koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi upsus...

13
MAK : 1800.951.012.057 PROPOSAL MANAJEMEN KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS, KOMODITAS STRATEGIS, TSP, TTP DAN BIO-INDUSTRI Dr. Husnain, SP., MP BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

MAK : 1800.951.012.057

PROPOSAL MANAJEMEN

KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN

TEKNOLOGI UPSUS, KOMODITAS STRATEGIS, TSP,

TTP DAN BIO-INDUSTRI

Dr. Husnain, SP., MP

BALAI PENELITIAN TANAH

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

Page 2: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP

: Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan UPSUS PAJALE Litbang Sumberdaya Lahan

2. Unit Kerja : Balai Penelitian Tanah

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu, Bogor

4. Sumber Dana : DIPA/RKA-KL Satker: Balai Penelitian Tanah, TA. 2016

5. Status Penelitian Lanjutan

6. Penanggung Jawab a. N a m a b. Pangkat/Golongan c. Jabatan c1. Fungsional c2. Struktural

: : : : : :

Dr. Husnain Pembina (IV/a)

Peneliti Madya Kepala Balai

7. Lokasi : Sumatera Selatan

8. Agroekosistem : Lahan Kering dan Lahan Sawah

9. Tahun Mulai : 2015

10. Tahun Selesai : 2017

11. Output Tahunan : 1. Teradopsinya teknologi Balai Penelitian Tanah di lokasi UPSUS, TTP dan TSP

2. Koordinasi yang efektif dan efisien antara Balai Penelitian Tanah dengan UK/UPT Pusat dan Daerah dalam pelaksanaan UPSUS, TTP dan TSP.

12. Output Akhir 1. Tercapainya target luas tanam dan swasembada pangan utama.

2. Teradopsinya teknologi Badan Litbang Pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah di lokasi UPSUS, TTP dan TSP.

13. Biaya : Rp. 150.000.000 (Seratus lima puluh juta rupiah)

Koordinator Program

Dr. Ir. I Wayan Suastika, M.Si NIP. 19610815 199003 1 001

Penanggung Jawab RKTM

Dr. Husnain, SP., MP NIP. 19730910 200112 2 001

Mengetahui,

Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP. 19640623 198903 1 002

Kepala Balai Penelitian Tanah

Dr. Husnain, SP., MP

NIP. 19620210 198703 2 001

Page 3: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

ii

RINGKASAN USULAN KEGIATAN

1. Judul RKTM : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan UPSUS PAJALE Litbang Sumberdaya Lahan

2. Nama dan Alamat UK : Balai Penelitian Tanah

Jl. Tentara Pelajar 12, Komplek Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor 16114

E-mail: [email protected]

Website: //balittanah.litbang.pertanian.go.id

3. Sifat Usulan Kegiatan : Lanjutan

4. Penanggung Jawab : Dr. Husnain, SP., MP

5. Justifikasi : Swasembada Padi, Jagung Kedelai (PAJALE) adalah satu tujuan mutlak yang ingin dicapai oleh Kementerian Pertanian saat. Upaya Khusus (UPSUS) untuk mencapai swasembada tersebut dilakukan melalui perbaikan teknologi di tingkat petani dan pendampingan percepatan penanaman, dan pendampingan penggunaan bantuan alsintan. Selain UPSUS, pemerintah juga memiliki program pembangunan Taman Science Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya TSP dan TTP ini maka akan terbangun sinergi antara penghasil teknologi (Lembaga Penelitian dan Universitas) dan pengguna teknologi (pengusaha dan petani) dalam pemanfaatan teknologi terkini yang berujung pada peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian. Balittanah dituntut untuk terlibat aktif melakukan kegiatan pendampingan dan pengawalan untuk mendukung keberhasilan program strategis tersebut.

6. Tujuan :

a. Jangka Pendek : 1. Melakukan pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pencapaian swasembada PAJALE melalui program UPSUS.

2. Melakukan pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pembangunan TSP dan TTP di seluruh Indonesia.

3. Menyediakan bahan-bahan pelatihan yang meliputi aspek penyiapan lahan, pemupukan, konservasi tanah, dan pengomposan.

4. Melakukan bimbingan teknis kepada petani dan aparat setempat.

b. Jangka Panjang : Tercapainya swasembada PAJALE dan percepatan adopsi teknologi Badan Litbang pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, kepada pengguna.

Page 4: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

iii

7. Luaran :

a. Jangka Pendek : 1. Meningkatnya produksi Padi, Jagung, dan Kedelai,

2. Teradopsinya tekonologi Balai Penelitian Tanah di lokasi UPSUS, TTP dan TSP.

3. Tersosialisasikannya teknologi Balai Penelitian Tanah di masing-masing lokasi UPSUS, TSP, dan TTP.

b. Jangka Panjang : Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian melalui peningkatan Luas tanam dan adopsi teknologi Badan Litbang Pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, oleh pelaku industri pertanian dan pengambil kebijakan.

8. Outcome : Sistem produksi pertanian berbasis teknologi terkini dan peningkatan nilai tambah produk pertanian untuk meningkatkan daya saing.

9. Sasaran Akhir : Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai melalui perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas, kualitas, dan nilai tambah hasil pertanian

10. Lokasi Kegiatan : Sumatera Selatan

11. Jangka Waktu : Januari - Desember 2017

12. Sumber Dana : DIPA Balittanah TA. 2017

13. Anggaran : Rp. 150.000.000 (Seratus lima puluh juta rupiah)

Page 5: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan produksi pertanian dapat ditempuh melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan

perluasan areal tanam (ekstensifikasi) dan peningkatan produktivitas (intensifikasi).

Pendekatan ekstensifikasi dapat dilakukan jika masih cukup tersedia lahan yang dapat

dikonversi untuk produksi pertanian dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan, kelestarian

lingkungan, biaya dan tenaga kerja. Pendekatan ini dalam jangka pendek secara nyata dapat

meningkatkan produksi nasional. Pendekatan intensifikasi ditempuh dengan introduksi teknologi

usahatani yang lebih baik dari usahatani sebelumnya seperti penyiapan lahan yang benar,

penggunaan benih unggul berdaya hasil tinggi, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan

penyakit, dan pemanenan yang baik, serta menggunakan alsintan.

Menurut World Economic Forum (WEF) 2011 bahwa indeks inovasi Indonesia berada

pada posisi ke 36. Kemampuan inovasi Indonesia ini setara dengan negara-negara yang

pertumbuhan perekonomiannya berbasis inovasi. Namun demikian, dilaporkan juga bahwa

kemampuan pengembangan inovasi ini belum didukung kesiapan pengguna untuk mengadopsi

teknologi tersebut. Dalam kasus ini, Indonesia berada pada posisi ke 94. Berdasarkan pada

pertimbangan tersebut, maka pemerintah perlu mendorong peningkatan adopsi teknologi,

khususnya dibidang pertanian, melalui keterlibatan tenaga peneliti dalam program UPSUS,

pembangunan Taman Science Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di seluruh

Indonesia. Diharapkan dengan adanya program UPSUS, TSP dan TTP ini maka akan terbangun

sinergi antara penghasil teknologi (Lembaga Penelitian dan Universitas) dan pengguna

teknologi (pengusaha dan petani) dalam pemanfaatan teknologi terkini yang berujung pada

peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian.

1.2. Dasar Pertimbangan

Transfer teknologi pertanian dari lembaga-lembaga penelitian baik oleh pemerintah

maupun swasta berjalan kurang memuaskan, akibatnya teknologi budidaya dan pasca panen di

tingkat petani tidak mengalami perubahan yang berarti. Lambatnya transfer teknologi ini

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain teknologi yang dihasilkan tidak sesuai dengan

kebutuhan pengguna, mahalnya ongkos untuk menerapkan teknologi tersebut dan lemahnya

sistem yang mendukung proses transfer teknologi tersebut.

Page 6: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

2

Upaya untuk menggenjot produksi pertanian mutlak diperlukan untuk mengurangi

ketergantungan kepada negara lain. Upaya tersebut ditempuh melalui penyediaan sarana dan

prasarana produksi yang memadai dan perbaikan teknologi usahatani dan pasca panen untuk

meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan program UPSUS, pembangunan TSP dan TTP di

berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat secara efektif menjembatani penghasil teknologi

dan pengguna teknologi. Dalam kaitan tersebut maka keterlibatan tenaga ahli (peneliti) Badan

Litbang Pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, sangat penting untuk memperkenalkan,

mengawal dan mendampingi proses diffuse teknologi tersebut.

1.3. Tujuan

a. Jangka Pendek :

1. Melakukan pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pencapaian

swasembada PAJALE melalui program UPSUS.

2. Melakukan pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pembangunan TSP

dan TTP diseluruh Indonesia.

3. Menyediakan bahan-bahan pelatihan yang meliputi aspek penyiapan lahan,

pemupukan, konservasi tanah, dan pengomposan.

4. Melakukan bimbingan teknis kepada petani dan aparat setempat.

b. Jangka Panjang :

Tercapainya swasembada PAJALE dan percepatan adopsi teknologi Badan Litbang

pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, kepada pengguna (petani, penyuluh, Pemda,

swasta dan praktisi pertanian lainnya) untuk mewujudkan target kedaulatan pangan.

1.4. Keluaran yang diharapkan:

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:

a. Jangka Pendek:

1. Meningkatnya produksi padi, jagung, dan kedelai.

2. Teradopsinya tekonologi Balai Penelitian Tanah di lokasi UOSUS, TTP DAN TSP.

3. Tersosialisasinya teknologi Balittanah di lokasi UPSUS, TSP, dan TTP.

Page 7: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

3

b. Jangka Panjang :

Peningkatan produktivitas pertanian melalui peningkatan adopsi teknologi Badan

Litbang Pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, oleh pelaku industri pertanian dan

pengambil kebijakan di pusat dan daerah.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Kegiatan

Pendampingan UPSUS dapat mempercepat tercapainya swasembada pangan khususnya

padi, jagung, dan kedelai. Swasembada dapat dilakukan melalui penambahan luas tanam baik

di lahan sawah maupun di lahan kering, peningkatan produktivitas melalui introduksi teknologi

serta melalui Introduksi alsintan dan pendampingan penggunaannya seperti traktor roda 4 dan

roda 2, combine harvester, jarwo transplanter, eskavator, pompa air dan sebagainya.

Pendampingan Balittanah pada program TSP dan TTP di berbagai daerah di Indonesia

dapat mempercepat capaian target dibangunnya TSP dan TTP yaitu sebagai media bagi peneliti,

dosen dari berbagai Universitas dan pemerhati pertanian lainnya untuk memperkenalkan

teknologinya kepada pengguna, memperluas jangkauan inovasi pertanian ke pengguna,

mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lokal, dan meningkatkan produktivitas dan nilai

tambah hasil pertanian.

Peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian melalui perbaikan teknik

budidaya dan pasca panen akan secara langsung dapat meningkatkan pendapatan petani,

mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, meningkatkan daya saing produk

pertanian Indonesia, dan melestarikan sumberdaya pertanian.

Page 8: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

4

II. METODOLOGI/PROSEDUR

2.1. Pendekatan (Kerangka Pemikiran)

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pemikiran bahwa saat ini sudah sangat mendesak

diluncurkan strategi khusus guna mempercepat tercapainya swasembada pangan khususnya

padi, jagung, dan kedelai. Upaya yang telah dilakukan beberapa tahun ke belakang pada

kenyataannya belum menjadikan negara kita yang dikenal sebagai salah satu negara agraris

dunia mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Arus impor pakan seperti beras,

jagung, kedelai, daging sapi, bawang merah, buah-buahan dan sebagainya terus membanjir

masuk ke Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut program UPSUS diluncurkan semata-mata

untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan, khususnya padi, jagung, dan kedelai.

Implementasi inovasi pertanian yang dihasilkan lembaga-lembaga penelitian saaat ini

didorong untuk dapa diimplementasikan di tingkat petani. Pendekatan konvensional yang

selama ini dilakukan yaitu melalui penyuluhan, temu wicara, seminar, workshop dan

penyebaran brosur/leafleat meskipun cukup baik namun membutuhkan waktu lama untuk

meyakinkan pengguna untuk menerapkan teknologi tersebut.

Pembangunan Agro-Techno Park (TTP) diarahkan berfungsi sebagai 1) pusat penerapan

teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca panen)

yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam

skala ekonomi dan 2) tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat

advokasi bisnis ke masyarakat luas. Sedangkan TSP diarahkan untuk berfungsi sebagai 1)

penyedia pengetahuan terkini oleh dosen dari universitas setempat, peneliti dari lembaga

litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi, 2)

penyedia solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park, dan 3) sebagai pusat

pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Pada tahun anggaran 2017, kegiatan ini akan meliputi:

Pendampingan program UPSUS, di Kabupaten Banyuasin, Musi Rawas dan Musi Banyuasin

Page 9: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

5

1.5. Metode Pelaksanaan Kegiatan

1.5.1. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Pendampingan UPSUS akan difokuskan di 3 Kabupaten di Sumatera Selatan yaitu,

Banyuasin, Musi Banyuasin dan Musi Rawa yang menjadi tanggung jawab Balai Penelitian

Tanah. Kegiatan meliputi pendampingan penambahan Luas Tambah Tanam baik Padi,

jagung maupun kedelai. Pendampingan dilakukan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah

yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan TNI di wilayah terebut.

Berdasarkan data LTT tahun 2015 dan 2016 sudah dapat diprediksi LTT yang akan

dapat dicapai setiap bulannya di tahun 2017, hal ini dihubungkan dengan umur tanaman

padi. Percepatan tanam padi, jagung dan kedelai dilakukan dengan melakukan evaluasi

data capaian LTT dan dibandingkan dengan capaian pada waktu tertentu. Bila data LTT

pada bulan berjalan lebih rendah artinya capaian tidak sesuai dengan target. Bila hal ini

terjadi, maka Dandim dan jajaran Babinsanya serta Kepala Dinas serta jajarannya diundang

untuk membahas strategi percepatan capaian LTT. Hasil kesepakatan yang diperoleh

selanjutnya diimplementasikan ke seluruh daerah untuk diambil tindakan sebagaimana

mestinya. Dengan metode tersebut diharapkan capaian LTT dapat sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 10: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

6

III. ANALISIS RISIKO

Tabel 1. Daftar risiko dalam pelaksanaan kegiatan

No Risiko Penyebab Dampak

1 Capaian Luas Tambah Tanam (LTT) per periode masa tanam tidak tercapai

Pergeseran musim penghujan Keterbatasan tenaga kerja tersedia

Target produksi pajale tidak tercapai

2 Lokasi tidak sesuai yang

diharapkan terutama dari

aspek luasan dan

keterjangkauan

Usulan Pemda tidak mengacu

pada syarat lokasi

Implementasi

program tidak sesuai

jadwal dan tujuan

tidak tercapai

3 Pemda tidak mendukung 1. Program tidak tersosialisasi dengan baik.

2. Tidak masuk dalam program prioritas Pemda

Keberlanjutan program tidak terjamin setelah kegiatan selesai

4 Kekurangan tenaga kerja lapangan

1. Penduduk usia kerja banyak yang jadi TKI

2. Penduduk banyak yang bekerja off-farm

Pelaksanaan berbagai rencana kegiatan tidak terlaksana

5 Pencairan anggaran terlambat

1. Laporan keuangan dari lapangan terlambat.

2. Laporan realisasi fisik dari lapang terlambat

Pelaksanaan kegiatan terlambat

6 Pengadaan sarana dan prasarana terlambat

1. Spesifikasi sarana dan prasarana tidak lengkap.

2. Pengusulan pengadaan terlambat

Gagal panen dan menghilangkan kepercayaan petani

Tabel 2. Daftar penanganan risiko

No Risiko Penyebab Penanganan

1 Capaian Luas Tambah Tanam (LTT) per periode masa tanam tidak tercapai

Pergeseran musim penghujan Keterbatasan tenaga kerja tersedia

Penyediaan dan

pengadaan alsintan

dipercepat

2 Lokasi tidak sesuai yang

diharapkan terutama dari

aspek luasan dan

keterjangkauan

Usulan Pemda tidak mengacu

pada syarat lokasi

Sosialisasi program

TSP dan TTP ke

Bupati, Kepala SKPD

terkait dan aparat

tingkat Kecamatan

dan desa

3 Pemda tidak mendukung 1. Program tidak tersosialisasi Pelibatan yang aktif

Page 11: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

7

No Risiko Penyebab Penanganan

dengan baik. 2. Tidak masuk dalam program

prioritas Pemda

aparat PEMDA dalam berbagai tahapan kegiatan dan pelaksanaan field day melibatkan Bupati

4 Kekurangan tenaga kerja lapangan

1. Penduduk usia kerja banyak yang jadi TKI

2. Penduduk banyak yang bekerja off-farm

Introduksi alsintan dan pemberdayaan kelompok tapi

5 Pencairan anggaran terlambat

1. Laporan keuangan dari lapangan terlambat.

2. Laporan realisasi fisik dari lapang terlambat

Penempatan tenaga detasering

6 Pengadaan sarana dan prasarana terlambat

1. Spesifikasi sarana dan prasarana tidak lengkap.

2. Pengusulan pengadaan terlambat

Mengecek kelengkapan dokumen

Page 12: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

8

IV. TENAGA DAN ORGANISASI

4.1. Tenaga dan Organisasi

No Nama, Gelar dan NIP Jabatan

Kedudukan dalam RKTM

Alokasi Waktu (OB)

Struktural Fungsional

1 Dr. Husnain, SP., MP

Kepala Balai

Peneliti Madya Penanggung Jawab

6

2 Dr. Ai Dariah Peneliti Utama Anggota 4

3 Dr. I Wayan Suastika Koordinator Program

Peneliti Muda Anggota 4

4 Dr. Etty Pratiwi Peneliti Muda Anggota 4

5 Dr. Neneng L Nurida Peneliti Madya Anggota 4

6 Ir. Jati Purwani, MSi Peneliti Madya Anggota 4

7 Ratri Ariani, SP Calon Peneliti Anggota 4

8 Pm (BPTP Sumsel) Peneliti Madya Anggota 2

9 Pm (BPTP Sumsel) Peneliti Madya Anggota 2

1.2. Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan X

Sosialisasi Program X X

Koordinasi Instansi

Pusat dan Daerah

X X X X X X X X X X X

Pelaporan UPSUS X X X X X X X X X X X X

Implementasi program X X X X X X X X X

Laporan Tengah Tahun

dan Akhir

X X

4.3 Pembiayaan

X Rp. 1.000,-

Jenis belanja Triwulan

Biaya (Rp) I II III IV

Belanja Bahan (5212110) 750 750 750 1.000 3.250

Honor Ouput Kegiatan (521213)

0 2.500 2.850 0 5.350

Sewa Kendaraan 8.000 8.000 8.000 8.000 32.000

Belanja Barang untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811)

1.000 1.000 2.000 400 4.400

Belanja Perjalanan Biasa (524111)

25.000 25.000 30.000 25.000 105.000

Page 13: KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pelaksanaan Koordinasi dan Pendampingan

9

Jenis belanja Triwulan

Biaya (Rp) I II III IV

Jumlah 34.750 37.250 43.600 34.400 150,000