tugas anis

12
TUGAS MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN ANALISIS NILAI (VALUE ANALYSIS) PENGEMBANGAN PRODUK DAN MANAJEMEN RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN Disusun oleh : Annisa Ajeng Maharani 13/345952/PN/13135 Mata Kuliah : Manjemen Industri Perikanan Dosen : Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si DEPARTEMEN PERIKANAN

Upload: seto-ahmad

Post on 09-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

TUGAS MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN

ANALISIS NILAI (VALUE ANALYSIS) PENGEMBANGAN PRODUK DAN MANAJEMEN

RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Disusun oleh :

Annisa Ajeng Maharani

13/345952/PN/13135

Mata Kuliah :

Manjemen Industri Perikanan

Dosen :

Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016

ANALISIS NILAI

Pergerakkan manajemen yang berkualitas telah menyajikan satu hal yang sangat alat berguna untuk jenis self-scrutiny yang disebut PVA. Analisis proses nilai telah membuktikan dirinya sendiri dalam berbagai pengaturan (Thompson, 1998). Hal itu memberikan lima langkah-langkah, yaitu:

1. Tabel keseluruhan aliran aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, menciptakan, jasa mengirim.

2. Untuk setiap aktivitas dan langkah pada aktivitas yang telah ditentukan sebelumnya maka biaya dan penyebabnya dihubungkan, atau cost driver.

3. Menentukan bagaimana langkah yang menambah nilai bagi konsumer atau, jika itu merupakan non-value-adding maka perlu mengidentifikasi cara untuk menghilangkannya dan biaya yang dikeluarkan.

4. Menentukan waktu daur pada setiap aktivitas dan mengkalkulasi efisiensi daurnya (total waktu/value added time)

5. Mencari jalan untuk meningkatkan efisiensi daurnya dan mengurangi biaya yang dihubungkan dengan keterlambatan, kelebihan, dan keadaan tidak merata dalam aktivitas.

Pendekatan ini dapat mengidentifikasi aktivitas dan outcomes yang bernilai tambah dan juga tidak melakukannya, dari pada menimbulkan hasil yang cacat/rusak dalam proses jasa pengiriman. Itu dapat juga membantu untuk mengidentifikasi dengan tepat mana yang akan memberikan nilai tambah (value added). Dalam jurnal process value analysis: a strategic approach to cost reduction and process improvemen, Houston, Texas (2005) Beberapa sasaran yang diharapkan menjadi analisis nilai proses akan disebutkan di bawah ini:

Memanage biaya-biaya dalam kaitan dengan apa yang dilakukan (proses), bukan sumber daya dikonsumsi.

Mengidentifkasi langkah-langkah yang menambah nilai untuk pelanggan proses (process customer)… dan

Secara dramatis mengurangi biaya operasional

Menggunakan analisis proses untuk menentukan biaya

Menggunakan biaya aktivitas untuk meningkatkan proses

Menjelaskan nilai dari perspektif pelanggan

Menghubungkan kebutuhan pelanggan ke proses spesifik.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Ostrenga Michael R. dan Probst R. Frank, disebutkan bahwa process value analysis (PVA) adalah suatu metodologi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan proses dengan mengidentifikasi sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses

dan dasar penyebab biaya itu. Ada tiga pertanyaan menyangkut process value analysis yang perlu untuk dikendalikan untuk mencapai hasil yang maksimal:

1. Apa yang dilakukan, yang menjadi biaya produk aktual?

2. Bagaimana mereka melakukan biaya yang banyak itu?

3. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya?

Sedangkan dalam jurnal yang dibuat oleh Beischel Mark E., process value analysis (PVA) diartikan sebagai dasar dari alat analisis biaya lain, mencakup activity based costing (ABC). Berdasarkan buku Akuntansi Manajemen hal 479-483 (Hansen dan Mowen), analisis nilai proses (process value analysis) mendefinisikan pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan kinerja individu. Analisis nilai proses memusatkan pada:

1. Analisis penggerak

Analisis penggerak menekankan bagaimana untuk mencari penyebab utama biaya aktivitas. Dan dalam setiap aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan aktivitas merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran, misalnya: membuat program komputer maka yang menjadi masukan adalah programmer, komputer, printer, kertas komputer dan disket. Sedangkan keluaran aktivitas adalah hasil atau produk dari aktivitas, dari contoh di atas maka keluarannya adalah program komputer.

2. Analisis aktivitas

Fokus utama dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas menekankan pada bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai. Analisis aktivitas akan menghasilkan empat hal : aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa banyak orang yang melakukan aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas, menentukan nilai aktivitas bagi organisasi termasuk rekomendasi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas bernilai tambah.

3. Pengukuran kinerja aktivitas

Hal yang mendasar bagi usaha manjemen dalam meningkatkan profitabilitas maka diperlukan pengukuran aktivitas seberapa baik proses yang telah dilakukan. Pengukuran ini dapat dilihat dari segi keuangan dan non keuangan. Ukuran ini juga dirancang untuk mengetahui adanya perbaikan berkelanjutan. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama yaitu: efisiensi , kualitas dan waktu.

Dari beberapa definisi Proses Analisis Nilai (Process Value Analysis) di atas, maka dapat disimpulkan bahwa process value analysis melibatkan dokumen semua aktivitas, interval waktu, poin-poin keputusan material atau aliran dokumen dan menggunakan informasi itu untuk mengurangi biaya-biaya non value added.

Terdapat 4 konsep dan istilah yang menjadi fokus utama dalam mencapai proses bisnis internal, yang pertama: analisis nilai proses (PVA) yang merupakan penentuan aktivitas nilai

tambah dan tidak bernilai tambah untuk menurunkan biaya dan mengurangi waktu. Aktivitas ini dapat berupa proses, pemindahan, pemeriksaan, dan queue. Keempat aktivitas ini mendasari waktu throughput. Kedua: waktu daur penyerahan (delivery cycle time) yang merupakan pesanan pelanggan sampai barang-barang dikirimkan. Ketiga: waktu throughput adalah memulai dari produksi sampai barang-barang dikirimkan. Dan yang keempat adalah efisiensi daur produksi (manufacturing cycle efficiency) yang ditentukan dari waktu yang bernilai tambah dibagi dengan waktu throughput .

Langkah-langkah Proses Analisis Nilai (Process Value Analysis)

Ada lima (5) langkah-langkah dalam analisis proses nilai ini, yaitu:

1. Mendefinisikan karakteristik dari kepuasan konsumen

Berikut adalah atribut yang sering berperan untuk memberikan kepuasan pelanggan bagi perusahaan manufaktur yaitu:

Melebihi kebutuhan yang berkualitas

Terjadwal pengantaran

Rekomendasikan ide pengurangan

Menunjukkan fleksibilitas dalam mempertemukan perubahan jadwal konsumen

Merespon terhadap keluhan kualitas dengan cepat dan segera menindaklanjuti

Menyediakan kemampuan pengembangan dan rancang bangun produk substansiil

Menetapkan suatu proses untuk mengidentifikasi perubahan di dalam kebutuhan pelanggan dan tepat waktu

Mengkomunikasikan perubahan itu kepada orang yang tepat

2. Menyiapkan diagram aliran proses

Diagram aliran proses mendokumentasikan semua aktivitas, dari awal sampai selesai, di dalam proses yang normal dari bagian atau komponen. Biasanya memberikan informasi seperti:

Keputusan-keputusan dan aturan perintah

Rata-rata pengolahan dan antrian waktu

Jarak suatu tempat

Operasi untuk dilakukan

Pusat kerja yang melakukan menyelenggarakan pekerjaan tersebut

Waktu standar untuk set-up dan mejalankannya

Total waktu yang digunakan untuk operasi itu

Cara yang terbaik untuk menyusun informasi ini adalah ke hand-carry suatu bagian sampai keseluruhan pabrikasi atau proses perakitan. Jenis ini mendekati masalah itu yang dibahas dalam artikel “Staple Yourself to an Order” ditulis oleh Benson P. Shapiro, V. Kasturi Rangan, dan Yohanes J. Sviokla. “Dengan pekerjaan biasanya mengikuti tiap jalan/langkah siklus manajemen pesanan, para manajer dapat meningkatkan layanan dan jika perlu bagaimana perusahaan bertemu dengan pelanggan tersebut”. Dalam banyak kesempatan, operator yang dijalankan suatu mesin merupakan satu-satunya orang yang mengorganisir setiap langkah yang tidak penting atau sumber daya yang tidak terpakai.

3. Mengidentifikasi aktivitas non-value added

Aktivitas non-value-added adalah operasi ekstra dan fungsi yang dibangun dari inefisiensi dan inefektivitas. Meliputi langkah-langkah yang ideal, yang tidak memerlukan untuk mengkonversi material ke produk jadi. Contoh umum meliputi waktu setup yang lebih, persediaan yang ekstra, laporan operasional dan keuangan yang tidak akurat, penyortiran, menerima dan pemerikasaan, pengerjaan kembali, dan sisa. Aktivitas lain adalah value added yang jelas, seperti: painting, membungkus, menghias dan mencat,dll.

4. Menghapus aktivitas non value added

Dengan proses mendokumentasikan, langkah selanjutnya mungkin untuk performance enhancement teams dan untuk mengurangi tingkatan aktivitas non value added. Teams tersebut ciri khasnya terdiri dari empat kepada delapan individu yang mewakili semua departemen fungsi kunci, meninjau ulang proses, diagram aliran dan teknik memecahkan masalah untuk mengurangi aktivitas non value added, meningkatkan troughput dan mengurangi lead time pesanan. Teams kemudian mengutamakan penyebab yang potensial, sehingga dapat mengembangkan solusi dan menggambarkan rencana implementasi.

5. Mengimplementasikan perubahan dan mengukur pengembangan

Sebelum menerapkan usulan solusi suatu teams, menyusun garis dasar pencapaian data yang dibuthkan pembentukan, itu mencerminkan atribut yang ditingkatkan (misalnya, hari bekerja dalam proses, rata-rata waktu set up dan persen pengerjaan ulang). Kemudian memperkenalkan tindakan modifikasi dan penyusunan kinerja data tambahan yang harus dilakukan untuk meneliti derajat peningkatan.

Pada akhirnya, manajemen perlu untuk menentukan apakah perubahan memiliki kesesuaian dengan pengguna, apakah cukup memuaskan, dan apakah ada modifikasi lain yang dapat menguraikan lebih lanjut bagi peningkatan produktivitas dan mutu.

Frank Knight (1922), menggambarkan suatu hubungan antara risiko dengan ketidakpastian. Knight melukiskan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang berisiko jika kita dapat menentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian. Sementara itu, suatu keadaan dianggap mengandung ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat ditentukan. Knight menyimpulkan bahwa keputusan enterpreneurial dan laba termasuk teori ketidakpastian, bukan teori risiko.

RESIKO

Definisi dan pengertian risiko sendiri dapat dibagi 2 (dua) yaitu pengertian risiko dalam arti luas dan dalam arti sempit.

1. Dalam arti luas definisi risiko adalah keadaan yan tidak pasti (uncertain situation) tentang kemungkinan terjadinya peristiwa (perils) dan kemungkinan timbulnya akibat peristiwa tersebut (consequences). Kemungkinan tersebut terdiri atas:

o Akibat dalam bentuk kerugian (loss)

o Akibat dalam bentuk tidak ada kerugian (not loss atau breakevent)

o Akibat dalam bentuk keuntungan (gain)

2. Dalam arti sempit definisi risiko dibatasi hanya pada akibat yang menimbulkan kerugian (loss) atau paling tidak breakeventBahkan dari aspek asuransi pengertian risiko adalah terbatas pada risiko-risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk)

Secara umum, Resiko dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Misalnya kecelakaan, musibah, bencana, dan lain sebagainya.

2.  Risiko adalah kombinasi dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya suatu resiko, kerap disebut dengan istilah: hazard. Baik itu Physical hazard, moral hazard, good hazard, maupun bad hazard.

3.  Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan (unpredictable) – kecenderungan berbedanya hasil sebenarnya dengan hasil yang diperkirakan.

4. Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya kerugian. Terdapat kemungkinan terjadinya kerugian, impas, ataupun untung.

5. Risiko adalah kemungkinan akan terjadinya kerugian.

Dari definisi tersebut dapat kita tarik benang merah dari persamaan arti risiko, yaitu:Terdapat suatu pokok gagasan yang mendasari ketidakpastian, yaitu suatu keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang, outcome in the future. Terdapat perbedaan tingkatan risiko, sebagaimana penggunaan kata ’kemungkinan’ dan ’ketidakmampuan untuk diperkirakan’ yang mengindikasikan beberapa ukuran perubahan dalam hal akibat dari keragu-raguan tersebut. Terdapat gagasan akan hasil dari suatu penyebab atau sekumpulan penyebab, yang diberikan pada suatu situasi tertentu.

KETIDAKPASTIAN 

Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.

Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty) yaitu:

1. Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya. 

2. Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.

3. Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.

4. Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards).

Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.

JENIS-JENIS RESIKO

1. Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugan namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau kebakaran.

2. Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event, contohnya adalah investasi saham di bursa efek, membeli undian dan sebagainya.

3. Risiko individu atau individual risk adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya risiko yang akan tibul bila kita memiliki rumah, mobil,

melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu:

o Risiko pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan, cotohnya adalah mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan.

o Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis:

Kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya.

Kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena bencana alam sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal sementara dan renovasi rumah.

o Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial. Contohnya adalah memberi ganti rugi kepada orang akibat anda menabraknya.

MANAJEMEN RESIKO

Secara sederhana Manajemen Risiko adalah pengelolaan risiko, yg terdiri dari 4 kegiatan, yaitu :

1. mengidentifikasi event risk, 

2. mengukur dampak dan frekuensinya, 

3. memitigasi (mencari solusi untuk mencegahnya atau mengantisipasinya) dan 

4. monitoring. 

Sedangkan resiko itu sendiri dapat kita artikan sebagai bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah prosesyang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Atau dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Dari pengertian Risiko tersebut, maka Event Risk atau 'Kejadian Risiko' dapat kita artikan sebagai suatu kejadian yang dapat menimbulkan risiko. Namun hal yang harus

diperhatikan, banyak sekali terjadi kesalahan dalam mengartikan antara kejadian risiko, penyebab dan dampak dari kejadian risiko.