kel.14 isi tm ikgm 1 2011

40
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Derajat kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu sama lain mulai dari lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan hingga genetika yang ada di masyarakat. ( Sitinjak, 2011 ) Di Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, masalah kesehatan sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu, keadaan gizi yang tidak baik dan masalah penyakit infeksi. Pada umumnya angka kematian bayi di negara berkembang disebabkan oleh dua hal tersebut. Akan tetapi banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa keadaan gizi yang buruk lebih merupakan penyebab kematian pada bayi dan balita. Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama penyakit diare. Diare dapat dengan cepat menurun tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu (ASI) ataupun

Upload: haura-nadya-amalia

Post on 30-Dec-2014

34 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PBL Ikgm 1 FKG UA 2011

TRANSCRIPT

Page 1: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia yang harus diperhatikan untuk

kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Derajat kesehatan

masyarakat sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu

sama lain mulai dari lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan

hingga genetika yang ada di masyarakat. ( Sitinjak, 2011 )

Di Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, masalah

kesehatan sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu, keadaan gizi yang

tidak baik dan masalah penyakit infeksi. Pada umumnya angka kematian bayi di

negara berkembang disebabkan oleh dua hal tersebut. Akan tetapi banyak ahli

kesehatan berpendapat bahwa keadaan gizi yang buruk lebih merupakan penyebab

kematian pada bayi dan balita. Anak yang menderita kurang gizi mempunyai

kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama

penyakit diare. Diare dapat dengan cepat menurun tingkat gizi anak, karena

kebiasaan ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu (ASI)

ataupun makanan lain semasa anak masih diare hal ini akan memperburuk gizi

anak. ( Ishak, 2011 )

Penyakit diare adalah penyakit yang paling sering terjadi pada anak balita

dengan disertai muntah dan mencret, penyakit diare apabila tidak segera diberi

pertolongan pada anak dapat mengakibatkan dehidrasi. Untuk pertolongan

pertama pada anak yang menderita diare dengan dehidrasi harus mendapatkan

cairan pengganti baik itu berasal dari oralit maupun dari cairan infus. Penyakit

diare ini sering menyebabkan wabah yang dapat membahayakan bagi anak-anak

dan orang yang bertempat tinggal di daerah yang sarana air bersihnya kurang

memenuhi syarat kesehatan.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan lingkungan

hidup dapat mempengaruhi pola penyakit di masyarakat. Pola penyakit itu

Page 2: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

2

mungkin dapat menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Untuk mencegah wabah penyakit itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak

yang berwenang dalam masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya perbaikan

kesehatan dlakukan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan serta

pemulihan. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan peningkatan

pengetahuan masyarakat dengan kesadaran untuk menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas dan puskesmas pembantu dalam

memeriksakan kesehatan dirinya sendiri maupun anggota keluarganya.

Penyakit diare dapat bersumber pada penyakit menular yang disebarkan

oleh air (water borne disease.) Penyakit ini hanya dapat menyebar apabila

mikroba penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan oleh masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat

menyebar lewat air banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri, protozopa dan

metazoa.

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia

terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus

terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian

besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di Indonesia, diare masih merupakan

salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih

tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi

dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Harianto, 2004).

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan menurut

Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986 ternyata diare termasuk dalam 8 penyakit

utama di Indonesia (Budiarso, 1986). Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai

400 kejadian tiap 1000 penduduk setiap tahun. Sebagian besar (70%-80%)

penderita adalah anak balita dan 1%-2% dari penderita akan jatuh ke dalam

dehidrasi dan bila tidak ditolong akan meninggal. Tercatat 300.000 - 500.000 anak

balita yang meninggal akibat diare (Gertruida, 1990; Winardi, 1981).

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi

buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan

konsistensi tinja penderita (Sutanto, 1984; Winardi, 1981). Dikenal diare akut

Page 3: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

3

yang timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari dan diare kronis yang

berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari yang disebabkan

oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya (Winardi, 1981).

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih

lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir

dari Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit

pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang

paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya

penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor resiko yang

sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sanitasi,

jamban, saluran pembuangan air limbah, kualitas bakteriologis air, dan kondisi

rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk

menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk (Harianto, 2004).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Diare?

2. Bagaimana epidemiologi penyakit Diare?

3. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan penyakit Diare?

4. Bagaimana gejala dan mekanisme terjadinya Penyakit Diare?

5. Apa saja yang termasuk dalam dampak penyakit Diare?

6. Apa yang harus dilakukan dalam mencegah dan mengobati penyakit

Diare?

1.3. Tujuan

Tugas yang berupa makalah ilmiah ini bertujuan untuk :

1. Memenuhi syarat tugas kelompok Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Gigi

Masyarakat 1 sebagai salah satu komponen penilaian pada semester 1 di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya.

Page 4: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

4

2. Melatih agar mahasiswa terbiasa dengan atmosfer untuk membuat

makalah yang bersifat ilmiah dan terbiasa bersikap kritis terhadap kondisi

lingkungan dan kesehatan di sekitarnya.

3. Mengetahui definisi Penyakit Diare, Epidemiologi Penyakit Diare dan cara

mengatasi penyakit tersebut.

4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya penyakit Diare, gejala dan

mekanisme penyakit Diare, dampaknya juga solusi dari penyakit tersebut.

5. Selain itu, karya tulis ini juga bertujuan agar mahasiswa mengetahui hal –

hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Diare di

masyarakat.

1.4. Manfaat

Tugas berupa makalah ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

yaitu :

1. Sebagai sumber informasi bagi para generasi penerus bangsa agar tetap

mengetahui penyebaran penyakit Diare, faktor penyebab serta cara untuk

mengatasinya.

2. Sebagai bahan pembelajaran dan pembahasan tentang seluk – beluk

mekanisme terjadinya penyakit Diare sebagai salah satu masalah kesehatan

yang terjadi di masyarakat melalui makalah ilmiah bagi mahasiswa di

masa yang akan datang.

Page 5: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Penyakit Diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dalam bentuk tinja yang

encer atau cair.

Kotoran mengandung apa yang tersisa setelah sistem pencernaan

menyerap nutrisi dan cairan dari apa yang dimakan dan diminum. Jika tubuh tidak

menyerap cairan, atau jika sistem pencernaan memproduksi cairan tambahan, tinja

akan lembek dan berair. Feses mengandung lebih banyak air, garam, dan mineral

dan berat lebih dari kotoran padat.

Diare yang berlangsung dalam waktu singkat disebut diare akut. Diare

akut adalah masalah umum dan biasanya berlangsung hanya 1 atau 2 hari, tetapi

dapat bertahan lebih lama. Diare yang berlangsung selama minimal 4 minggu

disebut diare kronis. Gejala diare kronis mungkin terus-menerus atau bisa datang

dan pergi.

BAB III

Page 6: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

6

PEMBAHASAN

3.1. Epidemiologi Penyakit Diare

Pada tahun 2000, penyakit diare mengklaim sebuah 1,4-2,5 juta taksiran,

penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak - anak di

negara berkembang. Kedua insiden dan risiko kematian dari penyakit diare yang

terbesar di antara anak-anak muda dari usia 1 tahun, dan setelah itu terjadi tingkat

penurunan bertahap. Konsekuensi langsung lainnya dari diare pada anak-anak

termasuk gizi buruk, pertumbuhan berkurang, dan perkembangan kognitif

terganggu pada negara terbatas sumber daya. Di negara - negara industri, relatif

sedikit pasien meninggal akibat diare, tapi tetap menjadi penyebab penting

morbiditas dan menimbulkan substansial biaya perawatan kesehatan

Tabel 1. Epidemiologi dari penyakit diare akut: Negara Maju Vs Negara

Berkembang

Tiap Tahun Perkiraan kejadian diare akutRawat

InapKematian

Amerika Serikat

375 ribu — 1.4 juta kejadian

per orang per tahun900.000 6.000

> 1.5 juta anak rawat jalan200.000

anak300 anak

Seluruh Dunia 1.5 milyar kejadian

1.5 – 2 juta

anak < 5

tahun

Di Negara Berkembang, anak

usia <3 tahun punya 3 kejadian

per tahun

Selama tiga dekade terakhir, faktor - faktor seperti distribusi luas dan

penggunaan solusi rehidrasi oral (oralit), tingkat peningkatan menyusui, gizi

membaik, sanitasi yang lebih baik dan kebersihan, dan cakupan imunisasi campak

peningkatan telah memberikan kontribusi untuk penurunan konsisten dalam

mortalitas tingkat di negara berkembang (Tabel 2).

Page 7: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

7

Tabel 2. Perkiraan Kematian Dari Penyakit Diare pada Anak di Negara

Berkembang

Publikasi/Jurnal

Tahun

Esti-

masi

Tahun

Publika

si

Kematia

n Per

Tahun (×

1 Juta)

Kosek M, Bern C, Guerrant RL. The global

burden of diarrhoeal disease, as estimated from

studies published between 1992 and 2000. Bull

World Health Organ 2003;81:197–204.

2000 2003 2.1 – 4.7

Parashar U, Hummelman E, Bresee J, et al.

Global illness and deaths caused by rotavirus

disease in children. Emerg Infect Dis

2003;9:565–72.

2000 2003 1.7 – 3.0

World Health Organization. Global burden of

disease estimates 2001. Geneva: WHO, 2002.

Murray C, Lopez A, Mathers C, et al. The

Global Burden of Disease 2000 project: aims,

methods, and data sources. Geneva: World

Health Organization, 2001.

2001 2002 1.4

World Health Organization. World health

report 2003: shaping the future. Geneva: World

Health Organization, 2003.

2002 2003 1.6

Morbiditas akibat diare tetap relatif konstan selama dua dekade terakhir,

dengan masing-masing anak di bawah usia 5 tahun mengalami rata-rata tiga

episode tahunan. ORS dan perbaikan gizi mungkin memiliki dampak yang lebih

besar pada tingkat kematian dari kejadian diare (Gambar 1). Intervensi seperti

menyusui dan sanitasi yang baik diharapkan untuk mempengaruhi mortalitas dan

morbiditas secara bersamaan.

Page 8: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

8

Gambar. 1 Invers hubungan antara tingkat cakupan larutan rehidrasi

penggunaan oral (ORS) dan tingkat kematian akibat diare di berbagai

negara.

3.2. Faktor – Faktor yang Dapat Menyebabkan Penyakit Diare

Mungkin akan sulit untuk mengetahui apa yang menyebabkan penyakit

diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Hal ini dapat juga

disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna susu produk ( intoleransi pada

laktosa ), masalah dengan pankreas atau stres emosional. Bakteri, parasit, jamur

atau virus juga dapat menyebabkan infeksi. Diare akut biasanya disebabkan oleh

infeksi, bakteri, virus atau parasit. Sedangkan, diare kronis biasanya berhubungan

dengan gangguan fungsional seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit usus

seperti penyakit Crohn.

Penyebab paling umum dari diare adalah sebagai berikut :

• Infeksi bakteri. Beberapa jenis bakteri yang dikonsumsi melalui makanan

terkontaminasi atau air dapat menyebabkan diare. Penyebab umum meliputi

Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli (E.coli).

• Infeksi virus. Banyak virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, norovirus,

cytomegalovirus, virus herpes simpleks, dan virus hepatitis. Infeksi rotavirus

adalah dengan penyebab paling umum dari diare akut pada anak-anak. Diare

rotavirus biasanya sembuh dalam 3 sampai 7 hari tetapi dapat menyebabkan

masalah mencerna laktosa untuk sampai satu bulan atau lebih.

• Parasit. Parasit cryptosporidium atau microsporidium biasanya menyebabkan

diare pada banyak orang dengan HIV. Penggunaan kombinasi terapi antiretroviral

Page 9: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

9

sangat membantu mengurangi tingkat masalah ini. Parasit dapat memasuki tubuh

melalui makanan atau air dan menetap dalam sistem pencernaan. Parasit yang

menyebabkan diare termasuk Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan

Cryptosporidium.

• Gangguan Usus Fungsional. Diare dapat menjadi gejala dari sindrom iritasi

usus besar.

• Penyakit Usus. Radang usus, kolitis ulserativa, penyakit Crohn, dan penyakit

celiac sering menyebabkan diare.

• Intoleransi dan Kepekaan Terhadap Makanan. Beberapa orang mengalami

kesulitan mencerna bahan tertentu, seperti laktosa, gula yang ditemukan dalam

produk susu dan susu. Beberapa orang mungkin memiliki diare jika mereka

makan jenis tertentu pengganti gula dalam jumlah berlebihan.

• Reaksi terhadap obat - obatan. Obat kanker, dan antasida yang mengandung

magnesium semua bisa menyebabkan diare. Minum antibiotik dapat membunuh

bakteri “baik” dalam usus dan juga dapat menyebabkan diare.

• Obat antiretroviral. Ini dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku

dengan nelfinavir (Viracept), ritonavir (ritonavir), Kaletra (Lopinavir plus

ritonavir), ddI (Videx), foskarnet (Foscavir), tipranavir (Aptivus) dan interferon

alfa (Roferon atau Intron).

Beberapa orang terkena diare setelah operasi perut, yang dapat

menyebabkan makanan bergerak melalui sistem pencernaan lebih cepat.

Orang yang mengunjungi negara - negara asing tertentu beresiko untuk

diare, yang disebabkan oleh makan makanan atau air minum yang tercemar

dengan bakteri, virus, atau parasit. Diare bisa menjadi masalah bagi orang-

orang bepergian ke negara-negara berkembang di Afrika, Asia, Amerika Latin,

dan Karibia. Pengunjung ke Kanada, sebagian besar negara Eropa, Jepang,

Australia, dan New Zealand tidak menghadapi risiko tinggi untuk diare.

Page 10: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

10

3.3. Mekanisme Tercemarnya Lingkungan

3.3.1. Pencemaran Air Minum

Resiko kesehatan berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahaya langsung dang bahaya tidak langsung.

Bahaya langsung dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang kurang higienis baik

diminum secara langsung atau melalui makanan. Sedangkan bahaya tidak

langsung dapat terjadi akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana produk-

produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat berbahaya.

Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau zat

kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya ataupun saat pengaliran air olahan

dari pusat pengolahan ke konsumen. Negara berkembang seperti Indonesia sering

melakukan berbagai kegiatan seperti mencuci pakaian, membuang tinja di sungai,

kolam (situ), danau dan kanal. Sehingga, air menjadi tercemar oleh virus, patogen,

serta parasit lainnya.

Di samping hal tersebut di atas, resiko kesehatan juga dapat diakibatkan

oleh polusi senyawa kimia dengan gejala yang tidak spesifik dan sulit di deteksi.

Misalnya, senyawa trihalomethan (THMs) atau senyawa khlorophenol yang dapat

terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi pada proses pengolahan air minum.

3.3.2. Penyakit yang Berhubungan dengan Air

Pencemaran air minum oleh air limbah dan/atau kotoran manusia (tinja),

yang mengandung organisme, virus, bakteria patogen dan sebagainya dapat

menyebar keseluruh sistem jaringan air minum tersebut dengan cepat.

Beberapa ciri khusus penyebab penyakit – penyakit tersebut yaitu proses

penularan yang pada umumnya melalui mulut ; terjadi di daerah yang pelayanan

airnya tercemar. Orang yang terkena penyakit ini tidak pandang bulu ( suku,

umur, atau jenis kelamin). Menurut penelitian bakteri patogen yang ada dalam air

adalah bakteri coli yang disebabkan oleh pencemaran tinja. Beberapa penyakit

yang berhubungan dengan air :

a. Disentri (Dysentry)

Penyebabnya adalah bakteri jenis dysenteri baccilus, waktu inkubasinya 1-

7 hari, biasanya 4 hari atau kurang. Gejala penyakit : timbul bisul pada

Page 11: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

11

selaput lendir, mencret, demam, rasa mual, muntah serta berak berdarah.

Penularannya dapat terjadi melalui makanan, minuman ataupun kontak

dengan orang.

b. Thypus dan Paratyphus

Penyebabnya adalah jenis baccilus typhus dan paratypus. Waktu

inkubasinya antara 1 hingga 3 minggu. Gejala : badan lemas, pusing,

hilang nafsu makan serta demam. Pada penderita serius, timbul gejala

pendarahan pada usus. Paratyphus juga memiliki gejala yang sama, hanya

lebih lunak. Penularan terjadi melalui penderita itu sendiri atau carriernya,

dapat pula terjadi karena infeksi bakteria yang ada di dalam tinja

penderita melalui air minum, makanan ataupun kontak langsung.

c. Kholera

Penyebabnya bakteri patogen jenis vibrio cholerae, waktu inkubasinya

antara beberapa jam sampai lima hari. Gejalanya yaitu diare dengan warna

putih keruh dan muntah – muntah. Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi,

pada kasus yang serius dapat menyebabkan koma. Sumber pencemaran

yaitu dari makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh

kotoran atau muntahan dari penderita atau inang pembawa bakteri

kholera.

d. Hepatitis A

Penyebabnya yaitu virus hepatitis A yang masa inkubasinya 15 sampai 30

hari. Gejala primernya yakni mual, pusing disertai demam dan rasa lemas.

Gejala spesifiknya yaitu terjadi pembengkakan liver dan timbul gejala

sakit kuning.

e. Poliomelistis Anterior Akut

Penyebabnya yaitu virus polio, inkubasi sekitar 3 sampai 21 hari.

Biasanya, antara 7 sampai 12 hari. Gejalanya yaiu demam, meriang,

tenggorokan sakit, pusing-pusing dan kejang mulut (bibir atas dan bawah

tidak dapat digerakkan).

3.3.3. Penyakit Yang Berkaitan Dengan Kebersihan

Diare atau yang lebih sering disebut mencret adalah penyakit yang erat

kaitannya dengan kebersihan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang

Page 12: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

12

mudah di jumpai di negara berkembang seperti Indonesia. Umumnya, yang paling

banyak terserang penyakit ini adalah anak-anak dan balita. Bila keadaannya

memburuk, dapat menyebabkan dehidrasi hingga kematian.

Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja.

Kemudian masuk ke mulut melalui makanan atau minuman atau kontak dengan

penderita.

Organisme penyebab infeksi enterik tersebut diakibatkan oleh kondisi

lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat. Dapat pula terjadi melalui makanan

dan minuman yang di jual oleh pedagang yang kurang higienis.

Salah satu faktor penting untuk menanggulangi hal tersebut yakni

meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan pelayanan air bersih,

meningkatkan sistem pembuangan limbah atau pengolahan kotoran manusia yang

memenuhi standar serta memberikan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan

kepada masyarakat.

3.3.4. Mikroorganisme Patogen atau Parasit dalam Air

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi dalam air yaitu :

1. Bakteria gram-negative fakultative anaerobik misalnya Aeromonas,

Plesiomonas, Vibrio, Enterobacter, Escherichia, Klebshiella, Shigella.

2. Bakteria gram-negative aerobik misalnya Pseudomonas, Alcaligenes,

Flavobacterium, dan Acinobacter.

3. Bakteria gram-positive pembentuk spora misalnya Bacillus spp.

4. Bakteria gram-positive non spora misalnya Arthrobacter,

Corynebacterium, Rhodococcus

Salmonella

Salmonella adalah enterobacteriaceae yang terdistribusi secara luas di

dalam lingkungan, dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan

bakteria pathogen yang paling utama yang terdapat di dalam air limbah, yang

dapat menyebabkan demam tipus dan paratipus dan gastroenteristis ( radang

lambung / perut).

Konsentrasi salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel

sampai mencampai 8000 organismeper 100 ml air limbah ( Feachem et.al., 1983 ).

Page 13: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

13

Diperkirakan bahwa hampir 0,1 % dari penduduk mengeluarkan salmonela di

dalam tinja. Di Amerika Serikat, salmonellosis terutama disebabkan karena

kontaminasi makanan, tetapi transmisi lewat air minum masih menjadi perhatian

yang utama ( Sobsey and Olson, 1983, di dalamBitton 1994 ).

Salmonella thypi tersebut menghasilkan endotoxin yang dapat

menyebabkan demam, mual dan diare dan dapat berakibat fatal apabila tidak

diobati dengan antibiotik ( Sterrit and Lester, 1998 di dalamBitton 1994 ). Species

salmonella yang sering terdapat pada makanan yang terkontaminasi antara lain

yakni salmonella paratypi dan salmonella typhimurium. Species tersebut dapat

tumbuh dengan cepat di dalam makanan yang terkontaminasi tersebut. Species

salmonella seperti S. Typhimurium dan S. enteriditid dapat menyebabkan

gastroenteristis ( radanglambung ) dengan gejala diare dan kejang perut.

Shigella

Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus suatu penyakit diare

yang menyebabkan berak darah sebagai akibat peradangan dan pendarahan

selaput / dinding usus. Shigella pathogen dapat berpindah dengan cara kontak

langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, yang mana orang yang terkena

infeksi mengeluarkan shigella di dalam tinjanya dengan konsentrasi lebih kecil

dari 109shigella per gram tinja. Dosis infeksi dari shigella relatif kecil yakni

sekitar 10 organisme.

Meskipun perpindahan / penularan shigella melalui kontak orang ke orang

adalah modal penularan yang utama, tetapi penularan melalui makanan / melalui

air juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh, telah diketahui bahwa penggunaan air

tanah mempunyai andil terhadap shigellosis yang terjadi di Florida, yang telah

menginfeksi sekitar 1200 orang. Meskipun demikian shigella kurang tahan di

lingkungan dibandingkan dengan fecal coliforms. Shigella sangat sulit dikultivasi

( dibiakkan ), oleh karena itu belum ada data secara kuantitatif tentang

kehadirannya dan efisiensi penghilangan pada instalasi penjernihan air maupun

instalasi pengolahan air limbah.

Vibrio Cholerae

Page 14: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

14

Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negatif yang berbentuk batang

melengkung ( curved rod ), bakteri ini berjangkit / berpindah melalui air. Vibrio

cholera mengeluarkan / melepaskan suatu enterotoxin yang menyebabkan diare

ringan sampai diare hebat, muntah, dan menyebabkan kehilangan cairan dengan

cepat, serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat ( Sterritt

and Lester, 1988 ).

Organisme pathogen tersebut terdapat di dalam air limbah dengan

konsentrasi berkisar antara 10 – 104 organisme per 100 ml air limbah pada saat

terjadi endemik ( Kott and Betzer,1972 ).

E. Coli

Ada beberapa kategori E.Coli yang bersifat beracun, dan dapat

menyebabkan diare. E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang lambung

( gastroenteristis ) dan diare yang hebat disertai dengan kram perut dan muntah –

muntah ( Harris, 1986 ). Kira – kira 2% - 8 % dari E. Coli yang terdapat di dalam

air bersifat enteropathogenic yang dapat menyebabkan diare. Air dan makanan

merupakan faktor penularan / penyebarandari E. Coli tersebut. Dosis infeksidari

E. Coli di sini relatif tinggi yakni berkisar antara 106 – 109 organisme. Beberapa

jenis E. Coli yang bersifat diarrheagenic telah dideteksi di dalam air yang telah

diproses ( treated water ), dan hal ini menunjukkan resiko kesehatan terhadap

konsumen.

Campylobacter

Patogen ini dapat menyebabkan gastroenteritis akut ( demam, pusing,

sakitperut, diare, mual ) dan berlatih ke tubuh manusia melalui makanan yang

terkontaminasi, terutama daging unggas dan air yang terkontaminasi. Air ledeng

seperti juga aliran air dari gunung dapat merupakan sumber infeksi.

Campylobacter terdeteksi pada air permukaan, air minum dan air buangan,

namum belum pernah terdeteksi pada air lumpur.

Bacteroides Fragilis

Strain produksi enterotoxin dari bakteri anaerobic ini merupakan penyebab

diare pada manusia. Pathogen ini ditemukan pada air buangan pada tingkat

Page 15: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

15

berkisar dari 6,2 x 104 sampai 1,1 x 105 CFU / ml, 9,3 % adalah enterotoxigenic.

Gambar 2. Jalur Penyebaran Penyakit Diare ke ManusiaSumber : International Journal of Environmental Health Research Volume 13, Issue 1 Supplement 1 January 2003 , pages S89 - S94

3.4. Gejala dan Mekanisme Penyakit Diare

3.4.1. Mekanisme

Biasanya makanan yang kita makan tetap dalam bentuk cair selama

sebagian besar dari proses pencernaan sampai dengan dan termasuk usus kecil.

Pada saat di mana makanan yang masuk ke dalam dan melalui usus, sebagian

besar cairan yang diserap dan yang tersisa adalah kotoran yang setengah padat.

Peradangan dapat mengganggu proses normal dari sistem pencernaan yang

menyebabkan makanan dan cairan lulus terlalu cepat dan tidak diserap dalam

jumlah melewati usus besar. Akibatnya, cairan tidak cukup diserap dan hasilnya

adalah buang air besar encer

Makanan atau air yang terkontaminasi bakteri patogen dapat masuk ke dalam

saluran usus Anda. Bakteri penyebab umum dari diare termasuk Campylobacter,

salmonella, shigella dan Escherichia coli. Didalam usus adalah rumah bagi

miliaran bakteri menguntungkan yang melakukan fungsi penting dalam

Page 16: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

16

pencernaan makanan. Bakteri yang menguntungkan melakukan tugas untuk

bersaing dan membantu menjaga dengan bakteri patogen. Bakteri seperti E. coli

adalah bakteri yang menguntungkan (juga dikenal sebagai probiotik) namun

apabila mereka melewati batas berkembang biak atau jumlah normal E.coli yang

berperan menguntungkan maka mereka akan melukai dinding usus mengiritasi

sistem pencernaan.

Gambar 3. Diare dan Malabsorbsi

3.4.2. Gejala dari Penyakit Diare

Gejala yang mungkin terjadi ketika terkena diare adalah selain sering

buang air besar dan kotoran yang keluar lunak/encer, yaitu

● kram atau nyeri di perut - daerah antara dada dan pinggul

● Mual dan muntah

● kehilangan kontrol buang air besar. Mungkin merasa sakit perut atau mengalami

dehidrasi. Jika virus atau bakteri adalah penyebab diare, maka mungkin akan

mengalami demam,menggigil dan tinja menjadi berdarah.

Diare dapat berupa akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang).

Bentuk akut, berlangsung kurang dari 4 minggu, biasanya berhubungan dengan

infeksi, bakteri virus, atau parasit. Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu

dan biasanya berhubungan dengan gangguan fungsional seperti sindrom iritasi

Page 17: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

17

usus besar atau penyakit radang usus seperti penyakit celiac.

3.5. Dampak Penyakit Diare

1. Stres, depresi, dan kecemasan adalah penyebab potensial lain dari diare

melalui efek mereka pada gerakan peristaltik (gerakan ritmis yang

dihasilkan dari kontraksi dan relaksasi serat otot di dinding usus Anda

yang mendorong pergerakan makanan melalui usus). Mereka mungkin

menjadi penyebab tunggal yang parah, diare tak henti -hentinya tetapi

jika sesekali pergi - putaran adalah masalah Anda, ini adalah sebuah

kemungkinan.

2. Diare lebih buruk pada anak dengan gizi buruk. Diare dapat

menyebabkan malnutrisi dan dapat membuat lebih buruk karena nutrisi

yang hilang dari tubuh pada diare. Seorang anak dengan diare mungkin

tidak lapar, dan ibu mungkin tidak makan anak-anak sementara mereka

mengalami diare, atau bahkan untuk beberapa hari setelah diare lebih

baik.

3. Diare menyebabkan dehidrasi. Tubuh biasanya mengambil dalam air

dan garam yang dibutuhkan (masukan) melalui minuman dan makanan.

Biasanya kehilangan air dan garam (output) melalui tinja, urin dan

keringat. Bila usus sehat, air dan garam lulus dari usus ke dalam darah.

Ketika ada diare, usus tidak bekerja normal. Sedikit air dan garam

masuk ke dalam darah, dan lebih lulus dari darah ke usus. Jadi, lebih

dari normal jumlah air dan garam dilewatkan pada tinja. Ini lebih besar

dari kerugian normal air dan garam dari tubuh hasil dalam dehidrasi.

Hal ini terjadi ketika output dari air dangaram lebih besar daripada

input. Kotoran diare lebih anak berlalu, air garam lebih banyak dan dia /

dia kehilangan. dehidrasi dapatjuga bisa disebabkan oleh banyak

muntah, yang sering menyertai diare. Dehidrasi terjadi lebih cepat pada

bayi dan anak muda, di tempat yang panas iklim, dan bila ada demam.

4. Diare merupakan penyebab kandungan seng dalam tubuh hilang

Seng merupakan mikronutrien penting untuk keseluruhan kesehatan

anak dan pengembangan. Seng hilang dalam jumlah besar selama

Page 18: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

18

diare. Mengganti seng yang hilang adalah penting untuk membantu

anak memulihkan dan menjaga anak yang sehat dalam beberapa bulan

mendatang.

5. Dehidrasi

Menjadi dehidrasi berarti tubuh Anda tidak memiliki cairan yang cukup

untuk bekerja dengan baik. Setiap kali Anda memiliki gerakan usus,

Anda kehilangan cairan. Diare menyebabkan Anda kehilangan cairan

bahkan lebih. Anda juga kehilangan garam dan mineral seperti natrium,

klorida, dan potasium. Garam-garam dan mineral mempengaruhi

jumlah air yang tetap dalam tubuh Anda. Dehidrasi bisa serius, terutama

bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan sistem

kekebalan yang lemah.

Tanda-tanda dehidrasi pada orang dewasa :

●berasa haus

●buang air kecil lebih sering dari biasanya

●memiliki urin berwarna gelap

●memiliki kulit kering

●merasa lelah

●merasa pusing atau pingsan

Tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan anak muda :

●memiliki mulut kering dan lidah

●menangis tanpa air mata

●tidak memiliki popok basah selama 3 jam atau lebih

●memiliki mata cekung, pipi, atau titik lemah di tengkorak

●memiliki demam tinggi

●menjadi lebih rewel atau mengantuk dari biasanya. Juga, ketika orang

mengalami dehidrasi, kulit mereka tidak meratakan kembali normal segera

setelah lembut terjepit dan dilepaskan.

Page 19: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

19

3.6. Solusi Penyakit Diare

3.6.1 Solusi Pencegahan Diare

Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Adapun cara pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:

1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi,

4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;

2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan

cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;

3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga

(lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);

4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya

menggunakan jamban dengan tangki septik.

3.6.2 Solusi Pengobatan Diare

Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada

penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan

penyebabnya. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti

difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang,

bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau

metilselulosa) bisa membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan

tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

Makanan yang dilarang untuk penderita diare :

- Susu

- Keju

- Makanan yang mengandung minyak (berlebih)

- Makanan berlemak (misal : mentega, minyak, margarin, kacang dan lain-

lain )

- Makanan pedas

- Makanan tinggi serat “tidak larut” (misal buah-buahan mentah atau

sayuran, roti gandum dan lain lain). Dan jika diare tetap belum berhenti,

maka segera periksakan ke dokter.

Page 20: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

20

3.6.3. Penanganan Diare

Dari banyaknya kasus diare, treatment yang paling penting ialah

mengganti cairan tubuh yang hilang dan elektrolit untuk mrncegah terjadinya

dehidrasi. Untuk masalah obat-obatan, seperti loperamide (Imodium) and bismuth

subsalicylate (Pepto-Bismol and Kaopectate) dapat membantu berhentinza diare

tersebut,akan tetapi obat-obatan ini tidak diperuntukkan untuk diare yang

disebabkan oleh bakteri atau parasit,biasanya pada diare ini terjadi pendarahan.

Jika obat - obatan tersebut diberikan pada penderita diare ini maka diare tidak

akan berhenti dan akan semakin bertambah lama masa penyembuhanya. Oleh

karena itu dokter lebih menyarankan untuk meminum antibiotik.

Untuk masalah makanan yang dikonsumsi sebaiknya menghindari

makanan yang mengandung kafein, tinggi serat, dan manis karena makanan-

makanan ini dapat memperparah diare. Sedangkan untuk orang yang memiliki

masalah mencerna laktosa pada saat diare dapat mengkonsumsi yoghurt,karena

yoghurt memiliki laktosa yang lebih sedikit kadar laktosanya dibandingkan

dengan susu .

Apabila gejala diare semakin bertambah maka perlu mengkonsumsi

makanan-makanan lembut dan lunak seperti , pisang, bubur, kentang rebus,dll.

Untuk anak-anak,direkomendasikan diet hambar. Setelah diare berhenti,

kemungkinan akan mendorong anak untuk kembali ke diet normal dan sehat jika

dapat ditoleransi. Bayi dengan diare harus diberikan ASI atau susu formula yang

penuh nutrisi seperti biasa,bersama dengan solusi rehidrasi oral. Beberapa anak

sembuh dari diare virus setelah mencerna laktosa sekitar sebulan atau lebih.

Ada beberapa checklist yang dapat dipelajari dalam penanganan diare :

1. Selalu mengingat bahwa dalam presentase besar pada diare adalah

multifaktoral.

2. Apabila ada patogen yang ditemukan, segera merujuk ke bagian yang tepat

dan mendapatkan pengobatan secara berkala.

3. Jika dicurigai, adanya pertumbuhan kandida yang berlebih, maka segera

diobati dengan obat anti jamur. jika perlu diberi dosis yang tinggi

suplemen acidophilus,seperti yang telah dijelaskan.

Page 21: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

21

4. Jika tidak ada infeksi lain yang ditemukan dan ada riwayat

penggunaan antibiotik, tersangka C. difficile; memperlakukan seperti yang

dijelaskandi atas.

5. Menjalankan tes ELISA/ACT uji sensitivitas makanan dan bahan kimia

atau GG/lgE RAST tes untuk mengetahui alergi pada makanan.jika

ditemukan alergi, maka sebaiknya menjalankan diet pada makanan itu.

6. Memeriksa daftar obat yang kemungkinan efek sampingnya menyebabkan

diare atau konten laktosa.maka beralih ke obat lain.

7. Bernapaslah dalam - dalam, tenang, ingat bahwa stres dapat menyebabkan

diare.

8. Hapus semua produk susu  untuk jangka waktu beberapa minggu untuk

melihat apakah yang membantu jika terjadi pemulihan.

9. Penurunan kandungan lemak dari diet untuk 25% atau lebih

rendah; mencoba untuk membuat sebagian besar lemak

yang konsumsi datang dari trigliserida rantai menengah (MCT)

10. Hindari yang mengandung kafein kopi, teh, coklat,

cola, dll, setidaknya beberapa minggu untuk melihat apakah yang

membantu.

11. Jika tidak ada di atas telah dieliminasi masalah, pertimbangkan terapi

empiris, berdasarkan pola gejala, untuk infeksi  yang umum, misalnya,

MAC, Cryptosporidiosis, parasit, dll.

12. Terus mengisi cairan atau elektrolit yang telah hilang, untuk mencegah

terjadi dehidrasi, penurunan berat badan, dll. Pastikan bahwa

diet telah optimal level  protein dan serat, sampai  diare berhenti,

menghindari jumlah besar serat tidak larut. Ambil suplemen nutrisi yang

cukup untuk memastikan tingkat optimal nutrisi yang dibutuhkan untuk

perbaikan usus; mengambil yang optimal pada dosis L-glutamin.

Page 22: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

22

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan jumlah

gerakan usus (pergi ke kamar mandi) yang mengandung peningkatan cairan. Diare

dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, saraf, stres, pencernaan yang tidak

sempurna, makanan membusuk dan kolitis. Intoleransi susu adalah salah satu

penyebab utama dari penyakit ini, terutama pada anak kecil.

Diare dan malnutrisi, sendiri atau bersama-sama, merupakan penyebab

utama morbiditas dan kematian di antara anak-anak di seluruh dunia tropis.

Diambil dengan berbagai penelitian lain, jelas menunjukkan bahwa diare adalah

baik sebab dan efek gizi buruk. Penyakit diare mengganggu berat badan serta

keuntungan tinggi, dengan efek terbesar yang terlihat dengan penyakit berulang,

yang mengurangi pertumbuhan catch-up kritis yang dinyatakan terjadi setelah

penyakit diare atau kekurangan gizi yang parah.

4.2. Saran

Obat - obatan, infeksi, stres dan makanan tertentu dapat menyebabkan

diare, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi. Hal ini

penting untuk makan dan minum bahkan ketika Anda sedang mengalami serangan

sering diare.

Saran untuk mencegah atau mengobati diare adalah sebagai berikut :

• Ganti cairan dan elektrolit dengan cairan seperti air, kaldu, minuman

berkarbonasi, jus buah diencerkan, saripati dan campuran minuman rasa. Hindari

jus prune karena untuk efek pencahar nya.

• Makan kecil, sering makan.

• Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, banyak merek

minuman berkarbonasi dan minuman cokelat.

• Jika intoleransi laktosa adalah masalah, hindari susu sampai diare reda.

• Pilih makanan rendah laktosa seperti keju dan yogurt berusia berbudaya.

• Cobalah melengkapi diet dengan yoghurt. Ini dapat membantu, terutama jika

Page 23: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

23

mengambil antibiotik.

• Hindari beberapa makanan tinggi lemak umum: daging asap, sosis, bologna,

panas anjing, krim, es krim, susu, ikan atau ayam goreng, mayones, mentega,

margarin dan saus yang dibuat dengan mentega dan margarin.

• Cobalah beberapa makanan lemak atau bebas lemak mengurangi tersedia di

pasar saat ini. Tinggal jauh dari pengganti lemak seperti Olestra, yang dapat

membuat diare lebih buruk.

• Pilih pisang, mangga dan jeruk untuk menggantikan mineral yang Anda

mungkin telah hilang.

• Makan nasi putih, roti putih, pasta, sereal dimasak, melon, apel, kaleng atau

   dimasak buah-buahan, gelatin dan buah-buahan tanpa kulit.

• Beberapa sayuran dimasak dapat ditoleransi, seperti dimasak dengan baik musim

panas atau musim dingin labu, ubi, wortel, kacang hijau, dan kentang. (Makan

kentang panggang atau direbus tanpa kulit.)

• Hindari makanan tinggi serat seperti sayuran mentah, jagung, buah-buahan yang

paling segar, kacang kering dan kacang polong, dan roti, sereal, dan pasta yang

terbuat dari biji-bijian. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari,

konsultasikan dengan dokter. Sebuah obat anti-diare dapat diresepkan jika

diperlukan.

Page 24: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

24

Daftar Pustaka

Aids Infonet. October 31, 2011. Diarrhea. Fact Sheet Number 554.

www.aidsinfonet.org. Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011

Christina M. Surawicz, M.D., Facg & Blanca Ochoa, M.D. October 2002.

Diarrheal Diseases. Department Of Medicine , University Of Washington School

Of Medicine. Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.

Hiswanihi, D. 2003. Penyakit Diare Sebagai Salah Satu Masalah Kesehatan

Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Sanitasi Lingkungan.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3693/1/fkm-hiswani7.pdf. Diakses

tanggal 11 Desember 2011

Ishak,ASAB.2011.www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23245/5/

chapter%20i.pdf. Diakses tanggal 11 Desember 2011

Lauren S. Bailen, MD. 2007. Pathophysiology of Diarrhea. Tufts University

School Of Medicine, Division Of Gastroenterology, Newton-Wellesley Hospital.

Taken from www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.

National Digestive Diseases Information Clearinghouse. January 2011. Diarrhea.

U.S. Department Of Health And Human Services National Institutes Of Health.

www.digestive.niddk.nih.gov. Publication no. 11–2749. Taken from

www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). 2003

Diarrhea. Departement of Health and Human Services. What I need to know

about Diarrhea. http://www.digestivesplus.com/diarrhea.html. NIH Publication

No. 11–5176; 2011. Taken from www.google.com, date Nov 4th 2011

Page 25: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

25

Prof. M. Farthing, Et All ( Chairman; United Kingdom ). March 2008. Acute

Diarrhea. World Gastroenterology Organisation Practice Guideline. Taken from

www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011

Sitinjak, LH. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29777/5/chapter%20i.pdf. Diakses

tanggal 11 Desember 2011

The USAID Micronutrient Program. January 2005. Diarrhea Treatment

Guidelines : Including new recommendations for the use of ORS and zinc

supplementation for Clinic-Based Healthcare Workers. Taken from

www.googlescholar.com, date Nov 4th 2011.

Thompson et All. June 2003. Providing Clean Water, Keeping Water Clean : An

Integrated Approach. International Journal Of Environmental Health Research

13. WHO, South-East Asia Regional Office, New Delhi, India. Taken from

www.search.ebscohost.com, date Nov 4th 2011.

Page 26: KEL.14 isi TM IKGM 1 2011

26

LAMPIRAN JURNAL