klinik ppt

Upload: utari-sita-ardani

Post on 17-Jul-2015

418 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENETAPAN KADAR PROTEIN DAN ALBUMINDisusun Oleh : Nadia Dika S. Muh. Fatoni Utari Sita Ardani Rakih Yusma R. Agustina Kusumastuti (K100090045) (K100090046) (K100090047) (K100090048) (K100090049)

C.1

MATERI

Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida(amida). Molekul protein mengandung karbon,hidrogen,oksigen,nitrogen, dan kadang kala sulfur serta fosfor.Metode pembuktian protein : tes UV absorbsi,reaksi xanthoprotein,reaksi millon,reaksi anhydrin,reaksi biuret,reaksi bradford,dan tes protein berdasar Lowry. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen. Albumin : Protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam,dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Pada manusia,albumin diproduksi oleh retikulum endoplasma di dalam hati dalam bentuk proalbumin. Substansi yang mengandung albumin seperti putih

telur,disebut albuminoid (Lehninger,1988)

METODE DAN DASAR REAKSIPENETAPAN KADAR PROTEIN

DALAM URIN

A. Percobaan rebus dengan asam asetat 6% Dasar Percobaan : Urin diasamkan,

kemudian dipanaskan yang menjadikan gasCO2 meninggalkan urin sehingga pH urin meningkat. Pada saat pH urin berada pada titik isoelektrik protein ( 5,6) terjadilah presipitasi yang karena pemanasan terjadilah

deproteinasi.

C.1

B. Percobaan Exton dengan asam sulfosalisilat Dasar percobaan: Protein presipitan seperti asam sulfosalisilat (reagen alkaloid) dan Na2SO4 akan mengendapkan protein. C. Percobaan Protein Bence Jones I. Percobaan dengan TSA (p-Toluenesulfonic acid)

Dasar percobaan: Pereaksi TSA mempresipitasi protein BenceJones meskipun kadarnya hanya 0,3% mg% dalam urin, tetapi tidak mempresipitasi albumin (asal kadarnya tidak

lebih dari 25 g/dl dalam urin). Globulin dipresipitasikan jikakadarnya lebih dari 5 mg/dl.

C.1

II. Percobaan Pemanasan

Dasar percobaan: Protein Bence Jones mengadakan presipitasi pada suhu 60 C

dan hilang pada pemanasan 100 C dan akan kembali mengadakan presipitasi pada pendinginan 40-60 C. Presipitasi akan menghilang jika dipanaskan sampai mendidih. Pada pendinginan, presipitasi kembali nampak, dan hilang lagi pada suhu dibawah 40 C.PENETAPAN KADAR PROTEIN TOTAL DALAM DARAH

Metode Biuret

Dasar Percobaan : Protein dan bentuk peptid dengan ion kupri dalam suasanaalkalis membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (reaksi biuret) yang intensitasnya warnanya dapat diukur secara fotometrik.

C.1

PENETAPAN KADAR ALBUMIN DALAM DARAH

1. Metode Bromcresol-GreenDasar Percobaan : Albumin dengan bromcresol-green

membentuk suatu kompleks pada pH 4,2 dan pengukuranekstinksi kompleks tersebut secara fotometrik . 2. Metode Reagen Kit (Albumin FS dari Diasys) Dasar Percobaan: Albumin serum dengan Bromocresol green pada pH sangat asam menghasilkan perubahan warna indikator dari hijau-kuning menjadi biru-hijau.

C.1

KELEBIHAN DAN KEKURANGANP.K Protein dalam Urin dan darah Rebus dengan asam asetat Percobaan exton 1. 2. 1. 2. Kelebihan Cukup peka analisisnya cepat Sangat peka adanya kadar protein dalam jumlah yang sangat kecil dapat dinyatakannya Spesifik peka 1. Kekurangan Memungkinkan terjadinya negatif palsu dan positif palsu Tidak spesifik

1.

Percobaan Bence jones 1. 2.

1. 2.

Perbedaan kecepatan aliran TSA Pengaturan suhu dalam presipitasi Waktu analisis lama Mahal (larutan standar)

Protein total (Metode Biuret)

1.

Akurat

1. 2.

C.

Dalam semua penetapan kadar protein dalam Urin umumnya hasil positif ditentukan oleh kekeruhan,Penetapan Kadar albumin Kelebihan Kekurangan

Metode Bromcresol Green

1.

Lebih spesifik

1. 2.

Susah mendapatkan human albumin Waktu kerja lama Waktu kerja yang lama Adanya Operating Time yang mengharuskan peneliti bekerja dengan cepat

Metode Reagen Kit

1. 2.

Lebih akurat Cukup peka

1. 2.

C.1

HASIL INTERPRETASI

Protein urin Normal : kurang dari 0,07 g/l (< 150 mg/hari) Indikasi : penyakit ginjal Interpretasi : high - glomerular disese, cystitis, pyelonephritis, toxaemia, pregnancy, hypertensi, congenital tubal disorder, Wilson's disease sarcoidosis, renal transplant rejection, myelomatosis, nephrotik syndrome, amyloidosis, ureteric stone, renal tract tumour, analgesic neurophaty, fever, strenuous exercise, emotional stress, congestive cardiac failure, prolonged bed rest. Fisiologi : kerusakan glomeruli menaikkan permeabilitas dan menyebabkan protein plasma lepas ke dalam urin. Pendarahan dalam tract sering menyebabkan tes untuk protein positif.

C.1

Protein Bence jones Normal :Indikasi : mielomatosis Interpretasi : ada - multipel mieloma, makroglobulinemia, kerusakan ginjal. Fisiologi : rantai ringan Ig abnormal mudah tersaring melalui ginjal masuk ke urin Albumin Normal : 3,5 - 5 g/dl (335 - 55 g/l) Indikasi : penyakit hati Interpretasi : low - nekrosis hati, sirosis hati, malabsorpsi, nefrosis, glomerulonefritis, infeksi sistemik, inflamasi kronik, penyakit autoimun, gagal jantung kongestif, overhidrasi, leukemia Wilm's tumour. high - shock, dehidrasi, prolonged tourniguet during venepuncture. C.1

PUSTAKA Lehninger, A. 1988, Dasar Dasar Biokimia, diterjemahkan oleh Maggy Thenawijaya. Erlangga, Jakarta

SEKIAN