modul 1 ikgm

27
Modul 1 “Program Pendidikan Kesehatan Gigi dan Masyarakat” Kata Kunci: 1. Pendidikan kesehatan gigi 2. Pemeliharaan kesehatan gigi 3. Tidak ada peningkatan 4. Kondisi masyarakat yang sangat beragam 5. Belum ada laporan hasil kegiatan 6. Puskesmas 7. Kurangnya pengetahuan masyarakat 8. Dinas kesehatan Pertanyaan Penting: 1. Jelaskan program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat! 2. Jelaskan visi dan misi dari program pendidikan kesehatan gigi dan mulut! 3. Ruang lingkup dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut! 4. Jelaskan sasaran dari program pendidikan dan kesehatan gigi di masyarakat! 5. Jelaskan konsep perilaku masyarakat dibidang kedokteran gigi! 6. Jelaskan cara identifikasi perilaku kesehatan gigi dan mulut di masyarakat! 7. Jelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku dalam masyarakat!

Upload: nisrinaekayani

Post on 12-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ikgm

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 1 Ikgm

Modul 1 “Program Pendidikan Kesehatan Gigi dan Masyarakat”

Kata Kunci:

1. Pendidikan kesehatan gigi

2. Pemeliharaan kesehatan gigi

3. Tidak ada peningkatan

4. Kondisi masyarakat yang sangat beragam

5. Belum ada laporan hasil kegiatan

6. Puskesmas

7. Kurangnya pengetahuan masyarakat

8. Dinas kesehatan

Pertanyaan Penting:

1. Jelaskan program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat!

2. Jelaskan visi dan misi dari program pendidikan kesehatan gigi dan mulut!

3. Ruang lingkup dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut!

4. Jelaskan sasaran dari program pendidikan dan kesehatan gigi di masyarakat!

5. Jelaskan konsep perilaku masyarakat dibidang kedokteran gigi!

6. Jelaskan cara identifikasi perilaku kesehatan gigi dan mulut di masyarakat!

7. Jelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku dalam masyarakat!

8. Hal apa saja yang menjadi indicator terhadap perubahan perilaku masyarakat?

9. Jelaskan metode pendekatan untuk perubahan perilaku masyarakat!

10. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran?

11. Bagaimana teknik penyampaian informasi kesehatan gigi pada masyarakat?

12. Jelaskan bagaiamana pemeliharaan kesehatan gigi!

13. Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam penyampaian kesehatan gigi di masyarakat?

14. Apa saja hambatan dalam program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat?

15. Bagaimana cara menilai tingkat keberhasilan suatu program pendidikan kesehatan gigi

dan mulut di masyarakat?

Page 2: Modul 1 Ikgm

Jawaban Pertanyaan:

1. Pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang membantu menghasilkan

penghargaan individu maupun masyarakat akan kesehatan gigi, dan memberikan

pengertian akan cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Jadi dengan adanya

pendidikan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan gigi dan mulut pada individu ataupun

masyarakat diharapkan bertambah baik. Pendidikan ini dapat dilakukan melalui

demonstrasi secara langsung maupun program audio visual.

Beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang dikutip oleh Tarsilah (1978) antara lain:

o Menurut Tiglao, pendidikan kesehatan “bukan sekedar” memberitahukan kepada

orang- orang bagaimana caranya untuk mempertinggi kesehatan tetapi mereka

seharusnya menciptakan sesuatu keadaan untuk mendapatkan kesempatan untuk

belajar, ‘dengan dan untuk” mereka sendiri. Akibatnya mereka dapat mengubah

cara hidup yang kurang baik untuk kesehatan pribadinya untuk masyarakat

dengan cara hidup sehat.

o Nyswander mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses

perubahan manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan

perorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah sesuatu yang dapat

diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan bukan pula suatu rangkaian tata

laksana yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai, melainkan

suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis yang di

dalamnya seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru

dan prilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan.

o Menurut Stoll pendidikan kesehatan adalah hasil usaha yang dilakukan suatu

organisasi untuk belajar hidup secara sehat.

Beberapa pengertian pendidikan kesehatan gigi yang dikutip dari tarsilah. Soemantri

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktivitas yang

mempengaruhi orang- orang maupun sedemikian rupa sehingga baik kesehatan pribadi

maupun kesehatan masyarakat.

Page 3: Modul 1 Ikgm

Bastian berpendapat bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang

membantu menghasilkan penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan memberikan

pengertian akan cara- cara bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut. Jadi dengan

adanya pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini diharapkan bertambah baik. Yang

akhirnya akan diperoleh derajat kesehatan mulut yang setinggi-tingginya.

2. Visi dan Misi Pendidikan Kesehatan Gigi:

Tujuan dari edukasi kesehatan gigi dan mulut adalah untuk mempengaruhi sifat

dan sikap seorang individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut selama hidupnya

dan mencegah penyakit mulut. Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan terjadi

perubahan perilaku individu dari perilaku tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku

sehat.

Visi umum promosi kesehatan (UU Kesehatan dan WHO) yakni : Meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkaan derajat kesehatan, baik

fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun soaial.

Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang

disebut “MISI”. Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus

dilakukan untuk mencapaii visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat

dirumuskan menjadi 3 butir :

1. Advokat (Advocate)

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai

program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti

melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut

mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung

melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor

yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu

kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang

terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, peran promosi

kesehatan diperlukan.

3. Ruang lingkup pendidikan kesehatan gigi dan mulut:

Page 4: Modul 1 Ikgm

1. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu

2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.

3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

4. Agar program pendidikan kesehatan gigi lebih efektif, maka sasaran program pendidikan

kesehatan gigi tersebut dikaitkan dengan tatanan, yakni tatanan rumah tangga, tatanan

tempat kerja, tatanan institusi kesehatan, tatanan institusi pendidikan, dan tatanan

tempat-tempat umum. sementara itu, agar sasaran lebih spesifik, maka sasaran terbagi

lagi menjadi;

1) Sasaran primer

Merupakan sasaran utama dimana melalui program pendidikan kesehatan gigi

tersebut diperoleh perubahan perilaku dan manfaat yang besar. Contoh sasaran primer

yakni anggota keluarga (misalnya ibu hamil) dalam tatanan rumah tangga, siswa dan

mahasiswa dalam tatanan institusi pendidikan, karyawan dalam tatanan tempat kerja,

masyarakat umum dalam tatanan tempat-tempat umum, dan pasien/keluarga pasien dalam

tatanan institusi kesehatan.

2) Sasaran sekunder

Sasaran sekunder merupakan individu atau kelompok yang disegani oleh sasaran

primer. Melalui sasaran sekunder ini diharapkan agar dapat menyampaikan pesan-pesan

kesehatan kepada sasaran utama/primer. Contoh sasaran primer yaitu tokoh masyarakat,

tokoh agama, dan orang tua dalam tatanan rumah tangga; guru/dosen dan pengurus OSIS

dalam tatanan institusi pendidikan; manager dalam tatanan tempat kerja; karyawan dan

pengelola dalam tatanan tempat-tempat umum; dan petugas kesehatan dalam tatanan

institusi kesehatan.

3) Sasaran tersier

Yang termasuk sasaran tersier yakni para pengambil keputusan, pihak-pihak yang

berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan,

desa/kelurahan). Contoh sasaran tersier adalah ketua RT/RW dan kepala desa dalam

tatanan rumah tangga, kepala sekolah dalam tatanan institusi pendidikan, kepala daerah

dalam tatanan tempat-tempat umum, dan pimpinan/direktur, bapeda, DPRD dalam

tatanan institusi kesehatan.

Page 5: Modul 1 Ikgm

5. Perilaku kesehatan

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua

makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu

berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau

aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati

oleh pihak luar. ( Notoatmodjo, 2003).

Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner, 1938 yang dikutip

dalam Notoatmodjo,2003).

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi

dua :

a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert),

Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu

bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya

seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk

diimunisasi.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

dan minuman serta lingkungan. (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008)

Page 6: Modul 1 Ikgm

6. Di lihat dari bentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

a. Bentuk pasif

Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara

langsung bisa dilihat orang lain,misalnya berpikir,tanggapan,sikap atau

pengetahuan.

b. Bentuk aktif

Adalah apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.

Batasan perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu

perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.Perlu

dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu

orang orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan

yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara

dan meningkatkan kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau

sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini

adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau

kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati sendiri (selftreatment)

sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

Page 7: Modul 1 Ikgm

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya.Klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan antara lain:

a. Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang

untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup

antara lain :

o Menu seimbang

o Olahraga teratur

o Tidak merokok

o Tidak minum-minuman keras dan narkoba

o Istirahat yang cukup

o Mengendalikan stress

o Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b. Perilaku Sakit(illness behavior)

Mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap

sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit

dan sebagainya.

c. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)

Perilaku ini mencakup :

o Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

o Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau

penyembuhan penyakit yang layak.

o Mengetahui hak(misalnya: hak memperoleh perawatan,pelayanan

kesehatan dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya

kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan,tidak

menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.

7. Faktor-faktor yang menentukan perilaku kesehatan:

Page 8: Modul 1 Ikgm

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas

penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau resultante

antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain

perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat

luas.Sehingga membagi perilaku manusia menjadi 3 domain,ranah atau kawasan

yakni:kognitif(cognitive),afektif(affective),psikomotor(psychomotor).

Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

a. Proses adopsi perilaku

Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yakni

o Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

o Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

o Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya).

o Triall, orang telah mencoba perilaku baru.

Page 9: Modul 1 Ikgm

o Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya tehadap stimulus.

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu:

o Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat yang

paling rendah dan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.

o Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

o Applikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi yang real atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

o Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

o Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada misalnya menyusun,merencanakan, meringkas,

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.

o Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi. Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 10: Modul 1 Ikgm

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek.

a. Komponen pokok sikap

Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

o Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

o Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

o Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) (Alport,1954 yang dikutip

dalam Notoatmodjo)

b. Berbagai Tingkatan Sikap

terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai

(valuing), bertanggung jawab (responsible)

c. Praktek atau Tindakan (practice)

terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response),

mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).

Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan

banyak faktor. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok

yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi

oleh tiga faktor yaitu: faktor pembawa (predisposing faktor) didalamnya termasuk

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. faktor pendukung (enabling

faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong (reinforcing faktor) yang

terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman,

tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari periaku masyarakat.

Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi

dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan

periaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku

(Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).

Page 11: Modul 1 Ikgm

8. Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan

memerlukan waktu yang relatif lama.Secara teori perubahan perilaku atau seseorang

menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap yaitu;

1. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu

terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya.

Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat di kelompokkan menjadi;

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:

o Penyebab penyakit

o Gejala atau tanda-tanda penyakit

o Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

o Bagaimana cara penularannya

o Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya

b.Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,

meliputi:

o Jenis-jenis makanan yang bergizi

o Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya

o Penting olahraga bagi kesehatan

o Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minum keras,

narkoba dan sebagainya.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

o Manfaat air bersih

o Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan

kotoran yang sehat, dan sampah

o Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat

o Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan

sebagainya

Page 12: Modul 1 Ikgm

2. Sikap

Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian (bisa berupa

pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah

kesehatan, termasuk penyakit). Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan

juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala

atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara

pencegahan penyakit, dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara

dan cara-cara(berperilaku) hidup sehat.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

3.Praktek atau Tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang

diketahui. Inilah yang disebut praktek (practice) kesehatan atau dapat juga

dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Indikator praktek kesehatan ini

juga mencakup hal-hal tersebut di atas, yakni:

a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup:pencegahan penyakit,

mengimunisasikan anaknya, melakukan pegurasan bak mandi seminggu sekali,

menggunakan masker pada waktu kerja di tempat yang berdebu dan

penyembuhan penyakit.

b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Page 13: Modul 1 Ikgm

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain:mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok,tidak

minum-minuman keras dan narkoba,dan sebagainya.

c. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup:membuang air besar di jamban

(WC),membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk

mandi,cuci,masak dan sebagainya.

9. Metode pendidikan kesehatan gigi dan mulut:

I. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diperbaiki dan dibantu

penyelesaiannya.

3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran,

penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

b. Interview (wawancara)

1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,

untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum

maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

II. Metode pendidikan Kelompok

Page 14: Modul 1 Ikgm

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar

atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan

tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah.

2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu

ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan

biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok ;

Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan

diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi,

tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi

memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi

berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ;

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan

satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan,

tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan

tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar

dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap

anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow Balling)

Page 15: Modul 1 Ikgm

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang

5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap

mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian

tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi

dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi

seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian

dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain,

dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.

Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari

kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu

untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas,

sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai

pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana

interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation Game)

Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan

disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara

memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan

dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi

pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

III. Metode pendidikan Massa

Page 16: Modul 1 Ikgm

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya

menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

a. Ceramah umum (public speaking)

Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya

oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV

maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan

kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya

tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah

juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter

Herman Susilo” di Televisi.

d. Sinetron bertema kedokteran atau bidang kesehatan di dalam acara TV juga

merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa.

e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya

jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa.

f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya

adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke

Posyandu” atau ”Ayo Periksakan Gigi ke Puskesmas!”

10. Cara meningkatkan kesadaran dapat dilakukan dengan cara memberikan edukasi yang

menyeluruh kepada lapisan masyarakat agar dapat menjaga kesehatan terkhusus pada

kesehatan gigi dan mulut hingga masyarakat kenal dengan masalah kesehatan gigi dan

mulut dan peduli untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut.

11. - Komunikasi merupakan proses pengolahan pesan dalam bentuk lambang atau

simbol bahasa atau gerak untuk mempengaruhi perilaku kesehatan gigi orang lain.

Komunikasi merupakan suatu usaha yang sistematis untuk mempengaruhi perilaku

Page 17: Modul 1 Ikgm

kesehatan masyarakat secara positif dengan menggunakan berbagai metode komunikasi.

Dalam program pendidikan kesehatan gigi, komunikasi bertujuan untuk mengubah

perilaku kesehatan masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya,

khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

- Perilaku merupakan respon seseorang terhadap objek yang ada di sekitarnya

dalam hal ini dikaitkan dengan program kesehatan gigi dan mulut.

- Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan. Kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh berbagai macam

kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan,

(4) umpan balik. Fungsi motivasi bagi manusia adalah :

1) Sebagai motor penggerak bagi manusia

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan tujuan atau cita-cita

yang ingin dicapai.

3) Mencegah penyimpangan dari jalan yang harus ditempuh untuk

mencapaitujuan, dalam hal ini semakin jelas tujuan maka semakin jelas pula

bentanganjalan yang harus ditempuh.

4) Menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang

harusdilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa terdapat hubungan antara komunikasi,

perilaku dan motivasi. Jika komunikasi yang dilakukan antara petugas kesehatan dan

masyarakat dalam hal ini berkaitan dengan program kesehatan gigi dilakukan dengan

baik, maka akan menimbulkan suatu sikap. Sikap ini merupakan respon terhadap materi

yang diberikan dari petugas kesehatan kepada masyarat. Sikap yang ditimbulkan ada

dua, yakni baik dalam ari kata materi tersebut berpengaruh terhadap kesadaran hidup

sehat masyarakat dan tidak berpengaruh sama sekali. dalam mencapai perubahan sikap

seseorang maka diperlukan sebuah motivasi sebagai motor penggerak menuju kearah

perwujudan tujuan yang diharapkan, yakni mencapai derajat kesehatan gigi yang

setinggi-tingginya.

Page 18: Modul 1 Ikgm

12. Menjaga kebersihan diri seseorang salah satunya dapat dilakukan dengan cara menjaga

kebersihan mulutnya. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya

menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan

memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran

penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit

mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami

praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan

benar.

13.

14. Factor yang mempengaruhi kurangnya kunjungan masyarakat ke klinik adalah

kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Kesadaran

masyarakat ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku masyarakat sehari-harinya

dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

15.