ikgm v nhod

21
1 KATA PENGANTAR Maha besar Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Kegawatdaruratan Medis yang berjudul “Natural History of Disease”. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah IKGM V yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Disamping itu juga kami berterima kasih juga kepada pengelola perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang telah meminjamkan buku – buku panduan dalam menunjang proses kelancaran pembuatan makalah ini ini. Makalah ini disusun dalam rangka tugas diskusi kelompok mata kuliah IKGM V yang berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan. Segala usaha telah kami lakukan untuk pembuatan makalah ini . Namun, kami menyadari tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah.

Upload: sisca-yudistira

Post on 17-Feb-2016

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

IKGM

TRANSCRIPT

Page 1: IKGM V NHOD

1

KATA PENGANTAR

Maha besar Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyusun makalah Kegawatdaruratan Medis yang berjudul

“Natural History of Disease”. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen

pembimbing mata kuliah IKGM V yang telah memberikan arahan dalam

pembuatan makalah ini. Disamping itu juga kami berterima kasih juga kepada

pengelola perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang

telah meminjamkan buku –buku panduan dalam menunjang proses kelancaran

pembuatan makalah ini ini.

Makalah ini disusun dalam rangka tugas diskusi kelompok mata kuliah

IKGM V yang berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan. Segala usaha telah

kami lakukan untuk pembuatan makalah ini . Namun, kami  menyadari tentu

masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran dari

semua pihak demi penyempurnaan makalah. 

                                                                         

                                                                                     

Padang , November 2015

Page 2: IKGM V NHOD

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

A. Latar Belakang...........................................................................................3

B. Rumusan masalah.......................................................................................3

C. Tujuan........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

A. Riwayat alamiah penyakit (RAP)...............................................................5

B. Pola perkembangan dan spektrum penyakit...............................................7

C. Epidemiological iceberg.............................................................................8

D. Konsep tingkat pencegahan penyakit.........................................................9

E. Manfaat RAP dalam epidemiologi...........................................................10

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................12

A. Skenario....................................................................................................12

B. Terminologi..............................................................................................12

C. Gambar natural history of disease dan tahap pencegahan.......................13

BAB IVPENUTUP................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: IKGM V NHOD

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak faktor.

Studi RAP yakni Riwayat Alamiah Penyakit mempelajari bagaimana suatu

penyakit dapat timbul dan tersebar. Studi ini diduga mempunyai manfaat dalam

mengetahui bagaimana pencegahan penyakit yang seharusnya dilakukan. Jika ada

sebab pastilah ada sumbernya. Maka, pada makalah kali ini penyusun akan

menjabarkan bagaimana proses suatu penyakit terjadi, struktur kejadian seperti

masa inkubasi bahkan mencoba menerapkan level of prevention dalam

penjabarannya, agar penyakit tersebut dapat tertangani dan teratasi tanpa

mengabaikan dasar-dasar ilmu epidemiologi yang telah ada.

Telah diketahui bahwa perkembangan zaman di bidang ilmu pengetahuan

maupun teknologi membawa dampak lingkungan yang besar terhadap lingkungan,

maka dari situlah penyakit yang pada umumnya bersifat biasa saja menjadi suatu

penyakit yang lebih bersifat patogen, dan adanya transisi epidemiologi merupakan

salah satu buktinya.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan proses perkembangan penyakit secara alamiah (RAP) dan pola

perkembangan penyakit.

2. Menjelaskan masa inkubasi berbagai macam penyakit.

3. Menjelaskan Epidemiological Iceberg & Spectrum of Illness.

4. Menjelaskan konsep tingkat pencegahan penyakit (level of Prevention).

5. Menjelaskan manfaat RAP dalam epidemiologi

Page 4: IKGM V NHOD

4

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana kaitan Riwayat Alamiah Penyakit dengan masa

inkubasi berbagai macam penyakit untuk mengetahui konsep pencegahannya

menurut ilmu epidemiologi.

Page 5: IKGM V NHOD

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History of Disease) adalah perkembangan

suatu penyakit tanpa adanya campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya

sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.

Pembagian RAP

Pada umumnya secara umum RAP dibagi menjadi 3 tahap, yakni tahap

patogenesis, pre-patogenesis (masa inkubasi, penyakit dini dan penyakit lanjut),

dan tahap pasca patogenesis (penyakit akhir). Pada pembahasan kali ini, saya akan

membahasnya secara rinci riwayat alamiah suatu penyakit, agar mudah

menghafal, maka kita golongkan RAP dalam 5 tahap :

1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)

Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi

interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar

tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum

ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat

dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.

2. Tahap inkubasi (Stage Of Presymtomatic Disease)

Page 6: IKGM V NHOD

6

Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala

penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang

berbeda. Masa inkubasi adalah tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke

dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala

penyakit. Misalnya seperti kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya

kanker paru, AIDS dll. Berikut informasi tentang masa inkubasi berbagai macam

penyakit:

3. Tahap penyakit dini (Stage of Clinical Disease)

Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini

penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas

sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak,

bisa bertambah parah. Hal ini tergantung daya tahan tubuh manusia itu sendiri,

seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).

4. Tahap penyakit lanjut

Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertangani

serta tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini,

maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak

sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan

dan pengobatan yang intensif.

5. Tahap penyakit akhir

Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :

a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi

seperti keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)

b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi

kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun

sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-

organ tubuh penjamu.

c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala

penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat

Page 7: IKGM V NHOD

7

bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu

menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya

membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang

lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit

(human reservoir)

d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-

gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat

maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan

sakit.

e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat

diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu

meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

B. Pola Perkembangan  dan Spektrum Penyakit

Spektrum penyakit adalah berbagai variasi tingkatan simptom dan gejala penyakit

menurut intensitas infeksi atau penyakit pada penderitanya, dari yang ringan,

sedang sampai yang berat dengan komplikasi pada organ-organ vital.

Intensitas infeksi dan derajat penyakit bergantung kepada:

1. Agent – jenis kuman, jumlah kuman, kualitas (virulensi kuman,

toksisitas), kemampuan biologis, dsb.

2. Host manusia – umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis (hormonal),  daya

tahan tubuh, genetik, faktor gizi, lingkungan yang melemahkan, dsb

Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai pada jatuh sakitnya

seseorang, tetapi cenderung untuk menyebar. Beberapa komponen dalam proses

terinfeksinya penyakit ialah sebagai berikut:

1. Agent

2. Reservoir

3. Portals of entry and exit

Page 8: IKGM V NHOD

8

4. Mode of transmission

5. Immunity

Dalam proses perjalanan penyakit, perpindahan agen dari pejamu ke reservoir atau

sebaliknya, harus melalui pintu masuk tertentu (portal of entry) calon penderita

baru dan kemudian untuk berpindah ke penderita baru lainnya, kuman akan

melalui pintu keluar (portal of exit).

Portal of entry/portal of exit, ialah:

Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya dijumpai pada beberapa

penyakit mata tertentu.

Melalui saluran nafas (hidung & tenggorokan): melalui droplet sewaktu

reservoir/ penderita bicara, bersin, atau batuk atau melalui udara

pernapasan.

Melalui Pencernaan: baik bersama ludah, muntah maupun bersama tinja.

Melalui saluran urogenitalia: biasanya bersama-sama dengan urine atau zat

lain yang keluar melalui saluran tersebut.

Melalui lukapada kulit ataupun mukosa.

Secara mekanik: seperti suntikan atau gigitan pada beberapa penyakit

tertentu.

Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan

potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu lingkaran perjalanan khusus atau

suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan (Mode of Transmission). Secara

garis besarnya, jalur penularan (Mode of Transimission) dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

1. Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi secara langsung dari

penderita atau reservoir, ke pejamu potensial yang baru, sedangkan,

Page 9: IKGM V NHOD

9

2. Penularan tidak langsung: adalah penularan yang terjadi melalui media

tertentu; seperti media udara (air borne), melalui benda tertentu (vechicle

borne), dan melalui vektor (vector borne).

C. Epidemiological Iceberg

Fenomena gunung es (iceberg phenomenon) merupakan sebuah metafora

(perumpamaan) yang menekankan bahwa bagian yang tak terlihat dari gunung es

jauh lebih besar daripada bagian yang terlihat di atas air. Artinya, pada

kebanyakan masalah kesehatan populasi, jumlah kasus penyakit yang belum

diketahui jauh lebih banyak daripada jumlah kasus penyakit yang telah diketahui.

Fenomena gunung es menghalangi penilaian yang tepat tentang besarnya beban

penyakit (disease burden) dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang

sesungguhnya, serta pemilihan kasus yang representatif untuk suatu studi.

Mempelajari hanya sebagian dari kasus penyakit yang diketahui memberikan

gambaran yang tidak akurat tentang sifat dan kausa penyakit tersebut. (Morris,

1975; Duncan, 1987, dikutip Wikipedia, 2010).

D. Konsep Tingkat Pencegahan Penyakit (Level of Prevention)

Konsep tingkat pencegahan penyakit ialah mengambil tindakan terlebih dahulu

sebelum kejadian dengan menggunakan langkah‐langkah yang didasarkan pada

data/ keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.

Tingkatan pencegahan penyakit:

1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi

kesehatan dan pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab,

lingkungan & pejamu. Langkah pencegahaan di faktor penyebab misalnya,

menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi,

penyemprotan insektisida) agar memutus rantai penularan. Langkah

pencegahan di faktor lingkungan misalnya, perbaikan lingkungan fisik agar

air, sanitasi lingkungan & perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di

Page 10: IKGM V NHOD

10

faktor pejamu misalnya perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian

imunisasi.

2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) seperti diagnosis dini

serta pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita / seseorang yang

dianggap menderita (suspect) & terancam menderita. Tujuannya adalah untuk

diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya

wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi).

Beberapa usaha pencegahannya ialah seperti pencarian penderita, pemberian

chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu).

3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) seperti pencegahan

terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu.

Tujuannya ialah mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah

parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi

fisik/ medis, mental/ psikologis & sosial

E. Manfaat RAP dalam epidemiologi

Studi tentang RAP merupakan bagian dari studi epidemiologi, dikarenakan

terdapat:

1. Studi etiologi — menemukan penyebab

2. Studi prognostik — mempelajari faktor risiko dan perkiraan akhir penyakit

3. Studi intervensi — mengetahui effectiveness , dan efficiency program

pemberantasan dan pencegahan penyakit.

Dari RAP diperoleh beberapa informasi penting:

Masa inkubasi atau masa latent.

Kelengkapan keluhan (symptom) sebagai bahan onformasi dama

menegakkan diagnosis

Lama dan beratnya keluhan yang dialami oleh penderita kejadian penyakit

menurut musim (season) kapan penyakit itu lebih frekuen kejadiannya

Page 11: IKGM V NHOD

11

Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat dengan

mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit.

Untuk diagnostik: masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman

penentuan jenis penyakit.

Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi

untuk pencegahan penyakit.

Untuk pencegahan: dengan mengetahui kuman patogen penyebab dan

rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah ditemukan titik potong

yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.

Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya diarahkan pada fase paling

awal. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.

Keterlambatan diagnosis akan berkaitan dengan keterlambatan terapi.

Page 12: IKGM V NHOD

12

BAB III

PEMBAHASAN

A. Skenario

Seorang anak laki-laki berumur 6 tahun datang kedokter gigi bersama orang

tuanya dengan keluhan gigi belakang kiri bawah sakit berdenyut. Sakit dirasakan

secara tiba-tiba dan bertahan lama. Dari pemeriksaan IO terlihat abses stadium 3

pada regio gigi 85. Dokter gigi melakukan buka atap pulpa dan pemberian obat

sterilisasi. Pasien diminta untuk datang kembali setelah 3 hari. Namun setelah

kunjungan tersebut pasien tidak kembali ke dokter gigi. Beberapa bulan

setelahnya pasien datang dengan keluhan pada gigi yang sama. Namun saat ini

gigi tersebut telah mengalami kerusakan yang luas hingga tidak mungkin di

restorasi. Dokter gigi kemudian memutuskan untuk mencabut gigi tersebut dan

dibuatkan space maintainer

B. Terminologi

1. Intra oral: pemeriksaan dari bagian rongga mulut yang meliputi mukosa

( bibir, mulut, palatum, ginggiva), gigi dan lidah

Page 13: IKGM V NHOD

13

2. Abses : Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai

nanah, di suatu tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan

tubuh terhadap benda asing.

3. Obat sterilisasi: sebagai agen antimikroba pada pulpa dan periapikal,

penetralan sisa-sisa debris pada saluran akar

4. Restorasi: Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur

anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi

dan erosi

5. Space maintainer: Space maintainer digunakan untuk mempertahankan ruang

bekas pencabutan

C. Gambar Natural History Of Disease dan tahap pencegahan

Clinical disease

Clinical horizon

Inapperent or

subclinical

Stage of disease susceptibility presymptomatic Clinical diseaseDisability or

recory

Tissue changes

White spot atau

pit fissure

dalam

Karies email,

karies dentin,

Karies pulpa,

abses,

Missing

Level of

prevention

Primer Second Second Tersier

Modes of

intervention

Health

promotion dan

specific

Early diagnosis

and prompt

treatment:

Disability

limitation:

(Pulpotomi,

Space

mantainer

Sembuh cacat

Page 14: IKGM V NHOD

14

protection:

(topikal flour ,

pit fissure

sealent dan

DHE)

(Restorasi RK/

GIC, pulp

caping)

pulpektomi,

ekstraksi)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi RAP merupakan bagian dari ilmu epidemiologi. RAP atau Riwayat

Alamiah Penyakit menjelaskan bagaimana suatu penyakit dapat terinfeksi dan

tersebar dalam tubuh manusia, dengan adanya masa inkubasi yang berbeda dari

berbagai macam penyakit maka kita dapat memprediksi pencegahan penyakit

tersebut agar tidak terlampau parah dan tersebar luas. Memperhatikan beberapa

faktor baik faktor penyebab dan risiko maka kami penyusun melihat adanya

hubungan sebab akibat yang terjadi di antara keduanya. Kita dapat melakukan

tahap pencegahan penyakit atau level of prevention jika kita mengetahui dengan

Page 15: IKGM V NHOD

15

jelas bagaimana riwayat suatu penyakit tercebut dapat terjadi, dan kita bisa

mengetahui teknik atau pengobatan apa yang sesuai bagi penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan mn. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

2. Gerstman. 2003. Epidemiology Kept Simple. California: Willey Liss.

3. Juwono, Sugeng. Riwayat Alamiah, Spektrum, Rantai Infeksi dan Kejadian

Epidemik Penyakit. 2011

4. Lalusu, Yusnita Erni. Pengantar epidemiologi. 2011

5. 5. Murti, Bisma. Modul Perkuliahan Fakultas Kedoketran  UNS.

Page 16: IKGM V NHOD

16