bab 1 kolostrum

26
KOLOSTRUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian Bayi (AKB) di dunia (90 %) penyebab kematian terutama diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8 %) dan masalah gizi buruk (54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah melalui pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011). Angka kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002/2003 sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal (Andy, 2009). Di Sumatera Utara Angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yakni mencapai 22 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2010 Selain itu, menengitis 4,5 %, kelainan bawaan lahir (kongenital) 5,7 %, pneumonia 12,7%, diare 15 %, tetanus 1,7 %dan sebanyak 3,7 % tidak diketahui penyebabnya (Indra Widyastuti, 2011).

Upload: jeltsyn-shbtna-fannie

Post on 09-Aug-2015

500 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

great

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Kolostrum

KOLOSTRUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar belakang

Angka kematian Bayi (AKB) di dunia (90 %) penyebab kematian terutama

diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8 %) dan masalah gizi buruk

(54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah melalui

pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011).

Angka kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002/2003 sebanyak 35 per

1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal

(Andy, 2009).

Di Sumatera Utara Angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yakni

mencapai 22 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2010 Selain itu, menengitis 4,5 %,

kelainan bawaan lahir (kongenital) 5,7 %, pneumonia 12,7%, diare 15 %, tetanus 1,7

%dan sebanyak 3,7 % tidak diketahui penyebabnya (Indra Widyastuti, 2011).

Tingkat derajat kesehatan masyarakat Kota Padangsidimpuan pada 2009 cukup

baik. Dimana angka kematian bayi (AKB) pada 2009 hanya 43 orang, prevalensi gizi

buruk dan kurang hanya 0,06 persen (Satriadi Tanjung, 2010)

Cakupan ASI eksklusif enam bulan menurun dari 42,4% pada tahun 1997

menjadi 32,5% pada tahun 2002. Jumlah bayi dibawah enam bulan yang diberi susu

formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI,

2007). Kolostrum mempunyai kasiat untuk membersihkan mekonium sehingga

Page 2: Bab 1 Kolostrum

mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Kolostrum

mengandung protein, zat penangkal infeksi, mineral (terutama K, Na, dan Cl) dan

vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan zat antibodi yang mampu

melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan

(sumarah, 2009).

Kolostrum terbukti dapat meningkatkan kekebalan pada bayi baru lahir, oleh

karena itu pengertian tentang kolosrum sangat penting karena banyak ibu yang tidak

mengerti apa itu kolostrum. Hal ini diharapkan dapat memberi gambaran secara dini

tentang manfaat kolostrum diharapkan dapat berdampak pada pengetahuan ibu untuk

segera memberikan ASI yang mengandung kolostrum setelah melahirkan (Ambarwati,

1998)

Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum, yang

diperkirakan ASI yang kotor, buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata

kolostrum hanya sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh

(Manuaba, 2002).

Berdasarkan survey yang dilakukan penulis mulai bulan Januari sampai dengan

Maret tahun 2011 di kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terdapat

ibu hamil sebanyak 30 orang, 4 dari 5 ibu hamil tidak mengetahui pentingnya

pemberian kolostrum.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan

Ibu Hamil tentang Pemberian Kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan tahun 2011.

1.2       Perumusan masalah

Page 3: Bab 1 Kolostrum

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah

“Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di

kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2011”

1.3       Tujuan penelitian

1.3.1     Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian

kolostrum dikelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011.

1.3.2     Tujuan khusus

1.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di

Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan

umur.

2.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di

Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan

pendidikan.

3.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di

Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan

sumber informasi.

1.4          Manfaat penelitian

1.    Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan penulisan serta menerapkan ilmu – ilmu kesehatan

yang telah diterapkan selama di Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpun.

2.     Bagi Institusi Pendidikan

Page 4: Bab 1 Kolostrum

Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan sekaligus bahan

masukan bagi peneliti yang akan meneliti selanjutnya.

3.     Bagi Ibu Hamil

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi ibu hamil untuk memberikan

kolostrum pada bayi baru lahir.

4.    Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi masyarakat diharapkan

mengetahui manfaat kolostrum sehingga dapat mendukung pemberian kolostrum pada

bayi baru lahir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1        Pengetahuan

2. 1.1    Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

Page 5: Bab 1 Kolostrum

penciuman dan perabaan yang mana sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2010)

2. 1.2  Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan,

yaitu :

1.     Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

suatu spesifik dan seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang telah dipelajari,

antara lain menyebutkan, mengidentifikasi dan sebagainya.

2.     Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.

3.     Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan rumus statistik

Page 6: Bab 1 Kolostrum

dalam penghitungan hasil peneliti, dapat menggunakan siklus-siklus rumusan masalah

dan kasus yang diberikan.

4.     Analisis (Analysys)

Analisis adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tertentu

dan masih ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelom-

pokkan dan sebagainya.

5.     Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesa adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru yang ada, misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meningkatkan dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

6.     Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini ditingkatkan dengan kemampuan untuk melakukan

mendeskripsipikasi dan menilai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilian-

penilaian ini berdasarkan kriteria yang ada, misalnya dapat membandingkan anak-anak

yang cukup gizi, dapat menafsirkan ibu-ibu tidak dapat ber-KB (Keluarga Berencana)

dan sebagainya.

   2. 1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Yang mempengaruhi pengetahuan yang dikutip dari Prohealth (2009), yaitu:

Page 7: Bab 1 Kolostrum

1.    Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu

akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain

itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2. Pendidikan

Pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah

pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi

juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang

sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui akan menumbuhkan sikap

makin positif terhadap obyek tersebut.

3. Sumber informasi

Page 8: Bab 1 Kolostrum

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun

seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat kan informasi yang

baik dari berbagai media misalnya TV (Televisi), radio atau surat kabar maka hal itu

akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

2. 2         Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita di

mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang meliputi perubahan fisik,

psikologis dan sosial (Sarwono, 2007).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,

tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal (Kusmiyati, 2009).

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba,1998).

  2. 3       Pengertian Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

malahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI

matang, atau cairan tahap pertama ASI yang dihasilkan selama masa kehamilan dan

berakhir setelah kelahiran bayi (2-4 hari), berwana kuning keemasan atau krem,

dengan volume 150 – 300 ml /hari, serta lebih kental dibandingkan dengan cairan

susu tahap berikutnya. (Proverawati, 2009).

Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning- kuningan,

lebih kuning dibandingkan dari ASI matur, bentukna agak kasar karena mengandung

butiran lemak dan sel-sel epitel (Ambarwati, 2010).

Page 9: Bab 1 Kolostrum

Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan

berprotein tinggi yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Pada hari

pertama dan kedua, beberapa ibu mengatakan bahwa ASInya belum keluar.

Sebenarnya, meski ASI yang keluar pada hari tersebut sedikit menurut ukuran kita,

tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi

yang berusia 1-2 hari (Roesli, 2009).

2.3.1   Manfaat dan Kandungan kolostrum

Menurut Roesli (2009) kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak

gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.

1.    Kolostrum “Cairan emas” yang encer dan seringkali berwarna kuning atau jernih ini lebih

menyerupai darah daripada susu, mengandung sel-sel hidup yang menyerupai sel

darah putih untuk membunuh kuman penyakit. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24

jam.

2.    Merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga

mukosa usus bayi baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI pada minggu ke-1

sering defekasi dan feses warna hitam.

3.    Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi daripada ASI yang matang.

Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan mendapatkan sedikit

kolostrum sudah mendapatkan protein yang cukup banyak yang memenuhi kebutuhan

bayi pada minggu pertama. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan dengan ASI matur.

4.    Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai

penyakit infeksi untuk jangka waktu 6 bulan.

Page 10: Bab 1 Kolostrum

5.  Laktoferin adalah protein yang dapat mengikat zat besi, mirip dengan transferin dalam

serum. Laktoferin bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri

gram negatif baik aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori dan

spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella yang membantu membawa zat besi untuk

bayi.

6.    Kolostrum membantu pengeluaran mekonium (feses yang dikeluarkan bayi pada hari-

hari pertama yang berwarna hijau kehitaman) sehingga membantu mencegah kuning

pada bayi.

2.3.2   Faktor Imunitas Tubuh dan Faktor Pertumbuhan

Menurut Wikipedia (2009) Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor

imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi

(nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

kesehatan bagi bayi yang baru lahir.

1. Faktor Imunitas

Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturunan) dan infeksi yang menyerang

manusia adalah disebabkan oleh lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara

medis menunjukkan bahwa kolostrum :

1. Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobulin, Lactoferin, Lactalbumin,

Glycoprotein, Cytokines, dll) yang membantu melawan virus, bakteri, jamur,

alergi dan toksin.

2. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis, alergi HIV.

Page 11: Bab 1 Kolostrum

3. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat

bagi penderita diabetes.

4. Mengandung Immunoglobulin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti

virus, anti bakteri, anti jamur dan anti toksin.

2.    Faktor Pertumbuhan

Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk

meningkatkan sistem metabolisme tubuh, memperbaiki sistem DNA (Dioksiribonukleat)

dan RNA (Ribonukleat) tubuh.

1. Merangsang hormon pertumbuhan Human Growth Hormone (HGH)

2. Membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit.

3. Menghindari Osteoporosis.

4. Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh.

5. Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam amino dan vitamin A,

B12 dan E

2.3.3   Stadium ASI

1.    Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama

dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan.

Komposisi ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Jumlah energi dalam

kolostrum hanya 56 kal/100 ml kolostrum dan pada hari pertama memerlukan 20-30 cc.

2.    Stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-5 sampai hari ke-10.

Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,

sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan

Page 12: Bab 1 Kolostrum

bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan

lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

3.    Stadium III adalah ASI matur, yaitu ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai

seterusnya (Irawati, 2010).

2.3.4   Refleks yang Mempengaruhi Produksi dan Pengeluaran ASI

Menurut Sitorus (2008) ada dua macam refleks yang mempengaruhi produksi

dan pengeluaran ASI, yaitu :

1.    Refleks Produksi ASI

Adanya hisapan dari bayi terhadap puting ibu, merasa merangsang reseptor-reseptor

syaraf pada puting susu dan areola yang diteruskan oleh hipotalamus. Hipotalamus

akan merangsang glandula pituitaria bagian depan sehingga dihasilkan hormon

prolaktin. Hormon ini berfungsi merangsang alveoli pada kelenjar susu untuk

memproduksi air susu.

2.    Refleks Pengeluaran susu

Refleks ini terjadi akibat adanya hormon oksitosin yang diproduksi oleh glandula

pituitaria bagian belakang. Hormon ini juga dihasilkan karena adanya hisapan bayi pada

puting susu dan areola.

2.3.5   Penghambat Pengeluaran kolostrum

Menurut Roesli (2009) yang dapat menghambat pengeluaran ASI

/kolostrum yaitu :

1. Ibu yang sedang bingung dan pikirannya kacau.

Page 13: Bab 1 Kolostrum

2. Ibu yang khawatir kalau kolostrumnya tidak cukup

3. Ibu merasa kesakitan saat memberikan kolostrum

4. Ibu merasa sedih, cemas atau kesal.

5. Ibu malu untuk memberikan kolostrum.

2. 4            Kapasitas Lambung Bayi

Menurut Wiratara (2008) ibu khawatir dengan jumlah kolostrum yang hanya

sedikit, apakah mencukupi kebutuhan dari bayi ataukah harus ditambahkan dengan

susu formula. Seringkali pandangan ini yang membuat bayi diberikan susu formula.

Berikut adalah ulasan tentang kebutuhan dari bayi baru lahir:

1.    Bayi berumur 1 hari memiliki kapasitas lambung sekitar 5–7 ml, atau hanya seukuran

kelereng, dan menurut penelitian para ahli, ukuran lambung tidak akan meregang

meskipun diberikan masukan susu dalam jumlah melebihi daya tampung. Jadi

pemberian susu melebihi jumlah diatas hanya akan merembes melalui lubang-lubang

yang ada di usus bayi. Jadi sebenarnya jumlah kolostrum yang tidak seberapa itu

adalah jumlah yang sudah terukur dengan baik dan sudah disesuaikan untuk ukuran

bayi.

2.    Pada hari ke-3, kapasitas perut bayi akan bertambah menjadi sekitar 22.5 ml–30 ml.

Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan

bayi.

3.    Pada usia 7 hari, kapasitas lambung bayi mencapai sekitar 45 ml–60 ml atau seukuran

bola pingpong. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk

memenuhi kebutuhan bayi dan ASI anda mencukupi untuk diberikan.

Page 14: Bab 1 Kolostrum

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu ukraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan uraian dan rumusan masalah di atas, maka penulis

mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel dependent

Pengetahuan ibu hamil tentang pemberian

kolostrum

1. Umur

2. Pendidikan

3. Sumber informasi

Variabel independen adalah sebab atau variabel yang mempengaruhi serta

bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel independen adalah umur ,

pendidikan dan sumber informasi.

Page 15: Bab 1 Kolostrum

Variabel Dependen adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi yang terdiri dari

pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum.

3.2      Defenisi operasional

3.2.1        PengetahuanPengetahuan ibu hamil merupakan hasil dari tahu setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu objek, dalam hal ini pengetahuan tentang kolostrum.

Pengetahuan ibu hamil mengenai kolostrum diukur dengan instrumen berupa

kuesioner, dengan kategori. Kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

1.    Dikatakan pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab dengan benar 76%-

100% dari seluruh pertanyaan.

2.    Dikatakan pengetahuan cukup apabila responden dapat menjawab dengan benar 60%-

75% dari seluruh pertanyaan.

3.    Dikatakan kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar < 60% dari

seluruh pertanyaan.

3.2.2        Umur

Umur responden terhitung mulai dari lahir sampai penelitian ini dilaksanakan

dengan kriteria :

1.    < 20 tahun

2.    20 – 30 tahun

3.     > 30 tahun 3.2.3        Pendidikan

Pendidikan yaitu suatu proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan

atau prilaku seseorang, dimulai dengan :

Page 16: Bab 1 Kolostrum

1)    Dasar (tidak sekolah, SD, sederajat dan SMP)

2)    Menengah (SMA sederajat)

3)    Tinggi (Diploma, Sarjana)

3.2.4        Sumber informasi

Sumber informasi adalah darimana responden mendapat informasi yang

berhubungan dengan pemberian kolostrum.

Ukuran yang digunakan :

1.    Media cetak (booklet, leaftet, flyer, flip chart, poster, majalah)

2.    Media elektronik (Televisi, radio, vidio, slide)

3.    Petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat)

3.3    Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk membuat

gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.

3.4       Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1    Lokasi penelitian

Lokasi yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah ibu hamil yang berada di

Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Karena belum pernah

dilakukan penelitian di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.

Berdasarkan survey awal populasinya cukup, sehingga memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan data dan tempatnya mudah dijangkau.

3.4.2    Waktu penelitian

Page 17: Bab 1 Kolostrum

Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul yaitu mulai bulat Maret sampai Juni

2011.

3.5    Populasi dan Sampel

Pengertian populasi dan sampel menurut Notoatmodjo (2010)

1.     Populasi

Merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Kelurahan Losung Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan.

2.     Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi

Sampel merupakan total populasi denga jumlah 30 ibu hamil. Jika sampel populasinya

kurang dari 100 maka keseluruhan populasi dijadikan sampel (Arikunto, 2006).

3.6       Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data primer yang penulis langsung dari responden

melalui pengisian kuesioner oleh responden, dengan terlebih dahulu memberikan

penjelasan singkat tentang cara pengisian kuesioner pada responden, lembaran

kuesioner dilengkapi dengan identitas responden dan kuesioner berjumlah 20

pertanyaan.

Prosedur penelitian

1.    Memproleh surat permohonan melakukan penelitian dari program studi kebidanan

Padangsidimpuan

Page 18: Bab 1 Kolostrum

2.    Memproleh izin dari kepala desa Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan

Selatan

3.    Menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan

4.    Membagikan lembaran kuesioner kepada responden

5.    Mendampingi responden saat proses pengisian kuesioner

  3.7 Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1    Pengolahan data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1.    Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kuesioner agar data yang masuk

dapat diperoleh secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang

menggambarkan aspek pengukuran yang telah ditentukan.

2.    Coding

Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk

memperoleh masukan data dalam tabel.

3.    Tabulating

Sebagai alat ukur dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam

tabel-tabel distribusi frekwensi.

Keterangan :

P = Presentase responden yang di jawab

Page 19: Bab 1 Kolostrum

F = Frekuensi jawaban yang benar

N = Jumlah soal

(Arikunto, 2006)

3.7.2    Analisa data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang

telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi, kemuduan dicari

besar fresentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan

pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada sehingga dapat

diambil kesimpulan dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan,

dimana :

1.     Skor jawaban yang salah adalah 0 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan

skor) yaitu 0 x 20 = 0

2.     Skor jawaban yang benar adalah 5 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan

skor) yaitu 5 x 20 = 100.

Maka aspek kategori pengetahuan :

1.     Baik = jika jawaban benar 15-20 pertanyaan

2.     Cukup = jika jawaban benar 12-14pertanyaan

3.     Kurang = jika jawaban benar 0-11 pertanyaan.