teknologi pemupukan spesifik lokasi dan...
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH
KELURAHAN NGKARI-NGKARI KECAMATAN
BUNGI KOTA BAU-BAU
BALAI PENELITIAN TANAH
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2007
Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Tanah
Penyusun : Mas Teddy Sutriadi
Deddy Erfandi
Achmad Rachman
Penyunting : Enggis Tuherkih
Gunawan Samsidi
Design Cover : Sukmara
Setting/Layout : Didi Supardi
Rahmah D. Yustika
Penerbit : Balai Penelitian Tanah
Jl. Ir. H. Juanda No. 98. Bogor
16123, Telp. (0251) 336757, Fax.
(0251) 321608, 322933, E-mail:
ISBN 978-979-9474-98-8
Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai dari dana DIPA
Tahun Anggaran 2007, Balai Penelitian Tanah, Bogor
http://balittanah.litbang.deptan.go.id
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
i
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prima Tani, Balai
Penelitian Tanah telah menyusun Booklet Formulasi Teknologi
Pemupukan Spesifik Lokasi dan Konservasi Tanah dan Air sebagai
acuan bagi pelaksana Prima Tani dalam menerapkan rekomendasi
teknologi pemupukan spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air
mendukung kegiatan Prima Tani.
Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-
lokasi Prima Tani dimana Balai Penelitian Tanah menjadi
penanggung jawab survei. Booklet ini merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak dalam mengimplementasikan teknologi pemupukan
dan konservasi tanah dan air. Sesuai dengan judulnya, booklet ini
menyajikan formulasi teknologi pemupukan spesifik lokasi dan teknik
konservasi tanah dan air.
Sasaran dari penyusunan booklet formulasi pemupukan
spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air adalah para pelaksana
dan pengguna teknologi yang terkait langsung dengan kegiatan
Prima Tani, yaitu Pemandu Teknologi, Manajer Laboratorium
Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas Pertanian Provinsi
dan Kabupaten/Kota, Kelompok Tani peserta Prima Tani.
Semoga booklet ini bermanfaat, khususnya dalam
mensukseskan Prima Tani sebagai salah satu upaya mendukung
program pemerintah mensejahterakan masyarakat di pedesaan.
Bogor, November 2007
Kepala Balai,
Dr. Achmad Rachman
NIP. 080.079.028
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................. iv
I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
II. KEADAAN FISIK DAERAH ............................................. 3
2.1. Lokasi dan Perhubungan .................................... 3
2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian ...................... 4
2.3. Jenis Tanah ...................................................... 5
III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI ................. 7
3.1. Status Hara Tanah ............................................. 7
3.2. Komoditas Unggulan .......................................... 8
3.3. Komoditas Tanaman Potensial .............................. 13
IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR .................. 18
4.1. Teknik Konservasi Tanah Saat Ini ....................... 18
4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi Tanah ............... 18
V. DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 22
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
iii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Rincian penggunaan lahan Kelurahan Ngkari-Ngkari ................................................................ 5
Tabel 2. Satuan Lahan (SL) Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kabupaten Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................. 6
Tabel 3. Status hara tanah di lokasi Prima Tani Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara ................................. 7
Tabel 4. Rekomendasi pemupukan N, P, K, kapur dan bahan organik untuk beberapa komoditas pada lokasi Prima Tani di Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara . 9
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan N, P, K, kapur dan bahan organik untuk beberapa komoditas potensial pada lokasi Prima Tani di Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kec. Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara . 14
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Tanaman dan sungai yang melintasi Kelurahan
Ngkari-Ngkari ................................................ 5
Gambar 2. Sketsa teras individu pada areal pertanaman tahunan ........................................................ 18
Gambar 3. Rorak/slot mulsa pada tanaman ..................... 19
Gambar 4. Mukuna ditanam di bawah tegakan tanaman keras ............................................................ 20
Gambar 5. Tanaman kudzu (Pueraria javanica) sebagai tanaman penutup tanah ............................... 20
Gambar 6. Sketsa guludan dengan penguat teras ............ 21
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
1
I. PENDAHULUAN
Informasi potensi sumber daya lahan dan arahan
pengembangan komoditas merupakan informasi dasar yang diperlukan
untuk perencanaan pembangunan pertanian di suatu wilayah. Data
dan informasi ini perlu dilengkapi dengan formulasi teknologi
pengelolaan sumber daya lahan yang lebih spesifik, antara lain dalam
penerapan teknik konservasi tanah, pengelolaan kesuburan tanah
khususnya pemupukan spesifik lokasi, dan pengelolaan bahan organik.
Teknologi pemupukan spesifik lokasi dengan menerapkan
pemupukan berimbang adalah pemupukan untuk mencapai status
semua hara dalam tanah optimum untuk pertumbuhan dan hasil suatu
tanaman. Untuk hara yang telah berada dalam status tinggi, pupuk
hanya diberikan dengan takaran yang setara dengan hara yang
terangkut panen, sebagai takaran pemeliharaan. Pemberian takaran
pupuk yang berlebihan justru akan menyebabkan rendahnya efisiensi
pemupukan dan masalah pencemaran lingkungan. Kondisi atau status
optimum hara dalam tanah tidak sama untuk semua tanaman pada
suatu tanah. Demikian juga status optimum untuk suatu tanaman,
berbeda untuk tanah yang berlainan. Agar pupuk yang diberikan lebih
tepat, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan harus
mempertimbangkan faktor kemampuan tanah menyediakan hara dan
kebutuhan hara tanaman. Rekomendasi pemupukan yang berimbang
disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui
teknik uji tanah.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci
keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
2
pemanfaatan lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air
dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam dan
menyelamatkannya dari kerusakan. Target minimal dari aplikasi
teknik konservasi adalah menekan erosi yang terjadi di setiap bidang
tanah hingga di bawah batas yang diperbolehkan. Secara umum,
teknik konservasi tanah dan air dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1)
teknik konservasi vegetatif; (2) teknik konservasi mekanik atau
teknik konservasi sipil teknis; dan (3) teknik konservasi kimia. Dalam
aplikasi di lapangan teknik konservasi tersebut tidak berdiri sendiri,
namun dapat merupakan kombinasi dari dua atau tiga teknik
konservasi. Pemilihan teknik konservasi yang tepat harus bersifat
spesifik lokasi dan sesuai pengguna artinya harus
mempertimbangkan kondisi biofisik dan sosial ekonomi petani
setempat. Oleh sebab itu rekomendasi teknik konservasi yang
dianjurkan di setiap lokasi disusun dengan mempertimbangkan tipe
penggunaan lahan, kemiringan, vegetasi, dan teknik konservasi yang
ada di lapangan (existing) di masing-masing lokasi.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
3
II. KEADAAN FISIK DAERAH
2.1. Lokasi dan Perhubungan
Lokasi Prima Tani Kelurahan Ngkari-Ngkari merupakan salah
satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Bungi, Kota Bau-
Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini ditentukan atas
keputusan bersama antara pihak Pemerintah Daerah Kota Bau-Bau
dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: (1) berada
pada zona lahan sawah irigasi teknis semi-intensif dengan hamparan
yang luas dan memiliki peluang untuk dikembangkan; (2) berada
pada poros jalan dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda
empat, mudah dilihat oleh masyarakat luas; (3) memiliki kejelasan
tentang komoditas pertanian yang diusahakan oleh masyarakat; (4)
memiliki infrastruktur yang mendukung pengembangan agribisnis;
dan (5) masyarakat yang progresif. Secara geografis daerah
penelitian terletak pada koordinat antara 122040”13’ – 122044”14’
Bujur Timur dan 05021”00’ – 05023”20’ Lintang Selatan. Kelurahan
Ngkari-Ngkari memiliki luas wilayah 1.905 ha terletak sekitar 20 km
arah selatan Ibu Kota Bau-Bau, dapat ditempuh dengan kendaraan
umum sekitar 30 menit, dengan demikian relatif dekat dengan Ibu
Kota Bau-Bau dan transportasi relatif lancar. Secara adiministratif
wilayah Kelurahan Ngkari-Ngkari berbatasan dengan:
sebelah utara : berbatasan dengan Desa Kampeonaha
sebelah selatan : berbatasan dengan Kelurahan Liabuku
sebelah barat : berbatasan dengan Desa Kalia-lia
sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Sorawolio
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
4
2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian
Penggunaan lahan di Kelurahan Ngkari-Ngkari sebagian besar
merupakan arel hutan belukar, yaitu 1.155 ha (60,63%) dan
merupakan kawasan konservasi. Penggunaan lahan untuk pertanian
sebagian besar pada areal persawahan, yaitu 456 ha (23,94%).
Areal persawahan terbagi menjadi dua blok, yang secara garis besar
dibagi ke dalam dua wilayah Subak yaitu wilayah Subak Bali Sari
sebanyak lima blok persawahan dan wilayah Subak Pure Sari
sebanyak tiga blok persawahan. Kebun campuran terdapat di antara
persawahan dengan hutan, dan hanya menempati areal seluas 254
ha (13,33). Khusus untuk lahan pekarangan dipergunakan selain
untuk wilayah pemukiman, yaitu selua 40 ha (2,10%), penanaman
tanaman pekarangan dan juga usaha tani ternak (Tabel 1; Gambar
1).
Tanaman padi sawah sebagai komoditas utama
menggunakan sistem pertanaman secara monokultur. Umumnya
ditanam pada periode musim penghujan dan periode musim
kemarau. Sayuran, seperti tomat, kacang panjang, mentimun dan
palawija seperti jagung, ubi jalar, dan kedelai umunya ditanam pada
musim kemarau, setelah padi.
Kebun campuran merupakan lahan yang tadinya merupakan
areal hutan, dengan kemiringan lereng 3-8%. Perambahan hutan ini
menyebabkan semakin berkurangnya debit air di sekitar bendungan
pada musim kemarau.
Pemukiman merupakan areal pekarangan bersifat multi-
fungsi selain sebagai tempat tinggal (rumah), juga umumnya
dimanfaatkan untuk pengusahaan ternak sapi, babi, ayam, dan itik.
Selain itu sekitar areal rumah masih ditanami tanaman tahunan,
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
5
antara lain kelapa, mangga, pisang, rambutan, nangka, dan
tanaman hias.
Tabel 1. Rincian penggunaan lahan Kelurahan Ngkari-Ngkari
Simbol Penggunaan lahan Luas
ha % Sw Sawah 456 23,94 Kc Kebun campuran 254 13,33 H/B Hutan dan belukar 1.155 60,63 P Pemukiman 40 2,10
Jumlah 1.905 100,00
Gambar 1. Keragaan tanaman dan sungai yang melintasi Kelurahan Ngkari-Ngkari
2.3. Jenis tanah
Berdasarkan hasil pengamatan sifat morfologi di lapangan,
tanah-tanah di daerah penelitian diklasifikasikan menjadi dua ordo,
yaitu: Entisols, Inceptisols, dan Rock land (Soil Survey Staff, 2003).
Ketiga ordo tersebut, menurunkan lima subordo (Tabel 4). Rock land
menempati areal penyebaran terluas 1.131 ha (59,42%).
Berdasarkan analisis terrain menggunakan landform sebagai
pembeda utama dan verifikasi lapangan di Kelurahan Ngkari-Ngkari
dikelompokan menjadi empat satuan lahan (Tabel 2).
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
6
Tabel 2. Satuan lahan (SL) Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kabupaten Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara
SL. Simbol Landform Bahan induk Bentuk wilayah Lereng Elevasi Klasifikasi tanah Penggunaan
lahan Luas
% m ha Grup Aluvial (A) 01 A2.3 Dataran
Karst, perbukitan
Aluvium, Coluvium
Datar 0-2 <30 Aquic Haplustepts Sawah 262
02 A2.3 Dataran Aluvial
Aluvium, Coluvium
Datar 0-2 <30 Typic Eviaquepts Sawah 217
Grup Karst (K) 03 K3 Perbukitan
Karst Batu sedimen pasir dan kapur
Berombak 3-8 <75 Litic Ustroptents Oxic Dyslouslepts
Kebun campuran, tanaman pangan
254
04 K3 Perbukitan Batu kapur/gam-ping
Berbukit, terjal
>30 <200 Litic Uslovtents Rock land
Belukar hutan
1.131
P Pemukiman - - - - - - - 40 Jumlah 1.905
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
7
III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI
3.1. Status Hara
Status hara N, P, K dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm)
ditetapkan dengan menggunakan perangkat uji tanah sawah (PUTS)
dan hasil analisis disajikan pada Tabel 3. Sesuai dengan fungsinya,
pengukuran hanya dilakukan terhadap lahan persawahan. Hasil
pengukuran PUTS menunjukkan bahwa di lahan sawah (SL 1 dan 2)
Kelurahan Ngkari-Ngkari berstatus hara N rendah sampai sedang,
status hara P rendah sampai tinggi, status hara K rendah sampai
tinggi, dan reaksi tanah (pH) umumnya netral sampai alkalin.
Tabel 3. Status hara tanah di lokasi Prima Tani Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Pengamatan Satus hara tanah
N P K pH
1. SL-01/AS-22 R S S 6-7 2. SL-01/AS-24 R S S 6-7 3. SL-01/AS-25 R R R 6-7 4. SL-01/AS-28 S T R 6-7 5. SL-01/AS-29 S T R 6-7 6. SL-01/AS-30 R R S 6-7 7. SL-02/AS-31 R T T 7-8 8. SL-02/AS-32 R S T 7-8 9. SL-02/AS-33 R S T 7-8 10. SL-02/AS-34 R R T 7-8 11. SL-02/AS-35 R S S 7-8
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
8
Rendahnya status hara N lebih disebabkan karena sifat N
yang sangat mobil, mudah menguap (volatilisasi), dan tercuci,
meskipun pada umumnya petani sudah menggunakan pupuk N
dengan takaran yang cukup tinggi. Status hara P dan K yang sedang
sampai tinggi, disebabkan pengaruh dari bahan induk tanah yang
bersifat basis.
3.2. Komoditas Unggulan
Komoditas tanaman unggulan yang akan dikembangkan di
Kelurahan Ngkari-Ngkari adalah padi sawah, tomat, dan kacang
panjang.
Padi sawah
Pemupukan didasarkan pada status hara tanah dari hasil
penilaian dengan perangkat uji tanah sawah (PUTS) dan analisis
laboratorium, serta kebutuhan tanaman akan hara N, P, dan K
(Tabel 4). Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman padi
sawah adalah ZA, SP-36, dan KCl.
Sebagai sumber N, pupuk ZA diberikan dengan takaran 575
kg ha-1 pada tanah dengan status hara N rendah dan 450 kg ha-1
pada tanah dengan status hara N sedang. Pupuk ZA diberikan dua
kali yaitu setengah bagian pada umur 14 hari setelah tanam (HST),
dan setengah bagian sisanya menjelang primordial (+ 42 HST),
dengan cara disebarkan merata ke seluruh petakan dan dibenamkan.
Rekomendasi pemupukan P diaplikasikan pada tiga status
hara P yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
dengan takaran 100 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P rendah,
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
9
75 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P sedang dan 50 kg ha-1
pada tanah dengan status hara tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
keseluruhannya pada waktu sebelum tanam dengan cara disebarkan
merata ke seluruh petakan dan dibenamkan ke tanah.
Tabel 4. Rekomendasi pemupukan N, P, K, kapur dan bahan organik untuk beberapa komoditas unggulan pada lokasi Prima Tani di Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kecamatan Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Komoditas Jenis Pupuk
ZA SP-36 KCl Bahan organik
kg ha-1
A. Komoditas unggulan 1. Padi sawah 5.000 Rendah 575 100 100 Sedang 450 75 50 Tinggi - 50 50
2. Tomat (kg/tanaman) 2 Rendah 750 400 150 Sedang 600 350 100 Tinggi - 275 50
3. Kacang panjang (kg/tanaman)
1
Rendah 100 400 150 Sedang 75 300 100 Tinggi - 200 50
Rekomendasi pemupukan K diaplikasikan pada tiga status
hara K yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk KCl diberikan dengan
takaran 100 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K rendah, jika
tanpa pengembalian jerami atau 50 kg ha-1 jika 5 t ha-1 jerami
dikembalikan ke sawah. Pada tanah dengan status hara K sedang
dan tinggi, pupuk KCl diberikan dengan takaran 50 kg ha-1, jika
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
10
tanpa jerami dikembalikan, atau tanpa pemberian pupuk KCl jika
jerami 5 t ha-1 dikembalikan ke sawah. Seluruh pupuk KCl diberikan
pada waktu tanam, dengan cara disebarkan merata ke seluruh
petakan dan dibenamkan ke tanah (Tabel 4).
Mengingat pentingnya bahan oganik terhadap kesuburan fisik,
kimia, dan biologi tanah, maka pengelolaan kesuburan tanah harus
dilakukan secara terpadu dimana pupuk anorganik dengan takaran
berdasarkan uji tanah (status hara tanah dan kebutuhan tanaman)
dikombinasikan dengan pemupukan organik. Sumber pupuk organik
yang dapat digunakan pada lahan sawah adalah jerami padi, pupuk
hijau (Sesbania rosrata, Azolla sp.), dan pupuk kandang (kotoran
sapi dan babi).
Pupuk organik atau bahan organik selain dapat menyediakan
hara bagi tanaman, juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Bahan organik dapat diaplikasikan pada lahan sawah
dengan beberapa kondisi, antara lain:
• Bahan organik jerami padi diberikan dalam bentuk kompos
sebagai alternatif pupuk K dengan bantuan bahan perombak
Trichoderma (mikroba selulotik). Pemberian jerami 5 t ha-1
dapat menghemat pemakaian KCl sampai dengan 50 kg ha-1.
• Sesbania rosrata. Tanaman induk ditanam di luar
persawahan, sebagai penghasil biji. Biji Sesbania sebanyak
10 kg ha-1 disebar di sawah setelah panen padi pertama.
Setelah 45 hari, Sesbania dibenamkan saat pengolahan tanah,
biomassanya dapat mencapai 15 t ha-1.
• Aplikasi Azolla sp. 200 kg ha-1 dalam 25 hari dapat
berkembang menjadi 20 t ha-1 dengan kandungan N 40 kg
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
11
ha-1. Bibit Azolla sp. disebar tiga minggu sebelum pengolahan
tanah yang telah tergenang air. Saat pengolahan tanah,
Azolla sp. tersebut dibenamkan. Azolla sp. dapat
mensubsitusi 30% ZA, 25% SP-36, dan 20% KCl.
• Pupuk kandang (kotoran sapi atau babi) 1-2 t ha-1 dapat
diberikan langsung ke sawah dengan disebarkan 1 minggu
sebelum pengolahan tanah. Kotoran sapi atau babi
ditampung pada lubang dan dibiarkan sampai kotoran
tersebut matang.
Tomat
Tanaman tomat ditanam pada lahan sawah pada musim
kemarau. Rekomendasi pemupukan N diaplikasikan pada lahan
sawah dengan status hara rendah dan sedang. Jenis pupuk yang
digunakan adalah ZA, SP-36, dan KCl.
Sebagai sumber N, pupuk ZA diberikan dengan takaran 750
kg ha-1 pada tanah dengan status hara N rendah dan 600 kg ha-1
pada tanah dengan status hara N sedang. Pupuk ZA diberikan dua
kali yaitu setengah bagian pada umur 14 hari setelah tanam (HST),
dan setengah bagian pada waktu tanaman umur 30 HST, dengan
cara ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman sedalam 10 cm,
kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan P diaplikasikan pada tiga status
hara P yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
dengan takaran 400 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P rendah,
350 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P sedang, dan 275 kg
ha-1 pada tanah dengan status hara tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
sebagai pupuk dasar pada waktu tanam, dengan cara ditugalkan 7-
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
12
10 cm selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup
kembali dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan K diaplikasikan pada tiga status
hara K yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk KCl diberikan dengan
takaran 150 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K rendah, 100
kg ha-1 pada tanah dengan status hara K sedang, dan 50 kg ha-1
pada tanah dengan status hara K tinggi. Pupuk KCl diberikan dua
kali yaitu setengah bagian pada umur 14 hari setelah tanam (HST),
dan setengah bagian pada waktu tanaman umur 30 HST, dengan
cara ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman sedalam 10 cm,
kemudian ditutup kembali dengan tanah (Tabel 4).
Kacang Panjang
Tanaman kacang panjang ditanam pada lahan sawah pada
musim kemarau atau pada galangan dan surjan pada musim
penghujan. Jenis pupuk yang digunakan adalah ZA, SP-36, dan KCl.
Rekomendasi pemupukan N diaplikasikan pada lahan sawah
dengan status hara rendah dan sedang. Sebagai sumber N, pupuk
ZA diberikan dengan takaran 100 kg ha-1 pada tanah untuk status
hara N rendah dan 75 kg ha-1 pada tanah dengan status hara N
sedang. Pupuk ZA diberikan dua kali, yaitu setengah takaran pada
waktu tanam dan setengah takaran pada waktu tanaman umur 14
HST, dengan cara ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman
sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan P diaplikasikan pada tiga status
hara P yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
dengan takaran 400 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P rendah,
300 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P sedang dan 200 kg
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
13
ha-1 pada tanah dengan status hara tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
seluruhnya pada waktu tanam, dengan cara ditugalkan 7-10 cm
selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali
dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan K diaplikasikan pada dua status
hara K yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk KCl diberikan dengan
takaran 150 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K rendah, 100
kg ha-1 pada tanah dengan status hara K sedang, dan 50 kg ha-1
pada tanah dengan status hara K tinggi. Pupuk KCl diberikan dua
kali, yaitu setengah takaran pada waktu tanam, dan setengah
takaran pada waktu tanaman umur 14 HST, dengan cara ditugalkan
7-10 cm selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup
kembali dengan tanah (Tabel 4).
Bahan organik perlu diaplikasikan untuk tanaman sayuran
dengan beberapa kondisi, antara lain:
• Pupuk kandang dengan takaran 1-2 kg/tanaman dapat
diberikan langsung ke lahan dengan cara dimasukkan ke
lubang tanam 1 minggu sebelum tanam.
• Jerami sisa panen dikembalikan ke lahan dapat sebagai
mulsa atau dicacah dan dimasukkan ke dalam tanah pada
waktu pengolahan tanah.
3.3. Komoditas Tanaman Potensial
Komoditas tanaman potensial yang dapat dikembangkan di
Kelurahan Ngkari-Ngkari adalah kacang tanah, mentimun, dan
kangkung.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
14
Kacang tanah
Kacang tanah ditanam pada lahan sawah pada musim
kemarau atau pada lahan tegalan pada musim hujan. Jenis pupuk
yang digunakan adalah ZA, SP-36, dan KCl.
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan N, P, K, kapur dan bahan organik untuk beberapa komoditas potensial pada lokasi Prima Tani di Kelurahan Ngkari-Ngkari, Kec. Bungi, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Komoditas Jenis Pupuk
ZA SP-36 KCl Bahan organik
kg ha-1
1. Kacang tanah 1.000 Rendah 175 300 125 Sedang 100 200 75 Tinggi - 100 25
2. Ketimun (kg/tanaman)
1
Rendah 100 300 (DS) 150 (ZK) Sedang 75 200 (DS) 100 (ZK) Tinggi - 100 (DS) 50 (ZK)
3. Kangkung Rendah 200 - - - Sedang 150 - - Tinggi - - -
Rekomendasi pemupukan N diaplikasikan pada lahan sawah
dengan status hara rendah dan sedang. Sebagai sumber N, pupuk
ZA diberikan dengan takaran 175 kg ha-1 pada tanah dengan status
hara N rendah dan 100 kg ha-1 pada tanah dengan status hara N
sedang. Pupuk ZA diberikan dua kali, yaitu setengah takaran pada
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
15
waktu tanam, dan setengah takaran pada waktu tanaman umur 30
HST, dengan cara ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman
sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan P diaplikasikan pada tiga status
hara P yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
dengan takaran 300 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P rendah,
200 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P sedang, dan 100 kg
ha-1 pada tanah dengan status hara tinggi. Pupuk SP-36 diberikan
keseluruhannya pada waktu tanam, dengan cara ditugalkan 7-10 cm
selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali
dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan K diaplikasikan pada tiga status
hara K yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk KCl diberikan dengan
takaran 125 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K rendah, 75 kg
ha-1 pada tanah dengan status hara K sedang, dan 25 kg ha-1 pada
tanah dengan status hara K tinggi. Pupuk KCl diberikan dua kali,
yaitu setengah takaran pada waktu tanam, dan setengah takaran
pada waktu tanaman umur 30 HST, dengan cara ditugalkan 7-10 cm
selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali
dengan tanah (Tabel 5).
Mentimun
Tanaman ketimun ditanam pada lahan sawah pada musim
kemarau atau pada galangan dan surjan pada musim hujan. Jenis
pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, DS, dan KCl.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
16
Rekomendasi pemupukan N diaplikasikan pada lahan sawah
dengan status hara rendah dan sedang. Sebagai sumber N, pupuk
ZA diberikan dengan takaran 100 kg ha-1 pada tanah dengan status
hara N rendah dan 75 kg ha-1 pada tanah dengan status hara N
sedang. Pupuk ZA diberikan dua kali, yaitu setengah takaran pada
waktu tanam dan setengah takaran pada waktu tanaman umur 14
HST, dengan cara ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman
sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan P diaplikasikan pada tiga status
hara P yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pupuk DS diberikan dengan
takaran 300 kg ha-1 pada tanah dengan status hara P rendah, 200
kg ha-1 pada tanah dengan status hara P sedang dan 100 kg ha-1
pada tanah dengan status hara tinggi. Pupuk DS diberikan
keseluruhannya pada waktu tanam, dengan cara ditugalkan 7-10 cm
selain lubang tanaman sedalam 10 cm, kemudian ditutup kembali
dengan tanah.
Rekomendasi pemupukan K diaplikasikan pada tiga status
hara K yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sebagai sumber K, pupuk
ZK diberikan dengan takaran 150 kg ha-1 pada tanah dengan status
hara K rendah, 100 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K sedang,
dan 50 kg ha-1 pada tanah dengan status hara K tinggi. Pupuk ZK
diberikan dua kali, yaitu setengah takaran pada waktu tanam, dan
setengah takaran pada waktu tanaman umur 14 HST, dengan cara
ditugalkan 7-10 cm selain lubang tanaman sedalam 10 cm,
kemudian ditutup kembali dengan tanah (Tabel 5).
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
17
Kangkung
Tanaman kangkung ditanam pada lahan sawah pada musim
kemarau atau pada musim hujan. Jenis pupuk yang digunakan
adalah ZA. Status hara tanah pada lahan tegalan di Kelurahan
Ngkari-Ngkari adalah rendah-sedang untuk hara N.
Rekomendasi pemupukan N diaplikasikan pada lahan sawah
dengan status hara rendah dan sedang. Sebagai sumber N, pupuk
ZA diberikan dengan takaran 200 kg ha-1 pada tanah dengan status
hara N rendah dan 150 kg ha-1 pada tanah dengan status hara N
sedang. Pupuk ZA diberikan keseluruhannya pada waktu tanam,
dengan cara ditaburkan di antara dua barisan tanaman, kemudian
dibenamkan (Tabel 5).
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
18
IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR
4.1. Teknik Konservasi Tanah Saat Ini
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, teknik konservasi
tanah tidak ditemui pada lahan kering di Kelurahan Ngkari-Ngkari.
Padahal kemiringan 3-8% dan komoditas yang banyak diusahakan
adalah kelapa dan jambu mete serta mengusahakan tanaman palawija
di antara tanaman tahunan. Pada lokasi ini sangat diperlukan teknik
konservasi tanah, agar tidak terjadi erosi. Teknik konservasi tanah yang
dianjurkan adalah dengan membuat teras gulud permanen (Sekretariat
Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat, 1997;
Dariah et al., 2004)
4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi Tanah
Teras individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu
tanaman, terutama tanaman tahunan (Gambar 2). Jenis teras ini biasa
dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah-buahan
(Departemen Pertanian, 2006).
Gambar 2. Sketsa teras individu pada areal pertanaman tahunan
Tanaman tahunan
Tanaman legume ata r mp t
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
19
Rorak
Rorak merupakan lubang penampungan atau peresapan air,
dibuat di bidang olah atau saluran resapan (Gambar 3). Pembuatan
rorak bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan
menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering,
rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan aliran
permukaan (Proyek Pengelola dan Konservasi DAS Nasional, 1999).
Dimensi rorak yang disarankan sangat bervariasi, misalnya
kedalaman 60 cm, lebar 50 cm, dan panjang berkisar antara 50-200
cm. Panjang rorak dibuat sejajar kontur atau memotong lereng. Jarak
ke samping antara satu rorak dengan rorak lainnya berkisar 100-150
cm, sedangkan jarak horizontal 20 m pada lereng yang landai dan
agak miring sampai 10 m pada lereng yang lebih curam. Dimensi rorak
yang akan dipilih disesuaikan dengan kapasitas air atau sedimen dan
bahan-bahan terangkut lainnya yang akan ditampung.
Rorak/slot mulsaRorak/slot mulsa
Gambar 3. Rorak/slot mulsa pada tanaman
h
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
20
Sesudah periode waktu tertentu, rorak akan terisi oleh tanah
atau serasah tanaman. Agar rorak dapat berfungsi secara terus-
menerus, bahan-bahan yang masuk ke rorak perlu diangkat ke luar
atau dibuat rorak yang baru.
Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam
tersendiri (pada saat lahan tidak ditanamai tanaman pokok) atau
ditanam bersama-sama dengan tanaman pokok. Fungsi tanaman
penutup adalah untuk menutupi tanah dari terpaan langsung air
hujan, menjaga kesuburan tanah, menyediakan bahan organik. Jenis
tanaman penutup tanah yang dapat diterapkan adalah Centrosema
sp., Puraria javanica dan Arachis pintoi. Tanaman ini dipanen berupa
hijauan (daun) pada saat umur tanaman 3-4 bulan. Hal ini karena
pada umur tersebut hijauan tanaman tumbuh maksimal, sehingga
menghasilkan hijauan yang tinggi. Tanaman dipangkas/dibabat dan
disebarkan sebagai mulsa. Tanaman penutup tanah ini dapat
diltanam pada tegakan jambu mete, kelapa, pala, rambutan, dan
cengkih.
Gambar 4. Mukuna ditanam dibawah
tegakan tanaman keras
Gambar 5.Tanaman kudzu (Pueraria javanica) sebagai tanaman penutup tanah.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
21
Tanaman penguatTanaman penguat
Gambar 6. Sketsa guludan dengan penguat teras
Guludan
Guludan merupakan salah satu upaya untuk memperpendek
lereng agar produktivitas tanah tidak menurun. Guludan dapat
diperkuat dengan tanaman pakan ternak seperti setaria dan rumput
gajah. Guludan ini apabila terpelihara akan membentuk teras kredit
dengan penguat teras yang stabil.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
22
V. DAFTAR PUSTAKA
Dariah, A., U. Haryati, dan T. Budhyastoro. 2004. Teknik konservasi tanah mekanik. Teknologi konservasi Tanah pada lahan kering berlereng. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang. DepartemenTanaman.
Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Budidaya Pertanian
pada Lahan Pegunungan. Peraturan Menteri Pertanian: No. 46/Permentan/OT.140/10/2006.
Proyek Pengelola dan Konservasi DAS Nasional. 1999. Teknik
Konservasi Tanah dan Air. Tim Pengendalian Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat.
Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi
Pusat. 1997. Petunjuk Teknis Konservasi Tanah dan Air. Desember 1997.
Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy. USDA, Natural
Research Conservation Service. Ninth Edition. Washington D.C.