merkuri Industri senjata, baterai, cat, alat peledak, lampu merkuri, barometer, temometer

Gingivostomatitis, osteomielitis, ptialisme

Fosfor Industri penuangan kuningan, korek api, perunggu fosfor, pupuk, kembang api

Gingivostomatitis, sariawan, osteomielitis

Gula (sukrosa)Peusahaan roti, permen Karies gigiMakanan panas

Kayawan estoran Saiawan, leukoplakia

Anilin Industri anilin, batu bara, bahan peledak, cat vulkanisasi, penyamakan kulit

Bibi dan gusi menjadi berwarna biru

Benzen Oven arang batu, industri varnis, dry cleaning, vulkanisasi

Radang gusi, sariawan, bibir berwarna biru

Kresol Industi ter, karet, batu bara, pembuatan disinfektan, pekerja tempat penyulingan, pekerja bahan pembalut untuk bedah

Sariawan

Anggur Pabrik anggur Indera perasa lidah jadi bekurang

Asam-asam HCl, HF, HNO3, H2SO4

Industri pembuatan asam tersebut, penyulingan minyak, bahan peledak, galvanisasi

Perdarahan, sariawan, email dan dentin gigi larut

Page 14: TUGAS IKGM MAKALAH

Amil-asetat Industri alkohol, penyulingan, bahan peledak, shellac

Sariawan

Akrolein Industri pengasah tulang, sabun dari lemak. Linoleum, pernis

Sariawan

SO2, NH3 Industri setilen, zat warna, fotografi film, fosgen, gula, desinfektan, pabrik pendingan, perusahaan binatu (pencucian)

Sariawan

CO, CO2 Pertambangan, peleburan logam, bengkel motor

Bibir berwarna biru atau merah

Radium, sinar rontgent

Tekniker, pekerja riset, pelukis Radang gusi. Radang jaringan pendukung gigi, osteomielitis, nekrosis, mulut kering, osteosklerosis

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN KERJA

Lingkungan kerja berkaitan dengan keadaan di sekitar aktivitas

pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kesehatan tenaga kerja

sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja, sebaliknya

pengolahan lingkungan kerja yang tepat sangat bermanfaat bagi

para pekerja. Melalui pemahaman tentan proses produksi,

adannya potensi bahaya dan resiko di tempat kerja, pengelolaan

lingkungan kerja yang mendukung pemeliharaan , dan

peningkatan kesehatan tenaga kerja dapat terselenggara. Upaya

pengenalan, penilaian atau pengujian, pengendalian lingkungan

kerja sekaligus pemeriksaan kesehatan kerja, dan pemantauan

biomedik pada pekerja senantiasa perlu dilakukan sebagai

upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap kemungkinan

timbulnya gangguan kesehatan pekerja

RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

1. MASALAH AIR

Page 15: TUGAS IKGM MAKALAH

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah

udara. Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang

terbatas akan memudahkan timbulnya berbagai penyakit

kepadda masyarakat.

2. MASALAH SAMPAH

Berdasarkan zat pembentuknya sampah dibedakan menjadi

sampah organic dan sampah anorganik

3.BAHAN KIMIA

Dibagi menjadi bahan ang mudah meledak, bahan kimia mudah

terbakar , bahan kimia beracun, bahan kimia korosif, bahan

kimia oksidator,bahan kimia reaktif, bahan kimia radioaktif

4.AIR LIMBAH

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DI TEMPAT PRAKTIK

1.PENERANGAN

Penerangan di ruang praktek adalah salah satu sumber cahaya

yang menerangi benda-benda di tempat kerja. Penerangan yang

buruk dapat mengakibatan :

a. kelelahan mata

b. memperpanjang waktu kerja

c. keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala disekitar mata

d. kerusakan indera mata

e. kelelahan mental

f. menimbulkan terjadinna kecelakaan

Page 16: TUGAS IKGM MAKALAH

2. KEBISINGAN

Kebisingan adalah suara-suara yang tidak diinginkan oleh telinga kita.

Apabila kebisingan terjadi dalam ruangan, maka akan dapat

mengakibatkan gangguan pada pemdengaran, dapat mengakibatkan

penurunan daya tahan tubuh dan mental serta mengurangi kenyamanan.

Untuk menciptakan ruangan yang baik dapat dilakukan hal berikut :

1. Memasang peredam bunyi pada sumber

2. Menghalangi antaran atau transmisi bunyi

3. Menutup pendengaran

4. Lokasi ruangan di daerah yang tidak begitu ramai

5. Menanam pohon pelindung

3. GETARAN

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah

bolak balik dari kedudukan keseimbangannya. Pengaruh getaran antara

lain :

1. pengaruh getaran pada tenaga kerja menimbulkan :

Gangguan kenikmatan dalam bekerja

Mempercepat terjadinnya kelelahan

Gangguan kesehatan

2. getaran seluruh badan dapat memicu terjadinnya :

Penglihatan kabur,sakit kepala,gemetaran

Kerusakan organ dalam

3. getaran pada lengan dan tangan dapat mengakibatkan

Sakit kepala dan sakit persendian dan otot lengan

Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinnya

Terbentuk noda putih pda punggung jari / telapak tangan

4. Radiasi dan non radiasi

Page 17: TUGAS IKGM MAKALAH

Proses penegakan diagnosis pada dokter gigi telah melibatkan kontak

antara dokter gigi dan saliva pasien yang merupakan salah satu cairan

tubuh yang memiliki potensi penularan penyakit. Misalnya pengeboran

gigi, semprotan udara, dan semprotan air. Saliva dan serpihan gigi dapat

menyebabkan mekanisme penularan infeksi mellui udara.

Sumber infeksi pada praktek dokter gigi meliputi tangan,

saliva,darah, sekresi hidung dan sekresi parau. Plak, kalkulus dll

merupakan sumber infeksi. Oleh karena itu instrument dan perlengakpan

praktek harus senantiasa dijaga sterilisasi dan kebersihannya untuk

mencegah terjadi infeksi . kebersihan lingkungan juga erlu dijaga pada

praktek dokter gigi karena lingkungan menjadia salah satu factor penting

penularan infeksi

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Berbagai jenis

tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing

berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan

dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin

kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit (Himpunan Peraturan

Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Rumah Sakit, 2010).

Keberadaan rumah sakit dilihat dari aspek kesehatan lingkungan,

pada dasarnya terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik. Dalam

kesehariannya lingkungan biotik dan abiotik ini akan melakukan interaksi

baik langsung maupun tidak langsung. Atas dasar itu, di lingkungan rumah

sakit dimungkinkan terjadinya kontak antara tiga komponen (pasien,

petugas dan masyarakat) dalam lingkungan rumah sakit dan benda-

benda/alat-alat yang dipergunakan untuk proses penyembuhan, perawatan

dan pemulihan penderita. Hubungan tersebut bersifat kontak terus

Page 18: TUGAS IKGM MAKALAH

menerus yang memungkinkan terjadinya infeksi silang pasien yang

menderita penyakit tertentu kepada petugas rumah sakit dan pengunjung

rumah sakit yang sehat. Akan tetapi, juga berfungsi sebagai carrier kepada

pasien, petugas dan pengunjung (Dinata, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian Triatmodjo (1993), petugas rumah

sakit seperti dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan lain, dapat

merupakan sumber atau media transmisi/penularan kuman-kuman

patogen, disamping dapat berperan sebagai carrier bakteri tertentu, dapat

pula membawa kuman karena kontak dengan para pasien yang telah

terinfeksi sebelumnya.

Salah satu risiko di rumah sakit adalah infeksi silang. Infeksi silang

sering terjadi di rumah sakit karena kemungkinan baik pasien maupun

dokternya memang sudah membawa suatu penyakit infeksi. Infeksi silang

atau dikenal juga sebagai kontaminasi silang merupakan perpindahan

infeksi atau penyakit dari satu sumber ke sumber yang lain. Banyak

penyakit infeksi dapat ditularkan selama perawatan gigi, antara lain TBC,

sifilis, hepatitis A, B, C, AIDS, ARC, herpes dan lainnya. Alat-alat instrumen

dan perlengkapan praktek lainnya harus dijaga sterilitasnya untuk

mengurangi resiko terjadinya infeksi. Dalam melakukan upaya medis mulai

dari proses identifikasi penyakit, penegakan diagnosa, sampai dengan

melakukan perawatan, sebagian besar melibatkan tindakan yang sifatnya

invasif. Sebagai contoh, proses penegakan diagnosa saja sudah melibatkan

kontak antara dokter gigi dan saliva pasien yang merupakan salah satu

cairan tubuh yang memiliki potensi penularan penyakit. Misalnya,

pengeboran gigi, semprotan udara dan semprotan air, saliva dan serpihan

gigi dapat menyebabkan mekanisme penularan infeksi melalui udara

(Gupta, 2009 dan Saputra, 2010).

Sumber infeksi pada praktek dokter gigi meliputi tangan, saliva,

darah, sekresi hidung dan sekresi paru. Udara, air, debu, aerosol, percikan

atau tetesan, plak, kalkulus, bahan tumpatan gigi dan debris dari rongga

Page 19: TUGAS IKGM MAKALAH

mulut atau luka terbuka dapat juga menjadi sumber infeksi atau

kontaminasi. Oleh karena itu, instrumen dan perlengkapan praktek harus

senantiasa dijaga sterilitas dan kebersihannya untuk mencegah terjadinya

infeksi (Sikri,1999 dan Daniel, 2008).

Berdasarkan data indikator mutu pelayanan data yang diperoleh

dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2007

terhadap infeksi nosokomial sebesar 2,63%, terdiri atas infeksi yang

disebabkan oleh penggunaan jarum infus 1,8%, akibat tirah baring

(dekubitus) 0,2% dan angka infeksi luka operasi sebesar 0,6% dan

transfusi darah 0,03% (Sukartik, 2009).

Prosedur penatalaksanaan infeksi silang yang umum digunakan

adalah berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease

Control and Prevention (CDC). Pada awalnya, aturan ini dikenal sebagai

universal precautions. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dalam

bidang kedokteran dan kedokteran gigi, istilah universal precautions diganti

menjadi standard precautions. Standard Precautions dikembangkan dari

universal precautions dengan menggabungkan dan menambah tahapan

pencegahan yang dirancang untuk melindungi petugas kesehatan gigi dan

pasien dari patogen yang dapat menyebar melalui darah dan cairan tubuh

yang lain. Standard precautions wajib dilakukan ketika melakukan tindakan

yang melibatkan kontak dengan darah, semua cairan tubuh, sekresi,

ekskresi (kecuali keringat), kulit dengan luka terbuka dan mukosa.

Standard precautions terdiri atas beberapa elemen pencegahan dan

perlindungan. Dalam praktek kedokteran gigi, Standard Precautions

meliputi enam bagian penting yaitu : evaluasi pasien, perlindungan diri,

pemrosesan instrumen (sterilisasi), asepsis dan desinfeksi permukaan,

penggunaan alat sekali pakai dan pembuangan sampah medis (Kohn dan

Collins, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Askarian dan Assadian tahun 2009

untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap standard

Page 20: TUGAS IKGM MAKALAH

precautions di kalangan dokter gigi dan mahasiswa kepaniteraan klinik,

menunjukkan bahwa skor pengetahuan responden 6,71 ± 0,99 dari skor

maksimal 9, sikap 34,99 ± 4,47 dari 45 dan perilaku 4,97 ± 2,17 dari 9. Hal

ini menunjukkan bahwa, tingkat pengetahuan dan sikap responden

memuaskan, tetapi perilaku mereka tidak mencapai tahap yang

diharapkan. Di samping itu, dijumpai suatu hubungan linear positif antara

pengetahuan dan sikap (r=0,394, p<0,001) serta sikap dan perilaku

(r=0,317, p<0,001). Ini berarti walaupun pengetahuan responden baik

tetapi tidak berpengaruh terhadap perilaku responden.

Berdasarkan hasil penelitian Viska (2012) tentang pengetahuan,

sikap dan tindakan dokter gigi terhadap standard precaution di praktek

pribadi di kota Medan didapat hasil pengetahuan dokter gigi kategori baik

(56,67%), sikap dokter gigi baik (92%) dan tindakan dokter gigi termasuk

kategori baik (78,67%). Dari hasil ini terlihat bahwa dokter gigi yang

berpraktek di- praktek pribadi mempunyai pengetahuan, sikap dan

tindakan yang baik terhadap standard precaution ini mungkin disebabkan

dokter gigi percaya akan terkena infeksi dari pasien sehingga dokter gigi

melaksanakan standard precaution yang dianjurkan di praktek pribadi.

Hasil penelitian Navissha (2011) tentang pengetahuan, sikap dan

perilaku mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap standard precaution di

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan FKG USU Medan didapat hasil

sebanyak 48,75% mahasiswa berpengetahuan cukup, sedangkan sikap

mahasiswa tergolong baik 55% dan perilaku mahasiswa cukup (46,25%).

Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai

pentingnya mengetahui standard precaution yang mana materi tersebut

tidak diberikan di dalam perkuliahan. Perilaku mahasiswa termasuk cukup

baik hal ini mungkin disebabkan karena tidak didukung oleh ketersediaan

sarana di RSGMP FKG USU Medan, tidak adanya pengawasan dari pihak

dosen pembimbing yang mungkin disebabkan tidak adanya peraturan

tentang standard precaution di rumah sakit gigi dan mulut ini.

Page 21: TUGAS IKGM MAKALAH

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku dokter gigi untuk menerapkan

Standard Precaution yaitu pengetahuan, kepercayaan, ketersediaan sarana,

peraturan serta pengawasan rumah sakit di tiga rumah sakit yaitu Rumah

Sakit Umum Dr. Pirngadi mewakili rumah sakit pemerintah, Rumah Sakit H.

Adam Malik mewakili rumah sakit pendidikan dan rumah sakit Permata

Bunda mewakili Rumah Sakit Swasta.

2.5 Cara Pencegahan

2.5.1 Penanganan Bahan Kimia Laboratorium

Penanganan limbah meliputi perubahan karakter atau komposisi limbah

secara fisik, kimiawi, atau biologis. Tujuan penanganan ini adalah

menetralkan limbah, memulihkan energi atau sumber daya penting, atau

membuat limbah menjadi tidak berbahaya atau berkurang bahayanya.

Sebelum melakukan proses apa pun yang dapat dianggap sebagai

penanganan, pegawai laboratorium yang terlatih atau kantor kesehatan

dan keselamatan lingkungan di lembaga yang bertanggung jawab harus

bertanya kepada badan setempat atau nasional untuk mengklarifikasi

peraturan yang berlaku. Penanganan limbah skala kecil di laboratorium

tidak diperbolehkan di semua tempat. Kondisi-kondisi tertentu yang

memungkinkan dilakukannya penanganan tanpa izin biasanya meliputi

berikut ini:

Penanganan di wadah pengumpulan. larutan garam. Pikirkan

pertimbangan keselamatan,

terutama penggunaan larutan encer untuk menghindari pembentukan

panas yang cepat.

Page 22: TUGAS IKGM MAKALAH

Penanganan produk sampingan eksperimen sebelum menjadi limbah.

Penanganan produk sampingan eksperimen berdasarkan asumsi bahwa

bahan belum dianggap sampah atau ditangani seperti sampah. Jangan

lakukan penanganan seperti itu selain di lokasi dihasilkannya produk

sampingan tersebut.

2.5.2 Pengurangan Limbah Multi-bahaya

Limbah multi-bahaya adalah limbah yang menimbulkan kombinasi

bahaya

kimia, radioaktif, atau biologis. Pengelolaan limbah multi-bahaya sulit dan

kompleks. Misalnya, pembuangan limbah multi-bahaya yang meliputi

bahan kimia berbahaya dan bahan yang terkontaminasi mikroorganisme

memerlukan standar khusus untuk mencegah lepasnya bahan yang

menyebabkan infeksi ke lingkungan.

Metode pengelolaan limbah secara selamat dan aman memerlukan

komitmen dari manajemen senior untuk mengembangkan dan

mendukung program pengurangan limbah. Beberapa peningkatan

operasional sederhana bisa membantu mengurangi limbah campuran.

Misalnya, manajer laboratorium dapat

eksperimen yang direncanakan untuk menghindari kelebihan bahan yang

mungkin akhirnya akan menjadi limbah;

aktif limbah campuran dengan bahan yang kurang berbahaya.

2.5.3 Opsi Pembuangan

Laboratorium sering kali menggunakan beberapa opsi pembuangan

karena masing-masing opsi memiliki keuntungan sendiri-sendiri untuk

limbah tertentu.

Insinerasi

Insinerasi adalah metode pembuangan limbah laboratorium yang

umum.

Page 23: TUGAS IKGM MAKALAH

Insinerasi biasanya dilakukan di oven berputar pada suhu tinggi (649-

760°C). Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar bahan

organik dan secara signifikan mengurangi residu bahan yang harus

dibuang di tempat sampah. Namun, opsi ini mahal karena memerlukan

volume bahan bakar yang banyak untuk mencapai suhu yang diper-

lukan. Selain itu, beberapa bahan, seperti merkuri dan garam merkuri,

mungkin tidak dapat diinsinerasi karena peraturan dan pembatasan

kemampuan penghancurannya.

Pembuangan di Pipa Drainase

Pembuangan di sistem drainase (melewati pipa pembuangan)

dulunya

umum dilakukan, tetapi praktik ini telah sangat berubah. Banyak

fasilitas laboratorium industri dan akademik telah sepenuhnya

meniadakan pembuangan ke saluran drainase. Sebagian besar

pembuangan ke saluran drainase dikendalikan secara lokal, dan sebai-

knya konsultasikan dengan fasilitas drainase setempat untuk

mengetahui apa saja yang diperbolehkan. Pertimbangkan pembuangan

sebagian bahan limbah kimia di pipa drainase jika fasilitas drainase

memperbolehkannya.

Bahan kimia yang mungkin diizinkan untuk dibuang di pipa drainase

meliputi larutan air yang terurai secara alami dan larutan toksisitas

rendah dari zat-zat anorganik. Cairan mudah terbakar yang tercampur

air sering kali dilarang untuk dibuang di sistem drainase. Bahan kimia

bercampur air tidak boleh masuk ke saluran drainase.

Buang limbah yang tepat di saluran drainase yang mengalir ke fasilitas

drainase, tidak ke sistem pembuangan air hujan (storm drain) atau

septik (kakus). Alirkan limbah dengan air yang jumlah seratus kali lebih

banyak. Periksa secara berkala apakah saluran keluar air limbah di

laboratorium tidak melebihi batas konsentrasi.

Page 24: TUGAS IKGM MAKALAH

Pelepasan ke Atmosfer

Pelepasan uap ke atmosfer, seperti melalui saluran keluar evaporasi

atau

tudung asap yang terbuka, bukan metode pembuangan yang

diperbolehkan. Pasang perangkat perangkap yang tepat di semua alat

untuk pengoperasian yang diperkirakan akan melepaskan uap.

Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman untuk menjauhkan

uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak sebagai sarana

rutin untuk membuang limbah yang menguap. Sebagian laboratorium

memiliki unit yang berisi filter penyerap, tetapi kapasitas serapnya

terbatas. Pengaturan arah tudung asap ke perangkat perangkap biasa

bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke atmosfer.

Pembuangan Limbah yang Tidak Berbahaya

Jika aman dan diperbolehkan oleh peraturan setempat, pembuangan

sampah yang tidak berbahaya melalui cara pembuangan sampah

biasa atau saluran drainase bisa sangat mengurangi biaya

pembuangan. Namun, ada banyak risiko yang terkait dengan bahan-

bahan yang mungkin tidak dilabeli atau diuraikan secara benar.

Selain itu, peraturan setempat mungkin membatasi pembuangan

limbah di sistem perkotaan.

Periksalah peraturan dan ketentuan kewenangan manajemen limbah

padat setempat. Kembangkan daftar bahan limbah yang dapat dibuang

dengan aman

dan sah di tempat pembuangan biasa. Limbah biasa yang tidak

ditetapkan sebagai bahaya oleh aturan meliputi garam tertentu (msl,

kalium klorida, natrium karbonat), berbagai produk alami (msl, gula,

asam amino), dan bahan lembam yang digunakan di laboratorium (msl,

resin dan gel kromatografi yang tidak terkontaminasi). Di beberapa

tempat, vendor limbah berbahaya mungkin membantu pembuangan

bahan lembam.

Page 25: TUGAS IKGM MAKALAH

Pembuangan Limbah Di Luar Laboratorium

Tujuan akhir limbah mungkin fasilitas pengolahan, penyimpanan,

dan

pembuangan. Di sinilah limbah ditampung, diolah (biasanya melalui aksi

kimiawi atau insinerasi), atau langsung dibuang. Meskipun limbah telah

meninggalkan labora- torium, laboratorium tetap bertanggung jawab

atas nasib jangka panjang limbah tersebut. Laboratorium harus benar-

benar mempercayai dan mengandalkan fasilitas pembuangan, serta

pengangkut yang membawa limbah ke fasilitas.

Pembuangan Limbah Kimia Yang Perlu Diperhatikan (COC)

Akhir masa pakai bahan kimia yang perlu diperhatikan (COC) adalah

pada

saat dipakai dalam proses di laboratorium atau saat dibuang.

Kembangkan dan terapkan program pembuangan bahan kimia yang

meliputi langkah-langkah berikut ini.

1. Pastikan fasilitas atau proses pembuangan tersedia untuk COC.

2. Kembangkan prosedur yang menguraikan

o –  bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan

aman;

o –  bagaimana limbah akan dikeluarkan dari laboratorium; dan

o –  bagaimana cara pekerja laboratorium memberi tahu petugas

keselamatan dan keamanan kimia (CSSO) jika mereka memiliki bahan

yang tidak diinginkan yang akan dibuang.

3. Selalu lakukan pencatatan untuk memenuhi ketentuan peraturan

yang meliputi, setidaknya, tanggal pembuangan, jumlah yang dibuang,

dan metode pembuangan.

4. Simpan catatan pembuangan seluruhnya atau sesuai dengan

ketentuan peraturan.

Page 26: TUGAS IKGM MAKALAH
Page 27: TUGAS IKGM MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA

http://core.ac.uk/download/pdf/25486127.pdf

https://wienoorpurnama.wordpress.com/2012/05/11/sumber-polusi-air-udara-dan-

tanah-polutan-air-udara-dan-tanah-dampak-polusi-air-udara-dan-tanah/

https://www.academia.edu/9836769/

TUGAS_MATA_KULIAH_PENCEMARAN_LINGKUNGAN_DAN_KESEHATA

N_UPAYA_PENURUNAN_TINGKAT_PENCEMARAN_UDARA_POLUTAN_HI

DROGEN_SULFIDA_H2S_DI_PERKOTAAN_MENUJU_GREEN_CITY

http://dhika-akg.blogspot.co.id/2011/03/kesehatan-gigi-manfaat-gizi.html

https://www.academia.edu/10262102/

Makalah_Kegunaan_Vitamin_A_untuk_Kesehatan_Gigi_dan_Mulut

http://www.slideshare.net/ardhianiachah/kesehatan-lingkungan-dan-gigi-ppt

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuKesmas/BAB1.pdf

http://core.ac.uk/download/pdf/11735905.pdf

https://perigigiberbagi.wordpress.com/2012/06/10/efek-samping-zat-kimia-industri-

terhadap-kesehatan-gigi-dan-mulut/

Page 28: TUGAS IKGM MAKALAH

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR

ISI.......................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................1.1. Latar Belakang.....................................................................................................

1.2. Perumusan Masalah...................................................................................................

1.3. Tujuan Penyusunan Makalah......................................................................................

BAB II KAJIAN

PUSTAKA..............................................................................2.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan………………………………………………

2.2. Pengertian Kesehatan Gigi…………………………

2.3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan……………………………...................

2.4. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan yang Mempengaruhi Kesehatan

Gigi dan Mulut............................................................................................................................

2.5. Cara Pencegahan

Page 29: TUGAS IKGM MAKALAH

BAB III

PENUTUP...........................................................................................3.1. Kesimpulan..............................................................................................................

3.2 Saran…………………………………………………………………………………

DAFTAR

PUSTAKA........................................................................................

LAMPIRAN……………………………………………………