notulensi koordinasi gugus tugas forum...
TRANSCRIPT
1
NOTULENSI Rapat Koordinasi Gugus Tugas Forum PRB Dukungan Upaya Tanggap Darurat Merapi
Sekretariat Forum PRB DIY, Kantor Badan Kesbanglinmas Provinsi DIY, Telp. (0274) 554427 Selasa, 16 Nopember 2010 pukul 19.15 – 21.15 WIB, Peserta tercatat: 53 orang
Fasilitator (Koordinator Darurat Merapi – Forum PRB DIY): Juli E. Nugroho
Agenda:
1. Informasi dari Tim Advokasi Gugus Tugas (GT) / Klaster 2. Laporan Perkembangan Gugus Tugas (GT) / Klaster 3. Persoalan dan Penyelesaian 4. Informasi Penting
Juli: Selamat malam. Teman‐teman kita mulai rapat kita malam ini. Ini adalah pertemuan kesepuluh yang sudah kita lakukan. Teman‐teman ada yang tidak hadir karena merayakan Hari Raya Idul Adha pada hari ini. Untuk agenda kita malam ini sama dengan rapat sebelumnya. Bagian Informasi akan diisi oleh Pak Djoni. Saya lihat beberapa GT melakukan pertemuan hari ini dan nanti harap disampaikan perkembangannya.
Informasi Penting Djoni: Saya ingin sampaikan beberapa agenda advokasi FPRB. Saya akan sampaikan
satu briefing tentang kebutuhan dasar pengungsi dan menghitung biayanya.
Lalu, kita mencari siapa dan uangnya berapa. Kita akan melihat pemerintah, LSM, media massa dan lainnya punya uang berapa.
Terkait dengan situasi yang berjalan ini, kalau masyarakat mengungsi sampai 1 ‐2 bulan ke depan, berapa biaya yang harus ditanggung.
Briefing ini akan disampaikan lebih dari satu kali. Kami juga akan menyampaikan perkembangannya secara teratur.
Kami butuh info dari Teman‐teman berapa dana yang dialokasikan dalam tanggap darurat Merapi dan untuk sektor apa.
Pertama, kami ingin tanyakan populasi pengungsi itu berapa dan jumlah kebutuhan berapa. Kemudian, dilanjutkan dengan pertanyaan kita punya berapa dan disimpulkan dengan kesenjangannya (gap) apa.
Kita tidak dapat mengandalkan pada hitungan di kamp sehingga kami pakai angka‐angka proyeksi.
Radius 20 km harus mengungsi. Kita lihat desa‐desa mana yang masuk dalam wilayah itu. Kita dapat juga melihat data Pordes untuk melihat perkiraan populasi.
2
Catatan BNPB untuk pengungsi 400 sekian ribu. Sekarang, pengungsi sudah ada yang kembali ke rumahnya tapi masih banyak pengungsi di rumah‐rumah penduduk.
Rujukan kita pada Perka No. 7/2008. Itu adalah SPHERE versi Indonesia. Hitungan dalam Perka dikali jumlah pengungsi dikali lamanya mengungsi. Itu hanya untuk hitungan fisik, belum 30% untuk operasional dan kami sedikit nekat dengan menambah 15% untuk sisi gender. Angka 15% ini kami dapat dari hasil diskusi dengan ahli gender.
Kita perlu tahu kita punya uang berapa. Paparan:
Potensi Jumlah Pengungsi dalam Radius Bahaya Merapi
Sleman Magelang Boyolali Klaten Total Desa1 32 33 30 7 102 Laki-laki 106,079 41,379 6,535 39,290 193,285 Perempuan 110,762 42,133 6,872 40,971 200,738 Penduduk2 216,841 83,513 13,407 80,261 394,022
Kebutuhan Dana Berdasarkan Jumlah Pengungsi Terhitung
Sektor
Kebutuhan dana berdasarkan jumlah pengungsi terhitung (BNPB, per
tanggal 14 Nov 2010, 06:00) X Rp1,000,000,000
2 minggu 1 bulan 2 bulan 4 bulan
Hunian3 - - - - Pangan 14.1 30.2 60.4 120.8 Non-pangan 46.0 46.0 46.0 46.0 sandang 55.2 60.9 76.7 108.3 Air & Sanitasi 13.2 15.7 20.3 29.5 Kesehatan 7.5 7.5 11.8 20.5 TOTAL 135.9 160.2 215.1 325.0 Biaya operasional (30%) 40.8 48.1 64.5 97.5 Gender sensitive response (15%)4 20.4 24.0 32.3 48.8 GRANT TOTAL 197.1 232.3 312.0 471.3
Ini adalah angka proyeksi sebesar 127 milyar untuk 2 minggu. Untuk 4 bulan
sebesar 471,3 milyar jika semua kebutuhan dipenuhi.
3 Forum PRB akan menganalisa kebutuhan ini pada seri briefing berikut. 4 Gender sensitive response adalah tanggap bencana yang mempertimbangkan perbedaan kebutuhan antara laki‐laki dan perempuan.
3
Kita kemudian hitung pemerintah punya uang berapa, kita punya uang berapa.
Apakah dana APBN di pusat masih bisa direbut? Angka ini mengasumsikan tidak ada overlap. Kita mestinya ingin melihat tidak
ada aksi yang tumpang tindih. Malam ini kami harap dapat menyelesaikan gambaran angka‐angka ini. Itu kira‐kira briefing‐nya. Ini jadi satu alat monitoring untuk pembiayaan
selama tanggap darurat di DIY. Semua pihak perlu menyediakan data; uang yang dialokasikan untuk tanggap
darurat Merapi berapa dan untuk sektor apa. Banu Subagyo (UNDP): Ini salah satu tugas saya yang belum dapat berjalan efektif. Kita juga mestinya tahu apa yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak‐pihak
lain seperti PBB, LSM internasional dan LSM terkait dengan apa yang disampaikan Pak Djoni tadi.
Saya setiap hari melakukan rapat di Pusdalops dengan BNPB setiap jam 16.00 tetapi hasilnya tidak semua dapat dibagikan untuk kepentingan publik.
Jika Teman‐teman ke kabupaten, dapat melihat apa yang telah mereka lakukan per sektor atau GT.
Jika rancangan ini berjalan maka dapat menjadi alat monitoring kita. Jumlah pengungsi yang masuk masih lemah verifikasinya. Saya tidak tahu, akhir‐akhir ini BNPB mengaktifkan Polri hingga Polsek
bahkan Babinsa juga dilibatkan. Data spesifik itu ada di kabupaten. Sementara BNPB mengirim bantuan ke
kabupaten. Saya selalu membutuhkan data 3W terkini sehingga saat rapat saya dapat
menyampaikan di rapat. Kendal (Yayasan Hijau): Kami masih mengidentifikasi untuk data pendidikan apakah hanya untuk
sekolah inti atau bisa juga sekolah imbas?
Djoni: Perka itu sifarnya sangat dasar, ada kebutuhan‐kebutuhan yang belum
masuk. Saya pikir bisa memasukkan satu kolom lagi untuk tambahan jika diperlukan.
Ini juga bisa menjadi wilayah advolakasi kita untuk mengubah materi Perka ke depan.
Kendal (Yayasan Hijau): Jika ada anak yang terdampak dan orang tuanya tidak mampu untuk
membayar biaya SPP, apakah perlu dimasukkan angkanya karena saya pikir ini menjadi kebutuhan dasar.
Djoni: Konteks paper ini masih kemanusiaan belum masuk ke wilayah rehab rekon.
4
Juli: Saya pikir GT harus aktif dan memperjuangkan itu. Pendidikan dalam masa tanggap darurat harus dimasukkan. Informasi tentang dana ini sangat penting antara lain untuk menghindari duplikasi fiktif. Satu lagi informasi penting dari Tim Advokasi yang akan disampaikan oleh Mas Rinto. Rinto (IDEA): Sebelum saya memulai, saya ingin tahu, dalam tahapan bencana Merapi ini
kita dalam tahap apa? Kegiatan masih dalam tanggap darurat atau sudah dalam rehab rekon?
Saya bertanya karena ini penting untuk membuat strategi. Sebagian dari kita sudah membuat strategi tanggap darurat, sebagian ada
yang sudah mulai menggagas rehab rekon dan ada juga yang berencana membuat Post Disaster Need Assessment (PDNA) yang melibatkan Bappenas, BNPB, UNDP dan World Bank. Rencana pelaksanaan pada tanggal 22 – 27 Nopember 2010.
KERANGKA KONSEPTUAL PDNA
DaLAHRNA
PROSES DIPIMPIN OLEH PEMERINTAH
Ini adalah alat baru di Indonesia, proses dipimpin oleh pemerintah. DaLA: dikenalkan secara luas di dunia oleh World Bank. HRNA: dikenalkan
oleh PBB untuk melihat sisi‐sisi kemanusiaan. Perkawinan dua alat ini menjadi PDNA.
Contoh: rusaknya lahan pertanian pasca bencana membawa akibat hilangnya kesempatan menuai hasil panen masuk ke dalam DaLA tetapi persoalan terganggunya kelompok tani pasca bencana masuk ke dalam HRNA.
5
PDNA = DaLA + HRNA
Saya perlu mengajak Teman‐teman untuk melihat ini karena saya perlu
bantuan untuk melihat kerusakan dan perbaikan kondisi kehidupan pasca bencana.
PENDEKATAN SEKTOR DALAM PDNA
6
Rencana PDNA
• 18 – 22 NOV 2010 : SURVEY HRNA
• 22 NOV 2010 : WORKSHOP PDNA
• 23‐25 NOV 2010 : VERIFIKASI DATA PDNA
• 25‐27 : PENYUSUNAN DRAFT RENAKSI REHAB & REKON`
Titik krusial ada di 3 hari terakhir. Ini terkait dengan apa yang telah disampaikan oleh Pak Djoni. Pemerintah hidup dalam siklus penganggaran. Selanjutnya, kita perlu melihat reaksinya seperti apa.
PERTANYAAN
• BISAKAH DATA DIAMBIL KETIKA MASIH MASA EMERGENCY RESPONSES?
• BAGAIMANA KETERLIBATAN FORUM PRB?
• ADA KEBUTUHAN MENGEJAR APBN 2011, BAGAIMANA MENSIASATI?
Pertanyaannya: Bisakah kita mengambil data saat sebagian sedang dalam tanggap darurat?
Bagaimana pelibatan FPRB? Karena ada kebutuhan untuk mengejar APBN 2011 maka kita perlu
mensiasati hal ini. Mestinya memang tidak terpaku pada siklus anggaran. Kami khawatir ini akan menjadi proses yang prematur tapi mencegah mereka
sepertinya tidak mungkin. Reaksi yang sering muncul adalah hal ini dipandang sebagai tanggung jawab
pemerintah pusat saja. Kita jika melihat pengalaman saat gempa tahun 2006, Pemerintah Daerah
mendapat tugas menanggung biaya rusak berat dan kabupaten untuk rusak ringan tapi kemudian ini malah sulit untuk dilakukan.
7
AGENDA
• DISKUSI PDNA DI FPRB SEBELUM TANGGAL 22 NOV 2010 KAMIS, 18 NOV 2010
• PENYUSUNAN STRATEGI ADVOKASI UNTUK PDNA
• APA LAGI?
Juli: Poin ini penting dan sebaiknya tidak diremehkan. Hal ini mestinya tidak hanya menjadi tanggung jawab satu lembaga saja. Tanggapan? Lilik (Oxfam): Rencana ini bagus tapi apakah FPRB sudah merencakanan Renkon jika situasi
semakin buruk misalnya. Siapa saja yang terlibat? Bagaimana familiarisasi dengan alat dan sistem dll.
Rinto (IDEA): Agenda ini disusun tanpa tanya‐tanya ke kita sehingga yang perlu direspon
adalah bagaimana kita mensikapi rencana itu? Kita bisa mengatakan kita tidak siap untuk melakukan pada tanggal itu karena
situasi masih tanggap darurat hanya itu sulit karena BNPB sudah membuat tenggat waktu tanggal 15 untuk memasukkan anggaran dalam APBN 2011.
Untuk Renkon tentu tidak dihitung dalam hal ini. Mereka mengganggap kerusakan itu sudah berhenti sampai di sini.
Terkait alat, antara tanggal 18 ‐22 Nopember akan dilakukan survei di masyarakat.
BNPB meminta ada keterlibatan elemen masyarakat sipil dalam prosesnya. Ruang kita sempit untuk memanfaatkan momentum ini.
Juli: Ini sangat penting karena bisa saja ke depan kita akan ditanya; lembagamu punya sumber dana berapa untuk melakukan ini?
Banu (UNDP): Sore ini ada pertemuan untuk pembahasan Renkon kaitannya dengan lahar
dingin karena adanya informasi dari BMKG bahwa curah hujan masih tinggi. Kaitannya dengan PDNA dan HRNA memang cukup rumit. Ini juga mensyaratkan
kunjungan ke wilayah padahal wilayah ini masih dalam wilayah bahaya. Juli: Untuk pertemuan yang akan datang, kita akan meminta Mas Puji pada tanggal 18 Nopember untuk hadir dalam pertemuan karena kemungkinan beliau juga akan diterjunkan oleh UNDP untuk terlibat. Kita tidak punya jadwal pertemuan pada hari
8
Rabu dan pertemuan selanjutnya hari Jumat padahal beliau bisanya Kamis. Bagaimana sebaiknya? Lilik (Oxfam): Seberapa besar kepentingan kita untuk mendapat fasilitasi dari beliau?
Rinto (IDEA): Kita punya ruang untuk melihat sisi kemanusiaannya. Ini poin penting. Kalau FPRB DIY menyatakan bersedia maka forum yang akan melakukan
survei.
Juli: Kita punya kesempatan untuk melihat sisi kemanusiaan dalam proses ini. Kita sepakat ada pertemuan hari Kamis. Setidaknya GT terwakili atau lembaga yang akan melakukan rehab rekon juga terwakili. Saya tunggu kesepakatan waktunya. Djoni: Sebelum pertemuan, saya pikir Teman‐teman dapat melihat kira‐kira dampak
bencana ini ke depan seperti apa. Lalu, kita melihat zona‐zona yang dapat dikunjungi, misalnya ada 200 zona
tapi pendataan hanya sampai pada 100 zona sehingga ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Nah, kekurangan ini harus kita lihat.
Kita lihat juga sektor apa yang perlu menjadi prioritas. Tujuan rehab rekon mengacu pada UU No. 24/2007 adalah mengembalikan
kehidupan masyarakat seperti pada saat terjadinya bencana, misal apakah yang dibutuhkan pengungsi pasca bencana, apakah rumah, ini harus kita pikirkan.
Yohan (IOM): Saya pikir ini rencana pertemuan yang penting tapi saya usul tidak malam
tapi pagi karena malam Teman‐teman sudah lelah. Danang (Bappeda DIY): Informasi hari ini: Gubernur akan membuat PDNA bersama Pemkab. Nah, ini
perlu disinergikan dengan rencana yang disampaikan tadi . Meski kita pada masa tanggap darurat, kita perlu melihat persiapan untuk
rehab rekon, alat yang dipakai sama. Saya pikir data ada yang nantinya bisa dipergunakan bersama.
Rinto (IDEA): Sepakat untuk melakukan sinkronisasi.
9
Laporan Perkembangan Gugus Tugas (GT)
1. Gugus Tugas Kesehatan (Koordinator: Soepritjahjono) Soepritjahjono (PKBI): Pada pertemuan semalam kami sepakat untuk mengubah nama GT menjadi
Kesehatan dan Gizi. Ini terkait dengan usulan Mas Lilik untuk membuat kerja‐kerja GT ini menjadi preventif, tidak hanya kuratif.
Tim11. IKM UGM
12. Karinakas
13. LPK Seni Pengobatan
14. WHO
1. Handicap International
2. YEU
3. PKBI DIY
4. Mercy Corps
5. GER
6. Sheep
7. ACF
8. KU UGM angkatan 2007
9. UNICEF
10. World Vision
Ruang Lingkup Klaster
1. Koordinasi antar anggota.
2. Menjembatani relasi antara pemerintah(Dinkes) dengan kluster.
3. Menyusun data untuk keperluan anggotaklaster.
4. Mendorong kerjasama antar anggota
10
Pengobatan alternatif belum banyak dipikirkan padahal dapat membantu.
Kapasitas Lembaga
Slemanpemetaan
mobilisasi obat
Kelompokmahasiswa
DIY
Jateng
Pendampingan ibumenyusui
ACF
DIY jatengDokterLayanan kesehatanYEU
StadionKonselorPendampingan Ibumenyusui, makananbergizi untuk bayi
Mercy Corps
Gelanggang, YC, Stadion, Klaten
Dokter, relawan PPPertolongan PertamaGER
GOR, YC, Stadion, Klaten
fisioterapisDifable dang usia lanjutHI
Kalasan, muntilanDokter, paramedisLayanan kesehatanSheep
Stadion, GIOR, Masjidagung, YC
Dokter, Paramedis, konselor.Pendampingan ibu hamilPKBI DIY
WilayahKapasitasRuang LingkupLembaga
DIYPromkesIKM
Suport GovemnetWHO
DIY JatengGiziUnicef
DIY JatengGiziWV
WilayahKapasitasRuang LingkupLembaga
Saya sampaikan juga untuk wilayah kerja Muntilan, kami akan masuk ke
seluruh wilayah.
11
Komunike klaster kesehatan dan gizi:1. Gizi penyintas – pemenuhan gizi batita (0 – 2
tahun), ibu hamil, ibu menyusui, dan Lansia.2. Kampanye tidak ada susu formula bagi bayi (di
bawah 8 bulan).3. Terpenuhinya standar sanitasi di pengungsian.4. Jaminan kesehatan penyintas yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan.5. Pengobatan alternatif (capacity building dan
livelihood).
Kita bisa saling berbagi informasi.
Juli: Ada tanggapan atau pertanyaan? Saya berikan untuk 3 orang saja. Sulist (Aksara): Kemarin ada kesepakatan dari kami untuk pendirian GT Perlindungan Anak.
Sekber Perlindungan Anak sudah ada di Boyolali dan Magelang dan akan dibuat untuk DIY.
Kami perlu informasi tentang lembaga yang khusus menangani anak terkait dengan isu kesehatan.
12
Djoni: Monitoring risiko untuk wabah penyakit seperti apa? Antisipasi risiko ini perlu
dilakukan. Kita bisa belajar dari kasus kolera di kamp pengungsian di Haiti. Soepritjahjono (PKBI): Informasi itu dapat disampaikan melalui Dinkes. Pertemuan rutin dilakukan
setiap sore dan sifatnya terbuka. Pertemuan dipimpin oleh Kepala Dinas langsung.
Wabah penyakit, kembali lagi, memang sudah dibahas oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL). Mereka sudah melihat tikus di JEC dengan memasang perangkap‐perangkap tikus. Kami harap kami akan dapat informasinya.
2. Gugus Tugas Gender, Anak dan Difabilitas (Koordinator: SB Sulistyo) Sulist (Aksara): Meskipun ada materi yang dibagi tapi tidak akan saya sampaikan di sini
karena kami hanya akan menyampaikan perkembangannya saja. Beberapa informasi baru diterima sehingga belum dapat masuk dalam
pendataan. Kami punya beberapa pertanyaan: Bagaimana mekanisme untuk anak‐anak
terpisah? Bagaimana kaitannya dengan masalah kekerasan? Kami mendapat laporan tentang hal ini. Bisakah data dibuat per asal desa? Jika basisnya posko sulit untuk melacak asal usul anak.
Masukan lain adalah perlunya data pengungsi memasukkan anak yatim atau piatu atau yatim piatu.
Ada kasus pelecehan seksual yang sudah terjadi seperti menggoda anak perempuan, mengintip bahkan KDRT mulai ada.
Ke depan ada beberapa agenda karena belajar dari proses sebelumnya, kami pikir FPRB juga mendapat pelatihan ini karena ini penting.
Koordinasi dengan GWG dan JBY akan dilakukan terus karena masing‐masing punya agenda. Mereka perlu koordinasi untuk menyepakati beberapa hal. Saat ini GWG sedang membuat pemetaan respon situasi bencana.
Rekomendasi untuk Klaster Lain ‐ Mendorong pendataan berbasis asal desa atau dusun. ‐ Layanan kesehatan bagi orang tua / pengasuh karena berdampak bagi
anak.
‐ Data terpilah hendaknya juga memasukkan anak‐anak yatim/ piatu/ yatim‐piatu dan anak terpisah.
‐ Layanan tutor bagi anak‐anak yang tidak mau bersekolah di sekolah terdekat dengan pengungsian karena alasan psikologis.
‐ Mendorong kluster lain untuk melakukan analisa gender sebelum melakukan respon.
13
Juli: Baik. Setahu saya GT Gender, Anak dan difabilitas ini sudah pernah mengadakan koordinasi tapi hasilnya belum dibagikan. Sulist: Iya, itu dibuat khusus untuk Teman‐teman lembaga itu sendiri.
Danang (Bappeda DIY): Terkait dengan masalah yang telah disebut, bagaimana penanganannya?
Sulist: Beberapa masalah sudah tertangani dengan bantuan Polda dan Kapolsek.
Juli: Saya pikir penting mengkonsolidasikan para anggotanya agar tidak bekerja sendiri‐sendiri.
3. Gugus Tugas WASH (Koordinator: Arham Bahar) Hakim (ASB) Saya sampaikan laporan dari Gugus Tugas WASH:
Anggota Wash Cluster
1. PDAM Sleman2. BLH DIY3. Kimpraswil Sleman4. PU DIY5. Kadiv Cipta Karya DIY6. SNVT Air Minum DIY
7. UNICEF8. OXFAM9. Plan International10. ACF11. Care
12. IRD
13. BMP
14. PSB
15. World Vision
16. Kypa
17. Child Fund
1. Save The Children
2. IOM
3. GNI
4. ECB
5. GWG
6. GTZ/ IA ITB
7. ARKOM
8. UN OCHA
9. KOMPIP
10. AmCross11. PMI12. Planas PRB – Baru Daftar13. UN Habitat - Baru daftar14. ACTED –Baru di daftar15. Asosiasi Toilet Indonesia – Baru di daftar
14
Info penting 2 hari (14 – 16 Nov 2010)
Energi Merapi semakin berkurang, tapi erupsi masih terjadi Jumlah penyintas di Barak semakin berkurang, semakin banyak penyintas
balik ke rumah. Informasi barak tidak konsisten menyulitkan pelaksanaan program. Beberapa Fasilitas Wash rusak BNPB meminta agar warga yang kembali dlm ring awas untuk tidak
didukung Ancaman lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Fasilitas Wash belum memadai. 26 ribu penyintas di Magelang sdh kembali ke kampungnya Sudah ada info rencana pembayaran ganti rugi rumah korban merapi. Rencana demobilisasi penyintas di assess oleh TNI-Polri BNPB menginformasikan akan ada kompensasi bagi korban
Aktivitas 2 hari (14 – 16 Nov 2010)
Mendaftarkan anggota baru Kompilasi dan kumpulkan hasil data entry invention form Melakukan sinkronisasi intervention system, belum bisa
masuk kesistem, karena Micronya tdk bisa di enable Melakukan koordinasi dengan FPRB Kab. Magelang Menyusun data spasial WASH Konsultasi dengan OCHA tentang data spasial Menginformasikan data kuantitas dan data kualitas barak
dan penyintas Mengikuti kegiatan Health Promotion anggota Wash Cluster Mengecek hasil koleksi data lapangan dari form yang
diberikan kepada sekretariat, belum ada informasi.
15
Rencana 2 Hari (16 – 18 Nov 2010)
Mengumpulkan informasi Kapasitas PU dan PDAM Kab. Magelang, Kab. Boyolali dan Kab. Klaten
Kompilasi intervention form dari anggota Mencari kelengkapan informasi Camp ( Contact Person) Menyelenggarakan pertemuan reguler di tempat PU
DIY Harmonisasi aksi antara Wash member dgn PU DIY Membahas siapa melakukan apa dimana
Mengikuti kegiatan respon dr anggota Menyusun database spasial aktivitas Wash
Catatan tambahan oleh Lilik (Oxfam): Buruknya sanitasi dan lingkingan terutama di kamp. Masalah ini berkaitan
dengan perilaku pengungsi. Fasilitas untuk sanitasi dan air bersih masih kurang meski ada aktor dari
PDAM dan PMI, distribusi belum merata. Tantangan adalah adanya standar minimum tapi kenyataan masyarakat
masih memakai standar normal, misal untuk Perka No. 7/2008 masih menggunakan ukuran 15 liter per hari.
Pihak yang mengelola kamp juga belum dapat memfasilitasi kebutuhan ini. Minimnya fasilitas software, kebanyakan hardware. Ketersediaan sarana seperti ruangan, misal jika area yang digunakan adalah
sekolah maka penambahan atau pengaturannya terkait dengan perijinan. Hygiene promotion perlu sinergi dengan GT lain. Apakah ada sumber air alternatif karena info ini masih dipegang oleh PDAM
dan PU. Jika data dibagi maka akan lebih cepat respon kami untuk bidang ini. Danang (Bappeda DIY): Terkait dengan kebutuhan data. Saya usulkan FPRB DIY membuat surat untuk
mereka. Saya dapat membantu menyampaikan jika perlu. Djoni: Untuk pengungsi yang sudah pulang bagaimana? Apakah sisi
kemanusiaannya perlu disertakan untuk difasilitasi, misalnya saja untuk sumur yang sudah tercemar di area tempat tinggal mereka apakah layak menjadi sumber air minum.
16
Juli: Saya pikir untuk sinergi kita bisa melakukan itu seperti juga yang pernah disampaikan oleh Pak Bayudono. Jadi, kita bisa meminta bantuan jika ada kesulitan koordinasi dengan instansi pemerintah.
4. Gugus Tugas Pendidikan (Koordinator: Ignasius Kendal) Kendal (Yayasan Hijau): Saya sampaikan perkembangan GT Pendidikan sebagai berikut:
Latar Belakang Kluster Pendidikan :A. Meletakkan pada kepentingan anak.
B. Mengupayakan tetap terjaminnya layanan penyelenggaraan pendidikan :
1. untuk institusi pendidikan yang mengalami dampak, dan
2. institusi pendidikan yang mengalami imbas.
di kawasan bencana erupsi gunung Merapi.
C. KATA KUNCI : hak anak atas pendidikan dan rasa aman (PRINSIP : layanan)
Kami sudah melakukan perubahan zona.
PROGRESS RESOURCES
• RAPID ASSESSMENT
• SUPLEMEN :
A. SCHOOL TENT
B. SCHOOL KITS
C. TEACHER KITS
D. CLEAN UP KIT
E. WASH IN SCHOOLS SET
F. TRAINING (PSIKOSOSIAL/LEARNING/INDUKSI)
• CHAPTER
17
KegiatanB. Ring 10 Klaten & Boyolali, Ring 15 Magelang, Ring 20
Sleman:a. Dukungan aktivitas psikososial : 44 titik (update)b. Dukungan aktivitas KBM formal :
1. sekolah menginduk : 2 set di Sleman, MagelangKota, Klaten.2. sekolah sementara : 2 set di Sleman, 4 set diBoyolali, 5 set di Klaten)
C. Ring 25 :a. Gerakan pesan berantai (alat‐alat belajar).b. Gerakan “Ayo Sekolah Meneh” / “Ayo Sekolah Lagi” / “Back To School Campaign”.
D. Chapter Magelang – Kluster Pendidikan
KELUARAN (OUTPUT) KLUSTER :
• ADANYA FRAMEWORK KLUSTER (5W1H : RING 10 –RING 15 – RING 20 – RING 25)
• ADANYA AKTIVITAS PSIKOSOSIAL
• ADANYA AKTIVITAS SEKOLAH SEMENTARA
• ADANYA KEBIJAKAN LOKAL (SURAT HIMBAUAN “TIDAK BOLEH MENOLAK”,DLL / SOFT)
• ADANYA SARANA WASH (HEALTH PROMOTION / EDUKASI PHBS)
“ AYO SEKOLAH MENEH “
TETAP SEHATTETAP
SENYUUM
Ada Teman‐teman yang melakukan kerja individual untuk melihat dampak inti.
Kami juga melakukan stok untuk tenda agar jika terjadi perubahan zona kami tidak kesulitan.
18
Juli: Kita lanjutkan dengan Gugus Tugas Logistik dan Transportasi. Silakan..
5. Gugus Tugas Logistik dan Transportasi (Koordinator: Yohan Rahmat Santosa)
Yohan (IOM): Berikut saya sampaikan laporan dari GT Logistik dan Transportasi: Kami terima sekitar 10 – 11 lembaga yang sudah mengumpulkan data. Koordinasi masih sulit jadi dilakukan 1 jam sebelum rapat koordinasi.
Anggota Klaster Logistik & Transportasi
1. IOM2. ASB3. BSK4. JRS5. KARINA KAS6. AL IMDAAD FOUNDATION7. KYPA-PLAN8. BMP-OXFAM9. WFP 10. ISI YOGYAKARTA 11. MAPASADHA12. SATUNAMA13. PSB
1. GJB2. JTF3. TPM-NU DIY4. ECB Consortium5. YEU6. IDEA7. MDMC8. KYPA-CWS
Menjalin komunikasi sesama anggota Pertemuanreguler (2 hari sekali) Media informasi lainnya
Menyusun Database suplai dan distribusi logistiklembaga anggota
Mendorong kerjasama antar anggota dalammerespon kebutuhan logistik pengungsi
Identifikasi kebutuhan anggota terkait aktifitaspendistribusian logistik (rub hall, armada, tenaga, sistemmanagemen)
Ruang Lingkup AktivitasKlaster
19
Aktivitas& Progres
Menyiapkan informasi relevanbagi anggota Data daninformasi suplai & rencana distribusi logistik
(Food / Non-food item) Update 16 Nov 2010 Analisisgap informasi seputar logistik
Informasi titik lokasi posko pengungsi besertakebutuhan logistik
Isu – isu seputar managemen logistik
Isu – Isu Penting : Dukungan dan Kerjasama dengan Pemerintah
Support IOM ke BNPB rencananya berupa 3 Truk, 1 Rub Hall (sudah didirikan belumdioptimalkan)
Support WFP rencananya berupa dukungan sistemmanagemen logistik
Dukungan baru akan bisa dilakukan paling cepat minggu depan Sistempenghubung antara Logistik BNPB dan Forum PRB
KapasitasPemerintah Daerah (di luar BNPB) perlu dianalisa lebih lanjut – on progress
Dukungan dan Kerjasama dengan Forum PRB Dukungan IOM untuk membantu transportasi logistik dengan 2 truk kapasitas4 ton dan 1 mobil pick up kecil
(Semua permintaan harusdilakukan sehari sebelumnya untuk penjadwalan)
Dukungan 2 gudang dari WFP di dekat Stadion Maguwoharjo bagi semua anggota Forum PRB yang tidakmempunyai gudang penyimpanan
Penguatan peran SKPD dalamkluster logistik Forum PRB
Managemen Logistik belum memadai Proyeksi suplai logistik di posko maupun pemerintah-akan dibangun sistempengelolaan logistik klik di sini
Perubahan data setelah berubahnya zona bahaya terutama untuk Klaten, Boyolali, dan Magelang mempengaruhi manajemen penyebaran logistik juga
Data dan Informasi Lembaga yang telah memberikan informasi data logistik sejumlah 10 lembaga (IOM, ASB, KARINA KAS,
KYPA-PLAN, AL IMDAAD, KYPA-CWS, SATUNAMA, DAPUR PRANCAK ISI, JRS, MAPASADHA, BMP-OXFAM) detail klik sini
Kesulitan untuk membuat sisteminformasi dan data yang lengkap
Kelompok pengungsi berpindah-pindah Fleksibilitasrencana distribusi masing-masing anggota klaster logistik
Terima Kasih
Klaster Logistik dan Transportasi MerapiKoordinator: Yohan Rahmat Santosa/ Gogon(HP:08175488910 / Email: [email protected])
Pemesanan Armada *:- Siho (081328321119)- Pak Eko (08112507175)
* sehari sebelumnya
Pengelolaan logistik di GOR Among Rogo misalnya, kami terpaksa buru‐buru
melakukan ditribusi karena ingin menghindari wartawan yang menyoroti soal logistik yang masih banyak tertimbun.
Mekanisme masih harus diperbaiki. Kita akan sama‐sama membangun sistem ini dengan WFP dan semoga minggu depan sudah dapat dijalankan.
WFP mempunyai 2 gudang yang dapat digunakan, lalu ada gudang BNPB yang juga dapat digunakan.
Harapannya untuk ke depan pelayanan dapat lebih cepat dan tepat.
20
Manajemen logistik juga perlu diperbaiki dan kami butuh dukungan dari Teman‐teman.
Dinsos belum mengikuti pertemuan GT ini padahal kami perlu dukungan dari mereka.
Juli: Baik. Selanjutnya, ada tanggapan? Wawan (YP2SU): Informasi saja, hari ini kami melakukan penyaluran sapi kurban di Desa
Caturharjo sejumlah 2 ekor. Dati (Aksara): Tadi disampaikan tentang posko mandiri yang masih banyak jumlahnya.
Implikasinya adalah sejauhmana keamanan pangan mereka? Bagaimana teman‐teman merujuk pada hal itu?
Mobilitas pengungsi juga berkaitan dengan mobilitas logistik. Jika mereka kembali, artinya logistik pun harus tercukupi.
Yohan (IOM): Menjawab tentang posko mandiri saya sepakat bahwa ini perlu dipikirkan
karena logistik banyak masuk ke posko‐posko besar saja. Kami sedang mencari jalan keluar untuk melihat mobilitas pengungsi
kaitannya dengan kebutuhan logistik. Untuk pengungsi yang sudah kembali, ini juga dipikirkan. Untuk Muntilan misalnya, mereka sudah mulai rawan pangan.
Juli: Saya sampaikan bahwa untuk logistik, Magelang masih sangat memerlukan. Jika ada lembaga yang tidak masuk ke GT dapat juga memberikan informasi tentang distribusi logistik yang dilakukan. Djoni: Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan logistik di sini? Apakah ini
tentang barangnya atau sistemnya atau seperti Dinsos dengan kriteria barang non‐makanan dan makanan?
Yohan (IOM): Untuk logistik yang dimaksud di sini mencakup 2 kategori; barang dan sistem.
Juli: Juga distribusinya, jadi ada 3 kategori. Baik, kita lanjutkan. Selanjutnya, GT Shelter..
6. Gugus Tugas Shelter (Koordinator: Aziz) Aziz (PSB): Berikut ini saya bacakan laporan dari GT Shelter:
21
StandarStandar Minimum Shelter Minimum Shelter MerapiMerapi
Tingkat minimum yang harus dipenuhiStardar Tempat Hunian dan Penampunganterdapat :1.Perencanaan strategis2.Perencanaan fisik3.Ruang tinggal yang tertutup4.Rancang bangun5.Pembangunan6.Dampak Lingkungan
1. Perencanaan Strategis :
Memprioritaskan penampungan rumahtangga yang terkena dampak bencana
Memastikan faktor keamaan, kesehatankeselamatan dan kesejahteraan pendudukyang terkena dampak bencana.
StandarStandar PerencanaanPerencanaan FisikFisik
1. Menitik beratkan akses dan penggunaan yang amanterjamin terhadap tempat hunian ,
2. Pelayanan- dan sarana dasar serta untuk memastikanPrivasi yang semestinya.
22
StandarStandar RuangRuang TinggalTinggal yang yang TertutupTertutup
Mempunyai naungan tertutup yang mewadahiuntuk dijadikan tempat tinggal yang bermartabat. dapat mewadahi kegiatan dasar rumah tangga dankegiatan pendukung sarta mendukung matapencaharian
StandarStandar RancangRancang BangunanBangunan1. Tempat hunian dapat diterima oleh penduduk yang
terkena dampak bencana dan memberikankenyamanan suhu yang memadai, udara segar danperlindungan dari cuaca untuk memastikan martabatkesehatan, keamanan dan kesejahteraan penghuninya.
StandarStandar PembangunanPembangunan
1. Pendekatan pembangunan sesuai denganpraktek-praktek pendirian bangunansetempat yang aman dan meminimalkanpeluang-peluang penghidupan setempat
23
StandarStandar DampakDampak LingkunganLingkungan
1. Dampak negatif terhadap lingkunganditekan melalui pengaturan rumah tanggapengungsi yang terkena dampak bencana, pengadaan bahan dan penggunaan teknikpembangunan secara seksama.
IndikatorIndikator KunciKunci1. Petunjuk/ tanda untuk mengukur apakah
standar sudah tercapai atau belum.2. Merupakan petunjuk tentang cara untuk
mengukur dan mengkomunikasikandampak, atau hasil dari program sebagaimana proses, atau metodedigunakan.
3. Indikator mungkin dalam bentuk kualitatifmaupun kuantitatif.
IndikatorIndikator perencanaanperencanaan strategisstrategis
Rancangan dan Pelaksanaan Program 1. Rumah tangga yang terkena bencana yang bisa
pulang kembali ketempat asal mereka2. Rumah tangga yang terkena bencana yang tidak
dapat pulang kembali ketempat asal mereka.3. Ancaman dan potensi terhadap keamanan yang
dihadapi penduduk yang terkena dampak bencana4. Resiko resiko yang ditimbulkan dari bahaya alam5. Lokasi terbebas dari peralatan yang berpotensi
bahaya.6. Kepemilikan tanah atau hak guna bangunan atau
lokasi ditetapkan sebelum digunakan dan ijinpenggunaan dapat persetujuan seperlunya,
24
IndikatorIndikator perencanaanperencanaan fisikfisik1. Akses Perencanaan kawasan atau berdasar kelompok
keluarga, rukun tangga, atau kampung secarasemestinya
Mempunyai akses yang aman terhadap air bersih, pelayanan kesehatan dan sarana sosial lainnya.
Hunian massal mempunyai jalan yang mudah untukkeperluan akses dan evakuasi darurat
Resiko-resiko yang ditimbulkan vektor diminimalkan.
IndikatorIndikator KunciKunci RuangRuang tinggaltinggal yang yang tertutuptertutup
Sarana Tersedia tempat naungan awal yang beratap
dengan luas lantai 3,5 m2 perkepala. Memungkinkan pembatasan yang aman Kegiatan rumah tangga yang mendasar dapat
dilakukan di tempat hunian
IndikatorIndikator KunciKunci RancangRancang BangunBangun1. Bahan bahan yang digunakan sejauh mungkin
sudah dikenali masyarakat2. Jenis konstruksi dan bahan yang digunakan
dapat memberikan kenyamanan penghuninya
25
IndikatorIndikator KunciKunci PembangunanPembangunan
1. Bahan dan tenaga kerja yang didapatkan darisumber setempat tanpa menimbulkan dampaknegatif.
2. Spesifikasi bahan dan pembangunan mengurangiresiko bencana alam dimasa yang akan datang
3. Jenis dan bahan yang digunakan memungkinkanpemeliharaan dan perbaikan hunian dapatmenggunakan peralatan dan sumber daya yang ada
4. Proses pembangunan dilakukan secaratransparan, akuntabel.
IndikatorIndikator KunciKunci DampakDampak LingkunganLingkungan Penempatan penduduk yang terkena dampak
bencana baik sementara maupun permanenmempertimbangkan ketersediaan sumber dayadan sumberdaya alam
Sumber daya dan sumberdaya alam dikelolauntuk memenuhi kebutuhan pengungsi danmasyarakat tempatan saat ini.
Bahan bangunan dan proses pembangunandilakukan sedemikian rupa sehinga meminimalkanhabisnya sumber daya alam dalam jangka panjang.
KondisiKondisi saatsaat iniini
Belum ada komunikasi denganShelter di Klaten, Magelang, Boyolali
Belum data jumlah kerusakanhunian di wilayah dampak bencanadi wilayah di Klaten, Magelang, Boyolali
26
KoordinasiKoordinasi dengandengan PU (Pak PU (Pak GatotGatot) ) tanggaltanggal 15 15 Nov. 2010 jam 13.45 WIBNov. 2010 jam 13.45 WIB
HASIL SURVEY RENCANA LOKASI PEMBANGUNAN TEMPORARY SHELTER KORBAN ERUPSI MERAPI GUNUNG MERAPI
di 6 titik desa asal penyitas Ada 2348 KK rumah rusak Memanfaatkan tanah kas desa
Yang Yang akanakan dilakukandilakukan
Identifikasi dan perumusantentang :
• Barak• Shelter• Rumah
Informasi dari Teman‐teman tentang rumah yang rusak berat akan diganti 12
juta, sedang 10 juta dan ringan 1 juta. Penyintas sudah bertanya kapan akan cairnya.
TERIMA KASIHYogyakarta, 14 November 2010Aziz Jauhari 08170410065 email: [email protected]
27
Juli: Ada pertanyaan atau tanggapan? Kendal (Yayasan Hijau): Saya tidak tahu apakah ini bisa dimasukkan atau tidak dalam perhitungan
kerusakan. Ternyata rumah‐rumah tempat mengungsi ini multi‐fungsi karena ruangan bagus dan juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar.
Azis (PSB): Saya pikir ini akan menjadi masukan dalam diskusi GT.
Juli: Ada informasi lain? Untuk Gugus Tugas Livelihood tidak ada yang mewakili jadi laporannya dalam pertemuan berikutnya. Nana (IOM): Staf IOM 4 orang akan diperbantukan untuk Sekretariat Forum PRB DIY untuk
memperlancar koordinasi, manajemen informasi dan media. Efektif mulai minggu terakhir bulan November 2010.
Rencana akan diterbitkan Layang PRB untuk memuat kegiatan intercluster, update dari BNPB/pemerintah, human interest stories dari penyintas juga kegiatan Forum PRB Jateng dan DIY. Tim Media IOM akan memberikan dukungan penuh untuk penerbitan 2 minggu sekali. Sekali cetak minimal 1.000 eksemplar juga untuk dibagikan kepada anggota Forum PRB dan juga posko‐posko penyintas.
Tim Media mengundang rekan‐rekan anggota Forum PRB untuk berpartisipasi dalam acara radio Talkshow di Sonora 97,4 FM setiap hari jam 17.00‐18.00 WIB.
Tim Media juga akan bersinergi dengan Media Center BNPB di Pusdalops. Danang (Bappeda DIY): Untuk Emergency Market Mapping Analysis (EMMA) saya pikir tepat untuk
diterapkan sekarang. Apakah ada Teman‐teman yang mengangkat itu karena sektor livelihood untuk saat ini sangat enting. Komoditi apa yang dapat digunakan untuk menggerakkan penghidupan warga yang sudah luluk lantak.
Ardanti (PT Agro Giri Perkasa): Kami sudah bekerjasama dengan Fakultas Peternakan di UGM untuk masalah
ternak. Ada kebutuhan pakan untuk 17.000 sapi. Kami membantu untuk konsentrat karena sulit mendapat hijauan. Jika Teman‐teman mempunyai info untuk fasilitas hijauan dapat
memberitahukan kepada kami. Kami juga perlu informasi untuk tempat penggembalaan. Kami mencatat telah terjadi jual beli ternak murah, 1 juta mendapat 5 ekor
kambing.
28
Persoalan dan Penyelesaian Juli: Agenda terakhir terkait dengan masalah‐masalah yang belum terselesaikan. Jika ada, silakan.. Hendi (UGM): Pengingat untuk WASH: saya pikir perlu dibuat pengingat tentang sampah di
pengungsian selain kebutuhan sanitasi dan air. Kaitannya dengan ternak, pemerintah menjanjikan akan membeli semua
ternak tapi ternyata kalah cepat dengan tengkulak. Untuk shelter, saya pikir kita bisa berbagi informasi.
Kendal (Yayasan Hijau): Mulai hari ini kami mulai menemukan banyak irisan‐irisan antar GT. Saya pikir
ini bisa dikaitkan dengan loss and damage. Untuk clean up kit, kami hanya punya sedikit. Kaitannya dengan kesehatan, sudah punya stok untuk obat anak.
Informasi Penting Juli: Saya bacakan informasi dari BPPTK dan Pemprov DIY: BPPTK: Status ancaman erupsi Merapi masih ekstrem / aktif dengan
intensitas naik turun / dinamis. ‐ Volume material erupsi +/‐ 140 juta meter kubik. ‐ Kritis: ancaman “lahar hujan” arah ke selatan / Yogyakarta dan potensinya
bisa menyimpang dari aliran sungai. Pemprov DIY: Hunian Sementara (Huntara). ‐ Dialog dengan warga‐korban, Jumat sore jam belum ditentukan. ‐ Huntara tidak barak tapi “rumah keluarga” di atas tanah 100 meter persegi. ‐ Komplek‐komplek Huntara di Sultan Ground atau tanah‐tanah kas desa:
a. Umbul Harjo – Dusun Ploso Kerep – 3 ha. b. Glagah Harjo – Dusun Banjarsari – 7,5 ha. c. Argo Mulyo – Dusun Kuwang – 8 ha. d. Wukir Sari – Dusun Gondang – 8 ha. e. Kepuh Harjo – Dusun Pagerjurang – 10 ha.
‐ Posko Konsultasi PU untuk Huntara di Bumijo. ‐ Komplek Huntara akan dilengkapi dengan instalasi‐instalasi air bersih, listrik,
kesehatan dll. ‐ Semua GT FPRB akan segera dihubungkan dengan GT pemerintah. ‐ Kementrian PU sedang mengaktifkan monitoring mitigasi lahar dingin pada
244 Sabo Dam dan semua sungai yang berhulu di Merapi.
29
‐ Instalasi Early Warning System (EWS): Sungai Boyong, Sungai Gendol, Sungai Kuning.
Juli: Ada informasi lainnya yang perlu disampaikan? Ira (Child Fund): Saya dapat titipan pesan dari Mbak Tanti sebagai Koordinator untuk sektor
Magelang bahwa tadi sore ada pertemuan jam 15.00 WIB di kediaman Bupati Magelang.
Untuk GT WASH, akan ada pertemuan setiap hari Sabtu jam 07.00 WIB. Banu (UNDP): BNPB sudah menyepakati manajemen data dapat diserahkan pada Forum
PRB tapi kok ada komentar lelet padahal tidak ada batasan jumlah relawan untuk membantu.
Peta yang telah dibuat belum diisi padahal itu akan menjadi basis untuk program shelter. Sayangnya Mas Trias tidak hadir. Contoh saja untuk GT WASH bisa diklik masuk dimana saja dalam peta itu.
Saya harapkan dukungan dari Teman‐teman untuk hal ini. Juli: Baik. Ada informasi lagi? Banu (UNDP): Info dari YEU: ada fasilitas pijat untuk pengungsi.
Juli: Baik, jika tidak ada lagi saya tutup pertemuan hari ini. Terimakasih. Notulis: Camelia Tri Lestari