tonsilitis

13
TONSILITIS Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. 1,2,3,7 1. TONSILITIS AKUT 1

Upload: bebibebiho

Post on 20-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tonsil

TRANSCRIPT

Page 1: Tonsilitis

TONSILITIS

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari

jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian

organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok.

Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil

faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak

dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi

hipoblas di tempat ini. Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang

disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam

tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring

menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini

akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi

yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri

atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3

macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis

kronis.1,2,3,7

1. TONSILITIS AKUT

ETIOLOGI

Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus beta

hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes. Virus

terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini. Tonsillitis ini seringkali terjadi

mendadak pada anak-anak dengan peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.5,6

PATOFISIOLOGI

Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,

kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi

pembendunagn radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.6

MANIFESTASI KLINIK

1

Page 2: Tonsilitis

Tonsillitis Streotokokus grup A harus dibedakan dri difteri, faringitis non bacterial,

faringitis bakteri bentuk lain dan mononucleosis infeksiosa. Gejala dan tanda-tanda

yang ditemukan dalam tonsillitis akut ini meliputi suhu tubuh naik hingga 40o

celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan

menjadi serak, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di

persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan

nampak tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel,

lacuna akan tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan

nyeri tekan. 4,5,6

KOMPLIKASI

Otitis media akut (pada anak-anak), abses peritonsil, abses parafaring, toksemia,

septicemia, bronchitis, nefritis akut, miokarditis, dan arthritis.6

PEMERIKSAAN

1) Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam

tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam

renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.4

2) Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.6

3) Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik,

dan obat kumur yang mengandung desinfektan.5

PERAWATAN

Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya dengan perawatan

sendiri dan dengan menggunakan antibiotic. Tindakan operasi hanya dilakukan jika

sudah mencapai tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.

1) Perawatan sendiri

Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu

hilang dengan sendirinya. Selma satu atau dua minggu sebaiknya penderita

2

Page 3: Tonsilitis

banyak istirahat, minum minuman hangat juga mengkonsumsi cairan

menyejukkan.1

2) Antibiotik

Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan dalam

proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. 1

3) Tindakan operasi

Tonsillectomy biasanya dilakukan pada anak-anak jika ank mengalami tonsillitis

selama tujuh kali atau lebih dalam setahun, anak mengalami tonsillitis lima kali

atau lebih dalam dua tahun, amandel membengkak dan berakibat sulit bernafas,

adanya abses. 1,8

2. TONSILITIS MEMBRANOSA

Ada beberapa macam penyakit yang termasuk dalam tonsillitis membranosa

beberapa diantaranya yaitu Tonsilitis difteri, Tonsilitis septic, serta Angina Plaut

Vincent. 5

2.1 TONSILITIS DIFTERI

ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteriae yaitu suatu bakteri

gram positis pleomorfik5penghuni saluran pernapasan atas yang dapat

menimbulkan abnormalitas toksik yang dapat mematikan bila terinfeksi

bakteriofag.

PATOFISIOLOGI

Bakteri masuk melalui mukosa lalu melekat serta berkembang biak pada

permukaan mukosa saluran pernapasan atas dan mulai memproduksi toksin yang

merembes ke sekeliling lalu selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh melalu

pembuluh darah dan limfe. Toksin ini merupakan suatu protein yang mempunyai

2 fragmen yaitu aminoterminal sebagai fragmen A dan fragmen B,

carboxyterminal yang disatukan melalui ikatan disulfide.3

MANIFESTASI KLINIS

3

Page 4: Tonsilitis

Tonsillitis difteri ini lebih sering terjadi pada anak-anak pada usia 2-5 tahun.

Penularan melalui udara, benda atau makanan uang terkontaminasai dengan masa

in kubasi 2-7 hari. Gejala umum dari penyaki ini adalah terjadi kenaikan suhu

subfebril, nyeri tnggorok, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, dan nadi

lambat. Gejala local berupa nyeri tenggorok, tonsil membengkak ditutupi bercak

putih kotor makin lama makin meluas dan menyatu membentuk membran semu.

Membran ini melekat erat pada dasar dan bila diangkat akan timbul pendarahan.

Jika menutupi laring akan menimbulkan serak dan stridor inspirasi, bila

menghebat akan terjadi sesak nafas. Bila infeksi tidak terbendung kelenjar limfa

leher akan membengkak menyerupai leher sapi. Gejala eksotoksin akan

menimbulkan kerusakan pada jantung berupa miokarditis sampai decompensation

cordis . 5,6

KOMPLIKASI

Laryngitis difteri, miokarditis, kelumpuhan otot palatum mole, kelumpuhan otot

mata, otot faring laring sehingga suara parau, kelumpuhan otot pernapasan, dan

albuminuria. 6

DIAGNOSIS

Diagnosis tonsillitis difteri harus dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis karena

penundaan pengobatan akan membahayakan jiwa penderita. Pemeriksaan preparat

langsung diidentifikasi secara fluorescent antibody technique yang memerlukan

seorang ahli. Diagnosis pasti dengan isolasi C, diphteriae dengan pembiakan

pada media Loffler dilanjutkan tes toksinogenesitas secara vivo dan vitro. Cara

PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat membantu menegakkan diagnosis tapi

pemeriksaan ini mahal dan masih memerlukan penjagn lebih lanjut untuk

menggunakan secara luas. 3

PEMERIKSAAN

1) Tes Laboratorium

4

Page 5: Tonsilitis

Dilakukan dengan cara preparat langsung kuman(dari permukaan bawah

membrane semu). Medium transport yang dapat dipaki adalah agar Mac conkey

atauLoffler. 3

2) Tes Schick (tes kerentnan terhapad dihteria) 3

3) Terapi

Anti difteri serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis

20.000-100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit itu. 6

PENGOBATAN

Tujuan dari pengobatan penderita diphtheria adalah menginaktivasi toksin yang

belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi

minimal, mengeliminasi C.diphteria untuk mencegah penularan serta mengobati

infeksi penyerta dan penyulit diphtheria. Secara umum dapat dilakukan dengan

cara istirahat selama kurang lebih 2 minggu serta pemberian cairan.

Secara khusus dapat dilakukakan dengan pemberian 3:

1) Antitoksin : serum anti diphtheria (ADS)

2) Anti microbial : untuk menghentikan produksi toksin, yaitu penisilin prokain

50.000-100.000 KI/BB/hariselama 7-10 hari, bila alergi diberikan eritromisin

40 mg/kg/hari.

3) Kortikosteroid : diberikan kepada penderita dengan gejala obstruksi saluran

nafas bagian atas dan bila terdapat penyulit miokardiopati toksik.

4) Pengobatan penyulit : untuk menjaga agar hemodinamika penderita tetap baik

oleh karena penyulit yang disebabkan oleh toksin umumnya reversible.

5) Pengobatan carrier : ditujukan bagi penderita yang tidak mempunyai keluhan.

PENCEGAHAN

Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pada diri

anak serta memberikan penyuluhan tentang penyakit ini pada anak-anak. Selain itu

juga diberikan imunisasi yang terdiri dari imunisasi DPT dan pengobatan carrier. 3

TES KEKEBALAN

5

Page 6: Tonsilitis

1) Kekebalan aktif diperoleh dengan cara inapparent infection dan imunisasi

dengan toksoid diphtheria. 3

2) Kekebalan pasif diperoleh secara transplasental dari ibu yang kebal terhadap

diphtheria (sampai 6 bulan) dan suntikan antitoksin (2-3 minggu). 3

2.2 TONSILITIS SEPTIK

Penyebab dari tonsillitis ini adalah Streptokokus hemolitiku yang terdapat dala susu

sapi sehingga dapat timbul epidemic. Oleh karena itu perlu adanya pasteurisasi

sebelum mengkonsumsi susu sapi tersebut. 5

2.3 ANGINA PLAUT VINCENT

ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan karena kurangnya hygiene mulut, defisiensi vitamin C serta

kuman spirilum dan basil fusi form. 5

MANIFSTASI KLINIS

Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam sampai 39o celcius, nuyeri kepala,

badan lemah, dan terkadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa nyeri di mulut,

hipersalivasi, gigi, dan gusi berdarah. 5,6

PEMERIKSAAN

Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membrane putih keabuan di atas tonsil,

uvula, dinding faring, gusi serta prosesus alveolaris, mulut berbau dan kelenjar

submanibula membesar. 5

PENGOBATAN

Memperbaiki hygiene mulut, antibiotika spectrum lebar selama 1 minggu, juga

pemberian vitamin C dan B kompleks. 5

3. TONSILITIS KRONIS

ETIOLOGI

bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut , namun

terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif. 6

FAKTOR PREDISPOSISI

6

Page 7: Tonsilitis

Mulut yang tidk hygiene, pengobatan rdang akut yang tidak adekuat, rangsangan

kronik karena rokok maupun makanan. 6

PATOFISIOLOGI

Karena proses rang berulang maka epitel mukosa dan jarinagn limfoid terkikis,

sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut.

Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar yang akan diisi

oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul

perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. 6

MANIFESTASI KLINIS

Adanya keluhan pasien di tenggookan seperti ada penghalang, tenggorokan terasa

kering, pernapasan berbau. Sat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar dengan

permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus. 6

KOMPLIKASI

Timbul rhinitis kronis, sinusitis atau optitis media secara perkontinuitatum,

endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus,

urtikaria, dan furunkulosis. 6

PEMERIKSAAN

1) Terapi 6

Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan kepada hygiene mulut dengan berkumur

atau obat isap.

Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa tidak berhasil.2) Faktor penunjang 6

Kultur dan uji resistensi kuman dari sedian apus tonsil.

INDIKASI TONSILEKTOMI 5,8

1) Sumbatan

1.1) Hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas

1.2) Gangguan menelan

1.3) Gangguan berbicara

2) Infeksi

7

Page 8: Tonsilitis

2.1) Infeksi telinga tengah berulang

2.2) Rinitis dan sinusitis yang kronis

2.3) Peritonsiler abses

2.4) Tonsilitis kronis dengan gejala nyeri tenggorok yang menetap

3) Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas

DAFTAR PUSTAKA

1) http://cybermed.cbn,net,id/detil.asp?kategori=Hembing&newsno=64

2) htt://www.depkes,go,id/index.php?

option=articles&task=viewarticle&artid=23&Itemid=3

3) http://www.pediatrik.com/isi.03.php?

page=htal&ktegori=ePDT&direktori=pdt&filepdf=o&pdf=&html+0711a0_v

wmz278.htm

4) Cody, D. Thane R, et all. 1991. Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan.

Jakarta : EGC. 292-302

5) Soepardi, Efiaty Arsyad. 2001. Beku ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,

Tenggorok, Kepala Leher. ed. 5. Jakarta : Gaya Baru. 181-3

6) Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta. Ed. 3, jilid 1. Jakarta : Media

Aesculapius. 118-20

7) http//aslimtaslim.blogspot.com/2007/07/beberapa-tahun-terakhir-ini-

penegakan.html

8) Darro DH.Siemens C. 2002. Indication For Tonsillectomy and

Andenoidectomy. Laryngoscope, 112 (8 Pt Suppl 100) : 6-10

8