sop pediatrik dhf

10
RSU.MITRA DELIMA DEMAM BERDARAH DENGUE No. Dokumen: 030/KM/RSMD/ III/2011 Revisi: R.0 Halaman: 1 / 10 STANDAR PELAYANAN MEDIS Tanggal Terbit: ................ ................ .... Ditetapkan, tgl........................... ..................... Direktur Dr. Nofita Dwi Harjayanti NIK. 11.07.0002 1. Pengertian (Definisi) Penyakit demam akut akibat infeksi virus dengue, dengan manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari demam akut hingga sindrom renjatan. 2. Anamnesis 1.Demam : awitan akut, tinggi, dan bersifat kontinu, berlangsung selama dua hingga tujuh hari. 2. Lesu, tidak mau makan, atau muntah. 3.Pada anak besar, dapat mengeluhkan nyeri otot, nyeri kepala, dan nyeri perut. 4.Diare. 5.Adanya tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, perdarahan kulit, perdarahan gusi, atau hematemesis melena. 3. Pemeriksaan Fisik 1. Gejala klinis Demam Berdarah Dengue diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri di bawah arcus costae kanan. Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada Demam Dengue daripada Demam Berdarah Dengue. 2. Hepatomegali dan kelainan fungsi hati.

Upload: desty

Post on 14-Apr-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:1 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

1. Pengertian (Definisi) Penyakit demam akut akibat infeksi virus dengue, dengan manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari demam akut hingga sindrom renjatan.

2. Anamnesis 1. Demam : awitan akut, tinggi, dan bersifat kontinu, berlangsung selama dua hingga tujuh hari.

2. Lesu, tidak mau makan, atau muntah.3. Pada anak besar, dapat mengeluhkan nyeri otot, nyeri kepala, dan

nyeri perut.4. Diare.5. Adanya tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, perdarahan kulit,

perdarahan gusi, atau hematemesis melena.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Gejala klinis Demam Berdarah Dengue diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri di bawah arcus costae kanan. Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada Demam Dengue daripada Demam Berdarah Dengue.

2. Hepatomegali dan kelainan fungsi hati.3. Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam

rongga pleura dan rongga peritoneal selama 24 – 48 jam.4. Perdarahan dapat berupa uji tournikuet positif, petekie, purpura

(pada lokasi pungsi vena), ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis/ melena, ataupun hematuria.

5. Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan. Namun pada DBD berat merupakan tanda awal syok.

Page 2: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:2 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

4. Kriteria Diagnosis 1. Demam Dengue a. Tanda dan gejala : Demam dengan minimal dua kriteria berikut :

nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, atralgia / nyeri tulang, ruam (rash), manifestasi perdarahan, tidak ada bukti kebocoran plasma.

b. Pemeriksaan laboratorium : Leukopenia (≤ 5000/mm3), trombositopenia (< 150.000/mm3), peningkatan hematokrit (5 – 10%), tidak ada bukti kebocoran plasma.

2. Demam Berdarah Dengue Grade I a. Tanda dan gejala : Demam dan manifestasi perdarahan (uji

tourniket positif) dan adanya bukti kebocoran plasma.b. Pemeriksaan laboratorium : Trombositopenia (< 100.000/mm3);

peningkatan hematokrit ≥20%.3. Demam Berdarah Dengue Grade II

a. Tanda dan gejala : sama seperti grade I, ditambah adanya perdarahan spontan.

b. Pemeriksaan laboratorium: trombositopenia (< 100.000/mm3); peningkatan hematokrit ≥20%.

4. Demam Berdarah Dengue Grade III a. Tanda dan Gejala : sama seperti grade I dan II, ditambah

kegagalan sirkulasi dengan tanda nadi lemah, tekanan nadi ≤20 mmHg, hipotensi, tampak lemas.

b. Pemeriksaan laboratorium: trombositopenia (< 100.000/mm3); peningkatan hematokrit ≥20%.

5. Demam Berdarah Dengue Grade IV a. Tanda dan gejala: sama seperti grade III ditambah bukti nyata

adanya syok dengan tekanan darah tidak terukur dan nadi tidak

Page 3: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:3 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

teraba.b. Pemeriksaan laboratorium: trombositopenia (< 100.000/mm3);

peningkatan hematokrit ≥20%.

5. Diagnosis Kerja Demam Berdarah Dengue

6. Diagnosis Banding 1. Chikungunya2. Demam Tifoid3. Campak4. Influenza5. Malaria

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Trombositopenia (≤100.000/mm3) Hemokonsentrasi : peningkatan hematokrit ≥20% dari nilai awal

atau rata-rata populasi seusia.2. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan foto dada Kelainan radiologis yang dapat ditemukan di antaranya : dilatasi

pembuluh darah paru terutama daerah hilus kanan dan adanya efusi pleura khususnya paru bagian kanan.

USG : efusi pleura, ascites, kelainan (penebalan) dinding vesica felea, dan vesica urinaria.

8. Terapi 1. Demam Berdarah Dengue tanpa syok (derajat I dan II)a. Medikamentosa Antipiretik dapat diberikan, pemberian parasetamol bukan

aspirin. Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan

(misalnya antasid, antiemetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

Kortikosteroid diberikan pada demam berdarah dengue dengan

Page 4: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:4 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

ensefalopati, apabila terdapat perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.

Antibiotik diberikan pada demam berdarah dengue dengan ensefalopati.

b. Suportif Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan

permeabilitas kapiler dan perdarahan. Cairan diberikan sejumlah kebutuhan rumatan (untuk 1 hari) +

defisit 5% (oral maupun intravena) selama 48 jam. Cairan intravena diperlukan apabila (1) anak terus-menerus

muntah, tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi yang dapat mempercepat terjadinya syok, (2) nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.

2. Demam Berdarah Dengue disertai syok (derajat III dan IV) a. Penggantian volume plasma segera, cairan intravena kristaloid

(larutan ringer laktat atau asering) 10 – 20 ml/kgBB secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi tetap berikan kristaloid 20 ml/kgBB ditambah koloid 20 – 30 ml/kgBB/jam, maksimal 1500 ml/hari.

b. Pemberian cairan 10 ml/kgBB/jam tetap diberikan 1- 4 jam pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi 7 ml/kgBB/jam, selanjutnya 5 ml dan 3 ml apabila tanda vital dan diuresis baik (jumlah urin 1 ml/kgBB/jam).

c. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.

d. Oksigen 2 – 4 l/menit pada demam berdarah dengue dengan syok.

e. Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit pada demam berdarah

Page 5: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:5 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

dengue dengan syok.

Pemantauana. Tanda klinis, apakah syok telah teratasi dengan baik, adakah

hepatomegali, tanda perdarahan saluran cerna, tanda ensefalopati, harus dimonitor dan dievaluasi untuk menilai hasil pengobatan.

b. Kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit tiap 6 jam, minimal tiap 12 jam.

c. Balans cairan, catat jumlah cairan yang masuk, diuresis ditampung, dan jumlah perdarahan.

Komplikasi :a. Ensefalopati dengue: edema otak dan alkalosis. Dapat terjadi baik

pada syok maupun tanpa syok.b. Kelainan ginjal berupa gagal ginjal akut akibat syok yang

berkepanjangan.c. Edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan.

9. Edukasi (hospital

health promotion)

1. Tirah baring2. Cukupi intake cairan dan kalori3. Gunakan repelen (lotion anti nyamuk) baik saat beraktivitas di

siang hari maupun saat tidur di malam hari4. Menjaga kebersihan lingkungan rumah maupun sekolah seperti

sering menguras kamar mandi, tidak membiarkan ada genangan air, tidak menggantung baju, mengubur barang-barang bekas

10. Prognosis Ad vitam : bonamAd sanationam : bonamAd fungsionam : bonam

Page 6: SOP pediatrik DHF

RSU.MITRA DELIMA

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen:030/KM/RSMD/III/2011

Revisi:R.0

Halaman:6 / 6

STANDARPELAYANAN MEDIS

Tanggal Terbit:....................................

Ditetapkan, tgl................................................Direktur

Dr. Nofita Dwi HarjayantiNIK. 11.07.0002

11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis 1. SMF anak

14. Indikator medis Kriteria memulangkan pasien :- Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik- Nafsu makan membaik- Secara klinis tampak perbaikan- Hematokrit stabil- Tiga hari setelah syok teratasi- Jumlah trombosit >50.000/mm3

- Tidak dijumpai distres pernapasan

15. Kepustakaan 1. World Health Organization (WHO). Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. India : WHO; 2011.

2. Pudjiati AH, Hegar B, Hardyastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, penyunting. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta : Badan Penerbit IDAI; 2011

3. Halstead, SB. Dengue fever and Dengue Haemorrhagic Fever. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadhelpia : 2004, H. 1092-4.