koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi...
TRANSCRIPT
MAK : 1800.204.006.075
PROPOSAL MANAJEMEN
KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN
TEKNOLOGI UPSUS, KOMODITAS STRATEGIS,
TSP, TTP DAN BIO-INDUSTRI
Dr. Husnain
BALAI PENELITIAN TANAH
BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP
: Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS,
Komoditas Strategis, TSP, TTP dan Bio-industri
2. Unit Kerja : Balai Penelitian Tanah
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu, Bogor
4. Sumber Dana : DIPA/RKA-KL Satker: Balai Penelitian Tanah, TA. 2018
5. Status Penelitian Lanjutan
6. Penanggung Jawab
a. N a m a
b. Pangkat/Golongan
c. Jabatan
c1. Fungsional
c2. Struktural
:
:
:
:
:
:
Dr. Husnain
Pembina (IV/a)
Peneliti Madya
Kepala Balai
7. Lokasi : Jawa Barat
8. Agroekosistem : Lahan Sawah
9. Tahun Mulai : 2015
10. Tahun Selesai : 2018
11. Output Tahunan : Program UPSUS:
1. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan teknologi
dalam rangka pencapaian swasembada PAJALE
2. Tersedia bahan-bahan pelatihan yang meliputi aspek
penyiapan lahan, pemupukan, konservasi tanah
3. Terlaksananya bimbingan teknis kepada petani dan
aparat setempat
Program BEKERJA:
1. Terdistribusinya bantuan ternak ayam dan itik di
Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
2. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan kegiatan
BEKERJA pada rumah tangga miskin penerima bantuan
ternak di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon
12. Output Akhir 1. Tercapainya swasembada PAJALE dan percepatan adopsi
teknologi Badan Litbang pertanian, khususnya Balai
Penelitian Tanah, kepada pengguna.
2. Terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga miskin
sehingga angka kemiskinan di Indonesia berkurang
secara signifikan melalui Program BEKERJA
13. Biaya : Rp. 650.000.000 (Enam ratus lima puluh juta rupiah)
2
Koordinator Program
Dr. Ir. Neneng L. Nurida
NIP. 19631229 199003 2 001
Penanggung Jawab RKTM
Dr. Husnain, MP., MSc
NIP. 19730910 200112 2 001
Mengetahui,
Kepala Balai Besar Litbang
Sumber Daya Lahan Pertanian
Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.
NIP. 19640623 198903 1 002
Kepala Balai Penelitian Tanah
Dr. Husnain, MP., MSc
NIP. 19730910 200112 2 001
i
RINGKASAN USULAN KEGIATAN
1 Judul RKTM : Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi
UPSUS, Komoditas Strategis, TSP, TTP dan Bio-
industri
2 Nama dan Alamat UK : Balai Penelitian Tanah
Jl. Tentara Pelajar 12, Komplek Penelitian Pertanian
Cimanggu, Bogor 16114
E-mail: [email protected]
Website: //balittanah.litbang.pertanian.go.id
3 Sifat Usulan Kegiatan : Lanjutan
4 Penanggung Jawab : Dr. Husnain, MP., MSc
5 Justifikasi : Swasembada Padi, Jagung Kedelai (PAJALE) adalah
satu tujuan mutlak yang ingin dicapai oleh
Kementerian Pertanian saat ini. Upaya Khusus (UPSUS)
untuk mencapai swasembada tersebut dilakukan
melalui perbaikan teknologi di tingkat petani dan
pendampingan percepatan penanaman, dan
pendampingan penggunaan bantuan alsintan.
Balittanah dituntut untuk terlibat aktif melakukan
kegiatan pendampingan dan pengawalan untuk
mendukung keberhasilan program strategis tersebut.
6 Tujuan :
Jangka Pendek : Program UPSUS:
1. Melakukan pendampingan dan pengawalan
teknologi dalam rangka pencapaian swasembada
PAJALE melalui program UPSUS.
2. Menyediakan bahan-bahan pelatihan yang meliputi
aspek penyiapan lahan, pemupukan, konservasi
tanah, dan pengomposan.
3. Melakukan bimbingan teknis kepada petani dan
aparat setempat.
Program BEKERJA:
1. Mendistribusikan bantuan ternak ayam dan itik di
Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
2. Melaksanakan pendampingan dan pengawalan
kegiatan BEKERJA pada rumah tangga miskin
penerima bantuan ternak di Kabupaten Indramayu
dan Kabupaten Cirebon.
ii
Jangka Panjang Program UPSUS:
Mencapai swasembada PAJALE dan percepatan adopsi
teknologi Badan Litbang pertanian, khususnya Balai
Penelitian Tanah, kepada pengguna (petani, penyuluh,
Pemda, swasta dan praktisi pertanian lainnya) untuk
mewujudkan target kedaulatan pangan.
Program BEKERJA:
Meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin
sehingga angka kemiskinan di Indonesia berkurang
secara signifikan.
7 Luaran :
Jangka Pendek : Program UPSUS:
1. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan
teknologi dalam rangka pencapaian swasembada
PAJALE melalui program UPSUS
2. Tersedia bahan-bahan pelatihan yang meliputi
aspek penyiapan lahan, pemupukan, konservasi
tanah, dan pengomposan.
3. Terlaksananya bimbingan teknis kepada petani dan
aparat setempat.
Program BEKERJA:
1. Terdistribusinya bantuan ternak ayam dan itik di
Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
2. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan
kegiatan BEKERJA pada rumah tangga miskin
penerima bantuan ternak di Kabupaten Indramayu
dan Kabupaten Cirebon
Jangka Panjang : Program UPSUS:
Tercapainya swasembada PAJALE dan percepatan
adopsi teknologi Badan Litbang pertanian, khususnya
Balai Penelitian Tanah, kepada pengguna.
Program BEKERJA:
Terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga miskin
sehingga angka kemiskinan di Indonesia berkurang
secara signifikan.
8 Outcome : Sistem produksi pertanian berbasis teknologi terkini
dan peningkatan nilai tambah produk pertanian untuk
meningkatkan daya saing.
iii
9 Sasaran Akhir : 1. Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai melalui
perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas,
kualitas, dan nilai tambah hasil pertanian
2. Peningkatan pendapatan rumah tangga miskin
sehingga angka kemiskinan di Indonesia berkurang
secara signifikan.
10 Lokasi Kegiatan : Jawa Barat
11 Jangka Waktu : Januari - Desember 2018
12 Sumber Dana : DIPA Balittanah TA. 2018
13 Anggaran : Rp. 650.000.000 (Enam ratus lima puluh juta rupiah)
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai terus digulirkan pemerintah
pusat. Dana dalam jumlah besar dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara Perubahan
(APBN) 2015 mencapai Rp 16,9 triliun. Dengan dana sebesar itu pemerintah memberikan
sejumlah target penambahan produksi padi, jagung dan kedelai bagi setiap daerah.
Rencananya, dengan berbagai bantuan itu petani bisa meningkatkan produktivitas dan
menambah areal tanamnya. Bantuan tersebut kemudian disampaikan kepada para petani
dalam bentuk bantuan benih, pupuk, perbaikan irigasi, alat dan mesin pertanian.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi pangan nasional, salah satu di
antaranya adalah pendampingan dan pengawalan. Pengawalan dan pendampingan menjadi
unsur penting dalam menggerakkan para petani untuk dapat menyiapkan teknologi.
Pengawalan dan pendampingan ini, tidak hanya dilakukan oleh para penyuluh (PNS dan THL)
dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) saja, melainkan mahasiswa dan penyuluh swadaya
(petani) pun dilibatkan. Penyuluh, Babinsa dan mahasiswa merupakan salah satu penggerak
bagi para petani sebagai pelaku utama karena dapat berperan sebagai komunikator, fasilitator,
advisor, motivator, edukator, organisator dan dinamisator. Kegiatan pengawalan dan
pendampingan inilah yang selanjutnya disebut sebagai kegiatan UPSUS (Upaya Khusus)
peningkatan produksi tiga komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) dalam upaya
pencapaian swasembada berkelanjutan.
Dalam kegiatan UPSUS, selain berperan sebagai pengawal dan pengaman penyaluran
benih, pupuk, dan alsintan, kegiatan tersebut juga mengawal gerakan perbaikan jaringan
irigasi, sistem tanam serentak, dan pengendalian OPT. UPSUS pun juga berperan dalam
mempercepat penerapan teknologi peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui GP-
PTT, PAT, dan optimasi lahan.
Selain UPSUS, Pemerintah juga membuat gerbrakan baru guna mengentaskan
kemiskinan di desa, yakni Program BEKERJA atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera.
Program BEKERJA merupakan bagian program padat karya tunai, berbasis pada pertanian
yang bertujuan untuk menekan angka kemiskinan, khususnya di desa, serta mengangkat
kesejahteraan petani. Program ini menjangkau 1.000 desa di 100 kabupaten, sehingga
diharapkan angka kemiskinan secara agregat mampu ditekan sesuai target pemerintah menjadi
satu dijit atau di bawah 10 persen pada 2018.
Program Program BEKERJA diharapkan dapat menjadi solusi permanen pengentasan
kemiskinan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pada program jangka
pendek, budidaya sayuran dan budidaya buah (KRPL) menjadi solusi karena tiga bulan sudah
bisa panen. Tiap rumah tangga pra sejahtera menerima bantuan 50 ekor ayam atau itik.
Bantuan ternak ayam dilengkapi kandang dan pakan selama enam bulan. Ada juga bantuan
berupa bibit komoditas hortikultura dan perkebunan. Sasaran program ini adalah masyarakat
prasejahtera dengan pendapatan sekitar Rp 1,4 juta per bulan. Masyarakat penerima program
ini diharapkan akan bertambah pendapatannya menjadi Rp 2,5 juta per bulan, bila hewan
ternak yang diberikan dikelola dengan baik.
Pada program jangka menengah akan diberikan ayam atau itik, pakan dan kandang.
Sedangkan untuk jangka panjang akan diberikan bantuan tanaman tahunan (kelapa, kakao,
pala, lada, mangga, dan manggis) sesuai agroekologi wilayah penerima bantuan. Hal ini
bertujuan agar Program BEKERJA bisa mewujudkan klaster ekonomi yang fokus sehingga bisa
2
menopang skala industri di daerah. Untuk memastikan program tersebut bisa tepat sasaran,
Kementan membentuk tim yang langsung turun ke lapangan untuk penerapannya. Terdapat
sejumlah provinsi prioritas sebagai awal yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten,
Sumsel, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Peran Balai Penelitian Tanah dalam kegiatan UPSUS terutama dalam hal kegiatan
pendampingan dan pengawalan adopsi teknologi, khususnya di bidang pertanian. Diharapkan
melalui program UPSUS ini akan terbangun sinergi antara penghasil teknologi dan pengguna
teknologi dalam pemanfaatan teknologi terkini yang berujung pada peningkatan produktivitas
dan nilai tambah hasil pertanian. Sedangkan untuk kegiatan BEKERJA, Balai Penelitian Tanah
ditunjuk sebagai salah satu Satker yang mengawal program BEKERJA di Kabupaten
Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
1.2. Dasar Pertimbangan
Transfer teknologi pertanian dari lembaga-lembaga penelitian baik oleh pemerintah
maupun swasta berjalan kurang memuaskan, akibatnya teknologi budidaya dan pasca panen
di tingkat petani tidak mengalami perubahan yang berarti. Lambatnya transfer teknologi ini
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain teknologi yang dihasilkan tidak sesuai dengan
kebutuhan pengguna, mahalnya ongkos untuk menerapkan teknologi tersebut dan lemahnya
sistem yang mendukung proses transfer teknologi tersebut.
Upaya untuk menggenjot produksi pertanian mutlak diperlukan untuk mengurangi
ketergantungan kepada negara lain. Upaya tersebut ditempuh melalui penyediaan sarana
dan prasarana produksi yang memadai dan perbaikan teknologi usahatani dan pasca panen
untuk meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan program UPSUS, pembangunan TSP dan TTP
di berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat secara efektif menjembatani penghasil
teknologi dan pengguna teknologi. Dalam kaitan tersebut maka keterlibatan tenaga ahli
(peneliti) Badan Litbang Pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, sangat penting untuk
memperkenalkan, mengawal dan mendampingi proses difusi teknologi tersebut.
Upaya memberantas kemiskinan juga perlu dilakukan melalui program pemerintah
yang dapat dapat menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan dengan menyasar jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Melalui program BEKERJA diharapkan
jumlah rumah tangga miskin di Indonesia berkurang secara signifikan.
1.3. Tujuan
a. Jangka Pendek :
A. Program UPSUS:
1. Melakukan pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pencapaian
swasembada pajale melalui program UPSUS.
2. Menyediakan bahan-bahan pelatihan yang meliputi aspek penyiapan lahan,
pemupukan, konservasi tanah, dan pengomposan.
3. Melakukan bimbingan teknis kepada petani dan aparat setempat.
B. Program BEKERJA:
1. Mendistribusikan bantuan ternak ayam dan itik di Kabupaten Indramayu dan
Kabupaten Cirebon.
2. Melaksanakan pendampingan dan pengawalan kegiatan BEKERJA pada rumah tangga
miskin penerima bantuan ternak di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
3
b. Jangka Panjang :
A. Program UPSUS:
Mencapai swasembada PAJALE dan percepatan adopsi teknologi Badan Litbang
pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, kepada pengguna (petani, penyuluh, Pemda,
swasta dan praktisi pertanian lainnya) untuk mewujudkan target kedaulatan pangan.
B. Program BEKERJA:
Meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin sehingga angka kemiskinan di
Indonesia berkurang secara signifikan.
1.4. Keluaran yang diharapkan:
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
a. Jangka Pendek:
A. Program UPSUS:
1. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan teknologi dalam rangka pencapaian
swasembada PAJALE melalui program UPSUS.
2. Tersedianya bahan-bahan pelatihan yang meliputi aspek penyiapan lahan,
pemupukan, konservasi tanah, dan pengomposan.
3. Terlaksananya bimbingan teknis kepada petani dan aparat setempat.
B. Program BEKERJA:
1. Terdistribusikannya bantuan ternak ayam dan itik di Kabupaten Indramayu dan
Kabupaten Cirebon
2. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan kegiatan BEKERJA pada rumah tangga
miskin penerima bantuan ternak di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
b. Jangka Panjang :
A. Program UPSUS:
Tercapainya swasembada pajale dan percepatan adopsi teknologi Badan Litbang
pertanian, khususnya Balai Penelitian Tanah, kepada pengguna (petani, penyuluh, Pemda,
swasta dan praktisi pertanian lainnya) untuk mewujudkan target kedaulatan pangan.
B. Program BEKERJA:
Terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga miskin sehingga angka kemiskinan di
Indonesia berkurang secara signifikan.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Kegiatan
Pendampingan UPSUS dapat mempercepat tercapainya swasembada pangan
khususnya padi, jagung, dan kedelai. Swasembada dapat dilakukan melalui penambahan luas
tanam baik di lahan sawah maupun di lahan kering, peningkatan produktivitas melalui
introduksi teknologi serta melalui Introduksi alsintan dan pendampingan penggunaannya
seperti traktor roda 4 dan roda 2, combine harvester, jarwo transplanter, eskavator, pompa
air dan sebagainya.
Pendampingan Balittanah pada program UPSUS diharapkan dapat mempercepat
capaian target dan mempertahankan swasembada padi, jagung, dan kedelai. Selain itu
manfaat lain dari kegiatan ini adalah memperkenalkan inovasi teknologi Kementerian
Pertanian kepada pengguna, memperluas jangkauan inovasi pertanian ke pengguna,
mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lokal, dan meningkatkan produktivitas dan nilai
4
tambah hasil pertanian. Sedangkan pendampingan Balittanah pada program BEKERJA
diharapkan bantuan berupa ayam atau itik atau kambing dan bibit komoditas hortikultura dan
perkebunan dapat tepat sasaran diterima oleh rumah tangga miskin. Pendampingan diberikan
dalam bentuk bimbingan teknis tentang budidaya ternak dan tanaman perkebunan, dan
pemantauan keadaan ternak agar hewan ternak yang diberikan dapat dikelola dengan baik.
5
II. METODOLOGI/PROSEDUR
2.1. Pendekatan (Kerangka Pemikiran)
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pemikiran bahwa saat ini sudah sangat
mendesak diluncurkan strategi khusus guna mempercepat tercapainya swasembada pangan
khususnya padi, jagung, dan kedelai. Upaya yang telah dilakukan beberapa tahun ke belakang
pada kenyataannya belum menjadikan negara kita yang dikenal sebagai salah satu negara
agraris dunia mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Arus impor pakan seperti
beras, jagung, kedelai, daging sapi, bawang merah, buah-buahan dan sebagainya terus
membanjir masuk ke Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut program UPSUS diluncurkan
untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan, khususnya padi, jagung, dan kedelai.
Sedangkan program BEKERJA diluncurkan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga
miskin sehingga angka kemiskinan di Indonesia berkurang secara signifikan.
Implementasi inovasi pertanian yang dihasilkan lembaga-lembaga penelitian saaat ini
didorong untuk dapa diimplementasikan di tingkat petani. Pendekatan konvensional yang
selama ini dilakukan yaitu melalui bimbingan teknis, penyuluhan, temu wicara, seminar,
workshop dan penyebaran brosur/leafleat meskipun cukup baik namun membutuhkan waktu
lama untuk meyakinkan pengguna untuk menerapkan teknologi tersebut.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Program UPSUS
Kegiatan akan meliputi pengawalan dan pendampingan program UPSUS secara
intensif di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Program BEKERJA
Kegiatan akan meliputi pengawalan dan pendampingan program BEKERJA secara
intensif di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
2.3. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Program UPSUS
Pendampingan UPSUS akan difokuskan di di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten
Sumedang, Provinsi Jawa Bara yang menjadi tanggung jawab Balai Penelitian Tanah.
Kegiatan meliputi pendampingan penambahan Luas Tambah Tanam, baik padi, jagung
maupun kedelai. Pendampingan dilakukan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan TNI di wilayah tersebut.
Berdasarkan data LTT tahun 2017 sudah dapat diprediksi LTT yang akan dapat dicapai
setiap bulannya di tahun 2018, hal ini dihubungkan dengan umur tanaman padi. Percepatan
tanam padi, jagung dan kedelai dilakukan dengan melakukan evaluasi data capaian LTT dan
dibandingkan dengan capaian pada waktu tertentu. Bila data LTT pada bulan berjalan lebih
rendah artinya capaian tidak sesuai dengan target. Bila hal ini terjadi, maka Dandim dan
jajaran Babinsanya serta Kepala Dinas serta jajarannya diundang untuk membahas strategi
percepatan capaian LTT. Hasil kesepakatan yang diperoleh selanjutnya diimplementasikan ke
seluruh daerah untuk diambil tindakan sebagaimana mestinya. Dengan metode tersebut
diharapkan capaian LTT dapat sesuai dengan yang diharapkan.
6
Program BEKERJA
Pendampingan UPSUS akan difokuskan di di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang menjadi tanggung jawab Balai Penelitian Tanah. Kegiatan
meliputi verifikasi rumah tangga miskin, pendampingan dan pengawalan bimbingan teknis
inovasi teknologi ternak (teknik perkandangan, teknik pemeliharaan, pakan, kesehatan dan
managemen kelembagaan) dan teknologi bibit tanaman sayuran atau tanaman tahunan
sebelum paket bantuan diterimakan kepada rumah tangga petani, serta pelaporan ayam atau
itik yang mati.
7
III. ANALISIS RISIKO
Tabel 1. Daftar risiko dalam pelaksanaan kegiatan
No Risiko Penyebab Dampak
1 Capaian Luas Tambah
Tanam (LTT) per periode
masa tanam tidak tercapai
Pergeseran musim penghujan
Keterbatasan tenaga kerja tersedia
Target produksi pajale
tidak tercapai
2 Pemda tidak mendukung 1. Program tidak tersosialisasi dengan
baik.
2. Tidak masuk dalam program
prioritas Pemda
Keberlanjutan
program tidak
terjamin setelah
kegiatan selesai
3 Kekurangan tenaga kerja
lapangan
1. Penduduk usia kerja banyak yang
menjadi TKI
2. Penduduk banyak yang bekerja
off-farm
Pelaksanaan berbagai
rencana kegiatan
tidak terlaksana
4 Pencairan anggaran
terlambat
1. Laporan keuangan dari lapangan
terlambat.
2. Laporan realisasi fisik dari lapang
terlambat
Pelaksanaan kegiatan
terlambat
5 Pengadaan sarana dan
prasarana terlambat
1. Spesifikasi sarana dan prasarana
tidak lengkap.
2. Pengusulan pengadaan terlambat
Gagal panen dan
menghilangkan
kepercayaan petani
Tabel 2. Daftar penanganan risiko
No Risiko Penyebab Penanganan
1 Capaian Luas Tambah Tanam
(LTT) per periode masa tanam
tidak tercapai
Pergeseran musim penghujan
Keterbatasan tenaga kerja
tersedia
Penyediaan dan pengadaan
alsintan dipercepat
2 Pemda tidak mendukung 1. Program tidak tersosialisasi
dengan baik.
2. Tidak masuk dalam program
prioritas Pemda
Pelibatan yang aktif aparat
PEMDA dalam berbagai
tahapan kegiatan dan
pelaksanaan field day
melibatkan Bupati
3 Kekurangan tenaga kerja
lapangan
1. Penduduk usia kerja banyak
yang jadi TKI
2. Penduduk banyak yang
bekerja off-farm
Introduksi alsintan dan
pemberdayaan kelompok tani
4 Pencairan anggaran terlambat 1. Laporan keuangan dari
lapangan terlambat.
2. Laporan realisasi fisik dari
lapang terlambat
Penempatan tenaga detasering
5 Pengadaan sarana dan
prasarana terlambat
1. Spesifikasi sarana dan
prasarana tidak lengkap.
2. Pengusulan pengadaan
terlambat
Mengecek kelengkapan
dokumen
8
IV. TENAGA DAN ORGANISASI
4.1. Tenaga dan Organisasi
No Nama, Gelar dan
NIP
Jabatan Kedudukan
dalam RKTM
Alokasi
Waktu (OB)
Struktural Fungsional
1 Dr. Husnain, MP., M.Sc. Kepala Balai Peneliti Madya Penanggung
Jawab
6
2 Dr. Etty Pratiwi Peneliti Muda Anggota 4
3 Dr. I Wayan Suastika Peneliti Muda Anggota 4
4 Ibrahim Adamy, M.Sc. Peneliti Muda Anggota 4
5 Dr. Adha F. Siregar Calon Peneliti Anggota 4
6 Dr. Setiari Marwanto Peneliti Madya Anggota 4
7 Ir. Joko Purnomo,
M.Si.
Peneliti Madya Anggota 4
8 Heri Wibowo, M.Si. Calon Peneliti Anggota 4
9 Dra. Rosmimik, M.Si. Jaslit Anggota 4
10 Yayan Supriana Jaslit Anggota 4
11 Pipih Jaslit Anggota 4
12 Ramlan, S.P. Pelaksana Diperta
Sumedang
- Anggota 2
13 Ir. Deltani P. Arti KaSubag
Prencanaan dan
Evaluasi Diperta
Indramayu
- Anggota 2
4.2. Jangka Waktu Kegiatan
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan X
Sosialisasi Program X X
Koordinasi Instansi
Pusat dan Daerah
X X X X X X X X X X X
Pelaporan UPSUS X X X X X X X X X X X X
Implementasi
program
X X X X X X X X X
Laporan Tengah
Tahun dan Akhir
X X
9
4.3 Pembiayaan
X Rp. 1.000,-
Jenis belanja Triwulan Biaya (Rp)
I II III IV
Belanja Bahan (5212110) 5,250 5,250 5,250 5,250 21.000
Honor Ouput Kegiatan
(521213)
4,625 4,625 4,625 4,625 18.500
Belanja Barang untuk
Persediaan Barang
Konsumsi (521811)
15,750 15,750 15,750 15,750 63.000
Belanja Perjalanan Biasa
(524111)
136,875 136,875 136,875 136,875 547.500
Jumlah 162,500 162,500 162,500 162,500 650.000