thesis proposal p3gl

19
Proposal Penelitian Tugas Akhir Diajukan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) “Pemetaan Baah Permukaan dan Analisis !odel "asies serta Lingkungan Pengendapan "ormasi # $ekungan % Berdasarkan Data $ore& Data Log dan Data 'eismik KT B*+,!A- -,!. /0"10112 K*!*-T*+,A- P*-D,D,KA- -A', -AL 4-,5*+',TA' 6*-D*+AL ' *D,+!A- "AK4LTA' 'A,-' DA- T*K-,K P+ G+A! 'T4D, T*K-,K G* L G, P4+7 K*+T 2108

Upload: rizal-t-alya

Post on 06-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Proposal Penelitian Tugas Akhir

Diajukan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL)

Pemetaan Bawah Permukaan dan Analisis Model Fasies serta Lingkungan Pengendapan Formasi X Cekungan Y Berdasarkan Data Core, Data Log dan Data Seismik

OKTOBERIMANNIM. H1F010028

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIPURWOKERTO2014

1. Latar BelakangMenurunnya angka produksi minyak dan gas dewasa ini yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah cadangan minyak di Indonesia telah menjadi suatu permasalahan yang kompleks bagi semua pihak terutama yang berkaitan dengan eksplorasi dan eksploitasi. Keadaan ini diperparah pula dengan kebutuhan konsumsi energi yang semakin meningkat sepanjang tahun. Pengembangan lapangan minyak yang telah ada menjadi salah satu usaha untuk tetap selalu meningkatkan angka produksi minyak dan gas pada setiap cekungan yang ada di Indonesia. Pengembangan lapangan yang telah ada membutuhkan perencanaan yang matang sehingga menguntungkan secara ekonomi. Pemetaan geologi serta analisis lingkungan pengendapan sangat menarik untuk diteliti dikarenakan data atau informasi mengenai keadaan bawah permukaan sangatlah penting dalam mengevaluasi kelayakan suatu daerah untuk dieksploitasi.

2. Maksud dan TujuanMaksud dari penelitian ini yaitu sebagai laporan tugas akhir untuk memenuhi syarat akademik dalam mendapatkan gelar S1 di program studi teknik geologi., Fakulas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman. Tujuan penelitian ini yaitu 1. Mengetahui jenis dan penyebaran litologi Formasi X data log.2. Mengetahui fasies lingkungan pengendapan Formasi X.3. Mangetahui kandungan fluida pada setiap sumur.4. Mengetahui nilai porositas dan saturasi air berdasarkan perhitungan petrofisik pada Formasi Kais5. Mendapatkan peta Struktur waktu, peta Top struktur,peta bottom struktur, peta Isopach dan peta Net Pay

3. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang diangkat penulis dalam penelitian ini yaitu: a. Apa saja jenis litologi yang terdapat pada fomasi X Cekungan Y?b. Fasies apa saja yang ada pada formasi X Cekungan Y?c. Bagaimana lingkungan pengendapan formasi X CekunganY?d. Bagaimana gambaran bawah permukaan formasi X Cekungan Y?e. Bagaimana nilai porositas, permeabilitas, saturasi serta tekanan kapiler dari formasi X Cekungan Y? f. Bagaimana model geologi pada formasi X Cekungan Y?

4. Batasan MasalahBatasan masalah pada penelitian ini yaitu :1. Penentuan lokasi area prospek hidrokarbon dibatasi pada formasi X Cekungan Y.2. Menganalisis pola penyebaran reservoar serta menghubungkan dengan pola lingkungan pengendapan yang berkembang berdasarkan prinsipprinsip stratigrafi dan sedimentologi3. Analisis petrofisik dilakukan melalui interpretasi kualitatif dan kuantitatif data wirelline log diikuti dengan pembuatan peta bawah permukaan.

5. Lokasi PenelitianLokasi daerah penelitian diajukan di daerah operasional oleh P3GL atau lokasi penelitian juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan instansi terkait.

6. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang direncanakan oleh penulis, yaitu selama 3 bulan terhitung dari bulan mei 2014 sampai dengan agustus 2014Rencana Kerja yang diusulkan :Tabel 1. Rencana penelitianJenis KegiatanMeiJuniJuliAgustus

Minggu ke-

341234123412

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis Data

Interpretasi dan Diskusi

Penyusunan Laporan

Presentasi dan Evaluasi

7. Hasil yang DiharapkanAdapun hasil yang diharapkan dari penelitian yang berjudul Pemetaan Bawah Permukaan dan Analisis Model Fasies serta Lingkungan Pengendapan Formasi X Cekungan Y Berdasarkan Data Core, Data Log dan Data Seismik yaitu penulis diharapkan mampu untuk menggunakan, menganalisis, menginterpretasi serta mengkorelasi secara detail data bawah permukaan yang diberikan. Secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Data CoreBerdasarkan data core akan didapatkan data litologi, nilai dan jenis porositas, nilai permeabilitas serta tekanan kapiler yang digunakan dalam menginterpretasi fasies serta lingkungan pengendapanb. Data LogBerdasarkan data log akan didapat data parameter fisik dari reservoir yaitu seperti litologi, porositas, permeabilitas, saturasi, tekanan kapiler, dan resistivitas untuk menganalisa siklus pengendapan dan membantu dalam pemodelan geologi nantinya.c. Data Atribut SeismikData atribut seismik yang digunakan dapat memberikan kontribusi dalam menentukan kegiatan sebagai berikut : 1. Penentuan horizon yang dipetakan2. Tracing atau mengikuti data lapisan yang dipetakan sepanjang data seismic yang diberikan warna tertentu3. Menunjukkan struktur geologi seperti patahan, pinch out, ketidakselarasan, variasi ketebalan reservoir, dan kemenerusan reservoir 4. Pendekatan model geologid. Data Penunjang Lainnya

8.ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ialah sebagai berikut.1. Dalam bidang akademik : a. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang pengolahan serta analisis data bawah permukaan seperti data core, log serta data atribut seismik untuk mengetahui kualitas dan kuantitas reservoir dan membuat pemodelan yang relevan guna pengembangan produksi khususnya pada daerah penelitian.b. Mengetahui lingkungan pengendapan serta keadaan geologi bawah permukaan di daerah penelitian2. Manfaat untuk Instansia. Memberikan model reservoir formasi X untuk pengembangan produksi minyak daerah penelitian

9.Metode PenelitianMetode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode korelasi dan pemodelan dengan mengintegrasikan data log, data core, data seismik, serta data penunjang lainnya dengan tahapan sebagai berikut :

9.1 Tahap Pendahuluan a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan dengan studi yang diinginkan dari beberapa referensi ataupun dari laporan terdahulu pada daerah penelitian. Studi pustaka juga merupakan bahan pendukung dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memiliki dasar teori yang kuat dan terpercaya. b. Penyusunan Proposal Penyusunan proposal merupakan tahap yang ditempuh setelah menentukan judul skripsi. Penentuan judul dan materi serta teori yang berkaitan dengan hal tersebut telah didiskusikan bersama dengan pihak yang berkompeten.

9.2 Tahap Penelitian a. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan agar penulis dapat memahami langkah-langkah awal pelaksanaan penelitian tentang inti permasalahan topik tersebut. Sehingga diperlukan studi yang terarah dari beberpa pustaka yang menjelaskan tentang kondisi geologi Cekungan Y, konsep-konsep dasar reservoir dan pemodelan reservoir dan aplikasi-aplikasi yang terkait lainnya.

b. Studi Regional Studi regional dilakukan untuk menyusun hipotesis tentang kondisi geologi, latar belakang masalah, serta tujuan penelitian. Sehingga dapat memberikan gambaran awal tentang keadaan reservoir pada daerah telitian.c. Pengumpulan Data Pendekatan masalah dilakukan secara diskriptifdan analitik yang dalam pelaksanaannya dilakukan berdasarkan data sebagai berikut.1. Data Primer ( data yang sedang dilaksanakan ): a. Data Seismik b. Data-data log c. Data Cutting dan Core 2. Data Sekunder (Data yang telah dilaksanakan ataupun sedang dilaksanakan): a. Data Literatur, Jurnalb. Makalah dan Laporan penelitian terdahulu c. Data data produksi Data-data pendukung lainnya

9.3 Tahap Interpretasi Data Hasil korelasi dan analisis data seismik, data log dan data core berupa model geologi dan fasies reservoir untuk menentukan lingkungan pengendapan formasi X Cekungan Y. a. Lingkungan Pengendapan Analisa dari data core dan cutting dari aspek fisik, biologi, maupun kimianya untuk menentukan lingkungan pengendapan di daerah penelitian. Jenis kurva log yang sangat berperan untuk menentukan litogi suatu lapisan biasanya menggunakan log Gamma Ray (GR), log Resistivity dan log Porosity. Hal ini dapat diinterpretasi berdasarkan polapola deflaksi dan bentukan log.b. Penentuan siklus pengendapan Korelasi dan analisa siklus pengendapan cekungan yang digunakan untuk menentukan ada berapa siklus pengendapan yang terjadi di daerah penelitian. c. Pemetaan Bawah Permukaan Pembuatan peta-peta bawah permukaan seperti peta struktur kedalaman, peta isopach yang digunakan sebagai dasar untuk penentuan persebaran dan ketebalan lapisan reservoir.d. Interpretasi seismik ( Picking Horizon )Data yang digunakan dalam interpretasi seismik ini adalah data seismic refleksi. Sebelum melakukan picking horizon, dilakukan penanda sumur pada toptop formasi. Hasil dari penanda sumur ini diplotkan ke data seismik sebagai pengikat sumur terhadap seismik (well to seismic tie). Hasil dari interpretasi ada dua yaitu interpretasi stratigrafi dan struktur. Pada interpretasi stratigrafi, dilakukan penarikan horison. Dari hasil interpretasi seismik ini, selanjutnya dilakukan pembuatan peta struktur waktu (time structure map).

e. Analisa jenis porositas dan kalkulasi nilai porositas Analisa jenis porositas dan kalkulasi nilai porositas yang hasilnya nanti akan dimodelkan dengan metode geostatistik sehingga diperoleh sebaran nilai properti pada tempat yang tidak memiliki data. Model Reservoir yang diperoleh akan divalidasi sejauh mana tingkat keakuratannya.

9.4 Tahap Penyusunan Laporan Hasil analisis yang sumbernya dari seluruh data-data yang dibutuhkan, akan disajikan dalam bentuk laporan skripsi. Hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk tulisan dan gambar kemudian akan dipresentasikan.

Struktur, stratigrafi, kemenerusan reservoir, geometri reservoirModel Geologi ReservoirSayatan Tipis,Visual,SEM,XRD Data core dan cutting SeismicData LogCore PetrografiInterpretasi LogData ProduksiTAHAP ANALISIS DAN INTEGRASI DATATAHAP PENDAHULUANPorositasKapilaritasPermeabilitasResistivitasSaturasi

Litologi, Fosil Struktur, Isopach, Model stratigrafiKorelasiSetting dan Kerangka GeologiSiklus stratigrafi, Lingkungan pengendapanPore network, jenis pori,distribusi ukuran pori

Laporan Hasil Penelitian

10. Dasar Teori

10. 1. Parameter Parameter Reservoir Berikut ini merupakan parameter parameter yang digunakan dalam mengkarakterisasi suatu reservoir. a. Porositas Porositas adalah perbandingan antara volume pori/ rongga dalam suatu masa batuan. Jenis porositas batuan reservoir secara deskritip, yaitu: Porositas absolut atau total, adalah fraksi atau persen volume pori-pori total terhadap volume batuan total.

Porositas efektif, adalah fraksi atau persen volume pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume batuan total b. Permeabilitas Permeabilitas atau kelulusan (notasi k): adalah kemampuan suatu fluida melalui celah suatu material yang mempunyai rongga.Berdasarkan fasa fluida yang terdapat pada pori, dapat dibedakan menjadi 3(tiga) jenis permeabilitas, yaitu: Permeabilitas absolut (k), adalah harga permeabilitas dimana fasa fluidanya tak dapat dipisahkan apakah fasa air, minyak atau fasa gas. Jadi fluidanya terdiri dari satu macam fasa (minyak saja, air saja, atau gas saja), Permeabilitas effektif, adalah permeabilitas dimana fluida pengisi media berpori terdiri lebih dari satu macam fasa, misal minyak dan gas, minyak dan air, air dan gas atau ketiga-tiganya air, minyak dan gas, dinotasikan kw, ko, kg. (kg) - Pada permeabilitas effektif, kondisi pori dengan saturasi gas 100%, atau (kw) - saturasi air 100%, atau (ko) - saturasi minyak 100%. Permeabilitas relatif(kr), adalah perbandingan antara permeabilitas effektif dengan permeabilitas absolut, dinotasikan k ro, k rg, k rw, dimana kisaran k r= 0.0 1.0. Permeabilitas relatif untuk minyak (k r o) = k o / k, untuk gas (k r g) = k g / k, dan untuk air (k r w) = k w / k c. Saturasi Saturasi adalah perbandingan antaravolumepori yang ditempati oleh fluida (Oil,Water,Gas) dengan volume pori total dalam batuan. Berdasarkan fluida pengisi rongga batuan reservoir, maka ada 3 (tiga) jenis saturasi yaitu Sw, So, Sg.

d. Tekanan Kapiler (Pc) Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua permukaan fluida yang saling bercampursebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkannya. Tekanan kapiler di dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam fluidanya.

10.3 Seismik 10.3.1 Konsep Dasar Seismik Metode seismik menggunakan karakter gelombang elastis, yaitu gelombang yang direfleksikan melalui batuan dan fluida yang terkandung di dalamnya dengan kecepatan yang berbeda-beda. Perkalian antara kecepatan dan densitas batuan adalah impedansi akustik (IA), yaitu kompresibilitas batuan ketika ditekan oleh variable seismik. Kontras impedansi akustik pada batas lapisan akan menyebabkan gelombang yang tiba pada batas tersebut akan dibiaskan atau dipantulkan. Gelombang yang dipantulkan tersebit akan direkam di permukaan sebagai rekaman seismik. IA = . V .(Sukmono,1999) Dimana : = densitas V = Kecepatan gelombang seismic 10.3.2Atribut Seismik Atribut seismik dinyatakan juga sebagai sifat kuantitatif dan deskriptif dari data seismik yang ditampilkan dalam skala yang sama dengan data aslinya, dimana beberapa atribut memiliki sifat sensitifitas terhadap reservoir tertentu dan beberapa atribut lainnya lebih baik di dalam menampilkan informasi ataupun anomali bawah permukaan yang mula-mula tidak teridentifikasi oleh data konvensional. Atribut seimik terdiri atas : a. Kontinuitas Kontinuitas refleksi mencerminkan konsistensi kemenerusan lateral refleksi. Refleksi yang diskontinu adalah bila terdapat kelurusan yang menerus, tapi bagian yang menerus tersebut terpotong oleh suatu gap yang lebarnya bisa mencapai dua tiga tras. Refleksi yang kontinu mempunyai karakter yang menerus sepanjang jarak yang signifikan (km).

b. AmplitudoKetinngian puncak (peak) atau palung (trough) refleksi yang besarnya tergantung pada koefisien refleksi. Ukuran kualitattif seperti tinggi, sedang, dan rendah sering dipakai untuk mendeskripsi besar amplitude. Perubahan vertical amplitude dapat digunakan untuk membantu identifikasi ketidakselarasan, sedangkan perubahan lateral dapat digunakan untuk identifikasi perubahan fasies seismic. c. Frekuensi Frekuensi refleksi adalah jumlah refleksi per unit waktu dan dipengaruhi oleh kombinasi efek interferensi dan frekuensi sinyal seismic. Perubahan vertikal frekuensi refleksi dapat digunakan untuk mendeteksi batas antar sekuen pengendapan sedangkan perubahan lateral dapat digunakan untuk menduga perubahan fasies.

10.3.3Seismik Facies Analisa seismik fasies adalah deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter refleksi yang meliputi konfigurasi, kontinuitas, amplitude, frekuensi, dan kecepatan interval. Setiap parameter dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kondisi geologi yang terkait.Teknik Intepretasi data seismik refleksi: a. Penyiapan data berupa peta dasar, penampang seismic, data kecepatan, dan sumur dan seismogram sintetik. b. Polaritas dan pengikatan data sumur c. Interpretasi geologi dengan piking horison dan pemetaan sesar dan seismic stratigrafi d. Tracing atau mengikuti lapisan yang dipetakan sepanjang penampang seismik dan diberi warna tertentu. e. Pengikatan Lup f. Seluruh garis seismik yang telah di-trace, harga TWT (two way tirne) yang didapatkan, di plot pada peta dasar lintasan seismik. Titik-titik yang sama nilainya dihubungkan dengan membentuk garis kontur.

10. 4. Data Log Log merupakan suatu gambaran terhadap kedalaman dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter-parameter yang diukur secara menerus di dalam suatu sumur. Adapun parameter-parameter yang bisa diukur adalah sifat kelistrikan (spontaneous potensial), tahanan jenis batuan , daya hantar listrik , sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan gelombang suara. Metode perekamannya dengan menggunakan cara menurunkan suatu sonde atau peralatan kedasar lubang pemboran. Jenis-jenis log yang sering digunakan : 10. 4. 1. Log spontaneous potensial (SP) Kurva SP merupakan suatu catatan terhadap kedalaman dari perbedaan potensial antara elektroda permukaan dengan elektroda yang dapat bergerak di dalam lubang bor. Pada zona lempung, kurva SP menunjukan garis lurus yang disebut shale base line. Pada formasi yang permeable kurva SPmenjauh dari garis lempung. Pada zona permeabel yang tebal , kurva SP mencapai suatu garis konstan. Dalam evaluasi formasi log SP digunakan untuk : a. Menentukan jenis litologi b. Menentukan kandungan lempung c. Menentukan harga tahanan jenis air formasi

10. 4. 2. Log Gamma Ray (GR) Log GR merupakan suatu catatan terhadap kedalaman dari radioaktivitas alamiah suatu formasi. Log Gamma Ray digunakan untuk : a. Menentukan volume lempung b. Identifikasi litologi

10. 4. 3. Log Resistivitas Merupakan log elektrik yang digunakan untuk : a. Mendeterminasi kandungan fluida dalam batuan reservoir . b. Mengidentifikasi zona permeable c. Menentukan porositas

Ada dua tipe log yang digunakan untuk mengukur resistiviti formasi yaitu log induksi dan log elektroda.

Gambar 6. Contoh Log SP Dan Log Resistivitas (Facies Model, Walker, 1992)10. 4. 4. Log Densitas Log Densitas merupakan suatu tipe log porositas yang mengukur densitas elektron suatu formasi. Dalam evaluasi sumur log densitas berguna untuk : a. Menentukan porositas b. Identifikasi litologi c. Identifikasi adanya kandungan gas d. Mendeterminasi densitas hidrokarbon

10. 4. 5. Log Netron Merupakan tipe log porositas yang mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam suatu formasi. Dalam penentuan pekerjaan evaluasi formasi, log netron berguna untuk : a. Menentukan porositas b. Identifikasi litologi c. Indentifikasi adanya gas 10. 4. 6. Log Sonik Merupakan suatu log porositas yang mengukur interval waktu lewat dari suatu gelombang suatu suara kompresional untuk melalui satu feet formasi.Dalam evaluasi formasi log sonic berguna untuk : a. Menentukan porositas b. Identifikasi litologi

Gambar 7. Contoh dari log gamma-ray, caliper dan sonic (Facies Models, Walker, 1992)

10. 5. Dasar Dasar Pemodelan ReservoirSecara umum arti pemodelan reservoir adalah menirukan suatu reservoir dengan menggunakan model (simulator). Tujuan pemodelan reservoir adalah memperkirakan kinerja reservoir bila diproduksikan dengan cara produksi yang diinginkan. Dengan pemodelan reservoir, dapat diperoleh gambaran reservoir dan kinerja produksi yang dihasilkan dari berbagai macam skenario produksi, dengan biaya yang murah dan tanpa mengganggu reservoir sebenarnya. Tahapan dalam melakukan simulasi reservoir adalah sebagai berikut: a. Persiapan data b. Inisialisasi c. Penyelarasan sejarah (history matching) d. Peramalan e. Analisa hasil

a. Persiapan Data Data data yang akan digunakan dalam simulasi dipersiapkan terlebih dahulu, mulai dari data mentah yang ada di lapangan hingga menjadi data yang siap diinput ke komputer. Secara umum data yang dibutuhkan adalah data batuan reservoir, data fluida reservoir, data produksi, serta data penunjang lainnya. b. Inisialisasi Volume hidrokarbon yang dihitung berdasarkan studi geologi didasarkan pada saturasi yang diperoleh berdasarkan data log. Sedangkan pada model simulasi distribusi saturasi dihitung kembali berdasarkan data tekanan kapiler, porositas dan permeabilitas pada setiap kedalaman. Tentunya volume hidrokarbon dari kedua model tersebut harus selaras. Biasanya volume hidrokarbon dari model simulasi lebih besar karena tekanan kapiler yang digunakan adalah yang diperoleh dari proses imbibisi. Untuk mengatasi hal tersebut, pada umumnya harga porositas pada model simulasi dilakukan perubahan untuk mendapatkan penyelarasan volume hidrokarbon.

c. Penyelarasan sejarah (history matching) Penyelarasan adalah tahap dimana terhadap model yang telah disiapkan dilakukan penyesuaian agar model mempunyai karakteristik yang mendekati atau hampir sama dengan reservoir yang sebenarnya. History matching diawali dengan me-run model tersebut dengan menggunakan data yang khusus disiapkan untuk model dari reservoir sebenarnya. Run selanjutnya adalah berdasarkan hasil yang pertama, dilakukan berulang ulang sehingga menghasilkan match yang baik. Parameter-parameter yang digunakan sebagai pembanding bahwa karakteristik model sudah mendekati reservoir sebenarnya adalah: a. Tekanan static reservoir b. Laju produksi total c. Water oil ratio d. Gas oil ratio d. Peramalan Pada tahap ini, model reservoir yang digunakan sudah menyerupai kodisi reservoir sebenarnya, sehingga dapat dilakukan berbagai strategi produksi untuk meramalkan kinerja yang akan dating dan dipilih sebuah strategi yang diinginkan

11. Penyajian Data dan Analisis Dari penjelasan terhadap metodologi yang akan digunakan pada penelitian kali ini diharapkan dapat tercapai dan merupakan data yang akurat dalam dunia geologi perminyakan, dan juga peneliti tidak menutup diri untuk menerima masukan atau kekurangan terhadap data yang akan disajikan. Dari data-data yang akan digunakan dan akan dibahas dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a.Analisis Data Core dan Fosil untuk Penentuan Fasies Lingkungan Pengendapan Analisis data core makroskopik dan mikroskopik berdasarkan aspek fisik, kimia dan biologi untuk menentukan Model Fasies dan Lingkungan pengendapan. b. Analisis Data Sumur Analisis data sumur yang dilakukan dalam penelitian ini berupa data log sumur (Gamma Ray, SP, Density, Porosity) yang digunakan dan berperan penting untuk keperluan interpretasi bawah permukaan, korelasi, penentuan siklus pengendapan, kalkulasi nilai porositas dan pemetaan bawah permukaan.

c. Analisa Seismik Penggunaan data seismik yang akan dilakukan pada daerah penelitian untuk mengetahui pola penyebaran lapisan reservoir di bawah permukaan berdasarkan atribut seismik, struktur yang berkembang, dan untuk interpretasi horison. d. Korelasi Sebelum melakukan pemetaan bawah permukaan maka hal yang harus dikerjakan terlebih dahulu adalah korelasi tiap marker yang harus dipetakan. Pada penelitian ini akan dilakukan korelasi stratigrafi dan korelasi struktur untuk mengetahui keadaan bawah permukaan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemenerusan dari reservoir yang terakumulasi oleh hidrokarbon dengan menggunakan pendekatan litostatigrafi.

e. Pembuatan Peta Bawah Permukaan Pembuatan peta bawah permukaan berupa pembuatan peta struktur kedalaman dan peta isopach. Peta ini bertujuan untuk menbantu dalam membuat model geologi reservoir yang lebih akurat.

f. Analisa Sayatan Tipis untuk menentukan jenis pori

g. Pemodelan untuk reservoir Pembuatan model yang tepat untuk reservoir merupakan integrasi antara data well log, core dan seismik.

12. Pembimbing Untuk pembimbing dilapangan diharapkan dapat disediakan oleh P3GL, sedangkan untuk pembimbing di kampus berasal dari salah satu dosen pengajar pada Program Studi Teknik Geologi, Universitas Jenderal Soedirman.

13. Penutup Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa dalam melakukan skripsi ini akan dapat membuka wawasan mahasiswa pada bidang teknologi geologi yang dimanfaatkan dalam dunia perminyakan. Dalam kesempatan ini mahasiswa akan memanfaatkanya semaksimal mungkin, serta hasil dari skripsi ini akan dibuat dalam bentuk laporan dan akan dipresentasikan di instansi terkait dan juga di universitas.