bab 1 kolostrum
DESCRIPTION
greatTRANSCRIPT
KOLOSTRUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Angka kematian Bayi (AKB) di dunia (90 %) penyebab kematian terutama
diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8 %) dan masalah gizi buruk
(54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah melalui
pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011).
Angka kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002/2003 sebanyak 35 per
1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal
(Andy, 2009).
Di Sumatera Utara Angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yakni
mencapai 22 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2010 Selain itu, menengitis 4,5 %,
kelainan bawaan lahir (kongenital) 5,7 %, pneumonia 12,7%, diare 15 %, tetanus 1,7
%dan sebanyak 3,7 % tidak diketahui penyebabnya (Indra Widyastuti, 2011).
Tingkat derajat kesehatan masyarakat Kota Padangsidimpuan pada 2009 cukup
baik. Dimana angka kematian bayi (AKB) pada 2009 hanya 43 orang, prevalensi gizi
buruk dan kurang hanya 0,06 persen (Satriadi Tanjung, 2010)
Cakupan ASI eksklusif enam bulan menurun dari 42,4% pada tahun 1997
menjadi 32,5% pada tahun 2002. Jumlah bayi dibawah enam bulan yang diberi susu
formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI,
2007). Kolostrum mempunyai kasiat untuk membersihkan mekonium sehingga
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Kolostrum
mengandung protein, zat penangkal infeksi, mineral (terutama K, Na, dan Cl) dan
vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan zat antibodi yang mampu
melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan
(sumarah, 2009).
Kolostrum terbukti dapat meningkatkan kekebalan pada bayi baru lahir, oleh
karena itu pengertian tentang kolosrum sangat penting karena banyak ibu yang tidak
mengerti apa itu kolostrum. Hal ini diharapkan dapat memberi gambaran secara dini
tentang manfaat kolostrum diharapkan dapat berdampak pada pengetahuan ibu untuk
segera memberikan ASI yang mengandung kolostrum setelah melahirkan (Ambarwati,
1998)
Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum, yang
diperkirakan ASI yang kotor, buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata
kolostrum hanya sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh
(Manuaba, 2002).
Berdasarkan survey yang dilakukan penulis mulai bulan Januari sampai dengan
Maret tahun 2011 di kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terdapat
ibu hamil sebanyak 30 orang, 4 dari 5 ibu hamil tidak mengetahui pentingnya
pemberian kolostrum.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
Ibu Hamil tentang Pemberian Kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan tahun 2011.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah
“Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di
kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2011”
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian
kolostrum dikelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di
Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan
umur.
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di
Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan
pendidikan.
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di
Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan
sumber informasi.
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan penulisan serta menerapkan ilmu – ilmu kesehatan
yang telah diterapkan selama di Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpun.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan sekaligus bahan
masukan bagi peneliti yang akan meneliti selanjutnya.
3. Bagi Ibu Hamil
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi ibu hamil untuk memberikan
kolostrum pada bayi baru lahir.
4. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi masyarakat diharapkan
mengetahui manfaat kolostrum sehingga dapat mendukung pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengetahuan
2. 1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman dan perabaan yang mana sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2010)
2. 1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan,
yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
suatu spesifik dan seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang telah dipelajari,
antara lain menyebutkan, mengidentifikasi dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan rumus statistik
dalam penghitungan hasil peneliti, dapat menggunakan siklus-siklus rumusan masalah
dan kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysys)
Analisis adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tertentu
dan masih ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelom-
pokkan dan sebagainya.
5. Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesa adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru yang ada, misalnya dapat menyusun,
merencanakan, meningkatkan dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini ditingkatkan dengan kemampuan untuk melakukan
mendeskripsipikasi dan menilai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilian-
penilaian ini berdasarkan kriteria yang ada, misalnya dapat membandingkan anak-anak
yang cukup gizi, dapat menafsirkan ibu-ibu tidak dapat ber-KB (Keluarga Berencana)
dan sebagainya.
2. 1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Yang mempengaruhi pengetahuan yang dikutip dari Prohealth (2009), yaitu:
1. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain
itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Pendidikan
Pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi
juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui akan menumbuhkan sikap
makin positif terhadap obyek tersebut.
3. Sumber informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat kan informasi yang
baik dari berbagai media misalnya TV (Televisi), radio atau surat kabar maka hal itu
akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
2. 2 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita di
mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang meliputi perubahan fisik,
psikologis dan sosial (Sarwono, 2007).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal (Kusmiyati, 2009).
Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba,1998).
2. 3 Pengertian Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah
malahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI
matang, atau cairan tahap pertama ASI yang dihasilkan selama masa kehamilan dan
berakhir setelah kelahiran bayi (2-4 hari), berwana kuning keemasan atau krem,
dengan volume 150 – 300 ml /hari, serta lebih kental dibandingkan dengan cairan
susu tahap berikutnya. (Proverawati, 2009).
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning- kuningan,
lebih kuning dibandingkan dari ASI matur, bentukna agak kasar karena mengandung
butiran lemak dan sel-sel epitel (Ambarwati, 2010).
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan
berprotein tinggi yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Pada hari
pertama dan kedua, beberapa ibu mengatakan bahwa ASInya belum keluar.
Sebenarnya, meski ASI yang keluar pada hari tersebut sedikit menurut ukuran kita,
tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi
yang berusia 1-2 hari (Roesli, 2009).
2.3.1 Manfaat dan Kandungan kolostrum
Menurut Roesli (2009) kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak
gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.
1. Kolostrum “Cairan emas” yang encer dan seringkali berwarna kuning atau jernih ini lebih
menyerupai darah daripada susu, mengandung sel-sel hidup yang menyerupai sel
darah putih untuk membunuh kuman penyakit. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24
jam.
2. Merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga
mukosa usus bayi baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI pada minggu ke-1
sering defekasi dan feses warna hitam.
3. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi daripada ASI yang matang.
Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan mendapatkan sedikit
kolostrum sudah mendapatkan protein yang cukup banyak yang memenuhi kebutuhan
bayi pada minggu pertama. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibandingkan dengan ASI matur.
4. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai
penyakit infeksi untuk jangka waktu 6 bulan.
5. Laktoferin adalah protein yang dapat mengikat zat besi, mirip dengan transferin dalam
serum. Laktoferin bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri
gram negatif baik aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori dan
spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella yang membantu membawa zat besi untuk
bayi.
6. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium (feses yang dikeluarkan bayi pada hari-
hari pertama yang berwarna hijau kehitaman) sehingga membantu mencegah kuning
pada bayi.
2.3.2 Faktor Imunitas Tubuh dan Faktor Pertumbuhan
Menurut Wikipedia (2009) Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor
imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi
(nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
kesehatan bagi bayi yang baru lahir.
1. Faktor Imunitas
Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturunan) dan infeksi yang menyerang
manusia adalah disebabkan oleh lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara
medis menunjukkan bahwa kolostrum :
1. Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobulin, Lactoferin, Lactalbumin,
Glycoprotein, Cytokines, dll) yang membantu melawan virus, bakteri, jamur,
alergi dan toksin.
2. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis, alergi HIV.
3. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat
bagi penderita diabetes.
4. Mengandung Immunoglobulin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti
virus, anti bakteri, anti jamur dan anti toksin.
2. Faktor Pertumbuhan
Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk
meningkatkan sistem metabolisme tubuh, memperbaiki sistem DNA (Dioksiribonukleat)
dan RNA (Ribonukleat) tubuh.
1. Merangsang hormon pertumbuhan Human Growth Hormone (HGH)
2. Membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit.
3. Menghindari Osteoporosis.
4. Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh.
5. Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam amino dan vitamin A,
B12 dan E
2.3.3 Stadium ASI
1. Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama
dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan.
Komposisi ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Jumlah energi dalam
kolostrum hanya 56 kal/100 ml kolostrum dan pada hari pertama memerlukan 20-30 cc.
2. Stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-5 sampai hari ke-10.
Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,
sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan
bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan
lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
3. Stadium III adalah ASI matur, yaitu ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai
seterusnya (Irawati, 2010).
2.3.4 Refleks yang Mempengaruhi Produksi dan Pengeluaran ASI
Menurut Sitorus (2008) ada dua macam refleks yang mempengaruhi produksi
dan pengeluaran ASI, yaitu :
1. Refleks Produksi ASI
Adanya hisapan dari bayi terhadap puting ibu, merasa merangsang reseptor-reseptor
syaraf pada puting susu dan areola yang diteruskan oleh hipotalamus. Hipotalamus
akan merangsang glandula pituitaria bagian depan sehingga dihasilkan hormon
prolaktin. Hormon ini berfungsi merangsang alveoli pada kelenjar susu untuk
memproduksi air susu.
2. Refleks Pengeluaran susu
Refleks ini terjadi akibat adanya hormon oksitosin yang diproduksi oleh glandula
pituitaria bagian belakang. Hormon ini juga dihasilkan karena adanya hisapan bayi pada
puting susu dan areola.
2.3.5 Penghambat Pengeluaran kolostrum
Menurut Roesli (2009) yang dapat menghambat pengeluaran ASI
/kolostrum yaitu :
1. Ibu yang sedang bingung dan pikirannya kacau.
2. Ibu yang khawatir kalau kolostrumnya tidak cukup
3. Ibu merasa kesakitan saat memberikan kolostrum
4. Ibu merasa sedih, cemas atau kesal.
5. Ibu malu untuk memberikan kolostrum.
2. 4 Kapasitas Lambung Bayi
Menurut Wiratara (2008) ibu khawatir dengan jumlah kolostrum yang hanya
sedikit, apakah mencukupi kebutuhan dari bayi ataukah harus ditambahkan dengan
susu formula. Seringkali pandangan ini yang membuat bayi diberikan susu formula.
Berikut adalah ulasan tentang kebutuhan dari bayi baru lahir:
1. Bayi berumur 1 hari memiliki kapasitas lambung sekitar 5–7 ml, atau hanya seukuran
kelereng, dan menurut penelitian para ahli, ukuran lambung tidak akan meregang
meskipun diberikan masukan susu dalam jumlah melebihi daya tampung. Jadi
pemberian susu melebihi jumlah diatas hanya akan merembes melalui lubang-lubang
yang ada di usus bayi. Jadi sebenarnya jumlah kolostrum yang tidak seberapa itu
adalah jumlah yang sudah terukur dengan baik dan sudah disesuaikan untuk ukuran
bayi.
2. Pada hari ke-3, kapasitas perut bayi akan bertambah menjadi sekitar 22.5 ml–30 ml.
Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan
bayi.
3. Pada usia 7 hari, kapasitas lambung bayi mencapai sekitar 45 ml–60 ml atau seukuran
bola pingpong. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan bayi dan ASI anda mencukupi untuk diberikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep
Kerangka konsep adalah suatu ukraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan uraian dan rumusan masalah di atas, maka penulis
mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel dependent
Pengetahuan ibu hamil tentang pemberian
kolostrum
1. Umur
2. Pendidikan
3. Sumber informasi
Variabel independen adalah sebab atau variabel yang mempengaruhi serta
bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel independen adalah umur ,
pendidikan dan sumber informasi.
Variabel Dependen adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi yang terdiri dari
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum.
3.2 Defenisi operasional
3.2.1 PengetahuanPengetahuan ibu hamil merupakan hasil dari tahu setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek, dalam hal ini pengetahuan tentang kolostrum.
Pengetahuan ibu hamil mengenai kolostrum diukur dengan instrumen berupa
kuesioner, dengan kategori. Kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Dikatakan pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab dengan benar 76%-
100% dari seluruh pertanyaan.
2. Dikatakan pengetahuan cukup apabila responden dapat menjawab dengan benar 60%-
75% dari seluruh pertanyaan.
3. Dikatakan kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar < 60% dari
seluruh pertanyaan.
3.2.2 Umur
Umur responden terhitung mulai dari lahir sampai penelitian ini dilaksanakan
dengan kriteria :
1. < 20 tahun
2. 20 – 30 tahun
3. > 30 tahun 3.2.3 Pendidikan
Pendidikan yaitu suatu proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan
atau prilaku seseorang, dimulai dengan :
1) Dasar (tidak sekolah, SD, sederajat dan SMP)
2) Menengah (SMA sederajat)
3) Tinggi (Diploma, Sarjana)
3.2.4 Sumber informasi
Sumber informasi adalah darimana responden mendapat informasi yang
berhubungan dengan pemberian kolostrum.
Ukuran yang digunakan :
1. Media cetak (booklet, leaftet, flyer, flip chart, poster, majalah)
2. Media elektronik (Televisi, radio, vidio, slide)
3. Petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat)
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi penelitian
Lokasi yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah ibu hamil yang berada di
Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Karena belum pernah
dilakukan penelitian di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
Berdasarkan survey awal populasinya cukup, sehingga memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data dan tempatnya mudah dijangkau.
3.4.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul yaitu mulai bulat Maret sampai Juni
2011.
3.5 Populasi dan Sampel
Pengertian populasi dan sampel menurut Notoatmodjo (2010)
1. Populasi
Merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Kelurahan Losung Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi
Sampel merupakan total populasi denga jumlah 30 ibu hamil. Jika sampel populasinya
kurang dari 100 maka keseluruhan populasi dijadikan sampel (Arikunto, 2006).
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah data primer yang penulis langsung dari responden
melalui pengisian kuesioner oleh responden, dengan terlebih dahulu memberikan
penjelasan singkat tentang cara pengisian kuesioner pada responden, lembaran
kuesioner dilengkapi dengan identitas responden dan kuesioner berjumlah 20
pertanyaan.
Prosedur penelitian
1. Memproleh surat permohonan melakukan penelitian dari program studi kebidanan
Padangsidimpuan
2. Memproleh izin dari kepala desa Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan
Selatan
3. Menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan
4. Membagikan lembaran kuesioner kepada responden
5. Mendampingi responden saat proses pengisian kuesioner
3.7 Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kuesioner agar data yang masuk
dapat diperoleh secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang
menggambarkan aspek pengukuran yang telah ditentukan.
2. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk
memperoleh masukan data dalam tabel.
3. Tabulating
Sebagai alat ukur dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam
tabel-tabel distribusi frekwensi.
Keterangan :
P = Presentase responden yang di jawab
F = Frekuensi jawaban yang benar
N = Jumlah soal
(Arikunto, 2006)
3.7.2 Analisa data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi, kemuduan dicari
besar fresentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan
pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada sehingga dapat
diambil kesimpulan dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan,
dimana :
1. Skor jawaban yang salah adalah 0 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan
skor) yaitu 0 x 20 = 0
2. Skor jawaban yang benar adalah 5 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan
skor) yaitu 5 x 20 = 100.
Maka aspek kategori pengetahuan :
1. Baik = jika jawaban benar 15-20 pertanyaan
2. Cukup = jika jawaban benar 12-14pertanyaan
3. Kurang = jika jawaban benar 0-11 pertanyaan.