trigger finger
TRANSCRIPT
BAB I
DEFINISI
Trigger finger adalah nama dari nyeri atau bunyi pada saat flexi dan extensi jari. Walaupun
dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering terjadi pada penderita diabetes dan pada
wanita, khususnya pada usia 50 – 60 tahun.(2)
Trigger finger juga dikenal sebagai stenosing tenosynovitis, yaitu salah satu dari jari atau
jempol kaku pada posisi yang bengkok dan kemudian bila diluruskan akan berderik, seperti
pemicu yang ditarik dan dilepaskan.(1)
Jika trigger finger sudah berat, maka jari akan terkunci pada posisi bengkok. Atau kondisi
yang diakibatkan oleh selubung tendon flexsor jari atau jempol mengeras dan menyempit
sehingga tendon flexsor tidak dapat bergerak bebas.(1)
ETIOLOGI
Penyebab trigger finger belum jelas, kemungkinan disebabkan oleh gerakan jari yang
berulaang-ulang dan trauma lokal dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang
menghubungkan penyebab trigger finger karena penggunaan fleksi tangan yang terus-
menerus dan pada tiap individu sering dengan penyebab multifaktor.(1)
Dimungkinkan akibat perubahan morfologi nodule dan katrol seperti subluksasi m. Ekstensor
digitorum communis, melekatnya ligamen kolateral dari sendi metacapophalangeal pada
prominen tulang pada sisi metatarsal.(3)
Kasus terberat dari trigger finger yang pernah dilaporkan, meskipun etiologinya yang tepat
belum dapat dijelaskan. Kemungkinan gerakan jari yang berulang dan trauma lokal, serta
stress dan degeneratif juga terhitung sebagai penyebab insiden trigger finger pada tangan
yang dominan.(1)
Ada laporan yang menghubungkan trigger finger dengan gerakan tangan yang sering
mencengkram dan tangan flexi, seperti menggunakan gunting dan peralatan yang digenggam.
Tetapi jika tenosynovium menjadi peradangan atau terjadi pada waktu yang lama, maka
ruang dalam selubung tendon dapat menjadi sempit dan konstriksi.
1 | T R I G G E R F I N G E R
Fig 1: http://www.riversideonline.com/health_reference/Disease-Conditions/DS00155
PATOFISIOLOGI
Penyebab trigger finger adalah penyempitan selubung yang mengelilingi tendon di jari yang
terkena. Tendon dikelilingi oleh selubung pelindung yang dilapisi zat yang disebut
tenosynovium. Tenosynovium menghasilkan pelumas yang memungkinkan tendon untuk
meluncur dalam selubung pelindung saat menekuk dan meluruskan jari.(1)
Tetapi jika tenosynovium sering meradang atau untuk waktu yang lama, ruang dalam
selubung tendon menjadi sempit atau konstriksi. Tendon tidak dapat melalui selubung dengan
mudah.(1)
Pada trigger finger, inflamasi dan hipertrofi dari selubung retinacular semakin membatasi
tendon flexor. Selubung ini biasanya membentuk sistem katrol annular yang cruciform
disetiap digit yang berfungsi untuk memaksimalkan produksi kekuatan tendon dan efisiensi
pergerakan.(2)
2 | T R I G G E R F I N G E R
Katrol annular pertama (A1) pada metacarpal adalah yang paling sering terkena trigger
finger, meskipun pada beberapa kasus dari triger finger pernah dilaporkan pada sistem katrol
kedua dan ketiga (A2 dan A3) sebagai aponeurosis palmar.(2)
Karena lokasinya, katrol A1 mengikuti gradien tekanan dalam kondisi normal ataupun pada
saat peregangan.gesekan berulang dan pembengkakan intratendon siakibatkan oleh
pergerakan dari flexor tendon melalui katrol A1.(2)
Fig 2 : Schematic of the fibro-osseus tunnel composed of five annular and three cruciform pulleys through which the flexor tendons run. The most common location of triggering is at the A1 pulley. (Adapted with permission from Berger RA, Weiss AC: Hand Surgery, Baltimore, MD, Lippincott, Williams, Wilkins, 2003). (www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles )
Fig 3: http://www.ssrehab.com/conditions/wristhand/trigger-finger
3 | T R I G G E R F I N G E R
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala trigger finger bisa berkembang dari ringan sampai berat mencakup :
1. Jari kaku, terutama di pagi hari
2. Sensasi mengklik pada saat menggerakan jari
3. Benjolan di dasar jari yang terkena
4. Jari mengunci pada posisi bengkok dan kemudian melurus
Trigger finger lebih sering terjadi pada tangan yang dominan, dan paling sering terjadi di
jempol, jari ke 3, dan jari ke 4.
Trigger finger sering terjadi di pagi hari, pada saat menggengam benda, atau ketika
meluruskan jari.(3)
Gejala klasik dari penguncian jari pada trigger finger biasanya diperlukan untuk diagnosis.
Dengan gejala yang akut pada pasien terdapat nyeri dan pembengkakan pada selubung flexor
dan pasien cenderung menghindari menggerakan jarinya.(3)
Dalam kasus ini, bila gejala klasik tidak tampak, maka diagnosis harus dibedakan dari infeksi
dan beberapa cedera traumatis lainnya.
Diagnosa dapat dilakukan dengan injeksi liducaine pada selubung flexor untuk meringankan
nyeri pada trigger finger.
X-ray dianggap tidak perlu pada pasien tanpa riwayat penyakit inflamasi atau cedera.
TERAPI
1. Terapi Konservatif
a. Injeksi Steroid
Merupakan terapi yang efektif untuk trigger finger. Tingkat keberhasilan untuk
suntikan tunggal steroid baik yang terlarut atau tidak larut pada selubung flexor
bervariasi antara 49-78%.(1)
Injeksi steroid dilakukan sebelum intervensi bedah terutama pada pasien non-diabetes
dengan gejala yang jelas dan teraba nodule.
Namun diyakini bahwa injeksi steroid kurang berhasil pada pasien dengan penyakit
lama (durasi 6 bulan), diabetes melitus dan multipel jari karena tidak dapat
mengembalikan perubahan metaplasia condroid yang terjadi pada katrol A1.(1)
Injeksi biasanya diberikan secara langsung di selubung, namun injeksi ekstrasinovial
menunjukan bahwa lebih efektif dan dapat menghindari resiko kerusakan tendon.
Ruptur tendon dilaporkan jarang terjadi. Komplikasi lain yaitu atropi kulit, nekrosis
4 | T R I G G E R F I N G E R
lemak, hipopigmentasi kulit, elevasi transien dari serum glukosa pada pasien diabetes
melitus, dan infeksi. Jika injeksi pertama tidak menghilangkan gejala, atau kambuh
lagi maka dilakukan injeksi kedua sebagai pengobatan awal.(1)
Fig 4 : Clinical photograph demonstrating the proper site for a trigger finger injection. (A1: location of the A1 pulley, NV: location of the neurovascular bundle flanking the A1 pulley)(www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles )
b. Splinting
Merupakan alternatif bagi pasien yang tidak menginginkan injeksi steroid atau
pembedahan. Tujuan dari splinting adalah untuk mencegah gesekan yang disebabkan
oleh gerakan tendon fleksor melalui katrol A1 yang terkena peradangan.(1)
Interphalangeal diatal (DIP) diekstensi penuh selama 6 minggu. Untuk pasien yang
terganggu dengan trigger finger pada pagi hari dapat dilakukan splinting pada malam
hari.(1)
2. Terapi Pembedahan
Terapi operatif, baik secara perkutan atau open release sangat sukses dan secara luas
dianggap sebagai terapi utama pada trigger finger. Indikasi untuk pembedahan adalah
kegagalan pengobatan konservatif untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala.
Dalam prosedur ini, sendi metacarpophalangeal di ekstensikan dengan telapak tangan
keatas sehingga merentangkan katrol A1dan menggeser struktur neurovaskular dorsal.
Setelah etil klorida disemprotkan dan lidocaine di suntikan untuk managemen nyeri, jarum
dimasukan melalui kulit dan ke katrol A1.
5 | T R I G G E R F I N G E R
Tingkat komplikasi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perkutan, yaitu distrofi
refleks simpatis, infeksi, kekakuan, transeksi saraf, insisi nyeri, deformitas fleksi, dan
kekambuhan. Namun pada umumnya prosedur ini aman dan efektif.
Fig 5 : (a) Intra-operative photo showing a thickened A1 pulley prior to release. (b) Once the A1 pulley is released the flexor tendons can be lifted out of the wound(www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles )
Diagram rencana terapi:
Menurut British Society for Surgery of the Hand
PROGNOSA
6 | T R I G G E R F I N G E R
Terapi pembedahan perkutan trigger finger telah dilaporkan aman. Tingkat keberhasilan 74-
94% tanpa komplikasi pada tindak lanjut jangka menengah. Prosedur ini disarankan pada
individu dengan gejala yang sudah berlangsung lebih dari 4 bulan atau untuk penderita yang
telah melakukan terapi injeksi namun gagal. (4)
BAB II
7 | T R I G G E R F I N G E R
KESIMPULAN
Trigger finger adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penguncian jari dan kadang
menyakitkan pada saat digit flexi dan extensi. Hal ini disebabkan oleh peradangan dan
pergerakan katrol A1 yang terbatas.
Hal ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Diagnosa dibuat berdasarkan
gejala klasiknya dan hasil pemeriksaan. Dan pengobatan pertama meliputi injeksi steroid dan
terjadi kekambuhan.
DAFTAR ISI
8 | T R I G G E R F I N G E R
1. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
2. www.bssh.ac.uk/education/guidelines/trigger.pdf
3. http://www.mayoclinic.com/health/trigger-finger/DS00155
4. http://emedicine.medscape.com/article/1244693-treatment#showall
9 | T R I G G E R F I N G E R