tonsilitis
DESCRIPTION
IRATRANSCRIPT
TONSILITIS
Tonsilitis adalah Peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer (Soepardi dkk,2007)”. Cincin waldeyer yang termasuk dalam sistem pertahan tubuh
terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu: Tonsil
faringeal (adenoid), tonsil palatina, tonsil lingual, tonsil tuba eustachius. Pada penyakit ini
secara umum penyebarannya infeksinya melalui droplet yang terhirup dalam sistem
pernapasan, tangan yang tidak steril dan juga ciuman (Rusmarjono, Soepardi, 2007).
Klasifikasi Tonsilitis
Penyakit Tonsilitis diklasifikasikan dalam 3 jenis tonsilitis.:
A. Tonsilitis Akut
TONSILITISTONSILITIS
Tonsilitis AkutTonsilitis Akut Tonsilitis KronikTonsilitis Kronik
Tonsilitis Viral
Tonsilitis Bakterial
Tonsilitis Viral
Tonsilitis Bakterial
Tonsilitis Difteri
Tonslitis Septik
Angina Plaut Vincent
Penyakit Kelainan Darah
Tonsilitis Difteri
Tonslitis Septik
Angina Plaut Vincent
Penyakit Kelainan Darah
Tonsilitis MembranosaTonsilitis Membranosa
Tonsilitis Viral Tonsilitis Bakteri
Etiologi Virus Eipstein
Barr.Hemofilus
influenzae(penyebab
tonsilitis akut supuratif),
infeksi virus coxschakie
-Kuman grup A Streptokokus
beta nhemolitikus(penyebab
tersering)
-pneumokokus, streptokokus
viridan dan streptokokus
piogenes
Gejala dan Tanda -Terdapat Gejala Common
Cold
-Lebih khusus pada infeksi
virus Coxschakie tampak
luka-luka kecil pada palatum
dan tonsil yang sangat nyeri
-Masa inkubasi 2-4 hari.
-Terdapat nyeri tenggorokan
dan nnyeri waktu menelan
-demam(suhu tinggi), rasa
lesu, rasa nyeri disendi, tidak
nafsu makan dan rasa nyerii
ditelinga
-Pada pemeriksaan tampak
tonsil membengkak,
hiperemis, Pembengkakan
kelenjar submandibula
Terapi Istirahat, minum cukup,
analgetika dan antivirus
diberikan jika gejala berat
Antibiotik spektrum lebar
penisilin, eritromisin.
Antipiretik dan obat
kumur(mengandung
disinfektan)
Komplikasi -Pada anak(otitis media akut,
sinusitis, abses peritonsil,
abses parafaring, bronkhitis,
glomerulonefritis.
-Dalam jangka lama dapat
menyebabkan PJR
B. Tonsilitis Membranosa
Jenis Etiologi Gejala dan tanda Terapi Komplikasi
1.Tonsilitis Difteri -Kuman Coryne bacterium
diphteria(digunakan
sebagai penegakan
diagnosis dari jenis ini
dengan swab)
-Sering diemukan pada
anak-anak < 10 tahun dan
frekuensi tertinggi pada
usia 2-5 tahun
a. Gejala umum:
Kenaikan suhu
tubuh(subfebris), nyeri kepala,
tidak nafsu makan, badan
lemah, nadi lambat serta
keluhan nyeri menelan
b. Gejala Lokal:
Pembengkakan tonsil(ditutupi
bercak putih kotor) bercak
putih dapat bersatu membentuk
membran semu dan dapat
meluas sehingga dapat
menyumbat saluran nafas
-Pembengkakan kelenjar limfe
leher(menyerupai leher sapi)
disebut juga Burgemeester’s
hals
-Anti difteri serum
(ADS) dosis 20.000-
100.000 unit tergantung
dari umur dan beratnya
penyakit
-Antibiotik Penisilin
atau eritromisin 25-50
mg per kg BB dibagi
dalam 3 dosis selama 14
hari
-Kortikosteroid 1,2 mg
per kg BB per hari.
Antipiretik untuk obat
somtomatisnyaIstirahat
ditempat tidur 2-3
minggu
-Miokarditis
-Kelumpuhan otot
palatum mole, otot mata
untuk akomodasi. Otot
laring dan faring
sehingga menimbulkan
kesulitan menelan
-Komplikasi keginjal
2. Tonsilitis Septik -Streptokokus hemolitikus
yang terdapat dalam susu
sapi sehingga dapat timbul
epidemi
3. Angina Plaut
Vincent
-Spirochaeta atau
triponema (sering
didapatkan pada orang
yang higiene mulutnya
kurang dan dengan
defisiensi vitamin C)
-Demam sampai 39 derajat C.
-Terdapat gangguan pencernaan
(kadang-kadang)
-Rasa nyeri dimulut,
hipersalivasi, pendarah gigi dan
gusi(mudah)
-Pada pemeriksaan ditemukan
mukosa mulut dan faring
hiperemi, tampak membran
putih keabuan diatas tonsil,
uvula, dinding faring, gusi serta
prosesus alvolaris, mulut
berbau
-Pembesaran kelenjar
submandibula
-Antibiotika spektrum
lebar selama 1 minggu
-Memperbaki higine
mulut,Vitamin C dan B
kompleks
-
4. Penyakit Kelinan
darah
Faktor predisposisi adalah
keaaan leukimia terutma
akut, angina
a.Gejala leukimia akut
Sering
terjadi :perdarahan(epistaksis),
Sesuai dengan faktor
predisposisnya
-
agranulositosisserta infeksi
mononukleosis
perdarahan dimukosa mulut.
Terdapat juga pembengkakan
tonsil yang ditutupi membran
semu akan tetapi tidak hiperemi
Rasa nyeri yang hebat
ditenggorokan
b.Angina agrunulositosis:
Terdapat ulkus dimukosa mulut
dan faring serta disekitarnya
tampak gejala radang
c. Infeksi mononukleus
Terjadi tonsilo faringitis ulsero
membranosa bilateral. Terdapat
pembesaran Kelenjar limfe
leher, ketiak dan regio inguinal
stadium tonsillitis:
a. stadium 0 ( tidak ada gambaran tonsil)
b. stadum 1+ ( tonsil dalam fossa)
c. stadium 2+ ( obstruksi <50%)
d. 3+ (>50% obstruksi)
e. 5+ ( tonsil saling bersentuhan)
C. Tonsilitis KronisAda beberapa faktor predisposis yang dapat mnimbulkan keadaan tonsilitis kronis
yakni:
1. Rangsangan menahun dari rokok, jenis makanan
2. Higiene mulut yang buruk
3. Pengaruh cuaca
4. Kelelhan fisik
5. Pengobatan tonsilitis berulang akibat tidak adekuatnya pengobatan
Untuk Etiologi hampir sama dengan tonsilits akut tapi karena penagruh faktor
predisposisi diataslah yang memperberatnya. (Rusmarjono, Soepardi, 2007).
1. Patologi Faktor-faktor predisposisiFaktor-faktor predisposisi
Infeksi BerulangInfeksi Berulang
Pengikisan epitel mukosa serta jaringan limfoi
Pengikisan epitel mukosa serta jaringan limfoi
Diganti oleh jaringan parut yang akanmengalami pengerutan
Diganti oleh jaringan parut yang akanmengalami pengerutan
Kripte melebarKripte melebar
Menimbulkan perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris
Menimbulkan perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris
2. Gejala dan Tanda
Tonsil tampak membesar dan beberapa kripte diiisi oleh detritus
Rasa ada yang mengganjal ditenggorok
Tenggorokan Kering dan nafas berbau
(Rusmarjono, Soepardi, 2007).
3. Terapi
Terapi lokal untuk meningkatkan higiene mulut dan penggunaan obat kumur atau obat
hisap
Indikasi tonsilektomi apabila berulang dan dapat menggangu saluran nafas
(Rusmarjono, Soepardi, 2007).
4. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan seperti:
1. Otitis media, rinitis kronik, dan sinusitis( berlangsung secara kontinuitatum)
2. Dapat terjadi endokarditis, artritis, miositis, nefritis,uveitis, iridosilitis,
dermatitis pruiritis urtikaria dan furunkulosis( penyebaran melalui hematogen
maupun limfogen)
3. Gejala sumbatan serta kecurigaan neoplama (Rusmarjono, Soepardi, 2007).
5. Indikasi Tonsilektomi
Menurut ‘The American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery
Clinical Indicators Compendium’ tahun 1995 dikatakan;
1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun walaupun terapi yang adekuat
2. Tonsil hipertopi yang menimbulkan maloklusi gigi dan meyebabkan
gangguan pertumbuhan orofasial
3. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan
nafas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor
pulomonale.
4. Riniti dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dengan pengobatan
5. Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
6. Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh kuman bakteri grup A streptococcus
beta hemoliticus
7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
8. Otitis media efusa/otitis media supuratif (Rusmarjono, Soepardi, 2007).