teknologi pemupukan spesifik lokasi dan...

42
TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH KELURAHAN DUALIMPOE KECAMATAN MANIANG PAJO KABUPATEN WAJO BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN 2007

Upload: doantu

Post on 06-Jul-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH

KELURAHAN DUALIMPOE KECAMATAN

MANIANG PAJO KABUPATEN WAJO

BALAI PENELITIAN TANAH

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN

2007

Page 2: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Tanah

Penyusun : Wiwik Hartatik

Sudirman

Achmad Rachman

Penyunting : Irwan Nasution

Nurjaya

Design Cover : Sukmara

Setting/Layout : Didi Supardi

Dedi Kusnandar

Penerbit : Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda No. 98. Bogor

16123, Telp. (0251) 336757, Fax.

(0251) 321608, 322933, E-mail:

[email protected]

ISBN 978-979-9474-95-7

Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai dari dana DIPA

Tahun Anggaran 2007, Balai Penelitian Tanah, Bogor

http://balittanah.litbang.deptan.go.id

Page 3: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prima Tani, Balai

Penelitian Tanah telah menyusun Booklet Formulasi Teknologi

Pemupukan Spesifik Lokasi dan Konservasi Tanah dan Air sebagai

acuan bagi pelaksana Prima Tani dalam menerapkan rekomendasi

teknologi pemupukan spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air

mendukung kegiatan Prima Tani.

Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-

lokasi Prima Tani dimana Balai Penelitian Tanah menjadi

penanggung jawab survei. Booklet ini merupakan suatu kebutuhan

yang mendesak dalam mengimplementasikan teknologi pemupukan

dan konservasi tanah dan air. Sesuai dengan judulnya, booklet ini

menyajikan formulasi teknologi pemupukan spesifik lokasi dan teknik

konservasi tanah dan air.

Sasaran dari penyusunan booklet formulasi pemupukan

spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air adalah para pelaksana

dan pengguna teknologi yang terkait langsung dengan kegiatan

Prima Tani, yaitu Pemandu Teknologi, Manajer Laboratorium

Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas Pertanian Provinsi

dan Kabupaten/Kota, Kelompok Tani peserta Prima Tani.

Semoga booklet ini bermanfaat, khususnya dalam

mensukseskan Prima Tani sebagai salah satu upaya mendukung

program pemerintah mensejahterakan masyarakat di pedesaan.

Bogor, November 2007

Kepala Balai,

Dr. Achmad Rachman NIP. 080.079.028

Page 4: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................. iv

I. PENDAHULUAN ........................................................... 1

II. KEADAAN FISIK DAERAH .......................................... 3

2.1. Lokasi dan Perhubungan ................................ 3

2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian ................... 4

2.3. Iklim dan Hidrologi ........................................ 6

III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI ................. 8

3.1. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah .............. 9

3.2. Rekomendasi Pemupukan Kacang Hijau dan Kacang Tanah ................................................. 17

3.3. Rekomendasi Pemupukan Kakao, Kelapa, Mangga, dan Jambu Mente ............................ 21

IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR ............... 24

4.1. Teknik Konservasi Existing ............................. 24

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi ..................... 25

V. DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 27

Page 5: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan dan vegetasi Kelurahan Dualimpoe ....................................... 5

Tabel 2. Status hara tanah pada lahan sawah hasil pengukuran menggunakan PUTS di Kelurahan Dualimpoe, Kec. Maniang Pajo, Kab. Wajo ......... 8

Tabel 3. Rekomendasi pemupukan padi sawah berdasarkan status hara tanah di Kelurahan Dualimpoe, Kec. Maniang Pajo, Kabupaten Wajo . 11

Tabel 4. Takaran anjuran pupuk majemuk NPK pada berbagai status hara P dan K tanah ................... 11

Tabel 5. Rekomendasi pemupukan tanaman kacang hijau/kacang tanah pada status hara rendah, sedang dan tinggi, di Kelurahan Dualimpoe – Wajo ............................................................... 17

Tabel 6. Takaran pemupukan tanaman kelapa di pembibitan ....................................................... 22

Tabel 7. Beberapa jenis tanaman pakan ternak yang cocok untuk tanaman pagar ....................................... 29

Page 6: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lokasi Kelurahan Dualimpoe, Kec. Maniang Pajo, Kab. Wajo ..................................................... 3

Gambar 2. Keragaan tanaman yang dikembangkan di Kelurahan Dualimpoe ..................................... 6

Gambar 3. Curah hujan dan hari hujan Kelurahan Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo .............................................. 7

Gambar 4. Sistem budi daya lorong dengan Gliricidia sepium sebagai tanaman pagar. (Foto: F. Agus dan Widianto) ................................................. 28

Gambar 5. Teras bangku yang telah dilengkapi dengan tanaman penguat teras (kiri) dan penampang samping teras bangku (kanan) ....................... 31

Gambar 6. Penampang samping teras gulud ..................... 34

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Budi daya lorong (Sumber: Departemen Pertanian, 2006 dan Balai Penelitian Tanah, 2007) .............................................................. 28

Lampiran 2. Teras Bangku dan Teras Gulud ......................... 31

Page 7: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

1

I. PENDAHULUAN

Informasi potensi sumber daya lahan dan arahan

pengembangan komoditas merupakan informasi dasar yang diperlukan

untuk perencanaan pembangunan pertanian di suatu wilayah. Data

dan informasi ini perlu dilengkapi dengan formulasi teknologi

pengelolaan sumber daya lahan yang lebih spesifik, antara lain dalam

penerapan teknik konservasi tanah, pengelolaan kesuburan tanah

khususnya pemupukan spesifik lokasi, dan pengelolaan bahan organik.

Teknologi pemupukan spesifik lokasi dengan menerapkan

pemupukan berimbang adalah pemupukan untuk mencapai status

semua hara dalam tanah optimum untuk pertumbuhan dan hasil suatu

tanaman. Untuk hara yang telah berada dalam status tinggi, pupuk

hanya diberikan dengan takaran yang setara dengan hara yang

terangkut panen, sebagai takaran pemeliharaan. Pemberian takaran

pupuk yang berlebihan justru akan menyebabkan rendahnya efisiensi

pemupukan dan masalah pencemaran lingkungan. Kondisi atau status

optimum hara dalam tanah tidak sama untuk semua tanaman pada

suatu tanah. Demikian juga status optimum untuk suatu tanaman,

berbeda untuk tanah yang berlainan. Agar pupuk yang diberikan lebih

tepat, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan harus

mempertimbangkan faktor kemampuan tanah menyediakan hara dan

kebutuhan hara tanaman. Rekomendasi pemupukan yang berimbang

disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui

teknik uji tanah.

Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci

keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan

Page 8: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

2

pemanfaatan lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air

dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam dan

menyelamatkannya dari kerusakan. Target minimal dari aplikasi

teknik konservasi adalah menekan erosi yang terjadi di setiap bidang

tanah hingga di bawah batas yang diperbolehkan. Secara umum,

teknik konservasi tanah dan air dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1)

teknik konservasi vegetatif; (2) teknik konservasi mekanik atau

teknik konservasi sipil teknis; dan (3) teknik konservasi kimia. Dalam

aplikasi di lapangan teknik konservasi tersebut tidak berdiri sendiri,

namun dapat merupakan kombinasi dari dua atau tiga teknik

konservasi. Pemilihan teknik konservasi yang tepat harus bersifat

spesifik lokasi dan sesuai pengguna artinya harus

mempertimbangkan kondisi biofisik dan sosial ekonomi petani

setempat. Oleh sebab itu rekomendasi teknik konservasi yang

dianjurkan di setiap lokasi disusun dengan mempertimbangkan tipe

penggunaan lahan, kemiringan, vegetasi, dan teknik konservasi yang

ada dilapangan (existing) di masing-masing lokasi.

Page 9: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

3

II. KEADAAN FISIK DAERAH

2.1. Lokasi dan Perhubungan

Lokasi Prima Tani Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo,

seluas 2.343 ha, secara geografis terletak pada koordinat antara

120o02’30”-120o06’18” Bujur Timur dan 03o57’50”-03o59’55” Lintang

Selatan (Gambar 1). Letak ketinggian Kelurahan Dualimpoe berada

pada 20-120 m dpl. Secara administrasi wilayah penelitian

berbatasan:

sebelah utara : berbatasan dengan Kelurahan Anabanua

sebelah barat : berbatasan dengan Kelurahan Tongkoli

sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Majauleng

sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Tanasitolo

Gambar 1. Lokasi Kelurahan Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo,

Kabupaten Wajo

Page 10: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

4

Lokasi penelitian hanya berjarak + 2 km dari ibukota

Kecamatan Maniangpajo, dan + 20 km dari Ibukota Kabupaten Wajo.

Aksesibilitas di Kelurahan Dualimpoe sangat memadai. Jalan

kelurahan sebagian besar telah beraspal dan dapat dilalui kendaraan

roda empat dan sebagian lainnya berupa jalan sirtu.

2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian

Berdasarkan analisis peta topografi dan ditunjang dengan

pengamatan di lapangan, penggunaan lahan/vegetasi saat ini

(present landuse) di Kelurahan Dualimpoe dikelompokkan menjadi

enam satuan penggunaan lahan/vegetasi, yaitu: sawah (sw); sawah

tadah hujan (st); kebun campuran (kc); tegalan kebun

campuran/mete (tk); tegalan padang rumput, kebun campuran (pr);

dan pemukiman (p). Lahan sawah irigasi merupakan penggunaan

lahan terluas di Kelurahan Dualimpoe yakni seluas 954 ha (47,55%).

Rincian penggunaan lahan/vegetasi Kelurahan Dualimpoe disajikan

pada Tabel 1.

Sawah irigasi di Kelurahan Dualimpoe sebagian besar

terdapat di wilayah bagian timur menempati lahan dataran,

sedangkan sawah tadah hujan terdapat di wiayah bagian barat

menempati lahan berombak (lereng 3-8%). Berdasarkan laporan

hasil PRA, pola tanam yang biasa diterapkan petani di lahan sawah

irigasi adalah padi--bera-padi. Keterbatasan petani akan

pengetahuan budi daya padi sawah yang baik, nampak jelas pada

penggunaan varietas yang monoton, yakni hanya menanam padi

varietas Ciliwung dan Ciherang secara terus-menerus tanpa

dilakukan pergiliran varietas, sehingga potensi genetik tanaman

Page 11: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

5

tersebut sudah sangat menurun dan produksinya tidak maksimal.

Cara penanaman yang dilakukan adalah tanaman pindah (tapin) dan

tanam benih langsung (tabela). Takaran pupuk yang diberikan

adalah: 150 – 200 kg urea ha-1, 100 kg SP-36, 50-60 kg Phonska,

tanpa pemberian KCl dan ZA. Pada lahan sawah tadah hujan yang

menempati lahan berombak, pola tanam yang diterapkan petani

selama ini adalah padi-bera-bera. Dengan pola tanam tersebut,

praktis lahan hanya digunakan satu kali musim tanam saja selama

satu tahun, sisanya dibiarkan bera tidak dimanfaatkan.

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan dan vegetasi Kelurahan Dualimpoe

Simbol Penggunaan lahan/vegetasi Luas

ha %

sw Sawah 954 47,55

st Sawah tadah hujan 517 23,06

kc Kebun campuran 52 2,32

tk Tegalan, kebun campuran (mete) 507 27,62

pr Tegalan, padang rumput, kebun campuran 150 7,14

P Pemukiman 52 2,32

J u m l a h 2.343 100,00

Penggunaan lahan kebun campuran dengan komoditas

kelapa, pisang, mangga, dan tanaman tahunan lainnya hanya

merupakan tanaman pekarangan yang menempati areal sekitar

pemukiman. Areal padang rumput, tegalan, dan lahan kering lainnya

yang ditanami jeruk dan jambu mete terdapat di wilayah bagian

barat dengan topografi berombak (lereng 3-8%) sampai berbukit

kecil (lereng 15-30%). Keragaan penggunaan lahan di Kelurahan

Dualimpoe, seperti terlihat pada Gambar 2.

Page 12: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

6

Gambar 2. Keragaan tanaman yang dikembangkan di Kelurahan

Dualimpoe

2.3. Iklim dan Hidrologi

Iklim merupakan salah satu faktor penentu dalam

keberhasilan kegiatan pertanian dan peternakan. Oleh karena itu

dalam kegiatan Prima Tani di Dualimpoe-Wajo, informasi iklim

sangat penting untuk ditelaah, sehingga dapat diketahui potensi

iklim di daerah penelitian.

Untuk tujuan tersebut, telah dikumpulkan data iklim dari

1993-2002, berupa data curah hujan, hari hujan, suhu dari stasiun

pengamatan terdekat, yaitu stasiun iklim terdekat. Gambaran curah

hujan di Kelurahan Dualimpoe dapat dilihat pada Gambar 3.

Berdasarkan data curah hujan dari stasiun terdekat,

menunjukkan bahwa rerata curah hujan tahunan di Kelurahan

Dualimpoe adalah 2.102 mm. Curah hujan tertinggi terjadi bulan Mei

(293 mm), sedangkan terendah bulan September (64 mm).

Distribusi curah hujan menurut Scmihdt dan Fergusson (1951)

menunjukkan bahwa Kelurahan Dualimpoe mempunyai bulan basah

(>100 mm) selama 9 bulan dan bulan kering (<60 mm) terjadi

Page 13: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

7

selama 0 bulan. Berdasarkan zona agroklimat (Oldeman et al., 1985),

Kelurahan Dualimpoe termasuk kedalam zona agroklimat C1, yang

mempunyai bulan basah (>200 mm) 5 bulan berturut-turut dan

bulan kering (<100 mm) 1 bulan.

0

50

100

150

200

250

300

Jan Mar Mei Jul Sep Nop

Rata-rata curah hujanbulanan

Gambar 3. Curah hujan dan hari hujan Kelurahan Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo

Kelurahan Dualimpoe merupakan lahan sawah irigasi dengan

saluran irigasi sangat terpelihara. Air irigasi yang sumber airnya

berasal dari bendungan S. Sadang tersebut, masih belum dapat

menjangkau seluruh areal persawahan di Kelurahan Dualimpoe,

terutama lahan sawah tadah hujan yang terdapat di sebelah barat,

sehingga kebutuhan pengairan untuk areal sawah di wilayah sebelah

barat hanya mengandalkan dari hujan (tadah hujan).

Page 14: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

8

III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI

Status hara N, P, K dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm)

yang ditetapkan dengan menggunakan perangkat uji tanah (PUTS)

dan hasil analisis tanah di laboratorium disajikan pada Tabel 2.

Pengukuran lebih diintensifkan terhadap lahan persawahan (satuan

lahan 1 dan 2). Hasil pengukuran beberapa sampel tanah

menunjukkan bahwa di lahan sawah Kelurahan Dualimpoe status

hara N rendah, status hara P rata-rata tinggi pada satuan lahan (SL)

1, sedangkan pada SL 2 yang merupakan lahan sawah tadah hujan

rendah. Status hara K rata-rata sedang di SL 1, sedangkan di SL 2

rendah. Reaksi tanah umumnya agak masam (pH 6,2 – 6,3).

Tabel 2. Status hara tanah pada lahan sawah hasil pengukuran menggunakan PUTS di kelurahan Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo

No.

SL Lokasi/dusun

Status Hara pH

tanah

Penggunaan

lahan Luas

N P K

ha %

1 Lakadaung R T S 6,2 Sawah irigasi 774 46,1

Lakadaung R T R 6,2 Sawah irigasi

Buloe R S S 6,3 Sawah irigasi

Lakadaung R T S 6,2 Sawah irigasi

Lakadaung R T S 6,2 Sawah irigasi

Buloe R R S 6,3 Sawah irigasi

2 Tadah hujan R R R 6,0 Sawah tadah

hujan, padang

rumput

517 23,06

Rendahnya status hara N lebih disebabkan karena sifat N

yang sangat mobil, mudah menguap (volatilisasi), dan tercuci

(Tisdale et al., 1985). Meskipun pada umumnya petani sudah

Page 15: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

9

menggunakan pupuk N dengan takaran yang cukup tinggi. Status

hara P yang rata-rata tinggi dan K yang rata-rata sedang,

diperkirakan sebagai pengaruh dari bahan induk tanah yang bersifat

basis.

3.1. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah

Produktivitas tanaman padi ditentukan oleh kesuburan tanah

terutama ketersediaan hara, kondisi iklim (curah hujan dan radiasi

surya), varietas tanaman, pengolahan tanah serta pengendalian hama

penyakit tanaman. Dalam kondisi lingkungan biotik dan abiotik yang

optimal, tanaman padi dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal

sesuai dengan potensi hasilnya.

Dalam pengelolaan hara P dan K pada lahan sawah

diperlukan pengetahuan mengenai kebutuhan hara P dan K untuk

tanaman padi. Tanaman padi varietas unggul dengan tingkat

produksi sekitar 5 t GKP ha-1 memerlukan sekitar 34 kg P2O5 dan 156

kg K2O. Jika pada waktu panen seluruh gabah dan jeraminya

diangkut ke luar dari tanah sawah, maka akan terjadi pengangkutan

hara dalam tanah, terutama K2O yang banyak terkandung di dalam

jerami. Bila hanya gabahnya yang diangkut ke luar dan jeraminya

dikembalikan ke tanah sawah, maka pengangkutan K2O-nya akan

dapat dikurangi. Walaupun demikian jumlah N dan P2O5 yang

diangkut ke luar akan tetap besar. Untuk menjaga keberlanjutan

produktivitas lahan perlu diberikan pupuk dengan jenis dan jumlah

yang cukup.

Sejalan dengan perkembangan teknologi padi, maka di

Kelurahan Dualimpoe akan dikembangkan padi varietas unggul

Page 16: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

10

baru/VUTB dan padi Hibrida yang mempunyai potensi produksi

sekitar 20% lebih tinggi dari padi varietas unggul biasa. Sebagai

implikasi dari produksinya yang tinggi maka kebutuhan hara

khususnya N, P, dan K bagi padi VUTB dan Hibrida juga akan lebih

tinggi dibanding kebutuhan untuk varietas unggul biasa.

Rekomendasi pemupukan spesifik lokasi berdasarkan status

hara dan kebutuhan tanaman untuk padi sawah varietas unggul (IR-

64, dan lain-lain) di Kelurahan Dualimpoe, Kecamatan Maniang Pajo,

Kabupaten Wajo disajikan pada Tabel 3.

Apabila petani dalam pemupukan padi sawah menggunakan

pupuk majemuk maka takaran rekomendasi pupuk majemuk NPK

Phonska (15:15:15) atau NPK Pelangi (20:10:10) atau NPK Kujang

(30:6:8) pada status hara P dan K rendah, sedang atau tinggi

disajikan pada Tabel 4. Penggunaan pupuk majemuk untuk padi

sawah, masih tetap diperlukan tambahan pupuk tunggal urea, SP-36

atau KCl untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman (Tabel 4).

Page 17: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

11

Tabel 3. Rekomendasi pemupukan padi sawah berdasarkan status hara tanah di Kelurahan Dualimpoe,

Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo

No. SL Lokasi/ kelompok tani Status Hara Tanpa bahan organik Dengan 5 t jerami Dengan 2 t

pupuk kandang ha N P K Urea ZA SP-36 KCl Urea ZA SP-36 KCl Urea ZA SP-36 KCl

1 Lakadaung R T S 250 50 50 50 230 50 50 0 225 50 0 30 Lakadaung R T R 250 50 50 100 230 50 50 50 225 50 0 80 Buloe R S S 250 50 75 50 230 50 75 0 225 50 25 30 Lakadaung R T S 250 50 50 50 230 50 50 0 225 50 0 30 Lakadaung R T S 250 50 50 50 230 50 50 0 225 50 0 30 Buloe R R S 250 50 100 50 230 50 100 0 225 50 50 302 Tadah Hujan R R R 250 50 100 100 230 50 100 50 225 50 50 80

Tabel 4. Takaran anjuran pupuk majemuk NPK pada berbagai status hara P dan K tanah

Kelas status hara Takaran pupuk majemuk

P K NPK

15-15-15 Tambahan pupuk tunggal

NPK 20-10-10

Tambahan pupuk tunggal NPK

30-6-8 Tambahan pupuk tunggal

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

Rendah R 250 150 0 50 350 150 0 50 350 0 50 50 S 250 150 0 0 350 150 0 0 350 0 50 0 T 250 150 0 0 350 150 0 0 350 0 50 0

Sedang R 200 175 0 50 250 175 0 50 300 25 25 50 S 200 175 0 0 250 175 0 0 300 25 25 0 T 200 175 0 0 250 175 0 0 300 25 25 0

Tinggi R 150 200 0 75 200 200 0 75 300 25 0 50 S 150 200 0 25 200 200 0 25 300 25 0 0 T 150 200 0 25 200 200 0 25 300 25 0 0

Page 18: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

12

Pupuk N

Seluruh lokasi mempunyai status hara N rendah.

Pengembalian jerami dapat meningkatkan bahan organik tanah dan

sumber N bagi tanaman. Berdasarkan status hara N tersebut, maka

takaran pemupukan N jika tidak ditambah dengan jerami ataupun

bahan organik yaitu 250 kg urea ha-1 dan 50 kg ZA ha-1. Jika

menggunakan jerami 5 t ha-1, maka takarannya menjadi 230 kg urea

ha-1 dan 50 kg ZA ha-1. Sedangkan apabila menggunakan pupuk

kandang 2 t ha-1, maka takarannya menjadi 225 kg urea ha-1 dan 50

kg ZA ha-1.

Takaran pemupukan N dapat juga ditentukan dengan

menggunakan bagan warna daun (BWD). Takaran pupuk urea awal

yaitu sebesar 75 kg ha-1, diberikan pada saat tanaman padi berumur

< 14 hari setelah tanam. Pupuk urea susulan dipantau dengan BWD

melalui pengamatan warna daun padi dimulai saat tanaman padi

berumur 21-28 hari setelah tanam, selanjutnya diamati setiap 7-10

hari sekali. Perlu tidaknya penambahan pupuk urea tergantung dari

skala warna daun padi yang diamati dan takaran pupuk urea yang

diperlukan disesuaikan dengan skala warna daun padi yang teramati

selanjutnya takaran pupuk uea yang ditambahkan dapat dilihat

dalam brosur BWD.

Pupuk P

Kandungan P tanah merupakan faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam pemupukan P. Tanah yang mempunyai

kandungan P tinggi, pemupukan P ditujukan untuk memenuhi atau

mengganti P yang terangkut panen, sedangkan pada tanah yang

Page 19: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

13

mempunyai kandungan P sedang dan rendah, pemupukan P

ditujukan selain untuk mengganti P yang terangkut panen juga

untuk meningkatkan kandungan P tanah, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan status P tanah.

Umumnya respon tanaman padi terhadap pemupukan P

sangat nyata pada tanah-tanah yang status P-nya rendah, meskipun

ketersediaan unsur hara P pada lahan sawah umumnya meningkat

dengan penggenangan. Makin tinggi status P tanahnya makin kecil

respon tanaman padi terhadap pemupukan P. Rekomendasi ini

diberikan sebagai takaran pemeliharaan (maintenance rate) yang

ditujukan untuk mempertahankan agar kandungan P dalam tanah

tetap tinggi, sehingga dapat menjamin agar tanaman tidak akan

mengalami kekurangan unsur hara P.

Pada Satuan Lahan 1 (Lakadaung & Buloe) rata-rata

mempunyai status P tinggi. Sedangkan pada satuan lahan 2 yang

merupakan lahan sawah tadah hujan berstatus P rendah. Pada lokasi

yang berstatus P tinggi maka takaran rekomendasi 50 kg SP-36 ha-1,

dan bila memberikan pupuk kandang 2 t ha-1 maka tidak diperlukan

pemberian pupuk SP-36. Pada lokasi yang berstatus P rendah,

takaran rekomendasi yang disarankan yaitu 100 kg SP-36 ha-1 dan

bila menggunakan 2 t ha-1 pupuk kandang maka cukup memberikan

50 kg SP-36 ha-1 (Tabel 3).

Sumber pupuk P yang biasa digunakan adalah SP-36. Pupuk

SP-36 mengandung 36% P2O5. Waktu pemupukan P yaitu seluruh

pupuk P diberikan pada saat pemupukan dasar umumnya pada 7-10

HST. Cara pemupukan P diberikan disebar merata di atas permukaan

tanah kemudian dibenamkan ke dalam lapisan olah bersamaan

Page 20: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

14

dengan perataan tanah sawah. Pupuk P dapat diberikan sekaligus,

karena sifat hara P yang tidak mobil, sehingga mempunyai pengaruh

residu untuk musim tanam berikutnya.

Pupuk K

Pemupukan K juga perlu memperhatikan status hara K dalam

tanah. Pada tanah dengan kandungan K sedang dan tinggi tidak

perlu diberi pupuk K, karena kebutuhan hara K tanaman padi dapat

dipenuhi dari K tanah, sumbangan air pengairan dan pengembalian

jerami (Adiningsih, 1992). Hampir 80% K yang diserap tanaman padi

berada dalam jerami, oleh karena itu dianjurkan untuk

mengembalikan jerami ke tanah sawah (Adiningsih et al., 1984).

Sambil menunggu pengolahan tanah pertama, jerami dapat

dikomposkan dan diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan

tanah kedua.

Lokasi Lakadaung dan Bolue (SL 1) umumnya berstatus K

sedang, dengan demikian takaran rekomendasi K yang diberikan

yaitu 50 kg KCl ha-1, apabila jerami dikembalikan, tidak perlu

menambahkan pupuk KCl lagi. Apabila menggunakan pupuk

kandang 2 t ha-1 maka cukup menambahkan 30 kg KCl ha-1 (Tabel 3).

Sumber hara K pada tanah sawah adalah hara K di dalam

tanah, jerami, pupuk K, dan air irigasi. Pupuk K yang umum dijumpai

di Indonesia yaitu KCl dengan kadar K2O 60% dan kalium zulfat

(K2SO4) atau yang lebih dikenal sebagai ZK mengandung kadar K2O

45% dan 18% S. Bentuk pupuk KCl granul kecil-kecil dan berwarna

putih atau merah.

Sifat hara K yang relatif mobil sehingga pemupukan K

sebaiknya diberikan dengan cara di split dua atau tiga kali untuk

Page 21: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

15

menghindari pencucian K, dan fiksasi K khususnya pada tanah

sawah Vertisol. Waktu pemupukan K yaitu pemupukan pertama pada

saat sebelum tanam atau pada 7-10 HST dan pemupukan kedua

pada saat primordia. Cara pemupukan K diberikan disebar merata

diatas permukaan tanah kemudian dibenamkan ke dalam lapisan

olah bersamaan dengan perataan tanah sawah.

Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dianjurkan untuk

mengembalikan jerami selain sebagai sumber K juga meningkatkan

kadar bahan organik tanah. Pupuk kandang juga dapat digunakan

namun perlu diperhatikan C/N rasio (10-20) dan takarannya agar

tidak memberikan pengaruh reduksi yang berlebihan.

Pengelolaan Bahan Organik

Pengelolaan hara P dan K pada tanah sawah tidak dapat

dipisahkan dari pengelolaan bahan organik. Penggunaan bahan

organik dapat berpengaruh terhadap rekomendasi dan kebutuhan

pupuk P dan K. Untuk tanah sawah yang pengelolaannya tidak

disertai dengan pemberian bahan organik diperlukan pupuk P dan K

(juga pupuk N) yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang

diberi bahan organik, baik berupa jerami maupun berupa pupuk

kandang. Pemberian jerami direkomendasikan sebanyak 5 t ha-1,

yang diperhitungkan dari hasil tanah sawah setempat dengan tingkat

hasil gabah juga sekitar 5 t ha-1.

Anjuran pengembalian jerami ke tanah sawah sukar untuk

diterapkan karena diperlukan upaya khusus. Kenyataan di lapangan

umumnya petani sering membakar jerami, dengan beberapa alasan

antara lain: indeks pertanaman tiga kali, sehingga petani tidak cukup

waktu untuk mengkomposkan jerami, pengomposan jerami

Page 22: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

16

membutuhkan waktu dan tenaga. Keberatan lain, yaitu bahwa

penumpukan jerami selama satu musim tersebut akan memakan

tempat, sehingga mengurangi luas areal tanam. Tetapi keuntungan

pengembalian jerami ke tanah sawah akan mengatasi masalah

berkurangnya areal tanam, karena kehilangan unsur-unsur hara

akan dapat dikurangi sehingga takaran pupuk yang perlu

ditambahkan dapat dikurangi dan fungsi-fungsi lain dari jerami

sebagai bahan pembaik sifat-sifat tanah.

Teknologi pengelolaan jerami yang tepat perlu dikembangkan.

Jerami yang dihasilkan sebaiknya tidak langsung dikembalikan ke

sawah pada musim tanam berikutnya, tetapi pengembaliannya

ditunda dahulu selama satu musim tanam. Jerami yang ada supaya

dikumpulkan di bagian pinggir petakan sawah atau dapat di tempat

lain dan dibiarkan melapuk secara alami di sana. Bila jerami ingin

segera dikembalikan ke lahan maka pelapukan jerami perlu

dipercepat (dikomposkan) dengan diberi berbagai inokulan mikroba,

yang saat ini makin banyak dipasarkan.

Selain pemberian jerami, juga direkomendasikan penggunaan

pupuk kandang sebanyak 2 t ha-1. Untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah sawah sedapat

mungkin diberikan tambahan bahan organik seperti pupuk kandang,

kompos, pupuk hijau atau azola untuk melengkapi pemberian pupuk

buatan. Perlu ditekankan bahwa dalam jangka panjang pemberian

bahan organik ke tanah sawah tidak hanya berguna untuk

mengembalikan atau mempertahankan kandungan unsur-unsur hara

makro dan mikro dalam tanah, tetapi bahan organik mempunyai

banyak fungsi (manfaat) lain untuk mempertahankan kesuburan dan

Page 23: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

17

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta efisiensi

pemupukan.

Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-palawija,

penambahan bahan organik sangat diperlukan dalam memperbaiki

sifat fisik tanah diantaranya dalam proses restrukturisasi tanah,

sehingga pada waktu tanam palawija struktur tanah telah membaik.

3.2. Rekomendasi Pemupukan Kacang Hijau dan Kacang

Tanah

Takaran rekomendasi untuk tanaman kacang hijau/kacang

tanah pada lokasi yang berstatus N, P, dan K rendah, sedang dan

tinggi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekomendasi pemupukan tanaman kacang hijau/kacang tanah pada status hara rendah, sedang dan tinggi, di Kelurahan Dualimpoe – Wajo

No.

SL Lokasi

Status hara Takaran pupuk

N P K Urea SP-36 KCl

kg ha-1

1 Lakadaung R T S 75 100 75

Lakadaung R T R 75 100 100

Buloe R S S 75 200 75

Lakadaung R T S 75 100 75

Lakadaung R T S 75 100 75

Buloe R R S 75 300 75

2 Tadah hujan R R R 75 300 100

Page 24: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

18

Pemupukan N dan K pemberiannya displit, yaitu setengah

takaran pada waktu tanam atau 7-10 hari setelah tanam dan

setengah takaran pada umur 30-45 HST. Cara pemupukan bisa

dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm, selain tanaman, kemudian ditutup

dengan tanah. Sedangkan pemupukan P dapat diberikan sekaligus

dengan cara dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm selain tanaman,

kemudian ditutup dengan tanah.

Budi daya kacang hijau

Penyiapan lahan untuk tanaman kacang hijau pada lahan

sawah (bekas padi) tidak perlu dilakukan pengolahan tanah lagi,

tunggul jerami dibersihkan, jika kondisi tanah sawahnya terlalu

becek atau kalau lahan masih tergenang air, perlu dibuat saluran

drainase sedalam 25-30 cm disekeliling dan dalam petakan dengan

jarak 2-3 m antar saluran. Apabila tanahnya telah mengering dan

banyak ditumbuhi gulma, lahan perlu pengolahan tanah minimum

dan diairi sebelum tanam. Bila tanahnya ringan tidak perlu diolah,

cukup tanahnya dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma. Bila tanah

bekas tanaman jagung, kedelai, dan padi gogo diolah secara minimal.

Benih kacang hijau ditanam dengan cara ditugal dengan

jarak tanam untuk pertanaman pada musim hujan, jarak tanam 40

cm x 15 cm (populasi 300-400.000 tanaman ha-1), sedangkan pada

pertanaman musim kemarau, jarak tanam 40 cm x 10 cm (populasi

400-500.000 tanaman ha-1). Pengendalian gulma dilakukan umur 2-4

minggu bila tidak tersedia tenaga kerja, disarankan menggunakan

herbisida pratumbuh non-selektif disertai penyiangan pada umur 2

minggu. Pengairan pada musim kemarau yaitu pada saat menjelang

berbunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45-50 hari).

Page 25: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

19

Hama utama kacang hijau lalat kacang (Agromyza phaseoli),

ulat jengkal (Plusia chalcites), kepik hijau (Nezara viridula), kepik

coklat (Riptortus linearis), dan penggerek polong (Maruca testutalis

dan Etiella zinckenella). Penyakit utama yaitu bercak daun, busuk

batang, embun tepung dan penyakit puru (Elsinoe glycines)

Pengendalian hama dapat dilakukan penyemprotan dengan

insektisida Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron, Gusadrin, Nuvacron

atau Basudin dengan takaran 2-3 ml l-1 air dengan volume semprot

500-600 l ha-1. Kutu (Thrips) merupakan hama utama musim

kemarau, dengan gejala serangan daun mengkerut, kerdil,

pembentukan polong terhambat dan hasil biji sangat rendah.

Pengendalian penyakit dengan penyemprotan fungisida Benlate,

Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 200 atau Daconil pada awal

serangan dengan takaran 2 g l-1 air.

Budi daya kacang tanah

Penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah tanah dibajak

sedalam 15-20 cm, kemudian digaru, digemburkan dan diratakan,

dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma. Dibuat bedengan dengan

ukuran 3-4 m, saluran drainase dengan kedalaman 30 cm dan lebar

20 cm. Benih yang digunakan varietas unggul yang mempunyai

potensi hasil tinggi, disukai konsumen, seragam, sehat, jelas asal

usulnya. Benih yang diperlukan sekitar 80-90 kg biji atau 125-150 kg

polong ha-1. Benih satu biji/lubang ditanam dengan cara ditugal

dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm. Pada lahan kurang subur benih

ditanam satu biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm.

Selain pemupukan N, P dan K untuk kacang tanah perlu

pemupukan kalsium dan sulfur. Pada tanah yang unsur Ca <1 me Ca

Page 26: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

20

100 g-1 tanah (untuk perakaran) dan lebih dari 3 me Ca 100 g-1

(untuk polong) perlu diberi gypsum atau dolomit sebesar 300-500 kg

ha-1. Pemupukan sulfur hanya dilakukan bila pH tanah >7,4 dan

kandungan S sebesar 20 ppm SO4 (setara 6,4 ppm S) dengan

takaran pupuk S sebesar 400 kg S ha-1 yang dapat berupa ZA (24%

S) atau belerang (85% S). Pengendalian gulma dilakukan pada umur

3 minggu atau diulang kembali pada umur 42-45 hari. Pengairan

dilakukan bila kondisi tanah kering dan tanaman layu terutama pada

periode kritis umur 3, 25, 50, dan 75 hari. Pengairan dilakukan

melalui selokan antar bedengan.

Bila gejala kuning (klorosis) muncul pada umur 10-25 hari,

dan gejala kuning masih nampak hingga umur 30 hari maka dapat

menurunkan hasil sampai 20-46%. Pengendaliannya dengan

pemberian 30-40 kg FeSO4 ha-1, pemberian 20 t pupuk kandang ha-1,

pemberian 300-400 kg bubuk belerang ha-1. Penyemprotan larutan

yang mengandung 0,5-1% FeSO4, 0,1% asam sitrat, 3% amonium

sulfat (ZA), 0,2% urea pada umur 30, 45, dan 60 hari atau

memperbaiki draenasi dan aerasi tanah.

Hama utama pada kacang tanah antara lain wereng kacang

tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun (stomopteryx subscevivella),

ulat jengkal (Plusia chalcites), dan ulat grayak (Prodenia litura), hama-

hama tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida

Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron, dan Basudin. Penyakit utama

kacang tanah layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun

(Cercosporidium personatum dan Cercospora arachidichola), dan karat

(Puccinia arachidis). Pengendalian penyakit kacang tanah dengan

menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida Benlate, Dithane

M-45, Baycor, Delsene MX 200, atau Daconil.

Page 27: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

21

3.3. Rekomendasi Pemupukan Kakao, Kelapa, Mangga, dan

Jambu Mente

Pada lahan kering berupa kebun campuran yaitu lahan yang

ditanami berbagai jenis tanaman tahunan, biasanya dalam bentuk

lahan pekarangan atau talun, dengan komoditas dominan kakao,

salak, pisang, dan kelapa.

Tanaman kakao, kelapa, mangga, dan jambu mete umumnya

tidak dipelihara secara intensif, sehingga pertumbuhan dan

produksinya kurang optimal. Takaran rekomendasi pemupukan

untuk kakao yaitu urea 310 g pohon-1 tahun-1, SP-36 260 g pohon-1

tahun-1, dan KCl 350 g pohon-1 tahun-1.

Takaran pemupukan mangga yaitu ZA berkisar 400-2000 g

pohon-1 dan SP-36 berkisar 250-500 g pohon-1 dan ZK berkisar 150-

500 g pohon-1 serta pupuk kandang 50-100 kg pohon-1. Waktu

aplikasi pupuk ZA, SP-36 dan ZK pada setiap pertengahan musim

hujan dan pemberian pupuk kandang pada waktu akhir musim hujan.

Cara pemupukan dengan cara dilarik pada piringan kemudian larikan

ditutup tanah.

Budi daya dan pemupukan kelapa (Cocos nucifera L.)

Tanaman kelapa tumbuh pada tanah yang mempunyai

drainase baik dengan tekstur ringan hingga sedang pada pH 6-7

yang kaya bahan organik dengan tingkat kesuburan tanah tinggi.

Tanaman tumbuh baik pada lintang 20°N and 20°S; pada ketinggian

600 m dpl dengan suhu 24-29°C, kelembapan 80-90%, curah hujan

1.500-2.300 mm yang terdistribusi sepanjang tahun. Tanaman

kelapa tidak memerlukan irigasi kecuali pada saat pembibitan. Rata-

Page 28: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

22

rata hasil mencapai 80-150 buah per pohon (2-4 t ha-1 kopra)

tergantung varietas tanaman.

Populasi tanaman kelapa sekitar 150 tanaman ha-1 dengan

produksi 100 butir/pohon/tahun. Hara yang terkandung dalam

pelepah kelapa yang terangkut keluar lahan per tahun adalah: 49 kg

N, 16 kg P2O5, 115 kg K2O, 5 kg Ca, 8 kg Mg, 11 kg Na, 64 kg Cl and

4 kg S. Sabut kelapa mengandung 60% K2O, 18% of N and 26% Mg

yang terangkut lewat panen. Mengingat kandungan haranya yang

tinggi, maka dianjurkan agar limbah kelapa ini dapat dimanfaatkan

sebagai sumber hara tanaman setelah melalui proses pengomposan.

Takaran pemupukan kelapa di pembibitan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Takaran pemupukan tanaman kelapa di pembibitan

Umur Takaran pupuk (per pohon)

N P2O5 K2O MgO S Cl

Penanaman di lapangan 30 g 30 g 90 g 50 g 18 g 66 g

6 bulan 40 g 50 g 0,15 kg 85 g 25 g 0,11 kg

1 tahun 0,10 kg 0,10 kg 0,35 kg 125 g 60 g 0,26 kg

2 tahun 0,15 kg 0,15 kg 0,55 kg 0,25 kg 90 g 0,40 kg

3 tahun 0,20 kg 0,16 kg 0,70 kg 0,35 kg 0,12 kg 0,53 kg

4 tahun 0,30 kg 0,20 kg 1,00 kg 0,40 kg 0,18 kg 0,70 kg

5 tahun dan > 5 tahun 0,40 kg 0,30 kg 1,20 kg 0,50 kg 0,24 kg 0,90 kg

Source: Magat (1988)

Di Indonesia, tanaman kelapa sering mengalami gejala

kekurangan N, K, dan Mg. Pada lokasi tertentu nampak gejala kahat

Cl, P205, Ca, and B (Mahmud and Allorerung, 1988). Pada saat ini

rekomendasi pemupukan untuk kelapa didasarkan pada kandungan

hara dalam jaringan tanaman dan analisis tanah.

Page 29: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

23

Jenis pupuk yang sering digunakan adalah ZA dan KCl untuk

mencukupi kebutuhan hara N, K2O, Cl, dan S, yang pada umumnya

merupakan pembatas pertumbuhan kelapa. Pada tanaman kelapa

yang belum menghasilkan (1-3 tahun), pupuk diberikan displit dua

bagian, setengah takaran pupuk diberikan pada awal musim hujan

dan sisanya pada 6 bulan setelah musim hujan atau akhir musim

hujan. Di daerah yang distribusi curah hujannya merata, setengah

takaran pupuk diberikan kapan saja dan setengah lainnya 6 bulan

kemudian. Di daerah yang distribusi curah hujannya merata (1-3

bulan kering) disarankan untuk memupuk sekali per tahun.

Pupuk diberikan dalam piringan pohon kelapa dengan jarak

0,5-0,75 m untuk tanaman kelapa yang masih muda dan 1-1,5 m

untuk tanaman belum menghasilkan. Selanjutnya pupuk disebarkan

di setiap tanaman pada kedalaman 5-8 cm, selanjutnya dicampur

dan ditutup dengan tanah. Untuk menghindari kehilangan N akibat

volatilisasi yang berlebihan, digunakan ZA.

Page 30: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

24

IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

Areal Kelurahan Dualimpoe mencakup luasan sekitar 2.343

ha yang terdiri atas lahan sawah irigasi 954 ha, sawah tadah hujan

517 ha dan lahan kering seluas 709 ha dan sisanya 52 ha adalah

areal pemukiman. Adapun penggunaan lahan dari lahan kering

diatas terdiri atas kebun campuran 52 ha, tegalan-kebun campuran

(mete) 507 ha, dan tegalan-padang rumput-kebun campuran 150 ha.

Topografi dari kelurahan ini bervariasi dari datar sampai

berbukit kecil. Sekitar 954 ha adalah merupakan daerah datar

(lereng 0-2%), 52 ha areal agak datar (lereng 1-3%), 810 ha areal

berombak (lereng 3-8%), seluas 214 ha areal bergelombang (lereng

8-15%), dan seluas 150 ha areal berbukit kecil (lereng 15-25%).

4.1. Teknik Konservasi Existing

Di Kelurahan Dualimpoe terdapat lahan sawah sekitar 1.471

ha yang terdiri atas 954 ha adalah sawah irigasi yang berada pada

wilayah datar (lereng 0-2%) dan 517 ha adalah sawah tadah hujan

yang berada pada wilayah berombak (lereng 3-8%). Erosi yang

dapat terjadi pada lahan sawah tidaklah terlalu mengkhawatirkan,

karena pematang sawah berperan cukup besar dalam menghambat

laju erosi tanah.

Teknik konservasi existing yang ada pada lahan kering

terdapat pada penggunaan lahan tegalan, kebun campuran, yaitu

berupa teras bangku pada areal dengan bentuk wilayah berombak,

bergelombang, dan berbukit kecil. Kondisi teras bangku yang ada

Page 31: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

25

masih kurang sempurna, tidak dilengkapi dengan tanaman penguat

teras dan saluran pembuangan air yang memadai.

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi

Teknik konservasi tanah yang direkomendasikan didasarkan

pada pola penggunaan lahan dan kondisi tanah yang ada. Apabila di

lokasi yang dipelajari sudah diterapkan teknik konservasi, maka

rekomendasi lebih diarahkan pada perbaikan atau peningkatan

teknik konservasi yang sudah ada.

Teknik konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan pada

lahan sawah adalah perbaikan pematang sawah supaya tidak terjadi

kebocoran yang dapat menyebabkan banyak kehilangan air. Bila

pematang banyak ditumbuhi rumput, maka usahakan rumput

dipotong/dibabat/dikoret sehingga sebagian rumput masih ada di

pematang karena ini baik untuk pemadatan dan kestabilan

pematang dan supaya tidak ada tanah yang jatuh dari pematang.

Jangan menyiang pematang dengan mencabut rumputnya karena

akan merusak pematang.

Apabila pematang ditanami maka diusahakan menanam

tanaman yang tidak berumbi seperti ubi jalar dan ubi kayu dimana

apabila panen akan dapat merusak pematang. Dianjurkan dapat

menanan tanaman leguminosa seperti turi (Sesbania sesban) atau

tanaman kacang-kacangan yang dapat menyuburkan tanah dan

bahan hijauannya dapat dikembalikan ke lahan.

Bila pada lahan sawah diterapkan pola tanam padi-palawija,

maka dianjurkan pemberian pupuk kandang pada padi sawah,

karena bila pada saat disawahkan ada pemberian pupuk kandang,

Page 32: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

26

maka musim tanam selanjutnya akan terjadi perbaikan sifat fisik

tanah diantaranya terbentuk struktur tanah yang baik demikian juga

aerasi tanah, sehingga tanaman palawija yang ditanam setelah padi

pertumbuhan dan produksinya lebih baik.

Pada lahan kering dengan penggunaan lahan kebun campuran

(satuan lahan 3) yang terdapat pada wilayah agak datar (lereng 1-

3%) tanahnya adalah Typic Haplustepts. Tanah ini mempunyai solum

yang cukup dalam dan cocok untuk dibuat teras bangku. Namun

dengan penggunaan lahan kebun campuran dapat direkomendasikan

teknik konservasi tanah berupa sistem pertanaman lorong (alley

cropping) yang dikombinasikan dengan pemberian mulsa hasil

pangkasan tanaman pagar. Pada Lampiran 1 dapat dilihat gambaran

dari teknik konservasi ini.

Pada lahan kering dengan penggunaan lahan tegalan dan

kebun campuran (satuan lahan 4, 5 dan 6) yang terdapat pada

wilayah berombak, bergelombang sampai berbukit kecil (lereng <

25%) didominasi oleh tanah Typic Haplustepts. Tanah ini

mempunyai solum yang cukup dalam dan cocok untuk dibuat teras

bangku. Pada penggunaan lahan tegalan, teknik konservasi teras

bangku dengan tanaman penguat teras yang baik dapat

direkomendasikan. Untuk teras bangku yang sudah ada perlu

dilakukan perbaikan saluran pembuangan air dan tanaman penguat

terasnya. Namun dengan penggunaan lahan kebun campuran, dapat

direkomendasikan teknik konservasi tanah berupa penggunaan teras

gulud yang dilengkapi dengan tanaman penguat teras seperti

rumput dan legum pohon. Pada Lampiran 2 dapat dilihat gambaran

(sketsa) dari teras bangku dan teras gulud.

Page 33: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

27

V. DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J. S. 1984. Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap

Penyediaan Kalium Tanah Sawah Daerah Sukabumi dan Bogor. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Adiningsih, J. S. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan Pupuk untuk

Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang.

Balai Penelitian Tanah. 2007. Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai

Harkat (SPLaSH) versi 1.02. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian RI

Nomor: 47/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Oldeman, L.R, and Darmiyati S. 1977. The agroclimatic map of

Sulawesi, scale 1: 2,500,000. Contr. Centre. Res. Inst. Agric. Bulletin No.60, Bogor.

Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based on

Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No.42. Jawatan Met. dan Geofisik, Jakarta.

Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi

Pusat. 1999. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Kelompok Kerja Penelitian dan Pengembangan (POKJA LITBANG)-NWMCP.

Tisdale, S.L, W.L. Nelson and J.D.Beaton. 1985. Soil Fertility and

Fertilizers. 4th ed. The Macmillan Publ. Co.New York. 694 p.

Page 34: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

28

Lampiran 1. Budi daya lorong (Sumber: Departemen Pertanian,

2006 dan Balai Penelitian Tanah, 2007)

Budi daya lorong (alley cropping) adalah sistem di mana

tanaman semusim (pangan dan sayuran) ditanam di lorong antara

barisan tanaman pagar (Gambar 1). Pangkasan dari tanaman

pagar digunakan sebagai mulsa yang dapat menyumbangkan hara,

terutama nitrogen, bagi tanaman lorong.

Gambar 4. Sistem budi daya lorong dengan Gliricidia sepium sebagai

tanaman pagar (Foto: F. Agus dan Widianto)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi budi daya

lorong:

1. Persyaratan penerapan budi daya lorong

• Kemiringan lahan berkisar antara 3-40%

• Kedalaman solum > 20 cm

• Interval horizontal 3-10 m

2. Persyaratan tanaman untuk digunakan sebagai tanaman pagar • Tahan pemangkasan dan dapat bertunas kembali secara

cepat sesudah pemangkasan

• Menghasilkan banyak hijauan

• Dapat menambat nitrogen (N2) dari udara

Page 35: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

29

• Tingkat persaingannya dengan tanaman utama tidak begitu

tinggi

• Memiliki perakaran vertikal yang dalam sehingga daya

saingnya terhadap tanaman utama berkurang

• Tidak bersifat alelopati (mengeluarkan zat beracun) bagi

tanaman utama

• Sebaiknya mempunyai manfaat ganda supaya mudah

diadopsi petani

Beberapa jenis tanaman pagar yang sesuai untuk pengendali

erosi dan sekaligus sebagai pakan ternak disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Beberapa jenis tanaman pakan ternak yang cocok untuk tanaman pagar

Nama latin Nama lokal Kegunaan Persyaratan tumbuh

Ficus subcordata Wunut (J), bunut lengis (B), sipadi (M).

Reklamasi lahan, tanaman pagar, penahan angin (windbreak)

Elevasi 0-800 m dpl, tumbuh baik pada lahan kering dan lahan berlereng dengan curah hujan 900-2.500 mm. Cocok pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah calcareous (pH tinggi).

Gliricidia sepium Gamal (J), Glirisidia (I)

Tanaman penaung, tanaman pagar, pupuk hijau, reklamasi lahan

Curah hujan 900-1500 mm dengan sekitar 5 bulan periode kering. Cocok pada berbagai jenis tanah dari masam sampai basa.

Leucaena leucocephala

Lamtoro gung, petai cina (I), kemlandingan (J)

Tanaman serbaguna Elevasi 0-1.000 m dpl, curah hujan 650-1.500 mm. Juga ditemukan pada daerah yang lebih kering atau lebih basah. Cocok pada tanah dengan pH>5 dan ditemukan juga pada tanah bergaram (salin).

Sesbania grandiflora

Turi (I, J, S), tuwi (B)

Penahan angin, tiang panjat, tanaman penaung

Elevasi 0-800 m dpl, curah hujan 800-4.000 mm. Tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah tandus atau tanah sering tergenang. Toleran terhadap tanah bergaram dan tanah alkalin.

Sesbania sesban Jayanti (S), Janti (J)

Pupuk hijau, tanaman naungan

Elevasi 0-2300 m dpl, curah hujan 500-2.000 mm.Tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir sampai tanah liat. Toleran terhadap tanah salin dan tanah masam.

Calliandra calothyrsus

Kaliandra (I) Tanaman konservasi pada lembah, jurang (gully) dan lahan berlereng curam, tanaman pagar, pupuk hijau.

Elevasi 200-1.800 m dpl, curah hujan 700-4.000 mm dengan 1-7 bulan kering. Cocok pada berbagai jenis tanah termasuk tanah masam berkesuburan rendah. Menyukai tanah dengan tekstur ringan (lempung-berpasir).

I = Indonesia, J = Jawa, S = Sunda, B = Bali, M = Minang

Page 36: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

30

3. Teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman pagar

• Lamtoro dan Flemingia biasa ditanam dengan menggunakan

biji sedangkan Gliricidia dengan menggunakan stek.

• Untuk bahan stek pilih cabang yang sudah berwarna putih

(tidak lagi hijau) yang berdiameter 2-4 cm. Panjang stek

kurang lebih 30 cm.

• Stek atau benih ditanam sejajar kontur. Untuk stek gunakan

jarak tanam dalam baris 20-30 cm. Untuk penanaman

dengan biji (lamtoro atau Flemingia) penanaman dideder

dengan jarak antar biji sekitar 5 cm. Pemberian pupuk TSP

atau SP-36 satu sendok teh untuk satu meter barisan akan

mempercepat pertumbuhan tanaman pagar.

• Agar cukup efektif mencegah erosi, jarak antar baris

tanaman pagar ditentukan dengan menggunakan rumus

VI/HI = % kemiringan lahan (VI = tinggi vertikal, dan HI =

jarak horizontal). Untuk mendapatkan jarak horizontal (HI),

VI harus ditetapkan terlebih dahulu, berkisar antara 0,50-

1,00 m untuk lereng < 25% dan 1,00-1,50 m untuk lereng >

25% lebih kurang 5 m (lebar lorong sekitar 4,75 m).

4. Pemangkasan dan penggunaan hijauan

Setelah berumur sekitar 4-6 bulan atau setelah mencapai

ketinggian yang dapat menaungi tanaman utama yang

menyebabkan pertumbuhannya terganggu, tanaman pagar

dipangkas pada ketinggian 50-60 cm dari permukaan tanah. Daun-

daun tanaman pagar yang dipangkas disebarkan di permukaan

tanah. Pemangkasan tanaman pagar dilakukan dengan interval 2-4

bulan sekali, tergantung pada kecepatan pertumbuhannya.

Page 37: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

31

Lampiran 2. Teras Bangku dan Teras Gulud

A. Teras Bangku

Pada usaha tani lahan kering, fungsi utama teras bangku

adalah: (1) memperlambat aliran permukaan; (2) menampung dan

menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai

merusak; (3) meningkatkan laju infiltrasi; dan (4) mempermudah

pengolahan tanah.

Gamabar 5. Teras bangku yang telah dilengkapi dengan tanaman penguat teras (kiri) dan penampang samping teras bangku (kanan)

Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar,

membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal), miring ke

dalam/goler kampak (bidang olah miring beberapa derajat ke arah

yang berlawanan dengan lereng asli), dan miring keluar (bidang olah

miring ke arah lereng asli).

Teras bangku miring ke dalam (goler kampak) dibangun pada

tanah yang permeabilitasnya rendah, dengan tujuan agar air yang

tidak segera terinfiltrasi menggenangi bidang olah dan tidak mengalir

ke luar melalui talud di bibir teras. Teras bangku miring ke luar

diterapkan di areal di mana aliran permukaan dan infiltrasi

Tampingan

Saluran

Talud/bibir

Page 38: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

32

dikendalikan secara bersamaan, misalnya di areal rawan longsor.

Teras bangku goler kampak memerlukan biaya relatif lebih mahal

dibandingkan dengan teras bangku datar atau teras bangku miring ke

luar, karena memerlukan lebih banyak penggalian bidang olah.

Efektivitas teras bangku sebagai pengendali erosi akan

meningkat bila ditanami dengan tanaman penguat teras di bibir dan

tampingan teras. Rumput dan legum pohon merupakan tanaman

yang baik untuk digunakan sebagai penguat teras. Tanaman murbei

sebagai tanaman penguat teras banyak ditanam di daerah

pengembangan ulat sutra. Teras bangku adakalanya dapat diperkuat

dengan batu yang disusun, khususnya pada tampingan. Model seperti

ini banyak diterapkan di kawasan yang berbatu.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam

pembuatan teras bangku adalah:

(1) Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%,

tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40% karena

bidang olah akan menjadi terlalu sempit.

(2) Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm)

(3) Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan

mesin pertanian.

(4) Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium

dan besi tinggi.

(5) Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.

Page 39: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

33

Perancangan teras bangku

Dalam merancang teras diusahakan agar bahan induk tanah

tidak sampai tergali. Nilai interval vertikal (IV) pada umumnya dapat

ditetapkan antara 1 - 1,5 m sedangkan interval horizontal (IH) dapat

dihitung dengan rumus berikut:

IH = IV/S x 100,

dimana IH = interval horizontal (m), IV = interval vertikal (m), dan S

= kemiringan lahan asal (% ).

Cara pembuatan teras bangku

• Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian

bawah lahan untuk menghindarkan kerusakan teras yang

sedang dibuat oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan.

• Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng

bawah sehingga terbentuk bidang olah baru. Tampingan

teras dibuat miring; membentuk sudut 200% dengan bidang

horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa dibuat lebih

curam (sampai 300%).

• Idealnya kemiringan bidang olah berkisar 0 - 3% mengarah

ke saluran teras.

• Talud (bibir teras) dan bidang tampingan teras ditanami

dengan tanaman berakar rapat, cepat tumbuh, dan menutup

tanah dengan sempurna. Untuk petani yang memiliki ternak

ruminansia dapat ditanami rumput pakan ternak. Contoh

tanaman yang dapat ditanam pada guludan dan bibir teras

adalah Paspalum notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria

decumbens, dan lain-lain. Sering guludan teras ditanami

dengan salah satu tanaman legum pohon atau perdu seperti

Gliricidia, Lamtoro, turi, stylo, dan lain-lain.

Page 40: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

34

• Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras,

saluran pengelak, saluran pembuangan air serta terjunan.

Ukuran saluran teras: lebar 15-25 cm, dalam 20-25 cm.

• Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, teras bangku

miring bisa dibuat tetapi teras bangku miring kurang

efektif menahan tanah tererosi.

B. Teras gulud

Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan

rumput penguat gulud dan saluran air pada bagian lereng atasnya.

Saluran air ini berfungsi untuk mengalirkan air aliran permukaan

dari bidang olah ke SPA (Gambar 6).

Gambar 6. Penampang samping teras gulud

Salurani

Guludan

Bidang l h

Page 41: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

35

a. Persyaratan

• Teras gulud cocok untuk kemiringan lahan antara 10-

40%, tetapi juga bisa digunakan pada kemiringan 40-

60%, namun kurang efektif.

• Teras gulud dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal

(> 20 cm).

• Tanah mempunyai kecepatan infiltrasi/permeabilitas

tinggi.

b. Pembuatan dan pemeliharaan

• Buat garis kontur sesuai dengan interval vertikal (IV)

yang diinginkan. IV yang umum adalah 1–2 m

• Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan

berlanjut ke bagian bawahnya.

• Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk

sudut 0,1-0,5% dengan garis kontur menuju ke arah

saluran pembuangan air.

• Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di

bagian bawah lereng dan dijadikan guludan.

• Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum

notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, atau

Vetiveria zizanioides agar guludan tidak mudah rusak.

• Diperlukan SPA yang aman (berumput).

c. Keuntungan

• Biaya dan tenaga kerja pembuatan teras gulud relatif

lebih rendah dibandingkan dengan teras bangku.

• Dapat dilakukan pada tanah-tanah bersolum agak

dangkal.

Page 42: TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/primatanipdf/Limpoe, Maniang Pajo... · Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

36

d. Kerugian

• Apabila rumput penutup/penguat guludan belum tumbuh

sempurna, guludan tidak stabil sehingga mudah dihanyutkan

oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan lebat.

• Pembentukan teras terjadi secara perlahan