standar pelayanan medik stroke dan meningitis

14
STANDAR PELAYANAN MEDIK STROKE 1. Nama penyakit/diagnosis : Stroke 2. Kriteria diagnosis : a. Anamnesa Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas/ istirahat, kesadaran baik/ terganggu, nyeri kepala/ tidak, muntah/ tidak, riwayat hipertensi (faktor risiko strok lainnya), lamanya (onset), serangan pertama/ulang. b. Pemeriksaan fisik Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/ normotensi. c. Stroke Hemorraghic Penurunan kesadaran Nyeri kepala Tekanan darah tinggi Muntah d. Stroke Iskemik Tidak terdapat penurunan kesadaran Tidak ada nyeri kepala Tidak muntah Tekanan Darah bisa sedang atau tidak tinggi 3. Diagnosis banding Ensefalopati toksik atau metabolik

Upload: abdul-charis-konoras

Post on 25-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Spm

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

STANDAR PELAYANAN MEDIK

STROKE

1. Nama penyakit/diagnosis : Stroke

2. Kriteria diagnosis :

a. Anamnesa

Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas/ istirahat, kesadaran

baik/ terganggu, nyeri kepala/ tidak, muntah/ tidak, riwayat hipertensi (faktor risiko

strok lainnya), lamanya (onset), serangan pertama/ulang.

b. Pemeriksaan fisik

Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/ normotensi.

c. Stroke Hemorraghic

Penurunan kesadaran

Nyeri kepala

Tekanan darah tinggi

Muntah

d. Stroke Iskemik

Tidak terdapat penurunan kesadaran

Tidak ada nyeri kepala

Tidak muntah

Tekanan Darah bisa sedang atau tidak tinggi

3. Diagnosis banding

Ensefalopati toksik atau metabolik

Kelainan non neurologist / fungsional (contoh : kelainan jiwa)

Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd’s

Migren hemiplegik.

Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, tumor otak, AVM).

Infeksi ensefalitis, abses otak.

Trauma kepala.

Ensefalopati hipertensi

Sklerosis multiple

Page 2: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

4. Pemeriksaan Penunjang

Tergantung gejala dan tanda, usia, kondisi pre dan paska stroke, resiko pemeriksaan,

biaya, kenyamanan pemeriksaan penunjang.

Tujuan : Membantu menentukan diagnosa, diagnosa banding, faktor risiko, komplikasi,

prognosa dan pengobatan.

Laboratorium

Dilakukan pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL), Gula Darah Sewaktu (GDS),

Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin dan Asam Urat), Fungsi Hati (SGOT dan SGPT),

Protein darah (Albumin, Globulin), Hemostasis, Profil Lipid (Kolesterol, Trigliserida,

HDL, LDL), Homosistein, Analisa Gas Darah dan Elektrolit. Jika perlu pemeriksaan

cairan serebrospinal.

Radiologis

• Pemeriksaan Rontgen dada untuk melihat ada tidaknya infeksi maupun kelainan jantung

• Brain CT-Scan tanpa kontras (Golden Standard)

• MRI kepala

5. Konsultasi : Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Ginjal/ Hipertensi,

Endokrin), Kardiologi bila ada kelainan organ terkait. Dokter Spesialis Bedah Saraf

untuk kasus hemorhagis yang perlu dioperasi (aneurisma, SVM, evakuasi hematom) Gizi

Rehabilitasi medik (setelah dilakukan prosedur Neurorestorasi dalam 3 bulan pertama

pasca onset)

6. Perawatan Rumah sakit : Rawat inap

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Umum

1. Umum :

Ditujukan terhadap fungsi vital: paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan

cairan, gizi, higiene.

2. Khusus

Pencegahan dan pengobatan komplikasi

Rehabilitasi

Pencegahan stroke : tindakan promotif, primer dan sekunder

Penatalaksanaan Khusus

Page 3: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

1. Stroke iskemik / infark :

Anti Agregasi platelet : Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol, cilostazol

Trombolitik : rt-PA (harus memenuhi kriteria inklusi)

Antikoagulan : heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli) (Guidelines

stroke 2004)

Neuroprotektan

2. Perdarahan subarakhnoid :

Antivasospasme : Nimodipin

Neuroprotektan

3. Perdarahan intraserebral :

Konservatif:

Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal hemostasis)

Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan : Nimodipine

Neuroprotektan

Operatif : Dilakukan pada kasus yang indikatif/memungkinkan:

Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm pada fossa posterior.

Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut dan ancaman

herniasi otak

Perdarahan serebellum

Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum

GCS > 7

Terapi Komplikasi

Antiedema : larutan Manitol 20%

Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan : atas indikasi

Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.

8. Penyulit : -

9. Lama perawatan :

Stroke perdarahan : rata-rata 3-4 minggu (tergantung keadaan umum penderita)

Stroke iskemik : 2 minggu bila tidak ada penyulit / penyakit lain

10. Masa perawatan : -

11. Output : -

Page 4: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

12. Inform Consent : tidak perlu

13. PA : tidak perlu

14. Autopsi : tidak perlu

Page 5: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

MENINGITIS TUBERKULOSA

1. Nama penyakit/diagnosis : Meningits Tuberkulosa2. Kriteria diagnosis :

a. AnamnesaDidahului oleh gejala prodromal berupa nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah, demam subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan penurunan kesadaran, onset subakut, riwayat penderita TB atau adanya fokus infeksi sangat mendukung.

b. Pemeriksaan fisik - Tanda-tanda rangsangan meninggal berupa kaku kuduk dan tanda lasegue dan

kernig. - Kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai.

3. Diagnosis banding - Meningoensefalitis karena virus - Meningitis bakterial yang pengobatannya tidak sempurna - Meningitis oleh karena infeksi jamur/parasit (Cryptococcus neoformans atau

Toxoplasma gondii), Sarkoid meningitis. - Tekanan selaput yang difus oleh sel ganas, termasuk karsinoma, limfoma,

leukemia, glioma, melanoma, dan meduloblastoma.4. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda tanda peninggian tekanan intrakranial), pemeriksaan darah rutin kimia, elektrolit.

- Pemeriksaan sputum BTA (+) - Pemeriksan Radiologik : Foto polos paru, CT-Scan kepala atau MRI dibuat

sebelum dilakukan pungsi lumbi bila dijumpai peninggian tekanan intrakranial. - Pemeriksaan penunjang lain: IgG anti TB (Untuk mendapatkan antigen bakteri

diperiks counter- immunoelectrophoresis, radioimmunoassay atau teknik ELISA) dan PCR

- Pada Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial) Pelikel (+) / Cobweb Appearance (+) Pleiositosis 50-500/mm3, dominan set mononuklear, protein meningkat 100-200 mg%, glukosa menurun < 50% - 60% dari GDS, kadar laktat, kadar asam amino, bakteriologis Ziehl Nielsen (+), kultur BTA (+). Pemeriksaan penunjang lain seperti IgG anti-TB atau PCR

5. Konsultasi : Bedah Saraf6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan

Umum Terapi kausal : Kombinasi Obat Anti Tuberkulosa (OAT). • INH

Page 6: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

• Pyrazinamida • Rifampisin • Etambutol Kortikosteroid

8. Penyulit- Hidrosefalus - Kelumpuhan saraf kranial

9. Lama perawatan- Minimal 3 minggu, tergantung respon pengobatan.

10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu

Page 7: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

MENINGITIS BAKTERIAL

1. Nama penyakit/diagnosis : Meningitis Bakterial2. Kriteria diagnosis :

a. AnamnesaGejala timbul dalam 24 jam setelah onset, dapat juga subakut antara 17 hari. Gejala berupa demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah, kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran.

b. Pemeriksaan fisik - Tanda-tanda rangsang meningeal - Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset - Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf kranialis - Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media,

mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis).3. Diagnosis banding

Meningitis virus, Perdarahan Subarakhnoid, Meningitis khemikal, Meningitis TB, Meningitis Leptospira, Meningoensefalitis fungal.

4. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium • Lumbal pungsi • Pemeriksaan Likuor • Pemeriksaan kultur likuor dan darah • Pemeriksaan darah rutin • Pemeriksaan kimia darah (gula darah, fungsi ginjal, fungsi hati) dan elektrolit darah Radiologis • Foto polos paru • CT-Scan kepala Pemeriksaan penunjang lain: Pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction). Pemeriksaan Laboratorium diperoleh : • Lumbal pungsi: Mutlak dilakukan bila tidak ada kontraindikasi. Pemeriksaan Likuor : Tekanan meningkat>180 mmH20,Pleiositosis lebih dari 1.000/mm3 dapat sampai 10.000/mm3 terutama PMN, Protein meningkat lebih dari 150 mg/dLdapat>1.000 mg/dL, Glukosa menurun < 40% dari GDS. Dapat ditemukan mikroorganisme dengan pengecatan gram. • Pemeriksaan darah rutin: Lekositosis, LED meningkat. Pemeriksaan penunjang lain Bila hasil analisis likuor serebrospinalis mendukung, tetapi pada pengecatan gram negatif maka untuk menentukan bakteri penyebab dapat dipertimbangakn

Page 8: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction).

5. Konsultasi : Konsultasi dengan bagian lain sesuai sumber infeksi.

6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan

Usia Bakteri Penyebab Antibiotika

Bila prevalensi S. Pneumoniae Resisten

Cephalosporin > 2% diberikan :

Cefotaxime / Ceftriaxone+Vancomycin

1 g / 12 jam / IV (max. 3 g/hari)

≤ 50 tahun S. Pneumonioe

H. Influenzae

Species Listeria

Pseudomonas aeroginosa

N. Meningitidis

Cefotaxime 2 g/6 jam max. 12 g/hari

atau Ceftriaxone 2 g/12 jam + Ampicillin 2

g/4 jam/IV (200 mg/kg BB/IV/hari)

Bila prevalensi S. Pneumioniane Resiten

Cephalosporin ≥ 2% diberikan:

Cefoxtaxime / Ceftriaxone+Vancomycin 1g /

12 jam / IV (max. 3g / hari)

Ceftadizime 2g / 8 jam / IV

Bila bakteri penyebab tidak dapat diketahui, maka terapi antibiotik empiris sesuai dengan

kelompok umur, harus segera dimulai

• Terapi tambahan : Dianjurkan hanya pada penderita risiko tinggi, penderita dengan

status mental sangat terganggu, edema otak atau TIK meninggi yaitu dengan

Deksametason 0,15 mg/ kgBB/ 6 jam/ IV selama 4 hari dan diberikan 20 menit sebelum

pemberian antibiotik.

• Penanganan peningkatan TIK :

- Meninggikan letak kepala 30º dari tempat tidur

- Cairan hiperosmoler : manitol atau gliserol

- Hiperventilasi untuk mempertahankan p C02 antara 27-30 mmHg

8. Penyulit- Gangguan serebrovaskuler

Page 9: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

- Edema otak - Hidrosefalus - Perdarahan otak - Shock sepsis - ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) - Disseminated Intravascular Coagulation - Efusi subdural - SIADH9. Lama perawatan

1-2 bulan di ruang perawatan intermediet10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu

Page 10: Standar Pelayanan Medik stroke dan meningitis

MENINGITIS KRIPTOKOKKUS / JAMUR

1. Nama penyakit/diagnosis : Meningits Kriptokokkus/ jamur2. Kriteria diagnosis :

Definisi : adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Diagnosis pasti : pemeriksaan sediaan langsung dan kultur dari CSS. Predisposisi : gangguan imunitas berat (AIDS, penerima transplantasi jaringan atau sedang dalam terapi keganasan)

3. Diagnosis bandingMeningitis serosa sebab lain

4. Pemeriksaan Penunjang- Pungsi Lumbal : Profit LCS menyerupai MTB Pengecatan Tinta India / Gram

terhadap CSS - Pemeriksaan serologis. - Kultur Sabauraud.

5. Konsultasi : Atas indikasi ke Bag Ilmu Penyakit Dalam & Bag. Bedah Saraf

6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan

- Terapi kausal : Amfoterisin B dan 5 Floro-sitosin IV (2 minggu) dilanjutkan Flukonazol 200 mg/hari - Terapi simtomatik / suportif : Disesuaikan keadaan pasien

8. Penyulit- Herniasi

9. Lama perawatan : -10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu

Sumber : Standar Pelayanan Medik (SPM) Perdossi