tutorial klinik

37
ANATOMI dan FISIOLOGI TENGGOROKAN One Bima Atmaja (20100310115)

Upload: bima-atmaja

Post on 12-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Tenggorokan

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Klinik

ANATOMI dan FISIOLOGITENGGOROKAN

One Bima Atmaja

(20100310115)

Page 2: Tutorial Klinik

TENGGOROKAN

Merupakan bagian dari leher depan dan columna vertebra yang terdiri dari faring dan laring.

Page 3: Tutorial Klinik

RONGGA MULUT

Page 4: Tutorial Klinik
Page 5: Tutorial Klinik

FARING

Suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit dibagian bawah.

Faring terbagi atas:1. Nasofaring2. Orofaring3. Hipofaring

Page 6: Tutorial Klinik
Page 7: Tutorial Klinik

NASOPHARYNX

Page 8: Tutorial Klinik

Batas – batas :Superior : Sinus SfenoidInferior : Palatum moleAnterior : Rongga hidungPosterior : Vertebra servikal

(C1)

Page 9: Tutorial Klinik

OROFARING

Page 10: Tutorial Klinik
Page 11: Tutorial Klinik

LARINGOFARING

Page 12: Tutorial Klinik

Batas – Batas :Superior : Tepi atas epiglotisInferior : EsofagusAnterior : LaringPosterior: Vertebra servikal

(C4-6)

Page 13: Tutorial Klinik

LARING

Page 14: Tutorial Klinik

Batas-batas Laring

Page 15: Tutorial Klinik
Page 16: Tutorial Klinik

KartilagoKel.Kartilago Mayor

Kartilago Tiroidea

Kartilago Krikoidea

Kartilago Aritenoidea

Page 17: Tutorial Klinik

Ligamentum Faring

Ligamentum ekstrinsik :

Membran tirohioid Ligamentum tirohioid Ligamentum

tiroepiglotis Ligamentum

hioepiglotisLigamentum

kriotrakeal

Page 18: Tutorial Klinik

Ligamentum intrinsik : Membran quadrangularis Ligamentum vestibular Konus elastikus Ligamentum krikotiroid media Ligamentum vokalis

Page 19: Tutorial Klinik

Otot – Otot Laring* Otot Ekstrinsik

1. Otot-otot suprahioid- M. Stilohioideus - M. Geniohioideus- M. Genioglosus - M. Miohioideus - M. Digastrikus - M. Hioglosus 2. Otot-otot infrahioid- M. Omohioideus - M. Sternohioideus- M. Tirohioideus

Page 20: Tutorial Klinik

Otot Intrinsik

1. Otot-otot adduktor : – Mm. Interaritenoideus transversal dan oblik – M. Krikotiroideus – M. Krikotiroideus lateral Berfungsi untuk menutup pita suara.

2. Otot-otot abduktor : – M. Krikoaritenoideus posterior Berfungsi untuk membuka pita suara.

3. Otot-otot tensor : Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus

Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara.

Page 21: Tutorial Klinik
Page 22: Tutorial Klinik

PERSARAFAN

Page 23: Tutorial Klinik

VASKULARISASI

Page 24: Tutorial Klinik
Page 25: Tutorial Klinik

FISIOLOGI

Page 26: Tutorial Klinik

FONASIKontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada

Page 27: Tutorial Klinik
Page 28: Tutorial Klinik

1. Fase oral • Terjadi secara sadar

Makanan yg telah dikunyah dan bercampur dengan liur makanan akan

membentuk bolus makanan

Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat

kontraki otot instriksik lidah

Page 29: Tutorial Klinik

Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring

(Passavant’s ridge) terangkat pula

Karena lidah terangakat ke atas, sehingga bolus akan terdorong ke posterior

Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator veli palatini

Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi

m. palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut

Page 30: Tutorial Klinik

2. FASE FARINGAL

Terjadi secara refleks pada fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan dari faring ke esofagus.

Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m. salfingofaring, m. tirohioid, dan m.

palatofaring

Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika

ventirkularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obliqus

Page 31: Tutorial Klinik

Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara ke laring karena refleks yang

menghambat pernapasan

Sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran napas

Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis

sudah dalam keadaan lurus

Page 32: Tutorial Klinik

3. Fase esofagealfase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke

lambung.Dalam keadaan istirahat introitus esofagus selalu

tertutup

Karena ada rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka akan terjadi relaksasi m.

krikofaring

Sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam esofagus.

Page 33: Tutorial Klinik

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus introitus esofagus pada waktu

istirahat

Sehingga makanan tidak akan kembali ke faring. Refluks dapat dihindari

Adanya kontraksi dari m.konstriktor faring inferior pada akhir fase faringeal, mempengaruhi gerakan bolus di bagian esofagus

atas

Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke distal oelh gerakan peristaltik esofagus

Page 34: Tutorial Klinik

Proteksi Untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke

dalam trakea Caranya: dengan jalan menutup aditus laring dan rima

glotis secara bersamaanKontraksi otot-otot ekstrinsik laring pengangkatan

laring keatas ↓

Penutupan aditus laring↓

Kartilago aritenoid bergerak ke depan (kontraksi m.tiroaritenoid & m.aritenoid) & m. ariepiglotika

berfungsi sebagai sfingter.

Page 35: Tutorial Klinik
Page 36: Tutorial Klinik
Page 37: Tutorial Klinik