teknologi pemupukan spesifik lokasi dan...

39
TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH KELURAHAN GALUNG KECAMATAN LILIRIAJA KABUPATEN SOPPENG BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SSUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN 2007

Upload: phamlien

Post on 06-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH

KELURAHAN GALUNG KECAMATAN LILIRIAJA

KABUPATEN SOPPENG

BALAI PENELITIAN TANAH

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SSUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN

2007

Page 2: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Tanah

Penyusun : Wiwik Hartatik

Sudirman

Achmad Rachman

Penyunting : Ai Dariah

Irwan Nasution

Design Cover : Sukmara

Setting/Layout : Didi Supardi

Dedi Kusnandar

Penerbit : Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda No. 98. Bogor

16123, Telp. (0251) 336757, Fax.

(0251) 321608, 322933, E-mail:

[email protected]

ISBN 978-979-9474-91-9

Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai dari dana DIPA

Tahun Anggaran 2007, Balai Penelitian Tanah, Bogor

http://balittanah.litbang.deptan.go.id

Page 3: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prima Tani, Balai

Penelitian Tanah telah menyusun Booklet Formulasi Teknologi

Pemupukan Spesifik Lokasi dan Konservasi Tanah dan Air sebagai

acuan bagi pelaksana Prima Tani dalam menerapkan rekomendasi

teknologi pemupukan spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air

mendukung kegiatan Prima Tani.

Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-

lokasi Prima Tani dimana Balai Penelitian Tanah menjadi

penanggung jawab survei. Booklet ini merupakan suatu kebutuhan

yang mendesak dalam mengimplementasikan teknologi pemupukan

dan konservasi tanah dan air. Sesuai dengan judulnya, booklet ini

menyajikan formulasi teknologi pemupukan spesifik lokasi dan teknik

konservasi tanah dan air.

Sasaran dari penyusunan booklet formulasi pemupukan

spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air adalah para pelaksana

dan pengguna teknologi yang terkait langsung dengan kegiatan

Prima Tani, yaitu Pemandu Teknologi, Manajer Laboratorium

Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas Pertanian Provinsi

dan Kabupaten/Kota, Kelompok Tani peserta Prima Tani.

Semoga booklet ini bermanfaat, khususnya dalam

mensukseskan Prima Tani sebagai salah satu upaya mendukung

program pemerintah mensejahterakan masyarakat di pedesaan.

Bogor, November 2007

Kepala Balai,

Dr. Achmad Rachman

NIP. 080.079.028

Page 4: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... iv

I. PENDAHULUAN ........................................................ 1

II. KEADAAN FISIK DAERAH .......................................... 3

2.1. Lokasi dan Perhubungan ................................ 3

2.2. Penggunaan Lahan Dan Pertanian .................. 4

2.3. Iklim dan Hidrologi ........................................ 5

III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI ............... 7

3.1. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah ............ 8

3.2. Rekomendasi Pemupukan Kacang Tanah Dan Jagung .......................................................... 16

3.3. Rekomendasi Pemupukan Kelapa, Kakao, Dan Pisang ........................................................... 20

IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR ............... 22

4.1. Teknik Konservasi Existing ............................. 22

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi ..................... 22

V. DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 25

Page 5: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan dan vegetasi Kelurahan Galung ............................................. 4

Tabel 2. Status hara tanah pada lahan sawah hasil pengukuran PUTS dan analisis laboratorium di Kelurahan Galung, Kec. Liliriaja, Kab. Soppeng ... 8

Tabel 3. Rekomendasi pemupukan padi sawah varietas unggul berdasarkan status hara tanah di Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng ......................................... 10

Tabel 4. Takaran rekomendasi pupuk majemuk NPK pada berbagai status hara P dan K tanah ................... 10

Tabel 5. Rekomendasi pemupukan tanaman kacang tanah dan jagung pada status hara rendah, sedang dan tinggi di Kelurahan Galung, Kab. Soppeng ......... 17

Tabel 6. Takaran pemupukan tanaman kelapa di pembibitan ....................................................... 21

Tabel 7. Beberapa jenis tanaman pakan ternak yang cocok untuk tanaman pagar ....................................... 28

Page 6: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta lokasi Kelurahan Galung ......................... 3

Gambar 2. Keragaan tanaman yang dikembangkan di Kelurahan Galung .......................................... 5

Gambar 3. Curah hujan rata-rata bulanan 10 tahun terakhir Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja, Soppeng ....................................................... 6

Gambar 4. Sistem budi daya lorong dengan Gliricidia sepium sebagai tanaman pagar (Foto: F. Agus dan Widianto) ................................................. 26

Gambar 5. Teras bangku yang telah dilengkapi dengan tanaman penguat teras (kiri) dan penampang samping teras bangku (kanan) ....................... 29

Gambar 6. Penampang samping teras gulud ..................... 32

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Budi daya lorong (Sumber: Pedum Pegunungan, 2006 dan SPLaSH Ver. 1.02, 2007) ....................................................... 26

Lampiran 2. Teras bangku dan teras gulud ......................... 29

Page 7: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

1

I. PENDAHULUAN

Informasi potensi sumber daya lahan dan arahan

pengembangan komoditas merupakan informasi dasar yang diperlukan

untuk perencanaan pembangunan pertanian di suatu wilayah. Data

dan informasi ini perlu dilengkapi dengan formulasi teknologi

pengelolaan sumber daya lahan yang lebih spesifik, antara lain dalam

penerapan teknik konservasi tanah, pengelolaan kesuburan tanah

khususnya pemupukan spesifik lokasi, dan pengelolaan bahan organik.

Teknologi pemupukan spesifik lokasi dengan menerapkan

pemupukan berimbang adalah pemupukan untuk mencapai status

semua hara dalam tanah optimum untuk pertumbuhan dan hasil suatu

tanaman. Untuk hara yang telah berada dalam status tinggi, pupuk

hanya diberikan dengan takaran yang setara dengan hara yang

terangkut panen, sebagai takaran pemeliharaan. Pemberian takaran

pupuk yang berlebihan justru akan menyebabkan rendahnya efisiensi

pemupukan dan masalah pencemaran lingkungan. Kondisi atau status

optimum hara dalam tanah tidak sama untuk semua tanaman pada

suatu tanah. Demikian juga status optimum untuk suatu tanaman,

berbeda untuk tanah yang berlainan. Agar pupuk yang diberikan lebih

tepat, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan harus

mempertimbangkan faktor kemampuan tanah menyediakan hara dan

kebutuhan hara tanaman. Rekomendasi pemupukan yang berimbang

disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui

teknik uji tanah.

Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci

keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan

Page 8: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

2

pemanfaatan lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air

dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam dan

menyelamatkannya dari kerusakan. Target minimal dari aplikasi

teknik konservasi adalah menekan erosi yang terjadi di setiap bidang

tanah hingga di bawah batas yang diperbolehkan. Secara umum,

teknik konservasi tanah dan air dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1)

teknik konservasi vegetatif; (2) teknik konservasi mekanik atau

teknik konservasi sipil teknis; dan (3) teknik konservasi kimia. Dalam

aplikasi di lapangan teknik konservasi tersebut tidak berdiri sendiri,

namun dapat merupakan kombinasi dari dua atau tiga teknik

konservasi. Pemilihan teknik konservasi yang tepat harus bersifat

spesifik lokasi dan sesuai pengguna artinya harus

mempertimbangkan kondisi biofisik dan sosial ekonomi petani

setempat. Oleh sebab itu rekomendasi teknik konservasi yang

dianjurkan di setiap lokasi disusun dengan mempertimbangkan tipe

penggunaan lahan, kemiringan, vegetasi, dan teknik konservasi yang

ada di lapangan (existing) di masing-masing lokasi.

Page 9: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

3

II. KEADAAN FISIK DAERAH

2.1. Lokasi dan Perhubungan

Lokasi Prima Tani Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja,

seluas 1.102 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak pada

posisi 119o55’48”-119o58’20” Bujur Timur dan 04o21’12”-04o23’55”

Lintang Selatan (Gambar 1). Secara administrasi wilayah penelitian

berbatasan:

sebelah utara : berbatasan dengan Kelurahan Appanang

sebelah barat : berbatasan dengan Desa Pattojo dan Ropegading

sebelah timur : berbatasan dengan Desa Jampu

sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Jennae

Gambar 1. Peta lokasi Kelurahan Galung

Alupange

Sangrangeng

Page 10: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

4

Lokasi penelitian dapat ditempuh dari ibu kota Kabupaten

Soppeng selama + 30 menit. Aksesibilitas di Kelurahan Galung

sangat memadai. Jalan desa sebagian besar telah beraspal dan

dapat dilalui kendaraan roda empat, dan sebagian lainnya berupa

jalan sirtu.

2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian

Berdasarkan analisis peta topografi yang ditunjang dengan

hasil pengamatan di lapangan, penggunaan lahan/vegetasi saat ini

(present landuse) di Kelurahan Galung dikelompokkan menjadi tiga

satuan penggunaan lahan/vegetasi, yaitu: sawah (sw) yang luasnya

mencapai 560 ha (50,82%), kebun campuran (kc) seluas 465 ha

(42,20%), dan pemukiman (p) seluas 54 ha (4,90%). Rincian

penggunaan lahan/vegetasi Kelurahan Galung disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan dan vegetasi Kelurahan Galung

Simbol Penggunaan lahan/vegetasi Luas

ha %

sw Sawah 560 50,82

kc Kebun campuran 465 42,20

p Pemukiman 54 4,90

Batang air 23 2,09

J u m l a h 1.102 100,00

Areal persawahan yang menempati lahan datar sampai agak

datar, merupakan penggunaan lahan terluas 560 ha (50,82%) di

Kelurahan Galung. Selain digunakan untuk pengembangan padi

sawah, di persawahan juga dikembangkan tanaman palawija

(jagung, kacang tanah, dan kedelai) sebagai tanaman alternatif yang

Page 11: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

5

ditanam pada saat musim kemarau. Sedangkan areal kebun

campuran menempati lahan berombak (lereng 3-8%) yang luasnya

465 ha (42,20%) dengan jenis tanaman kelapa, kakao, dan pisang.

Keragaan tanaman di Kelurahan Galung, seperti terlihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Keragaan tanaman yang dikembangkan di Kelurahan Galung

2.3. Iklim dan Hidrologi

Iklim merupakan salah satu faktor penentu dalam

keberhasilan kegiatan pertanian dan peternakan. Oleh karena itu

dalam kegiatan Prima Tani di Soppeng, informasi iklim sangat

penting untuk ditelaah, sehingga dapat diketahui potensi iklim di

daerah penelitian.

Untuk tujuan tersebut, telah dikumpulkan data iklim dari

tahun 1995-2003, berupa data curah hujan, hari hujan, dan

temperatur dari stasiun pengamatan terdekat, yaitu stasiun Iklim

Soppeng. Gambaran curah hujan di Kelurahan Galung ditampilkan

pada Gambar 3.

Page 12: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

6

0

50

100

150

200

Jan Mar Mei Jul Sep Nop

Rata-rata curah hujan

Gambar 3. Curah hujan rata-rata bulanan 10 tahun terakhir Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja, Soppeng

Berdasarkan data curah hujan dari Stasiun Soppeng, rata-

rata curah hujan tahunan di Kelurahan Galung adalah 1.531 mm.

Curah hujan tertinggi terjadi bulan Mei (182 mm), sedangkan

terendah bulan September (32 mm). Distribusi curah hujan menurut

Scmihdt dan Fergusson (1951) menunjukkan bahwa Kelurahan

Galung mempunyai bulan basah (>100 mm) selama 10 bulan dan

bulan kering (<60 mm) terjadi selama 2 bulan. Berdasarkan zona

agroklimat (Oldeman et al., 1985), Kelurahan Galung termasuk ke

dalam zona agroklimat E2, yang mempunyai bulan basah (>200

mm) 0 bulan dan bulan kering (<100 mm) 2 bulan berturut-turut

lahan sawah irigasi di Kelurahan Galung airnya bersumber dari air

irigasi dan air hujan. Air irigasi berasal dari Sungai Salo Awo dan

Salo Labempa yang selalu berair.

Page 13: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

7

III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI

Status hara N, P, K, dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm)

yang ditetapkan dengan menggunakan perangkat uji tanah sawah

(PUTS) dan hasil analisis tanah di laboratorium disajikan pada Tabel

2. Pengukuran lebih diintensifkan terhadap lahan persawahan

(satuan lahan 1 dan 2). Hasil pengukuran contoh tanah yang diambil

dari beberapa titik pengamatan dari setiap dusun/wilayah kelompok

tani, menunjukkan bahwa status hara N pada satuan lahan 1 dan 2

rendah, status hara P tinggi, dan status hara K sedang kecuali di

Malitutue yang K-nya rendah; reaksi tanah agak masam sampai basa

(pH 6,2 – 7,9).

Rendahnya status hara N lebih disebabkan karena sifat N

yang sangat mobil, mudah menguap (volatilisasi), dan tercuci,

meskipun pada umumnya petani sudah menggunakan pupuk N

dengan takaran yang cukup tinggi. Status hara P yang umumnya

tinggi dan hara K sedang diperkirakan akibat pengaruh bahan induk

tanah yang bersifat basis.

Dengan kondisi status hara demikian, pengembalian sisa

panen (jerami) dan penambahan bahan organik perlu dilakukan

untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pengembalian jerami sangat

bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik tanah dan sumber N

bagi tanaman.

Page 14: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

8

Tabel 2. Status hara tanah pada lahan sawah hasil pengukuran PUTS dan analisis laboratorium di Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng

No.

SL

Lokasi pengamatan/

kelompok tani

Status hara pH

tanah

Penggunaan

lahan Luas

N P K

ha %

1 Lakading R T S 7,2 Sawah irigasi 260 23,59

Kesie R T S 7,9 Sawah irigasi

Malitutue R T R 7,9 Sawah irigasi

Labuleng R T S 7,8 Sawah irigasi

2 Matirobulu R T S 7,1 Sawah irigasi 300 27,22

Sadar R T S 7,9 Sawah irigasi

Paremme R T S 7,1 Sawah irigasi

Penetapan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi di

Kelurahan Galung, didasarkan pada komoditas tanaman pangan

yang diunggulkan. Berdasarkan hasil PRA, komoditas tanaman

pangan yang diunggulkan di Kelurahan Galung, adalah padi sawah,

kacang tanah, dan jagung. Sedangkan untuk tanaman tahunan

adalah kelapa, pisang, dan kakao. Dengan demikian rekomendasi

pemupukan yang disarankan adalah sebagai berikut:

3.1. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah

Produktivitas tanaman padi ditentukan oleh kesuburan tanah

terutama ketersediaan hara, kondisi iklim (curah hujan dan radiasi

surya), varietas tanaman, pengolahan tanah serta pengendalian hama

penyakit tanaman. Dalam kondisi lingkungan biotik dan abiotik yang

optimal, tanaman padi dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal

sesuai dengan potensi hasilnya.

Page 15: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

9

Dalam pengelolaan hara P dan K pada lahan sawah

diperlukan pengetahuan mengenai kebutuhan hara P dan K untuk

tanaman padi. Tanaman padi varietas unggul dengan tingkat

produksi sekitar 5 t GKP ha-1 memerlukan sekitar 34 kg P2O5 dan 156

kg K2O. Jika pada waktu panen seluruh gabah dan jeraminya

diangkut ke luar dari tanah sawah, maka akan terjadi pengangkutan

hara dalam tanah, terutama K2O yang banyak terkandung di dalam

jerami. Bila hanya gabahnya yang diangkut keluar dan jeraminya

dikembalikan ke tanah sawah, maka pengangkutan K2O-nya akan

dapat dikurangi. Untuk menjaga keberlanjutan produktivitas lahan

perlu diberikan pupuk dengan jenis dan jumlah yang cukup.

Upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pada lahan

sawah dilakukan antara lain melalui: (a) modifikasi bentuk butiran

dan kelarutan pupuk; (b) perbaikan waktu dan teknik aplikasi

pemupukan; (c) ameliorasi dengan pupuk organik dan pupuk hayati;

dan (d) perbaikan takaran anjuran pemupukan agar lebih efektif dan

efisien.

Sejalan dengan perkembangan teknologi padi, maka di

kelurahan Galung akan dikembangkan padi varietas unggul

baru/VUTB dan padi hibrida yang mempunyai potensi produksi

sekitar 20% lebih tinggi dari padi varietas unggul biasa. Sebagai

implikasi dari produksinya yang tinggi maka kebutuhan hara

khususnya N, P, dan K bagi padi VUTB dan hibrida juga akan lebih

tinggi dibanding kebutuhan untuk varietas unggul biasa.

Rekomendasi pemupukan spesifik lokasi berdasarkan status

hara dan kebutuhan tanaman untuk padi sawah varietas unggul (IR-

Page 16: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

10

64, dan lain-lain) di Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja,

Kabupaten Soppeng yang dapat diterapkan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekomendasi pemupukan padi sawah varietas unggul berdasarkan status hara tanah di Kelurahan Galung, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng

No. SL

Lokasi/ kelompok

tani Status hara Tanpa bahan organik Dengan 5 t jerami

Dengan 2 t pupuk kandang ha

N P K Urea ZA SP-36 KCl Urea ZA SP-36 KCl Urea ZA SP-36

KCl

1 Lakading R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30 Kesie R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30 Malitutue R T R 200 100 50 100 180 100 50 50 175 100 0 80 Labuleng R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30 2 Matirobulu R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30 Sadar R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30 Paremme R T S 200 100 50 50 180 100 50 0 175 100 0 30

Tabel 4. Takaran rekomendasi pupuk majemuk NPK pada berbagai status hara P dan K tanah

Kelas status hara Takaran pupuk majemuk

P K

NPK 15-15-15

Tambahan pupuk tunggal

NPK 20-10-10

Tambahan pupuk tunggal NPK

30-6-8

Tambahan pupuk tunggal

Urea SP-36

KCl Urea SP-36

KCl Urea SP-36

KCl

kg ha-1 Rendah R 250 150 0 50 350 150 0 50 350 0 50 50

S 250 150 0 0 350 150 0 0 350 0 50 0 T 250 150 0 0 350 150 0 0 350 0 50 0

Sedang R 200 175 0 50 250 175 0 50 300 25 25 50 S 200 175 0 0 250 175 0 0 300 25 25 0 T 200 175 0 0 250 175 0 0 300 25 25 0

Tinggi R 150 200 0 75 200 200 0 75 300 25 0 50 S 150 200 0 25 200 200 0 25 300 25 0 0 T 150 200 0 25 200 200 0 25 300 25 0 0

Apabila petani dalam pemupukan padi sawah menggunakan

pupuk majemuk maka takaran rekomendasi pupuk majemuk NPK

Phonska (15:15:15) atau NPK Pelangi (20:10:10) atau NPK Kujang

Page 17: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

11

(30:6:8) pada status hara P dan K rendah, sedang atau tinggi

disajikan pada Tabel 4. Penggunaan pupuk majemuk untuk padi

sawah, masih tetap diperlukan tambahan pupuk tunggal urea, SP-36

atau KCl untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman (Tabel 4).

Pupuk N

Seluruh lokasi mempunyai status hara N rendah. Hara N

merupakan hara yang mobil, mudah menguap (volatilisasi) dan

tercuci (Tisdale et. al., 1985). Pengembalian jerami dapat

meningkatkan bahan organik tanah dan sumber N bagi tanaman.

Takaran pemupukan N jika tidak ditambah dengan jerami ataupun

bahan organik yaitu 200 kg urea ha-1 dan 100 kg ZA ha-1. Jika

menggunakan jerami 5 t ha-1, maka takarannya menjadi 180 kg urea

ha-1 dan 100 kg ZA ha-1. Sedangkan apabila menggunakan pupuk

kandang 2 t ha-1, maka takarannya menjadi 175 kg urea ha-1 dan

100 kg ZA ha-1.

Takaran pemupukan N dapat juga ditentukan dengan

menggunakan bagan warna daun (BWD). Takaran pupuk urea awal

yaitu sebesar 75 kg ha-1, diberikan pada saat tanaman padi berumur

< 14 hari setelah tanam. Pupuk urea susulan dipantau dengan BWD

melalui pengamatan warna daun padi dimulai saat tanaman padi

berumur 21-28 hari setelah tanam, selanjutnya diamati setiap 7-10

hari sekali. Perlu tidaknya penambahan pupuk urea tergantung dari

skala warna daun padi yang diamati dan takaran pupuk urea yang

diperlukan disesuaikan dengan skala warna daun padi yang teramati

selanjutnya takaran pupuk urea yang ditambahkan dapat dilihat

dalam brosur BWD.

Page 18: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

12

Pupuk P

Kandungan P tanah merupakan faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam pemupukan P. Tanah yang mempunyai

kandungan P tinggi, pemupukan P ditujukan untuk memenuhi atau

mengganti P yang terangkut panen, sedangkan pada tanah yang

mempunyai kandungan P sedang dan rendah, pemupukan P

ditujukan selain untuk mengganti P yang terangkut panen juga

untuk meningkatkan kandungan P tanah, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan status P tanah.

Penentuan takaran pupuk P secara tepat (spesifik lokasi)

untuk masing-masing tanah sawah, yaitu sesuai dengan status P

dari tanah sawahnya, sekarang sudah dapat dilakukan dengan

menggunakan alat bantu perangkat uji tanah sawah (PUTS).

Perangkat uji tanah sawah ini berguna untuk mengukur

(menganalisis) kandungan unsur hara P dalam tanah sawah secara

langsung dan cepat di lapangan.

Umumnya respon tanaman padi terhadap pemupukan P

sangat nyata pada tanah-tanah yang status P-nya rendah, meskipun

ketersediaan unsur hara P pada lahan sawah umumnya meningkat

dengan penggenangan. Makin tinggi status P tanahnya makin kecil

respon tanaman padi terhadap pemupukan P. Walaupun demikian

rekomendasi pemupukan P tetap diberikan, yaitu dengan takaran 50

kg SP-36 ha musim-1, meskipun status P tanahnya sudah tinggi.

Rekomendasi ini diberikan sebagai takaran pemeliharaan

(maintenance rate) yang ditujukan untuk mempertahankan agar

kandungan P dalam tanah tetap tinggi, sehingga dapat menjamin

agar tanaman tidak akan mengalami kekurangan unsur hara P.

Page 19: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

13

Lahan sawah di Kelurahan Galung memiliki status hara P

tinggi. Dengan demikian takaran rekomendasi P adalah 50 kg SP-36

ha-1, dan jika diberikan pupuk kandang 2 t ha-1 maka tidak

diperlukan pemberian pupuk SP-36 (Tabel 3).

Sumber pupuk P yang biasa digunakan adalah SP-36. Pupuk

SP-36 mengandung 36% P2O5. Waktu pemupukan P yaitu seluruh

pupuk P diberikan sebelum tanam atau pada 7-10 hari setelah

tanam (HST). Cara pemupukan P diberikan disebar merata di atas

permukaan tanah kemudian dibenamkan ke dalam lapisan olah

bersamaan dengan perataan tanah sawah. Pupuk P dapat diberikan

sekaligus, karena sifat hara P yang tidak mobil, sehingga mempunyai

pengaruh residu untuk musim tanam berikutnya.

Pupuk K

Pemupukan K juga perlu memperhatikan status hara K dalam

tanah. Pada tanah dengan kandungan K sedang dan tinggi tidak

perlu diberi pupuk K, karena kebutuhan hara K tanaman padi dapat

dipenuhi dari K tanah, sumbangan air pengairan dan pengembalian

jerami (Adiningsih, 1992). Hampir 80% K yang diserap tanaman padi

berada dalam jerami, oleh karena itu dianjurkan untuk

mengembalikan jerami ke tanah sawah (Adiningsih et. al., 1984).

Sambil menunggu pengolahan tanah pertama, jerami dapat

dikomposkan dan diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan

tanah kedua.

Lahan sawah di Kelurahan Galung rata-rata memiliki status

hara K sedang, kecuali pada lokasi Malitutue yang K-nya rendah.

Dengan demikian takaran rekomendasi K yaitu 50 kg KCl ha-1,

apabila jerami dikembalikan, tidak perlu penambahan pupuk KCl lagi.

Page 20: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

14

Apabila diberikan pupuk kandang 2 t ha-1 maka cukup

menambahkan 30 kg KCl ha-1. Sedangkan untuk lokasi Malitutue

yang status K-nya rendah, maka takarannya adalah 100 kg KCl ha-1,

apabila jerami dikembalikan maka hanya perlu pupuk 50 kg KCl ha-1.

Sedangkan bila menggunakan pupuk kandang 2 t ha-1 maka cukup

menambahkan 80 kg KCl ha-1 (Tabel 3).

Sumber hara K pada tanah sawah adalah hara K di dalam

tanah, jerami, pupuk K, dan air irigasi. Pupuk K yang umum dijumpai

di Indonesia yaitu KCl dengan kadar K2O 60% dan kalium zulfat

(K2SO4) atau yang lebih dikenal sebagai ZK mengandung kadar K2O

45% dan 18% S. Bentuk pupuk KCl granul kecil-kecil dan berwarna

putih atau merah.

Sifat hara K yang mobil sehingga pemupukan K sebaiknya

diberikan dengan cara di split dua atau tiga kali untuk menghindari

pencucian K, dan fiksasi K khususnya pada tanah sawah Vertisols.

Waktu pemupukan K yaitu pemupukan pertama pada saat sebelum

tanam atau pada 7-10 HST dan pemupukan kedua pada saat

primordia. Cara pemupukan K diberikan disebar merata di atas

permukaan tanah kemudian dibenamkan ke dalam lapisan olah

bersamaan dengan perataan tanah sawah.

Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dianjurkan untuk

mengembalikan jerami selain sebagai sumber K juga meningkatkan

kadar bahan organik tanah. Pupuk kandang juga dapat digunakan

namun perlu diperhatikan C/N rasio (10-20) dan takarannya agar

tidak memberikan pengaruh reduksi yang berlebihan.

Page 21: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

15

Pengelolaan Bahan Organik

Pengelolaan hara P dan K pada tanah sawah tidak dapat

dipisahkan dari pengelolaan bahan organik. Peranan bahan organik

sangat penting dalam mempengaruhi rekomendasi dan kebutuhan

pupuk P dan K. Untuk tanah sawah yang pengelolaannya tidak

disertai dengan pemberian bahan organik diperlukan pupuk N, P,

dan K yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi bahan

organik, baik berupa jerami maupun pupuk kandang. Pemberian

jerami direkomendasikan sebanyak 5 t ha-1, yang diperhitungkan

dari hasil tanah sawah setempat dengan tingkat hasil gabah juga

sekitar 5 t ha-1.

Anjuran pengembalian jerami ke tanah sawah sukar untuk

diterapkan karena diperlukan upaya khusus. Kenyataan di lapangan

umumnya petani lebih sering membakar jerami, dengan beberapa

alasan antara lain: indeks pertanaman tiga kali, sehingga petani

tidak cukup waktu untuk mengkomposkan jerami, pengomposan

jerami membutuhkan waktu dan tenaga. Keberatan lain, yaitu

bahwa penumpukan jerami selama satu musim tersebut akan

memakan tempat, sehingga mengurangi luas areal tanam. Tetapi

keuntungan pengembalian jerami ke tanah sawah akan mengatasi

masalah berkurangnya areal tanam, karena kehilangan unsur-unsur

hara akan dapat dikurangi sehingga takaran pupuk yang perlu

ditambahkan dapat dikurangi dan fungsi-fungsi lain dari jerami

sebagai bahan pembaik sifat-sifat tanah.

Teknologi pengelolaan jerami yang tepat perlu dikembangkan.

Jerami yang dihasilkan sebaiknya tidak langsung dikembalikan ke

sawah pada musim tanam berikutnya, tetapi pengembaliannya

Page 22: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

16

ditunda dahulu selama satu musim tanam. Jerami yang ada supaya

dikumpulkan di bagian pinggir petakan sawah atau dapat di tempat

lain dan dibiarkan melapuk secara alami di sana. Bila jerami ingin

segera dikembalikan ke lahan maka pelapukan jerami perlu

dipercepat (dikomposkan) dengan diberi berbagai inokulan mikroba,

yang saat ini makin banyak dipasarkan.

Selain pemberian jerami, juga direkomendasikan penggunaan

pupuk kandang sebanyak 2 t ha-1. Untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah sawah sedapat

mungkin diberikan tambahan bahan organik seperti pupuk kandang,

kompos, pupuk hijau atau azola untuk melengkapi pemberian pupuk

buatan. Perlu ditekankan bahwa dalam jangka panjang pemberian bahan

organik ke tanah sawah tidak hanya berguna untuk mengembalikan atau

mempertahankan kandungan unsur-unsur hara makro dan mikro dalam

tanah, tetapi bahan organik mempunyai banyak fungsi (manfaat) lain

untuk mempertahankan kesuburan dan memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah, serta efisiensi pemupukan.

Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-palawija,

penambahan bahan organik sangat diperlukan dalam memperbaiki

sifat fisik tanah diantaranya dalam proses restrukturisasi tanah,

sehingga pada waktu tanam palawija struktur tanah telah membaik.

3.2. Rekomendasi Pemupukan Kacang Tanah dan Jagung

Takaran rekomendasi untuk tanaman jagung dan kedelai

pada lokasi yang berstatus N, P, dan K rendah, sedang dan tinggi

disajikan pada Tabel 5.

Page 23: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

17

Pemupukan N dan K pemberiannya displit, yaitu setengah

takaran pada waktu tanam atau 7-10 HST dan setengah takaran

pada umur 30-45 HST. Cara pemupukan bisa dilarik atau ditugal

sekitar 5-7 cm, selain tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.

Sedangkan pemupukan P dapat diberikan sekaligus dengan cara

dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm selain tanaman, kemudian ditutup

dengan tanah.

Tabel 5. Rekomendasi pemupukan tanaman kacang tanah dan jagung pada status hara rendah, sedang dan tinggi di Kelurahan Galung, Kabupaten Soppeng

No. SL

Lokasi Status hara

Takaran pupuk Kacang tanah Jagung

N P K Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

1 Lakading R T S 75 100 75 300 100 100 Kesie R T S 75 100 75 300 100 100 Malitutue R T R 75 100 75 300 100 150 Labuleng R T S 75 100 75 300 100 100 2 Matirobulu R T S 75 100 75 300 100 100 Sadar R T S 75 100 75 300 100 100 Paremme R T S 75 100 75 300 100 100

Budi daya kacang tanah

Penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah tanah dibajak

sedalam 15-20 cm, kemudian digaru, digemburkan dan diratakan,

dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma. Dibuat bedengan dengan

ukuran 3-4 m, saluran drainase dengan kedalaman 30 cm dan lebar

20 cm. Benih yang digunakan varietas unggul yang mempunyai

potensi hasil tinggi, disukai konsumen, seragam, sehat, jelas asal

usulnya. Benih yang diperlukan sekitar 80-90 kg biji atau 125-150 kg

polong ha-1. Benih satu biji/lubang ditanam dengan cara ditugal

Page 24: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

18

dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm. Pada lahan kurang subur benih

ditanam satu biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm.

Selain pemupukan N, P dan K untuk kacang tanah perlu

pemupukan kalsium dan sulfur. Pada tanah yang unsur Ca < 1 me

Ca 100 g-1 tanah (untuk perakaran) dan > 3 me Ca 100 g-1 (untuk

polong) perlu diberi gypsum atau dolomit sebesar 300-500 kg ha-1.

Pemupukan sulfur hanya dilakukan bila pH tanah > 7,4 dan

kandungan S sebesar 20 ppm SO4 (setara 6,4 ppm S) dengan

takaran pupuk S sebesar 400 kg S ha-1 yang dapat berupa ZA (24%

S) atau belerang (85% S). Pengendalian gulma dilakukan pada umur

3 minggu atau diulang kembali pada umur 42-45 hari. Pengairan

dilakukan bila kondisi tanah kering dan tanaman layu, terutama pada

periode kritis umur 3, 25, 50, dan 75 hari. Pengairan dilakukan

melalui selokan antar bedengan.

Bila gejala kuning (klorosis) muncul pada umur 10-25 hari,

dan gejala kuning masih nampak hingga umur 30 hari maka dapat

menurunkan hasil sampai 20-46%. Pengendaliannya dengan

pemberian 30-40 kg FeSO4 ha-1, pemberian 20 t pupuk kandang ha-1,

pemberian 300-400 kg bubuk belerang ha-1. Penyemprotan larutan

yang mengandung 0,5-1% FeSO4, 0,1% asam sitrat, 3% amonium

sulfat (ZA), 0,2% urea pada umur 30, 45, dan 60 hari atau

memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Hama utama pada kacang

tanah antara lain wereng kacang tanah (Empoasca fasialin),

penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (Plusia

chalcites), dan ulat grayak (Prodenia litura), hama-hama tersebut

dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida Thiodan,

Dursban, Azodrin, Tamaron, dan Basudin. Penyakit utama kacang

tanah layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun

Page 25: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

19

(Cercosporidium personatum dan Cercospora arachidichola) dan

karat (Puccinia arachidis). Pengendalian penyakit kacang tanah

dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida

Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 200, atau Daconil.

Budi daya jagung

Penyiapan lahan untuk tanaman jagung yaitu tanah

digemburkan dan diratakan atau tanpa pengolahan tanah bagi tanah

yang gembur/ringan. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan

gulma. Benih yang ditanam adalah benih jagung yang mempunyai

daya kecambah minimal 90%, biasanya untuk 1 ha diperlukan benih

20 kg. Untuk mengurangi serangan hama dan penyakit benih jagung

diberi perlakuan (seed treatment) dengan Ridomil atau Saromil

dengan takaran sesuai anjuran.

Penanaman jagung dengan cara ditugal sedalam 5 cm

dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman/rumpun) atau 75

cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun). Benih dimasukkan ke dalam

lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah atau pupuk kandang.

Penyiangan tanaman jagung dilakukan dua kali atau sesuai

kebutuhan. Penyiangan pertama pada umur 15 hari setelah tanam

dan penyiangan kedua pada umur 28-30 hari setelah tanam,

dilakukan sebelum pemupukan kedua. Pada musim kemarau bila

dilakukan pengairan yaitu pada saat sebelum tanam, 15, 30, 45, 60,

dan 75 HST (enam kali pemberian). Sumber air dapat berasal dari

irigasi permukaan atau tanah dangkal (sumur) dengan pompa.

Pengendalian penyakit bulai dengan perlakuan benih dengan

cara 1 kg benih dicampur dengan 2 g Ridomil atau Saromil yang

dilarutkan dalam 7,5-10 ml air. Sedangkan hama penggerek

Page 26: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

20

dikendalikan dengan pemberian insektisida Furadan 3G melalui

pucuk tanaman (± 3-4 butir/tanaman).

3.3. Rekomendasi Pemupukan Kelapa, Kakao, dan Pisang

Pada lahan kering berupa kebun campuran yaitu lahan yang

ditanami berbagai jenis tanaman tahunan, biasanya dalam bentuk

lahan pekarangan atau talun, dengan komoditas dominan kakao,

pisang, dan kelapa.

Tanaman kakao, pisang dan kelapa umumnya tidak

dipelihara secara intensif, sehingga pertumbuhan dan produksinya

kurang optimal. Takaran rekomendasi pemupukan untuk kakao yaitu

urea 310 g pohon tahun-1, SP-36 260 g pohon tahun-1 dan KCl 350 g

pohon tahun-1. Takaran pemupukan untuk pisang yaitu ZA 1.000 g

pohon tahun-1, SP-36, 450 g pohon tahun-1 dan KCl 500 g pohon

tahun-1 yang diberikan empat kali setahun yaitu satu bulan setelah

tanam dengan takaran seperempat bagian, pemupukan selanjutnya

setiap 3 bulan sekali dengan takaran seperempat bagian. Cara

pemupukan dengan cara dilarik berjarak 60-75 cm disekeliling

tanaman, kemudian larikan ditutup. Pupuk kandang dengan takaran

15-50 kg pohon-1 diberikan dengan cara yang sama seperti pupuk

anorganik.

Budi daya dan pemupukan kelapa (Cocos nucifera L.)

Tanaman kelapa tumbuh pada tanah yang mempunyai

drainase baik dengan tekstur ringan hingga sedang pada pH 6-7

yang kaya bahan organik dengan tingkat kesuburan tanah tinggi.

Tanaman tumbuh baik pada lintang 20°N and 20°S; pada ketinggian

Page 27: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

21

600 m dpl dengan suhu 24-29 °C, kelembapan 80-90%, curah hujan

1.500-2.300 mm yang terdistribusi sepanjang tahun. Tanaman

kelapa tidak memerlukan irigasi kecuali pada saat pembibitan. Rata-

rata hasil mencapai 80-150 buah/ pohon (2-4 t ha-1 kopra)

tergantung varietas tanaman.

Populasi tanaman kelapa sekitar 150 tanaman ha-1 dengan

produksi 100 butir pohon tahun-1. Hara yang terkandung dalam

pelepah kelapa yang terangkut keluar lahan per tahun adalah: 49 kg

N, 16 kg P2O5, 115 kg K2O, 5 kg Ca, 8 kg Mg, 11 kg Na, 64 kg Cl,

dan 4 kg S. Sabut kelapa mengandung 60% K2O, 18% N and 26%

Mg yang terangkut lewat panen. Mengingat kandungan haranya

yang tinggi, maka dianjurkan agar limbah kelapa ini dapat

dimanfaatkan sebagai sumber hara tanaman setelah melalui proses

pengomposan. Takaran pemupukan kelapa di pembibitan disajikan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Takaran pemupukan tanaman kelapa di pembibitan

Umur Takaran pupuk (per pohon)

N P2O5 K2O MgO S Cl

Penanaman di

lapang

30 g 30 g 90 g 50 g 18 g 66 g

6 bulan 40 g 50 g 0,15 kg 85 g 25 g 0,11 kg

1 tahun 0,10 kg 0,10kg 0,35 kg 125 g 60 g 0,26 kg

2 tahun 0,15 kg 0,15 kg 0,55 kg 0,25 kg 90 g 0,40 kg

3 tahun 0,20 kg 0,16 kg 0,70 kg 0,35 kg 0,12 kg 0,53 kg

4 tahun 0,30 kg 0,20 kg 1,00 kg 0,40 kg 0,18 kg 0,70 kg

5 tahun dan > 5

tahun

0,40 kg 0,30 kg 1,20 kg 0,50 kg 0,24 kg 0,90 kg

Sumber: Magat (1988)

Page 28: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

22

IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

Areal Kelurahan Galung mencakup luasan sekitar 1.102 ha

yang terdiri atas lahan sawah 560 ha, kebun campuran/tegalan 465

ha, areal pemukiman 54 ha, dan sisanya 23 ha adalah badan sungai.

Topografi dari kelurahan ini bervariasi dari datar sampai

berombak. Sekitar 560 ha adalah merupakan daerah datar (lereng 0-

2%), dan 465 ha areal berombak (lereng 3-8%).

4.1. Teknik Konservasi Existing

Erosi yang dapat terjadi pada lahan sawah tidaklah terlalu

mengkhawatirkan, karena pematang sawah berperan cukup besar

dalam menghambat laju erosi tanah. Teknik konservasi existing yang

ada pada lahan kering terdapat pada penggunaan lahan

tegalan/kebun campuran, yaitu berupa teras bangku

sederhana/tidak lengkap pada areal dengan bentuk wilayah

bergelombang (lereng 3-8%). Kondisi teras bangku yang ada masih

kurang sempurna, tidak dilengkapi dengan tanaman penguat teras

dan saluran pembuangan air yang memadai.

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi

Teknik konservasi tanah yang direkomendasikan didasarkan

pada pola penggunaan lahan dan kondisi tanah yang ada. Apabila di

lokasi yang dipelajari sudah diterapkan teknik konservasi, maka

rekomendasi lebih diarahkan pada perbaikan atau peningkatan

teknik konservasi yang sudah ada.

Page 29: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

23

Teknik konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan pada

lahan sawah adalah perbaikan pematang sawah supaya tidak terjadi

kebocoran yang dapat menyebabkan banyak kehilangan air. Bila

pematang banyak ditumbuhi rumput, maka usahakan rumput

dipotong/dibabat/dikoret sehingga sebagian rumput masih ada di

pematang karena ini baik untuk pemadatan dan kestabilan

pematang dan supaya tidak ada tanah yang jatuh dari pematang.

Jangan menyiang pematang dengan mencabut rumputnya karena

akan merusak pematang.

Apabila pematang ditanami maka diusahakan menanam

tanaman yang tidak berumbi seperti ubi jalar dan ubi kayu dimana

apabila panen akan dapat merusak pematang. Dianjurkan dapat

menanan tanaman leguminosa seperti turi (Sesbania sesban) atau

tanaman kacang-kacangan yang dapat menyuburkan tanah dan

bahan hijauannya dapat dikembalikan ke lahan.

Bila pada lahan sawah diterapkan pola tanam padi-palawija,

maka dianjurkan pemberian pupuk kandang pada padi sawah,

karena bila pada saat disawahkan ada pemberian pupuk kandang,

maka musim tanam selanjutnya akan terjadi perbaikan sifat fisik

tanah diantaranya terbentuk struktur tanah yang baik demikian juga

aerasi tanah, sehingga tanaman palawija yang ditanam setelah padi

pertumbuhan dan produksinya lebih baik.

Pada lahan kering dengan penggunaan lahan kebun

campuran/tegalan (satuan lahan 3 dan 4) yang terdapat pada

wilayah berombak (lereng 3-8%) dan tanah Typic Eutrudepts dan

Typic Hapludolls. Tanah ini mempunyai solum yang cukup dalam dan

cocok untuk dibuat teras bangku. Namun dengan penggunaan lahan

Page 30: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

24

kebun campuran, dapat direkomendasikan teknik konservasi tanah

berupa penanaman sistem pertanaman lorong (alley cropping) yang

dikombinasikan dengan mulsa hasil pangkasan tanaman pagar.

Teknik konservasi alley cropping dapat dilihat pada Lampiran 1.

Untuk penggunaan lahan tegalan teknik konservasi yang dapat

direkomendasikan dapat berupa teras gulud ataupun teras bangku,

termasuk penyempurnaan teras bangku yang sudah ada. Pada

Lampiran 2 dapat dilihat gambaran teras bangku dan teras gulud.

Page 31: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

25

V. DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J.S. 1984. Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Penyediaan Kalium Tanah Sawah Daerah Sukabumi dan Bogor. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Adiningsih, J.S. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan pupuk untuk

Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang

Balai Penelitian Tanah. 2007. Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai

Harkat (SPLaSH) versi 1.02. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian RI

Nomor: 47/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Oldeman, L.R, and Darmiyati S. 1977. The agroclimatic map of

Sulawesi, scale 1: 2,500,000. Contr. Centre. Res. Inst. Agric. Bulletin No.60, Bogor.

Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based on

Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No.42. Jawatan Met. dan Geofisik, Jakarta.

Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi

Pusat. 1999. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Kelompok Kerja Penelitian dan Pengembangan (POKJA LITBANG)-NWMCP.

Tisdale, S.L, W.L. Nelson and J.D.Beaton. 1985. Soil Fertility and

Fertilizers. 4th ed. The Macmillan Publ. Co.New York. 694 p.

Page 32: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

26

Lampiran 1. Budi daya lorong (Sumber: Departemen Pertanian,

2006 dan Balai Penelitian Tanah, 2007)

Budi daya lorong (alley cropping) adalah sistem di mana

tanaman semusim (pangan dan sayuran) ditanam di lorong antara

barisan tanaman pagar (Gambar 4). Pangkasan dari tanaman

pagar digunakan sebagai mulsa yang dapat menyumbangkan hara,

terutama nitrogen, bagi tanaman lorong.

Gambar 4. Sistem budi daya lorong dengan Gliricidia sepium sebagai tanaman pagar ( Foto: F. Agus dan Widianto)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi budi daya

lorong:

1. Persyaratan penerapan budi daya lorong

• Kemiringan lahan berkisar antara 3-40%

• Kedalaman solum > 20 cm

• Interval horizontal 3-10 m

2. Persyaratan tanaman untuk digunakan sebagai tanaman pagar

• Tahan pemangkasan dan dapat bertunas kembali secara

cepat sesudah pemangkasan.

• Menghasilkan banyak hijauan

Page 33: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

27

• Dapat menambat nitrogen (N2) dari udara

• Tingkat persaingannya dengan tanaman utama tidak begitu

tinggi

• Memiliki perakaran vertikal yang dalam sehingga daya

saingnya terhadap tanaman utama berkurang

• Tidak bersifat alelopati (mengeluarkan zat beracun) bagi

tanaman utama

• Sebaiknya mempunyai manfaat ganda supaya mudah

diadopsi petani

Beberapa jenis tanaman pagar yang sesuai untuk pengendali

erosi dan sekaligus sebagai pakan ternak disajikan pada Tabel 7.

3. Teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman pagar

• Lamtoro dan Flemingia biasa ditanam dengan menggunakan

biji sedangkan Gliricidia dengan menggunakan stek.

• Untuk bahan stek pilih cabang yang sudah berwarna putih

(tidak lagi hijau) yang berdiameter 2-4 cm. Panjang stek

kurang lebih 30 cm.

• Stek atau benih ditanam sejajar kontur. Untuk stek gunakan

jarak tanam dalam baris 20-30 cm. Untuk penanaman

dengan biji (lamtoro atau Flemingia) penanaman dideder

dengan jarak antar biji sekitar 5 cm. Pemberian pupuk TSP

atau SP-36 satu sendok teh untuk satu meter barisan akan

mempercepat pertumbuhan tanaman pagar.

• Agar cukup efektif mencegah erosi, jarak antar baris

tanaman pagar ditentukan dengan menggunakan rumus

VI/HI = % kemiringan lahan (VI = tinggi vertikal, dan HI =

jarak horizontal). Untuk mendapatkan jarak horizontal (HI),

VI harus ditetapkan terlebih dahulu, berkisar antara 0,50-

1,00 m untuk lereng < 25% dan 1,00-1,50 m untuk lereng >

25% lebih kurang 5 m (lebar lorong sekitar 4,75 m).

Page 34: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

28

Tabel 7. Beberapa jenis tanaman pakan ternak yang cocok untuk tanaman pagar

Nama latin Nama lokal Kegunaan Persyaratan tumbuh Ficus subcordata

Wunut (J), bunut lengis (B), sipadi (M).

Reklamasi lahan, tanaman pagar, penahan angin (windbreak)

Elevasi 0-800 m dpl, tumbuh baik pada lahan kering dan lahan berlereng dengan curah hujan 900-2.500 mm. Cocok pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah calcareous (pH tinggi).

Gliricidia sepium

Gamal (J), Glirisidia (I)

Tanaman penaung, tanaman pagar, pupuk hijau, reklamasi lahan

Curah hujan 900-1.500 mm dengan sekitar 5 bulan periode kering. Cocok pada berbagai jenis tanah dari masam sampai basa.

Leucaena leucocephala

Lamtoro gung, petai cina (I), kemlandingan (J)

Tanaman serbaguna

Elevasi 0-1.000 m dpl, curah hujan 650-1.500 mm. Juga ditemukan pada daerah yang lebih kering atau lebih basah. Cocok pada tanah dengan pH>5 dan ditemukan juga pada tanah bergaram (salin).

Sesbania grandiflora

Turi (I, J, S), tuwi (B)

Penahan angin, tiang panjat, tanaman penaung

Elevasi 0-800 m dpl, curah hujan 800-4.000 mm. Tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah tandus atau tanah sering tergenang. Toleran terhadap tanah bergaram dan tanah alkalin.

Sesbania sesban

Jayanti (S), Janti (J)

Pupuk hijau, tanaman naungan

Elevasi 0-2.300 m dpl, curah hujan 500-2.000 mm.Tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir sampai tanah liat. Toleran terhadap tanah salin dan tanah masam.

Calliandra calothyrsus

Kaliandra (I) Tanaman konservasi pada lembah, jurang (gully) dan lahan berlereng curam, tanaman pagar, pupuk hijau.

Elevasi 200-1.800 m dpl, curah hujan 700-4.000 mm dengan 1-7 bulan kering. Cocok pada berbagai jenis tanah termasuk tanah masam berkesuburan rendah. Menyukai tanah dengan tekstur ringan (lempung-berpasir).

I = Indonesia, J = Jawa, S = Sunda, B = Bali, M = Minang.

4. Pemangkasan dan penggunaan hijauan

Setelah berumur sekitar 4-6 bulan atau setelah mencapai

ketinggian yang dapat menaungi tanaman utama yang menyebab-

kan pertumbuhannya terganggu, tanaman pagar dipangkas pada

ketinggian 50-60 cm dari permukaan tanah. Daun-daun tanaman

pagar yang dipangkas disebarkan di permukaan tanah.

Pemangkasan tanaman pagar dilakukan dengan interval 2-4 bulan

sekali, tergantung pada kecepatan pertumbuhannya.

Page 35: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

29

Lampiran 2. Teras bangku dan teras gulud

A. Teras Bangku

Pada usaha tani lahan kering, fungsi utama teras bangku

adalah: (1) memperlambat aliran permukaan; (2) menampung dan

menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai

merusak; (3) meningkatkan laju infiltrasi; dan (4) mempermudah

pengolahan tanah.

Gambar 5. Teras bangku yang telah dilengkapi dengan tanaman penguat teras (kiri) dan penampang samping teras bangku (kanan)

Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar,

membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal), miring ke

dalam/goler kampak (bidang olah miring beberapa derajat ke arah

yang berlawanan dengan lereng asli), dan miring keluar (bidang olah

miring ke arah lereng asli).

Teras bangku miring ke dalam (goler kampak) dibangun

pada tanah yang permeabilitasnya rendah, dengan tujuan agar air

yang tidak segera terinfiltrasi menggenangi bidang olah dan tidak

mengalir keluar melalui talud di bibir teras. Teras bangku miring

Tampinga

Saluran

Talud/bibir

Page 36: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

30

keluar diterapkan di areal di mana aliran permukaan dan infiltrasi

dikendalikan secara bersamaan, misalnya di areal rawan longsor.

Teras bangku goler kampak memerlukan biaya relatif lebih mahal

dibandingkan dengan teras bangku datar atau teras bangku miring

ke luar, karena memerlukan lebih banyak penggalian bidang olah.

Efektivitas teras bangku sebagai pengendali erosi akan

meningkat bila ditanami dengan tanaman penguat teras di bibir dan

tampingan teras. Rumput dan legum pohon merupakan tanaman

yang baik untuk digunakan sebagai penguat teras. Tanaman murbei

sebagai tanaman penguat teras banyak ditanam di daerah

pengembangan ulat sutra. Teras bangku adakalanya dapat diperkuat

dengan batu yang disusun, khususnya pada tampingan. Model

seperti ini banyak diterapkan di kawasan yang berbatu.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam

pembuatan teras bangku adalah:

(1) Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-

40%, tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan

>40% karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit.

(2) Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm)

(3) Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang

menggunakan mesin pertanian.

(4) Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan

aluminium dan besi tinggi.

(5) Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.

Perancangan teras bangku

Dalam merancang teras diusahakan agar bahan induk tanah

tidak sampai tergali. Nilai interval vertikal (IV) pada umumnya dapat

Page 37: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

31

ditetapkan antara 1 - 1,5 m sedangkan interval horizontal (IH) dapat

dihitung dengan rumus berikut:

IH = IV/S x 100,

dimana IH = interval horizontal (m), IV = interval vertikal (m), dan S

= kemiringan lahan asal (% ).

Cara pembuatan teras bangku

• Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian

bawah lahan untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang

dibuat oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan.

• Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah

sehingga terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat

miring; membentuk sudut 200% dengan bidang horizontal. Kalau

tanah stabil tampingan teras bisa dibuat lebih curam (sampai 300%).

• Idealnya kemiringan bidang olah berkisar 0 - 3% mengarah ke

saluran teras.

• Talud (bibir teras) dan bidang tampingan teras ditanami dengan

tanaman berakar rapat, cepat tumbuh, dan menutup tanah

dengan sempurna. Untuk petani yang memiliki ternak ruminansia

dapat ditanami rumput pakan ternak. Contoh tanaman yang dapat

ditanam pada guludan dan bibir teras adalah Paspalum notatum,

Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, dan lain-lain. Sering

guludan teras ditanami dengan salah satu tanaman legum pohon

atau perdu seperti Gliricidia, Lamtoro, turi, stylo, dan lain-lain.

• Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran

pengelak, saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran

teras: lebar 15-25 cm, dalam 20-25 cm.

• Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, teras bangku miring

bisa dibuat tetapi teras bangku miring kurang efektif

menahan tanah tererosi.

Page 38: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

32

B. Teras gulud

Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan

rumput penguat gulud dan saluran air pada bagian lereng atasnya.

Saluran air ini berfungsi untuk mengalirkan air aliran permukaan

dari bidang olah ke SPA (Gambar 6).

Gambar 6. Penampang samping teras gulud

a. Persyaratan

• Teras gulud cocok untuk kemiringan lahan antara 10 -

40%, tetapi juga bisa digunakan pada kemiringan 40 -

60%, namun kurang efektif.

• Teras gulud dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal

(> 20 cm).

• Tanah mempunyai kecepatan infiltrasi/permeabilitas

tinggi.

b. Pembuatan dan pemeliharaan

• Buat garis kontur sesuai dengan interval vertikal (IV)

yang diinginkan. IV yang umum adalah 1–2 m

Saluran air

Guludan

Bidang olah

Page 39: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Formulasi Galung...Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-lokasi

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

33

• Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan

berlanjut ke bagian bawahnya.

• Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk

sudut 0,1 - 0,5 % dengan garis kontur menuju ke arah

saluran pembuangan air.

• Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di

bagian bawah lereng dan dijadikan guludan.

• Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum

notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, atau

Vetiveria zizanioides agar guludan tidak mudah rusak.

• Diperlukan SPA yang aman (berumput).

c. Keuntungan

• Biaya dan tenaga kerja pembuatan teras gulud relatif lebih

rendah dibandingkan dengan teras bangku.

• Dapat dilakukan pada tanah-tanah bersolum agak dangkal.

d. Kerugian

• Apabila rumput penutup/penguat guludan belum tumbuh

sempurna, guludan tidak stabil sehingga mudah dihanyut-

kan oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan lebat.

• Pembentukan teras terjadi secara perlahan