persepsi ibu menyusui terhadap pemberian...

71
1 PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAETUNO KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2018 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : WA ODE YUSTINA DAMAYADIN P00324015039 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2018

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

1

PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS WAETUNO KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Diploma III Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

WA ODE YUSTINA DAMAYADIN P00324015039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2018

Page 2: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

2

Page 3: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

3

Page 4: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

4

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wa ode Yustina Damayadin

NIM : P00324015039

Program Studi : Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan

Judul KTI : Persepsi ibu menyusui terhadap pemberian kolostrum

pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas

Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasik karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya

sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini

adalah jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Kendari, Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Wa ode Yustina Damayadin

P00324015039

iv

Page 5: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

v

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Wa Ode Yustina Damayadin

2. Tempat tanggal lahir : Wanci, 16 april 1998

3. Agama : Islam

4. Suku/bangsa : Buton

5. Jenis kelamin : Perempuan

6. Alamat : kel. Waetuno, kec. Wangi-wangi , kab.

Wakatobi

B. Pendidikan :

1. SD Negri 1 Waetuno lulus tahun 2009

2. SMP Negri 2 wangi-wangi lulus tahun 2012

3. SMA Negri 1 wangi-wangi lulus tahun 2015

4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan masuk Tahun 2015

sampai sekarang

Page 6: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

vi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat limpahan Rahmat dan Hidayah serta Karunia-Nyalah sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahlimadya Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kendari.

Selama persiapan, pelaksanaan, penyusunan sampai penyelesaian

karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan dan motivasi

dari berbagai pihak secara moril dan materil. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingginya-

tingginya khususnya kepada Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku

pembimbing I dan Ibu Farming, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama

proses penyusunan karya tulis ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. Bapak Muh. Aswin Mukka Ipo, S.Kep sebagai Kepala Puskesmas

Waetuno.

3. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan dan penguji karya

tulis ilmiah .

4. Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb dan Ibu Elyasari, SST, M.Keb selaku penguji

karya tulis ilmiah.

Page 7: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

vii

vii

5. Para Dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang telah

memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku kuliah

dan seluruh staf dan tata usaha yang memberikan pelayanan kepada

penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Teristimewa kepada keluarga yang telah memberikan pengorbanan,

dorongan dan do’a restu serta kasih sayang demi keberhasilan studi

penulis.

7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun karya tulis

ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Harapan penulis semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

Rahmat-Nya kepada kita semua Amin. Akhir kata semoga karya tulis ini

dapat berguna bagi yang membutuhkan.

Kendari, Juli 2018

Penulis

Page 8: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

viii

viii

ABSTRAK PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA

BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAETUNO KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2018

Wa Ode Yustina 1, Syahrianti2, Farming 2

Latar belakang : Pandangan yang keliru dari kalangan ibu menyusui merupakan salah satu penghambat keberhasilan ibu dalam pemberian kolostrum. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui persepsi ibu menyusui terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018. Metode penelitian : Jenis penelitian penelitian deskriptif dengan populasi sebanyak 65 orang. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling yaitu ibu yang menyusui sejumlah 39 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian : Dari 39 ibu menyusui, terdapat 21 (53,8%) tidak memberikan kolostrum pada bayinya dan hanya 18 (46,2%) ibu yang memberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum dan terdapat 19 (48,7%) yang berpersepsi positif tentang kolostrum. Ibu menyusui yang tidak memberikan kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi negatif sebanyak 16 orang (41%), yang memberikan kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi positif sebanyak 14 orang (35,9%) Kesimpulan : Ibu menyusui lebih banyak tidak memberikan kolostrum, persepsi ibu menyusui tentang kolostrum mayoritas persepsi negatif. Kata kunci: persepsi, ibu menyusui, kolostrum. 1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan. 2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Page 9: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

ix

ix

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF MOTHER ASSESSING THE COLLECTION OF

COLOSTRUM IN NEW BORN BABY IN PUSKESMAS WORKING AREA

WAETUNO WAKATOBI DISTRICT, 2018

Wa Ode Yustina¹, Syahrianti², Farming²

Background: The erroneous view among breastfeeding mothers is one of the

obstacles to maternal success in administering colostrum.

Research objective: To determine the perception of breastfeeding mothers on

colostrum administration in newborns in the work area of Wakatobi District Waetuno

Health Center in 2018.

Research method: Type of descriptive research study with a population of 65

people. The research sample was taken by accidental sampling, namely mothers

who breastfeeded 39 people. The data collected is primary and secondary data.

Results: Of the 39 breastfeeding mothers, 21 (53.8%) did not give colostrum to their

babies and only 18 (46.2%) mothers gave colostrum to their babies, there were 20

(51.3%) mothers with negative perceptions about colostrum and there were 19

(48.7%) positive perceptions about colostrum. Breastfeeding mothers who did not

give the most colostrum to mothers with negative perceptions were 16 people

(41%), who gave the most colostrum to mothers with positive perceptions as many

as 14 people (35.9%)

Conclusion: Breastfeeding mothers do not give colostrum more, the perception of

breastfeeding mothers about colostrum is the majority of negative perceptions.

Keywords: perception, nursing mother, colostrum.

1. Students of the Kendari Polytechnic Department of Midwifery.

2. Lecturer of Kendari Polytechnic Department of Midwifery.

Page 10: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. v KATA PENGANTAR............................................................................. vi DAFTAR ISI.......................................................................................... viii DAFTAR TABEL................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1 A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7 A. Telaah Pustaka ......................................................................... 7 B. Landasan Teori.......................................................................... 29 C. Kerangka Konsep...................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 31 A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................. 31 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 31 C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 31 D. Variabel Penelitian..................................................................... 32 E. Definisi Operasional.................................................................. 32 F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................... 33 G. InstrumenPenelitian....................................................................... 33 H. Alur Penelitian............................................................................ 34 I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 36 A. Hasil Penelitian.......................................................................... 36 B. Pembahasan............................................................................. 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 45 A. Kesimpulan................................................................................ 45 B. Saran......................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 47 LAMPIRAN

Page 11: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

xi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018……………………………………………………

38

Tabel 2. Distribusi Persepsi Ibu Menyusui tentang Kolostrum PadBayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018.......................

39

Tabel 3. Distribusi Persepsi Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018…

40

Page 12: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

xii

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

Lampiran 2 Master tabel penelitian

Lampiran 3 Surat izin penelitian

Page 13: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang sehat harus dipersiapkan sejak dalam kandungan dan

saat persalinan hingga masa tumbuh-kembangnya. Kelahiran bayi

merupakan momen yang paling menggembirakan bagi orang tua

manapun. Setiap orang tua ingin bayi mereka sehat dan memiliki

lingkungan emosi dan fisik yang terbaik. Dasar bagi kesejahteraan bayi

paling baik diletakkan sesegera mungkin saat seorang wanita mulai

hamil. Setelah lahir, nutrisi memainkan peran terpenting bagi

pertumbuhan dan perkembengan yang sehat dari bayi itu. Saat

persalinan merupakan waktu penentu bagi bayi untuk mendapatkan ASI

(Air Susu IBu) yang optimal sebagai nutrisi yang mampuh memenuhi

seluruh unsur gizi untuk perkembangan bayi menjadi anak sehat dan

cerdas (Roesli, 2010).

Perbaikan pemberian makanan bayi dan anak adalah bagian

integral dari UPGK antara lain bertujuan menurunkan Angka Kematian

Bayi (AKB) dan anak yang masih tinggi di Indonesia. Angka kematian

bayi dapat diturunkan dengan memberikan ASI kepada bayi. Pemberian

Air Susu Ibu (ASI) dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi

dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan

meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber

daya manusia yang memadai. Pemberian ASI merupakan salah satu

1

Page 14: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

2

2

kontribusi terpenting bagi kesehatan, pertumbuhan dan

perkembangan bayi baru lahir , bayi dan anak-anak . Manfaatnya akan

semakin besar apabila pemberian ASI dimulai segera setelah lahir,

dimana bayi membutuhkan makanan tanpa pemberian susu tambahan.

Banyak masalah kesehatan neonatus lebih dapat ditanggulangi dengan

pola pemberian ASI segera setelah lahir (Widuri, 2013).

Kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu di daerah

pedesaan maupun perkotaan perlu dipertahankan karena ASI merupakan

makanan utama dan terbaik bagi bayi. Selain mempunyai kandungan zat

gizi sempurna, ASI juga mengandung zat kekebalan yang sangat

diperlukan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit, terutama

penyakit infeksi (Maritalia, 2014). ASI merupakan makanan yang tepat

bagi bayi. ASI yang keluar pada hari ke-satu sampai hari ke-empat

adalah kolostrum yang merupakan cairan pertama yang keluar dari

kelenjar payudara dan paling penting bagi bayi karena mengandung

sejumlah besar antibody yang melindungi bayi dari infeksi dan beberapa

faktor pertumbuhan yang menolong perkembangan normal dan

pematangan saluran pencernaan serta mengandung semua gizi yang

dibutuhkan bayi (Purwanti, 2010).

Melihat banyaknya manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir baru

lahir maka penting bagi bayi untuk segera menyusui bayinya maksimal

setengah jam pertama setelah persalinan karena ini merupakan titik awal

yang penting apakah bayi akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini

Page 15: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

3

3

didasari oleh peran hormon prolaktin, bila bayi tidak mengisap

puting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan

turun sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini

akan memaksa ibu atau bidan memberi makan Pengganti ASI karena

bayi yang tidak mendapat ASI cukup sehingga menyebabkan bayi rewel.

Dengan memberi pengganti ASi setelah bayi lahir berarti akan menekan

pengeluaran ASI kolostrum bayi kurang atau bahkan tidak mendapatkan

ASI kolostrum sama sekali (Rukiyah, 2011).

Pada berbagai penelitian menunjukkan kenyataan bahwa bayi

yang diberikan cairan lain selain kolostrum pada pemberian makan

pertama, dapat memungkinkan usus bayi bisa rusak, yang bisa

mengakibatkan alergi sedangkan bayi yang mendapatkan kolostrum

dapat menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, flu, dan

penyakit alergi karena disebabkan peran kolostrum sebagai imunisasi

pasif yang dikeluarkan segera setelah bayi lahir. Pada penelitian lain juga

membuktikan bahwa kolostrum mempunyai fungsi pencahar untuk

mengeluarkan mekonium dari usus bayi sehingga bayi sering defekasi

dan feses berwarna hitam, akan tetapi karena kurangnya pemahaman

ibu, kondisi ini sering disalah artikan oleh peran ibu. Mereka mengira bayi

tidak cocok mendapatkan ASI kolostrum sehingga ibu takut untuk

menyusui dan memberinya susu buatan (Soetjiningsih, 2010).

Pandangan yang keliru dari kalangan ibu menyusui merupakan

salah satu pendorong dalam pengambilan keputusan untuk tidak

Page 16: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

4

menyusui atau mempercepat penyapihan. Disamping itu muncul pula

mitos-mitos menyusui yang ada dimasyarakat dan umumnya

menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian ASI kolostrum, mereka

berpersepsi bahwa ASI belum keluar pada hari pertama sehingga perlu

ditambah susu formula, serta banyak yang menganggap ASI yang keluar

pertama kali (kolostrum) harus dibuang karena kotor. Dengan adanya

pandangan yang keliru ini dapat menyebabkan kegagalan menyusui,

sehingga kolostrum yang sangat berguna bagi bayi diganti dengan susu

formula, susu sapi, atau air gula (Roesli, 2010).

Data profil kesehatan kota Kendari tahun 2017, cakupan

pemberian kolostrum pada bayi provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016

sebesar 34,10%, sedangkan tahun 2017 menurun menjadi 32,9%

Cakupan pemberian kolostrum untuk Wakatobi (42,1%) tahun 2017

sebesar 34,8%. Angka ini masih rendah dibandingkan dengan Konawe

Selatan (42,8%) dan kolaka timur (47 %). Berdasarkan hasil survei awal

di Puskesmas Waetuno menunjukkan bahwa hanya 86 bayi (42,4%) yang

mendapatkan ASI kolostrum segera setelah lahir dari 203 bayi baru lahir

tahun 2017. Melihat hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Persepsi ibu menyusui terhadap

pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas

Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018”.

Page 17: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah persepsi ibu menyusui

terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja

Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui persepsi ibu menyusui terhadap pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Waetuno

Kabupaten Wakatobi tahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi persepsi ibu menyusui tentang kolostrum di

wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun

2018.

b. Untuk mengidentifikasi pemberian kolostrum pada bayi baru lahir

di wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun

2018.

c. Untuk mengidentifikasi persepsi ibu menyusui terhadap pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas

Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018

Page 18: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ibu Menyusui

Untuk menambah wawasan ibu menyusui tentang kolostrum.

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi

tentang perbaikan gizi terutama berkaitan dengan penyuluhan

pentingnya kolostrum pada bayi baru lahir.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya dan

sebagai masukan untuk menyusun program yang akan datang

serta sebagai dasar perencanaan dalam rangka mensukseskan

pemberian ASI.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian Nabila (2016) yang berjudul hubungan antara persepsi

dengan perilaku ibu menyusui menurut teori health belief model pada ibu

menyusui di Desa Singojuruh Kecamatan Singojuru Banyuwangi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nabila adalah jenis penelitian.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan penelitian Nabila adalah

analitik dengan rancangan cross sectional study.

Page 19: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli

inderawi (sensori stimuli) (Jalaludin, 2015).

Persepsi biasanya juga diartikan sebagai proses mengenal dan

memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil (Notoatmodjo, 2012).

Persepsi menurut Bimo Walgito adalah suatu proses

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian

terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu

sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas

yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang

integreted, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri

individu aktif berperan dalam persepsi itu.

Persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang

melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu

7

Page 20: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

8

mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang

diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu itu sendiri

(Sunaryo, 2014).

b. Macam Persepsi

Menurut Sunaryo (2014) ada dua macam persepsi, yaitu :

a. External perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsang yang datang dari luar diri individu.

b. Self-perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsang yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang

menjadi objek adalah dirinya sendiri.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk

dalam rentang perhatian kita. Notoatmotjo (2012) membagi faktor

penyebab ini bagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal

dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat pada

objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada

orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.

a. Faktor Eksternal

1. Kontras: cara termudah untuk menarik perhatian adalah

dengan membuat kontras pada baik warna, ukuran, bentuk,

atau gerakan.

Page 21: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

9

2. Perubahan Intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi

keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi

menarik perhatian kita.

3. Pengulangan (repetition): dengan pengulangan, walaupun

pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang

perhatian kita, maka akhirnya akan mendapat perhatian kita

4. Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan

lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita

ketahui.

5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus

yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian

kita (Notoatmodjo, 2012).

b. Faktor Internal

1. Pengalaman/Pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan

yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat

berperan dalam menginterprestasikan stimulus yang kita

peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah kita

pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan

interprestasi.

2. Harapan: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi

persepsi terhadap stimulus.

3. Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut

dapat masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini

Page 22: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

10

akan menyebabkan kita meinterprestasikan stimulus secara

berbeda.

4. Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang.

Jika seseorang ingin lulus dengan cumlaude maka angka B

akan diinterprestasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika

seseorang ingin cepat lulus maka nilai B akan

diinterprestasikan yang sudah baik. Atau seseorang

termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan

menginterprestasikan rokok sebagai sesuatu yang negatif.

5. Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya

terhadap stimulus yang ada. Emosi takut juga akan

mempengaruhi pesepsi kita terhadap rasa sakit. Jika kita

merasa takut maka setelah operasi kita akan merasa lebih

sakit dibandingkan dengan mereka yang menghadapi operasi

dengan perasaan tidak takut. Persepsi kita terhadap rasa

takut, dapat dikurangi dengan memecah perhatiannya.

6. Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama

akan menginterprestasikan orang–orang dalam kelompoknya

berbeda, namun akan menginterprestasikan orang–orang di

luar kelompoknya sama. Inilah yang membentuk terjadinya

stereotipe (Notoatmojo, 2012).

Page 23: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

11

d. Faktor – faktor yang berperan dalam persepsi

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenal alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu

yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima

yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus

datang dari luar individu.

b. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai

alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat

susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat

untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai

suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek

(Walgito, 2004).

Page 24: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

12

e. Tahap-tahap dalam proses persepsi

Menurut Parcek (Walgito, 2014) proses tersebut terdiri dari proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menyajikan,

dan memberikan reaksi kepada rangsang panca indra.

a. Proses menerima

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsang

atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui

panca indra, sehingga proses ini sering disebut dengan

pengindraan, proses ini sering disebut sensasi. Menurut

Desiderado (Walgito, 2014) merupakan pengalaman elementer

yang segera, yang tidak memerlukan penguraian secara verbal,

simbolis, atau konseptual, dan terutama selalu berhubungan

dengan panca indra.

b. Proses Menyeleksi Rangsang

Michell (Walgito, 2014) menyatakan persepsi adalah suatu

proses yang didalamnya mengandung proses seleksi ataupun

sebuah mekanisme. Setelah menerima rangsang atau data

diseleksi. Anderson (Walgito, 2014) mengemukakan bahwa

perhatian adalah proses mental, ketika rangsang atau rangkaian

rangsang menjadi menonjol dalam keadaan pada saat yang

lainnya melemah.

Page 25: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

13

c. Proses Pengorganisasian

Data atau rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan

dalam suatu bentuk. Pengorganisasian sebagai proses seleksi

atau screening berarti beberapa informasi akan diproses dan yang

lain tidak. Sebagaimana mekanisme pengorganisasian, berarti

bahwa informasi-informasi yang diproses akan digolong-

golongkan dan dikategorikan dengan beberapa cara. Hal ini akan

memberikan arah untuk mengartikan sesuatu stimulus.

Kategorisasi tersebut mungkin terjadi secara terperinci, yang

terpenting adalah mengkategorikan informasi yang kompleks ke

dalam bentuk yang sederhana (Walgito, 2014).

d. Proses Pengambilan Keputusan dan Pengecekan

Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menurut Burner

(Walgito, 2014) adalah sebagai berikut : pertama kategori primitif,

dimana obyek atau peristiwa yang diamati, diseleksi dan ditandai

berdasarkan ciri-ciri tersebut. Kedua, mencari tanda (cue search),

pengamatan secara cepat memeriksa (scanning) lingkungan untuk

mencari tambahan informasi untuk mengadakan kategorisasi yang

tepat. Ketiga, konfirmasi, ini terjadi setelah obyek mendapat

penggolongan sementara. Pada tahap ini pengamatan tidak lagi

terbuka untuk sembarang memasukan melainkan hanya

menerima informasi yang memperkuat atau mengkonfirmasiakan

keputusannya, masukan-masukan yang tidak relevan dihindari.

Page 26: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

14

f. Hasil Persepsi

Dua macam hasil persepsi yaitu persepsi positif dan persepsi

negatif (Irwanto, 2012).

a. Persepsi Positif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan

tanggapan yang diteruskan dengan upaya pemanfaatannya.

Dalam pemberian kolostrum seseorang yang memiliki tanggapan

yang positif tentang kolostrum akan mau memberikan kolostrum

pada bayinya.

b. Persepsi Negatif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan

tanggapan yang tidak selaras dengan obyek persepsi. Hal ini akan

diteruskan dengan kepasifan atau menolak dan menentang segala

obyek yang dipersepsikannya. Begitu pula seseorang yang

mempunyai tanggapan yang negatif tentang kolostrum akan

menolak dan tidak mau memberikan kolostrum pada bayinya.

Untuk itu dapat dikatakan bahwa persepsi itu baik yang positif

maupun yang negatif akan selalu mempengaruhi diri seseorang dalam

melakukan tindakan akibat dari rangsangan yang telah diterimanya.

2. Kolostrum

a. Pengertian

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar.

Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama

Page 27: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

15

sampai hari ketiga pasca persalinan. Kolostrum merupakan cairan

dengan viskositas kental, lengket dan berwarna

kekuningan.kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam,

vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibody yang tinggi dari

pada ASI matur (Maritalia, 2014)

Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin “colostrunm”

adalah jenis susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap

akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi

(Proverawati, 2010)

Kolostrum adalah cairan yang agak kental berwarna kuning-

kekuningan, lebih kuning dari ASI nature, bentuknya agak kasar

karena mengandung butiran lemak dan sel – sel epitel yang

dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir

(Kristiyantisari, 2013).

Kolostrum adalah cairan yang agak kental berwarna

kekuning –kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI mature,

bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel –

sel epitel, manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI

dalam lambung dan usus bayi berlangsun dengan cepat,

mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi

dari penyakit. (Kodrat, 2010).

Kolostrum merupakan cairan yang dikeluarkan dari kelenjar

payudara pada saat hari pertama kelahiran sampai dengan hari

Page 28: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

16

ketiga. Merupakaan cairan berwarna kekuning-kuningan, lebih

kuning dibandingkan ASI matur. Kolostrum biasanya kental.

Komposisi yang terdapat di dalam kolostrum berbeda dari hari ke

hari hal ini tergantung dari pada perkembangan bayi tersebut

(Soetjiningsih, 2010).

Susu kolostrum (kolostrum) atau disebut juga beestings, first

milk, immune milk atau premilk adalah susu atau cairan yang

diproduksi oleh kelenjar susu dalam hal ini ibu yang mengandung

pada akhir masa kehamilan sampai kira-kira 3 hari setelah bayi lahir.

Susu kolostrum berwarna bening kekuningan dan diproduksi dalam

jumlah sedikit kira-kira 36,23 ml atau 7,4 sendok teh) per hari.

Walaupun sedikit kandungan nutrisi yang ada dalam susu kolostrum

sangat cukup untuk memenuhikebutuhan bayi pada awal kelahiran

karena mengandung protein, karbohidrat, lemak,vitamin, mineral

dan mengandung zat kekebalan tubuh atau antibodi. Dari

penjelasan apa itu susu kolostrum di atas dapat kita lihat pentingnya

susukolostrum bagi bayi yang baru lahir dalam hal pertahanan tubuh

karena susu kolostrum mengandung antibiotik alami kaya akan

antibodi (Immunoglobulin). Immunoglobulin berfungsi untuk

mengikat antigen (bahan asing) yang berbahaya bagi tubuh,

menghancurkan dan melemahkan, serta menyingkirkan bahan asing

tersebut keluar dari tubuh (Soetjiningsih, 2010).

Page 29: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

17

b. Pentingnya Pemberian Kolostrum

Bayi yang baru lahir memiliki kekebalan tubuh yang sangat

lemah. Oleh karena itu pemberian susu kolostrum pada bayi diawal

kelahiran adalah wajib. Kolostrumwajib diberikan karena

mengandung tiga faktor yang paling utama terkandung dalam susu

kolostrum yaitu kekebalan, pertumbuhan dan nutrisi-nutrisi. Zat

antibodi utama yang terkandung dalam susu kolostrum adalah

immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin yang terdapat dalam

kolostrum berfungsi untuk melindungi bayi masing-masing dari

Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

(Soetjiningsih, 2010).

Kolostrum adalah ASI yang sangat bermanfaat terutama

fungsinya untuk mencegah terjadinya infeksi. Zat pencegah infeksi

ini disebut antibodi dimana kemampuan zat tersebut bekerja di

dalam tubuh bayi sekitar 6 bulan. Kadar IgA dari kolostrum sekitar

335,9 mg/100ml, lebih tinggi kadarnya daripada ASI matur yang

hanya 119,6 mg/ 100 ml. Begitu juga dengan IgM dan IgG

kandungan zat tersebut lebih tinggi pada kolostrum dari pada ASI

matur

Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah yang

dialami berjuta-juta ibu-ibu di seluruh dunia. Banyak keuntungan

baik bagi ibu maupun si bayi terhadap pemberian ASI (menyusui).

Asi mampu memberikan pertahanan terhadap infeksi terutama yang

Page 30: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

18

disebabkan oleh E.coli dan berbagai virus pada saluran

pencernaan.

c. Pemberian ASI

Banyak sikap dan kepercayaan yang tidak mendasar

terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak

melakukan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan umum mengapa

ibu tidak memberikan ASI eksklusif meliputi rasa takut yang tidak

berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup atau memiliki

mutu yang tidak baik, keterlambatan memulai pemberian ASI dan

pembuangan kolostrum, teknik pemberian ASI yang salah, serta

kepercayaan yang keliru bahwa bayi haus dan memerlukan cairan

tambahan. Selain itu, kurangnya dukungan dari pelayanan

kesehatan dan keberadaan pemasaran susu formula sebagai

pengganti ASI menjadi kendala ibu untuk memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya (Suhardjo,2012).

d. Komposisi Kolostrum

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi

yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan

zat-zat gizi yangterdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung

zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan

dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

Page 31: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

19

Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama

beberapa periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan

kebutuhan bayi

Berdasarkan sumber dari buku. Kandungan Manfaat

Kolostrum ASI (Roesli, 2010). Diperoleh perkiraan komposisi

Kolostrum dan ASI terterah pada tabel berikut :

Tabel 1 Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)

No. Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Energi

Protein

Kasein

Laktosa

Lemak

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B12

Kalsium

Zat besi

Fosfor

Kkal

G

Mg

G

G

Ug

Ug

Ug

Ug

Mg

Mg

Mg

58.0

2.3

140.0 mg

5.3

2.9

151.0

1.9

30.0

0.05

39.0

70.0

14.0

70

0.9

187.0

7.3

4.2

75.0

14.0

40.0

0.1

35.0

100.0

15.0

1. Kandungan nutrisi dalam ASI

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang

termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak

sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral.

a. Protein

Protein bahan baku untuk tumbuh. Kualitas Protein

sangat penting dalam tahun pertama kehidupan bayi. Karena

saat ini pertumbuhan bayi sangat cepat. Air susu ibu

mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan

Page 32: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

20

bayi manusia. ASI mengandung total Protein lebih rendah tapi

lebih banyak Protein yang halus, lembut dan mudah dicerna.

Komposisi inilah yang mengandung gumpalan yang lebih lunak

yang mudah dicerna dan diserat oleh bayi.

b. Lemak

Lemak ASI adalah komponen yang dapat berubah-ubah

kadarnya. Kadar lemak divariasikan disesuaikan dengan

kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. ASI yang

pertama keluar disebut susu mula (foremilk). Cairan ini kira-kira

mengandung 1-2% lemak dan tampak encer. ASI berikutnya

disebut susu belakang (hindmilk) yang mengandung lemak

paling sedikit tiga seperempat kali lebih banyak daripada susu

formula. Cairan ini memberikan hampirn seluruh energi.

c. Karbohidrat

Laktosa merupakan kompoonen utama karbohidrat dalam

ASI. Kandungan laktosa dalam ASI lebih banyak dibandingkan

dengan susu sapi. Selain merupakan sumber energy yang

mudah dicerna, beberapa laktosa diubah menjadi asam laktat,

asam ini membantu mencegah pertumbuhan baktri yang tidak

diinginkan dan membantu dalam penyerapan kalsium dan

mineral lainnya.

Page 33: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

21

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun

kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi

sampai berumur 6 bulan. Kadar kalsium,natrium, kalium, fosfor,

dan klorida yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi,

tetapi dengan jumlah itu sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi

e. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat

mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K,

karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk

vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara lain

vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Setianingsih, 2014).

2. Pengelompokan ASI

1. ASI stadium l

Pada ASI stadium 1 terdapat kolostrum yakni caran

pertama yang diekresi oleh kelenjar payudara dar hari ke 1

sampai ke 4 setelah persalina. Kolostrum berwarna kuning

keemasan mengandung tingginya komposisi lemak dan sel-sel

hidup,. Kolostrum sebagai pencahar sehingga mekonium cepat

terkuras dan bayi siap menerima ASI. Kandungan antibody

tinggi, kandungan Ha lebih rendah rendah disbanding ASI

matur, mineral lebih tinggi dari ASI matur.

Page 34: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

22

2. ASI stadium ll

Pada stadium II merupakan ASI peralihan yang

diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10, komposisi protein

lebih rendah, sedangkan lemak dan Ha tinggi, volume ASI

semakin meningkat, pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil

begitu juga kondisi fisik ibu, keluhan nyeri payudara berkurang,

perlu peningkatan kandungan protein dan kalsium pada

makanan ibu.

3. ASI stadium lll

Pada ASI stadium lll ASI sudah matur pada hari ke-10

dan seterusnya, nutrisi berubah sesuai kebutuhan bayi sampai

usia 6 bulan, setelah 6 bulan bayi dikenalkan dengan makanan

lain, telur lebih aman diberikan pada berumur setelah 1 tahun

sampai sistem pecernaan terhadap alergi telah siap (Rukiyah,

.2011)

3. Volume ASI

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi

kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi

mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara

cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc

pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari

ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi

sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada

Page 35: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

23

yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter

per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama.

Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada

waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI.

Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-

700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan

kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (Suparyanto,

2010).

e. Manfaat Kolostrum

Kolostrum manfaat utama, diantaranya adalah sebaga berikut :

1) Bagi bayi

a) Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirp

dengan nutrisi yang dterima bayi selama dalam rahim.

b) Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-

hari pertama hidupnya.

c) Kolostrum mengandung zat pencahar untuk menyiapkan dan

membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.

d) Kolostrum mengurangi konsentrasi bilirubin (yang

menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi terhindar dari

jaundice.

e) Kolostrum membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk

penernaan (Proverawati,2010).

2) Bagi ibu menyusui

Page 36: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

24

a) Mencegah perdarahan pasca persalinan

Perangsang pada payudara ibu oleh isapan bayi akan

diteruskan ke otak dan ke kelenjar hipofisis yang akan

merangsang terbentuknya hormon oksitosin. Oksitosin

membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah

trjadinya perdarahan pacsa persalinan.

b) Mempercepat pengecilan kandungan

Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang

menandakan kandungan berkontraksi dan dengan demikian

pengecilan kandungan terjadi lebih cepat.

c) Memberikan rasa dibutuhkan

Manusia adalah makhluk sosial. Dengan menyusui ibu

akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan

oleh manusia.

d) Mempercepat kembalinya berat badan keberat semula

Selama hamil ibu menimbun lemak dibawah kulit. Lemak

ini akan terpakai untuk membentuk ASI sehingga bila ibu tidak

menyusui akan tetap tertimbun dalam tubuh (Suparyanto,

2010).

3) Bagi keluarga

a) Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan

Page 37: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

25

untuk keperluan lain. Karena penghematan juga disebabkan

karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b) Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran

lebih jarang, sehingga susasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana

saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan

air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta

pertolongan orang lain (Kristiyanasari, 2013).

f. Komponen Utama dalam Kolostrum

1) Imunitas tubuh

Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturunan) dan

infeksi yang menyerang manusia adalah disebabkan oleh

lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara medis

menunjukan bahwa kolostrum :

a) Mempunyai komponen imunitas yang kuat (imunoglobulin,

lactroferin, lactalbumin, glikoprotein, citokines dll) yang

membantu melawan virus, bacteri, jamur, alergi dan toksin.

b) Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas,

arthitis, alergi dan HIV.

Page 38: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

26

c) Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan

sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.

d) Kaya akan kandungan TgF-B yang mendukung terapi

penderita kanker, pembentukan tulang dan mencegah

penyakit herpes, mengandung imunoglobulin yang telah

terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, anti

jamur dan anti toksin.

2) Pertumbuhan

Kolostrum mengandung komponen pertumbuhan alami

yang berfungsi untuk :

a. Meningkatkan sistem metabolisme tubuh.

b. Memperbaiki sistem DNA dan RNA tubuh.

c. Mengaktifkan sel T

d. Mencegah penuaan dini

e. Merangsang hormon pertumbuhan (HCG)

f. Membantu menghaluskan dan menyehatkan kulit

g. Menghindari osteoporosis

h. Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh

i. Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam

amino, dan vitamin A (Proverawati, 2010)

g. Cara Pemberian Kolostrum

Pemberian kolostrum segera setelah persalinan sebaiknya

dalam waktu 30 menit pertama. Hal ini merupakan cara efektif

Page 39: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

27

untuk mencegah kehilangan panas karena rendahnya kadar

glukosa darah yang menyebabkan hipotermi. Tujuan menyusui di

30 menit pertama bukan hanya untuk memberi makan bayi tetapi

untuk membiasakan bayi mengisap payudara karena saat ini

adalah saat yang paling tepat untuk melatih reflek mengisap bayi

sehingga menjadi awal kesuksesan dalam menyusui.

Setelah proses persalinan selesai, bayi dalam kondisi hangat

segera disusukan pada ibu yang sudah dibersihkan. Hindari bayi

masuk dalam jam tidurnya karena bayi memiliki pola tidur setelah

persalinan. Bayi biasanya tidur pada 2 jam pertama setelah

persalinan dan akan terbangun setelah jam selanjutnya. Bila bayi

sudah terlanjur masuk dalam jam tidur ia tidak akan mau menyusu

dan mulut bayi akan terkunci (Rukiyah,2011).

1. Posisi menyusu bayi yang benar :

a) Bayi harus dapat memasukan seluruh putting susu sampai

areola mamae kedalam mulutnya sehingga bayi dapat

menggunakan rahang untuk menekan daerah dibelakang susu.

Daerah ini merupakan kantong penyimpnan ASI.

b) Ibu dapat mengambil posisi duduk, punggung ibu bersandar,

kaki diangkat dan diluruskan kedepan sejajar dengan bokong

atau kebawah tetapi harus diberi penyangga (jangan

menggantung). Bayi tidur dipangkuan ibu dengan dialasi bantal

Page 40: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

28

sehingga posisi perut ibu bersentuhan/berhadapan dengan

perut bayi. Leher bayi harus dalam keadaan tidak terpelintir.

c) Posisi menyusui lain adalah ibu tidur miring dengan bantal agak

tinggi dan lengan tangan menopang kepala bayi. Posisi perut

bayi dan posisi ibu harus bersentuhan. Siku bayi harus lurus

sejajar dengan telinga bayi bila ditarik garis lurus.

d) Bila mengambil posisi telungkup diatas meja, bayi ditidurkan

dimeja dengan kepala bayi mengarah kepayudara ibu. Posisi ini

akan menguntungkan bagi bayi kembar karena kedua bayi

memperoleh kesempatan yang sama tanpa harus dibedakan.

e) Segera setelah persalinan posisi menyusui yang terbaik adalah

bayi ditelungkupkan diperut ibu sehingga kulit ibu bersentuhan

dengan kulit bayi (Kristiyanasari,2013).

2. Waktu menyusui bayi

Waktu menyusui bayi adalah :

a) Menyususi bayi tidak perlu dijadwal. Bila bayi membutuhkan

atau menangis, ibu harus segera memberikan ASI.

b) Bila bayi puas menyusu, bayi akan tertidur pulas.

c) Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih menyusu, untuk

melepaskan putting susu dari mulut bayi, ibu dapat

memasukan jari tangan secara perlahan-lahan kedalam mulut

bayi menyusuri putting susu. Dengan demikian bayi masih

dapat merasa ada sesuatu yang diisap. Kemudian dengan

Page 41: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

29

perlahan-lahhan lepaskan putting susu dari mulut bay. Hal ini

untuk enghindari putting suusu lecet akibat gesekan yang kuat

dan bayi tidak terkejut (Maritalia,2014).

B. Landasan Teori

Kolostrum adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir. Oleh

karena itu pemberian kolostrum bagi bayi diupayakan dapat diberikan

segera setengah jam pertama setelah persalinan tanpa makanan

pendamping lain. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi

nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini didasarkan oleh peran

hormon yang memproduksi ASI yaitu hormon prolaktin. Dalam peredaran

darah ibu, prolaktin akan turun satu jam pasca persalinan yang

disebabkan oleh lepasnya plasenta. Kolostrum memiliki banyak manfaat

untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi lewat zat-zat unik

yang terkandung didalamnya. Kolostrum mengandung zat kekebalan

pasif yang dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit.

Pemberian kolostrum merupakan langkah awalauntuk menjalin bounding

attachmant antara ibu dan anaknya (Roesli, 2010).

Persepsi ibu menyusui mengenai kolostrum sangat mempengaruhi

perilaku ibu dalam memberikan kolostrum pada bayinya. Dengan

persepsi yang positif maka ibu dapat mengaplikasikan ilmu yang

diketahuinya dengan cara memberikan kolostrum pada bayinya.

Sebaliknya jika persepsi ibu negatif tentang kolostrum maka ibu akan

memberikan kolostrum disertai makanan pendamping. atau bayi tidak

Page 42: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

30

diberikan kolostrum sama sekali. Gencarnya promosi susu formula

menjadi penyebab menurunnya jumlah bayi yang mendapat kolostrum.

(Suhardjo, 2012)

C. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent): Pemberian kolostrum

Variabel bebas (Independent): Persepsi ibu menyusui tentang kolostrum

Persepsi Ibu Menyusui tentang

kolostrum

Pemberian Kolostrum

Page 43: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran persepsi ibu terhadap

pemberian kolostrum.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Waetuno Kabupaten

Wakatobi pada bulan Juni – Juli tahun 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang

berada di Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018

yang berjumlah 65 orang.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang datang

memeriksakan bayinya ke Puskesmas Waetuno Kabupaten

Wakatobi pada waktu penelitian, dengan besar sampel yaitu 39

orang. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling

Penentuan besar sampel yang dibutuhkan menggunakan rumus,

yaitu :

)(1 2dN

Nn

31

Page 44: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

32

Keterangan : n : Besar Sampel

N : Besar Populasi

d : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir (± 10%)

Maka besarnya sampel yaitu :

2)1,0(651

65

n

65,1

65n

3,39n (dibulatkan menjadi 39)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu pemberian kolostrum

2. Variabel bebas (independent) yaitu persepsi ibu menyusui tentang

kolostrum

E. Definisi Operasional

1. Pemberian kolostrum adalah pemberian kolostrum yang berupa cairan

berwarna kekuning-kuningan yang dikeluarkan dari kelenjar payudara

pada saat hari pertama kelahiran sampai dengan hari ketiga

(Kristiyantisari, 2013).

Kriteria objektif

a. Memberikan kolostrum : bila ibu menyatakan memberikan

kolostrum pada bayinya saat berusia 0-3 hari

Page 45: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

33

b. Tidak memberikan kolostrum : bila ibu tidak menyatakan

memberikan kolostrum pada bayinya saat berusia 0-3 hari.

2. Persepsi adalah proses mengenal dan memilih berbagai obyek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil ibu menyusui terkait

dengan pemberian kolostrum pada bayinya.

Kriteria objektif:

Positif : Bila skor yang diperoleh > 60%

Negatif : Bila skor yang diperoleh < 60% (Notoatmodjo, 2012)

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner yang

dibagikan pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Waetuno

Kabupaten Wakatobi.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang

digunakan untuk mengukur persepsi ibu menyusui tentang kolostrum

merupakan kuesioner tertutup, dimana peneliti menggunakan dua pilihan

jawaban yakni “Setuju” dan “Tidak Setuju” yang berjumlah 20

pernyataan. Untuk pertanyaan positif mendapat nilai 1 jika menjawab

setuju dan mendapat nilai 0 jika menjawab tidak setuju. Sedangkan

pernyataaan negatif mendapat nilai 0 jika menjawab setuju dan nilai 1

jika menjawab tidak setuju. Adapun pengisian kuesioner dengan

Page 46: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

34

memberikan tanda centang ( √ ) pada lembar kuesioner yang sudah

disediakan.

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3: Alur penelitian

I. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

Populasi Ibu hamil berjumlah 65 orang.

Sampel Sampel berjumlah 39 orang responden

Pembahasan

Analisis data

Pengumpulan data

Kesimpulan

Page 47: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

35

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan uraikan

dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

Kxn

fX

Page 48: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian persepsi ibu menyusui terhadap pemberian kolostrum pada

bayi baru lahir telah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2018 di wilayah kerja

Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi. Sampel penelitian adalah ibu

menyusui yang berjumlah 39 ibu. Data yang telah terkumpul diolah dan

dianalisis. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel yang

disertai penjelasan. Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian, pemberian colostrum, dan persepsi ibu menyusui terhadap

pemberian colostrum pada bayi baru lahir. Hasil penelitian akan ditampilkan

sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Waetuno merupakan salah satu dari Puskesmas

yang ada Kabupaten Wakatobi yang terletak di Desa waelumu ,

Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten wakatobi. Luas Wilayah Kerja

Puskesmas Waetuno berkisar 41,80 Km² yang terdiri atas 1 wilayah

kelurahan ( Kel. Waetuno ) dan 7 desa yaitu Desa Longa,Desa Waha,

Desa Wapia – pia, Desa Koroe Onowa, Desa Waelumu, Desa Patuno dan

Desa Sombu.

Jarak antara Puskesmas dengan Ibukota Kabupaten ± 15 KM

dengan batas-batas sebagai berikut :

36

Page 49: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

37

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan laut

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Tindoi

c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Matahora

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Wandoka.Utara

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru pada tahun

2017 adalah sebesar 8.335 jiwa dengan proporsi penduduk yaitu laki-laki

sebesar 4.127 jiwa dan perempuan sebesar 4.208 jiwa, dengan jumlah KK

sebanyak 2.688 KK, yang tersebar dalam 8 desa / kelurahan.

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Lalowaru tahun 2017

berjumlah 44 orang.

2. Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir

Pemberian kolostrum adalah pemberian kolostrum yang berupa cairan

berwarna kekuning-kuningan yang dikeluarkan dari kelenjar payudara pada

saat hari pertama kelahiran sampai dengan hari ketiga. Pemberian kolostrum

dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu memberikan kolostrum

dan tidak memberikan kolostrum. Hasil penelitian tentang pemberian

kolostrum dapat dilihat pada tabel 1.

Page 50: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

38

Tabel 1 Distribusi pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di wilayah kerja

Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018

Pemberian Kolostrum Jumlah

f %

Tidak Memberikan Kolostrum

Memberikan Kolostrum

21

18

53,8

46,2

Total 39

Sumber: Data Primer

Tabel 1 menunjukkan dari 39 ibu menyusui, terdapat 21 (53,8%) tidak

memberikan kolostrum pada bayinya dan hanya 18 (46,2%) ibu yang

memberikan kolostrum pada bayinya. Hal ini berarti masih banyak ibu

menyusui yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya.

3. Persepsi Ibu menyusui terhadap pemberian kolostrum pada bayi

baru lahir

Persepsi adalah proses mengenal dan memilih berbagai obyek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil ibu menyusui terkait

dengan pemberian kolostrum pada bayinya. Persepsi dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 kategori, yaitu persepsi positif (persentase jawaban benar

> 60%), dan persepsi negatif (persentase jawaban benar < 60%). Hasil

penelitian tentang persepsi ibu menyusui tentang kolostrum dan persepsi ibu

menyusui terhadap pemberian kolostrum dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

Page 51: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

39

Tabel 2 Distribusi Persepsi Ibu Menyusui tentang Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018

Persepsi Ibu Menyusui Jumlah

f %

Positif

Negatif

19

20

48,7

51,3

Total 39 100

Sumber: Data Primer

Tabel 2 menunjukkan dari 39 responden terdapat 20 (51,3%) ibu

berpersepsi negatif tentang kolostrum dan terdapat 19 (48,7%) yang

berpersepsi positif tentang kolostrum. Hal ini berarti ibu meyusui di

Puskesmas Waetuno mayoritas memiliki persepsi negatif tentang kolostrum.

Tabel 3 Distribusi Persepsi Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi Tahun 2018

Persepsi Ibu

Menyusui

Pemberian Kolostrum Total

Tidak Memberikan Memberikan

f % f % n %

Positif

Negatif

5

16

12,8

41

14

4

35,9

10,3

19

20

48,7

51,3

Total 21 53,8 18 46,2 39 100

Sumber: Data Primer

Tabel 3 menyatakan bahwa responden yang tidak memberikan

kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi negatif sebanyak 16 orang

(41%), yang memberikan kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi

positif sebanyak 14 orang (35,9%).

Page 52: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

40

B. Pembahasan

Penelitian persepsi ibu menyusui terhadap pemberian kolostrum pada

bayi baru lahir telah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2018 di wilayah kerja

Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi. Hasil penelitian menunjukkan

dari 39 ibu menyusui, terdapat 21 (53,8%) tidak memberikan kolostrum pada

bayinya dan hanya 18 (46,2%) ibu yang memberikan kolostrum pada

bayinya. Hal ini berarti masih banyak ibu menyusui yang tidak memberikan

kolostrum pada bayinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Inayah dan Licia (2012) yang berjudul pemberian kolostrum ditinjau dari

persepsi ibu nifas tentang pentingnya kolostrum di BPS Nanik Cholid

Tawangsari Sidoarjo bahwa sebagian besar jumlah ibu nifas yang tidak

memberikan kolostrum.

Hasil penelitian yang menunjukkan masih banyak ibu menyusui yang

tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Dari

ketiga faktor ini yang paling dominan adalah faktor predisposisi dimana

kurangnya pemahaman dn kepercayaan ibu tentang pentingnya kolostrum

akan membawa ibu dalam berperilaku khususnya dalam pemberian

kolostrum pada bayinya. Sebagai tenaga kesehatan harus memberikan

penyuluhan atau konseling pada ibu menyusui agar ibu dapat mengerti

tentang kolostrum.

Kolostrum adalah cairan yang agak kental berwarna kuning-

kekuningan, lebih kuning dari ASI nature, bentuknya agak kasar karena

Page 53: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

41

mengandung butiran lemak dan sel – sel epitel yang dihasilkan pada hari

pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Pemberian kolostrum segera

setelah persalinan sebaiknya dalam waktu 30 menit pertama. Kolostrum

memberikan banyak manfaat yang utama adalah dapat memberikan manfaat

bagi bayi, ibu dan keluarga. Bagi bayi kolostrum berkhasiat sebagai anti

body, untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya, sebagai

pencahar, mengurangi konsentrasi bilirubin dan membantu pembentukan

bakteri yang bagus untuk penernaan. Bagi ibu kolostrum dapat mencegah

perdarahan pasca persalinan, mempercepat pengecilan, memberikan rasa

dibutuhkan, mempercepat kembalinya berat badan keberat semula

(Kristiyantisari, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan dari 39 responden

terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum dan terdapat

19 (48,7%) yang berpersepsi positif tentang kolostrum. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian Inayah dan Licia (2012) yang berjudul

pemberian kolostrum ditinjau dari persepsi ibu nifas tentang pentingnya

kolostrum di BPS Nanik Cholid Tawangsari Sidoarjo bahwa sebagian besar

jumlah ibu nifas berpersepsi negatif tentang kolostrum.

Hasil penelitian ini menggambarkan ibu meyusui di Puskesmas

Waetuno mayoritas memiliki persepsi negatif tentang kolostrum. Hal ini

disebabkan karena ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Waetuno

masih memiliki anggapan yang salah tentang kolostrum. Kebanyak dari ibu

ibu menyusui tersebut masih percaya mitos yang beranggapan bahwa

Page 54: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

42

Kolostrum / ASI hari-hari pertama bukan ASI, kotor, basi dan dapat

membahayakan bayi. Sehiingga ibu ibu menyusui berkesimpulannya, ASI

pertama itu harus dibuang karena kotor. Anggapan ini jelas keliru. Sebab,

Kolostrum yang berwarna kuning/keemasan mengandung nutrisi dengan

konsentrasi tinggi , memberikan perlindungan akan berbagai penyakit infeksi,

juga memiliki efek laksatif yang akan membantu bayi mengeluarkan feses /

tinja pertama (meconium) dari sistem pencernaannya. Sehingga efeknya

juga akan membantu melindungi bayi dari kuning (jaundice).

Banyak yang mengira bahwa ASI hari-hari pertama /kolostrum

berwarna putih seperti susu, sehingga ketika kolostrum keluar dan berwarna

kuning keemasan / oranye, kental, lengket dan terkadang bening, terdapat

persepsi ASI tersebut tidak bagus dan dibuang saja. Jumlahnya pun hanya

sekitar 3-5 sendok teh yang sering membuat khawatir tidak akan cukup untuk

bayi sehingga perlu ditambah susu formula. Warna orange/keemasan ini

merupakan tanda dari kandungan beta-carotene yang tinggi, yang

merupakan salah satu anti oksidan. Meski jumlah kolostrum relatif sedikit

namun sangat mencukupi lambung bayi yang juga memang masih kecil

(sebesar kelereng dengan kapasitas 5-7 ml saja) -lihat gambar ilustrasi

kapasitas lambung bayi berdasarkan usia. Meski sedikit, kolostrum sangat

padat nutrisi, kaya akan karbohidrat, protein, serta tinggi antibodi yang

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.

Kolostrum mengandung sejumlah besar antibodi yang disebut

Immunoglobulin. Immunoglobulin adalah kelompok protein yang memberikan

Page 55: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

43

kekebalan / imunitas. Di dalam kolostrum terdapat 3 macam Immunoglobulin

yaitu IgA ( immunoglobulin A ) , IgG (immunoglobulin G ) dan IgM (

immunoglobulin M ). Dari ketiga Immunoglobulin ini, IgA menempati

konsentrasi tertinggi. IgA ini akan melindungi bayi dari serangan kuman di

daerah membran mukus tenggorokan, paru-paru, juga melindungi sistem

pencernaan bayi termasuk usus.

Kolostrum juga kaya akan leukosit, sel darah putih yang akan

menghancurkan bakteri jahat dan virus. Di dalam kolostrum terdapat 70%

lekosit, sementara di dalam ASI transisi & ASI matang (ilustrasi ASI transisi &

matang lihat gambar) terdapat 10% lekosit. Juga dibandingkan dengan ASI

matang, kolostrum lebih tinggi kandungan sodium, potassium, protein,

vitamin yang larut dalam lemak dan mineral sementara kandungan lemak

dan laktosanya lebih rendah dari ASI matang.

Hasil penelitian menunjukkan ibu menyusui yang tidak memberikan

kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi negatif sebanyak 16 orang

(41%), yang memberikan kolostrum terbanyak pada ibu dengan persepsi

positif sebanyak 14 orang (35,9%). Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa persepsi adalah proses mengenal dan memilih berbagai

obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil ibu menyusui terkait

dengan pemberian kolostrum pada bayinya. Dalam pemberian kolostrum

seseorang yang memiliki tanggapan yang positif tentang kolostrum akan mau

memberikan kolostrum pada bayinya. Sebaliknya ibu dengan persepsi

negatif akan menggambarkan segala pengetahuan dan tanggapan yang

Page 56: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

44

tidak selaras dengan obyek persepsi. Hal ini akan diteruskan dengan

kepasifan atau menolak dan menentang segala obyek yang

dipersepsikannya. Begitu pula seseorang yang mempunyai tanggapan yang

negatif tentang kolostrum akan menolak dan tidak mau memberikan

kolostrum pada bayinya. Untuk itu dapat dikatakan bahwa persepsi itu baik

yang positif maupun yang negatif akan selalu mempengaruhi diri seseorang

dalam melakukan tindakan akibat dari rangsangan yang telah diterimanya

(Irwanto, 2012).

Page 57: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persepsi ibu menyusui tentang kolostrum di wilayah kerja Puskesmas

Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018 mayoritas berpersepsi

negatif yaitu sebesar 20 orang (51,3%) dan 19 (48,7%) yang

berpersepsi positif.

2. Mayoritas ibu menyusui tidak memberikan kolostrum pada bayi baru

lahir di wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun

2018 yaitu sebesar 21 (53,8%) dan hanya 18 (46,2%) ibu yang

memberikan kolostrum pada bayinya.

3. Ibu menyusui yang tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir di

wilayah kerja Puskesmas Waetuno Kabupaten Wakatobi tahun 2018

terbanyak pada ibu dengan persepsi negatif yaitu sebesar 16 orang

(41%), sedangkan yang memberikan kolostrum terbanyak pada ibu

dengan persepsi positif sebanyak 14 orang (35,9%).

B. Saran

1. Disarankan kepada tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan

atau konseling pada ibu menyusui agar ibu lebih memahami tentang

pentingya kolostrum, sehingga persepsi negatif dan pemahaman

yang salah tentang kolostrum dapat dihilangkan.

2. Disarankan kepada ibu menyusui agar berperan aktif dalam mengikuti

kelas ibu bayi dan balita sehingga mendapatkan informasi yang

45

Page 58: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

46

terkait pentingnya kolostrum agar semua ibu menyusui dapat

memberikan makanan terbaik ke bayinya yaitu kolostrum pada hari

hari pertama kelahiran bayinya.

Page 59: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta Kemenkes RI, 2014. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP ASI) di

Propinsi dan Kabupaten/Kota. Jakarta: Depkes RI. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian dan Tehnik Analisis Data, Jakarta :

Salemba Medika Kodrat, 2010, Dasyatnya Asi Dan Laktasi Untuk Mencerdaskan Buah Hati

Anda. Yogyakarta: Media baca Kristiayanasari, 2013. ASI menyusui dan Sadari. Yokyakarta, Nuha

Medika Inayah, R dan Licia, Z. 2012. Pemberian kolostrum ditinjau dari persepsi ibu

nifas tentang pentingnya kolostrum di BPS Nanik Cholid Tawangsari Sidoarjo. Jurnal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya Vol 4, No. ISSN 2085-028x..

Maritalia Dewi, 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Notoatmodjo S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka

Cipta. ----------------------. 2012. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

-----------------------. (2012). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta.

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Kebidanan dan Keperawatan,Jakarta : Salemba Medika

Nurmiah. 2016. Hubungan Antara Persepsi Dengan Perilaku Ibu Menyusui

Menurut Teori Health Belief Model Pada Ibu Menyusui Di Desa Singojuruh Kecamatan Singojuru Banyuwangi. Skripsi. Surabaya: Prodi Pendidikan Bidan FK Universitas Airlangga.

Irwanto. 2012. Psikologi umum (buku panduan mahasiswa). Jakarta : PT.

Prehallindo.

Page 60: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

48

Pratiwi. (2004) Pendidikan & Pendidikan Kesehatan. http:/wwwinforemaja.com.

Proverawati, Atikah. 2010. Kapita Seleksi ASI Dan Menyusui. Yogyakarta: Muha Medika.

Purwati, 2010, Konsep Penerapan ASI. Jakarta. Http:// dr-

Suparyanto.blogspot.com. Diakses 15 Februari 2018 Rakhmat, Jalaluddin. (2015). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi Cetakan

XXIII. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Roesli, U. 2010. Kandungan Manfaat Kolostrum ASI. Jakarta: Pustaka Bunda Rukiyah, dkk,.2011, dkk.2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas), Jakarta : Trans

Info Media Setianingsih Sulis, 2014. Manfaat ASI Ekslusif untuk Buah Hati Anda,

Yogyakarta : Gosyen Publishing Soetjiningsih, 2010, Peningkatan Ibu Menyusui ASI Eksklusif, Jakarta,

EGC Suhardjo,2012. Deklarasi tentang kandungan ASI. , Bandung.: Alfabeta Suparyanto, 2010, Konsep Status Gizi. {Internet}http//drsuparyanto.blo-

gspot.com/2010/07/konsep-status-gizi.html. Di akses tanggal 15 Februari 2018

Widuri, H. 2013. Cara Mengelolah Asi Ekslusif Bagi Ibu Bekerja. Yogjakarta :

Gosyen Publishing.

Page 61: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

49

LAMPIRAN

Page 62: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

3

3

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAETUNO

KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2018

No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti

B. Pemberian colostrum

Apakah ibu memberikan ASI (kolostrum) pada bayi ibu di hari 1-3 setelah

lahir?

a. Ya

b. Tidak

B. Persepsi ibu menyusui terhadap pemberian colostrum

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dengan Memberikan Tanda (√)

Pernyataan Setuju

Tidak Setuju

1. Segera setelah lahir bayi langsung diberi ASI

(kolostrum) untuk kesehatan bayi

2. Bayi baru lahir umur 0-3hari tidak harus

diberikan ASI kolostrum karena dapat

menyebabkan bayi sakit

3. Jika ibu mengalami masalah dengan produksi

ASI (sedikit) pada hari pertama postpartum

maka ibu dianjurkan untuk pemberikan susu

formula agar bayi tidak rewel

4. Jika ASI belum keluar (sedikit) pada hari

pertama kelahiran bayi,maka ibu dianjurkan

untuk terus menyusui bayinya

5. Jika bayi rewel meskipun sudah disusui maka

sebaiknya ibu dianjurkan untuk memberikan

Page 63: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

4

susu formula pada bayinya agar bayi tidak

rewel

6 Bayi baru lahir umur 0-3 hari tidak harus

diberikan kolostrum karena tidak bermanfaat

7 Pemberian ASI kolostrum tidak akan

memberikan kekebalan tubuh pada bayi

8 ASI kolostrum merupakan cairan basi yang

tidak perlu diberikan pada bayi umur 0-3 hari

9 ASI kolostrum mengandung antibody yang

dapat melindungi tubuh bayi yang sangat

lemah

10 ASI kolostrum dapat menyebabkan bayi

menjadi kuning

11 ASI kolostrum yang tidak keluar pada hari 1-3

merupankan kendala untuk menyusui

12 Pemberian ASI kolostrum merupakan hal yang

tidak modern

13 Keadaan putting susu ibu yang tidak menonjol

merupakan kendala dalam membetikan ASI

kolostrum

14 Tekhnik menyusui yang benar tidak menjadi

kendala atau hambatan dalam menyusui

15 Sebelum memberikan ASI kolostrum ibu harus

yakin bahwa ibu mapuh menyusui

16 Suami memberikan dukungan berupa motivasi

kepada ibu untuk memberikan kolostrum

17 Keluarga ibu (orang tua, mertua, kakak dan

adik) memberikan motivasi kepada ibu dalam

pemberian kolostrum

18 Bidan sering memberikan informasi tentang

Page 64: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

5

pentingnya ASI kolostrum

19 Bidan menyarankan ibu untuk memberikan

susu formula pada bayi usia 1-3 hari

20 Saya pernah mendengar promosi kesehatan

tentang ASI kolostrum di televisi, radio, dan

majalah

Page 65: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

6

Page 66: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

7

Page 67: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

8

Page 68: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

9

Page 69: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

10

Page 70: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

1

1

Page 71: PERSEPSI IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/632/1/pdf_opt.pdfmemberikan kolostrum pada bayinya, terdapat 20 (51,3%) ibu berpersepsi negatif tentang kolostrum

2

DOKUMENTASI PENELITIAN