pengaruh pemupukan npk, kapur, dan kompos jerami...

12
277 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Kesuburan Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Padi Varietas Ciliwung yang Ditanam Pada Sawah Bukaan Baru 1 Sukristiyonubowo, 1 Tagus Vadari, dan 2 Kusumo Nugroho 1 Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114 2 Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114 Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian yang didanai oleh program SINTA dan Insentif Ristek T.A. 2009 sampai 2011 yang dilaksanakan di Panca Agung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan pada sawah bukaan baru yang berumur tiga tahun, yang dibuka pada tahun 2007. Perlakuan yang diuji sebanyak dua belas perlakuan yang diatur dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali. Hanya untuk perlakuan T7 dan T8, dimana pupuk N dan K diberikan 3 kali, yaitu 50% saat tanam, 25% saat tanaman padi berumur 21 HST (Hari Setelah Tanam) dan 25% sisanya saat tanaman padi berumur 35 HST. Sementara, untuk perlakuan lainnya pupuk N dan K diberikan 2 kali, yaitu 50% saat tanam dan 50% saat tanaman berumur 21 HST. Dolomit dan kompos jerami diberikan tujuh hari sebelum tanam dengan cara disebar merata dalam petak. Ukuran petak percobaan adalah 5 m x 5 m dengan jarak antar ulangan 1 m. Padi varietas Ciliwung digunakan sebagai tanaman indikator, yang ditanam dengan cara pindahan (transplanting system) dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan tiga bibit per lubang. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemupukan NPK, kapur dan kompos jerami terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil padi varietas Ciliwung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sawah bukaan baru baik yang berasal dari tanah kering dan basah mempunyai kesuburan tanah yang rendah. Pemupukan NPK, dolomit dan kompos jerami, terutama pada perlakuan T8 mampu meningkatkan N tanah, P dan K potensial yang diekstrak dengan HCl 25%, P tersedia dengan metode Bray I serta menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya dan tanah awal. Pemupukan NPK dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (T8) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (tinggi dan jumlah anakan) dan produksi biomasa (berat jerami dan gabah) padi varietas Ciliwung. Dibandingkan dengan cara petani, perlakuan T8 mampu meningkatkan hasil padi sebesar 73% atau setara dengan 1,62 t ha-1. Kata kunci: Sawah bukaan baru, dolomit, kompos jerami, pemupukan NPK PENDAHULUAN Beras merupakan bahan makan pokok dan penyedia lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga kedudukan beras menjadi sangat strategis baik ditinjau dari 25

Upload: duongphuc

Post on 12-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

277

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Kesuburan Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Padi Varietas Ciliwung yang Ditanam Pada Sawah Bukaan Baru

1Sukristiyonubowo, 1Tagus Vadari, dan 2Kusumo Nugroho 1Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor

16114 2Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Jl. Tentara

Pelajar No. 12, Bogor 16114

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian yang didanai oleh program SINTA dan

Insentif Ristek T.A. 2009 sampai 2011 yang dilaksanakan di Panca Agung, Kabupaten

Bulungan, Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan pada sawah bukaan baru yang

berumur tiga tahun, yang dibuka pada tahun 2007. Perlakuan yang diuji sebanyak dua

belas perlakuan yang diatur dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali.

Hanya untuk perlakuan T7 dan T8, dimana pupuk N dan K diberikan 3 kali, yaitu 50%

saat tanam, 25% saat tanaman padi berumur 21 HST (Hari Setelah Tanam) dan 25%

sisanya saat tanaman padi berumur 35 HST. Sementara, untuk perlakuan lainnya pupuk N

dan K diberikan 2 kali, yaitu 50% saat tanam dan 50% saat tanaman berumur 21 HST.

Dolomit dan kompos jerami diberikan tujuh hari sebelum tanam dengan cara disebar

merata dalam petak. Ukuran petak percobaan adalah 5 m x 5 m dengan jarak antar

ulangan 1 m. Padi varietas Ciliwung digunakan sebagai tanaman indikator, yang ditanam

dengan cara pindahan (transplanting system) dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan

tiga bibit per lubang. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemupukan NPK,

kapur dan kompos jerami terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil padi varietas

Ciliwung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sawah bukaan baru baik

yang berasal dari tanah kering dan basah mempunyai kesuburan tanah yang rendah.

Pemupukan NPK, dolomit dan kompos jerami, terutama pada perlakuan T8 mampu

meningkatkan N tanah, P dan K potensial yang diekstrak dengan HCl 25%, P tersedia

dengan metode Bray I serta menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) lebih baik

dibandingkan perlakuan lainnya dan tanah awal. Pemupukan NPK dosis rekomendasi

yang dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami dimana pupuk N dan K

diberikan tiga kali (T8) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (tinggi dan jumlah

anakan) dan produksi biomasa (berat jerami dan gabah) padi varietas Ciliwung.

Dibandingkan dengan cara petani, perlakuan T8 mampu meningkatkan hasil padi sebesar

73% atau setara dengan 1,62 t ha-1.

Kata kunci: Sawah bukaan baru, dolomit, kompos jerami, pemupukan NPK

PENDAHULUAN

Beras merupakan bahan makan pokok dan penyedia lapangan kerja bagi sebagian besar

penduduk Indonesia, sehingga kedudukan beras menjadi sangat strategis baik ditinjau dari

25

Page 2: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

278

aspek sosial, politik maupun ekonomi. Lebih dari 90% total beras dihasilkan melalui

sawah beririgasi dan sisanya dihasilkan dari sistem sawah non irigasi (BPS, 2006).

Penciutan lahan sawah irigasi di Pulau Jawa dan Bali akibat alih fungsi lahan, gejala

leveling off (pelandaian hasil) pada sawah beririgasi teknis, dan semakin meningkatnya

kompetisi penggunaan air untuk keperluan industrI, rumah tangga dan pengairan serta

meningkatnya kebutuhan akan beras telah mengganggu produksi padi dan kemandirian

beras nasional. Impor beras tahun 2010 dari Vietnam dan China sebanyak 400 ribu ton

menyadarkan kita bahwa pencetakan sawah bukaan baru harus dipandang sebagai

pencetakan lumbung lumbung beras baru untuk Indonesia di masa mendatang.

Sawah bukaan baru yang dicetak di luar Pulau Jawa berasal dari lahan kering dan

lahan basah. Tanah ini umumnya mempunyai kendala-kendala yang berhubungan dengan

aspek fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk yang tidak berimbang dan

bergantung pada pupuk mineral saja menyebabkan produksi padi masih belum optimal.

Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara pupuk buatan

dengan pupuk organik dan pemberian kapur akan meningkatkan efisiensi penggunaan

pupuk yang berlanjut pada perbaikan hasil padi.

Sawah bukaan baru yang berasal dari lahan kering yang digenangi mempunyai

sifat yang relatif sama dengan tanah asalnya. Dilaporkan bahwa penggenangan akan

menyebabkan perubahan sifat kimia tanahnya. Ponnamperuma (1978) menyimpulkan

bahwa penggenangan akan menurunkan Eh, meningkatkan pH serta meningkatnya

ketersediaan P dan Ca. Selanjutnya Tadano dan Yoshida (1978) mengamati hal yang sama

bahwa penggenangan pada tanah masam meningkatkan pH tanah, dan pada tanah alkali

akan menurunkan pH tanah.

Pencetakan sawah baru dari lahan kering di luar pulau Jawa umumnya didominasi

tanah jenis Oxisols, Ultisols, dan Inceptisols. Menurut Tan (1982) tanah tanah tersebut

terutama yang berwarna kemerahan sampai merah mempunyai kandungan oksida Fe dan

Al yang tinggi. Dalam suasana reduksi, oksida-oksida yang terlarut dapat meracuni

tanaman. Apabila kandungan Fe dalam tanah melebihi 200 ppm, maka tanaman akan

keracunan Fe (Puslittanak, 1993) atau apabila konsentrasi besi dalam tanaman lebih dari

300 ppm (Yusuf et al. 1990). Tanah sawah bukaan baru yang berasal dari lahan basah,

misalnya lahan pasang surut, lahan rawa lebak maupun aluvial umumnya tidak terjadi

pergerakan air vertikal ke arah solum, sehingga tidak terjadi horison penimbunan Fe

maupun Mn.

Produksi padi sawah bukaan baru yang berasal dari tanah kering masam tergolong

rendah karena yaitu (1) belum efektifnya pemanfaatan air berkaitan dengan belum

terbentuknya lapisan tapak bajak (plow pan), (2) rendahnya efisiensi pemupukan karena

tingginya kehilangan hara akibat pelindian dan pencucian, (3) terjadinya perubahan fisiko

kimia maupun biologi yang meningkatkan kelarutan beberapa unsur hara mikro yang

Page 3: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur,dan Kompos Jerami

279

meracuni tanaman dan (4) keracunan besi merupakan penyebab utama gagal panen

(Anonymous, 2005). Dilaporkan bahwa penambahan amelioran yang mengandung Ca,

Mg dan unsur mikro disamping penambahan pupuk NPK dan bahan organik dapat

meningkatkan produktivitas sawah bukaan baru (Sukristiyonubowo et al. 2012;

Sukristiyonubowo et al. 2011a and b; Sukristiyonubowo and Tuherkih, 2009; Widowati

dan Rochayati, 2008; Yan et al. 2007; Fageri and Baligar, 2001).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk

NPK, kompos jerami dan dolomit terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil padi

varietas Ciliwung pada sawah bukaan baru.

BAHAN DAN METODE

Data yang digunakan berasal dari hasil penelitian T.A. 2009 sampai 2011 di sawah

bukaan baru yang dibuka tahun 2007 di Panca Agung, Kabupaten Bulungan. Dua belas

perlakuan dicobakan yang mencakup dosis petani, dosis introduksi dan waktu pemberian

pupuk yang dikombinasi dengan dolomit dan kompos jerami, yang diatur dalam

rancangan percobaan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang tiga kali. Dosis

pemupukan NPK introduksi adalah dosis rekomendasi yang ditetapkan berdasarkan PUTS

(Perangkat Uji Tanah Sawah). Dosis rekomendasi NPK yang digunakan berasal dari

pupuk tunggal urea, SP-36, dan KCl masing-masing sebesar 250 kg urea, 100 kg SP-36

dan 100 kg KCl ha-1

. Dosis dolomit dan kompos jerami masing masing 2 t ha-1

.

Sementara, untuk dosis petani adalah 100 kg urea dan 100 kg SP-36 ha-1

. Perlakuan

selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Ukuran petak yang digunakan adalah 5 m x 5 m

dengan jarak antar ulangan 1 m. Padi varietas Ciliwung digunakan sebagai tanaman

indikator yang ditanam dengan cara pindahan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan

3 bibit per lubang. Bibit padi dipindahkan saat berumur 21 hari setelah sebar

dipersemaian.

Pada perlakuan T7 dan T8, pupuk urea dan KCl diberikan tiga kali pemberian.

Pemberian pertama sebanyak 50%, yaitu pada saat tanam bersamaan dengan pupuk SP36

yang diberikan semuanya saat tanam. Pemberian pupuk N dan K kedua sebanyak 25%

diberikan saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST), dan pemberian ketiga

sebanyak 25% diberikan saat tanaman berumur 35 HST. Sementara, untuk perlakuan yang

lain, pupuk urea dan KCl diberikan dua kali pemberian, yaitu 50% saat tanam dan 50%

sisanya saat tanaman padi berumur 21 HST. Kompos jerami dan dolomit masing-masing

sebanyak 2 t ha-1

diberikan saat pengolahan tanah kedua selesai, yaitu setelah pemetakan

selesai dikerjakan yaitu satu minggu sebelum tanam dengan cara disebar merata pada

petak.

Page 4: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

280

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisa sidik ragam dan untuk

mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range

Test masing masing pada tingkat kepercayaan 95%.

Tabel 1. Perlakuan pada penelitian pengaruh pemupukan NPK, kompos jerami dan

dolomit terhadap sifat kimia dan hasil padi sawah bukaan baru

Kode Perlakuan Urea SP-36 KCl Dolomit Kompos

Jerami

----------- kg ha-1 ------------

T0 Dosis petani (kontrol) 100 100 - - -

T1 Dosis petani + BO + Dolomit 100 100 - 2000 2000

T2 NPK dosis rekomendasi 250 100 100 - -

T3 NPK dosis rekomendasi + BO 250 100 100 - 2000

T4 ¾ NPK dosis rekomendasi + Bo 187,5 75 75 - 2000

T5 ½ NPK dosis rekomendasi + BO 125 50 50 - 2000

T6 1¼ NPK dosis rekomendasi + BO 312,5 125 125 - 2000

T7 NPK dosis rekomendasi (N dan K

diberikan 3 kali)

250 100 100 - 2000

T8 NPK dosis rekomendasi + BO +

Dolomit (N dan K diberikan 3x)

250 100 100 2000 2000

T9 NPK dosis rekomendasi + BO +

Dolomit

250 100 100 2000 2000

T10 NPK dosis rekomendasi + 1 ½ BO 250 100 100 - 2000

T11 NPK dosis rekomendasi + ½ BO 250 100 100 - 2000

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesuburan tanah alami sawah bukaan baru (Inherent Soil Fertility)

Pada umumnya, sawah bukaan baru yang berasal dari lahan kering dikelola untuk padi

gogo dan palawija, hutan tidak produktif dan lahan tidur (sleeping land), tetapi sejak

diubah ke sawah bukaan baru pada tahun 2007 karena ada upaya masyarakat untuk

mengalirkan air dari hutan di daerah atas dengan pipa, ditampung dan dialirkan ke lahan,

maka sawah bukaan baru berjalan.

Secara alami kesuburan kimia dan fisika sawah bukaan baru baik yang berasal dari

lahan kering (dryland) maupun lahan basah (wetland) di Panca Agung dan Tanjung Buka

Page 5: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur,dan Kompos Jerami

281

SP-2 disajikan pada Tabel 2. Tekstur tanah bervarias dari lempung liat berdebu (silty clay

loam) sampai liat (clay), dan digolongkan kedalam tektur sedang dan halus. Mempunyai

pH masam yang bervariasi dari 4,62 dan 4,70. Kapasitas tukat kation (KTK) tergolong

rendah bervariasi antara 5,81and 9,51 cmol+ kg

-1 diduga karena adanya keseragaman

mineral liat (uniformity in clay mineralogy) dan rendahnya bahan organik tanah. Tingkat

kandungan carbon (soil organic carbon) dan N total termasuk sangat rendah, yang

beragam masing masing dari 0,71-1,29% C dan dari 0,03-0,05% N. Ada dugaan bahwa

dimasa lampau, semua jerami dari padi gogo dan sisa tanaman diangkut keluar lapang

untuk pakan ternak dan dibakar. Menurut Clark et al. (1998) mengamati tanah dengan

kandungan bahan organik tinggi ditemui pada tanah yang diperlakukan dengan pupuk

kandang dan tanaman penutup tanah

Kandungan P total bervariasi dari 31 sampai 58 mg P2O5 kg-1

dan termasuk sangat

rendah. Lebih lanjut, kandungan P tersedia juga tergolong rendah, bervariasi dari 1,09

sampai 2,69 mg P2O5 kg-1

sehingga dapat diduga bahwa pemberian 100 kg SP36 ha-1

musim-1

dapat meningkatkan P tersedia. Kandungan K potensial yang diekstrak dengan

HCl 25% tergolong rendah, bervariasi 55 sampai 138 mg K2O kg-1

. Ini juga diduga bahwa

aplikasi 100 kg KCl ha-1

musim-1

akan meningkatkan K dalam tanah. Clark et al. (1998)

dan Rasmussen dan Parton (1994) melaporkan hasil yang sama.

Hal yang sama juga diamati pada sawah bukaan baru yang berasal dari lahan basah

(Tabel 2). Tanah bersifat sangat masam dengan pH 3,78 sampai 4,50. Kapasitas tukar

kation tergolong tinggi dengan nilai antara 23-25 cmol+ kg

-1. Kandungan karbon organik

(SOC) dan N total rendah, masing masing bervariasi antara 1,96%-2,10% C dan 0,20-

0,60% N. Kandungan P total atau P potensial yang diekstraksi dengan HCl 25% adalah

sangat rendah, bervariasi antara 58 sampai 79 mg P2O5 kg-1

. Kandungan P tersedia juga

termasuk rendah, antara 11,61 sampai 19,61 mg P2O5 kg-1

, diharapkan aplikasi dari 100 kg

SP36 ha-1

.musim-1

meningkatkan P tersedia dan menaikkan fungsi tanah yang pada

akhirnya terhadap hasil padi . Kandungan K Total atau potensial termasuk rendah yang

bervariasi dari 129 sampai 176 mg K2O kg-1

, mengindikasikan bahwa pemberian 100 kg

KCl ha-1

musim -1

juga akan meningkatkan kandungan K total maupun tersedia. Clark et

al. (1998), Rasmussen dan Parton (1994) melaporkan hasil yang sama.

Kandungan Ca dapat ditukar (1,36-5,49 cmol+ kg

-1), K (0.11-0.19 cmol

+ kg

-1) dan

Mg dapat ditukar (1,73-2,61 cmol+ kg

-1) tergolong rendah sampai sedang. Dilihat dari

perbandingan antara calcium, magnesium, dan potassium, data juga mengindikasikan

perbandingan yang tidak seimbang. Pada kondisi normal ratio berkisar antara 60-65%

calcium, 10-15% magnesium, dan 5-7% potassium. Dengan demikian, secara umum

kondisi kesuburan tanah alami sawah bukaan baru baik yang berasal dari lahan kering

maupun lahan sawah adalah rendah, dengan pH asam sampai sangat asam, kandungan

bahan organik, N, P, dan K rendah. Oleh karena itu pemberian pupuk N, P, dan K (dosis

Page 6: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

282

rekomendasi) yang dikombinasikan dengan pemberian dolomit dan kompos perlu untuk

memperbaiki kesuburan alami dan hasil padi.

Tabel 2. Sifat kimia sawah bukaan baru yang berasal dari lahan basah di Desa Tanjung

Buka SP-2 yang dibuka tahun 2007 (contoh tanah diambil Juni 2011) dan

yang berasal dari lahan kering Desa Panca Agung (contoh tanah diambil Juni

2009), Kabupaten Bulungan.

Parameter Unit Tanjung Buka SP-2 Panca Agung

Nilai Kriteria Nilai Kriteria

pH 3,78 – 4.50 Sangat

Masam

4,62 – 4,70 Sangat

Masam

Bahan Organik

C-organik % 1.96 – 2.10 Rendah 0.71 – 1.29 Sangat

Rendah

N Total % 0,20 – 0.60 Rendah 0.03 – 0.05 Sangat

Rendah

C/N ratio 9.80 Rendah 20 - 26

P ekstrak HCl 25% ppm 58 -79 Sangat

Rendah

31 -58 Sangat

Rendah

K ekstrak HCl 25% ppm 129 - 176 Rendah 55 - 138 Rendah

P Bray I ppm 11,61-19.61 Sangat

Rendah

1.09 – 2.69 Sangat

Rendah

CEC cmol(+) kg-1 23 - 25 Tinggi 5.81 – 9.53 Rendah

K cmol(+) kg-1 0.11 – 0.19 Sangat

Rendah

0.05 – 0.11 Sangat

Rendah

Ca cmol(+) kg-1 1.36 - 5,49 Rendah 1.04 – 1.83 Sangat

Rendah

Mg cmol(+) kg-1 1,73 – 2.61 Rendah-

sedang

0.21 – 0.27 Rendah

Fe ppm 251 - 270 Tinggi 170 - 210 Tinggi

Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Tanah

Pengaruh pemupukan NPK, dolomit dan kompos jerami terhadap sifat tanah

disajikan pada Tabel 3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, pemupukan NPK, dolomit dan

kompos jerami menaikkan N organik, P tersedia, P dan K potensial serta menurunkan

kandungan Fe dan Mn jika dibandingkan dengan tanah awal dan cara petani (kontrol).

Pada perlakuan T7 dan T8 peningkatkan N organik tanah, P dan K potensial yang

diekstrak dengan HCl 25%, P tersedia yang diekstrak dengan Bray I serta menurunkan

kadar besi dan Mn lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, sehingga hara N, P, dan K

yang dibutuhkan tanaman lebih banyak tersedia bagi tanaman padi (Tabel 3).

Page 7: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur,dan Kompos Jerami

283

Tabel 3. Pengaruh pemupukan, kapur dan kompos jerami terhadap sifat kimia tanah

sawah bukaan baru di lokasi Panca Agung, Kabupaten Bulungan

Perlakuan Sifat tanah

N Total

(%)

P HCl

25%

(ppm

P205)

K HCl

25%

(ppm

K20)

P Bray I

(ppmP205)

Fe

(ppm)

Mn

(ppm)

Tanah Awal 0,05 58 31 1,09 210 50

T0: Dosis petani (Kontrol) 0,10 162 37 4,91 185 16,09

T1: Dosis petani + pupuk

Organik + dolomit

0,12 171 29 7,40 183 17,46

T2: NPK dosis rekomendasi 0,10 172 28 7,06 190 19,58

T3: NPK dosis rekomendasi +

Pupuk organik

0,10 141 29 6,42 193 17,41

T4: ¾ NPK dosis rekomendasi +

Pupuk organik

0,11 161 31 6,32 181 16,45

T5: ½ NPK dosis rekomendasi +

Pupuk organik

0,12 127 33 4,91 189 19,51

T6: 1¼ NPK dosis rekomendasi

+ Pupuk organik

0,09 145 32 5,66 189 19,32

T7: NPK dosis rekomendasi (N

dan K diberikan 3X)

0,14 149 39 9,63 157 16,80

T8: NPK dosis rekomendasi +

Pupuk Organik + dolomit

(N dan K diberikan 3 kali)

0,16 195 38 10,62 167 13,52

T9: ½ NPK dosis rekomendasi +

pupuk organik + dolomit

O,14 154 31 9,25 171 18,31

T10:½ NPK dosis

rekomendasi+1½ Pupuk

Organik

0,14 185 38 9,37 197 17,49

T11:½ NPK dosis rekomendasi +

½ Pupuk Organik

0,13 143 31 7,18 188 7,20

Perbaikan sifat tanah khususnya pada perlakuan T7 dan T8, terutama

meningkatnya kandungan N dan P tersedia ini diduga kuat karena adanya pengaruh

langsung dari penambahan dolomit, kompos jerami dan pupuk NPK (dimana pupuk N dan

K diberikan tiga kali pemberian). Pemberian ini akan secara langsung memperbaiki pH

tanah, kandungan bahan organik dan P tersedia, disamping pengaruhnya terhadap

penurunan Fe dan Mn. Menurunnya kandungan besi dari 170-185 ppm menjadi 157-167

ppm dan kandungan Mn dari 50 ppm menjadi 16,80 dan 13, 52 ppm disamping karena

pengaruh langsung dari penambahan dolomit, diduga juga karena pengaruh penggenangan

(De Datta, 1981). Selanjutnya dilaporkan bahwa penggenangan akan meningkatkan pH

Page 8: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

284

dan P tersedia, kadar N, K dan Ca, dapat ditukar dan kadar Mn (Hartatik, 1997;

Ponnamperuma, 1978; Sulaeman et al. 1997).

Pengaruh pemupukan NPK, penambahan dolomit dan kompos jerami terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Padi

Pengaruh pemupukan NPK, dolomit, dan kompos jerami terhadap tinggi tanaman

dan jumlah anakan padi umur 60 HST dan saat panen disajikan pada Tabel 4. Pada saat

tanaman padi berumur 60 hari setelah tanam (HST) semua perlakuan yang dicoba

(pemupukan NPK dosis rekomendasi dan kombinasinya dengan dolomit dan kompos

jerami) cenderung menunjukkan tinggi tanaman padi yang lebih baik dibandingkan dosis

petani. Pada umur 60 HST tanaman padi varietas Ciliwung pada perlakuan T10 (NPK

dosis rekomendasi +1½ kompos jerami) menunjukkan tinggi tanaman yang tertinggi, yaitu

85,60 ± 28,4 cm, walaupun tidak menunjukkan beda yang nyata dengan perlakuan T7 dan

T8. Namun demikian pada saat panen, perlakuan T8 menunjukkan tinggi tanaman yang

tertinggi, yaitu 96,97± 5,5 cm (Tabel 4). Hasil ini memperkuat dugaan awal bahwa

disamping karena perbaikan sifat tanah akibat pemberian dolomit, kompos jerami, dan

penggenangan juga disebabkan karena unsur hara N dan K yang diberikan tiga kali

pemberian lebih banyak tersedia ketika dibutuhkan oleh tanaman padi.

Kejadian yang sama terjadi pada jumlah anakan tanaman padi, baik pada umur 60

HST dan saat panen. Pada perlakuan T8 (pupuk NPK dosis rekomendasi yang

dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami dimana pupuk N dan K diberikan 3

kali) menunjukkan jumlah anakan padi yang terbanyak dan berbeda nyata dibandingkan

kontrol. Ini membuktikan bahwa pemupukan N dan K yang diberikan 3 kali lebih baik

dibandingkan dosis petani dan pupuk N dan K yang diberikan 2 kali. Artinya bahwa

jumlah hara N dan K yang tersedia dan dibutuhkan tanaman padi lebih baik, sehingga

tanaman dapat menggunakan secara optimal untuk pertumbuhannya. Jumlah anakan padi

varietas Ciliwung pada umur 60 HST dan saat panen masing-masing sebanyak 21,20 ± 6,0

dan 13,80 ± 1,6.

Selanjutnya, pengaruh pemupukan NPK dosis rekomendasi dan kombinasi dengan

dolomit dan kompos jerami terhadap produksi biomas padi varietas Ciliwung lokasi Panca

Agung disajikan pada Tabel 5. Pada umumnya, pemupukan NPK dosis rekomendasi yang

dikombinasikan dengan 2 t ha-1

dolomit dan 2 t ha-1

kompos jerami meningkatkan

produksi biomas padi jika dibandingkan perlakuan dosis petani. Lebih lanjut, perlakuan

T8 (dimana pupuk N dan K diberikan 3 kali, yaitu 50% saat tanam, 25% umur 21 HST

dan 25% umur 35 HST) memberikan produksi jerami segar dan berat gabah saat panen

dan berat gabag kering giling yang tertinggi, masing masing sebesar 11,26 ± 1,2 ; 4,48 ±

0,2 dan 3,85 ± 0,2 t ha-1

. Apabila dibandingkan dengan kontrol atau dosis petani,

perlakuan T8 meningkatkan produksi gabah kering giling sebesar 1,62 t ha-1

atau

meningkat sebesar 73% (Tabel 6).

Page 9: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur,dan Kompos Jerami

285

Tabel 4. Pengaruh pemupukan, kapur, dan kompos jerami terhadap tinggi dan jumlah

anakan padi varietas Ciliwung umur 60 HST dan saat panen sawah bukaan

baru di lokasi Panca Agung, Kabupaten Bulungan

Perlakuan

Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan

60 HST Panen 60 HST Panen

T0: Dosis petani (Kontrol) 50,53±7,3 b 81,93±7,4 cd 14,93±2,5 bc 10,43±1,4 c

T1: Dosis petani + kompos jerami +

dolomit

46,53±25,8 b 79,90±9,0 d 13,37±2,9 c 10,73±1,6 bc

T2: NPK dosis rekomendasi 56,67±9,0 b 93,37±3,1 a 16,83±2,0 bc 12,17±1,4 abc

T3: NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

62,23±2,8 ab 90,57±1,1 abc 15,50±1,0 bc 12,73±0,5 abc

T4: ¾ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

59,73±2,8 b 89,47± 3,6 abc 16,73±0,8 bc 11,90±1,1 abc

T5: ½ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

57,93±6,3 b 89,67±7,2 abc 16,47±1,3 bc 12,20±1,7 abc

T6: 1¼ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

64,50 ±5,9 ab 89,93±3,5 abc 18,50±0,7 ab 12,30±0,4 abc

T7: NPK dosis rekomendasi (N dan

K diberikan 3X)

62,53±3,5 ab 92,10±3,5 ab 17,87±2,3 ab 13,10±1,1 ab

T8: NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami + dolomit (N

dan K diberikan 3 kali)

62,27±0,7 ab 96,97± 5,5 a 21,20±6,0 a 13,80±1,6 a

T9: ½ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami + dolomit

57,77±5,5 b 89,30±8,2 abc 15,57±1,2 bc 12,60±1,1 abc

T10: ½ NPK dosis rekomendasi+1½

kompos jerami

85,60±28,4 a 91,57±0,9 ab 16,00±1,8 bc 11,57 ±0,4 abc

T11: ½ NPK dosis rekomendasi + ½

kompos jerami

55,57±9,3 b 83,83±7,6 bcd 14,50±0,7 bc 10,40±0,5 c

CV (%) 20,90 5,40 12,70 10,1

Tabel 5. Pengaruh pemupukan N P K, kapur dan kompos jerami terhadap produksi

biomas padi varietas Ciliwung yang ditanam di sawah bukaan baru di Panca

Agung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur

Perlakuan Berat jerami

segar (t ha-1)

Berat gabah saat

panen (t ha-1)

Berat gabah

kering (t ha-1)

T0: Dosis petani (kontrol) 6,90 ± 2,0 c 2,58 ± 0,6 f 2,23 ± 0.5 e

T1: Dosis petani + kompos jerami +

dolomit

8,38 ± 1,5 bc 3,12 ± 0,3 def 2,70 ± 0,3 cde

T2: NPK dosis rekomendasi 9,86 ± 0,9 ab 3,94 ± 0,1 abc 3,06 ± 0,6 abcd

T3: NPK dosis rekomendasi + kompos

jerami

9,36 ± 0,5 abc 3,84 ± 0,4 abcd 3,32 ± 0,3 abc

T4: ¾ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

8,48 ± 0,2 abc 3,50 ± 0,4 bcde 3,04 ±0,3 bcd

T5: ½ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

9,54 ± 2,1 abc 4,04 ± 0,8 abc 3,48 ± 0,7 abc

Page 10: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

286

Perlakuan Berat jerami

segar (t ha-1)

Berat gabah saat

panen (t ha-1)

Berat gabah

kering (t ha-1)

T6: 1¼ NPK dosis rekomendasi +

kompos jerami

8,74 ± 3,3 abc 3,80 ± 0,4 abcd 3,41 ± 0,5 abc

T7: NPK dosis rekomendasi (N dan K

diberikan 3X)

9,68 ± 2,9 ab 4,18 ± 0,3 ab 3,60 ± 0,2 ab

T8: NPK dosis rekomendasi + kompos

jerami + dolomit (N dan K diberikan

3 kali)

11,26 ± 1,2 a 4,48 ± 0,2 a 3,85 ±0,2 a

T9: NPK dosis rekomendasi + kompos

jerami + dolomit

7,82 ± 1,6 bc 3,14 ± 0,7 23 a 3,60 ± 0,6 ab

T10: NPK dosis rekomendasi + 1½

kompos jerami

8,90 ± 2,4 abc 3,30 ± 0,5 cdef 2,80 ± 0,5bcde

T11: NPK dosis rekomendasi + ½

kompos jerami

7,42 ± 0,9 bc 2,78 ± 0,8 ef 2,50 ± 0,7 de

CV (%) 15,60 11,60 13,9

Tabel 6. Prosentase kenaikan hasil padi varietas Ciliwung terhadap kontrol yang

ditanam pada sawah bukaan baru di Panca Agung, Kabupaten Bulungan

Perlakuan

Prosentase kenaikan hasil

terhadap kontrol (%)

t ha-1 %

T0: Dosis petani (kontrol)

T1: Dosis petani + Kompos Jerami + dolomit 0,47 21

T2: NPK dosis rekomendasi 0,83 37

T3: NPK dosis rekomendasi + Kompos Jerami 1,09 49

T4: ¾ NPK dosis rekomendasi + Kompos Jerami 0,81 36

T5: ½ NPK dosis rekomendasi +Kompos Jerami 1,25 56

T6: 1¼ NPK dosis rekomendasi + Kompos Jerami 1,18 53

T7: NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3 kali) 1,37 61

T8: NPK dosis rekomendasi + Kompos Jerami + dolomit (N

dan K diberikan 3x)

1,62 73

T9: NPK dosis rekomendasi + Kompos Jerami + dolomit 1,37 61

T10: NPK dosis rekomendasi + 1½ Kompos Jerami 0,57 26

T11: NPK dosis rekomendasi + ½ Kompos Jerami 0,27 12

KESIMPULAN

1. Kesuburan alami tanah sawah bukaan baru yang berasal dari lahan kering (dryland)

maupun basah (wetland) tergolong rendah dan dapat diperbaiki dengan penambahan

pupuk mineral yang dikombinasikan dengan dolomit dan kompos

2. Pemupukan NPK dengan dosis rekomendasi yaitu 250 kg urea, 100 kg SP36 dan 100

kg KCl ha-1

dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25% umur 21

HST dan 25% sisanya umur 35 HST) yang dikombinasikan dengan pemberian dolomit

2 t ha-1

dan kompos jerami sebanyak 2 t ha-1

meningkatkan kandungan N total, P dan

K total yang diekstraksi dengan HCl 25% dan P tersedia yang diukur dengan Metode

Bray I, serta menurunkan kadar Fe dan Mo.

Page 11: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur,dan Kompos Jerami

287

3. Pemupukan NPK dengan dosis rekomendasi yaitu 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100

kg KCl ha-1

dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25% umur 21

HST dan 25% sisanya umur 35 HST) yang dikombinasikan dengan pemberian dolomit

2 t ha-1

dan kompos jerami sebanyak 2 t ha-1

secara nyata meningkatkan pertumbuhan

padi, produksi jerami, dan gabah padi sawah bukaan baru Panca Agung-Kabupaten

Bulungan. Besarnya hasil gabah kering giling varietas Ciliwung yang dicapai adalah

3,85 ± 0,2 t ha-1

, meningkat 1,62 t ha-1

atau setara dengan 73% jika dibandingkan cara

petani

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didanai Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui

program SINTA, INSENTIVE dan Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan,

Kementerian Pertanian. Terima kasih untuk Sdr: Anda Suhanda, Suwandi, dan Rahmat

Hidayat atas kerjasamanya dan waktunya di lapang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2005. Teknologi sawah bukaan baru areal irigasi Batang Hari.

http://www.bbp2tp.litbang.deptan.go.id. 22 Januari 2009

BPS.2006. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta

Clark, M.S., W.R. Horwath, C. Shennan, and K.M. Scow. 1998. Changes in soil chemical

properties resulting from organic and low-input farming practices. Agronomy

Journal. 90: 662-671

De Datta, S.K. 1981. Principles and practices of rice production. IRRI, Los Banos,

Philippines. 618 p.

Fageri, N.K. and C.V. Balligar. 2001. Improving nutrient use efficiency of annual crops in

Brazilian acid soils for sustainable crop production. Communication Soil Science

Plan Analysis. 32 (7 and 8): 1301 - 1319

Hartatik, W., Widowati, L. Retno, dan Sulaeman. 1997. Pengaruh potensial redoks

terhadap ketersediaan hara pada tanaman padi sawah. Prosiding Pertemuan

Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Hal: 19-33

Ponnamperuma, F.M. 1978. Electrochemical changes in submerged soil and the growth of

rice. IRRI. Los Banos, Philippines.

Puslittanak (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat). 1993. Survey dan Penelitian Tanah

Merowi I, Kalimantan Barat. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Rasmussen, P.E. and W.J. Parton. 1994. Long-term effects of residue management in

wheat-fallow: I. Inputs, yields, and soil organic matter. Soil Science Society of

America Journal. 58: 523-530

Sukristiyonubowo and E. Tuherkih. 2009. Rice production in terraced paddy field

systems. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(3): 139-147

Page 12: Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/25... · Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara

Sukristiyonubowo et al.

288

Sukristiyonubowo, Ibrahim A.S., Tagus V., Agus S. 2011a. Management of inherent soil

fertility of newly opened wetland rice fields for sustainable rice farming in

Indonesia. Journal of Plant Breeding and Crop Science 3 (8): 146-153

Sukristiyonubowo, Fadhli Y., and Agus S. 2011b. Plot scale nitrogen balance of newly

opened wetland rice at Bulungan District. Journal of Agriculture Science and Soil

Science 1 (7): 234-241

Sukristiyonubowo, S. Ritung, and K. Nugroho. 2012. Nitrogen and pottasium balances of

newly opened wetland rice field. Journal of Agriculture Science and Soil Science .

2(5): 207-216

Sulaeman, Eviati, dan Sri Adiningsih, J. 1997. Pengaruh Eh dan pH terhadap sifat erapan

fosfat, kelarutan besi, dan hara lain pada tanah Hapludox Lampung. Prosiding

Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian tanah dan Agroklimat.

Hal: 1- 18. Cisarua, Bogor 4-6 Maret 1997.

Tadano, T. and S. Yoshida. 1978. Chemical changes in submerged soils and their on rice

growth. The International Rice Research Institute.

Tan, K.H. 1982. Principle of soils chemistry. The University of Georgia. College of

Agriculture, Athens, Georgia.

Widowati, L.N. dan S. Rochayati. 2008. Pengelolaan hara untuk meningkatkan

produktivitas lahan sawah bukaan baru di Harapan Masa, Tapin, Kalimantan

Selatan. Makalah disajikan pada Seminar Nasional BBSDLP, 25-27 November

2008. 13 hal.

Yusuf, A., D. Syamsudin, G. Satari, dan S. Djakasutmi. 1990. Pengaruh pH dan Eh

terhadap kelarutan Fe, Al dan Mn pada lahan sawah bukaan baru jenis Oxisol

Sitiung. Prosiding Pengelolaan Sawah Bukaan Baru Menunjang Swasembada

Pangan dan Program Transmigrasi: Prospek dan Masalah. hal. 237-269

Yan, D., D. Wang, and L. Yang. 2007. Long term effect chemical fertiliser, straw, and

manure on labile organic matter in a paddy soil. Biol. Fertil. Soil Journal. 44:93-

101