struma kelompok 2.docx

18
ASUHAN KPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA STRUMA Disusun Oleh : KELAS 318 FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Upload: abidah-bie

Post on 22-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUMA kelompok 2.docx

ASUHAN KPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA STRUMA

Disusun Oleh :

KELAS 318

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: STRUMA kelompok 2.docx

Abidah Ismawati (1110711057)

Auliya Risha (1110711048)

Friska Merlic (1110711032)

Ifa Nanda Faradina (1110711106)

Vertikordia Suherlan (1110711118)

Page 3: STRUMA kelompok 2.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas limpahan rahmat dan

hidayahnya yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang

berjudul “STRUMA”. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan makalah ini baik yang terlibat secara langsung maupun yang tidak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan

yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca

sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Depok, Maret 2013

Tim Penulis

Page 4: STRUMA kelompok 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keseimbangan hormon penting untuk menjaga fungsi tubuh tetap normal. Jika terganggu,

akan terjadi masalah kesehatan, termasuk penyakit struma. Fungsi kelenjar gondok yang

membesar dan metabolisme tubuh yang meningkat (hipermetabolisme) juga terkadang

disertai kelelahan, jari-jari gemetar atau tremor dan mata menonjol. Terjadinya goiter atau

penyakit gondok memang terkait kelainan yang menyerang kelenjar tiroid yang letaknya di

depan leher di bawah jakun. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid yang fungsinya

mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh seseorang. Jika kelenjar kurang aktif

memproduksi hormon, terjadilah defisiensi hormon. Begitu juga jika terlalu aktif, hormon

yang dihasilkan akan berlebihan. Dua kondisi ketidaknormalan ini memicu perbesaran

kelenjar yang hasil akhirnya antara lain penyakit gondok (struma endemik). Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia,

dan tersebar hampir di seluruh provinsi. Survei Pemetaan GAKY tahun 1997/1998

menemukan 354 kecamatan di Indonesia merupakan daerah endemik berat. Kekurangan

iodium ini tidak hanya memicu pembesaran kelenjar gondok, bisa juga timbul kelainan lain

seperti kretinisme (kerdil), bisu, tuli, gangguan mental, dan gangguan neuromotor. Untuk itu,

penting menerapkan pola makan sadar iodium sejak dini.

Page 5: STRUMA kelompok 2.docx
Page 6: STRUMA kelompok 2.docx
Page 7: STRUMA kelompok 2.docx
Page 8: STRUMA kelompok 2.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manifestasi Klinis Struma

1. Berdebar-debar/meningkatnya denyut nadi

Berdebar-debar dan terasa berat pada bagian jantung akibat kerja perangsangan jantung,

sehingga curah jantung dan tekanan darah sistolik akan meningkat. Bila akhirnya

penyakit ini menghebat, bias timbul fibrilasi atrial dan akhirnya gagal jantung kongestif.

Tekanan nadi hampir selalu dijumpai meningkat (pulsus celer) Pulsus celer biasanya

terdapat pada peyakit 3A, 3B dan IN (anemia gravis, arterioveneus shunt, aorta

insufficiency, botali persisten, beri-beri, basedow dan nervositas. Pembuluh darah di

perifer akan mengalami dilatasi. Laju filtrasi glomerulus, aliran plasma ginjal, serta

traspor tubulus akan meningkat di ginjal, sedangkan di hati pemecahan hormone steroid

dan obat akan dipercepat.

2. Keringat

Metabolisme energi tubuh akan meningkat sehingga meningkatkan metabolisme panas,

proteolisis, lipolisis, dan penggunaan oksigen oleh tubuh. Metabolisme basal hampir

mendekati dua kalinya menyebabkan pasien tidak tahan terhadap hawa panas lalu akan

mudah berkeringat.

3. Konstipasi

Karena pada penderita kurang asupan nutrisi dan cairan, yang mengakibat kurangnya atau

tidak adanya nutrisi dan cairan yang bisa diserap oleh usus. Maka dari itu system

eliminasi pada penderita struma terganggung.

4. Gemetar

Kadang-kadang pasien menggerakkan tangannya tanpa tujuan tertentu, timbul tremor

halus pada tangan

5. Gelisah

Peningkatan eksitabilitas neuromuscular akan menimbulkan hiperrefleksia saraf tepi oleh

karena hiperaktifitas dari saraf dan pembuluh darah akibat aktifitas T3 dan T4. Gangguan

sirkulasi ceberal juga terjadi oleh karena hipervaskularisasi ke otak, menyebabkan pasien

lebih mudah terangsang. Nervous, gelisah depresi dan mencemaskan hal-hal yang sepele.

Page 9: STRUMA kelompok 2.docx

6. Berat badan menurun

Lipolisis (proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak tubuh) menyebabkan

berat badan menurun, asam lemak bebas dihasilkan menuju aliran darah dan bersirkulasi

ke tubuh. Lipolisis juga menyebabkan hiperlipidasidemia dan meningkatnya enzim

proteolitik sehingga menyebabkan proteolisis yang berlebihan dengan peningkatan

pembentukan dan ekresi urea.

7. Mata membesar

Gejala mata terdapat pada tirotoksikosis primer, pada tirotoksikosis yang sekunder, gejala

mata tidak selalu ada dan kalaupun ada tidak seberapa jelas. Pada hipertiroidisme

imunogenik (morbus Graves) eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi akibat retensi cairan

abnormal di belakang bola mata; penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata yang

berlebihan, dan peningkatan fotofobia. Penyebabnya terletak pada reaksi imun terhadap

antigen retrobulbar yang tampaknya sama dengan reseptor TSH. Akibatnya, terjadi

inflamasi retrobulbar dengan pembengkakan bola mata, infiltrasi limfosit, akumulasi

asam mukopolisakarida, dan peningkatan jaringan ikat retrobulbar.

8. Nyeri pada tenggorokan ( Karena area trakea tertekan )

9. Kesulitan bernapas dan menelan ( Karena area trakea tertekan )

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma

mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada

gangguan pemenuhan oksigen.

10. Suara serak

Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat

penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.

B. Komplikasi

1. Suara menjadi serak/parau

Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat

penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.

2. Perubahan bentuk leher

Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat

simetris atau tidak.

Page 10: STRUMA kelompok 2.docx

3. Disfagia

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma

mendorong eshopagus sehingga terjadi disfagia yang akan berdampak pada gangguan

pemenuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit.

4. Sulit bernapas

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma

mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada

gangguan pemenuhan oksigen.

5. Penyakit jantung hipertiroid

Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh

hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi

sampai dengan fibrilasi atrium jika menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50

tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah jantung.

6. Oftalmopati Graves

Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata

yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup pasien

sehinggakan aktivitas rutin pasien terganggu.

7. Dermopati Graves

Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian

bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans. Kulit

sangat menebal dan tidak dapat dicubit.

C. Pemeriksaan Diagnostik

1. Palpasi, teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal. Jika di

auskultasi terdengar bunyi seperti pluit.

Page 11: STRUMA kelompok 2.docx

2. Termografi

Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada

suatu tempat. Alatnya adalah Dynamic Tele-Thermography. Hasilnya disebut n panas

apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila <0,9°C.  Pada

penelitian Alves didapatkan bahwa yang ganas semua  hasilnya panas. Dibandingkan

dengan cara pemeriksaan yang lain ternyata termografi ini adalah paling sensitif dan

spesifik.

3. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3 (triyodotironin)

dalam batas normal.

Nilai normal :

T4 serum : 4.9 – 12.0 µg/dL

Tiroksin bebas: 0.5 – 2.8 µg/dL

T3 serum : 115 - 190 µg/dL

TSH serum : 0.5 – 4 µg/dL

FT1 serum : 6.4 - 10 %

4. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi)

Dapat menentukan apakah lesi tersebut kistik ataukah padat. Kebanyakan karsinoma

adalah padat, kebanyakan lesi yang kistik atau campuran adalah jinak. Teknik

ultasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid, baik yang teraba pada

palpasi maupun yang tidak, merupakan nodul tunggal atau multiple padat atau kistik.

Pemeriksaan ultasonografi ini terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan

keganasan tapi hanya dapat mendeteksi nodul yang berpenampang lebih dari setengah

centimeter.

Kelainan- kelainan yang dapat didiagnosis secar USG ialah:

a. Kista; kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoik sonolusen, dindingnya tipis.

b. Adenoma/ nodul padat; iso atau hiperekoik, kadang-kadang disertai hal yaitu suatu

lingkaran hipoekoik disekelilingnya.

c. Kemungkinan karsinoma; nodul padat, biasanya tanpa halo.

d. Tiroditis; hipoekoik, difus, meliputi seluruh kelenjar.

USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk:

Page 12: STRUMA kelompok 2.docx

a. Dapat menentukan jumlah nodul.

b. Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik.

c. Dapat mengukur volume dari nodul tiroid.

d. Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap

iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.

e. Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan, pemeriksaan

USG sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.

f. Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi

terarah.

g. Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.

5. Pemeriksaan sidik tiroid.

Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang

utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Na peroral

dan setelah 24 jam secara foto grafik ditentukan konsentrasi yadium radioaktif yang

ditangkap oleh tiroid.

Dari hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu :

1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan

sekitarnya.Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.

2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan

ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.

3. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi

nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan

apakah nodul itu ganas atau jinak.

6. Dilakukan foto thorak posterior anterior.

Page 13: STRUMA kelompok 2.docx

Memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal, untuk evaluasi

kondisi jalan nafas.

7. Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig.

8. Biopsy dan Sitologi Tiroid

Biopsy ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsy

aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel

ganas. Kerugian pemeriksaan dengan cara ini adalah dapat memberikan hasil negative

palsu karena lokasi biopsy kurang tepat, teknik biopsy kurang benar, pembuatan preparat

yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi aleh ahli sitologi.

A. Jarum yang diletakan ke spuid dan ditahan dalam penahan dimasukan ke

dalam pembengkakan tiroid yang akan menjalani biopsy.

B. Pengisap ditarik pada tangkai spuid.

C. Dengan mempertahankan pengisapan, jarum digerakkan maju mundur

pada pembengkakan dalam berbagai arah.

Page 14: STRUMA kelompok 2.docx

D. Pengisap dilepaskan dari spuid.

E. Jarum dan spuid lalu ditarik dari pembengkakan tiroid.

Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan biopsy aspirasi jarum halus ( fine needle

aspioration biopsy, FNA ). Cara pemeriksaan ini cukup akurat untuk mendiagnosis

karsinoma tiroid, tiroiditis, atau limfoma. Biopsy aspirasi tidak mempunyai batasan dalam

hal ukuran tumor, asalkan lesi ini dapat dipalpasi. Saat dilakukan penusukan tidak perlu

dilakukan anastesi lokal.

A. Jarum diambil dari spuid.

B. Udara ditarik ke dalam spuid.

C. Jarum dan spuid disambung lagi.

D. Penghisap spuid didorong lembut ke bawah, yang mengeluarkan sel ke

atas gelas objek mikroskop