dokumentasi pada keperawatan pediatrik

43
APLIKASI PENERAPAN DOKUMENTASI PADA KEPERAWATAN PEDIATRIK Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan Disusun Oleh : Rossana Dewi Agustina (NIM . P 17320109011) Silvia Augustya DW (NIM . P 17320109015) Syarif Hidayat (NIM . P 17320109035)

Upload: syarif-hidayat

Post on 26-Jun-2015

1.428 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

APLIKASI PENERAPAN DOKUMENTASI PADA KEPERAWATAN PEDIATRIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan

Disusun Oleh :

Rossana Dewi Agustina (NIM . P 17320109011)

Silvia Augustya DW (NIM . P 17320109015)

Syarif Hidayat (NIM . P 17320109035)

Tingkat : 2B

Page 2: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “aplikasi penerapan

dokumentasi pada keperawatan pediatrik”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata pelajaran Dokumentsi Keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,

khususnya kepada :

1. Ibu Atin Karjatin, Dra,. M.Kes selaku ketua program studi DIII keperawatan

2. Ibu Ani Mulyaningrum, Dra,. S.Kp., selaku dosen mata ajaran Dokumentasi

Keperawatan

3. Kedua orang tua yang telah membantu dan mendukung penyusunan tugas ini

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini

Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan

demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal

pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini

sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Page 3: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Bandung, November 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................

1.2 Tujuan ..........................................................................................................

1.3 Sistematika Penulisan ..................................................................................

BAB II TINJAUAN KASUS .......................................................................................

2.1 Pengkajian ...................................................................................................

2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................

2.3 Perencanaan .................................................................................................

2.4 Pelaksanaan ..................................................................................................

2.5 Evaluasi ........................................................................................................

Page 4: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

3.1 Simpulan .....................................................................................................

3.2 Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare sering disebut gastroenteritis. Gastroenteritis masih merupakan salah

satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Data survey tahun 2002

menunjukkan angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000

penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita

diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80 %) dari penderita ini

adalah anak di bawah 5 tahun ( sekitar 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya

mengalami lebih dari satu kejadia diare ( Suharyono dkk., 1994 ).

Page 5: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Di Indonesia, diare akut masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang

penting pada anak. Di seluruh dunia diperkirakan diare menyebabkan 1 bilirubin episode

dengan angka kematian sekitar 3-5 milyar pertahunnya. Pada tahun 1995 Depkes RI

memperkirakan terjadi episode diare sekitar 1,3 miliyar dan kematian pada anak balita

sekitar 1,3 miliyar dan kematian pada anak balita sbanyak 3,2 juta setiap tahunnya.

(Soebagyo, 2008).

Gastroenteritis menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi sebab dapat

memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Selama diare zat gizi hilang dari

tubuh, orang bisa tidak lapar dan iu mungkin tidak memberi makan pada anak yang

menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian makanan pada bayinya

selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik ( Adrianto, 1995).

Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari bakteri

atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana pada diare yang hebat akan mengalami

buang air besar dalam bentuk cair beberapa kali dalam sehari dan sering disertai dengan

mutah, panas, bahkan kejang. Oleh karena itu, tubuh akan kehilangan banyak air dan

garam-garam sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi, asidosis, hipoglikemis yang tidak

jarang akan berakhir dengan shock dan kematian. Pada bayi dan anak-anak kondisi ini

lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil dan cairan ekstra

selnya lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan oleh orang dewasa (firdaus, 1997).

Penggunaan obat terhadap suatu kasus penyakit misalnya diare akan lebih baik dan

bermanfaat jika benar-benar memenuhi kriteria rasionalnya. Proses pemilihannya

dilakukan secara konsisten mengikuti standar baku akan menghasilkan penggunaan obat

yang sesuai dengan kriteria kerasionalnya. (Sastramihardja, 1997).

Timbulnya endemik diare dipengaruhi musim-musim tertentu akiat peningkatan

populasi maupun virulensi faktor agent ( Soebagyo, 2008). Di daerah tropik terutama di

Bandung pada musim hujan, diare karena bakteri cenderung meningkat.

1.2 Tujuan Penulisan

Page 6: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

1.2.1 Tujuan Umum : Untuk memahami aplikasi penerapan dokumentasi pada

keperawatan pediatrik

1.2.2 Tujuan Khusus:

Mahasiswa dapat memahami tentang dokumentasi pada keperawatan pediatrik

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyusun sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan penyusunan, sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan teori

BAB III kesimpulan dan saran

BAB IITINJAUAN KASUS

Page 7: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Identitas klien

a) Anak

Nama : An. “S”

Umur : 5 ½ tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke- : 1

Alamat : Jl. Mekar wangi

Agama : islam

Suku bangsa : sunda

Tanggal masuk RS : 15 novenber 2010

Tanggal pengkajian : 16 november 2010

Diagnosa Medis : gastroenteritis

b) Orang tua

ayah

Nama : Tn. “S”

Umur : 28 tahun

Agama : Islam

Page 8: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : pegawai swasta

Alamat : Jl. Mekar wangi.

Ibu

Nama :Ny. “Y”

Umur :27 tahun.

Agama : Islam

Pendidikan : SMA .

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Mekar wangi

c) Sumber Informasi

: Ibu.

Hubungan dengan anak : Kandung.

Tahap keluarga : Keluarga dengan anak usia sekolah.

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit

Page 9: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Sejak Tanggal 12 November 2010 klien mengeluh sakit perut dan

mencret kemudian oleh keluarga klien dibawa ke puskesmas dan

diberi oralit. Selama 3 hari dirumah, tidak ada perubahan dan mencret

bertambah parah. Akhirnya pada tanggal 15 November 2010 oleh

keluarga klien di bawa ke IGD RS bina sehat dan dokter menyarankan

untuk dirawat.

2. Keluhan utama saat di kaji

Pada saat dikaji klien mengeluh sakit perut, sakit dirasakan

bertambah jika perutnya di tekan dan berkurang jika klien beristirahat.

Nyeri dirasakan seperti dililit, nyeri tidak menyebar dengan skala nyeri

3 dari skala 0-5.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

a) Prenatal

selama kehamilan dalam keadaan sehat, ibu merasa tidak ada keluhan

pada masa kehamilan, pemeriksaan rutin ibu lakukan ke bidan.

b) Intranatal

Menurut ibu, klien dilahirkan dengan jenis persalinan normal dan lahir

secara spontan pada kehamilan 9 bulan. Lahir ditolong bidan, tidak

ada komplikasi, berat badan klien waktu lahir 3000 gr dengan panjang

badan tidak diketahui . Bayi lahir langsung menangis, klien sewaktu

Page 10: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

bayi dimandikan sendiri oleh ibu, sekali dalam satu hari dengan

menggunakan sabun.

c) Post natal

Klien menetek ASI pada ibunya dan mendapatkan ASI eksklusif hanya

tiga bulan, klien lebih banyak tidur daripada terjaga, menurut ibu,

klien tidak mendapat imunisasi dan tidak pernah menderita penyakit

infeksi kulit seperti cacar air dan penyakit kulit lainnya. Menurut ibu,

pada usia ini klien dimandikan sendiri oleh ibu, satu kali sehari dengan

menggunakan sabun.

d) Infant

Pada usia ini klien tidak mendapat imunisasi terutama campak,

menurut

Ibu, klien masa ini tidak pernah menderita penyakit infeksi atau

penyakit kulit, klien dimandikan 2 kali pagi dan sore. Klien mengalami

pertumbuhan dan perkembangan seperti layaknya anak- anak yang

lain, tidak ada kelainan.

e) Toddler

klien mulai banyak bermain sehingga sulit untuk makan, menurut ibu,

klien bangun tidur pagi tidak langsung mandi tapi bermain, klien

mandi pagi sekitar jam 09.00 WIB, dan klien kembali bermain sampai

Page 11: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

waktunya tidur siang, sorenya sebelum klien berangkat sekolah ke

TPA klien mandi dan menurut ibu setelah pulang sekolah klien tidak

mandi lagi.

Pada masa inipun klien tidak perna mengalami penyakit kulit ataupun

penyakit infeksi.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Internal

Keluarga klien terdiri dari bapak, ibu dan klien sendiri, sehingga klien

merupakan anak tunggal, klien diajarkan berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia, menurut ibu hubungan keluarga sangat harmonis.

Bapak klien sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai pegawai

swasta dan ibu klien sendiri hanya ibu rumah tangga, klien saat ini

sekolah di TPA.

Menurut ibu bila ada anggota kelurga yang sakit, mereka mencari

pertolongan ke bidan atau puskesmas. Ibu klien menyangkal

dikeluarganya ada yang mempunyai penyakit kulit atau penyakit yang

gejalanya serupa dengan yang dialami klien.

b) External

Menurut ibu klien, mereka hidup dengan cara budaya Sunda, dan

mereka beragama Islam. mereka hidup sederhana, dan dilingkungan

masyarakat mereka hidup bersama sebagai warga biasa yang tidak

Page 12: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

mempunyai status sosial yang tertentu. Menurut ibu klien mereka

tinggal dilingkungan yang rata-rata saudara sendiri, seperti kakak,

adik, dan bibi. Pada waktu-waktu tertentu bila hari libur mereka suka

berkunjung kerumah kakek dan nenek klien.

Di lingkungan rumah klien keadaannya cukup bersih dengan ventilasi

rumah cukup baik, lingkungan sekitar tempat tinggal klienpun

keadaannya rapih dan bersih. Menurut Ibu disekolahan klien

lingkungannya bersih.

5) Data Anak

a) Pemeriksaan Fisik

(1) Penampilan : Klien tampak lemah

(2) Kesadaran : Kompos mentis

(3) Tanda-tanda vital : TD : 90 /70 mmHg N : 124x/mnt.

R : 32x/mnt S : 38, 6oC.

(4) Kepala

Rambut berwarna hitam kemerahan, kotor, distribusi merata, kepala

simetris, tidak ada benjolan, alis mata simetris.

(5) Mata

Konjungtiva pucat, sklera merah, terdapat kotoran, isokor, pupil +/+,

mengecil bila terkena cahaya, fungsi penglihatan baik tidak oedem.

Page 13: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

(6) Telinga

Struktur lengkap, simetris, pina sejajar dengan sudut mata, tidak ada

serumen, fungsi pendengaran baik ditandai dengan klien melihat /

menoleh ketika klien dipanggil namanya.

(7) Hidung

Struktur lengkap, simetris, bersih tidak terdapat pernafasan cuping

hidung, sekret tidak ada, fungsi penglihatan baik ditandai dengan klien

mencium bau minyak kayu putih.

(8) Mulut

Mukosa merah muda, bibir lembab dan merah muda, lidah kotor, tidak

ada karies, tidak ada pembengkakan pada gusi, jumlah gigi 18 buah,

tidak terdapat stomatitis.

(9) Leher

Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limpha, tidak

ada benjolan dan pergerakan bebas.

(10) Dada

Bentuk simetris, rata, ketiak bersih, tidak ada benjolan, suara nafas

reguler, bunyi jantung reguler, tidak ada retraksi dada.

(11) Abdomen

Bentuk simetris, rata, tidak ada benjolan atau bekas luka, nyeri tekan

epigastrium, klien mengeluh nyeri ulu hati, BU (+) 15 x/mnt, hati

tidak teraba, limfe tidak teraba.

Page 14: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

(12) Genetalia dan rectum

Tidak ada kelainan, anus tidak lecet.

(13) Ekstremitas

Atas : Jari-jari lengkap, tidak ada lesi, tidak kaku, tangan kiri

terpasang infus RL 10 tts/mnt, tidak ada oedem atau plebitis.

Bawah : Jari-jari lengkap, tidak ada oedem, tidak kaku, refleks

patela (+), dan refleks babinsky (+).

(14) Kulit

Terdapat bintik merah kehitaman diseluruh tubuh klien, tugor baik,

teksur lembut.

b) Data Psikologis

(1) Status emosi

Klien merasa takut ketika didekati perawat pertama kali, ibu merasa

cemas dan bertanya kapan klien bisa pulang.

(2) Temperamen

Klien mudah menangis bila akan dilakukan tindakan oleh perawat.

(3) Gaya komunikasi

Suara pelan, nada suara lemah lembut, cara menjawab spontan dan bicara

jelas.

(4) Konsep diri

Page 15: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Klien anak tunggal, klien berjenis kelamin perempuan, ibu klien

mengatakan klien ingin cepat sembuh dan klien bercita-cita ingin

menjadi guru, klien sangat dimanja oleh ibunya.

(5) Pola interaksi

Pada saat pertama kali bertemu dengan perawat klien tampak menarik

diri karena takut, Klien hanya memberi respon pada orang yang paling

dekat dan sudah dikenal dan klien sering meminta bantuan pada ibunya.

(6) Perilaku Non verbal

Mengangguk bila setuju dan memalingkan muka bila tidak setuju, klien

menangis bila dilakukan tindakan oleh perawat dan klien rewel bila

badannya panas.

c) Data Sosial

Klien dapat bersosialisasi dengan ibunya, bapak, kakak, dan bibinya.

Memafaatkan waktu senggang dengan tidur dan main bersama teman

sebayanya dan hubungan keluarga harmonis.

d) Aktivitas sehari-hari

No Jenis Aktifitas Kebiasaan Dirumah Kebiasaan di Rumah Sakit

1 2 3 4

1. Makan dan minum

Klien biasa makan sebanyak 3 x/hari dengan nasi, kadang sayur, tempe, dan daging porsi kecil dan habis. Klien suka jajan chiki. Minum 8 gelas/hari atau +

Klien makan 3 x/hari dengan bubur, sayur, daging, tempe, tahu, telur, porsi kecil tapi tidak habis (hanya 1-2 sendok).

Page 16: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

1 2 3 4

1200-2000 ml/hari dengan air putih, kadang es, sesekali susu (jarang).

Minum air putih sebanyak 1200 ml/hari.

2. Tidur 9-10 jam, tidur siang 1-2 jam. Klien tidur nyenyak.

1-2 jam sering terbangun karena badan panas dan batuk-batuk. klien tidak bisa tidur siang.

3. Eliminasi B. A. K

Sering, tidak bisa di- tentukan frekuensinya, warna kuning jernih dan lancar.

B. A. B

Satu kali sehari warna kuning tengguli dan lembek

B. A. K

Sering, 4—5 x /hari warna kuning jernih dan lancar.

B. A. B

Semenjak Tgl 5 Maret 2005 klien baru satu kali BAB, warna kuning tengguli, lancar dan lembek.

4. Personal Hygiene

a. Mandi

b. Gosok gigic. Keramas

2 x sehari dengan air dari sumur pompa, keadaan air cukup bersih, jernih, tidak bau.

2 x sehari

2 hari sekali

Klien belum mandi, belum gosok gigi dan belum keramas.

Page 17: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

1 2 3 4

5. Kegiatan

a. Hobby / minat khusus

b. Penggunaan waktu senggang

a. Bermain rumah-rumahan dan bermain peran.

b. Tidur dan bermain.

Klien tidak bisa bermain, hanya tertidur dengan lemas, sesekali bercanda dengan keluarga.

e) Data Penunjang

(1) Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

Tgl 6 Maret 2005

Tgl 7 Maret 2005

Nilai Normal

Haemoglobin 12,2 gr/dl 12,1 gr/dl 12-14 gr/dlHematokrit 37,9 % 37,8 % 37-43 %Leukosit 6.700 6000 5.000-10.000Eritrosit 3,88 juta/mm3 3,79 juta/mm3 4-5 juta/mm3

Trombosit 194.000/mm3 191.000/mm3 150-450 rb/mm3

BSE - 30/55 mm/1 jam < 15 mm/ 1 jam

a. Analisa Data

NO DATA INTERPRETASI DATA MASALAH

1 2 3 4

1. DS :

Ibu klien mengatakan

perut anaknya sakit

DO :

TTV :

TD :110/80 mmHg

Nadi :82 x/menit,

Suhu : 36,7 o C

Nyeri tekan pada

Infeksi virus dengue

Kompleks virus antibody

Aktivasi komplemen

Antihistamin dilepaskan

Permeabilitas membrane

Gangguan

keseimbangan cairan &

elektrolit

Page 18: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

meningkat

Kebocoran plasma

Gangguan keseimbangan

cairan & elektrolit

2. DS :

Ibu klien

mengatakan selama

anaknya sakit, tidak

mau/sulit makan

Ibu klien

mengatakan BB

sebelum sakit 52 kg

Klien mengatakan

mengeluh mual-

mual bila makan

Klien mengatakan

tidak nafsu makan

Klien mengatakan

ketika sedang

makan terkadang

mau muntah

DO :

BB setelah sakit 50

kg (4%)

Dari satu porsi

makan hanya

dihabiskan 3-4 sdm

Infeksi virus dengue

Viremia

Mual

Muntah

Penurunan nafsu makan

Asupan makanan kurang

Resiko gangguan

pemenuhan nutrisi

Resiko gangguan

Pemenuhan nutrisi

3. DS :

klien mengatakan

belum dimandikan

Ibu klien

mengatakan tidak

tahu caranya

Deficit pengetahuan tentang

cara membersihkan keluarga

selama sakit

Gang. Pemenuhan

kebutuhan ADL : personal

Gang. Pemenuhan

kebutuhan ADL :

personal hygiene

Page 19: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

memandikan

anaknya ketika sakit

karena terpasang

infuse

DS :

Rambut tampak

kusut dan kotor

Baju tampak kotor

Klien belum sikat

gigi

Bibir kering

Kulit klien teraba

lengket oleh

keringat

hygiene

4. DS :

Klien mengatakan

kakinya terkadang

terasa pegal-pegal

Ibu klien

mengatakan

terdapat bercak-

bercak merah pada

kedua kaki anaknya

DO :

Tampak bercak-

bercak merah

(peteki) pada kedua

kaki dari mata kaki

sampai lutut.

Trombosit : 31.000

sel/uL

Infeksi virus dengue

Kompleks antibody virus

Agregasi trombosit

Pembersihan trombosit oleh

res

Trombositopenia

Resiko perdarahan

Resiko perdarahan

5. DS : -

DO :

Tindakan invasif (dilakukan

pemasangan infus)

Resiko terjadinya

infeksi

Page 20: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Leukosit : 4.900

sel/uL

Suhu : 36,7 o C

Klien terpasang

infus sudah hari ke-

3

Adanya benda asing yang

masuk ke tubuh

Media yang baik untuk

pertumbuhan kuman

Resiko infeksi

b. Diagnose Keperawatan

1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d peningkatan permeabilitas

membrane

2) Resiko terjadinya komplikasi (perdarahan) pendarahan b.d trombositopenia

3) Resiko gangguan pemenuhan nutrisi b.d penurunan nafsu makan

4) Resiko terjadinya infeksi b.d tindakan invasif

5) Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene b.d kelemahan fisik.

Page 21: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

2. Perencanaan

NO DIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit b.d

peningkatan permeabilitas

membran, ditandai dengan :

Ibu klien mengatakan

kedua kaki anaknya

membengkak

TTV :

TD : 110/80 mmHg

Nadi :82 x/menit,

Suhu : 36,7 o C

Tampak edema pada

kedua kaki

Na :120 mmol/L

1. Tupan:

Gangguan volume cairan

tubuh dapat teratasi

2. Tupen:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 5x24 jam volume

cairan tubuh kembali

normal, dengan kriteria

a. Tanda-tanda vital

dalam batas normal

b. Edema berkurang

c. Volume cairan tubuh

kembali normal (70-

85 mL/kg/hari)

d. Na dalam batas

normal (134-153

mmol/L)

1. Atur posisi kedua tungkai

lebih tinggi (30).

2. Lanjutkan pemberian cairan

intravena sesuai program

dokter (RL 50cc/jam).

3. Observasi tanda-tanda vital

setiap 3 jam.

4. Observasi intake dan output

setiap 24 jam

5. Observasi tanda-tanda

syock (takikardi, hipotensi,

dan oliguri)dan perhatikan

keluhan pasien, (kunang-

kunang, pusing, lemah,

1. Posisi tungkai yang lebih

tinggi dapat mengurangi

oedema.

2. Baringkan pasien terlentang

tanpa bantal dapat

mengurangi memperlambat

syok.

3. Menetapkan data dasar

pasien, untuk mengetahui

syok dapat diketahui dari

penyimpangan nilai tanda

vital

4. Untuk mengetahui

keseimbangan cairan.

5. Agar dapat segera

dilakukan tindakan untuk

menangani syok.

Page 22: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

ekstremitas dingin, dan

sesak nafas).

6. Apabila terjadi tanda-tanda

syok hipovolemik,

baringkan pasien terlentang

tanpa bantal

7. Berikan therapy obat sesuai

order antidiuretik

Lasix 3x20 mg (IV) jam

04.00,12.00, 20.00

6. Pemberian cairan IV sangat

penting bagi pasien yang

mengalami kekurangan

cairan tubuh karena cairan

tubuh karena cairan

langsung masuk ke dalam

pembuluh darah.

7. Antidiuretik berfungsi untuk

mengeluarkan cairan yang

berlebihan dalam tubuh

2. Resiko terjadinya komplikasi

(pendarahan) b.d

trombositopenia, ditandai

dengan :

Klien mengatakan

kakinya terkadang terasa

pegal-pegal

Ibu klien mengatakan

terdapat bercak-bercak

1. Tupan:

Tidak terjadi pendarahan

2. Tupen:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 5x24 jam

perdarahan tidak terjadi,

dengan criteria :

a. Tidak terjadi tanda-

tanda pendarahan

1. Pertahankan kebutuhan

cairan.

2. Gunakan sikat gigi lunak,

pelihara kebersihan mulut.

1. Untuk mencegah syok

hipovolemik.

2. Sikat gigi lunak dan lebih

berhati-hati dalam menyikat

Page 23: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

merah pada kedua kaki

anaknya

DO :

Tampak bercak-bercak

merah (peteki) pada

kedua kaki dari mata kaki

sampai lutut.

Trombosit : 31.000 sel/uL

lebih lanjut

(hematemesis,

melena, epistaxis)

b. Jumlah trombosit

meningkat/ dalam

batas normal

(150.000-450.000

sel/uL)

3. Monitor penurunan jumlah

trombosit setiap 12 jam.

4. Monitor tanda adanya

perdarahan (seperti

epistaksis, petekie, dll).

5. Apabila terjadi perdarahan

gigi dapat mengurangi

resiko perdarahan.

3. Dengan jumlah trombosit

yang dipantau setiap

hari,dapat diketahui tingkat

kebocoran pembuluh darah

dan kemungkinan

perdarahan yang dapat

dialami pasien.

4. Perdarahan yang cepat

diketahui dapat segera

diatasi, sehingga pasien

tidak sampai ke tahap syok

hipovolemik akibat

perdarahan hebat

5. Untuk membantu

menghentikan dan

mengganti perdarahan

6. Meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang penyakit

Page 24: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

kolaborasi dalam

pemberian obat dan

transfuse.

6. Berikan pendidikan

kesehatan tentang resiko

perdarahan.

7. Berikan penjelasan pada

pasien/keluarga untuk

segera melapor jika ada

tanda-tanda perdarahan.

8. Anjurkan pasien untuk

banyak istirahat.

7. Keterlibatan keluarga

dengan segera melaporkan

terjadinya perdarahan

(nyata) akan membantu

pasien mendapatkan

penanganan sedini

mungkin.

8. Aktivitas pasien yang tidak

terkontrol dapat

menyebabkan terjadinya

perdarahan.

3. Resiko gangguan

pemenuhan nutrisi b.d

penurunan nafsu makan,

ditandai dengan :

BB sebelum sakit 52 kg

BB setelah sakit 50 Kg

(4%)

Dari satu porsi makan

hanya dihabiskan 3-4

1. Tupan:

Kebutuhan nutrisi klien

terpenuhi

2. Tupen:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

kebutuhan nutrisi klien

dapat terpenuhi, dengan

1. Berikan makanan lunak

seperti bubur.

2. Berikan makanan dalam

porsi kecil dan frekuensi

1. Membantu mengurangi

kelelahan pasien dan

meningkatkan asupan

makanan.

2. Untuk menghindari mual.

Page 25: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

sdm

Klien mengatakan tidak

nafsu makan

Klien mengatakan ketika

sedang makan terkadang

mau muntah

Ibu klien mengatakan

selama anaknya sakit,

tidak mau makan/sulit

makan.

Klien mengatakan

mengeluh mual-mual bila

makan

criteria :

a. Diet cair yang di

sediakan habis

sesuai dengan

kebutuhan

b. Pasien mampu

menghabiskan

makanan sesuai

dengan posisi yang

diberikan

/dibutuhkan.

c. Berat badan klien

sama dengan

sebelum sakit (BB

normal usia 11 tahun

36 kg)

sering.

3. Timbang berat badan

pasien setiap hari.

4. Catat jumlah / porsi

makanan yang dihabiskan

oleh pasien setiap hari.

5. Berikan umpan balik positif

saat pasien mau berusaha

menghabiskan

makanannya.

6. Jelaskan manfaat makanan

nutrisi bagi pasien terutama

saat pasien sakit.

7. Berikan obat-obatan

antiemetik sesuai program

dokter

Ranitidine 2x50 mg (IV) jam

04.00 dan 16.00

3. Untuk mengetahui status

gizi pasien.

4. Untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan

nutrisi.

5. Memotivasi dan

meningkatkan semangat

pasien.

6. Meningkatkan pengetahuan

pasien tentang nutrisi

sehinggamotivasi untuk

mekan meningkat.

7. Antiemetik membantu

pasien mengurangi rasa

mual dan muntah dan

diharapkan intake nutrisi

pasien meningkat.

4. Resiko terjadinya infeksi b.d

tindakan invasif, ditandai

dengan :

1. Tupan:

Infeksi tidak terjadi

1. Lakukan teknik aseptik saat

melakukan tindakan

1. Tindakan aseptik

merupakan tindakan

preventif terhadap

Page 26: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

Monosit : 15%

TTV :

TD : 110/80 mmHg

Nadi :82 x/menit,

Suhu : 36,7 o C

- Klien terpasang infus

sudah hari ke-3

2. Tupen:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam infeksi

tidak terjadi, dengan

criteria :

a. Tanda-tanda vital

dalam batas normal

b. Tidak terdapat tanda-

tanda infeksi (dolor,

kalor, tumor)

c. Jumlah leukosit atau

monosit, dalam batas

normal (monosit 2-

15%, leukosit 4500-

13.500 sel/uL)

pemasangan infus.

2. Rawat daerah tusukan

jarum infuse setiap hari.

3. Observasi tanda-tanda vital

(setiap 3 jam).

kemungkinan terjadi infeksi.

Tindakan pemasangan infus

merupakan tindakan

invasive yang sangat

memungkinkan untuk

terjadinya infeksi.

2. Daerah tusukan jarum

infuse merupakan tempat

yang mudah terinfeksi atau

terkontaminasi sehingga

perlu dirawat/ganti balutan

setiap hari.

3. Menetapkan data dasar

pasien, terjadi peradangan

dapat diketahui dari

penyimpangan nilai tanda

vital.

4. Mengetahui tanda infeksi

pada pemasangan infus.

Page 27: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

4. Pantau daerah

pemasangan infus. Untuk

mengetahui tanda-tanda

peradangan/phlebitis

secara dini pada daerah

pemasangan infuse.

5. Amati kelancaran tetesan

infuse.

6. Segera cabut infus bila

tampak adanya

pembengkakan atau

plebitis.

7. Lanjutkan pemberian

therapy obat sesuai order

Cefotaxime 3x1 gr (IV) jam

04.00, 12.00, 20.00.

5. Dengan memperhatikan

kelancaran tetesan infuse,

perawat dapat segera

mengetahui dan mencari

penyebab ketidaklancaran

yang mungkin terjadi

sehingga pasien terhindar

dari phlebitis.

6. Untuk menghindari kondisi

yang lebih buruk atau

penyulit lebih lanjut.

7. Antibiotic berguna untuk

membunuh mikroorganisme

yang berada dalam tubuh.

5. Gangguan pemenuhan 1. Tupan: 1. Bantu dan fasilitasi klien 1. Memberikan kemudahan

Page 28: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

kebutuhan ADL : personal

hygiene b.d kelemahan fisik,

ditandai dengan :

klien mengatakan belum

dimandikan

Ibu klien mengatakan

tidak tahu caranya

memandikan anaknya

ketika sakit karena

terpsang infus

Rambut tampak kusut

dan kotor

Baju tampak kotor

Klien belum sikat gigi

semenjak sakit

Bibir kering

Kulit klien teraba lengket

oleh keringat

Kebutuhan personal

hygiene klien terpenuhi

2. Tupen:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x pertemuan,

kebutuhan personal

hygiene klien dapat

terpenuhi, dengan kriteria

:

a. Klien selalu tampak

bersih dan segar.

b. Mulut dan gigi klien

bersih dan lembab

c. Rambut tampak

bersih dan rapih

dalam melakukan

personal.hygiene

a. Mandi lap

b. Gosok gigi

2. Ajarkan pada keluarga cara

merawat/memenuhi

personal hygiene klien

ketika sakit.

3. Jaga suhu klien saat

dimandikan

klien untuk melakukan

personal hygiene:

a. Dapat melancarkan

peredaran darah dan

membersihkan kulit

b. Menjaga mulut dari bau

tidak sedap,

meningkatkan nafsu

makan.

2. Meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang cara

merawat orang sakit.

3. Menjaga suhu air tetap

hangat mencegah

terjadinya syok.

Page 29: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

3. Pelaksanaan

TANGGAL DP WAKTU IMPLEMENTASI PARAF

1 2 3 4 5

24 Juni 2008 1

1, 2

2

3

08.45

09.05

- Mengatur posisi kedua tungkai lebih

tinggi (30).

Hasil: posisi kaki lebih tinggi diganjal

oleh selimut

- Melanjutkan dan mempertahankan

pemberian cairan RL 1200cc/hari atau

sesuai program dokter.

Hasil: tetesan infus lancer (16gtt/menit)

- Menganjurkan pasien untuk banyak

istirahat

Hasil: klien tidak banyak turun dari

tempat tidur, melakukan kegiatan di

atas tempat tidur.

- Memberikan penjelasan pada

pasien/keluarga untuk segera melapor

jika ada tanda-tanda perdarahan lebih

lanjut seperti : hematemesis, melena,

epistaxis.

- Memberikan makanan dalam porsi

kecil dan frekuensi sering.

Hasil: klien belum mau menghabiskan

makanannya, porsi makan habis 1/4

porsi, klien mengerti dan mau

menghabiskan makanannya.

- Memberikan umpan balik positif saat

pasien mau berusaha menghabiskan

makanannya.

Hasil: klien tampak senang saat dipuji

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Page 30: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik

4

5

1,3

1,4

09.15

10.00

11.30

12.00

- Merawat daerah tusukan jarum infus

setiap hari dengan mengganti kasa

balutan dan dioles betadin sol.

Hasil: Hasil: tidak tampak tanda-tanda

infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor dan

fungsiolesa)kasa dan daerah tusukan

jarum infus tampak bersih

4. Membantu dan memfasilitasi klien

dalam melakukan personal hygiene

Hasil: klien tampak bersih dan rapih

5. Menggunakan sikat gigi lunak

Hasil: gigi bersih, nafas tidak bau

- Mengajarkan pada keluarga cara

merawat/memenuhi personal hygiene

klien ketika sakit

Hasil: keluarga mampu merawat klien

pada saat sakit

- Mengukur tanda-tanda vital

Hasil: TD : 100/700 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 36,8 o C

RR : 25 x/menit

- Melanjutkan pemberian therapy obat

sesuai order

Hasil: Lasix 20 mg (IV)

Cefotaxime 1 gr (IV).

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Puspita

Page 31: Dokumentasi Pada Keperawatan Pediatrik