revisi proposal thesis

91
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TESIS Judul : ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU Oleh : SATYA RAHARJA, ST NRP : 9112202815 Telah diseminarkan pada : Hari : Senin Tanggal : 09 Maret 2015 Tempat : Kampus MMT ITS Jln. Cokroaminoto 12 A, Surabaya Mengetahui/Menyetujui : Dosen Penguji : 1. Prof. Drs.Ec.Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc.,Ph.D NIP. 19590803 198601 1 001 Dosen Pembimbing Dr. Ir. RV. Hari Ginardi, M. Sc. NIP. 19650518 199203 l 003 i

Upload: bmncitanduy

Post on 18-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Proposal Thesis

TRANSCRIPT

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL TESIS

Judul:ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU

Oleh:SATYA RAHARJA, STNRP:9112202815Telah diseminarkan pada:

Hari:SeninTanggal:09 Maret 2015Tempat:Kampus MMT ITS

Jln. Cokroaminoto 12 A, SurabayaMengetahui/Menyetujui :Dosen Penguji :1. Prof. Drs.Ec.Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc.,Ph.DNIP. 19590803 198601 1 001Dosen Pembimbing

Dr. Ir. RV. Hari Ginardi, M. Sc.

NIP. 19650518 199203 l 003

2. Daniel Oranova Siahaan, S.Kom, Msc, PDEngNIP. 19590803 198601 1 001

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU

Nama

: Satya Raharja, STNRP

: 9112202815Dosen Pembimbing: Dr. Ir. RV. Hari Ginardi, M. ScABSTRAK

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional dan kepemimpinan, serta pemberdayaan dan pembinaan SDM di Kementerian Pekerjaan Umum. Pada saat ini Pusdiklat telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SlM-D) yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, dan pelayanan pada Pusdiklat Kementerian PU terhadap Stakeholder.

Studi kualitatif dan kuantitatif yang berjudul Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) Terhadap Kinerja Pegawai dan Dampaknya Terhadap Manajemen Proyek di Pusdiklat Kementerian Pekerjaan Umum" ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei, dan jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Adapun sifat dari penelitian adalah konfirmatif dan komparatif. Penelitian ini menggunakan 56 responden dari pengguna SIM-D. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan diukur dengan skala Likert. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab Hipotesis adalah Partial Last Square dengan menggunakan software SMARTPLS.Hasil penelitian diharapkan dapat menunjukkan bahwa penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan Manajemen di Pusdiklat Kementerian PU. Sehingga nanti dapat disimpulkan apakah penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) di Pusdiklat Kementerian PU dapat dinilai sudah efektif dalam memberikan kualitas pelayanan kepada Widyaiswara, Peserta Pelatihan dan pihak lainnya yang berkepentingan.

Kata Kunci:Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D), Kinerja Pegawai, Manajemen Proyek

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, nikmat, dan taufik-Nya proposal tesis yang berjudul "ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU" dapat diselesaikan. Proposal tesis ini diajukan sebagai bagian dari tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi di Program Magister Manajemen Teknologi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bidang keahlian Manajemen Proyek.

Dalam penyelesaian proposal tesis ini, penulis banyak mendapatkan masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Dr. Ir. R.V. Hari Ginardi, M.Sc, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan memberikan masukan kepada penulis.

2. Ir. Ashari Lubis, MM., selaku Kepala Balai Diklat PU Wilayah VI Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum, yang telah banyak memberikan kesempatan dalam berdiskusi serta memberikan izin dan kemudahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

3. Rekan-rekan di PUSDIKLAT Kementerian Pekerjaan Umum yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti Program Beasiswa Pendidikan S2 Kerjasama Kementerian PU dan ITS.

4. Ketiga Orang Tuaku atas semua dukungan dan doanya yang telah diberikan dengan tulus ikhlas, semoga oleh Allah dicatat sebagai amal ibadah dan pahala.

5. Istri tercinta Anissa Gemala yang selalu menemani, memberikan semangat, dukungan, saran, dan doa kepada penulis sampai saat ini.

6. Rekan-rekan MMT-ITS beserta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan proposal ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu agar proposal tesis ini dapat menjadi lebih baik.

Surabaya, Januari 2015PenulisHALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

DAFTAR ISI

iLEMBAR PENGESAHAN

iiiABSTRAK

vKATA PENGANTAR

viiDAFTAR ISI

ixDAFTAR GAMBAR

xiDAFTAR TABEL

xiiiDAFTAR PERSAMAAN

1BAB 1 PENDAHULUAN

11.1 LatarBelakang

41.2 Rumusan Masalah

41.3 Tujuan Penelitian

51.4Manfaat Penelitian

51.5 Batasan Penelitian

7BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

72.1 Definisi dan Terminologi

72.1.1 Sistem Informasi Manajemen

102.1.2 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

112.1.3 Kinerja Pegawai

142.1.4 Manajemen Proyek

152.1.5 Tujuan Manajemen Proyek

162.1.5 Fungsi Dasar Manajemen Proyek

162.2 Penelitian Terdahulu

222.3 Posisi Penelitian

293.1 Jenis Penelitian

303.2 Populasi dan Sampel

313.3 Metode Pengumpulan Data

323.4 Skala Pengukuran Variabel

333.5Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

373.6 Teknik Analisa Data

443.8 Kerangka Penelitian

453.9 Jadwal Penelitian

47DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR23Gambar 2. 1 Hasil Penelitian Standish Group (2006)

25Gambar 2. 2 Deskripsi Analisis Penelitian

25Gambar 2. 3 Variabel SIM-D

26Gambar 2. 4 Variabel Kinerja Pegawai

27Gambar 2. 5 Variabel Manajemen Proyek

TOC \h \z \c "Gambar 3."

38Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Analisis PLS

42Gambar 3. 2 Sub-Struktur 1 Analisis Penelitian

43Gambar 3. 3 Sub-Struktur 2 Analisis Jalur

44Gambar 3. 4 Diagram Alir Penelitian

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

DAFTAR TABEL

29Table 3. 1 Desain Penelitian

33Table 3. 2 Skala Likert

35Table 3. 3 Pertanyaan Mengenai Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat

36Table 3. 4 Pertanyaan Mengenai Kinerja Pegawai

37Table 3. 5 Pertanyaan Mengenai Manajemen Proyek

41Table 3. 6 Metode Analisis

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

DAFTAR PERSAMAAN

30Persamaan 3. 1 Rumus Slovin

41Persamaan 3. 2 Goodness of fit (GoF)

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat saat ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sehagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Penerapan TI bagi Organisasi mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing. Menurut Bodnar dan Hopwood (Nasution, 2004) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis komputer yaitu ; (a) Perangkat keras (hardware); (b) Perangkat lunak (software), dan; (c) Pengguna (brainware). TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalankan TI.

Saat ini Teknologi Informasi menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi, oleh sebab itu tingkat kepuasan end user juga merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan suatu sistem. Untuk dapat mewujudkan stabilitas kerja yang baik dari penggunanya, harus didukung oleh ketahanan sistem yang handal dan merupakan sistem yang sudah diimplementasikan secara optimal. Sehingga dapat memberikan kepuasan dan rasa percaya pemakai terhadap sistem yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem dan pemakaian dari sistem itu sendiri. Walaupun upaya dalam meningkatkan pengembangan sistem perangkat lunak terus-menerus dilakukan, namun untuk mendapatkan perangkat lunak yang berkualitas, diantara sekian banyak perangkat lunak yang ada sekarang ini tetaplah sangat sulit. Banyak masalah-masalah yang secara relatif berasal dari manajemen kualitas perangkat lunak yang bersifat kompleks, Penelitian yang dilakukan oleh Person, McCahon, dan Hightower (1995) mengatakan bahwa dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi kualitas program untuk menghasilkan manfaat yang signifikan dalam ruang lingkup kepuasan pemakai serta kualitas dari produk dan pelayanan.

Dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), Pemerintah melalui Inpes No. 3 tahun 2003 mengamanatkan implementasi penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat transparan melalui dukungan Teknologi Informasi (TI) atau yang dikenal dengan nama e-government. Melalui e-government pemerintah diharapkan bisa menyelenggarakan proses pemerintahan secara efisien, transparan dan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. keberhasilan pelaksanaan e-government pada instansi pemerintah harus didukung dengan proses perencanaan srategis pengembangan e-government, agar implementasinya dapat sesuai dengan visi dan misi tujuan organisasi. Perencanaan strategis Organisasi memuat pedoman kebutuhan sistem informasi apa yang diperlukan dalam organisasi, sehingga Teknologi informasi yang diterapkan atau dikembangkan guna mendukung proses operasional dalam organisasi dapat berjalan secara efektif.Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas Melaksanakan pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional dan kepemimpinan, serta pemberdayaan dan pembinaan SDM di Kementerian Pekerjaan Umum. Maka salah satu upaya untuk mewujudkan aparatur yang profesional dapat dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Kegiatan Diklat merupakan proses peningkatan kompetensi aparatur agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal melalui transfer pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu agar memenuhi syarat dan cakap dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsinya Pusdiklat Kementerian PU sebagai pembinaan Aparatur di Kementerian PU setiap tahunnya Pusdiklat melaksanakan Proyek/Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan disetiap Unit/Satker dibawah Pusdiklat Kementerian PU. Pelaksanaan Proyek penyelenggaraan pendidikan Pusdiklat Kementerian PU juga mengemban prinsip-prinsip Manajemen Proyek diantaranya melakukan tahap perencanaa (Planning), pelaksanaan (Executing), Pengawasan (Monitoring & Controling), Evaluasi dan Pelaporan (Closing). Guna mendukung e-goverment, Pusat Pendidikan dan Pelatihan telah melaksanakan salah satu butir fungsinya yaitu Pelaksanaan Sistem Informasi Kediklatan dengan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Diklat pada tahun 2012 yang dikenal dengan nama SIM-D.Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kinerja Manajemen Pusdiklat terutama mendukung pelaksanaan proyek-proyek pendidikan dan juga meningkatkan kinerja para pegawainya. Pengolahan data dan Informasi baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga pelaporan diharapkan dapat lebih efektif, pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah maupun kendala yang dialami dalam Organisasi Pusdiklat Kementerian PU dapat lebih cepat, sehingga meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Pusdiklat terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan observasi sementara, ada beberapa permasalahan timbul dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat di lingkungan Pusdiklat Kementerian PU, diantaranya adalah Sumber Daya Manusia yang kurang mendukung penerapan Sistem baru, Infrastruktur Teknologi yang kurang menunjang dibeberapa Unit pengguna Sistem tersebut, dan banyaknya pandangan-pandangan dari sebagian pegawai pengguna SIM-D bahwa sistem yang dibangun tidak berpengaruh banyak terhadap pengoptimalan kinerja mereka, juga penerapan SIM-D ini tidak berperan signifikan dalam peningkatan kinerja Manajemen Pusdiklat Kementerian PU. Berdasarkan penjelasan di atas dan adanya permasalahan yang timbul dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat di Pusdiklat Kementerian PU, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan penelitian ini akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk Thesis dengan judul Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) Terhadap Kinerja Pegawai Dan Dampaknya Terhadap Manajemen Proyek Di Pusdiklat Kementerian PU.1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang yang telah diuraikan memunculkan suatu pertanyaan yaitu, bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Kinerja pegawai dan dampaknya terhadap Manajemen proyek Diklat Pusdiklat Kementerian PU, rincian rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Kinerja pegawai?

2. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat?

3. Apakah ada pengaruh signifikan Kinerja pegawai terhadap Manajemen proyek Diklat?

4. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat melalui Kinerja pegawai?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Kinerja pegawai.2. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat.3. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan Kinerja pegawai terhadap Manajemen proyek Diklat.4. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat melalui Kinerja pegawai.1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Dapat menjadi rekomendasi dan Evaluasi bagi Pusdiklat Kementerian PU untuk mengetahui pengaruh penerapan SIM-D terhadap kinerja pegawai dan manajemen proyek pendidikan agar Sistem Informasi Manajemen Dikat yang telah diterapkan saat ini dapat dikembangkan lebih baik lagi.

2. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya difokuskan pada pegawai yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Diklat Pusdiklat Kementerian PU. Oleh karena itu dapat dijelaskan sasaran secara terinci yaitu sebagai berikut :

1. Identifikasi permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) di Pusdiklat Kementerian PU.

2. Permasalahan yang akan diteliti lebih difokuskan kepada para pegawai Pusdiklat Kementerian PU khususnya pada pengguna SIM-D dan Manajemen Pusdiklat Kementerian PU. HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Terminologi

2.1.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003).

Sesuai dengan definisi tersebut Sutanta menjelaskan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Mempunyai komponen (components)

2. Mempunyai batas (boundary)

3. Mempunyai lingkungan (environments)

4. Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen

5. Mempunyai masukan (input)

6. Mempunyai pengolahan (processing)

7. Mempunyai keluaran (output)

8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goals)

9. Mempunyai kendali (control)

10. Mempunyai umpan balik (feed backDavis, (dalam Rochaety dkk, 2011) menyatakan bahwa: Infomasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi yang menerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.

Pengertian data menurut Longkutoy, (dalam Sutabri, 2005), data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar- gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi, atau situasi dan lain-lain.

Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalaian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Griffin, 2004).

Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin dan melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yaitu : perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), kepemimpinan (Leading) dan pengendalian (Controling).

Proses manajemen menurut fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapinya.

2. Pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya yang ada.

3. Kepemimpinan adalah serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan organisasi tersebut.

4. Pengendalian adalah suatu kegiatan pemantauan kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan.

Keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan suatu sistem yang merupakan suatu fungsi pada tatanan yang benar-benar efektif, dimana fungsi-fungsi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.

Penerapan ilmu manajemen dalam Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kemajuan yang luar biasa, dengan cara-cara pengumpulan informasi yang tidak terorganisasi dan berdasarkan pengalaman.

Sehingga dari uraian definisi tersebut diatas dapat diberikan pengertian tentang Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut : Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan kemudian mengolahnya dan menghasilkan keluaran berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan (Sutanta, 2003).

Menurut Zakiyudin (2012), Sistem informasi manajemen adalah ketersediaan suatu rangkaian data yang cukup lengkap yang disimpan agar dapat menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut Rochaety dkk (2011), Sistem informasi manajemen adalah merupakan perpaduan antara Sumber Daya Manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung pengambilan keputusan sebuah perusahaan.

Sementara menurut Ismail (2004), sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer.

Dalam penerapan sistem informasi manajemen, sumber daya manusia adalah faktor penting yang harus dipersiapkan dengan baik, karena sumber daya manusia adalah salah satu komponen fisik sistem informasi manajemen, yang mempunyai tugas sebagai operator komputer, analisis sistem, programmer, personil data entry dan manajer sistem informasi.

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem manusia dan mesin (Sutabri, 2005). Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi akan menguraikan sebuah model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi. Model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata, telinga, hidung) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak). Hasil olahan tersebut berupa respon atau tanggapan yang berupa keluaran (ucapan atau tulisan). Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran adalah terbatas. Bila sistem pengolah manusia dibebani melampui batas, maka tingkat tanggapannya akan berkurang.

Proyek adalah suatu kegiatan yang menggabungkan antara sumber- sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan. Kurun waktu manajemen proyek dibatasi oleh program-program yang sifatnya sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan organisasi proyek sudah tercapai. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen,

2010).2.1.2 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Dessler (2010:280) Pendidikan dan Pelatihan adalah proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaannya.

Masih menurut Dessler (2009:249), Training refers to the methods used to give new or present employees the skills they need to perform their jobs. Training is essentially a learning process. "Pelatihan mengacu pada metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka". Pelatihan pada dasarnya adalah sebuah proses belajar.Menurut Hasibuan (2008:180) Pendidikan dan Pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan operasional sesuai dengan kebutuhan tugas-tugasnya.

Menurut Andrew F. Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara (2011:44) Training is a short term educational process utilizing systematic and organized prodecure by which non managerial personel learn technical knowledge and skills for a definite purpose. (Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu).

Menurut Kaswan (2013:2) Pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif.

Suwatno dan Priansa (2011:118-119) berdasarkan sumbernya, metode pendidikan dan pelatihan dapat dibagi menjadi dua, yaitu in house dan external training. In house training (IHT) dapat berupa kegiatan on the job training (OJT), seminar, lokakarya, pelatihan internal perusahaan dan pelatihan berbasi komputer, yang sumbernya dari dalam perusahaan. Sedangkan external training terdiri dari kursus-kursus, seminar, dan lokakarya yang diselenggarakan oleh asosiasi profesional, lembaga pendidikan, trainer profesional, yang dilakukan pihak lain di luar perusahaan.

Menurut Henry Simamora yang dikutip Suwatno dan Priansa (2011:119-220) metode pelatihan dapat dikelompokkkan dalam tiga cara yaitu : a) Presentasi informasi : Memberikan informasi-informasi yang dimiliki dari suatu pelatihan kepada trainee; b) Metode simulasi : Teknik penerapan yang dilakukan dalam pelatihan dan c) Pelatihan pada pekerjaan : Pelaksanaan langsung pelatihan pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan menurut Mangkunegara (2011:45) adalah a) perbedaan individu pegawai, b) hubungan dengan jabatan analisis, c) motivasi, d) partisipasi aktif, e) seleksi peserta penataran dan f) metode pelatihan dan pengembangan.

2.1.3 Kinerja Pegawai

Menurut Mangkunegara (2005:9) mengemukakan definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Performance is the process of creating a work environment or setting in which people are enabled to perform to the best of their abilities. Performance management is a whole work system that begins when a job is defined as needed. It ends when an employee leaves your organization. Many writers and consultants are using the term performance management as a substitution for the traditional appraisal system. I encourage you to think of the term in this broader work system context. A performance management system includes the following actions. (Beehr & Newman, dalam Hasibuan 2006: 208)

Penilaian Kinerja menurut Siswanto (2007: 114) adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.

Pengertian manajemen kinerja Menurut Wibowo (2007: 9) Manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pad akinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian manajemen kinerja Menurut Baird (2006) definisi Kinerja adalah suatu proses kerja dari kumpulan orang- orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana proses kerja ini berlangsung secara berkelanjutan dan terus- menerus.

Miner (2008: 120) mengemukakan secara umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :

1. kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan ketepatan dalam melakukan tugas.

2. kuantitas yang dihasilkan, berkenan dengan berapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan.

3. waktu kerja, menerangkan tentang jumlah absent, keterlambatan, serta masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut.

4. kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau menghambat dari teman sekerjanya.Dikatakan individu mempunyai kinerja yang baik bila dia berhasil memenuhi keempat aspek tersebut sesuai dengan target atau rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Prawirosentono (2008: 93), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas dan efiensi. Dalam hubungannya dengan terhadap organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh Efektivitas dan efiensi dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan.

2. Otoritas dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut. Kinerja karyawan akan dapat terwujud bila karyawan mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan disiplin kerja yang tinggi.

3. Disiplin. Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketepatan perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan

4. Inisiatif. Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari atasan, kalau memang dia atasan yang baik.

5. Untuk mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan khusus. Bernardin dan Russel dalam Hasibuan (2007: 89-90) mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu:

a. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

b. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, siklus kegiatan yang dilakukan.

c. Timelinness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dihendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersebut untuk kegiatan orang lain.

d. Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

e. Need for supervision. Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seseorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

f. Interpersonal impact. Merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan.

Sedangkan standart pengukuran kinerja dikemukakan oleh Lopez dalam Hasibuan (2007: 102) yaitu: a)kualitas kerja, b) kuantitas kerja, c) pengetahuan tentang pekerjaan, d) pendapat atau pernyataan yang disampaikan, e) keputusan yang diambil, f) Perencanaan kerja dan g) daerah organisasi kerja

2.1.4 Manajemen Proyek

Menurut Husen (2009:4) pada (Suita, 2013) manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja. Dalam (Wijaya, 2013) pada buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), ketrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.Dalam (PMBOK:2008) juga dijelaskan bahwa manajemen proyek yang dimulai dari initiating, planning, executing, monitoring, controlling dan closing.

1. Proses Initiating; mencakup pengenalan dan fase dari sebuah proyek.

2. Proses Planning;proses yang semakin rinci dan mendokumentasikan pekerjaan proyek (lingkup proyek) yang menghasilkan produk proyek.3. Proses Executing; Proses yang paling banyak membutuhkan waktu dan sumder daya sehingga manajer proyek membutuhkan kemampuan kepemimpinan untuk mengatasi tantangan pada saat eksekusi proyek dan selama eksekusi.

4. Proses Monitoring and Controlling; Proses yang mempengaruhi seluruh kelompok proses serta lifecycle proyek. Aktivitasnya melingkupi : mengukur kemajuan proyek, memonitor penyimpangan terhadap rencana, dan pengambilan corrective action sebagai penyesuaian kemajuan saat ini terhadap apa yang sudah direncanakan.

5. Proses Closing; proses finalisasi seluruh kegiatan, dimana manajer proyek akan memastikan bahwa semua pekerjaan proyek selesai dan bahwa proyek tersebut telah memenuhi tujuannya.6. Selain itu (Kerzner, 2006) mengemukakan bahwa manajemen proyek adalah suatu proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proyek diikuti oleh peran aktif manajemen.

2.1.5 Tujuan Manajemen Proyek

Menurut (Soeharto, 1999) tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :

1. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.

2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.

3. Kualitas sesuai dengan persyaratan.

4. Proses kegiatan sesuai persyaratan

2.1.5 Fungsi Dasar Manajemen Proyek

Menurut (Soeharto, 2002) fungsi dasar dari manajemen proyek adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan Lingkup Proyek

Suatu lingkup proyek adalah jumlah kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh proyek tersebut.

2. Pengelolaan Waktu atau Jadwal

Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran umum proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya, penambahan biaya. Pengelolaan waktu meliputi perencanaan, penyusunan dan pengendalian jadwal.

3. Pengelolaan Biaya

Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan dengan hubungan antara dana dan kegiatan proyek.

4. Mengelola Kualitas dan Mutu

Mutu, dalam kaitannya dengan proyek diartikan sebagai memenuhi syarat untuk penggunaan yang telah ditentukan atau fit for intended use. Agar suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji apa saja, syarat syarat penggunaan yang dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesan produk.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, sedangkan penelitian tesis ini dilakukan dari sudut pandang yang berbeda yaitu untuk menganalisis bagaimana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan dampaknya terhadap manajemen proyek sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan penerapan SOP dan SIM, dan dapat membantu para manajer untuk mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan adalah terlihat di bawah ini :

1. Yusuf Munirat, Isyaka Momahed Sanni, dan Aina Olalekan Kazeem (2014) dengan judul penelitian The Impact of Management Information System (MIS) on the Performance of Business Organization in Nigeria. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh MIS dalam Organisasi Bisnis Nigeria dan menentukan bagaimana sistem tersebut membantu organisasi untuk bekerja secara efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi bisnis harus memperkenalkan fleksibilitas MIS dalam sifat atau pola dan terstruktur. Perhatian seharusnya juga diberikan pada komunikasi melalui agensi periklanan sebagai cara untuk mempromosikan pengendalian pasar bersamaan dengan penguasaan program dan software computer yang tepat dan sesuai untuk menunjang pertumbuhan MIS dan ekspansi ke dalam lingkungan pasar bisnis global. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara statistik menggunakan Z-test. 2. Louis Raymond dan Francois Bergeon (2007) dengan penelitian berjudul Project Management Information Systems: An Empirical Study of Their Impact on Project Managers and Project Succes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan Project Management Information Systems (PMIS) dalam organisasi dan pengaruh PMIS terhadap manajer proyek dan kinerja proyek berdasarkan model keberhasilan PMIS. Model ini terdiri dari lima variable, yaitu: kualitas PMIS, kualitas hasil informasi PMIS, penggunaan PMIS, pengaruh individual PMIS, dan pengaruh PMIS terhadap keberhasilan proyek. Analisis data kuesioner diperoleh dari 30 manajer proyek yang mengkonfirmasi kontribusi PMIS terhadap keberhasilan manajemen proyek. Peningkatan efektivitas dan efisiensi permasalahan manajemen diuji melalui adanya perencanaan proyek yang lebih baik, penjadwalan, pengawasan, dan pengendalian. Peningkatan juga diamati melalui pembuatan keputusan yang tepat waktu. Keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan PMIS tidak hanya terbatas pada kinerja individual, namun juga meliputi kinerja proyek. Sistem ini memiliki pengaruh langsung terhadap keberhasilan proyek, dan berpengaruh pula pada peningkatan pengawasan anggaran dan pemenuhan tenggaat waktu proyek. Untuk menguji hubungan hipotesis multivariate dengan model penelitian, digunakan structural equation modeling (SEM) dengan metode partial-least-squares (PLS). Metode PLS secara bersamaan menilai proposisi teoritis dan sifat-sifat pengukuran yang mendasari model.3. Shehadeh M.A. Al-Gharaibeh dan Naem M.M. Malkawi (2013) dengan judul penelitian The Impact of Management Information Systems on the Performance of Governmental Organizations-Study at Jordanian Ministry of Planning. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh management information system (MIS) pada kinerja organisasi pemerintah dengan studi kasus pada Kementerian Perencanaan Yordania. Sampel terdiri dari 77 pegawai kementeria, dan data dianalisis menggunakan metode SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari peralatan software dan hardware terhadap kinerja organisasi, terdapat pengaruh signifikan dari keseluruhan management information system (MIS), jaringan, individual, dan prosedur terhadap kinerja organisasi. 4. Yaser Hasan Al-Mamary, Alina Shamsuddin, dan Nor Aziati dalam penelitian berjudul The Impact of Management Information System Adoption in Managerial Decision Making: A Review. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara lebih jelas penggunaan teknologi dan sistem informasi pada keberhasilan pembuatan keputusan manajerial dengan mengulas penelitian terbaru. Hasil penelitian memberikan model integrasi untuk management information system (MIS) dan pembuatan keputusan manajerial. Model teoritis yang diperoleh dari penelitian ini terdiri terdiri dari enam variabel atau komponen, yaitu: kualitas MIS, kualitas informasi, dukungan manajemen puncak, penggunaan secara akurat, kepuasan pembuat keputusan, dan kualitas pembuatan keputusan manajerial. 5. Seftriadi (2008) meneliti tentang Pengaruh Keahlian Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara. Variabel independen yaitu : Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja. Variabel dependen yaitu : Kinerja Auditor, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah: 6. Tarigan (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Kaban Jahe di Sumatera Utara. Variabel yang diteliti antara lain variable independen yaitu : faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis, dan variabel dependen yaitu : kinerja, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian memiliki 3 (tiga) dimensi yang meliputi : faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi manajemen. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Sacara parsial baik faktor teknis, faktor operasional maupun faktor ekonomis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Faktor teknis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor operasional dan faktor ekonomis.

7. Prilyanti (2009) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Hotel Garuda Plaza di Medan Variabel independen yaitu Organisasi, Manajemen, dan Teknologi. Variabel yang diteliti antara lain Variabel independen yaitu : Manajemen, Organisasi, SDM, sarana dan Metode, variabel dependen yaitu : kelancaran sistem informasi manajemen, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan memiliki makna bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam meningkatkan pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi, manajemen, dan teknologi informasi secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan

8. Hariyanto (2010) meneliti tentang pengaruh keahlian penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi terhadap kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco. Variabel yang diteliti antara lain variabel independen (variabel bebas) yaitu : penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi, sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitu : kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen, dan penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen. Walaupun pengaruh variabel independen yaitu teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi sudah cukup kuat terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajemen, namun untuk memprediksi kinerja manajemen Haryanto menyarankan untuk memasukkan varibel lain yaitu pelatihan, pengembangan, komunikasi dan pemberian insentif.

9. Simanungkalit (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Serta Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir terhadap kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial variabel Pendidikan dan Pelatihan serta Pengembangan Karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan.

10. Rony Salinding (2011) Penelitian ini dilaksanakan di PT. Erajaya Swasembada Cabang Makassar, Sulawesi Selatan. Rancangan penelitian ini bersifat kuantitatif dengan, Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan sewaktu waktu sampai jumlah sampel (quota) yang diinginkan terpenuhi, instrument penelitian menggunakan kuisioner, dengan jumlah responden 50 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, analisis regresi berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji-t dan uji-f dengan menggunakan SPSS 19.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan PT. Erajaya Swasembada Cabang Makassar. Hubungan antara pelatihan dengan kinerja karyawan diperoleh nilai R = 0.819 nilai ini termasuk dalam korelasi cukup tinggi karena mendekati 1. Dari hasil perhitungan uji t untuk kemampuan instruktur pelatihan yang menghasilkan t hitung = 2,608. Untuk isi pelatihan menghasilkan t hitung = 2,188. Untuk metode pelatihan menghasilkan t hitung = 4,372. Sedangkan nilai t table =1,628. Nilai thitung> ttabel maka terdapat hubungan positif antara pelatihan dengan kinerja karyawan di PT. Erajaya Swasembada, dimana variabel yang paling berpengaruh adalah instruktur pelatihan. Dari metode analisis berganda secara simultan (uji-f) dimana diperoleh F hitung = 31,180 > F tabel = 2,772. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Erajaya Swasembada Cabang Makassar.

11. Yerri Suryoadi (2012) Hadirnya produk baru yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia yaitu SHADR (Sharia Deposit Arrangement) yang mengakibatkan karyawan mengalami kendala karena belum mampu beradaptasi dengan sistem baru sehingga berdampak pada menurunnya kinerja karyawan sebesar 6,52% pada tahun 2010 dari 13,04% pada tahun 2009. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja maka penelitian ini membatasi faktor atau variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang yaitu variabel: (1) kegiatan pelatihan karyawan, dan (2) kepuasan kompensasi. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh pelatihan dan kepuasan kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang. Sampel dari penelitian ini adalah staff dari Bank Mumalat Indonesia Cabang Semarang yang berjumlah 46 orang, yang terdiri dari 45 orang staff dan 1 orang pimpinan. Data dikumpulkan dengan menyebar kuesioner kepada kepada responden kemudian data dianalisis menggunakan Uji Validitas Reliabilitas dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pelatihan terhadap kinerja karyawan di Kantor Bank Muamalat Cabang Semarang dengan nilai probabilitas sebesar 0,001. Dan ada pengaruh positif dan signifikan kepuasan kompensasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Bank Muamalat Cabang Semarang dengan nilai probabilitas sebesar 0,012.

2.3 Posisi Penelitian

Tujuan dari tinjauan pustaka dan studi literatur terhadap penelitian terdahulu adalah agar dapat memposisikan penelitian saat ini. Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai rujukan adalah lingkup dari beberapa penelitian yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Dari hasil peninjauan terhadap hasil penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa bahwa faktor-faktor teknis, operasional, ekonomis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai; teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen; penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap manajemen proyek.

Berdasarkan penelitian A. Gunasekaran, Peter E.D. Love, F. Rahimi, R. Mielc (2001) bahwa perusahaan melakukan investasi sebesar milyaran untuk setiap proyek teknologi informasi karena teknologi informasi merupakan bagian yang penting dari semua proyek, bahkan untuk bisnis tradisional pun tidak bisa bertahan tanpa pemrosesan data secara elektronik. Oleh karena itu, resiko terkait proyek teknologi informasi merupakan bagian penting dari resiko operasional perusahaan yang dapat merugikan perusahaan.

Berdasarkan penelitian Egidio Zarrella, Mark Tims, Bill Carr, Walter Park (2005) bahwa 49% dari perusahaan partisipan mengalami minimal satu kali kegagalan proyek teknologi informasi dalam setahun dan 86% dari perusahaan yang kehilangan 25% keuntungan atau manfaat dari yang ditargetkan.

Berdasarkan penelitian Standish Group (2006), persentase proyek teknologi informasi yang gagal dan sukses dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 2. 1 Hasil Penelitian Standish Group (2006)

Berdasarkan penelitian Tata Consultancy Services (2007) bahwa 62% proyek teknologi informasi tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, 49% proyek teknologi informasi melebihi anggaran yang ditetapkan, 47% biaya maintenance proyek teknologi informasi lebih besar dari yang diperkirakan, dan 41% proyek teknologi informasi gagal untuk memberikan nilai bisnis dan ROI diperkirakan.

Berdasarkan penelitian Hans Henrik Jorgensen, Lawrence Owen, Andreas Neus (2008) bahwa pada 15 negara, 41% proyek teknologi informasi adalah sukses dan 59% proyek teknologi informasi adalah gagal.

Berdasarkan penelitian Standish Group (2009) bahwa 68% proyek teknologi informasi adalah gagal dan 32% proyek teknologi informasi adalah sukses.

Berdasarkan informasi Tribunnews (2011), Indonesia memiliki proyek teknologi informasi berskala nasional dengan tingkat tantangan dan kompleksitas yang tinggi selain itu lebih dari 70% proyek teknologi informasi di instasi pemerintah seluruh dunia bisa dikatakan gagal karena tidak sesuai ruang lingkup yang ditentukan, waktu yang ditentukan, biaya yang ditentukan dan kualitas yang diinginkan selain itu kegagalan teknologi informasi dalam bisnis mencapai 33 milyar dollar dalam tahun ini.

Dari informasi di atas, kita dapat melihat bahwa proyek teknologi informasi merupakan sesuatu yang kompleksitas dan beresiko sehingga kegagalan proyek teknologi informasi secara global masih sangat tinggi sampai mencapai 70 persen pada tahun 2011. Sehingga kesuksesan proyek teknologi informasi harus ditingkatkan. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek teknologi informasi maka tentu saja faktor-faktor tersebut dapat diperhatikan sehingga dapat meningkatkan kesuksesan proyek teknologi informasi.Dilihat hasil penelitian terdahulu maka penelitian kali ini yang dijadikan rujukan adalah lingkup dan wilayah penelitian. Adapun gambar pengaruh lingkup penelitian yang digunakan seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 dibawah ini :

Gambar 2. 2 Deskripsi Analisis PenelitianVariabel Sistem Informasi Manajemen dibentuk oleh 3 indikator yaitu Sistematis (X1.1), Kemudahan dalam mengakses database (X1.2) dan Kemudahan dalam mengambil keputusan (X1.3). Indikator-indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Indikator-indikator dari Variabel Manajemen Puncak

Gambar 2. 3 Variabel SIM-DVariabel Kinerja Pegawai dibentuk oleh 5 indikator yaitu Kualitas Kerja (Z.1), Ketepatan Waktu (Z.2), Inisiatif (Z.3), Kemampuan (Z.4) dan Komunikasi (Z.5). Indikator-indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 4 Variabel Kinerja PegawaiVariabel Manajemen proyek dibentuk oleh 8 indikator yaitu manajemen ruang lingkup proyek (Y.1), manajemen waktu proyek (Y.2), manajemen biaya proyek (Y.3), manajemen kualitas proyek (Y.4), manajemen sumber daya manusia (Y.5), manajemen komunikasi proyek (Y.6), manajemen resiko (Y.7), manajemen pengadaan proyek (Y.8). Indikator-indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 5 Variabel Manajemen ProyekHALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKANBAB 3METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat konfirmatori dan komparatif dengan tujuan untuk menguji hubungan saling mempengaruhi antara variabel-variabel. Pada penelitian jenis ini dukungan teori dibutuhkan sebagai landasan untuk mengajukan hipotesis. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diuji adalah Sistem Informasi Manajemen Diklat, Kinerja Pegawai dan Manajemen Proyek Diklat. TujuanPenelitianDesain Penelitian

JenisPenelitianMetodePenelitianUnit AnalisisTimeHorizon

T-1AsosiatifSurveyIndividu: Pegawai CrossSectional

T-2AsosiatifSurveyIndividu: PegawaiCrossSectional

T-3AsosiatifSurveyIndividu: PegawaiCrossSectional

T-4AsosiatifSurveyIndividu: PegawaiCrossSectional

Table 3. 1 Desain PenelitianKeterangan:T-1 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Penerapan SIM-D terhadap Kinerja pegawai.T-2 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Penerapan SIM-D terhadap Manajemen proyek.T-3 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Kinerja pegawai terhadap Manajemen proyek.T-4 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Penerapan SIM-D terhadap Manajemen proyek melalui Kinerja pegawai3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan setelah itu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua pegawai Pusdiklat Kementerian PU tahun 2013 dimana populasi tersebut berjumlah 130 responden. Jumlah responden ini bersumber dari data pegawai di Pusdiklat Kementerian PU tahun 2013. Sampel adalah himpunan dari unit populasi yang diharapakan dapat mewakili jumlah dari populasi penelitian. Sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2010). Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Junaidi, Afifuddin, & Majid, (2014) penentuan jumlah sampel minimum dilakukan dengan mengunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :Persamaan 3. 1Keterangan :

n = Jumlahsampel

N = Jumlah populasi (populasi dalam penelitian = 130 responden)

e = Persentase tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (e = 10%)

Adapun perhitungan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampel acak sederhana (Simple random sampling). Dimana metode ini menurut Silaen & Widiyono (2013) Simple randon sampling sering disebut simple sampling karena pengambilan sampel cukup mudah (sederhana), yaitu tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, sehingga teknik sampling ini akan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi.

Adapun cara penarikan atau pengambilan sampel acak sederhana yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan penomoran anggota anggota populasi

Penomoran dilakukan pada setiap anggota populasi. Dalam penelitian ini jumlah populasi (N) sebanyak 130 pegawai, sehingga penomoran (coding) dilakukan dari angka 1 sampai 130 diatas potongan kertas kecil, kemudian kertas tersebut digulung dan dimasukkan kedalam satu wadah.

2. Melakukan pengundian

Setelah memberikan penomoran pada semua anggota populasi, maka selanjutnya dilakukan pengundian secara acak sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 56 (lima puluh enam) gulungan. Setelah itu dari 56 (lima puluh enam) gulungan kertas tersebut nomor/angka yang keluar itulah yang selanjutnya digunakan sebagai sampel penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis atau tipe data penelitian adalah data interval dan data ordinal. Data interval adalah data kuantitatif atau data dalam bentuk angka (numerik), sedangkan data ordinal adalah data dalam bentuk bukan angka, melainkan seperti jenis kelamin, etnis dan tingkat pendidikan (Silalahi, 2009:282).Jenis data dalam penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner ini termasuk dalam kategori data interval. Data tersebut menunjukkan peringkat data yang diukur mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Data dari sebuah penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Dapat dari dalam organisasi (data internal), dapat pula dari luar organisasi (data eksternal). Data eksternal dibedakan berdasarkan sumbernya menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung ketika peristiwa terjadi (Sekaran, 2009:132). Data primer didapatkan melalui eksperimen yang dilakukan langsung oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan data primer (kuesioner). Kuesioner disebarkan secara langsung untuk pegawai Pusdiklat Kementerian PU. Penyebaran kuesioner akan dibantu oleh Pusdiklat Kementerian PU selaku koordinator Diklat di Pusdiklat Kementerian PU.

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Untuk pengukuran variabel dalam kuesioner digunakan skala likert, yang merupakan metoda pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek atau obyek tertentu. Skala Likert merupakan teknik penskalaan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang tentang dirinya atau kelompoknya atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal (Silalahi, 2009:229). Pengukuran skala likert menggunakan pilihan kriteria nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan nilai 5 untuk Sangat Setuju (SS) dalam pemberian jawaban kuesioner dengan ketentuan seperti pada tabel 3.2. dibawah iniNilaiKriteriaPenjelasan

5 Sangat Setuju (SS)Responden sangat setuju terhadap pernyataan karena sangat sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden.

4Setuju (S)Responden menganggap sesuai dengan keadaan yang dirasakan.

3Cukup Setuju/Ragu-ragu (CS)Responden tidak dapat menentukan dengan pasti apa yang dirasakan.

2Tidak Setuju (TS)Responden tidak menganggap sesuai dengan keadaan yang dirasakan.

1Sangat Tidak Setuju (STS)Responden sangat tidak setuju terhadap pernyataan karena sangat tidak sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

Table 3. 2 Skala Likert

Menurut Silaen & Widiyono (2013:126) keuntungan dari penggunaan skala ini adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan sejumlah pertanyaan mengenai sifat atau sikap tertentu relatif mudah.

2. Penentuan skor juga mudah karena setiap alternatif jawaban diberi bobot berupa angka yang mudah dijumlahkan.

3. Penafsiran dari jawaban mudah, yaitu skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya dibandingkan dengan skor yang lebih rendah.

4. Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dalam mengurutkan intensitas sikap karena skor untuk setiap alternatif jawaban juga mengukur intensitas sikap responden terhadap pertanyaan tersebut.

5. Sangat fleksibel, dimana jumlah item pertanyaan dan jumlah alternatif jawaban terserah pada pertimbangan peneliti.

1.1 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.5.1 Klasifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:1. Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak diprediksi oleh variable lain dalam model (Ferdinand, 2002). Variabel eksogen juga dikenal sebagai independent variable (variabel bebas). Dalam penelitian ini kemampuan sistem informasi manajemen diklat (SIM-D) merupakan variabel eksogen atau variabel bebas (X).

2. Variabel endogen, yakni variabel yang diprediksikan oleh satu atau beberapa variabel lain dalam model (Ferdinand, 2002). Ada dua jenis variabel endogen dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel endogen intervening, yaitu variabel yang ikut berpengaruh saat variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini variabel intervening adalah Kinerja Pegawai (Z)b. Variabel endogen tergantung (dependent variable/variabel terikat). Dalam penelitian ini variabel endogen tergantung adalah Manajemen Proyek (Y). 1.1.1 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini akan dicari hubungan pengaruh variabel bebas/independent (X) terhadap variabel terikat/dependent (Y) serta variable intervening (Z). Yang menjadi variabel bebas adalah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (Sistematis, Kemudahan dalam mengakses data base, Kemudahan dalam mengambil keputusan), sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Manajemen Proyek (Lingkup Proyek, Waktu Proyek, Biaya Proyek, Kualitas Proyek, Sumber Daya Manusia, Komunikasi Proyek, Manajemen Resiko Proyek dan Pengadaan Proyek), dan variabel Intervening adalah Kinerja Pegawai (Kualitas kerja, Ketepatan waktu, Inisiatif, Kemampuan dan Komunikasi)Variabel Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (Sistematis, Kemudahan dalam mengakses data base, Kemudahan dalam mengambil keputusan). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dipilih karena memiliki bobot paling besar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain :VariabelIndikatorPertanyaan

Penerapan Sistem Informasi DiklatSistematisPekerjaan selalu diselesaikan sesuai dengan aturan manajerial.

Laporan disampaikan secara tepat waktu.

Kemudahan dalam mengakses data baseAdanya sistem yang baru menyebabkan akses data lebih mudah.

Sistem yang baru mempercepat proses pengolahan data.

Kemudahan dalam mengambil keputusanSistem yang baru mempermudah proses pengambilan keputusan.

Kinerja manajerial lebih mudah terselesaikan dengan adanya sistem yang baru.

Table 3. 3 Pertanyaan Mengenai Penerapan Sistem Informasi Manajemen DiklatVariabel Kinerja Pegawai (Kualitas kerja, Ketepatan waktu, Inisiatif, Kemampuan dan Komunikasi) diukur dari 10 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dipilih karena memiliki bobot paling besar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain :

VariabelIndikatorPertanyaan

Kinerja PegawaiKualitas KerjaSaya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditentukan

Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan job description

Ketepatan WaktuSaya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Saya berusaha segera menyelesaikan pekerjaan agar dapat mengerjakan tugas berikutnya.

InisiatifSaya memahami pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

Saya berusaha mengajukan ide agar pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan.

KemampuanSaya mengetahui tanggung jawab pekerjaan.

Saya mampu bekerja tanpa instruksi ulang/ tambahan.

KomunikasiHasil kerja saya tidak pernah mendapat kritikan.

Saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaan, saya mengkomunikasikannya dengan teman sejawat dan atasan.

Table 3. 4 Pertanyaan Mengenai Kinerja Pegawai

Variabel Manajemen Proyek (Lingkup Proyek, Waktu Proyek, Biaya Proyek, Kualitas Proyek, Sumber Daya Manusia, Komunikasi Proyek, dan Manajemen Resiko Proyek) diukur dari 14 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :VariabelIndikatorPertanyaan

Manajemen ProyekManajemen Lingkup Proyek Pengerjaan proyek selalu disertai dengan pendefinisian aktivitas-aktivitas yang ada di dalamnya.

Selalu dibentuk Dewan Pengawas untuk mengendalikan perubahan dalam ruang lingkup proyek.

Manajemen Waktu Proyek Pengerjaan proyek yang tidak sesuai estimasi/perkiraan waktu akan mendapat sanksi.

Manajemen Biaya Proyek Perkiraan biaya harus diajukan bersamaan dengan usulan proyek.

Perubahan biaya proyek harus disetujui oleh Dewan Audit.

Manajemen Kualitas Proyek Standar kualitas berlaku untuk semua proyek.

Penilaian terhadap kinerja proyek dilakukan secara periodik.

Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap SDM yang bekerja di proyek harus memiliki kualifikasi sesuai jabatannya.

Seluruh SDM yang terlibat dalam suatu proyek memiliki hubungan baik.

Manajemen Komunikasi

Proyek Informasi dalam suatu proyek dapat diakses secara mudah oleh yang berkepentingan.

Laporan progress pengerjaan proyek diberikan secara periodik.

Manajemen Resiko ProyekSetiap proyek memiliki manajemen resiko.

Tindakan antisipatif selalu dilakukan untuk mengurangi resiko dalam proyek tertentu.

Manajemen Pengadaan ProyekSetiap supplier mempunyai kesepakatan/kontrak kerja dengan penanggung jawab proyek

Table 3. 5 Pertanyaan Mengenai Manajemen Proyek3.6 Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan teknik SEM yang berbasis varian, yaitu dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 2.0. PLS merupakan metode umum yang digunakan untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator (Ghozali, 2006). Analisis data menggunakan PLS dilakukan melalui beberapa langkah berikut :

Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Analisis PLS1. Merancang Model Struktural (Inner Model)

Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square (R2) untuk konstruk dependen. Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevane dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur struktural. R2 dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variable laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Kriteria batasan nilai R2 ini terdiri dalam tiga klasifikasi, yaitu: 0.67, 0.33 dan 0.19.Di samping melihat nilai R-square (R2), model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance.2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model)

Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam penelitian ini adalah formatif karena indikator mempengaruhi variabel laten. Oleh karena itu menurut Yamin (2009) digunakan tiga cara pengukuran, yaitu:a. Convergent ValidityConvergent Validity mengukur besarnya korelasi antara konstruk dengan variable laten. Dalam evaluasi convergent validity dari pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat dari standardized loading factor. Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi antar setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya. Korelasi dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai > 0,5.b. Composite ReliabilityUntuk menentukan composite reliability, apabila nilai composite reliability > 0,8 dapat dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas tinggi atau reliable. Jika composite reliability > 0,6 maka dikatakan cukup reliable (Chin, 1998 dalam Yamin, 2009). c. Discriminant Validity

Evaluasi selanjutnya melihat dan membandingkan antara discriminant validity dan square root of average variance extracted (AVE). Model pengukran dinilai berdasarkan pengukuran cross loading dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan setiap indikatornya lebih besar dari ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya. Jika nilai AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di antara konstruk, maka discriminant validity yang baik tercapai. AVE = 0,5.d. Cronbach Alpha

Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach alpha di mana konsistensi setiap jawaban diujikan. Cronbach Alpha dikatakan baik apabila = 0,5 dan dikatakan cukup baik apabila = 0,3.3. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan a. Inner Model

Inner Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten satu dengan konstruk laten lainnya.

b. Outer Model

Outer Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk 4. Estimasi: Weight, Koefisien Jalur, dan Loading

Metode pendugaan parameter (estimasi) dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses penghitungan dilakukan dengan cara iterasi, di mana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:

a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten.b. Path estimate yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

c. Means and parameter lokasi (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

5. Evaluasi Goodness of Fit

Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan goodness of fit (GoF). GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Nilai GoF index ini diperoleh dari averages communalities index dikalikan dengan R2 model. Berikut adalah formula GoF index:

Com bergaris atas adalah averages communalities dan R2 bergaris atas adalah rat-rata model R2. Nilai GoF ini terbentang antara 0 1 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat) dan 0,36 (GoF besar).

6. Uji Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Karena PLS tidak mengasumsikan normalitas dari distribusi data, maka PLS menggunakan nonparametric test untuk menentukan tingkat signifikansi dari path coefficient, di mana nilai t (t-value) yang dihasilkan dengan menjalankan algoritma Bootstraping pada SmartPLS digunakan untuk menentukan diterima tidaknya hipotesis yang diajukan. Pada tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis akan didukung apabila t-value melebihi nilai kritisnya, yaitu 1,96.

Tujuan PenelitianMetode Analisis

Metode Yang DigunakanAlat Analisis

T-1AsosiatifSmartPLS

T-2AsosiatifSmartPLS

T-3AsosiatifSmart PLS

T-4AsosiatifSmartPLS

Table 3. 6 Metode Analisis3.7Uji HipotesisBerdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 %, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar ( ) = 5 % = 0.05 dan menghasilkan nilai t-tabel = 1,96.

DPK (Dasar Pengambilan Keputusan)1. Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel [t-statistik < 1,96], maka H0 diterima dan H1 ditolak.

2. Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel [t-statistik > 1,96], maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan diketahui variabel dalam penelitian sebagai berikut:

X = Penerapan SIM-DY = Manajemen proyekZ = Kinerja pegawai3.7.1Sub-Struktur 1 (T-1)Tujuan 1 berdasarkan hipotesis yang telah penulis buat maka dapat digambarkan menjadi sub-struktur seperti berikut ini :

Gambar 3. 2 Sub-Struktur 1 Analisis Penelitian1. Hipotesis pengujian variabel X terhadap Z. (T-1)H0 : Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja pegawai.H1 : Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja pegawai.3.7.4.2Sub-Struktur 2 (T-2 s/d T-4)Tujuan 2 sampai dengan 4 berdasarkan hipotesis yang telah penulis buat maka dapat digambarkan menjadi sub-struktur seperti berikut ini :

Gambar 3. 3 Sub-Struktur 2 Analisis Jalur2. Hipotesis pengujian X terhadap Y. (T-2)H0 : Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen proyek.H1 : Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen proyek.3. Hipotesis pengujian Z terhadap Y. (T-3)

H0 : Kinerja pegawai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen proyek.H1 : Kinerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen proyek.4. Hipotesis pengujian X terhadap Y melalui Z. (T-4)

H0 : Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen Proyek melalui Kinerja pegawai.H1:Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Manajemen proyek melalui Kinerja pegawai.3.8 Kerangka Penelitian

Menurut (Silaen & Widiyono, 2013) Kerangka penelitian atau prosedur penelitian adalah rangkaian kegiatan yang berturut-turut dilakukan secara terencana dan sistematis dalam rangka penyelesaian sesuatu penelitian. Guna memudahkan dalam alur penelitian terhadap pengaruh penerapan SIM-D terhadap kinerja pegawai dan dampaknya terhadap manajemen proyek, dibuat penyusunan diagram alir proses penelitian seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3. 4 Diagram Alir PenelitianBagan di atas menggambarkan penelitian dari awal (latar belakang masalah) hingga tahap kesimpulan dan saran. Berikut keterangan dari masing-masing proses :

1. Latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi fakta dan masalah yang terjadi di lapangan, merumuskan permasalahan dan menetapkan tujuan, yaitu pengaruh penerapan SIM-D terhadap kinerja pegawai dan dampaknya terhadap manajemen proyek di Pusdiklat Kementerian PU

2. Studi literatur yaitu melakukan studi pada penelitian terdahulu terkait penerapan SIM-D, kinerja pegawai dan manjemen proyek.

3. Survei pendahuluan yaitu melakukan diskusi kepada beberapa responden untuk konfirmasi topik penelitian.

4. Identifikasi variabel penelitian yaitu menetapkan dimensi penerapan SIM-D, Kinerja Pegawai dan Manjemen Proyek Pusdiklat yang akan menjadi variabel dalam penelitian, serta menentukan masing-masing indikatornya.

5. Perancangan kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden berdasarkan definisi operasional dari masing-masing indikator.

6. Analisa data yaitu pengolahan data hasil kuesioner dari responden menggunakan PLS7. Pembahasan yaitu mencari strategi untuk meningkatkan kinerja dari hasil analisa data.

8. Membuat kesimpulan dan saran dari hasil analisa data dan pembahasan.

3.9

Jadwal Penelitian

Sebagai panduan agar tesis dapat selesai tepat waktu, diperlukan jadwal penelitian. Penelitian ini direncanakan akan selesai dalam 3 bulan, tergantung dari kecepatan dalam mengumpulkan data, seperti terlihat pada Tabel 3.7.KegiatanMinggu ke-

123456789101112

Penyebaran kuesioner

Pengolahan data dengan PLS

Analisa data

Penarikan kesimpulan

Pembuatan laporan

Draft tesis dan revisi-revisi

Penyerahan tesis final

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Al-Gharaibeh, Shehadeh M.A. dan Naem M.M. Malkawi. 2013. The Impact of Management Information Systems on the Performance of Governmental Organizations-Study at Jordanian Ministry of Planning. International Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.17.Anwar Prabu Mangkunegara 2011 Manajemen SDM Perusahaan, Remaja Rosda Karya, BandungAtmoko, Tjipto. 2010, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabiitas Kinerja Instansi Pemerintah, http://www.resources.unpad.ac.id, Artikel, didownload tanggal 6 September 2014.Deny. 2009 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan. http://www.denyoklex.blogspot.com, Artikel, didownload tanggal 15 September 2014.Dessler, Gary 2010 Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid I, Edisi Kesepuluh, Indeks, Jakarta

Environmental Protection Agency. 2007, Guidance for Prepararing Standard Operating Procedures (SOP), Office of Invironmental Information, UnitedState.http://www.epa.gov/quality.com,e-book,didownload tanggal 23 Oktober 2011.

Griffin, Ricky W. 2004, Manajemen Jilid 1, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.

Hariyanto, Anton. 2010, Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Sistem Manajemen Mutu,dan Budaya Organisasi terhadapKinerja Akademi Sekretari dan Manajemen DonBosco. http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/mmsi/article, Tesis, didownload tanggal 31 September 2014.Ismail,Mutia. 2004, Konsep Sistem Informasi Manajemen. http://www.directory.umm.ac.id/SI-PT/akuntansi-mutia.pdf,Artikel, didownload tanggal 6 September 2014.Juniarti dan Evelyne. 2003, Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan OlehSistemInformasiAkuntansiManajemenTerhadapKinerja Manajerial Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 2, Nopember 2003. http://www.puslit2.petra.ac.id/ejournal,Jurnal, didownload tanggal 12 September 2014.

Kamus Bahasa Indonesia, T. P. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Kaswan, 2013, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM, CV Alfabeta, Bandung

Malayu SP. Hasibuan 2011 Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi Aksara Jakarta

Al-Mamary, Yaser Hasan; Alina Shamsuddin, dan Nor Aziati. 2013. The Impact of Management Information System Adoption in Managerial Decision Making: A Review. Management Information Systems, Vol.8 No.4. pp.010-017.Mangkunegara. 2005. Produktivitas Kerja. Rineka Cipta. Jakarta

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Miner. 2008. Manajemen Personalia. Rineka Cipta. Jakarta

Munirat, Yusuf, Isyaka Momahed Sanni, dan Aina Olalekan Kazeem. 2014. The Impact of Management Information System (MIS) on the Performance of Business Organization in Nigeria. Internatioal Journal of Humanities Social Sciences and Education, Volume 1 Issue 2Prawirosentono, Suryadi. 2008. Kinerja Pegawai. LP3ES. Yogyakarta

Prilyanti, Trias. 2009, Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan. http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload tanggal 31 September 2014.Rachman, Arief. 2007, Standar Operasi Prosedur http://www.rafhli.multiply. Com /journal, Artikel, didownload tanggal 12 September 2014.Raymond, Louis dan Francois Bergeon. 2007. Project Management Information Systems: An Empirical Study of Their Impact on Project Managers and Project Succes. Elsevier, International Journal of Project Mangement 26 (2008) 213-220.Rochaety, Eti; Setyowati, Tupi; Ridwan. Z., Faizal. 2011, Sistem Informasi Manajemen, Edisi pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Seftriadi, Azmi. 2008, Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara. http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload tanggal 31 September 2014.Setiabudi.2008,ManfaatSisteminformasibagiperusahaan http://www.setiabudi.name/archives, Artikel, didownload 19 September 2011.Silaen, S., & Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Adi Tama.

Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Siswanto. 2007. Kinerja dan Produktivitas. Mediapress. Jakarta

Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Opersional Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Soeharto, I. (2002). Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai operasional. Jakarta: Erlangga.

Subagyo,Yoyo.PerananStandarOperasionalProsedur(SOP) Dalam Perusahaan.http://www.direktoriartikelmenarik.com,Artikel, didownload tanggal 14 September 2014.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Dwi. 2007, Pengaruh Penerapan Total Quality Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Moderating pada PT.(Persero) Pertamina UPMSV Surabaya. http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf,Jurnal,didownload tanggal 12 September 2014.Suita, D. (2013). Chapter II.pdf-USU Institutional Repository. Retrieved Juni 17, 2014, from Chapter II.pdf-USU Institutional Repository: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38141/4/Chapter%20II.pdf

Sutabri, Tata. 2005, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sutanta, Edhy. 2003, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suwatno dan Donni Juni Priansa 2011 Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis, CV Alfabeta, Bandung

Tarigan, Rehmina Apriani. 2009, Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Kaban Jahe. http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload tanggal 25 September 2014.Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Zakiyudin, Ais. 2011, 2012, Sistem Informasi Manajemen, Jilid 2, Mitra Wacana Media, Jakarta.Manajemen Proyek

(Y)

Kinerja Pegawai

(Z)

Penerapan SIM-D

(X)

Keterangan:

X.1 : Sistematis

X.2 : Kemudahan dalam mengakses database

X.3 : Kemudahan dalam mengambil keputusan

X.1

X.2

X.3

SIM-D

Z.1

Z.2

Keterangan:

Z.1 =Kualitas Kerja

Z.2 =Ketepatan Waktu

Z.3 =Inisiatif

Z.4 =Kemampuan

Z.5 =Komunikasi

Kinerja Pegawai

Z.3

Z.4

Z.5

Keterangan:

Y 1 : Manajemen ruang lingkup proyek

Y 2 : Manajemen waktu proyek

Y 3 : Manajemen biaya proyek

Y 4 : Manajemen kualitas proyek

Y 5 : Manajemen sumber daya manusia

Y 6 : Manajemen komunikasi proyek

Y 7 : Manajemen resiko

Y 8 : Manajemen pengadaan proyek

Y.1

Y.2

Y.3

Y.4

Y.5

Y.6

Y.7

Y.8

Manajemen Proyek

Merancang Model Struktural

(Inner Model)

Merancang Model Pengukuran

(Outer Model)

Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi:

Weight, Koefisien Jalur dan Loading

Evaluasi Goodness of Fit

(Outer Model)

Pengujian Hipotesis

(Resampling Bootstraping)

GoF = Com x R2 .. Persamaan 3. SEQ Persamaan_3. \* ARABIC 2

Kinerja Pegawai

(Z)

Penerapan SIM-D

(X)

T-1

Manajemen Proyek

(Y)

Kinerja Pegawai

(Z)

Penerapan SIM-D

(X)

T-3

T-2

T-4

Latar Belakang Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Survei Pendahuluan

Perumusan Masalah

Identifikasi Variabel Penelitian

Perancangan Kuisioner

Populasi

Sampel

Teknik Sampling

Jumlah Sampel

Pengolahan data dengan PLS

Kesimpulan dan Saran

Pembahasan

Analisa Data

4645

_1488575141.unknown