standar pelayanan medik stroke dan meningitis
DESCRIPTION
SpmTRANSCRIPT
STANDAR PELAYANAN MEDIK
STROKE
1. Nama penyakit/diagnosis : Stroke
2. Kriteria diagnosis :
a. Anamnesa
Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas/ istirahat, kesadaran
baik/ terganggu, nyeri kepala/ tidak, muntah/ tidak, riwayat hipertensi (faktor risiko
strok lainnya), lamanya (onset), serangan pertama/ulang.
b. Pemeriksaan fisik
Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/ normotensi.
c. Stroke Hemorraghic
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
Tekanan darah tinggi
Muntah
d. Stroke Iskemik
Tidak terdapat penurunan kesadaran
Tidak ada nyeri kepala
Tidak muntah
Tekanan Darah bisa sedang atau tidak tinggi
3. Diagnosis banding
Ensefalopati toksik atau metabolik
Kelainan non neurologist / fungsional (contoh : kelainan jiwa)
Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd’s
Migren hemiplegik.
Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, tumor otak, AVM).
Infeksi ensefalitis, abses otak.
Trauma kepala.
Ensefalopati hipertensi
Sklerosis multiple
4. Pemeriksaan Penunjang
Tergantung gejala dan tanda, usia, kondisi pre dan paska stroke, resiko pemeriksaan,
biaya, kenyamanan pemeriksaan penunjang.
Tujuan : Membantu menentukan diagnosa, diagnosa banding, faktor risiko, komplikasi,
prognosa dan pengobatan.
Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL), Gula Darah Sewaktu (GDS),
Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin dan Asam Urat), Fungsi Hati (SGOT dan SGPT),
Protein darah (Albumin, Globulin), Hemostasis, Profil Lipid (Kolesterol, Trigliserida,
HDL, LDL), Homosistein, Analisa Gas Darah dan Elektrolit. Jika perlu pemeriksaan
cairan serebrospinal.
Radiologis
• Pemeriksaan Rontgen dada untuk melihat ada tidaknya infeksi maupun kelainan jantung
• Brain CT-Scan tanpa kontras (Golden Standard)
• MRI kepala
5. Konsultasi : Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Ginjal/ Hipertensi,
Endokrin), Kardiologi bila ada kelainan organ terkait. Dokter Spesialis Bedah Saraf
untuk kasus hemorhagis yang perlu dioperasi (aneurisma, SVM, evakuasi hematom) Gizi
Rehabilitasi medik (setelah dilakukan prosedur Neurorestorasi dalam 3 bulan pertama
pasca onset)
6. Perawatan Rumah sakit : Rawat inap
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum
1. Umum :
Ditujukan terhadap fungsi vital: paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan
cairan, gizi, higiene.
2. Khusus
Pencegahan dan pengobatan komplikasi
Rehabilitasi
Pencegahan stroke : tindakan promotif, primer dan sekunder
Penatalaksanaan Khusus
1. Stroke iskemik / infark :
Anti Agregasi platelet : Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol, cilostazol
Trombolitik : rt-PA (harus memenuhi kriteria inklusi)
Antikoagulan : heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli) (Guidelines
stroke 2004)
Neuroprotektan
2. Perdarahan subarakhnoid :
Antivasospasme : Nimodipin
Neuroprotektan
3. Perdarahan intraserebral :
Konservatif:
Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal hemostasis)
Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan : Nimodipine
Neuroprotektan
Operatif : Dilakukan pada kasus yang indikatif/memungkinkan:
Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm pada fossa posterior.
Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut dan ancaman
herniasi otak
Perdarahan serebellum
Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum
GCS > 7
Terapi Komplikasi
Antiedema : larutan Manitol 20%
Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan : atas indikasi
Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.
8. Penyulit : -
9. Lama perawatan :
Stroke perdarahan : rata-rata 3-4 minggu (tergantung keadaan umum penderita)
Stroke iskemik : 2 minggu bila tidak ada penyulit / penyakit lain
10. Masa perawatan : -
11. Output : -
12. Inform Consent : tidak perlu
13. PA : tidak perlu
14. Autopsi : tidak perlu
MENINGITIS TUBERKULOSA
1. Nama penyakit/diagnosis : Meningits Tuberkulosa2. Kriteria diagnosis :
a. AnamnesaDidahului oleh gejala prodromal berupa nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah, demam subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan penurunan kesadaran, onset subakut, riwayat penderita TB atau adanya fokus infeksi sangat mendukung.
b. Pemeriksaan fisik - Tanda-tanda rangsangan meninggal berupa kaku kuduk dan tanda lasegue dan
kernig. - Kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai.
3. Diagnosis banding - Meningoensefalitis karena virus - Meningitis bakterial yang pengobatannya tidak sempurna - Meningitis oleh karena infeksi jamur/parasit (Cryptococcus neoformans atau
Toxoplasma gondii), Sarkoid meningitis. - Tekanan selaput yang difus oleh sel ganas, termasuk karsinoma, limfoma,
leukemia, glioma, melanoma, dan meduloblastoma.4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda tanda peninggian tekanan intrakranial), pemeriksaan darah rutin kimia, elektrolit.
- Pemeriksaan sputum BTA (+) - Pemeriksan Radiologik : Foto polos paru, CT-Scan kepala atau MRI dibuat
sebelum dilakukan pungsi lumbi bila dijumpai peninggian tekanan intrakranial. - Pemeriksaan penunjang lain: IgG anti TB (Untuk mendapatkan antigen bakteri
diperiks counter- immunoelectrophoresis, radioimmunoassay atau teknik ELISA) dan PCR
- Pada Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial) Pelikel (+) / Cobweb Appearance (+) Pleiositosis 50-500/mm3, dominan set mononuklear, protein meningkat 100-200 mg%, glukosa menurun < 50% - 60% dari GDS, kadar laktat, kadar asam amino, bakteriologis Ziehl Nielsen (+), kultur BTA (+). Pemeriksaan penunjang lain seperti IgG anti-TB atau PCR
5. Konsultasi : Bedah Saraf6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan
Umum Terapi kausal : Kombinasi Obat Anti Tuberkulosa (OAT). • INH
• Pyrazinamida • Rifampisin • Etambutol Kortikosteroid
8. Penyulit- Hidrosefalus - Kelumpuhan saraf kranial
9. Lama perawatan- Minimal 3 minggu, tergantung respon pengobatan.
10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu
MENINGITIS BAKTERIAL
1. Nama penyakit/diagnosis : Meningitis Bakterial2. Kriteria diagnosis :
a. AnamnesaGejala timbul dalam 24 jam setelah onset, dapat juga subakut antara 17 hari. Gejala berupa demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah, kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik - Tanda-tanda rangsang meningeal - Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset - Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf kranialis - Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media,
mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis).3. Diagnosis banding
Meningitis virus, Perdarahan Subarakhnoid, Meningitis khemikal, Meningitis TB, Meningitis Leptospira, Meningoensefalitis fungal.
4. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium • Lumbal pungsi • Pemeriksaan Likuor • Pemeriksaan kultur likuor dan darah • Pemeriksaan darah rutin • Pemeriksaan kimia darah (gula darah, fungsi ginjal, fungsi hati) dan elektrolit darah Radiologis • Foto polos paru • CT-Scan kepala Pemeriksaan penunjang lain: Pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction). Pemeriksaan Laboratorium diperoleh : • Lumbal pungsi: Mutlak dilakukan bila tidak ada kontraindikasi. Pemeriksaan Likuor : Tekanan meningkat>180 mmH20,Pleiositosis lebih dari 1.000/mm3 dapat sampai 10.000/mm3 terutama PMN, Protein meningkat lebih dari 150 mg/dLdapat>1.000 mg/dL, Glukosa menurun < 40% dari GDS. Dapat ditemukan mikroorganisme dengan pengecatan gram. • Pemeriksaan darah rutin: Lekositosis, LED meningkat. Pemeriksaan penunjang lain Bila hasil analisis likuor serebrospinalis mendukung, tetapi pada pengecatan gram negatif maka untuk menentukan bakteri penyebab dapat dipertimbangakn
pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction).
5. Konsultasi : Konsultasi dengan bagian lain sesuai sumber infeksi.
6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan
Usia Bakteri Penyebab Antibiotika
Bila prevalensi S. Pneumoniae Resisten
Cephalosporin > 2% diberikan :
Cefotaxime / Ceftriaxone+Vancomycin
1 g / 12 jam / IV (max. 3 g/hari)
≤ 50 tahun S. Pneumonioe
H. Influenzae
Species Listeria
Pseudomonas aeroginosa
N. Meningitidis
Cefotaxime 2 g/6 jam max. 12 g/hari
atau Ceftriaxone 2 g/12 jam + Ampicillin 2
g/4 jam/IV (200 mg/kg BB/IV/hari)
Bila prevalensi S. Pneumioniane Resiten
Cephalosporin ≥ 2% diberikan:
Cefoxtaxime / Ceftriaxone+Vancomycin 1g /
12 jam / IV (max. 3g / hari)
Ceftadizime 2g / 8 jam / IV
Bila bakteri penyebab tidak dapat diketahui, maka terapi antibiotik empiris sesuai dengan
kelompok umur, harus segera dimulai
• Terapi tambahan : Dianjurkan hanya pada penderita risiko tinggi, penderita dengan
status mental sangat terganggu, edema otak atau TIK meninggi yaitu dengan
Deksametason 0,15 mg/ kgBB/ 6 jam/ IV selama 4 hari dan diberikan 20 menit sebelum
pemberian antibiotik.
• Penanganan peningkatan TIK :
- Meninggikan letak kepala 30º dari tempat tidur
- Cairan hiperosmoler : manitol atau gliserol
- Hiperventilasi untuk mempertahankan p C02 antara 27-30 mmHg
8. Penyulit- Gangguan serebrovaskuler
- Edema otak - Hidrosefalus - Perdarahan otak - Shock sepsis - ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) - Disseminated Intravascular Coagulation - Efusi subdural - SIADH9. Lama perawatan
1-2 bulan di ruang perawatan intermediet10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS / JAMUR
1. Nama penyakit/diagnosis : Meningits Kriptokokkus/ jamur2. Kriteria diagnosis :
Definisi : adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Diagnosis pasti : pemeriksaan sediaan langsung dan kultur dari CSS. Predisposisi : gangguan imunitas berat (AIDS, penerima transplantasi jaringan atau sedang dalam terapi keganasan)
3. Diagnosis bandingMeningitis serosa sebab lain
4. Pemeriksaan Penunjang- Pungsi Lumbal : Profit LCS menyerupai MTB Pengecatan Tinta India / Gram
terhadap CSS - Pemeriksaan serologis. - Kultur Sabauraud.
5. Konsultasi : Atas indikasi ke Bag Ilmu Penyakit Dalam & Bag. Bedah Saraf
6. Perawatan Rumah sakit : rawat inap7. Penatalaksanaan
- Terapi kausal : Amfoterisin B dan 5 Floro-sitosin IV (2 minggu) dilanjutkan Flukonazol 200 mg/hari - Terapi simtomatik / suportif : Disesuaikan keadaan pasien
8. Penyulit- Herniasi
9. Lama perawatan : -10. Masa perawatan : -11. Output : -12. Inform Consent : tidak perlu 13. PA : tidak perlu14. Autopsi : tidak perlu
Sumber : Standar Pelayanan Medik (SPM) Perdossi