tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di klinik ... · pdf filereferensi dalam...

61
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : PRADESTA ROHIMAWATI NIM. B10100 PROGRAM DIPLOMA IIIKEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: hathu

Post on 25-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

KOLOSTRUM DI KLINIK MOJOSONGO

SURAKARTA TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

PRADESTA ROHIMAWATI

NIM. B10100

PROGRAM DIPLOMA IIIKEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kolostrum Di Klinik Mojosongo Surakarta Tahun 2013”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini

tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. dr. Ade Candra P, selaku Kepala Klinik Mojosongo Surakarta yang telah

bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan

penelitian.

5. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah

diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

v

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Pradesta Rohimawati

B10.100

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

KOLOSTRUM DI KLINIK MOJOSONGO

SURAKARTA TAHUN 2013

xiv + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2006-2007, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua

bulan mencakup 67% dari total bayi yang ada. Presentasi tersebut menurun seiring

dengan bertambahnya usia bayi, yakni 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19%

pada bayi usia 7-9 bulan, yang lebih memprihatinkan l3% bayi di bawah dua

bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi

makanan pendamping. Hasil berikutnya, sebanyak 16,7% bayi di bawah enam

bulan yang diberi susu formula meningkat pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007.

Setelah melahirkan, ibu mengeluarkan cairan kental kekuning-kuningan yang

disebut kolostrum yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga, kolostrum

mengandung zat antibodi, merupakan pencahar untuk mengeluarkan kotoran

pertama bayi, mengandung protein dan vitamin A yang tinggi dan karbohidrat

serta lemak yang rendah. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh 2 ibu nifas

(20%) berpengetahuan baik, 3 ibu nifas (30%) berpengetahuan cukup dan 5 ibu

nifas (50%) berpengetahuan kurang.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik

Mojosnogo Surakarta tahun 2013 pada tingkat baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini

dilakukan di Klinik Mojosongo Surakarta pada tanggal 20 Maret sampai 20 April

2013. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden dari populasi

sebanyak 30 ibu nifas dengan teknik sampling menggunakan total sampling.

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian ini

merupakan variabel tunggal dan analisis data menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 6

responden (20%), kategori cukup sebanyak 17 responden (56.7%), kategori

kurang sebanyak 7 responden (23.3%).

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu nifas tentang kolostrum di Klinik

Mojosongo Surakarta mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak

17 responden (56.7%).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu nifas, Kolostrum

Kepustakaan : 20 literatur (tahun 2005 – 2012)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah

ayat 6)

Belajar dari masa lalu, hidup untuk hari ini, berharap untuk hari esok.

Yang penting kita tidak pernah berhenti bertanya (Albert Einstein)

Masa depan menjadi milik orang-orang yang percaya akan keindahan

mimpi-mimpi mereka (Eleanor Roosevelt)

Jangan pernah melihat masa lalu, hidup itu terus berjalan (penulis)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah

ini penulis persembahan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas cinta

kasihnya, doa restu, pengorbanan, dukungan,

kebahagiaan dan kepercayaan yang luar biasa

untukku.

2. Kedua adikku yang selalu memberiku doa dan

support.

3. Teman-temanku seperjuangan angkatan 2010 serta

Sahabat-sahabatku (Ita, Ira, Nurma, Amrina)

terimakasih selalu menemaniku, menghiburku

dengan canda tawa kalian.

4. Almamater tercinta Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik
Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii

CURICULUM VITAE ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. LandasanTeori ........................................................................ 8

1. Pengetahuan ..................................................................... 8

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

x

2. Masa Nifas ........................................................................ 15

3. ASI Pertama (Kolostrum) ................................................. 19

B. Kerangka Teori....................................................................... 23

C. Kerangka Konsep ................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 25

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 26

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 27

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 31

F. Variabel Penelitian ................................................................. 32

G. Definisi Operasional ............................................................. 32

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 33

I. Etika Penelitian ...................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 38

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 38

C. Pembahasan ............................................................................ 40

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 43

BAB V PENUTUP ................................................................................... 44

A. Kesimpulan ............................................................................ 44

B. Saran ....................................................................................... 44

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

xi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pernyataan tentang kolostrum.........................................28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pernyataan Setelah Uji Validitas.....................................30

Tabel.3.2 Definisi Operasional.......................................................................33

Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data...................................................................39

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kolostrum.......................................................................................40

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Teori....................................................................... 22

Gambar 2.3 Kerangka Konsep.................................................................. 23

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Data Awal

Lampiran 3 Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4 Surat Ijin Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas

Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 10 Kuesioner Penelitian dan Kunci Jawaban

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas

Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 13 Data Hasil Penelitian

Lampiran 14 Frequencies

Lampiarn 15 Perhitungan Manual

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

2006-2007, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua

bulan mencakup 67% dari total bayi yang ada. Presentasi tersebut menurun

seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni 54% pada bayi usia 2-3 bulan

dan 19% pada bayi usia 7-9 bulan, yang lebih memprihatinkan l3% bayi di

bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3

bulan telah diberi makanan pendamping (Dinkes, 2005). Hasil berikutnya,

sebanyak 16,7% bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula

meningkat pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007 (UNICEF, 2008).

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

lactose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara

ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke

waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi (Wulandari dan Handayani, 2011).

Pemberian ASI pada satu jam pertama setelah rnelahirkan dapat

mempercepat pergantian produksi susu dari payudara yang penuh dan

matang. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan membantu

rnemperlancar produksi ASI (Hayati, 2009).

Kolostrum (IgG) dari bahasa latin colostrum atau lojong adalah susu

yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

2

hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum merupakan cairan kental kekuning-

kuningan keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.

Kolostrum mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi

dari berbagai penyakit infeksi serta merupakan pencahar untuk mengeluarkan

kotoran pertama bayi (meconium) dari usus bayi dan mempersiapkan saluran

pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang (Kristiyansari, 2009).

Faktor pengetahuan, pendidikan, dan sumber informasi dapat

menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir, namun

banyak disertai dengan faktor persepsi, sikap, sosial budaya, dukungan sosial

dan faktor ketidakmampuan tenaga kesehatan untuk memotivasi dalam

memberi penambahan ilmu bagi ibu-ibu yang menyusui (Nazara, 2007).

Beberapa pendapat yang menghambat ibu post partum memberikan

kolostrum dengan segera, diantaranya takut bayi kedinginan, setelah

melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya, kolostrum tidak

keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai, serta kolostrum tidak baik

bahkan berbahaya bagi bayi. Hal di atas tidak akan terjadi bila seorang ibu

post partum mempunyai pengetahuan yang bagus serta mendapat support dari

keluarga (Roesli, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Klinik

Mojosongo Surakarta. Dari data yang diambil, bulan Januari 2012 sampai

September 2012 jumlah ibu nifas sebanyak 267 orang dan rata-rata ibu nifas

tiap bulan di Klinik Mojosongo Surakarta sebanyak 30 orang. Berdasarkan

wawancara pada tanggal 23 - 25 September 2012, didapatkan hasil

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

3

wawancara dengan 10 ibu nifas tentang kolostrum diperoleh data 2 ibu nifas

(20 %) berpengetahuan baik, 3 ibu nifas (30%) berpengetahuan cukup, dan 5

ibu nifas (50%) berpengetahuan kurang.

Berdasarkan latar belakang di atas, dan masih kurangnya pengetahuan

ibu nifas tentang kolostrum, maka penulis melakukan penelitian dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kolostrum di Klinik Mojosongo

Surakarta Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Kolostrum di Klinik Mojosongo Surakarta Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Kolostrum di

Klinik Mojosongo Surakarta Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di

Klinik Mojosongo Surakarta pada tingkat pengetahuan baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di

Klinik Mojosongo Surakarta pada tingkat pengetahuan cukup.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

4

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di

Klinik Mojosongo Surakarta pada tingkat pengetahuan kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan

penerapan teori-teori tentang penelitian di bidang ilmu kesehatan

khususnya tentang ASI pertama (kolostrum) pada bayi baru lahir.

2. Bagi Diri Sendiri

Dapat memberikan wawasan yang lebih luas serta memberikan gambaran

sedekat mungkin melalui pengalaman nyata dalam melaksanakan

penelitian mengenai kolostrum pada ibu dalam masa nifas.

3. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan

dalam pembelajaran dan dapat dikembangkan untuk penelitian

selanjutnya khususnya tentang kolostrum pada ibu dalam masa nifas.

b. Institusi Klinik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam usaha

promosi kesehatan khususnya tentang kolostrum pada ibu dalam masa

nifas.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

5

E. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa

dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu :

Senja Asih Mirani (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Colostrum Di BPS Harapan Bunda, Ceperan, Sambirejo, Plupuh,

Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian ini adalah Diskriptif Kuantitatif.

Jumlah populasi sebanyak 30 responden, dan jumlah sampel sebanyak 30

responden dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Tehnik Total

Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner,

sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan komputerisasi

menggunakan program SPSS Versi 16 dengan Uji Person Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik sebanyak 2

responden (6,7%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden

(83,3%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (10%).

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu jenis

penelitian, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu populasi, sampel,

tempat dan waktu penelitian.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

6

F. Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tinjauan teori tentang pengetahuan,

masa nifas, ASI pertama (Kolostrum), serta kerangka teori dan

kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian yang

digunakan, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan

teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,

metode pengolahan dan analisis data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian,

hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

7

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan

saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, penciuman, rasa dan raba). Pada waktu pengindraan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

9

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelasakan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

10

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Penialain-penilaian

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan. Cara

coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah. Apabila

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

11

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat

tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat

modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan

tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang

pemerintahan dan lain sebagainya.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman

pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense terkadang dapat menemukan

teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

12

hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan. Apabila proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus

kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis,

logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

13

metodologi penelitian (research metodology). Bahwa dalam

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-

gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan secara umum adalah :

1) Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun.

2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam

situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

14

mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang

merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai

informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi

dari seseorang akan berpengauh pula terhadap tingkat pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh

pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-

hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.

4) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya

dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu

proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

5) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan

turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

15

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula

pengetahuannya.

6) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

e. Cara mendeskripsikan tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010), untuk mengetahui tingkat

pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu:

baik, cukup, kurang dengan menggunakan parameter :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya

plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan

secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari

(Wulandari dan Handayani, 2011).

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

16

b. Tujuan Masa Nifas

Menurut Ambarwati (2009), tujuan asuhan masa nifas dibagi

dua yaitu :

1) Tujuan Umum

Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal

mengasuh anak.

2) Tujuan Khusus

(a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.

(b) Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi

masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

dan bayi.

(c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi

dan perawatan bayi sehat

(d) Memberikan pelayanan keluarga berencana

c. Periode Masa Nifas

Periode nifas menurut Bobak (2008), meliputi :

1) Immediate Puerperium

Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.

2) Early puerperium

1 hari sampai 7 hari setelah melahirkan.

3) Late puerperium

1 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

17

d. Tahapan Masa Nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), nifas dibagi dalam 3

periode :

1) Puerperium dini adalah masa kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial adalah masa kepulihan menyeluruh alat-

alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

e. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), peran dan tanggung

jawab bidan dalam masa nifas adalah memberikan perawatan dan

support sesuai kebutuhan ibu antara lain :

1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

2) Menetukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa

nifas

3) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah

4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

5) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

18

6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

f. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), paling sedikit 4 kali

kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi.

1) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuannya mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri,

mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, pemberian

ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

(Bounding Attachment), menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hypothermia.

2) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuannya memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai

adanya tanda-tanda demam, memastikan ibu cukup makanan,

cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling

pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

Tujuannya memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai

adanya tanda-tanda demam, memastikan ibu cukup makanan,

cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

19

pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuannya menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang

ibu alami, memberikan konseling KB secara dini.

3. ASI Pertama (Kolostrum)

a. Pengertian Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan keluar

pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah

kolostrum akan betambah dan mencapai komposisi ASI biasa/ matur

sekitar 3-14 hari (Kristiyansari, 2009).

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai ke 3, mengandung tissue

debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus

dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah

(Wulandari dan Handayani, 2011).

b. Komposisi Kolostrum

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), komposisi

kolostrum meliputi :

1) Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan

ASI matur.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

20

2) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI

matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum

protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).

3) Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI

matur, dan dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai

umur 6 bulan.

4) Mineral, terutama natrium kalium dan klorida lebih tinggi jika

dibandingkan dengan ASI matur.

5) Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) lebih tinggi

jika dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang

larut dalam air (vitamin B dan C) dapat lebih tinggi atau lebih

rendah.

6) Zat kekebalan tubuh atau Immunoglobulin

Ig A, Ig G dan Ig M lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI

matur.

7) Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur hanya 58

Kal/100 ml kolostrum.

8) Volume berkisar 150-300 ml/ 24 jam.

c. Manfaat Kolostrum

Menurut Arif (2009), manfaat kolostrum antara lain :

1) Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh terutama IgA

(Immunoglobulin A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi terutama diare.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

21

2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit,

namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena

itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.

3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai

dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan.

d. Reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu.

Menurut Kristiyansari (2009), ada 2 reflek yang berperan dalam

pembentukan kolostrum atau air susu antara lain :

1) Refleks Prolaktin (Proses produksi ASI)

Hormon prolaktin dari plasenta memegang peranan untuk

membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum masih terbatas

karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Sewaktu

bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu

terangsang. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang

diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan yaitu frekuensi,

intensitas dan lamanya bayi menghisap.

2) Refleks Let Down (Proses pengaliran ASI)

Hormon oksitosin setelah dilepas kedalam darah akan mengacu

otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

22

berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan

sinus menuju puting susu. Tanda-tanda lain dari let down adalah

tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks

ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

e. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI

Pertama (Kolostrum)

Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang

menyebabkan seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam

pemberian kolostrum, antara lain :

1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang

mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian

ASI terutama kolostrum.

2) Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum.

3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa

daerah yang mengharuskan kolostrum dibuang.

4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga

perlu ditambah susu formula.

5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI

Pertama (kolostrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan

banyak sedikitnya produksi ASI Pertama (kolostrum) karena

payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan

lemak dibandingkan yang kecil (Priyono, 2010).

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

23

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi, Kristiyanasari (2009) dan Notoatmodjo (2010)

Tingkat pengetahuan :

1. Tahu (Knowledge)

2. Memahami (Comprehenson)

3. Menerapkan (Aplication)

4. Anilisis (Analysis)

5. Sintesis (Syntesis)

6. Evaluasi (Evaluation)

Pengetahuan Masa Nifas Kolostrum

Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap

pengetahuan :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial budaya

5. Pendidikan

6. Pengalaman

1. Pengertian

kolostrum

2. Komposisi

kolostrum

3. Manfaat kolostrum

4. Reflek yang

berperan dalam

pembentukan

kolostrum

5. Faktor-faktor yang

menyebabkan

seorang ibu tidak

memberikan ASI

Pertama

(Kolostrum)

1. Pengertian masa

nifas

2. Tujuan masa nifas

3. Periode masa nifas

4. Tahapan masa nifas

5. Peran dan tanggung

jawab bidan masa

nifas

6. Kebijakan Program

Nasional Masa Nifas

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

24

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Ibu

nifas tentang kolostrum

Baik

Cukup

Kurang

Faktor - faktor yang

mempengaruhi :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial budaya

5. Pendidikan

6. Pengalaman

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan

dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2010). Kuantitatif

adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena dengan

berbentuk angka-angka (Hidayat, 2010). Penelitian yang dilakukan

menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik

Mojosongo Surakarta tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan di Klinik Mojosongo

Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 20 Maret sampai 20 April 2013.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu nifas hari pertama sebanyak 30 ibu nifas yang

berkunjung di Klinik Mojosongo Surakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil

semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau

20% - 25% atau lebih. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

ibu nifas hari pertama sebanyak 30 responden.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Penelitian ini

menggunakan total sampling. Menurut Arikunto (2006), teknik total

sampling yaitu bila jumlah populasi dijadikan sampel atau penelitian

populasi.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

27

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya. Kuesioner tertutup

adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih (Arikunto, 2010).

Kuesioner diambil dari sumber teori tentang kolostrum pada ibu nifas.

Kusioner penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”,

kriteria pernyataan positif (favorable) ialah pernyataan yang mendukung

yaitu jawaban dan responden sesuai dengan maksud peneliti, kriteria

pernyataan negatif (unfavorable) ialah pernyataan yang tidak mendukung

yaitu jawaban dan responden tidak sesuai dengan maksud peneliti.

Dimana pernyataan dengan kriteria positif skor 1 untuk jawaban benar dan

skor 0 bila jawaban salah. Sedangkan untuk pernyataan negatif skor 0 untuk

jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

28

Tabel. 3.1 Kisi - Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kolostrum

Variabel Sub Variable Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas

tentang

kolostrum

1. Pengertian

kolostrum

(ASI Pertama)

1, 2, 3*, 4*

4

2. Komposisi

kolostrum

6, 7, 9, 12,

13

5, 8, 10, 11 9

3. Manfaat

kolostrum

15, 16,17,

18, 19, 21

14, 20 8

4. Pembentukan

kolostrum

22*, 23, 24 25, 26* 5

5. Faktor-faktor

yang

menyebabkan

seorang ibu

tidak

memberikan

ASI Pertama

(Kolostrum)

27, 29, 30

,31, 32,35

28, 33, 34 9

Jumlah 35

Keterangan *Tidak valid

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji

validitas dan reliabilitas dengan karakteristik yang sejenis di luar lokasi

penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

29

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan program

komputer SPSS for Windows, rumus product moment, yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361)

(Riwidikdo, 2010).

Setelah dilakukan uji validitas di RSUD Surakarta terhadap 30 ibu nifas

hari pertama dengan jumlah 35 pernyataan didapatkan 31 pernyataan

valid dan 4 pernyataan tidak valid yaitu no 3, 4, 22 dan 26 karena rhitung <

rtabel (0,361) selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam

melakukan penelitian (drop out).

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

30

Tabel. 3.1 Kisi - Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kolostrum Setelah Validitas

Variabel Sub Variable Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas

tentang

kolostrum

1. Pengertian

kolostrum

(ASI Pertama)

1, 2

2

2. Komposisi

kolostrum

6, 7, 9, 12,

13

5, 8, 10, 11 9

3. Manfaat

kolostrum

15, 16,17,

18, 19, 21

14, 20 8

4. Pembentukan

kolostrum

23, 24 25 3

5. Faktor-faktor

yang

menyebabkan

seorang ibu

tidak

memberikan

ASI Pertama

(Kolostrum)

27, 29, 30

,31, 32,35

28, 33, 34 9

Jumlah 31

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

31

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha

Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = Jumlah varian butir

t2 = Varians total

Soal dikatakan reliabel bila nilai rhitung> rkriteria (0,70) (Riwidikdo, 2010).

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada 31 pernyataan yang valid

didapatkan nilai alphacronbach sebesar 0,941, sehingga instrumen

dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan cara untuk mengumpulkan data yang

akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Cara pengumpulan data

dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan (inform

concent) dan membagikan kuesioner pada sampel di Klinik Mojosongo

Surakarta yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian (Hidayat, 2010). Dalam penelitian ini data

t

b

k

kr

2

2

11 11

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

32

primer didapatkan dari hasil jawaban kuesioner tentang pengetahuan

kolostrum pada ibu nifas di Klinik Mojosongo Surakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak berasal langsung dari responden

(Hidayat, 2010). Data sekunder didapatkan dari data rekam medik di

Klinik Mojosongo Surakarta yang berupa data jumlah ibu nifas yang

berkunjung di Klinik Mojosongo Surakarta.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam

penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu Pengetahuan Ibu nifas

tentang kolostrum di Klinik Mojosongo Surakarta.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel - variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

33

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Skala Alat

Ukur

Indikator

Tingkat

Pengetahuan

Ibu nifas

tentang

kolostrum

Kemampuan Ibu

nifas menjawab

kuesioner tentang:

1. Pengertian

kolostrum

2. Komposisi

kolostrum

3. Manfaat

kolostrum

4. Reflek yang

berperan

dalam

pembentukan

kolostrum

5. Faktor-faktor

yang

menyebabkan

seorang ibu

tidak

memberikan

ASI Pertama

(Kolostrum)

Ordinal Kuesioner a) Baik, bila nilai

responden yang

diperoleh (x) >

mean + 1 SD

b) Cukup, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah

mean – 1SD x

mean + 1SD

c) Kurang, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah

(x) < mean – 1SD

Sumber : (Riwidikdo, 2010)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006),

adalah :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil

jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

34

kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.

Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau

tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini yaitu memberi kode angka pada kuesioner

terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah

dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari

jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian

dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis data ada 2 yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

Penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap

tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden tentang

Tingkat Pengetahuan ibu nifas di Klinik Mojosongo Surakarta.

Menurut Riwidikdo (2010), untuk mendiskripsikan tingkat

pengetahuan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

35

Keterangan :

x : nilai responden yang diperoleh

mean : nilai rata-rata yang diperoleh

SD (Standar Deviasi) : simpangan baku

Menurut Riwidikdo (2010), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

x

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2010), Simpangan baku (standart deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)(1

2

1

n

xxn

i

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

36

Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung prosentase setelah

didapat distribusi frekwensi dapat menggunakan rumus :

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika penelitian. Etika penelitian menurut

Hidayat (2010), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat penelitian yang dilakukan. Setelah diberikan penjelasan, lembar

persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian

bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan,

namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati haknya dan penelitian terhadap

subyek tersebut tidak dapat dilakukan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

37

inisial dan memberi nomor atau kode pada masing–masing lembar

tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

38

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Mojosongo Surakarta yang

beralamat di Jalan Malabar Utara, Surakarta. Sarana dan prasarana ruang

cukup memadai terdiri dari 1 ruang pendaftaran, 1 ruang KIA, 1 ruang

bersalin, dan 1 ruang nifas. Pelayanan yang diberikan Klinik Mojosongo

Surakarta yaitu : ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan keluarga berencana,

pemeriksaan laboratorium, pelayanan kesehatan ibu dan anak. Jumlah tenaga

kesehatan terdiri dari 3 dokter, 5 bidan, 9 perawat, 2 apoteker dan 2 petugas

laboratorium.

B. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari pertama di Klinik

Mojosongo Surakarta sebanyak 30 responden. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

responden dan kemudian kuisioner dikembalikan kepada peneliti untuk

diolah.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.

Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut:

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

39

Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data

N Minimum Maximum Mean Sd. Deviation

Pengetahuan

ibu nifas

tentang

kolostrum

30

11

31

23.8

7.04

Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan nilai mean dan standar

deviasi sehingga untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada responden dapat

dikategorikan sebagai berikut :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

: (x) > 23,8 + (1 x 7,04 )

: (x) > 30,84

Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD x mean + 1 SD

: 23,8 - ( 1 x 7,04) x 23,8 + ( 1 x 7,04)

: 16,76 x 30,84

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

: (x) < 23,8 - (1 x 7,04)

: (x) < 16,76

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

40

Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel kwantitas

responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

kolostrum.

No Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Responden Prosentase (%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

6

17

7

30

20 %

56,7 %

23,3 %

100 %

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan cukup tentang kolostrum yaitu 17 responden (56.7

%), yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 6 responden (20%) dan yang

mempunyai pengetahuan kurang yaitu 7 responden (23.3 %).

C. Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang kolostrum di Klinik Mojosongo sebanyak 6 responden (20

%) adalah berpengetahuan baik. Sedangkan berpengetahuan cukup 17

responden (56.7 %) dan berpengetahuan kurang 7 responden (23.3 %).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

41

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan itu sendiri dipengaruhi

oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang

semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan

dan pendidikan seseorang berperan dalam membentuk sikap dan perilaku

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan

ikut membentuk pola pikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan

seseorang.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebanyak 6

responden (20 %) berpengetahuan baik, sebanyak 17 responden (56.7 %)

berpengetahuan cukup dan sebanyak 7 responden (23.3 %) berpengetahuan

kurang. Dari hasil penelitian diatas paling banyak adalah pengetahuan ibu

nifas tentang kolostrum dalam kategori cukup yaitu sebanyak 17 responden

(56.7%), dan dari soal kuesioner yang tersedia, banyak ibu nifas yang belum

mengetahui tentang komposisi kolostrum. Menurut Wulandari dan Handayani

(2011), komposisi kolostrum meliputi kadar karbohidrat dan lemak rendah

jika dibandingkan dengan ASI matur, lebih banyak mengandung protein

dibandingkan dengan ASI matur, lebih banyak mengandung antibody

dibandingkan dengan ASI matur serta dapat memberikan perlindungan bagi

bayi sampai umur 6 bulan, terdapat mineral terutama natrium kalium dan

klorida lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matur, terdapat vitamin yang

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

42

larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) lebih tinggi dibandingkan dengan ASI

matur, Zat kekebalan tubuh atau Immunoglobulin lebih tinggi dibandingkan

dengan ASI matur, total energi rendah dibandingkan dengan susu matur hanya

58 Kal/100 ml kolostrum dan volume berkisar 150-300 ml/ 24 jam.

Berdasarkan studi peneliti dahulu, didapatkan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6.7%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (83.3%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (10%).

Dari kesimpulan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik Mojosongo Surakarta, 17

responden (56.7%) adalah berpengetahuan cukup. Menurut Notoatmodjo

(2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

yaitu pendidikan, informasi/media masa, sosial budaya dan ekonomi,

lingkungan, pengalaman dan usia.

Menurut Notoatmodjo (2007), Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

43

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini mempunyai kendala dan keterbatasan, yaitu:

1. Kendala Penelitian

Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus

menunggu responden datang ke klinik.

2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian

a. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuisioner

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

tertutup sehinga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain

jawaban yang tersedia.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

44

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Kolostrum di Klinik Mojosongo Surakarta Tahun 2013”. Responden

dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden sehingga penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik Mojosongo

Surakarta pada tingkat baik sebanyak 6 responden (20 %).

2. Pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik Mojosongo

Surakarta pada tingkat cukup sebanyak 17 responden (56.7 %).

3. Pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Klinik Mojosongo

Surakarta pada tingkat kurang sebanyak 7 responden (23.3 %).

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan ibu nifas di Klinik Mojosongo Surakarta untuk lebih

meningkatkan pengetahuan tentang kolostrum serta mengikuti

penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang diadakan di posyandu,

puskesmas, polindes dan instansi kesehatan pemerintah yang terkait.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

45

2. Bagi institusi

a. Klinik Mojosongo

Diharapkan bagi bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat lebih

meningkatkan penyuluhan tentang kolostrum atau ASI Pertama

yang lebih difokuskan kepada ibu nifas.

b. Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan menambah referensi buku tentang

kolostrum untuk peneliti selanjutnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut lagi dengan dua

atau lebih variabel, dengan menggunakan metode penelitian yang

berbeda serta diharapkan jumlah populasi yang digunakan lebih

banyak sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik dan

bermanfaat.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Arif, N. 2009. Panduan Ibu Cerdas-ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta:

Media Pressindo.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

V. Jakarta : Rineka Cipta.

–––––––––––– . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bobak, Irene, M. Dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity

Nursing). Edisi 4. Jakarta: EGC.

Dinkes. 2005. Angka Kematian Bayi Tinggi. Online. Available:

http://dinkesjatengprov.co.id. Diakses tanggal 25 September 2012.

Hayati, A.W. 2009. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta: EGC.

Hidayat, A, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Kristiyanasari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan

Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Mirani, S.A. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Colostrum di BPS

Harapan Bunda, Ceperan, Sambirejo, Plupuh, Sragen Tahun 2012, Karya

Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KOLOSTRUM DI KLINIK ... · PDF filereferensi dalam penulisan Karya ... vitamin A yang tinggi dan karbohidrat ... yang peneliti lakukan di Klinik

Nazara, P. 2007. Faktor- faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan

Kolostrum Kepada Bayi Baru Lahir di Desa Sifalaete Ulu Kecamatan

Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2007. Jurnal Kebidanan Universitas

Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta.

––––––––––––––––– . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilkau. Cetakan I. Jakarta :

Rineka Cipta.

––––––––––––––––– . 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

–––––––––––––––– . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi 10. Jakarta :

Rineka Cipta.

Priyono, Y. 2010. Merawat Bay Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Media Pressindo.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Roesli, U. 2008. ASI, Hak Asasi Untaian Bunga Rampai. Yogyakarta: Bengkel

Buku Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

UNICEF. 2008. Pemberian ASI Eksklusif Masih Rendah. Online. Available:

http://asiku.wordpress.com. Diakses tanggal 25 September 2012.

Wulandari, S.R, Handayani, S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.