skripsi meningkatkan aktivitas dan prestasi...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN RELASI DAN FUNGSI
MELALUI PENERAPAN PBL PADA SISWA
KELAS VIII A SMP HARAPAN MULIA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH :
CANDRA DEWI ROSADI
NPM: 09.8.03.51.30.1.5.1365
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2014
ii
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH
GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Telah melalui proses bimbingan dan disetujui
Pada tanggal : 27 Januari 2014
MENYETUJUI:
PEMBIMBING I,
Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd.
NIP.: 19521231 197802 1 002
PEMBIMBING II,
Putu Suarniti Noviantari, S.Pd., M.Pd.
NIK.: 828510346
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd.
NIP.: 19550212 198603 1 002
TIM PENGUJI
iii
UJIAN SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PENGUJI UTAMA,
Drs. I Ketut Suwija M. Si.
NIP.: 19660819 199203 1 003
PENGUJI PEMBANTU I,
Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd.
NIP.: 19521231 197802 1 002
PENGUJI PEMBANTU II,
Putu Suarniti Noviantari, S.Pd., M.Pd.
NIK.: 828510346
iv
DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR
HARI : SENIN
TANGGAL : 10 PEBRUARI 2014
MENGESAHKAN:
KETUA,
Prof. Dr. Wayan Maba
NIP. 19581231 198303 1 032
SEKRETARIS,
Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd
NIP. 19550212 198603 1 002
v
KATA PERSEMBAHAN
Telah kubuktikan kepada kalian, walau dengan keterbatasan dan penuh cobaan, bahwa aku bisa melaluinya dengan mandiri dan penuh integritas.
Semoga aku bisa mempertanggungjawabkannya hingga akhir khayatku…
Kupersembahkan karya ini untuk semua yang menyayangiku
Papa (Budiono), Mama (Rismia), Bapak (I Wayan Sama) dan
Ibu (Ni Ketut Sutrisni).
Kakak (Yuni Marlina, Dimas Sigit Mardianto, dan Ni Putu
Martini), serta adik (Guntur Adi Candra Pamungkas dan I
Komang Alit Satwika).
Yang terkasih (I Made Suarsa)yang selalu setia menemani,
memberi dukungan, memotivasi, dan turut mendoakan
bahkan di saat yang terburuk.
Sahabat-sahabat terbaik ( Ni Luh Putu Witta Wahyuningsih,
Noviyanti Pratiwi, Ni Made Ari Wirdayanti, Agus Pande
Setiawan, I Gusti Ngurah Ardana) dan teman-teman
seperjuangan yang selalu memberikan kritik dan masukan
yang membangun.
Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
vi
MOTTO:
I love math and
I love to teach,
But the most think that I love are
Teaching Math…
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas
dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Relasi dan Fungsi melalui
Penerapan PBL pada Siswa Kelas VIII-A SMP Harapan Mulia Tahun Pelajaran
2013/2014” dapat diselesaikan tepat waktu.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana pada bidang
pendidikan matematika di FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. Proses
penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, masukan, dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga dalam kesempatan yang baik ini disampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf, atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan selama mengikuti program pendidikan S1.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati
Denpasar beserta staf atas petunjuk dan saran yang diberikan selama mengikuti
program pendidikan S1.
3. Kepala Perpustakaan Universitas Mahasaraswati Denpasar atas fasilitas dan
pelayanan yang diberikan dalam memperoleh pustaka guna penyusunan skripsi
ini.
4. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan
viii
kesempatan untuk menyusun skripsi ini dalam memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
5. Bapak Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran, kecermatan, ketelitian dan meluangkan waktu ditengah-tengah
kesibukan Beliau memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, kritik dan saran yang
membangun, dari awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Putu Suarniti Noviantari S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran, keantusiasan, kecermatan, ketelitian dan tidak pernah bosan-
bosannya untuk meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan Beliau dalam
memberikan bimbingan dan arahan, semangat, motivasi, inspirasi dan pemikiran-
pemikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
7. Segenap dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan
motivasi selama mengikuti perkuliahan.
8. Ibu Dwi Yuniatri S. S., selaku Kepala Sekolah SMP Harapan Mulia yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah yang Beliau
pimpin.
9. Ibu Gita G. S. Si., selaku guru mata pelajaran matematika SMP Harapan Mulia
yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan petunjuk selama
penelitian di sekolah tersebut.
10. Noviyanti Pratiwi dan Ni Made Ari Wirdayanti S.Pd., selaku teman sejawat
yang telah membantu dalam pengumpulan data pada penelitian ini.
ix
11. Orang tua tercinta dan kakak yang telah memberikan dukungan baik moril dan
spiritual demi mewujudkan cita-cita yang diimpikan.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang dengan tulus hati
memberikan bantuan berupa saran, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Akhirnya dengan kerendahan hati sangat diharapkan kritik dan saran ,
serta penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan pada khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Denpasar, Pebruari 2014
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………………………………………..... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR TIM PENGUJI ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PERSEMBAHAN ............................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….... xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
ABSTRAK ................................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………….......
1.2 Fokus Penelitian …………………………………………........
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………......
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………........
1.5.1 Bagi Siswa .........................................................................
1.5.2 Bagi Guru ...........................................................................
1.5.3 Bagi Sekolah ......................................................................
1.6 Penjelasan Istilah …………………………………………......
1.6.1 Meningkatkan .....................................................................
1.6.2 Aktivitas Belajar .................................................................
1.6.3 Prestasi Belajar ...................................................................
1.6.4 Penerapan ..........................................................................
1.6.5 Problem Based Learning (PBL) ……….............................
1.6.6 Pembelajaran Relasi dan Fungsi ……………………...
1
6
6
7
8
8
8
8
9
9
9
10
10
10
11
BAB II : LANDASAN TEORI …………………………………………… 13
2.1 Matematika dan Pembelajaran Matematika di Sekolah ……...
2.2 Teori Konstruktivisme ………………………….....................
2.3 Teori Sosial Menurut Vygotsky ...................................…...
2.4 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget …………..…
2.5 Teori Belajar Bermakna Menurut David P. Ausubel……..….
2.6 Problem Based Learning (PBL) ………………………….......
2.6.1 Pengertian dan Karakteristik PBL ………………………....
2.6.2 Pengertian Masalah dan Pemecahan Masalah dalam PBL ..
2.6.3 Langkah-Langkah PBL ……………...…………….............
2.6.4 Keunggulan PBL ..........................….…………...................
2.6.5 Kelemahan PBL ...................................................................
13
16
18
21
24
27
27
29
31
32
33
xi
2.7 Aktivitas Belajar ………………………..………………….....
2.7.1 Pengertian Aktivitas Belajar ………………….................
2.7.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar ………………………..…….
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar..........
2.8 Prestasi Belajar …………………………………………….....
2.8.1 Pengertian Prestasi Belajar ………………………………...
2.8.2 Jenis-Jenis Prestasi Belajar ………………………………..
2.8.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..........
2.9 Pembelajaran Relasi dan Fungsi ………………………….......
2.9.1 Relasi ....................................................................................
2.9.2 Fungsi ...................................................................................
2.10 Penerapan PBL dalam Pembelajaran Relasi dan Fungsi …...
34
34
35
36
37
37
38
39
40
40
43
55
BAB III : METODE PENELITIAN …………………………………….….. 59
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………………….......
3.2 Tempat dan Subjek Penelitian …………………………………
3.3 Kehadiran Peneliti ……………………………………………
3.4 Data dan Sumber Data …………………………………………
3.4.1 Data Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa …………………
3.4.2 Data Keterlaksanaan Pembelajaran ………………………
3.4.3 Catatan Lapangan ………………………………………
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………
3.5.1 Data Aktivitas Belajar Siswa ………………………………
3.5.2 Data Prestasi Belajar Siswa ………………………………
3.5.3 Data Keterlaksanaan Pembelajaran ………………………
3.5.4 Catatan Lapangan ………………………………………….
3.6 Teknik Analisis Data …………………………………………...
3.6.1 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ..................................
3.6.2 Analisis Data Prestasi Belajar ...............................................
3.6.3 Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran ........................
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Refleksi Awal …………………………………………...
3.7.2 Siklus I .................................................................................
3.7.3 Siklus II ………………………………………………….
3.8 Pengecekan Keabsahan Data .......................................................
59
61
61
61
62
62
62
63
63
63
65
65
66
66
68
70
71
71
72
77
77
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 79
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................
4.2 Hasil Analisis Data .......................................................................
4.2.1 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa .......................
4.2.2 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...........................
4.2.3 Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran ...............
4.2.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Data ..........................................
4.3 Pembahasan ..................................................................................
79
80
80
81
81
82
82
xii
xii
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 89
5.1 Simpulan .......................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................
89
90
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 91
LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tingkatan Tahap Perkembangan Kognitif Piaget ...................................... 17
2.2 Jenis dan Indikator Prestasi Belajar ........................................................... 30
2.3 Banyak Pemetaan yang mungkin dari 2 Himpunan ................................... 35
2.4 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi .................................................. 36
2.5 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Korespondensi Satu-satu ..................... 38
2.6 Langkah-langkah Penerapan PBL dalam Pembelajaran Relasi dan
Fungsi ........................................................................................................ 44
3.1 Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa dalam Bentuk Soal
Uraian ........................................................................................................ 50
3.2 Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran ............................
4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 5
4.2 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa .............................................
4.3 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...............................................
4.4 Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran ...................................
4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Data ...............................................................
22
38
45
46
48
57
64
70
79
80
81
81
82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Zone of Proximal Development……………………………………….............. 18
2.2 Perencanaan Intervensi …………………………............................................ 20
3.1 PTK Model Kurt Lewin………………………………………………............. 61
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Daftar Nama Subyek Penelitian………………………………………
Penentuan Waktu Efektif ...………………………………………......
Silabus ............................................. …………………………………
Tahap Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….
Program Satuan Pembelajaran ...........................……………………..
Lembar Observasi aktivitas Belajar Siswa ………………………….
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran …………………...
Penempatan Siswa dalam Kelompok pada Siklus I ………………….
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 01) .………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS 01) ...............……………………………..
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 01) ........................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 02)……………..............…
Lembar Kerja Siswa (LKS 02) ……………………….........................
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 02) ………………
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I (Pertemuan 1) ..........................
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I (Pertemuan 2) ..........................
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I …………………........
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1) .................
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 2) .................
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I …………….....
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I ………………….
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I ……………………….................
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I ……………….
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I ………………...
Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I …………………………….
Analisis Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I ……………….....
Catatan Lapangan Siklus I ………………….......................................
Penempatan Siswa dalam Kelompok pada Siklus II dan III ………....
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 03) …………..............…...
Lembar Kerja Siswa (LKS 03) ...............……………………………..
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 03) ........................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 04)......................................
Lembar Kerja Siswa (LKS 04) ...............……………………………..
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 04) ........................
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II (Pertemuan 1) .........................
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II (Pertemuan 2) .........................
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……………………..
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan 1) ...............
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan 2) ...............
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………....
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II ………………...
95
96
97
100
101
103
106
108
109
115
118
122
129
133
136
138
140
141
143
145
146
149
153
155
157
158
159
160
161
166
169
171
176
178
180
182
184
185
187
189
190
xvi
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II ………………………................
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II ……………...
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II ………………..
Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II …………………………...
Analisis Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II ………………....
Catatan Lapangan Siklus II …………………......................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 05)……………..............…
Lembar Kerja Siswa (LKS 05) ...............……………………………..
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 05) ........................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 06)……………..............…
Lembar Kerja Siswa (LKS 06) ...............……………………………..
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa (LKS 06) ........................
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus III (Pertemuan 1) ........................
Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus III (Pertemuan 2) ........................
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus III …………………….
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III (Pertemuan 1) ..............
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III (Pertemuan 2) ..............
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III ……………...
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III ………………..
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III ………………………..............
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III ……………..
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III ……………….
Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III …………………………..
Analisis Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III………………....
Catatan Lapangan Siklus III ………………….....................................
Dokumentasi ........................................................................................
Surat Ijin Penelitian ..............................................................................
Surat Keterangan Penelitian .................................................................
Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................
Riwayat Hidup .....................................................................................
192
195
197
199
200
201
202
207
210
212
217
220
223
225
227
228
230
232
233
235
239
241
243
244
245
246
247
248
249
250
xvi
xvii
ABSTRAK
Rosadi, Candra Dewi. 2014. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Relasi dan Fungsi melalui Penerapan PBL pada
Siswa Kelas VIIIA SMP Harapan Mulia Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNMAS Denpasar.
Pembimbing: (1) Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd., (2) Putu Suarniti
Noviantari, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci: Meningkatkan, Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, Penerapan,
Problem Based Learning (PBL), Pembelajaran Relasi dan Fungsi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana peningkatan
aktivitas dan seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran relasi dan fungsi melalui penerapan PBL pada siswa kelas VIIIA
SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 serta bagaimana pelaksanaan
pembelajaran melalui penerapan PBL. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran relasi dan fungsi melalui penerapan PBL pada siswa kelas VIIIA
SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 serta untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan PBL.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIIIA SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 18 siswa.
Data yang dikumpulkan meliputi data aktivitas belajar siswa, data prestasi belajar
siswa, dan data keterlaksanaan pembelajaran. Data aktivitas belajar siswa dan data
keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan teknik observasi, dan data
prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes dalam bentuk tes objektif
dan tes uraian yang dilakukan pada akhir masing-masing siklus dan disebut
dengan tes prestasi belajar siswa. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif.
Penelitian dilaksanakan sampai tiga siklus. Hasil analisis data aktivitas
belajar siswa menunjukkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I,
siklus II, dan siklus III beserta kategori berturut-turut sebesar 13,695; 19,14; dan
20,25 dengan kategori cukup aktif, sangat aktif, dan sangat aktif. Hasil analisis
data prestasi belajar siswa diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa,
ketuntasan belajar, dan daya serap berturut-turut pada siklus I sebesar 74,89;
77,78% dan 74,89%; pada siklus II sebesar 80,17; 100% dan 80,17%; serta pada
siklus III 88,67; 100% dan 88,67%. Kemudian hasil analisis data Keterlaksanaan
Pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III beserta kategori berturut-turut
sebesar 69,45%; 92,86% dan 97,615% dengan kategori cukup baik, sangat baik
dan sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran relasi dan
fungsi melalui penerapan PBL pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia setiap
siklusnya. Sehingga bagi guru SMP disarankan untuk menjadikan PBL sebagai
xviii
salah satu alternatif dalam pemilihan model pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi menuntut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memadai. Tekanan globalisasi yang menghapuskan tapal batas antar negara,
memprasyaratkan setiap bangsa agar mempersiapkan diri dengan mengerahkan
seluruh pikiran dan potensi sumber daya yang dimiliki untuk dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pesatnya perkembangan Iptek dewasa ini
telah menyebabkan perubahan nilai-nilai yang membawa berbagai dampak
terhadap pertumbuhan bangsa kita, termasuk sistem pendidikan kita. Kehidupan
dalam era globalisasi juga dipenuhi oleh kompetisi-kompetisi yang sangat ketat.
Keunggulan dalam berkompetisi terletak pada kemampuan dalam mencari dan
menggunakan informasi, keakuratan dalam mengambil keputusan, dan tindakan
yang proaktif dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sehingga untuk
memenangkan persaingan pada setiap kesempatan, Iptek merupakan syarat mutlak
yang harus dikuasai, terutama dalam meningkatkan prestasi siswa di berbagai
tingkat satuan pendidikan. Lalu salah satu proses untuk mempersiapkan siswa
agar menguasai Iptek dan perkembangannya, dapat dilakukan melalui proses
pembelajaran di sekolah, khususnya pada pembelajaran matematika.
Pada proses pembelajaran matematika di kelas, banyak faktor yang perlu
mendapatkan perhatian dalam keseluruhan pengelolaan pembelajaran. Faktor-
faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran matematika, yaitu:
kurikulum yang menjadi acuan dasarnya, program pengajaran, kualitas guru,
2
materi pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar dan teknik/bentuk
penilaian. (Supartapa, 2007:10).
Sejalan dengan pembahasan tersebut tugas seorang guru matematika
menurut Depdiknas (dalam Kemdikbud, 2012:2) adalah membantu siswa untuk
mendapatkan: (1) pengetahuan matematika yang meliputi konsep, keterkaitan
antar konsep, dan algoritma; (2) kemampuan bernalar; (3) kemampuan
memecahkan masalah; (4) kemampuan mengomunikasikan gagasan dan ide; serta
(5) sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Secara umum,
tugas utama seorang guru matematika adalah membimbing siswa tentang
bagaimana belajar yang sesungguhnya (learning how to learn) dan tentang
bagaimana cara menghadapi setiap masalah yang menghadang diri siswa tersebut
(learning how to solve problem), sehingga bimbingan tersebut dapat digunakan
dan dimanfaatkan di masa depan mereka dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itu
tujuan dari pembelajaran seyogyanya meningkatkan kompetensi para siswa,
supaya disaat mereka sudah meninggalkan bangku sekolah, mereka akan mampu
mengembangkan diri mereka sendiri dan mampu memecahkan masalah yang
muncul saat itu.
Selanjutnya, secara umum menurut Tiurlina (2010:9-10) matematika
memiliki manfaat antara lain: (1) matematika merupakan pelayan ilmu-ilmu yang
lain, dalam hal ini banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya
bergantung dari matematika, misalnya dalam ilmu kependudukan, matematika
digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk; (2) matematika dapat digunakan
manusia untuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh saat
3
mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses perhitungan
matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi hitungnya. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat kita ketahui dengan jelas bahwa matematika memberikan
kontribusi yang besar terhadap ilmu-ilmu yang lain, serta dapat digunakan dalam
permasalahan pada kehidupan sehari-hari.
Pentingnya peranan matematika seperti yang telah diuraikan, seharusnya
membuat matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menyenangkan dan
digemari para siswa. Akan tetapi mata pelajaran ini bagi sebagian besar siswa
dianggap sulit, membosankan dan sering menimbulkan masalah dalam belajar.
Kondisi ini mengakibatkan mata pelajaran matematika tidak disenangi, tidak
dipedulikan bahkan diabaikan. Tentunya hal ini menimbulkan kesenjangan yang
sangat besar antara apa yang diharapkan dari pembelajaran matematika dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan. Satu sisi matematika mempunyai peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti meningkatkan daya nalar, berpikir
logis, sistematis, dan kreatif, akan tetapi di sisi lain banyak siswa yang tidak
menyenangi mata pelajaran matematika.
Sehubungan dengan uraian di atas, masalah tersebut juga terjadi di SMP
Harapan Mulia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika di SMP Harapan Mulia diperoleh informasi bahwa (1) siswa masih
sering mengalami kesulitan mempelajari materi; (2) siswa kurang siap dalam
mengikuti pelajaran matematika pada setiap pertemuan, karena sebagian besar
dari mereka belum mempelajari materi tersebut, sebelum disampaikan di dalam
kelas; (3) siswa beranggapan bahwa belajar hanya untuk mencari nilai, sehingga
4
siswa hanya bersemangat dan aktif belajar jika ada tugas atau ulangan; dan (4)
kebanyakan siswa masih segan dan malu untuk bertanya ataupun mengungkapkan
pendapatnya kepada guru.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika
di kelas diperoleh bahwa (1) guru dalam menyampaikan pelajaran, cenderung
tampak kurang menarik sehingga perhatian siswa mudah teralihkan; (2)
pembelajaran kurang mengacu pada pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan
kurang sesuai dengan masalah nyata yang dihadapi oleh siswa, sehingga siswa
cepat bosan dalam belajar; (3) siswa belum mampu dalam mengembangkan ide
dan cara baru dalam menyelesaikan masalah serta hanya menunggu konsep atau
jawaban dari guru; (4) siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk
menemukan sendiri dan membentuk konsep yang dipelajari; (5) interaksi siswa
dengan siswa terlihat kurang; (6) materi pembelajaran terlihat belum dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa pun semakin sulit memahami
pelajaran matematika.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, perlu dilakukan
perubahan paradigma dalam sistem pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
tersebut, salah satunya adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada
guru (teacher centered) beralih berpusat pada siswa (student centered), maka
timbullah kesadaran perlunya penerapan PBL (Problem Based Learning).
Menurut Tan (2004:7), “PBL is a progresive active learning and learner centered
approach where unstructured problems (realworld or simulated complex
problems) are used as the starting point and anchor for the learning proccess.”
5
Artinya PBL merupakan pembelajaran aktif progresif dengan pendekatan yang
terpusat pada siswa dimana masalah yang tidak terstruktur (dunia nyata atau
masalah kompleks tersimulasi) digunakan sebagai titik awal dan batas pada proses
pembelajarannya. Kemudian PBL menurut Dutch (dalam Amir, 2010:21) adalah
metode instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja
sama dalam kelompok untuk mencari solusi nyata bagi masalah. Sehingga PBL
dapat membantu siswa mengaitkan materi pembelajaran dengan permasalahan di
dunia nyata, khususnya materi pelajaran matematika dalam pembelajaran Relasi
dan Fungsi.
Hal ini didukung oleh pendapat-pendapat para ahli pembelajaran
matematika sebelumnya dalam jurnal-jurnal internasional, seperti pendapat
MacMath, Wallace and Chi (2009:1) bahwa PBL dalam matematika merupakan
suatu alat untuk meningkatkan pengetahuan konseptual siswa. Kemudian
penelitian Cazzola (2008:1), yang mengemukakan tentang penyinergian yang
sangat mungkin dalam tindakan kelas antara PBL dan matematika, serta masih
banyak lagi hasil-hasil penelitian para matematikawan yang menggugah rasa
keingintahuan peneliti mengenai efektivitas dari PBL ini dalam pembelajaran
matematika di kelas. Selain penelitian para matematikawan di atas, beberapa hasil
penelitian skripsi mahasiswa di Universitas Mahasaraswati Denpasar sebelumnya
juga memperlihatkan hasil yang sangat baik dalam penelitian tindakan kelas
menggunakan penerapan PBL.
Kelebihan PBL menurut Sanjaya (2011:220) sebagai suatu model
pembelajaran yakni dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan baru,
6
mentransfer pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata, bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan, juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri. Kemudian salah satu kelebihan PBL menurut Amir
(2010:26) yakni dapat mendorong terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim,
kepemimpinan dan keterampilan sosial.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mencoba
menerapkan PBL dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi Relasi
dan Fungsi sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa, dengan melaksanakan penelitian yang berjudul "Meningkatkan Aktivitas
dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan PBL dalam Pembelajaran Relasi
dan Fungsi pada Siswa Kelas VIIIA SMP Harapan Mulia Tahun Pelajaran
2013/2014."
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian difokuskan pada
penerapan PBL sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan
Mulia tahun pelajaran 2013/2014.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.3.1 Bagaimanakah peningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan PBL
dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan
Mulia tahun pelajaran 2013/2014.
7
1.3.2 Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan PBL
dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan
Mulia tahun pelajaran 2013/2014.
1.3.3 Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan PBL untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Relasi dan
Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014.
1. 4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1.4.1 Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan PBL dalam
pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia
tahun pelajaran 2013/2014.
l.4.2 Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan PBL dalam
pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia
tahun pelajaran 2013/2014.
1.4.3 Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan
PBL untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia tahun pelajaran
2013/2014.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
1.5.1 Bagi Siswa
Manfaat penerapan PBL bagi siswa yaitu: (1) meningkatnya aktivitas
belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; (2) meningkatnya prestasi
8
belajar siswa khususnya dalam materi Relasi dan Fungsi; (3) Dapat membantu
siswa mengembangkan pengetahuan baru, mentransfer pengetahuan mereka
dalam kehidupan nyata, bertanggungg jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri; (4)
meningkatnya kemampuan siswa dalam bekerja sama, bersosialisasi, rasa
solidaritas dan menghormati sesamanya.
1.5.2 Bagi Guru
Manfaat bagi guru yang terlibat langsung, yaitu: (l) memperoleh
pengalaman langsung mengenai penerapan PBL dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran; (2) memperoleh pengalaman langsung dalam
melaksanakan PTK; (3) mendorong kreatifitas dan inovasi guru dalam
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat mengatasi
permasalahan yang muncul di kelas. Sementara itu, bagi guru yang tidak terlibat
langsung dalam penelitian namun membaca hasil penelitian ini maka manfaat
yang diperoleh adalah bertambahnya wawasan guru tersebut tentang penerapan
PBL dalam pembelajaran.
1.5.3 Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah melalui peningkatan wawasan guru mengenai penerapan
PBL sehingga dapat pula dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
perbaikan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran lain.
9
1.6 Penjelasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang
dipakai di dalam judul penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah
sebagai berikut.
1.6.1 Meningkatkan
Menurut Sugono dkk. (2008:1712) meningkatkan adalah menaikkan
(derajat, taraf, dsb.); mempertinggi; memperhebat (produksi, dsb.). Menurut
Hamalik (2012:172) meningkatkan dapat diartikan sebagai proses penggiringan
siswa untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang memadai. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut meningkatkan adalah proses menaikkan taraf siswa untuk
mencapai tujuan, dan hasil belajar yang lebih memadai.
1.6.2 Aktivitas Belajar
Aktivitas Belajar terdiri dari 2 frase yaitu aktivitas dan belajar. Menurut
Sugono dkk. (2008:31) aktivitas diartikan sebagai keaktifan; kegiatan; kesibukan.
Kemudian menurut Badudu dan Zain (2001:27) aktivitas diartikan sebagai
kegiatan, keaktifan, kesibukan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka
aktivitas dapat diartikan sebagai kegiatan.
Selanjutnya pengertian belajar, menurut Cronbach (dalam Riyanto,
2010:5) belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
menurut Morgan (dalam Sagala, 2011:13) adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
10
merupakan sebuah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan.
Berdasarkan uraian di atas maka aktivitas belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan yang mendukung proses perubahan perilaku yang relatif menetap dalam
tingkah laku seseorang sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
1.6.3 Prestasi Belajar
Prestasi Belajar terdiri dari dua frase yaitu prestasi dan belajar. Prestasi
memiliki arti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb.).
(Sugono, dkk., 2008:1213). Kemudian pengertian belajar telah diuraikan
sebelumnya dalam pengertian aktivitas belajar, yaitu sebuah proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Sehingga prestasi belajar
dapat diartikan sebagai hasil dari pengalaman dan latihan yang telah dicapai
sebagai akibat dari sebuah proses perubahan tingkah laku.
1.6.4 Penerapan
Menurut Abdillah dan Syarifuddin (2003:484) penerapan diartikan sebagai
pemasangan; pengenaan perihal; mempraktekkan. Kemudian menurut Sugono dkk
(2006:1679) penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, penerapan adalah perbuatan menerapkan
atau mempraktekkan.
1.6.5 Problem Based Learning (PBL)
Dalam bahasa Indonesia Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan
sebagai pembelajaran berdasarkan masalah. Menurut Tan (dalam Rusman,
2011:229), PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL
11
kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan. PBL menurut Dutch (dalam Amir, 2010:21) adalah metode
instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi nyata bagi masalah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan inovasi metode
instruksional dalam pembelajaran yang menantang siswa agar belajar untuk
bekerja sama dalam kelompok kemudian kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
1.6.5 Pembelajaran Relasi dan Fungsi
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru
(Sagala, 2011:61). Kemudian menurut Riyanto (2010:131) pembelajaran adalah
suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut pembelajaran adalah suatu upaya atau kegiatan yang dirancang untuk
membelajarkan siswa atau membantu siswa mempelajari sesuatu.
Pengertian relasi menurut Krisdiyanto (2013:1) adalah sesuatu yang
menunjukkan hubungan unsur-unsur yang termuat dalam himpunan tertentu
dengan unsur-unsur yang termuat dalam himpunan yang lain. Kemudian fungsi
menurut Krisdiyanto (2013:17) adalah relasi khusus dari himpunan A ke
12
himpunan B dengan syarat semua anggota himpunan A memiliki tepat satu
pasangan dengan anggota himpunan B.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran relasi dan fungsi adalah suatu
upaya atau kegiatan yang dirancang untuk membelajarkan siswa atau membantu
siswa mempelajari sesuatu, yang menunjukkan hubungan unsur-unsur yang
termuat dalam himpunan tertentu dengan unsur-unsur yang termuat dalam
himpunan yang lain, dan relasi khusus dari himpunan A ke himpunan B dengan
syarat semua anggota himpunan A memiliki pasangan tepat satu dengan anggota
himpunan B, disebut fungsi
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Matematika dan Pembelajaran Matematika di Sekolah
Matematika berasal dari bahasa Latin mathematika yang mulanya diambil
dari bahasa Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Mathematike memiliki
asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lain yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal katanya,
maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan berpikir
(bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran),
bukan menekankan dari hasil eksperimen atau dengan kata lain hasil observasi
matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan
ide, proses, dan penalaran. (Russeffendi ET dalam Tiurlina, 2010:3).
Menurut Wardhani (2010:3) secara umum karakteristik matematika adalah:
(1) memiliki objek kajian yang abstrak; (2) mengacu pada kesepakatan; (3)
berpola pikir deduktif; (4) konsisten dalam sistemnya; (5) memiliki simbol yang
kosong dari arti; (6) memperhatikan semesta pembicaraan. Kemudian unsur utama
matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi, yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam
matematika bersifat konsisten. Namun demikian, materi matematika dan
penalaran matematika merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan, yaitu materi
14
matematika dipahami melalui penalaran dan diterapkan melalui belajar materi
matematika. (Supartapa, 2007:I7).
Sehubungan dengan karakteristik umum matematika di atas, dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah harus memperhatikan ruang
lingkup matematika sekolah. Menurut Sumardyono (2004:43) terdapat perbedaan
antara matematika sebagai ilmu dengan matematika sekolah. Perbedaan itu ada
dalam hal: (1) penyajian; (2) pola pikir; (3) semesta pembicaraan; dan (4) tingkat
keabstrakkan. Keempat hal di atas harus disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa, jenjang sekolah dan topik bahasan. Penyajian matematika tidak
harus diawali dengan teorema maupun definisi tetapi harus disesuaikan dengan
perkembangan intelektual siswa. Lalu pembelajaran matematika sekolah dapat
menggunakan pola pikir deduktif maupun induktif. Sebagai kriteria umum,
biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif lebih dahulu karena hal ini
memungkinkan siswa menangkap pengertian yang dimaksud. Sementara di SMP
dan SMA, pola pikir deduktif sudah semakin ditekankan. Tentang semesta
pembicaraan, matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga
menyesuaikan dalam kekomplekan semestanya. Semakin tinggi tahap
perkembangan intelektual siswa, maka semestanya juga semakin diperluas.
Kemudian mengenai tingkat keabstrakan, secara umum di SD dimungkinkan
untuk mengkonkretkan objek-objek matematika agar siswa lebih memahami
pelajaran. Namun semakin tinggi jenjang sekolah tingkat keabstrakan objek juga
semakin diperdalam. Hal ini dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran
matematika itu sendiri.
15
Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
(4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Selain hal tersebut pentingnya belajar matematika tidak lepas dari perannya
dalam segala jenis dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan
yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Menghitung mengarah
pada pembelajaran aritmatika dan mengukur mengarah pada pembelajaran
geometri. Kemampuan di atas berguna untuk pendidikan lebih tinggi dan berguna
dalam kehidupan bermasyarakat, juga termasuk bekal di dunia kerja.
Jadi alangkah baiknya dalam pembelajaran matematika di sekolah dapat
ditanamkan konsep-konsep tersebut dalam setiap pembelajaran yang diberikan
oleh guru matematika. Sedemikian hingga pembelajaran matematika itu sendiri
16
adalah suatu esensi dimana pembelajaran matematika tidak terlepas dari hakikat
matematika itu sendiri, serta mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran
matematika di tingkat sekolah.
2.2 Teori Konstruktivisme
Mengenai teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget pada
pertengahan abad 20, Sanjaya (2011:123) menyampaikan bahwa menurut Piaget
pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk
mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi anak
sebagai subjek akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan
pengetahuan diperoleh melalui proses pemberitahuan akan menjadi pengetahuan
yang kurang bermakna. Pengetahuan yang diperoleh melalui proses
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, karena hanya
akan menjadi pengetahuan yang diingat untuk sementara dan setelah itu
dilupakan.
Lebih lanjut pada hasil kerja Piaget dalam pengembangan pengetahuan dan
pengertiannya, ditemukan suatu pandangan dasar bahwa terdapat kumpulan
proses-proses yang tanpa disadari dalam suatu kegiatannya, seseorang
memperoleh informasi dari indra yang dimilikinya setiap waktu. Piaget
menjelaskan tiga proses penting yang didefinisikan sebagai jalan utama yang
didasari oleh teori Genetic Ephistemology yaitu learning takes place (terjadinya
pembelajaran). Ketiga hal tersebut yakni asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
Asimilasi dalam istilah Piaget adalah mengumpulkan dan mengklasifikasikan
informasi baru dalam bentuk skema, sementara akomodasi merupakan
17
pengubahan skema menjadi informasi baru atau hal yang ditolak, sedangkan
ekuilibrasi merupakan tingkatan dimana skema tadi diterima tanpa kontradiksi
dalam representasi mental dari lingkungan sekitar. Skema yang didapat dari
ekuilibrasi dapat tidak hanya dipakai untuk menginterpretasikan tetapi juga untuk
menebak sesuatu. Skema merupakan model representatif dari seluruh pengetahuan
pada diri seseorang dalam suatu topik tertentu. Kemudian informasi yang tidak
pas dengan skema pada umumnya tidak akan dimengerti atau salah dimengerti
oleh seseorang. (Pritchard dan Woollard, 2010:10-13).
Berdasarkan uraian di atas dapat dimengerti mengenai alasan mengapa
siswa mendapat kesulitan dalam mengerti informasi (pengetahuan) yang diperoleh
di kelas, yaitu informasi yang tidak pas dengan skema tersebut, meskipun mereka
menanggapi dan mengerti perkataan guru. Pada kasus seperti ini akan sangat baik
bila guru menambahkan informasi pada skema yang dibentuk oleh siswa secara
berkesinambungan, sehingga memudahkan siswa untuk membentuk pengetahuan
baru yang lebih terarah. Misalnya apersepsi dalam pembelajaran sangat
diperlukan sebagai jembatan penghubung pada materi yang akan disajikan.
Kemudian Trianto (2009:28) menyatakan bahwa dalam teori
konstruktivisme ini siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Oleh sebab itu, agar siswa
benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, serta berusaha
keras dalam menerapkan suatu ide.
18
2.3 Teori Sosial Menurut Vygotsky
Gagasan Vygotsky mengenai Zone of Proximal Development (ZPD) adalah
persepsi krusial yang merupakan pusat dari segala jenis teori belajar
konstruktivisme sosial. ZPD (dalam Gambar 2.1) menjelaskan perbedaan antara
seseorang yang belajar sendiri dengan apa yang dapat dipelajari oleh seseorang,
saat suatu pembelajaran dituntun oleh orang lain yang lebih memiliki
pengetahuan. Ketepatan dan waktu intervensi dalam jam pembelajaran dan ZPD
individual menjadikan hal ini sebagai strategi esensial bagi guru yang bekerja
dengan penerapan konstruktivisme sosial.
Pernyatan langsung Vygotsky (1978) sebagai pencetus ZPD, mengenai
kesadaran akan aspek fundamental dalam pembelajaran yaitu interaksi sosial,
serta pengertian langsung mengenai ZPD sebagaimana dikutip oleh Prichard dan
Woollard (2010:14) sebagai berikut.
Every function in the child's cultural development appears twice:.first, on
the social level, and later, on the individual level; first, between people
(interpsychological) and then inside the child (intrapsychological). This
applies equally to voluntary attention, to logical memory, and to the
formation of concepts. All the higher functions originate as actual
relationships between individuals .... The ZPD is the level of potential
development as determined through problem solving under adult guidance
or in collaboration with more capable peers... what children can do with
the assistance of others might be in some sense even more indicative of
their mental development than what they can do alone....
Gambar 2.1 Zone of Proximal Development (diadaptasi dari
Pritchard dan Woollard, 2010:10)
19
Berdasarkan kutipan tersebut, Vygotsky berkeyakinan bahwa
perkembangan kultural pada diri anak muncul dua kali, yaitu pada tingkatan sosial
diantara masyarakat (interpsychological), kemudian pada tingkatan individual di
dalam diri anak (intrapsychologycal). Hal ini merurut Trianto (2009:39)
menentukan fungsi-fungsi memori elementer, perhatian (atensi), persepsi, dan
stimulus respon. Faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi
mental yang lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis dan
pengambilan keputusan. Kemudian menurut Vygotsky bahwa proses
pembelajaran yang terjadi jika anak bekerja atau menyelesaikan tugas-tugas yang
belum dipelajari, namun tugas tersebut masih dalam jangkauan mereka disebut
dengan Zone of Proximal Development (ZPD), yakni tingkat potensi
perkembangan yang sedikit lebih tinggi dari perkembangan seseorang
sebelumnya. Berdasarkan hal ini juga dapat disimpulkan bahwa Vygotsky
meyakini perkembangan fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul
dalam percakapan dan kerjasama antar individu.
Sejalan dengan uraian di atas Vygotsky menyatakan bahwa penekanan
interaksi sosial, dalam arti interaksi individu dengan orang lain merupakan salah
satu faktor penting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang.
Interaksi tersebut dapat berjalan secara vertikal seperti interaksi guru dan murid,
maupun secara horizontal yaitu antara siswa dengan siswa lainnya. Setiap jenis
dari interaksi-interaksi tersebut memiliki efek tersendiri dalam pembelajaran,
dimana siswa dapat menekankan penggabungan secara mendalam yang detail dan
selanjutnya melakukan penekanan pada proses elaborasi dan metakognitif
20
Ide lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu bantuan atau dengan kata
lain pemberian bantuan, dalam konteks ini dari orang yang lebih berpotensi yaitu
guru ataupun siswa yang lebih pintar untuk menyediakan sesuatu yang menuntun
dalam proses penerimaan pengetahuan maupun pengembangan pengertian.
Scaffolding diperhitungkan dan mengintervensi secara tepat dengan tujuan
menjadikan siswa lebih maju ke depan. Penafsiran dari scaffolding ini dalam
proses pembelajaran adalah siswa sebaiknya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit
dan realistik yang kemudian diberikan pula bantuan secukupnya untuk dapat
menyelesaikannya. Perencanaan pada proses scaffolding dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut, yang didasarkan pada pengembangan standar belajar
mengajar nasional di Negara Inggris. Dengan menggunakan kumpulan pertanyaan
sebagai awal mula, guru telah memberikan dorongan untuk mengukur intervensi
mereka dengan tujuan memperoleh hasil terbaik dalam kemajuan dari siswa.
(Pritchard dan Woollard, 2010:39).
Tiga prinsip konstruktivisme, yang didasar pada konstruktivisme sosial dan
teori belajar sosial lainnya, disajikan oleh Bruner (dalam Pritchard dan Woollard,
2010:10) sebagai berikut.
Gambar 2.2 Perencanaan Intervensi (diadaptasi dari Pritchard
dan Woollard,2010:39)
21
(l) Teaching must be concerned with the experience and contexs that make
the learner willing and able to learn (i. e. readiness); (2) Teaching must be
structured so that it can be easily grasped by the learner; (3) Teaching
should be designed to facilitate extrapolation and/or fill in the gaps (go
beyond the information given).
Dengan kata lain, menurut Bruner prinsip konstruktivisme sosial
merupakan suatu konsep dimana pengajaran haruslah terfokus pada pengalaman
dan konteks yang membuat siswa akan mampu untuk belajar (readiness), lalu
pengajaran haruslah terstruktur sehingga mudah diserap oleh siswa, kemudian
prinsip terakhirnya pengajaran haruslah didesain untuk memfasilitasi secara
terukur dan/atau mengisi kekosongan (melampaui informasi yang diberikan).
Uraian-uraian mengenai teori konstruktivisme sosial tentunya akan sangat baik,
bila diterapkan dalam PBL demi pencapaian tujuan penelitian, juga demi
mempertahankan keaktifan dan prestasi belajar siswa yang diharapkan dapat
diperoleh melalui penelitian ini.
2.4 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Menurut Jordan et al. (2008:118-119), "the functional theories specify what
people are able to do or how they behave at particular stages... The best known
functional theory of children's cognitive development was proposed by Jean
Piaget." Dengan kata lain, Teori Perkembangan Kognitif termasuk dalam
Functional Theory (Teori Fungsional), dan menurut pendapat tersebut teori
fungsional yang paling terkenal mengenai perkembangan kognitif anak diusulkan
oleh Piaget.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget menjelaskan bagaimana umumnya
perkembangan umur anak mendukung perkembangan kognitifnya secara
22
intelektual. Teori Perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang
memandang perkembangan kognitif anak sebagai suatu proses, dimana anak
secara aktif akan membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman dan interaksi mereka. (Trianto, 2009:29). Menurut Piaget terdapat
empat tingkat perkembangan kognitif, Tabel 2.1 berikut akan menunjukkan
keempat tahap tersebut.
Tabel 2.1 Tingkatan Tahap Perkembangan Kognitif Piaget (dimodifikasi
dari Jordan et al., 2008:119 dan Trianto, 2009:29)
No Tahap dan
Usia
Karakteristik Kemampuan Utama
1 Sensorimotor
(0-2 tahun)
1. Merasakan dunia melalui gerak dan
indra
2. Belajar tentang keberadaan objek
secara berkesinambungan meskipun
tidak terlihat (konsep kepermanenan
objek)
3. Memulai untuk memperlihatkan
kembali tingkah laku melalui
gambaran mental ataupun bahasa
Terbentuknya Konsep
Kepermanenan Objek
dan kemajuan gradual
dari perilaku reflektif ke
perilaku yang mengarah
kepada tujuan
2 Praoperasional
(2-6 tahun)
1. Membangun model mental dari
dunia
2. Masih egosentris, hanya melihat
dunia dari titik yang mereka lihat
3. Dapat menunjukan operasi mental
seperti penjumlahan jika hanya
suatu objek dihadirkan
Perkembangan
kemampuan
menggunakan simbol-
simbol untuk
menyatakan objek-objek
dunia. Pemikiran masih
egosentris dan sentrasi.
3 Operasional
Konkret
(6-12tahun)
1. Mengembangkan peraturan dan
prinsip-prinsip berdasarkan tindakan
pada dunia
2. Sanggup mengerti peraturan hanya
jika mereka mengalami pengalaman
langsung
3. Belum dapat menggunakan
peraturan untuk mengembangkan
situasi yang belum dialami
4. mengembangkan kemampuan untuk
melihat secara berbeda dari sebuah
gambaran
Perbaikan dalam
kemampuan untuk
berpikir secara logis.
Kemampuan-
kemampuan baru
termasuk penggunaan
operasi-operasi yang
dapat balik (reversible).
Pemikiran tidak lagi
sentrasi tetapi
desentrasi, pemecahan
masalah tidak begitu
dibatasi oleh
keegosentrisan.
Bersambung
23
Sambungan
No Tahap dan
Usia
Karakteristik Kemampuan Utama
4 Operasional
Formal
(12 tahun ke
atas)
1. Mampu untuk bernalar dalam
abstrak murni dan secara metode
ilmiah.
2. Mampu mengembangkan hipotesis
mengenai dunia
3. Mampu secara bertingkat untuk
mengkonstruksi model yang
menjelaskan pengalaman utama
Pemikiran abstrak murni
simbolis mungkin
dilakukan.
Masalah-masalah dapat
dipecahkan melalui
penggunaan
eksperimentasi
sistematis
Berdasarkan Tabel 2.1 tersebut dapat diketahui bahwa di dalam tahap
operasional formal (lebih dari 12 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak harus
menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam Teori
Perkembangan Kognitif Piaget, dengan kata lain siswa sudah mampu melakukan
abstraksi, dalam arti mampu menentukan sifat atau atribut khusus dari sesuatu
tanpa menggunakan benda-benda nyata. Pada permulaan tahap ini, kemampuan
bernalar secara abstrak mulai meningkat, sehingga seseorang mulai mampu untuk
berpikir secara deduktif. Contohnya dalam pembelajaran matematika, siswa sudah
mampu untuk menggunakan variabel.
Selanjutnya di dalam tahap perkembangan, siswa SMP berada pada
periode perkembangan pesat dari segala aspek. Sejalan dengan uraian di atas,
dalam aspek kognitif Hartinah (2008:5) menerangkan bahwa
menurut Piaget ... siswa SMP/SMA merupakan period of formal operation.
Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir
secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna
(meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkret atau bahkan objek
yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imaginatif. Pada
tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam
Multiple Inteligences yang dikemukakan oleh Gardner, yaitu: (l)
kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional); (2)
kecerdasan logis matematis (kemampuan berpikir runtut; (3) kecerdasan
musikal (menangkap dan menciptakan pola irama); (4) kecerdasan spasial
(kemampuan berbentuk imaji mental tentang realitas); (5) kecerdasan
24
kinestetik ragawi (kemampuan menghasilkan motorik yang halus; (6)
kecerdasan intrapribadi (kemampuan mengenal diri sendiri dan
mengembangkan rasa jati diri; (7) kecerdasan antarpribadi (kemampuan
memahami orang lain).
Jadi menurut pendapat tersebut siswa SMP yang umumnya berumur
diantara 12-15 tahun dapat digolongkan mampu menyelesaikan permasalahan
abstrak seperti matematika dengan gagasannya sendiri serta mampu berpikir
kombinatorial terhadap pembelajaran matematika yang diberikan dan diajarkan
oleh guru. Kemudian menurut Nur (dalam Trianto, 2009:29) interaksi sosial
dengan teman sebaya, khususnya dalam berargumentasi dan berdiskusi dapat
membantu memperjelas pemikiran, yang pada akhirnya dapat membuat pemikiran
tersebut menjadi lebih logis.
2.5 Teori Belajar Bermakna Menurut David P. Ausubel
Teori belajar Ausubel menekankan pada bagaimana seseorang memperoleh
pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat dua jenis belajar yaitu belajar hafalan
(rote learning) dan belajar bermakna (meaningfull learning).
Ausubel menyatakan hal berikut sebagaimana dikutip Bell (dalam
Kemdikbud, 2012:10) mengenai belajar hafalan (rote learning), “... if the learner's
intention is to memorise it verbatim, ... as a series af arbitrarily related word,
both the learning process and the learning outcome must necessarily be rote and
meaningless....” yang berarti bahwa jika seorang siswa, berkeinginan untuk
mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal yang lain maka
baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan
(rote) dan kurang bermakna (meaningless). Salah satu kelemahan dari belajar
hafalan, adalah kekurangan pada dasar yang kokoh dan kuat untuk
25
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut. Sebab sesuatu yang
dihafal akan cepat mudah hilang namun sesuatu yang dimengerti akan tertanam
kuat di benak siswa.
Jika seorang siswa tidak dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang sudah dimilikinya, maka proses pembelajarannya disebut
dengan belajar hafalan (rote learning) yang tidak akan bermakna sama sekali.
Sebagaimana kita ketahui materi pelajaran matematika bukanlah pengetahuan
yang terpisah-pisah namun merupakan pengetahuan yang saling berkait antara
pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya. Suatu proses pembelajaran
akan lebih mudah dipelajari dan dimengerti siswa jika para guru mampu memberi
kemudahan bagi siswanya sedemikian hingga para siswa dapat mengaitkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Tugas guru
di sini yakni membantu memfasilitasi siswa, sehingga pengetahuan baru dalam
setiap pembelajaran di kelas dapat dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa sebelumnya.
Lebih lanjut untuk dapat menguasai materi matematika, seorang anak harus
menguasai beberapa kemampuan dasar lebih dahulu. Setelah itu, si anak harus
mampu mengaitkan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang
sudah dipunyainya. Karenanya, Ausubel menyatakan hal berikut sebagaimana
dikutip Orton (dalam Belajar, 2010:21), “if I had to reduce all of educational
psychology to just one principle, I would say this: the most important single factor
influencing learning is what the learner already knows. Ascertain this and teach
him accordingly,” yang berarti jika Ausubel harus menyatukan seluruh psikologi
26
pendidikan hanya pada satu prinsip, beliau akan mengatakan bahwa satu-satunya
hal terpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang sudah diketahui
oleh pelajar, menyadari hal ini dan mengajari mereka berdasarkan hal tersebut.
Sehingga dapat jelas terlihat bahwa pengetahuan yang sudah dimiliki siswa akan
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran. Selain itu,
seorang guru dituntut untuk mengecek, mengingatkan kembali ataupun
memperbaiki pengetahuan prasyarat pada siswa sebelum mulai membahas topik
baru, sehingga pengetahuan baru tersebut dapat berkaitan dengan pengetahuan
lama yang lebih dikenal sebagai proses belajar bermakna.
Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi sangatlah diperlukan beberapa konsep awal
milik siswa yang berkaitan tentunya dengan konsep baru yang akan dipelajari oleh
siswa-siswa tersebut. Sehingga jika dikaitkan dengan PBL, dalam hal ini siswa
sebelumnya sudah memiliki konsep-konsep awal yang diperlukan, sehingga siswa
diharapkan mampu mengerjakan permasalahan autentik untuk memperoleh
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
2.6 Problem Based Learning (PBL)
PBL pertama kali diperkenalkan di McMaster University School of
Medicine Kanada pada tahun 1969, sebagai salah satu upaya menemukan solusi
dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang ada.
(Rideout dalam Riyanto, 2010:284).
PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
27
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari sebuah materi pembelajaran. (Rusman, 2011:230).
2.6.1 Pengertian dan Karakteristik PBL
Seperti yang dibahas sebelumnya dalam penjelasan istilah bahwa PBL
merupakan inovasi metode instruksional dalam pembelajaran yang menantang
siswa agar belajar untuk bekerja sama dalam kelompok kemudian kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Kemudian menurut Riyanto (2010:285) PBL adalah suatu model pembelajaran
yang dirancang dan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam memecahkan masalah.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jika dilihat dari aspek psikologi
belajar, PBL bersandar pada psikologi kognitif dan psikologi konstruktivis yang
berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghapal sejumlah fakta
tetapi proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui
proses ini siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa
tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor
melalui penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi. (Sanjaya,
2011:213).
Menurut Tan (2004:7) PBL difokuskan pada tantangan dalam membuat
siswa berpikir terbuka. PBL disadari sebagai kemajuan pembelajaran aktif dan
28
berpusat pada siswa dimana masalah yang tidak terstruktur (masalah kompleks di
dunia nyata) dipakai sebagai titik awal dan batasan dalam proses
pembelajarannya. Kemudian menurut Arends (dalam Trianto, 2009:93) berbagai
pengembangan PBL telah memberikan model pembelajaran itu memiliki
karakteristik sebagai berikut. (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah, PBL
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa; (2)
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, masalah yang telah dipilih dan akan
diselidiki benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau
permasalahan itu dari banyak mata pelajaran; (3) Penyelidikan autentik, PBL
mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata terhadap masalah nyata; (4) Menghasilkan suatu produk dan
memamerkannya, PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temui; (5) Kolaborasi, PBL dicirikan oleh
siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
2.6.2 Pengertian Masalah dan Pemecahan Masalah dalam PBL
Menurut Arends (dalam Trianto,2009:90), “… as a teacher it is strange
that we expect students to learn yet seldom teach then about learning, we expect
student to solve problem yet seldom teach then about problem solving," yang
artinya adalah suatu kejanggalan bila dalam mengajar guru selalu menuntut siswa
untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa
29
seharusnya belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi
jarang mengajarkan bagaimana cara siswa seharusnya untuk menyelesaikan
masalah. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran yang baik selalu dimulai
dengan kegiatan awal yang terkoneksi dengan masalah, diikuti dengan tanggung
jawab pada masalah dan pengendalian pemikiran secara multi dimensi. Masalah
dapat berbentuk apa saja, seperti: (1) kegagalan untuk menunjukkan
gejala sesuatu; (2) situasi yang memerlukan perhatian dan pengembangan secara
intensif; (3) kebutuhan akan inovasi yang lebih baik atau cara baru untuk
melakukan sesuatu; (4) jarak antara informasi dan pengetahuan; serta (5) situasi
yang harus diputuskan atau kebutuhan akan inovasi desain tertentu. Masalah baik
besar maupun kecil akan menjadi sebuah kesempatan untuk sebuah inovasi. (Tan,
Teo and Chye, 2009:4).
Hakikat masalah dalam Strategi PBL adalah gap atau kesenjangan antara
situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi
dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya
keresahan, keluhan, kerisauan atau kecemasan. (Sanjaya, 2011:216-217). Dalam
proses pembelajaran, suatu persoalan akan menjadi masalah jika persoalan itu
menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu
prosedur rutin yang sudah diketahui siswa. Jadi apabila soal matematika yang
diberikan guru atau yang tercetak dalam buku teks sudah pernah dikerjakan siswa
sehingga siswa telah mengetahui prosedur yang digunakan untuk menemukan
jawabannya, maka soal tersebut bukan merupakan masalah melainkan berupa soal
latihan saja.
30
Oleh karena cara yang digunakan dalam pemecahan masalah tidak bisa
diselesaikan dengan prosedur yang rutin, maka diperlukan serangkaian proses
berpikir, menganalisis kemungkinan dan usaha keras dari siswa untuk dapat
menyelesaikannya. Sehingga selama proses pemecahan masalah tersebut siswa
dituntut untuk belajar menggunakan kemampuan berpikir dan bernalarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut menurut Baroody (1993:2.8) kesempatan untuk
menyelesaikan masalah didasarkan atas tiga kumpulan faktor yaitu kognitif,
afektif dan metakognitif. Faktor kognitif mengandung pengetahuan konsep atau
pengertian (understanding) dan strategi untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki pada situasi baru (general problem solving strategies). Faktor afektif
berkaitan dengan watak anak dalam menyelesaikan masalah. Kemudian
metakognitif berisikan pembiasaan diri (kemampuan untuk berpikir melewati
masalah). Selain memiliki pengertian yang cukup, strategi pemecahan masalah
yang memadai, watak positif yang menuju pada pemecahan masalah matematika
serta kemampuan pada pembiasaan diri, seorang pemecah masalah yang efektif
biasanya memiliki karakteristik lainnya yaitu fleksibilitas.
Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang
sering digunakan dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah yang
disebut dengan strategi pemecahan masalah. Beberapa strategi yang sering
digunakan adalah membuat diagram, mencobakan pada soal yang lebih sederhana,
membuat tabel, menemukan pola, memperhitungkan setiap kemungkinan, berpikir
logis, bergerak dari belakang, mengabaikan hal yang tidak mungkin, dan
mencoba-coba. (Shadiq, 2009:13).
31
2.6.3 Langkah-Langkah PBL
Proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala
perangkat yang diperlukan (masalah, formulir pelengkap, dan lain-lain). Pelajar
pun harus sudah memahami prosesnya dan telah membentuk kelompok-kelompok
kecil. (Amir, 2010:24).
Berikut ada 5 langkah PBL melalui kegiatan kelompok yang dikemukakan
oleh Johnson dan Johnson (dalam Sanjaya, 2011:217). (l) Mendefinisikan
masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu
konflik hingga siswa menjadi jelas akan masalah apa yang dikaji. Dalam kegiatan
ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang hal-hal yang
diketahui dan mengarah pada masalah yang akan dikaji; (2) Mendiagnosis
masalah yaitu menemukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis
berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat
mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam
diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-
tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang
diperkirakan; (3) Merumuskan strategi alternatif, yaitu menguji setiap tindakan
yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa
didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang
kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan; (4) Menentukan dan
menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana
yang dapat dilakukan; (5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun
evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan
32
kegiatan sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan
strategi yang diterapkan.
Langkah-langkah PBL sebagaimana telah diuraikan di atas, merupakan
satu kesatuan utuh, sebab kegagalan dalam salah satu langkah berpengaruh
terhadap langkah-langkah yang lain dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
hasil pemecahan masalah dari PBL secara keseluruhan.
2.6.4 Keunggulan PBL
Sebagai suatu model pembelajaran PBL memiliki beberapa keunggulan.
(1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran;
(2) Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa; (3) Dapat meningkatkan aktivitas
siswa; (4) Dapat membantu siswa dalam cara mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah di kehidupan nyata; (5) Dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan, selain itu juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri, (6) Dapat memperlihatkan pada siswa bahwa
pelajaran matematika pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekadar belajar dari guru atau buku-
buku saja; (7) PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa; (8) Dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru; (9)
Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata; (10) Dapat mengembangkan minat siswa
33
untuk secara terus menerus belajar sekalipun pendidikan formal yang mereka
alami telah berakhir. (Sanjaya, 2011:220).
2.6.5 Kelemahan PBL
Selain keunggulan PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya: (1)
manakala siswa tidak berminat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba; (2) keberhasilan dalam PBL membutuhkan cukup waktu dalam
persiapan; (3) tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan ingin belajar apa yang
harus dipelajari. (Sanjaya, 20l1:221).
Untuk menanggulangi hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator
haruslah dapat memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk memenuhi kebutuhan
siswa dalam menyelesaikan masalah, kemudian guru harus dapat meluangkan
waktu ekstra dalam mempersiapkan pembelajaran, dibutuhkan kecakapan dan
kecermatan dalam mengatur waktu secara efektif dan efisien, serta guru dituntut
pula untuk memberikan pemahaman secara optimal agar siswa dapat termotivasi
untuk berusaha memecahkan masalah.
2.7 Aktivitas Belajar
2.7.l Pengertian Aktivitas Belajar
Seperti telah diuraikan dalam penjelasan istilah pada Bab I, aktivitas
belajar adalah kegiatan yang mendukung proses perubahan perilaku yang relatif
menetap dalam tingkah laku seseorang sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
Selanjutnya menurut Sardiman, (2011:100) yang dimaksud dengan aktivitas
34
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental yang saling terkait untuk
mengoptimalkan proses belajar.
Aktivitas sangat diperlukan di dalam belajar, karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Pada kegiatan belajar
segala pengetahuan itu harus diperoleh melalui pengamatan, pengalaman,
penyidikan, bekerja dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
rohani maupun jasmani. Hal ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus
aktif secara mandiri. (Sardiman, 2011:6).
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan belajar,
siswa harus aktif berbuat sesuai dengan tujuan dari aktivitas tersebut. Kemudian
dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas dan semakin tinggi aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas maka secara tidak langsung proses
belajar siswa berlangsung dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut sistem
pembelajaran belakangan ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas
keaktifan (aktivitas) dalam setiap proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2.7.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar, dengan demikian sekolah
merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup
hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah
35
tradisional. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.
Menurut Sardiman (2011:101) jenis-jenis aktivitas belajar di sekolah sebagai
berikut: (1) visual activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi atau percobaan; (2) oral activities, contohnya: menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi atau interupsi; (3) listening activities, sebagai contoh
mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik atau pidato; (4) writing
activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket juga menyalin; (5)
drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta diagram; (6) motor
activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun dan beternak; (7) mental activities, contohnya:
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan serta
mengambil keputusan; (8) emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang hingga gugup.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan
tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis dan
menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Sehingga dalam hal ini kreativitas
guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat
bervariasi tersebut.
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Menurut Slameto (dalam Pande, 2012:29) faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi dua jenis faktor, yaitu
36
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam
diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.
Faktor internal terdiri dari tiga faktor, yaitu: (1) faktor jasmaniah, dimana
seorang siswa harus dalam keadaan sehat secara fisik; (2) faktor psikologis, dibagi
menjadi 7 bagian yakni inteligensi/kecakapan, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan; (3) faktor kelelahan, baik kelelahan fisik/jasmani
maupun psikis.
Faktor eksternal terdiri dari tiga faktor yaitu: (1) faktor keluarga, siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarganya; (2) faktor sekolah, yang mencakup faktor ini adalah metode
mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah; (3) faktor masyarakat, faktor ini
berpengaruh pada aktivitas belajar siswa yang terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat.
Jadi faktor internal dan eksternal merupakan dua faktor penting yang harus
diperhatikan agar aktivitas belajar siswa dapat dicapai dengan maksimal. Dengan
melihat faktor tersebut, guru sebagai seorang pendidik hendaknya dapat
mengambil langkah-langkah yang bijak dalam mengatasi masalah aktivitas belajar
yang dialami oleh siswanya.
37
2.8 Prestasi Belajar
2.8.1 Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Pada penjelasan istilah diuraikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil dari
pengalaman dan latihan yang telah dicapai sebagai akibat dari sebuah proses
perubahan tingkah laku. Kemudian menurut Supartapa (2007:19) prestasi belajar
siswa merupakan suatu indikator yang dapat menunjukan tingkat kemampuan dan
pemahaman siswa dalam belajar. Prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai
hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam
jangka waktu tertentu. Dalam hal ini prestasi belajar siswa juga dapat diartikan
sebagai hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa
merupakan kemampuan yang dimiliki seorang siswa sebagai hasil usaha
belajarnya dalam suatu waktu. Kemampuan tersebut dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, bakat, sikap dan nilai yang dapat diukur tinggi rendahnya, dengan
jalan memberikan tugas-tugas kepada siswa yang relevan dengan sasaran yang
diinginkan, yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk nilai yang disebut
dengan prestasi belajar siswa.
2.8.2 Jenis-jenis Prestasi Belajar Siswa
Menurut Bloom (dalam Supartapa, 2007:19) prestasi belajar merupakan
hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jenis prestasi belajar
meliputi tiga ranah atau aspek, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk
mengungkapkan hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut
38
diperlukan indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa siswa telah berhasil
meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Selanjutnya dalam
Tabel 2.2 berikut disajikan jenis prestasi belajar dan indikatornya. Namun perlu
diingat dalam penelitian ini hanya melibatkan prestasi belajar matematika siswa
dalam ranah kognitif saja.
Tabel 2.2 Jenis dan Indikator Prestasi Belajar (dimodifikasi dari Asnawi,
2009:4-5)
No Jenis Prestasi
Belajar
Indikator Prestasi Belajar
1 Ranah Kognitif
a. Pengamatan
b. Ingatan
c. Pemahaman
d. Penerapan
e. Analisis
f. Sintesis
1. Dapat menunjukkan
2. Dapat membandingkan
3. Dapat menghubunglan
4. Dapat menyebutkan
5. Dapat menunjukkan kembali
6. Dapat menjelaskan
7. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
8. Dapat memberikan contoh
9. Dapat menggunakan secara tepat
10. Dapat menguraikan
11. Dapat mengklasifikasikan atau memilah-milah
12. Dapat menghubungkan
13. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)
2 Ranah Afektif
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Apresiasi (sikap
menghargai)
d. Internalisasi
(pendalaman)
e. Karakterisasi
1. Mengingkari
2. Melembagakan atau meniadakan
3. Menjelmakan dalam pribadi atau perilaku sehari-hari
3 Ranah Psikomotor
a. Keterampilan
bergerak dan
bertindak
b. Kecakapan
ekspresi verbal dan
nonverbal
1. Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan
anggota tubuh lainnya
2. Mengucapkan
3. Membuat mimik dan gerakan jasmani
2.8.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang perlu
diperhatikan untuk meraih prestasi belajar yang baik. Menurut Shertzer dan Stone
39
(dalam Riadi, 2012:1) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu: (1) faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan
kesehatan dan panca indra; dan (2) faktor psikologis, faktor ini berhubungan erat
dengan intelegensi, sikap dan motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu
sendiri.
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal lain di luar diri
siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, sebagai
berikut. (1) Faktor lingkungan keluarga, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar pada lingkungan keluarga yaitu: sosial ekonomi keluarga,
pendidikan orang tua perhatian orang tua serta suasana hubungan antara anggota
keluarga, dan lain sebagainya; (2) Faktor lingkungan sekolah, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar di lingkungan sekolah yakni: sarana dan prasarana
kompetensi guru dan siswa, kurikulum dan metode belajar; (3) Faktor lingkungan
masyarakat, pada lingkungan masyarakat faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar seperti: sosial budaya partisipasi masyarakat pada pendidikan, dan
lain sebagainya.
Jadi faktor internal dan eksternal merupakan dua faktor penting yang harus
diperhatikan agar prestasi belajar siswa dapat dicapai dengan maksimal. Dengan
melihat faktor tersebut, guru sebagai seorang pendidik hendaknya dapat
40
mengambil langkah-langkah yang bijak dalam mengatasi masalah prestasi belajar
yang dialami oleh siswanya.
2.9 Pembelajaran Relasi dan Fungsi
2.9.1 Relasi
2.9.1.1 Pengertian Relasi
Pada penjelasan istilah telah diuraikan mengenai pengertian relasi yaitu
sesuatu yang menunjukkan hubungan unsur-unsur yang termuat dalam himpunan
tertentu dengan unsur-unsur yang termuat dalam himpunan yang lain. Kemudian
menurut Gazali dan Soedadyatmodjo (2005:3) himpunan A dan B dikatakan
mempunyai relasi apabila ada cara atau aturan tertentu untuk mengaitkan antara
anggota A dengan anggota B. Sehingga relasi dari himpunan A ke himpunan B
adalah aturan yang menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan
anggota-anggota himpunan B. Cara menuliskan
A R B atau R : A B = { | }.
2.9.1.2 Cara Menyajikan Relasi
Menurut Setiawan dan Widdiharto (2009:30-31) relasi yang
menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikan
dalam beberapa cara, yaitu diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan
pasangan berurutan. Menurut Krisdiyanto (2013: 89), diagram panah adalah alat
yang digunakan dalam waktu singkat dapat menunjukkan pasangan-pasangan
yang berurutan dan hubungan antara pasangan-pasangan itu. Perhatikan uraian
berikut ini.
41
Rani, Dian, Isnie, dan Dila sedang berbincang-bincang di sebuah taman
dekat sekolah. Mereka sedang membicarakan olahraga kegemarannya masing-
masing. Rani menyukai olahraga bulu tangkis dan basket. Dian menyukai
olahraga basket dan atletik, Isnie menyukai olahraga senam dan Dila menyukai
olahraga basket dan tenis meja. Misalkan himpunan P = {Rani, Dian, Isnie, Dila}
dan Q = {basket, bulu tangkis, atletik, senam, tenis meja). Kata "menyukai"
adalah relasi yang menghubungkan himpunan P ke himpunan Q. Maka relasi
tersebut dapat disajikan dalam bentuk berikut ini.
2.9.1.2.1 Himpunan Pasangan Berurutan
Cara penulisannya adalah anggota himpunan P ditulis pertama, sedangkan
anggota himpunan Q menjadi pasangannya. Berdasarkan soal di atas, maka
diperoleh himpunan pasangan berurutan sebagai berikut.
{(Rani, basket), (Rani, bulu tangkis), (Dian, basket), (Dian, atletik), (Isnie,
senam), (Dila, basket), (Dila, tenis meja)}
2.9.1.2.2 Diagram Panah
Anggota-anggota himpunan P berelasi dengan anggota himpunan Q
dengan relasi menyukai. Hal tersebut ditunjukkan dengan arah panah. Oleh karena
itu, diagramnya disebut diagram panah sebagai berikut.
42
2.9.1.2.3 Diagram Kartesius
Relasi dari himpunan P ke himpunan Q dapat dinyatakan dengan diagram
Kartesius. Anggota-anggota himpunan P berada pada sumbu mendatar dan
anggota-anggota himpunan Q berada pada sumbu tegak. Setiap pasangan anggota
himpunan P yang berelasi dengan anggota himpunan Q dinyatakan dengan titik
atau noktah seperti berikut. (Nuharini dan Wahyuni, 2008:34)
2.9.2 Fungsi atau Pemetaan
2.9.2.1 Pengertian Fungsi
Pada penjelasan istilah telah diuraikan mengenai pengertian fungsi yaitu
relasi khusus dari himpunan A ke himpunan B dengan syarat semua anggota
himpunan A memiliki pasangan dengan anggota himpunan B dan setiap anggota
himpunan A berpasangan dengan tepat satu anggota himpunan B. Kemudian
pengertian fungsi atau pemetaan dalam matematika mengacu pada adanya relasi
biner yang khusus antara dua himpunan. (Leibniz dalam Setiawan dan
Widdiharto, 2009:39).
2.9.2.2 Cara Menyajikan Fungsi
Fungsi merupakan bentuk relasi, maka cara penyajian fungsi sama seperti
cara penyajian relasi sebelumnya. Suatu fungsi dapat disajikan dalam bentuk
diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan terurut.
43
Contoh:
Diketahui himpunan A = {2, 3, 4, 5} dan B = {4, 5, 6, 7}
a. Tentukan relasi dari A ke B sehingga relasi tersebut berbentuk fungsi.
b. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan diagram panah.
c. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan diagram kartesius.
d. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan himpunan pasangan berurutan.
Penyelesaian:
a. Salah satu relasi dari A ke B sehingga relasi tersebut berbentuk fungsi adalah
“dua kurangnya dari”.
b. Diagram panah untuk fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut.
c. Diagram kartesius untuk fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut
d. Himpunan pasangan berurutan fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut.
R = {(2, 4), (3, 5), (4, 6), (5, 7)}
44
2.9.2.3 Notasi Fungsi
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B dinotasikan dengan huruf kecil,
misalnya f dan ditulis f : A B (dibaca f memetakan setiap anggota himpunan A
ke tepat satu anggota himpunan B). Jika f adalah sebuah fungsi dari himpunan A
ke himpunan B dengan x A dan y B maka peta x oleh f adalah y yang
dinyatakan dengan f(x), dalam hal ini f(x) = y disebut bayangan atau peta x oleh
fungsi f. Dengan demikian, diperoleh rumus fungsi sebagai berikut.
f : x y atau f : x f(x) (dibaca fungsi f memetakan x anggota A ke y anggota
B).
Perhatikan diagram panah suatu fungsi berikut
Diagram di atas menggambarkan fungsi yang memasangkan atau
memetakan anggota himpunan A, yaitu x ke anggota himpunan B, yaitu y.
Himpunan A disebut daerah asal (domain atau Df) dan himpunan B disebut daerah
kawan (kodomain atau Kf). Himpunan C dengan C ϲ B ( C himpunan bagian dari
B) disebut daerah hasil (range atau Rf).
2.9.2.3.1 Menentukan Banyaknya Pemetaan atau Fungsi
Banyaknya pemetaan atau fungsi yang mungkin dari dua buah himpunan
dapat ditentukan. Banyaknya bentuk fungsi yang terjadi sangat tergantung pada
banyaknya anggota dari kedua himpunan. Untuk menentukan rumus mencari
banyaknya fungsi atau pemetaan, perhatikan Tabel 2.3 berikut.
45
Tabel 2.3 Banyak Pemetaan yang mungkin dari 2 Himpunan Himpuna
n A
Himpuna
n B f: AB n(f: AB) f: B A n(f: BA)
{1} {a}
1
1
{1} {a, b}
2
1
{1, 2} {a, b}
4
4
{1} {a, b, c}
3
1
Berdasarkan uraian dari Tabel 2.3 di atas dapat diperoleh Tabel 2.4 berikut
yang menyajikan banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan A ke
himpunan B.
Tabel 2.4 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi
n (A) n (B) Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi dari
A ke B B ke A
1 1 1 = 11
1 = 11
2 1 1 = 12 2 = 2
1
1 2 2 = 21 1 = 1
2
2 2 4 = 22 4 = 2
2
3 1 1 = 13 3 = 3
1
1 3 3 = 31 1 = 1
3
3 2 8 = 23 9 = 3
2
2 3 9 = 32 8 = 2
3
… … … …
n(A) n(B) n(B)n(A)
n(A)n(B)
46
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika banyaknya
anggota himpunan A ditulis n(A) dan banyaknya anggota himpunan B ditulis n(B)
maka (1) banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan A ke himpunan B
adalah n(B)n(A)
; dan (2) banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan B
ke himpunan A adalah n(A)n(B)
2.9.2.3.2 Korespondensi Satu-satu
Menurut Russefendi (1982:332) bila A dan B himpunan, korespondensi
satu-satu dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi bila setiap unsur dari
B adalah peta unsur-unsur dari A dan tidak ada dua unsur berbeda dari A yang
mempunyai peta yang sama di B. Dengan kata lain dua himpunan A dan B
dikatakan dalam keadaan berkorespondensi satu-satu jika anggota-anggota A dan
B dapat dipasangkan sedemikian hingga setiap anggota A berpasangan dengan
tepat satu anggota B, dan setiap anggota B berpasangan dengan tepat satu anggota
A. Jadi apabila kedua himpunan itu berhingga maka kedua himpunan tersebut
anggotanya sama banyak atau n(A) = n(B).
Untuk menentukan rumus mencari banyaknya bentuk korespondensi satu-
satu dari dua himpunan, perhatikan uraian berikut. Dimisalkan n(A) adalah
banyaknya anggota himpunan A dan n(B) adalah banyaknya anggota himpunan B.
1) Untuk n(A) = 1 dan n(B) = 1. Kemungkinan bentuk korespondensi satu-
satu yang terjadi adalah sebagai berikut.
Jadi ada satu kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu
47
2) Untuk n(A) = 2 dan n(B) = 2. Kemungkinan bentuk korespondensi satu-
satu yang terjadi adalah sebagai berikut
Jadi ada dua kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu.
3) Untuk n(A) = 3 dan n(B) = 3.
Kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu yang terjadi adalah sebagai
berikut
Jadi ada enam kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu.
Berdasarkan uraian dengan diagram panah mengenai bentuk korespondensi
satu-satu di atas maka dapat dibuat Tabel 2.5 sebagai berikut.
Tabel 2.5 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Korespondensi Satu-satu
n(A) n(B) Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi dari
A ke B B ke A
1 1 1
1
2 2 2 = 2 1 2 = 2 1
3 3 6 = 3 2 1 6 = 3 2 1
Berdasarkan Tabel 2.5 dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika banyaknya
anggota himpunan A ditulis n(A) dan banyaknya anggota himpunan B ditulis n(B),
dengan n(A) = n(B) = n maka banyak korespondensi satu-satu yang mungkin
48
antara himpunan A dan B adalah 1 2 3 ... n. (Nuharini dan Wahyuni,
2008:51-52).
2.9.2.4 Menghitung Nilai Fungsi
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa fungsi f : A B
adalah fungsi yang memetakan himpunan A ke himpunan B. Jika a adalah anggota
A maka f : a f(a) sehingga jika nilai variabelnya diketahui maka nilai suatu
fungsi dapat dihitung. Dengan kata lain untuk menghitung nilai fungsi adalah
dengan cara mengganti variabel pada rumus fungsi dengan nilai domain yang
sudah ditentukan. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Sebuah fungsi f dirumuskan dengan rumus
f(x) = 3x + 4. Tentukanlah nilai fungsi f dimana f memetakan {1, 2, 3, 4} ke
himpunan bilangan cacah.
Penyelesaian:
Diketahui f(x) = 3x + 4
Untuk x = 1, maka f(1) = 3(1) + 4 = 3 + 4 = 7
Untuk x = 2, maka f(2) = 3(2) + 4 = 6 + 4 = 10
Untuk x = 3, maka f(3) = 3(3) + 4 = 9 + 4 = 13
Untuk x = 4, maka f(4) = 3(4) + 4 = 12 + 4 = 16
Nilai dari fungsi f : x 3x + 4 dengan {1, 2, 3, 4} sebagai domain adalah
7, 10, 13, dan 16.
49
2.9.2.5 Membuat Tabel Fungsi
Tabel fungsi yang dimaksud di sini merupakan tabel pasangan antara nilai
variabel dan nilai fungsi. Menurut Krisdiyanto (2013:90) tabel merupakan daftar
nama atau bilangan yang disusun secara teratur. Tabel fungsi digunakan untuk
memudahkan cara menulis atau membaca suatu pemetaan. Pada tabel fungsi
biasanya dapat dituliskan nilai x dan f(x) yang akan memudahkan pula dalam
pembuatan grafik fungsi. Pada dasarnya menyusun tabel sebuah fungsi sama
seperti mencari himpunan pasangan terurut dari sebuah fungsi yang diketahui
daerah asalnya. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Buatlah tabel fungsi pada fungsi f dengan rumus f(x) = –2x + 5, jika diketahui
daerah asalnya {-2, -1, 0, 1, 2}.
Penyelesaian:
f(–2) = –2(–2) + 5 = 9;
f(–1) = –2(–1) + 5 = 7;
f(0) = –2(0) + 5 = 5;
f(1) = –2(1) + 5 = 3;
f(2) = –2(2) + 5 = 1.
Tabel Fungsi sebagai berikut. x -2 -1 0 1 2
f(x) 9 7 5 3 1
2.9.2.6 Menghitung Nilai Fungsi jika Nilai Variabelnya Berubah
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa fungsi f(x) selalu
mempunyai variabel x. Nilai fungsi ini tergantung pada variabel x-nya. Jika
50
variabel x berubah, akan mengakibatkan perubahan nilai fungsi. Untuk
mengetahui nilai fungsi ini, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Fungsi f ditentukan oleh f : x 3x - 1 dengan x anggota himpunan bilangan asli
kurang dari 7. Tentukan nilai dari
a. f(x),
b. f(x + 2),
c. f(x) – f(x + 2)
Penyelesaian:
a. Fungsi f ditentukan oleh f : x 3x -1 dengan x = 1, 2, 3, 4, 5, 6. Dengan
demikian diperoleh,
f(x) = 3x – 1;
f(1) = 3(1) – 1 = 3 - 1 = 2; f(4) = 3(4) – 1 = 12 - 1 = 11;
f(2) = 3(2) – 1 = 6 - 1 = 5; f(5) = 3(5) – 1 = 15 - 1 = 14;
f(3) = 3(3) – 1 = 9 - 1 = 8; f(6) = 3(6) – 1 = 18 - 1 = 17.
Nilai dari fungsi f : x 3x - 1 dengan {1, 2, 3, 4, 5, 6} sebagai domain adalah
{2, 5, 8, 11, 14, 17}
b. Nilai f(x + 2) diperoleh dengan 2 cara, yaitu:
Cara 1: Menentukan lebih dulu variabel baru (x + 2), yaitu
1 + 2 = 3; 2 + 2 = 4; 3 + 2 = 5; 4 + 2 = 6; 5 + 2 = 7; 6 + 2 = 8.
Setelah memperoleh variabel baru, yaitu (x + 2) = 3, 4, 5, 6, 7, 8 maka nilai
f(x + 2) = 3(x + 2) – 1 dapat ditentukan sebagai berikut.
f(3) = 3(3) – 1 = 9 - 1 = 8; f(6) = 3(6) – 1 = 18 - 1 = 17;
f(4) = 3(4) – 1 = 12 - 1 = 11; f(7) = 3(7) – 1 = 21 - 1 = 20;
f(5) = 3(5) – 1 = 15 - 1 = 14; f(8) = 3(8) – 1 = 24 - 1 = 23.
Cara 2: Menentukan bentuk rumus fungsi f(x + 2) terlebih dahulu
Jika f(x) = 3x -1 maka f(x + 2) = 3(x+2) – 1
= 3x + 6 – 1
= 3x + 5
Setelah fungsi f(x+2) didapat maka nilai dari fungsi dapat ditentukan sebagai
berikut.
f(x+2) = 3x + 5
f(1) = 3(1) + 5 = 3 + 5 = 8; f(4) = 3(4) + 5 = 12 + 5 = 17;
f(2) = 3(2) + 5 = 6 + 5 = 11; f(5) = 3(5) + 5 = 15 + 5 = 20;
f(3) = 3(3) + 5 = 9 + 5 = 14; f(6) = 3(6) + 5 = 18 + 5 = 23.
Berdasarkan cara 1 dan cara 2 diperoleh nilai dari fungsi yang dirumuskan oleh
f(x + 2) = 3(x + 2) – 1 dengan {1, 2, 3, 4, 5, 6} sebagai domain adalah
{8, 11, 14, 17, 20, 23}.
c. Nilai dari f(x) - f(x + 2) dapat dicari secara aljabar sebagai berikut.
f(x) - f(x + 2) = (3x - 1) - (3x + 5)
= 3x – 1 - 3x – 5
= -6
51
2.9.2.7 Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika Nilainya Diketahui
Misalkan fungsi f : x ax + b dengan a dan b konstanta dan x variabel.
Rumus fungsi tersebut adalah f(x) = ax + b. Untuk x = p maka f(p) = ap + b. Untuk
x = q maka f(q) = aq + b dan seterusnya. Berdasarkan hasil pemahaman tersebut
dapat ditentukan bentuk rumus dari fungsi f, jika diketahui nilai-nilai fungsinya.
Contoh:
Tentukan rumus fungsi jika diketahui.
a. f adalah fungsi dengan notasi f(x) = 5
b. f adalah fungsi linear dengan rumus f(x) = ax dan f(2) = 6
c. f adalah fungsi linear dengan rumus f(x) = ax +b, f(0) = 2, dan f(2) = 4
Penyelesaian:
a. Pada notasi fungsi f(x) = 5 diperoleh rumus fungsi f(x) = 5.
b. Diketahui f(x) = ax dan f(2) = 6
Karena f(2) = 6 maka a(2) = 6 atau 2a = 6 diperoleh a = 3 sehingga rumus
fungsi tersebut adalah f(x) = 3x
c. Diketahui fungsi f dengan rumus f(x) = ax +b.
f(0) = 2 dan f(2) = 4
Karena f(0) = 2 maka a(0) + b = 2 diperoleh b = 2
Karena f(2) = 4 maka a(2) + b = 4 atau 2a + b = 4
substitusi b = 2 maka diperoleh 2a + 2 = 4 atau 2a = 2 diperoleh a = 1
Jadi, rumus fungsi f(x) = x + 2
2.9.2.8 Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana pada Sistem
Koordinat Kartesius Siku-siku.
Suatu fungsi atau pemetaan yang telah didefinisikan rumus fungsinya dan
diketahui domainnya dapat dibuat dalam bentuk grafik. Menurut Purcell dan
Varberg (1992:50) bila daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan
bilangan riil, fungsi tersebut dapat dibayangkan dengan menggambarkan
grafiknya pada suatu bidang koordinat, dan grafik fungsi f adalah grafik dari
persamaan y = f(x). Menurut Suandhi (2003:1) Sistem koordinat katesius siku-siku
menggunakan dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus pada titik O
(selanjutnya disebut titik pangkal sumbu koordinat). Garis lurus horizontal
selanjutnya disebut sumbu x, dan yang vertikal disebut sumbu y. Masing-masing
52
garis tersebut merupakan garis bilangan (riil). Cara menggambar sketsa grafik
adalah sama dengan cara menggambar diagram kartesius pada subbab
sebelumnya.
Contoh:
Diketahui fungsi f dirumuskan dengan f : x x – 1. Gambarlah grafik fungsi
tersebut jika
a. Diketahui daerah asal x adalah { | } b. Diketahui daerah asal x adalah { | }
Penyelesaian:
a. f(x) = x - 1
Nilai daerah asal x adalah 1, 2, 3, 4, 5 Untuk mempermudah membuat grafik, buat
tabel seperti berikut. x 1 2 3 4 5
f(x) 0 1 2 3 4
Berdasarkan tabel di atas diperoleh himpunan pasangan berurutan {(1, 0), (2, 1),
(3, 2), (4, 3), (5, 4)}
Grafik dari fungsi tersebut dalam diagram kartesius sebagai berikut
b. Jika daerah asal fungsi f adalah { | }. Grafik dari
fungsi tersebut berupa garis lurus sebagai berikut
53
2.10 Penerapan PBL dalam Pembelajaran Relasi dan Fungsi
Melalui penerapan PBL dalam pembelajaran relasi dan fungsi siswa
diharapkan lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan guru hanya bertindak
sebagai pemandu dan fasilitator saja. Aktivitas utama dalam kegiatan tatap muka
adalah proses pemecahan masalah yang termuat dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS) atau menganalisis masalah yang ada dalam LKS sebagai penerapan konsep
dan prinsip yang berkaitan dengan setiap kompetensi atau sub kompetensi.
Masalah dalam LKS yang akan dipecahkan atau didiskusikan diberikan setelah
uraian materi mengenai relasi dan fungsi pada setiap kegiatan belajar. Uraian
materi yang dikemukakan hanya berupa rangkuman atau ringkasan sebagai modal
dasar bagi siswa dalam memecahkan masalah atau menganalisis kasus yang
diberikan.
PBL merupakan cara yang diharapkan dapat dengan tepat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir matematika pada siswa. Sebab pada proses
pemecahan masalahnya, siswa melewati serangkaian proses berpikir untuk dapat
menemukan jawaban dari setiap masalah yang diberikan melalui LKS. PBL
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Masalah yang diberikan
biasanya berupa soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan nyata, sehingga
pengalaman yang dimiliki siswa dapat membantunya untuk menyelesaikan soal
tersebut. Pengalaman menyelesaikan soal matematika tersebut dapat digunakan
siswa pada saat benar-benar mengalami masalah seperti dalam soal tersebut di
kehidupannya kelak.
54
Melalui penerapan PBL pada pembelajaran relasi dan fungsi, sebelum
memulai pembelajaran guru membentuk kelompok kecil beranggotakan 3 sampai
4 orang. Kelompok kecil ini haruslah heterogen, memiliki kemampuan akademis
yang tinggi, sedang dan rendah yang dimaksudkan untuk dapat membantu dalam
kegiatan pembelajaran. Bekerja dalam kelompok membantu siswa untuk belajar
berdiskusi, menerima pendapat orang lain, dan mempertimbangkan solusi yang
paling tepat. Siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi atau sedang dapat
membimbing siswa dengan kemampuan akademis rendah. Sementara itu, siswa
yang memiliki kemampuan akademis sedang akan mengalami peningkatan
kemampuan akademis karena memperoleh pengalaman membimbing siswa yang
berkemampuan lebih rendah, juga sekaligus karena memperoleh bimbingan dari
siswa yang berkemampuan akademis lebih tinggi. Kemudian siswa yang
berkemampuan akademis tinggi juga akan mengalami peningkatan kemampuan
akademis karena telah membantu mengarahkan teman-temannya yang
berkemampuan akademis rendah atau sedang.
Sehubungan dengan hal di atas, siswa akan lebih aktif bekerja, belajar dan
berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompoknya. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator bukan sebagai penceramah atau pemberi
informasi faktual. Berdasarkan pembelajaran yang demikian maka jelaslah proses
pembelajarannya lebih berpusat pada siswa (student center learning). Oleh karena
lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, secara perlahan siswa akan
lebih aktif. Hal ini akan berdampak langsung pada siswa dalam memperoleh
pengetahuan, pengalaman belajar serta membangun pengetahuan yang lebih
55
bermakna bagi diri siswa, sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara umum mengacu pada
sintaks PBL dalam kegiatan kelompok yang dikemukakan oleh Johnson dan
Johnson seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya. Dalam tabel 2.6
berikut terdapat uraian langkah-langkah penerapan PBL pada proses pembelajaran
relasi dan fungsi di kelas.
Tabel 2.6 Langkah-langkah penerapan PBL dalam Pembelajaran Relasi dan
Fungsi
Bagian Tahap Aktivitas Guru
Kegiatan
Inti
Mendefinisikan
Masalah
1. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan
fungsi
2. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau
masalah yang berkaitan dengan masalah mengenai
materi relasi dan fungsi
3. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang
diketahui mengenai materi relasi dan fungsi
4. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan
mengenai materi relasi dan fungsi
5. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke
materi relasi dan fungsi
6. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa
Mendiagnosis
masalah
1. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok
2. Membimbing siswa untuk menemukan sebab
terjadinya masalah dalam LKS mengenai materi
relasi dan fungsi
3. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan masalah yang
diberikan melalui LKS mengenai materi relasi dan
fungsi
4. Membantu siswa mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas untuk
menyelesaikan LKS.
Merumuskan
strategi
Alternatif
1. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang
telah dipilih.
2. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi tentang setiap tindakan
yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah
bersambung
56
Sambungan
Bagian Tahap Aktivitas Guru
Menentukan
dan
menerapkan
strategi
pilihan
1. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari
hasil diskusi kelas
2. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari
hasil diskusi kelas
3. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan
prosedur solusi mereka.
4. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang
telah digunakan
Melakukan
Evaluasi
1. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas
2. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu
mengenai materi relasi fungsi
3. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas
telah habis.
4. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka
dengan teman yang berbeda kelompok untuk
diperiksa
5. Membahas soal-soal pada tugas individu..
Dengan demikian maka dapat diyakini bahwa dengan penerapan PBL
dalam pembelajaran di kelas yang sesuai dengan langkah-langkah sebagaimana
terlihat dalam Tabel 2.6 tampak telah mencerminkan pembelajaran yang bersifat
student centered learning sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran pada siswa.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Moleong
(2012:6) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Dalam penelitian ini juga memiliki ciri-ciri seperti: (1) latar alamiah karena
tidak mengubah keadaan kelas; (2) manusia sebagai alat karena dalam penelitian
ini peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
utama; (3) desain bersifat sementara, karena desain yang disusun tidak bersifat
kaku dan disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Oleh karena penelitian yang
akan dilakukan ini memiliki beberapa ciri yang sama dengan penelitian kualitatif
maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau disebut
juga Classroom Action Research yang didefinisikan sebagai suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar yang berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto, 2012:3).
Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan oleh Ferrance (2000:1) sebagai " ... a
procces in which participant examine their own educational practice
58
systematically and carefully, using the techniques of research ... specifically refers
to a disciplined inquiry done by a teacher with the intent that the research will
inform and change his or her practice ini the future," yang berarti sebuah proses
dimana partisipan memeriksa praktik pendidikan milik mereka secara sistematis
dan berhati-hati, menggunakan teknik penelitian, yang secara khusus mengarah
pada penemuan-penemuan secara ketat (disiplin) oleh guru dengan maksud
menginformasikan dan mengubah praktiknya di masa yang akan datang.
Senada pula dengan pembahasan di atas menurut Suandhi (2006:3)
penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau
meningkatkan mutu praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
profesional. Selain itu PTK ini juga memiliki karakteristik yang khas, yakni
adanya tindakan (actions) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di
kelas. (Suandhi, 2006:4).
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt
Lewin. Menurut Trianto (2012:29) model ini merupakan model yang selama ini
menjadi dasar dari berbagai model action research terutama classroom action
research (CAR), konsep pokoknya terdiri dari empat komponen, yaitu:
(1) perencanaan (planning); (2) tindakan (action); (3) pengamatan
(observing); dan (4) refleksi (reflecting).
Alur pelaksanaan komponen dalam setiap siklus dari desain PTK model
Kurt Lewin dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.
59
3.2 Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Harapan Mulia yang beralamat di Jalan
Pura Demak No 19 Denpasar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA
SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 18 orang, dengan
rincian 11 laki-laki dan 7 perempuan, untuk lebih lengkap mengenai daftar nama
subjek penelitian dapat dilihat dalam Lampiran 01.
3.3 Kehadiran Peneliti
Menurut pendapat Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2012:8) salah satu
karakteristik penelitian kualitatif yaitu berlatar alamiah, artinya ketika penelitian
dilaksanakan peneliti berusaha masuk ke tempat penelitian dan menjadi bagian
keutuhan kelas. Agar dapat memenuhi syarat tersebut, peneliti berperan sebagai
guru di tempat penelitian selama penelitian dilaksanakan, selain itu juga sebagai
pengumpul dan penganalisis data. Jadi, dengan demikian kehadiran peneliti
sangatlah penting, dimana peneliti bertanggung jawab atas data yang diperoleh
serta dalam penelitiannya akan dibantu oleh guru dan teman sejawat.
3.4 Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan difokuskan untuk menjawab masalah yang
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin
(dimodifikasi dari Suandhi, 2006:16)
60
dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu: (1) data aktivitas dan prestasi
belajar
siswa; (2) data keterlaksanaan pembelajaran; (3) catatan lapangan.
3.4.1 Data Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa berupa skor yang bersumber dari hasil
pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian oleh peneliti dan rekan
sejawat pada saat proses belajar mengajar di kelas dari awal sampai akhir
kegiatan. Sedangkan, data prestasi belajar siswa berupa nilai yang bersumber dari
tes secara langsung yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian ditiap akhir
siklusnya, yaitu siswa kelas VIII A SMP Harapan Mulia tahun pelajaran
2013/2014. Sedemikian data aktivitas dan prestasi belajar siswa merupakan data
primer.
3.4.2 Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran dalam bentuk skor bersumber dari
pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru.
Pembelajaran yang dimaksudkan di sini adalah pembelajaran dengan penerapan
PBL dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi.
3.4.3 Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah segala hasil pencatatan dari pelaksanaan kegiatan.
Catatan lapangan digunakan dalam memperoleh informasi kualitatif yang terkait
dengan tindakan yang dilakukan. Catatan lapangan merupakan data primer karena
bersumber dari hasil pencatatan langsung yang dilakukan oleh peneliti dan rekan
sejawat.
61
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.I Data Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dikumpulkan
dengan teknik observasi. Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data ini
menggunakan lembar observasi yang memuat indikator aktivitas belajar siswa
yang telah disesuaikan dengan keperluan dalam penelitian ini, yaitu:
(1) antusiasme siswa selama proses pembelajaran; (2) interaksi siswa
dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung; (3) interaksi siswa dengan
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung; (4) kerjasama siswa dalam
kelompok belajar; (5) usaha siswa dalam mengerjakan soal; dan (6) partisipasi
siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan di setiap pertemuan. (Pande,
2012:55).
Dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa terdapat 6 indikator yang
terdiri dari 24 deskriptor. Setiap deskriptor yang tampak selama berlangsungnya
pembelajaran dicatat pada lembar observasi. Deskriptor yang teramati diberi skor
satu (1), kemudian deskriptor yang tidak teramati diberi skor nol (0). Jika semua
deskriptor yang ada teramati pada siswa, maka diperoleh skor maksimal ideal
(SMI) yaitu 24. Rincian Indikator dan deskriptor lembar observasi aktivitas
belajar siswa disajikan dalam Lampiran 06 .
3.5.2 Data Prestasi Belajar Siswa
Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes. Instrumen yang
dipakai dalam pengumpulan data ini menggunakan tes prestasi belajar siswa yang
berupa tes pilihan ganda dan uraian yang diberikan pada akhir masing-masing
62
siklus. Item tes disusun berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai pada
pembelajaran relasi dan fungsi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 10 soal pilihan ganda (objektif) dan 5 soal uraian.
Adapun cara pemberian skor pada tes prestasi belajar siswa adalah sebagai
berikut. Untuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal, apabila soal yang
dijawab benar maka diberikan skor 1, jika salah maka diberikan skor 0, sehingga
skor maksimalnya adalah 10. Sedangkan pemberian skor pada tes uraian yang
terdiri dari 5 soal dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang disajikan pada
Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa dalam Bentuk Soal
Uraian
No Model Jawaban Siswa Skor
1 Tidak memberikan suatu penyelesaian sama sekali 0
2 Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah total 1
3 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya tetapi
belum memadai
2
4 Menyelesaikan algoritma yang relevan dengan lengkap, tetapi
ada kesalahan dalam istilah dan notasi perhitungan matematis
3
5 Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan lengkap 4
Berdasarkan Tabel 3.1, skor maksimal untuk 1 soal uraian adalah 4,
karena terdapat 5 soal uraian maka skor maksimal seluruh tes uraian adalah 20.
Skor maksimal ideal merupakan jumlah skor maksimal dari soal pilihan ganda
dan skor maksimal dari soal uraian, sehingga diperoleh nilai SMI sebagai berikut.
10 + 20 = 30.
Untuk menentukan nilai siswa (X) yang diperoleh oleh individu peserta tes
dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
X =
× 100
63
Hasil tes prestasi belajar siswa ini menggunakan skala 100 dan nilai
tertinggi dalam setiap tes adalah 100 dan nilai terendah adalah 0.
3.5.3 Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi memuat tahap-
tahap PBL sebagai indikator yang telah disesuaikan dengan keperluan dalam
penelitian ini, yaitu: (1) mendefinisikan masalah; (2) mendiagnosis masalah;
(3) merumuskan strategi alternatif; (4) menentukan dan menerapkan strategi
pilihan; (5) melakukan evaluasi.
Dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran terdapat 5 indikator
yang terdiri dari 21 deskriptor yang diperoleh dari Tabel 2.6. Setiap deskriptor
yang tampak selama berlangsungnya pembelajaran dicatat pada lembar observasi.
Deskriptor yang teramati diberi skor satu (1), kemudian deskriptor yang tidak
teramati diberi skor nol (0). Jika semua deskriptor yang ada teramati pada guru,
maka diperoleh skor maksimal ideal (SMI) yaitu 21. Untuk lebih lengkapnya
rincian indikator dan deskriptor lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
dapat dilihat pada Lampiran 07
3.5.4 Catatan Lapangan
Untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran
diperolah melalui catatan lapangan. Menurut Trianto (2012:57) Catatan lapangan
berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul selama sehari atau
periode tertentu yang disusun sesegera mungkin setelah observasi pada hari yang
bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar dan tidak mengganggu
64
pengumpulan data selanjutnya. Kemudian menurut Bogdan dan Biklen (dalam
Moleong, 2012:209) “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.”
Menurut Moleong (2012:216) langkah-langkah penulisan catatan lapangan
adalah sebagai berikut.
(1) Pencatatan awal. Dilakukan sewaktu berada di latar penelitian dengan
jalan menuliskan hanya kata-kata kunci pada buku nota; (2) Pembuatan
catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal. Dilakukan
dalam suasana yang tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya sudah berupa
catatan lapangan lengkap; (3) Masih ada langkah ketiga yaitu apabila
sewaktu ke lapangan penelitian,kemudian teringat bahwa masih ada yang
belum dicatat dan dimasukkan dalam catatan lapangan, dan hal itu
dimasukkan.
Catatan lapangan dibuat pada saat pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang
dicatat adalah perilaku spesifik yang dapat menjadi penunjuk adanya
permasalahan dalam pembelajaran yang berlangsung dan hal itu tidak dimuat
dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa, keterlaksanaan pembelajaran dan
tes prestasi belajar siswa.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif. Menurut Nurkancana dan Sunartana (1992:100) penggolongan
aktivitas belajar siswa berdasarkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa ( ), skor
maksimum ideal (SMI), mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI).
Pehitungan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dihitung dengan rumus
65
∑
Keterangan:
: rata-rata skor aktivitas belajar siswa
∑A : Jumlah skor aktivitas belajar siswa dari seluruh siswa
N : Banyaknya siswa yang diobservasi
MI =
SMI
SDI =
MI
Selanjutnya menurut Suherman (1994:236) penggolongan aktivitas belajar
siswa secara klasikal menggunakan konversi skala lima sebagai berikut:
MI + I,5 SDI ≤ sangat aktif
MI + 0,5 SDI ≤ < MI + 1,5 SDI aktif
MI - 0,5 SDI ≤ < MI + 0,5 SDI cukup aktif
MI - 1,5 SDI ≤ < MI - 0,5 SDI kurang aktif
< MI - 1,5 SDI kurang aktif
Skor maksimum ideal (SMI) data aktivitas belajar siswa ini adalah 24,
sehingga dapat dihitung MI dan SDI sebagai berikut.
MI =
SMI
MI =
24 = 12
SDI=
MI
SDI =
12 = 4
Maka kriteria penggolongan aktivitas belajar siswa menjadi:
18 ≤ sangat aktif
14 ≤ < 18 aktif
10 ≤ < 14 cukup aktif
6 ≤ < 10 kurang akfif
< 6 sangat kurang aktif
Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas
belajar siswa minimal mencapai kategori aktif.
66
3.6.2 Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka hasil tes prestasi belajar
siswa dianalisis secara statistik deskriptif. Menurut Nurkancana dan Sunartana
(1992:173) analisis dilakukan dengan mencari rata-rata nilai prestasi belajar siswa
atau Mean ( ) dari tes prestasi belajar siswa, ketuntasan belajar siswa (KB) dan
daya serap (DS).
3.6.2.1 Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
Mean atau rata-rata nilai prestasi belajar siswa dihitung dengan menggunakan
rumus
= ∑
Keterangan:
: Rata-rata nilai prestasi belajar siswa
∑ : Jumlah nilai seluruh siswa
N : Banyaknya siswa yang mengikuti tes
3.6.2.2 Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan Belajar siswa dihitung dengan rumus
KB =
100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar Siswa
Ni = Banyaknya siswa memperoleh nilai ≥ KKM yang ditetapkan oleh
sekolah yaitu 70
N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes
3.6.2.3 Daya Serap
Daya Serap dihitung dengan rumus
DS =
100%
Keterangan :
DS = Daya Serap
= Rata-rata nilai prestasi belajar siswa
SMI = Skor maksimum ideal
67
Selanjutnya menurut Bremaniwati dan Setiawan (2011:37) hasil
perhitungan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( ), ketuntasan belajar siswa
(KB), dan daya serap (DS) dikomparasikan dengan standar acuan yang ditetapkan
sekolah, yaitu suatu proses pembelajaran telah optimal di SMP Harapan Mulia,
jika rata-rata nilai prestasi belajar siswa( ) ≥ 70, daya serap (DS) ≥ 70% dan
ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 85%.
3.6.3 Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Untuk mengetahui data keterlaksanaan pembelajaran, maka hasil
pengamatan keterlaksanaan PBL dianalisis secara deskriptif yaitu dengan
menentukan persentase keterlaksanaan pembelajaran (KP) dengan rumus
KP =
100%
Keterangan:
KP : Persentase keterlaksanaan pembelajaran
S : Banyak kegiatan yang teramati
SMI : Skor maksimum ideal
Berdasarkan tabel dalam Lampiran 07 terdapat 21 deskriptor. Setiap
deskriptor yang tampak pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan
dilaksanakan oleh guru diberi skor satu (1), sedangkan yang tidak tampak diberi
skor nol (0). Sehingga skor maksimum dan minimum ideal keterlaksanaan
pembelajaran adalah 21 dan 0.
Selanjutnya keterlaksanaan pembelajaran digolongkan ke dalam konversi
skor dengan skala lima seperti pada tabel 3.2 berikut.
68
Tabel 3.2 Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran
(Dimodifikasi dari Nurkancana dan Sunartana, 1992:93)
No Tingkat
Keterlaksanaan
Kualifikasi
1 90% -100% sangat baik
2 80% - 89% Baik
3 65% - 79% cukup baik
4 55% - 64% kurang baik
5 0% - 54% sangat kurang baik
Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan optimal apabila persentase
keterlaksanaan pembelajaran minimal mencapai kategori sangat baik.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
refleksi awal, dan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri empat
komponen, yaitu. (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan atau tindakan
(action); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Siklus dapat
dihentikan apabila tidak terdapat kendala-kendala yang berarti dan proses
pembelajaran telah optimal yaitu aktivitas belajar mencapai kategori minimal
aktif, keterlaksanaan pembelajaran mencapai kualifikasi sangat baik, serta prestasi
belajar siswa mencapai target dengan rata-rata nilai prestasi belajar siswa( )
minimal 70, daya serap (DS) minimal 70%, dan ketuntasan belajar siswa (KB)
minimal 85%.
3.7.1 Refleksi Awal
Sebelum dilaksanakan penyusunan rencana tindakan, terlebih dahulu
diadakan wawancara dengan guru bidang studi Matematika dan pengamatan
terhadap proses pembelajaran di kelas VIII A SMP Harapan Mulia untuk
memperoleh gambaran mengenai masalah yang dihadapi oleh siswa maupun guru
dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan wawancara dan pengamatan di SMP
69
Harapan Mulia diperoleh keterangan bahwa (1) siswa masih mengalami kesulitan
dalam mempelajari materi; (2) siswa juga masih segan dan malu untuk bertanya
ataupun mengungkapkan pendapatnya kepada guru; (3) guru tampak
mendominasi proses pembelajaran, siswa dengan pasif menerima apa saja yang
diberikan oleh guru; (4) interaksi siswa dengan siswa terlihat kurang; (5) materi
pelajaran belum dikaitkan dengan kehidupan nyata/sehari-hari sehingga siswa
terlihat semakin sulit mempelajari matematika.
Dengan memperhatikan situasi tersebut, maka solusi yang dipandang dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas tersebut adalah dengan menerapkan
Problem Based Learning (PBL), karena melalui PBL proses pembelajaran dimulai
dengan pemberian masalah yang berkaitan dengan dunia nyata dalam bentuk
tugas kelompok, sehingga interaksi siswa dengan siswa akan bertambah.
Sebaliknya dominasi guru dalam proses pembelajaran juga akan berkurang,
karena peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
3.7.2 Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali
pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk melakukan
tes prestasi belajar siswa siklus I. Pertemuan pertama membahas tentang
pengertian relasi, cara menyajikan relasi, pengertian fungsi, cara menyajikan
fungsi. Pertemuan kedua membahas tentang Notasi Fungsi. Kemudian pada
pertemuan ketiga akan diberikan tes prestasi belajar siswa siklus I. Langkah-
langkah pokok dalam siklus I, adalah: (a) perencanaan (planning), (b) tindakan
70
(action), (c) pengamatan (observing), dan (d) refleksi (reflecting). Selanjutnya
akan diuraikan sebagai berikut.
3.7.2.1 Perencanaan (Planning)
Sesuai dengan permasalahan yang muncul pada refleksi awal maka akan
diterapkan PBL dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi. Selanjutnya ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan dalam siklus ini sebagai berikut: (1) menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada langkah-langkah
PBL; (2) memnyusun Lembar Kerja Siswa (LKS); (3) menyusun tes prestasi
belajar siswa beserta kunci jawaban; (4) menyusun lembar observasi untuk data
aktivitas belajar siswa, dan data keterlaksanaan pembelajaran; (5) mempersiapkan
buku catatan lapangan.
3.7.2.2 Tindakan (Action)
Berdasarkan perencanaan tindakan di atas, pada komponen ini peneliti
melaksanakan penerapan PBL dalam pembelajaran relasi dan fungsi. Pertemuan
pertama dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dalam
perencanaan tindakan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya diuraikan
sebagai berikut.
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Siklus I
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
1. Melakukan Absensi
2. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
3. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
1. Mendengarkan guru dan
menyebutkan kata hadir
2. Mendengarkan guru dengan
seksama
3. Berpindah tempat uutuk
duduk sesuai dengan
kelompoknya
15 menit
Bersambung
71
Sambungan
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
4. Mengingatkan kembali materi
pelajaran sebelumnya mengenai
himpunan, anggota himpunan
dan himpunan bagian
5. Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan himpunan
6. Menjelaskan kompetensi yang
akan dicapai
7. Menjelaskan indikator yang akan
dicapai
4. Mengingat kembali materi-
materi himpunan, anggota
himpunan dan himpunan
bagian sebelumnya
5. Menjawab pertanyaan guru
secara aktif dengan gagasan
atau pengetahuan yang
dimiliki
6. Mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
7. Mendengarkan Penjelasan
guru dengan seksama
Kegiatan
Inti
1. Membagikan LKS mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
2. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah
mengenai materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
3. Menanyakan siswa tentang apa
yang diketahui mengenai materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
4. Menanyakan siswa tentang apa
yang ditanyakan mengenai materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
5. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
6. Menjelaskan materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
7. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
1. Mempelajari LKS dengan
seksama
2. Mengingat mengingat hal atau
masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
3. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
4. Bertanya kepada guru bila ada
hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
5. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
6. Mendengarkan penjelasan guru
dengan seksama
7. Melakukan diskusi kelompok
60
menit
Bersambung
72
Sambungan
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
8. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
9. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah
yang diberikan melalui LKS
mengenai materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
10. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
untuk menyelesaikan LKS.
11. Memulai diskusi kelas mengenai
tindakan yang telah dipilih.
12. Mendorong siswa untuk berpikir,
mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap
tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
13. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
14. Membantu siswa menerapkan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
15. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan prosedur
solusi mereka.
16. Meminta siswa menyimpulkan
strategi solusi yang telah
digunakan
17. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
18. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
8. Menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
pengertian relasi dan fungsi,
notasi relasi dan fungsi serta
cara penyajiannya
9. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
10. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
untuk menyelesaikan LKS
11. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang dipilih
12. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan
masalah
13. Menentukan strategi pilihan dari
hasil diskusi kelas
14. Menerapkan strategi pilihan dari
hasil diskusi kelas
15. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
16. Menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
17. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
18. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
Bersambung
73
Sambungan
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
19. Mengumumkan waktu untuk
mengerjakan tugass telah habis.
20. Meminta siswa untuk menukar
pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk
diperiksa
Membahas soal-soal pada tugas
individu
19. Menyelesaikan pengerjaan
tugass dengan seksama
20. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda kelompok
Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiata
n Akhir
1. Membimbing siswa untuk
merangkum materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi yang telah
dipelajari
2. Memberikan Pekeriaan Rumah
1. Membuat rangkuman mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
2. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
Kemudian pada pertemuan II materi yang akan dibahas adalah Notasi
Fungsi sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Selanjutnya pada pertemuan
ketiga siswa akan diberikan tes prestasi belajar siswa siklus I.
3.7.2.3 Pengamatan (Observing)
Peneliti meminta bantuan kepada rekan sejawat untuk mengamati proses
pembelajaran secara keseluruhan, serta mengamati kendala apa yang tampak
selama proses pembelajaran berlangsung pada saat melakukan observasi. Kegiatan
observasi dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan yakni
sebagai berikut. (1) mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yaitu pada pertemuan I dan II dengan menggunakan instrumen
berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa; (2) mencatat segala sesuatu pada
pertemuan I dan II yang terkait dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan di
kelas dalam catatan lapangan; (3) mengamati keterlaksanaan pembelajaran selama
proses berlangsung pada pertemuan I dan II dengan instrumen berupa lembar
74
observasi keterlaksanaan pembelajaran; (4) memberi tes prestasi belajar siswa
siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan III atau pertemuan terakhir pada
siklus I.
3.7.2.4 Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil
tes prestasi belajar siswa siklus I. Dalam refleksi ini, peneliti bersama teman
sejawat mengkaji kekurangan dan kendala dari pelaksanaan tindakan pada siklus
I. Hasil refleksi dijadikan sebagai acuan penyempurnaan perencanaan tindakan
atau pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II,
sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang lagi
pada siklus II
3.7.3 Siklus II
Siklus II dilaksanakan jika hasil yang diperoleh pada siklus I belum sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pada dasarnya, proses dan langkah-langkah pada
siklus II sama dengan siklus I, namun dalam langkah-langkahnya merupakan
penyempurnaan dari langkah-langkah siklus I. Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 kali
pertemuan untuk melakukan tes prestasi belajar siswa siklus II. Pertemuan
pertama membahas tentang menghitung nilai fungsi, dan membuat tabel fungsi,
pertemuan kedua membahas tentang menghitung nilai fungsi jika nilai variabelnya
berubah, sedangkan pertemuan ketiga untuk melakukan tes prestasi belajar siswa
siklus II.
75
Apabila tidak terdapat kendala-kendala yang berarti dan proses
pembelajaran telah optimal yaitu aktivitas belajar siswa mencapai kategori
minimal aktif, keterlaksanaan pembelajaran mencapai kualifikasi sangat baik,
serta prestasi belajar siswa mencapai target dengan rata-rata nilai prestasi belajar
siswa ( ) minimal 70, daya serap (DS) minimal 70%, dan ketuntasan belajar siswa
(KB) minimal 85%, maka siklus dapat dihentikan.
3.8 Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi dan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Menurut Moleong (2012:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Menurut Moleong (2012:332) triangulasi dilakukan dengan memadukan
hasil tes, wawancara dan hasil observasi sehingga memperoleh data yang bersifat
representatif. Teknik pemeriksaan sejawat yang dalam hal ini melalui diskusi
bersama guru kelas dilakukan dengan cara mengekspos hasil-hasil temuan yang
diperoleh dalam bentuk diskusi. Hasil triangulasi dan teman sejawat tersebut
dikonsultasikan pada dosen pembimbing, untuk mendapatkan arahan dan revisi
bila diperlukan dalam upaya mendapatkan data dengan derajat kepercayaan yang
diharapkan.
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 30 Oktober sampai 20 November
2013. Penellitian ini dilaksanakan di kelas VIIIA SMP Harapan Mulia Tahun
Pelajaran 2013/2014 dengan melibatkan 18 siswa sebagai subjek penelitian.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sampai tiga siklus dengan sembilan kali
pertemuan, masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan
rincian dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan
untuk tes prestasi belajar siswa. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertemuan Hari/Tanggal Jam Keterangan
I
1 Rabu/ 30-10-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-01
2 Senin/4-11-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-02
3 Rabu/6-11-2013 09.10 – 10.30 Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I
II
4 Senin/11-11-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-03
5 Selasa/12-11-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-04
6 Rabu/ 13-11-2013 09.10 – 10.30 Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II
III
7 Senin/18-11-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-05
8 Selasa/19-11-2013 09.10 – 10.30 Pelaksanaan RPP-06
9 Rabu/ 20-11-2013 09.10 – 10.30 Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar
siswa, data prestasi belajar siswa, data keterlaksanaan pembelajaran, dan catatan
lapangan. Data aktivitas belajar siswa dan data keterlaksanaan pembelajaran siswa
dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi pada setiap pelaksanaan
tindakan. Untuk data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan
teknik tes pada tiap akhir siklus. Data aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
77
lampiran 15, lampiran 33, dan lampiran 50. Data prestasi belajar siswa dapat
dilihat pada lampiran 23, lampiran 41, dan lampiran 58. Data keterlaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 17, lampiran 35, dan lampiran 52.
Sementara untuk catatan lapangan selama penelitian dapat dilihat pada lampiran
25, lampiran 43, dan lampiran 60. Data aktivitas belajar siswa, prestasi belajar
siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran yang telah dikumpulkan selanjutnya
dianalisis dengan analisis statistik deskriptif.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa yang disajikan pada
lampiran 16, lampiran 34, dan lampiran 51, maka diperoleh hasil analisis seperti
pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Siklus Pertemuan Rata-rata Skor Aktivitas Belajar
Siswa Predikat
I
1 11, 56 Cukup Aktif
2 15, 83 Aktif
Rata-rata 13, 695 Cukup Aktif
II
1 18, 78 Sangat Aktif
2 19, 50 Sangat Aktif
Rata-rata 19, 14 Sangat Aktif
III
1 20, 17 Sangat Aktif
2 20, 33 Sangat Aktif
Rata-rata 20, 25 Sangat Aktif
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 13, 695, siklus II
adalah 19, 14 dan siklus III adalah 20, 25. Berdasarkan rata-rata skor aktivitas
belajar tiap siklus diperoleh bahwa telah terjadi peningkatan dengan predikat
78
mulai dari cukup aktif pada siklus I dan menjadi predikat sangat aktif pada siklus
II dan III.
4.2.2 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa yang disajikan pada
lampiran 24, lampiran 42, dan lampiran 59, maka diperoleh hasil analisis seperti
pada pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
Siklus
Rata-rata nilai
prestasi belajar
siswa( )
Ketuntasan Belajar
Siswa (KB)
Daya Serap
(DS)
I 74, 89 77, 78% 74, 89%
II 80, 17 100% 80, 17%
III 88, 67 100% 88, 67%
4.2.3 Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data keterlaksanaan pembelajaran yang disajikan
pada lampiran 18, lampiran 36, dan lampiran 53, maka diperoleh hasil analisis
seperti pada pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Siklus Pertemuan Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran (KP) Predikat
I
1 61, 90% Kurang baik
2 76, 19% Cukup baik
Rata-rata 69, 45% Cukup baik
II
4 90, 48% Sangat baik
5 95, 24% Sangat baik
Rata-rata 92, 86% Sangat baik
III
7 100% Sangat baik
8 95, 23% Sangat baik
Rata-rata 97, 615% Sangat baik
Rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah
69, 45%, siklus II adalah 92, 86%, dan siklus III adalah 97, 615%.
79
4.2.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas dan prestasi belajar siswa, serta
data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sampai dengan siklus III, maka
dapat dibuat rekapitulasi hasil analisis data seperti pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Data
Variabel Hasil Analisis Data
Persentase
Peningkatan Keterangan
I II III I-II II-III I-II II-III
Rata-rata skor
aktivitas belajar
siswa
13,695 19,14 20,25 39,76% 5,80% Terjadi
Peningkatan
Terjadi
Peningkatan
Rata-rata nilai
kelas
74,89 80,17 88,67 7,05% 24,73% Terjadi
Peningkatan
Terjadi
Peningkatan
Ketuntasan
Belajar Siswa
77,78% 100% 100% 28,57% 0,00% Terjadi
Peningkatan
Tidak
Terjadi
Peningkatan
Daya Serap 74,89% 80,17% 88,67% 7,05% 24,73% Terjadi
Peningkatan
Terjadi
Peningkatan
Keterlaksanaan
Pembelajaran
69,45% 92,86% 97,615% 33,71% 5,12% Terjadi
Peningkatan
Terjadi
Peningkatan
Keterangan:
I = siklus I
II = siklus II
III = siklus III
I-II = dari siklus I ke siklus II
II-III = dari siklus II ke siklus III
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VIII A SMP Harapan Mulia
tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh informasi tentang aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan
dengan kurang adanya semangat dan motivasi dalam proses pembelajaran serta
masih rendahnya nilai ulangan harian matematika siswa yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu rata-rata nilai prestasi belajar siswa( ≥
70; ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 85%; dan daya serap (DS) ≥ 70%.
80
Penyebab dari rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika, antara lain: (1) siswa masih mengalami kesulitan dalam
mempelajari materi; (2) siswa juga masih segan dan malu untuk bertanya ataupun
mengungkapkan pendapatnya kepada guru; (3) guru tampak mendominasi proses
pembelajaran, dan siswa dengan pasif menerima apa saja yang diberikan oleh
guru; (4) interaksi siswa dengan siswa terlihat kurang; (5) materi pelajaran belum
dikaitkan dengan kehidupan nyata/sehari-hari sehingga siswa terlihat semakin
sulit mempelajari matematika. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL),
sebab melalui PBL proses pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang
berkaitan dengan dunia nyata dalam bentuk tugas kelompok, sehingga interaksi
siswa dengan siswa akan bertambah. Sebaliknya peran guru hanya sebagai
motivator dan fasilitator, sehingga dominasi guru dalam proses pembelajaran juga
berkurang. Sedemikian hingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa untuk mencapai kriteria keberhasilan minimal.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I diperoleh rata-rata skor
aktivitas belajar siswa ( ) = 13, 695 dengan predikat cukup aktif, rata-rata nilai
prestasi belajar siswa( ) = 74, 89; ketuntasan belajar siswa (KB) = 77, 78%; dan
daya serap (DS) = 74, 89%. Jika dibandingkan dengan kriteria minimal
pembelajaran maka pembelajaran pada siklus I belum memenuhi kriteria minimal
yang ditetapkan, yaitu belum mencapai predikat aktif, dan KB belum mencapai
lebih dari atau sama dengan 85%, maka berarti pembelajaran pada siklus I belum
optimal.
81
Berdasarkan hasil refleksi, belum tercapainya kriteria minimal yang
ditetapkan diduga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) siswa belum terbiasa
dengan PBL; (2) ada beberapa siswa yang bermain saat guru menjelaskan materi;
(3) ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok; (4) jumlah anggota
kelompok terlalu banyak; (5) siswa yang pandai mendominasi dalam kelompok
bekerja dan belajar; (6) siswa lebih memperhatikan temannya di kelompok lain
saat diskusi kelompok; (7) perbedaan pendapat dalam kelompok tidak
didiskusikan secara langsung pada kelompok dan bertanya pada guru; (8)
pendekatan guru dan arahan kepada siswa saat mengerjakan LKS masih kurang
intensif; (9) siswa tidak memperhatikan waktu yang tersedia dengan baik saat
mengerjakan LKS; dan (10) soal tugas individu masih tidak dapat dilaksanakan
akibat dari kekurangan waktu. Selain itu, belum optimal proses pembelajaran pada
siklus I juga diduga disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan PBL, hal ini
ditunjukkan oleh rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran ( ) baru
mencapai 69,45% dengan predikat cukup baik dari predikat minimal yang
diharapkan yaitu predikat sangat baik.
Selanjutnya, sebelum melaksanakan siklus II, peneliti melakukan upaya
perbaikan agar kendala-kendala yang terjadi pada sikus I tidak akan muncul lagi
pada siklus II. Adapun langkah-langkah perbaikan dimaksud, meliputi: (1) guru
menjelaskan kembali langkah-langkah PBL; (2) memberikan teguran dan
pertanyaan secara spontan kepada siswa yang bermain untuk memfokuskan
perhatian siswa; (3) membimbing siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi dan
menanyakan permasalahan yang sedang dihadapi dalam melakukan diskusi; (4)
82
membentuk kelompok heterogen baru yang beranggotakan 2 orang; (5) guru
mengingatkan siswa aturan-aturan dalam kelompok bekerja dan belajar; (6)
memberikan teguran dan pertanyaan secara spontan kepada siswa yang
memperhatikan temannya di kelompok lain saat diskusi kelompok untuk
memfokuskan perhatian siswa; (7) meminta siswa untuk mendiskusikan
perbedaan pendapat yang terjadi langsung kepada kelompok; (8) guru lebih
intensif dalam memberikan bimbingan dan arahan pada tiap kelompok, (9) guru
mengingatkan waktu yang tersedia kepada siswa, (10) mengatur waktu sebaik-
baiknya untuk melaksanakan pengerjaan tugas individu. Selain itu diupayakan
agar pelaksanaan pembelajaran relasi dan fungsi sedapat mungkin sesuai dengan
langkah-langkah Problem Based Learning. Setelah upaya-upaya perbaikan ini
ditetapkan, peneliti melaksanakan siklus II.
Berdasarkan analisis data aktivitas belajar pada siklus II diperoleh rata-rata
skor aktivitas belajar siswa ( ) 19,14 dengan predikat sangat aktif. Hal ini
menunjukkan aktivitas belajar siswa telah mencapai kriteria minimal. Jika
dibandingkan dengan pada siklus I telah terjadi peningkatan sebesar 39, 76%.
Sementara, berdasarkan hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II
diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( ), ketuntasan belajar siswa (KB)
dan daya serap (DS) berturut-turut 80, 17; 100%; dan 80, 17%. Dilihat dari
kriteria minimal pembelajaran maka pembelajaran dapat dikatakan telah
berlangsung secara optimal. Apabila dibandingkan prestasi belajar siswa pada
siklus I, nampak telah terjadi peningkatan sebesar 7,05%; KB sebesar 28,57%;
dan DS sebesar 7,05%. Meskipun telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa
83
dari siklus I ke siklus II dan kriteria pembelajaran telah mencapai optimal, namun
untuk lebih memantapkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka tindakan
dilanjutkan ke siklus III. Dilihat dari proses penerapan PBL, rata-rata presentase
keterlaksanaan pembelajaran ( ) sudah mencapai kriteria minimal yaitu 92,86%
dengan predikat sangat baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I dan
siklus II, nampak terlihat bahwa aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan sesuai
dengan kriteria minimal yang ditetapkan, prestasi belajar siswa pada dan DS
mengalami peningkatan sesuai dengan kriteria minimal yang ditetapkan, serta
keterlaksanaan pembelajaran juga terjadi peningkatan sesuai dengan kriteria
minimal yang ditetapkan
Berdasarkan hasil refleksi dalam catatan lapangan proses pembelajaran
pada siklus II masih mengalami sedikit hambatan yang diduga disebabkan oleh:
(1) siswa lebih memperhatikan temannya di kelompok lain saat melakukan diskusi
kelompok; dan (2) perbedaan pendapat dalam kelompok tidak didiskusikan secara
langsung pada kelompok dan bertanya pada guru. Selanjutnya, berdasarkan hasil
observasi dan catatan lapangan dilakukan refleksi sebagai upaya perbaikan agar
kendala-kendala yang terjadi pada sikus II tidak akan muncul lagi pada siklus III.
Adapun langkah-langkah perbaikan dimaksud, meliputi: (1) menegur siswa secara
langsung agar lebih memperhatikan diskusi kelompoknya sendiri; dan (2) guru
lebih memperhatikan kerja siswa dalam kelompok dan memberikan bimbingan
sesuai dengan langkah-langkah PBL. Selain itu diupayakan agar pelaksanaan
pembelajaran relasi dan fungsi sedapat mungkin sesuai dengan langkah-langkah
84
Problem Based Learning. Setelah upaya-upaya perbaikan ini ditetapkan, peneliti
melaksanakan siklus III,
Pada siklus III, berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa, prestasi
belajar siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran, diperoleh data rata-rata skor
aktivitas belajar siswa ( = 20,25; rata-rata nilai prestasi belajar siswa =
88,67; ketuntasan belajar siswa (KB) =100%; daya serap (DS) = 88,67%; dan
keterlaksanaan pembelajaran (KP) = 97,615%. Berdasarkan pelaksanaan tindakan
pada siklus III terlihat bahwa terjadi peningkatan, dan pemantapan dari hasil yang
diperoleh pada siklus II, serta pencapaian pada kriteria minimal yang ditetapkan.
Hasil refleksi dalam catatan lapangan pada siklus III menunjukkan bahwa seluruh
kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif. Berdasarkan hasil
refleksi tersebut menunjukkan bahwa siklus yang dilaksanakan sudah berhasil.
Mengacu pada Bab III bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila
aktivitas belajar siswa minimal mencapai predikat aktif, rata-rata nilai prestasi
belajar siswa( ≥ 70; ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 85%; daya serap (DS) ≥
70%; dan keterlaksanaan pembelajaran mencapai predikat sangat baik.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus III, maka pembelajaran
pada siklus III telah optimal karena telah memenuhi semua kriteria keberhasilan
minimal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pembelajaran telah optimal dan
hasil yang dicapai pada siklus III ini telah memenuhi kriteria minimal yang lebih
mantap dari siklus II, maka penelitian ini dihentikan sampai pada siklus III.
Berdasarkan uraian di atas, diperoleh bahwa semua kriteria keberhasilan
minimal yang telah ditetapkan terpenuhi karena aktivitas dan prestasi belajar
85
siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia telah mengalami peningkatan dari siklus I,
siklus II, dan siklus III dimana aktivitas belajar siswa mencapai predikat sangat
aktif dan prestasi belajar siswa telah mencapai kriteria keberhasilan minimal yang
ditetapkan. Serta keterlaksanaan pembelajaran memperoleh predikat sangat baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
difokuskan pada penerapan PBL sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP
Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 terjadi peningkatan aktivitas dan
prestasi belajar serta penelitian tindakan kelas ini dapat dikategorikan berhasil.
86
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan PBL dalam
pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia
tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kategori
aktivitas belajar siswa dari cukup aktif pada siklus I menjadi sangat aktif pada
siklus II dan siklus III.
5.1.2 Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan PBL dalam
pembelajaran Relasi dan Fungsi pada siswa kelas VIIIA SMP Harapan Mulia
tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-
rata nilai siswa ( ), ketuntasan belajar siswa (KB) dan daya serap (DS) berturut-
turut dari siklus I ke siklus II sebesar 7, 05%; 28, 57%; dan 7, 05%; serta siklus II
ke siklus III sebesar 24, 73%; 0% dan 24, 73%.
5.1.3 Kegiatan pembelajaran dengan pokok bahasan Relasi dan Fungsi yang
dilaksanakan di kelas VIIIA SMP Harapan Mulia tahun pelajaran 2013/2014 telah
sesuai dengan langkah-langkah PBL dengan kategori cukup baik pada siklus I,
kategori sangat baik pada siklus II, dan tetap mencapai kategori sangat baik pada
siklus III sehiungga mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
87
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai
berikut.
5.2.1 Kepada guru matematika di SMP Harapan Mulia agar dapat mencoba PBL
sebagai alternatif dalam pemilihan model pembelajaran matematika di SMP untuk
mengatasi permasalahan yang muncul di kelas, serta dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5.2.2 Kepada Kepala Sekolah khususnya di Harapan Mulia, diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyempurnaan
kurikulum sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sehingga dapat pula digunakan dalam mata pelajaran lain.
5.2.3 Kepada peneliti lain yang berminat dengan penelitian ini diharapkan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian dan pokok bahasan
yang berbeda sehingga meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dan
semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau masukan guna
mendapatkan hasil yang lebih baik.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Pius dan Syarifuddin, Anwar. 2003. Kamus Mini Bahasa Indonesia.
Surabaya: Arkola
Amir, M Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research-CAR). Dalam Arikunto, Suharsimi (Eds). Penelitian Tindakan
Kelas(hal. 1-42). Jakarta: Bumi Aksara.
Asnawi, Ibn. 2009. Prestasi Belajar (Online).
(http://areefah.blogspot.com/2009/09/prestasi-belajar-kajian-teoritis.html
diakses tanggal 17 Maret 2013)
Badudu dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Baroody, Arthur J. 1993. Problem Solving, Reasoning, and Communicating (K-8)
Helping Children Think Mathematically. Amerika Serikat: Macmillan
Publishing Company.
Belajar, Fadjar. 2010. Aplikasi Teori Belajar. PPPPTK Matematika (Online).
(http://ebook.p4matematika.org/2010/01/aplikasi-teori-belajar/ diakses
tanggal 31 Januari 2013).
Bremaniwati, B. dan Setiawan. 2011. Analisis Hasil Ulangan Matematika di SMP
dan Tindak Lanjutnya. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Cazzola,Marina. 2008. Problem Based Learning and Mathematics: Possible
Synergical Actions. Milan: Universita degli Studi di Millano-Bicocca.
Ferrance, Eileen. 2000. Themes in Education Action Research. Amerika Serikat:
Brown University.
Gazali, Wikaria dan Soedadyatmodjo. 2005. Kalkulus. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Jordan, Anne et al. 2008. Approaches to Learning a Guide for Teacher.
Glassgow: Belt & Bain Ltd.
89
Kemdikbud. 2012. Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika Modul Guru
Pasca Uji Kompetensi Awal. Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik.
Krisdiyanto, Didik. 2013. Mempelajari Relasi dan Fungsi. Yogyakarta : PT Cita
Aji Parama
MacMath, Wallace and Chi. 2009. Problem Based Learning in Mathematics a
Tool for Developing Student’s Conceptual Knowledge. Dalam Ontario
University (Eds), What Works?Research Into Practice Ontario: Literacy
and Numeracy Secretariat and The Ontario Association of Deans of
Education.
Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Hasil Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Pande, Ni Putu Candriasih. 2012. Penerapan Penerapan Pendekatan Kontekstual
Berbantuan Alat Peraga Manipulatif sebagai Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SDN 9 Sesetan Tahun
Pelajaran 2011/2012 . Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: FKIP Unmas
Denpasar.
Pritchard, Alan dan Woollard, Jhon. 2010. Psychology for the Classroom:
Constructivism and Social Learning. New York: Routledge Taylor and
Francais e-Lybrary.
Purcell, Edwin J dan Varberg, Dale. 1992. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid I.
Jakarta: Erlangga
Riadi, Muchlisin. 2012. Pengertian dan Pengukuran Prestasi Belajar (Online).
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-pengukuran-prestasi-
belajar.html#UUSp05gs2So diakses tanggal 17 Maret 2013).
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional guru.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
90
Russefendi, ET. 1982. Dasar-Dasar Matematika Modern untuk Guru. Bandung:
Tarsito
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit
Alfabeta Bandung
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT raja
Grafindo Persada.
Setiawan dan Widdiharto, Rachmadi. 2009. Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar
Kelas VIII SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Shadiq, Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:
PPPPTK Matematika.
Suandhi, I Wayan. 2003. Geometri Analitika Bidang. Diktat (tidak diterbitkan).
Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
_____. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Diktat (tidak diterbitkan). Denpasar:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati
Denpasar.
Sugono dkk. (Eds). 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas.
Suherman, Erman. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta:
Universitas Terbuka Depdikbud
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran
Guru Matematika.
Supartapa, A.A. Gd Bagus. 2007. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran
Kontekstual (CTL) dan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Ditinjau Dari Bakat Numerik dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Denpasar 2007-2008. Tesis
(tidak diterbitkan). Singaraja: Program Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
91
Tan, Oon Seng . 2004. Cognition, Metacognition, and Problem-based Learning.
Dalam Tan, Oon Seng (Ed). Enhancing Thinking trough Problem Based
Learning Approaches International Perspectives (hal. 1-16). Singapura:
Chengange Learning.
Tan, O S.,Teo, C.T., & Chye, S. 2009. Problem and Creativity. Dalam Tan, Oon
Seng (Ed), Problem Based Learning and Creativity (hal.1-13). Singapura:
Chenganging Asia Pte. Ltd.
Tiurlina. 2010. Model Pembelajaran Matematika-Hakikat Matematika dan
Pembelajarannya di SD (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA
/HAKIKAT_MATEMATIKA.pdf diakses 25 Februari 2013).
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
______.2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action
Research] Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Wardhani, Sri. 2010. Implikasi Karakteristik Matematika dalam Pencapaian
Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SMP/MTs. Yogyakarta: PPPPTK
Matematika.
92
Lampiran 01
Daftar Nama Subyek Penelitian
No.
Nama Jenis Kelamin
Urut Laki-laki Perempuan
1 Abhiesta Happy Putra √
2 Alghina Salma Prameswari
√
3 Cindra Indah Salsabila √
4 Fauzan Zidane √
5 Hartadi Pratama √
6 Indra Ilyas Rahman √
7 Kirara Jauza Millenia
√
8 Lisa Amelia
√
9 M. Dimas Adillah √
10 Melinia Ambarwati
√
11 Muchsin Hisyam √
12 Muhammad Andi Irawan √
13 Muhammad Rizal M. √
14 Nur Alfiah Mulyaningsih
√
15 Rizki Wahyudi √
16 Sultan Vedrona Julio Harahap √
17 Syahnakri √
18 Yusi Yuansa Larasati
√
Jumlah 11 7
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
93
Lampiran 02
Penentuan Waktu Efektif
I. Umum
a. Sekolah : SMP Harapan Mulia
b. Kelas : VIII
c. Semester/Tahun Pelajaran : I/ 2013-2014
d. Mata Pelajaran : Matematika
e. Jam per Minggu : 6 jam pelajaran (6 x 40’)
f. Hari : Senin (2 x 40’), Selasa (2 x 40’),
Rabu (2 x 40’)
II. Jam Efektif HARI
BULAN Senin Selasa Rabu JUMLAH JAM
1. Juli 3 3 3 18
2. Agustus 2 2 2 12
3. September 5 4 4 26
4. Oktober 3 4 3 20
5. Nopember 4 4 4 24
6. Desember 2 2 2 12
JUMLAH 112
III. Materi Ajar Matematika
NO. MATERI AJAR WAKTU IDEAL
(dalam jam pelj.)
WAKTU
TERSEDIA (dalam
jam pelj.)
1. Bentuk Aljabar 16 24
2. Relasi dan Fungsi 14 22
3. Garis Lurus 12 18
4. SPLDV 18 26
5. Teorema Pythagoras 14 22
JUMLAH 74 112
IV. STANDAR KOMPETENSI ATAU MATERI AJAR MATEMATIKA
YANG DIPILIH NOMOR: …2….. = …22….. JAM PELAJARAN
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
94
Lampiran 03
Silabus
Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu : 18 x 40 menit
Standar Kompetensi: Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan
garis lurus KOMPETENSI
DASAR
SUB
MATERI
POKOK
INDIKATOR ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN SUMBER / BAHAN
2.1. Memahami
relasi dan
fungsi
A. Penger-
tian
relasi,
B. Cara
menya-
jikan
relasi,
C. Penger-
tian
fungsi,
D. Cara
menya-
jikan
fungsi
1. Menjelaskan
dengan kata-
kata
masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
relasi
2. Menyatakan
masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
relasi dan
fungsi
3. Menyatakan
suatu fungsi
yang terkait
dengan
kejadian
sehari-hari
RPP 01
PERTE-
MUAN 1
SIKLUS I
2 x 35’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai;
E. Notasi
fungsi
4. Menyatakan
suatu fungsi
dengan
Notasi
5. Menentukan
banyaknya
pemetaan
atau fungsi
6. Memahami
bentuk
koresponden
si satu-satu
7. Menentukan
banyaknya
koresponden
RPP 02
PERTE-
MUAN 2
SIKLUS II
2 x 40’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai
95
si satu-satu
A, B,
C, D,
dan E
1, 2, 3, 4, 5, 6
dan 7
TES AKHIR
SIKLUS
PERTE-
MUAN 3
SIKLUS I
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
pilihan ganda
dan uraian
2.2 Menentukan
Nilai Fungsi
F. Menghi-
tung
nilai
fungsi,
G. Mem-
buat
tabel
fungsi
8. Menghitun
g nilai
fungsi
9. Membuat
tabel
pasangan
nilai
peubah
dengan
nilai fungsi
RPP 03
PERTE-
MUAN 4
SIKLUS II
3 x 35’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai
H. Menghi-
tung
nilai
fungsi
jika
nilai
varia-
belnya
berubah
10. Menghitun
g nilai
perubahan
fungsi jika
variabel
berubah
RPP 04
PERTE-
MUAN 5
SIKLUS II
2 x 35’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai
F, G, dan
H
8, 9 dan 10 TES AKHIR
SIKLUS
PERTEMU
AN 6
SIKLUS II
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
pilihan ganda
dan uraian
2.2 Menentukan
Nilai Fungsi
I. Menen-
tukan
bentuk
rumus
fungsi
jika
nilainya
diketa-
hui
11. Menentuka
n bentuk
fungsi jika
nilai dan
data fungsi
diketahui
RPP 03
PERTE-
MUAN 7
SIKLUS II
3 x 35’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai
2.3 Membuat
sketsa grafik
fungsi aljabar
pada sistem
koordinat
kartesius
J. Meng-
gambar
sketsa
grafik
fungsi
aljabar
seder-
hana
pada
sistem
koor-
dinat
karte-
sius
12. Mengenal
sistem
koordinat
kartesius
13. Menggam
-bar
grafik
fungsi
pada
koordinat
kartesius
RPP 04
PERTE-
MUAN 8
SIKLUS II
2 x 35’
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
uraian
Marsigit. 2009.
Matematika SMP
kelas VIII. Jakarta:
Yudhistira
Salamah, Umi. 2009.
Berlogika dengan
Matematika untuk
kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT Tiga
Serangkai
96
siku-
siku
J dan K 11, 12 dan 13 TES AKHIR
SIKLUS
PERTE-
MUAN 9
SIKLUS II
- Tes Tertulis
- Bentuk tes
pilihan ganda
dan uraian
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
97
Lampiran 04
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertemuan Ke- Hari / Tanggal Materi Alokasi Waktu
I 1 Rabu, 30 Oktober
2013
Pengertian relasi,cara
menyajikan relasi,
pengertian fungsi,cara
menyajikan fungsi
2 x 40 menit
2 Senin, 4 November
2013
Notasi fungsi 2 x 40 menit
3 Rabu, 6 November
2013
Tes Prestasi Belajar I 2 x 40 menit
II 1 Senin, 11 November
2013
Menghitung nilai
fungsi,
membuat tabel fungsi
2 x 40 menit
2 Selasa, 12 November
2013
Menghitung nilai
fungsi jika nilai
variabelnya berubah
2 x 40 menit
3 Rabu, 13 November
2013
Tes Prestasi Belajar II 2 x 40 menit
III 1 Senin, 18 November
2013
Menentukan bentuk
rumus fungsi jika
nilainya diketahui
2 x 40 menit
2 Selasa, 19 November
2013
Menggambar sketsa
grafik fungsi alajabar
sederhana pada sistem
koordinat kartesius
siku-siku
2 x 40 menit
3 Rabu, 20 November
2013
Tes Prestasi Belajar III 2 x 40 menit
Denpasar, 28 Oktober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
98
Lampiran 05
Program Satuan Pembelajaran
(PSP)
Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu : 18 x 40 menit
Banyak Pertemuan : 9 pertemuan
A. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami relasi dan fungsi
2. Menentukan nilai fungsi
3. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar pada sistem koordinat kartesius
C. Indikator
1. Menjelaskan dengan kata-kata masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
2. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
3. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
4. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
5. Menentukan banyaknya pemetaan atau fungsi
6. Memahami bentuk korespondensi satu-satu
7. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
8. Menghitung nilai fungsi
9. Membuat tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi
10. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
11. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
12. Mengenal sistem koordinat kartesius
13. Menggambar grafik fungsi pada koordinat kartesius
D. Materi Pokok
Relasi dan Fungsi
E. Sub Materi Pokok
1. Pengertian relasi
2. Cara menyajikan relasi
3. Pengertian fungsi
4. Cara menyajikan fungsi
5. Notasi fungsi
6. Menghitung nilai fungsi
99
7. Membuat tabel fungsi
8. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
9. Menentukan bentuk rumus fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
10. Menggambar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat
kartesius siku-siku
F. Tabel Program
Siklus Pertemuan
ke-
RRP
nomor
Indikator Waktu
I
I RPP – 01 1,2,3 2 x 40 menit
II RPP – 02 4,5,6,7 2 x 40 menit
III Tes 2 x 40 menit
II
IV RPP – 03 8,9 2 x 40 menit
V RPP – 04 10 2 x 35 menit
VI Tes 2 x 40 menit
VII RPP – 05 11 2 x 40 menit
VIII RPP – 06 12,13 2 x 40 menit
IX Tes 2 x 40 menit
Jumlah 18 x 40 menit
G. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika untuk kelas VIII SMP
dan MTS. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
100
101
102
103
Lampiran 07
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : _______________________________
Hari/Tanggal : _______________________________
Siklus/Pertemuan : _______________________________
Observer : _______________________________
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
1. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi
2. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi
3. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi
4. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi
5. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi
6. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa
Mendiagnosis
masalah
1. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok
2. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi
3. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi
4. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS.
Merumuskan
strategi
Alternatif
1. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih.
2. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
1. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
2. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
3. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka.
4. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan
Melakukan
Evaluasi
1. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas
2. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi
104
3. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis.
4. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa
5. Membahas soal-soal pada tugas individu.
Total Skor
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, ............................. 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
105
Lampiran 08
Penempatan Siswa dalam Kelompok pada Siklus I
Pengelompokan dilakukan secara acak di dapat 5 kelompok antara lain:
Kelompok I
1. Abhiesta Happy Putra
2. Alghina Salma Prameswari
3. Fauzan Zidane
Kelompok II
Kelompok IV
1. Muhammad Andi Irawan
2. Muhammad Rizal M
3. Nur Alfiah Mulyaningsih
4. Rizki Wahyudi
1. Cindra Indah Salsabila
2. Hartadi Pratama
3. Indra Ilyas Rahman
4. Kirara Jauza Millenia
Kelompok V
1. Sultan Vedrona Julio Harahap
2. Syahnakri
3. Yusi Yuansa Larasati
Kelompok III
1. Lisa Amelia
2. M. Dimas Adillah
3. Melinia Ambarwati
4. Muchsin Hisyam
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
106
Lampiran 09
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-01)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan Relasi,
Pengertian Fungsi, dan Cara Menyajikan
Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Siklus/Pertemuan ke- : 1 (Pertama)/1(Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami relasi dan fungsi
III. Indikator
1. Menjelaskan dengan kata-kata masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
2. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
3. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan dengan kata-kata masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi
2. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
3. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
V. Materi Pembelajaran
A. Pengertian Relasi
Pengertian relasi yaitu sesuatu yang menunjukkan hubungan unsur-unsur
yang termuat dalam himpunan tertentu dengan unsur-unsur yang termuat dalam
himpunan yang lain. Kemudian menurut Gazali dan Soedadyatmodjo (2005:3)
himpunan A dan B dikatakan mempunyai relasi apabila ada cara atau aturan
tertentu untuk mengaitkan antara anggota A dengan anggota B. Sehingga relasi
dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang menghubungkan anggota-
anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. Cara menuliskan
A R B atau R : A B = { | }.
107
B. Penyajian Relasi
Menurut Setiawan dan Widdiharto (2009:30-31) relasi yang
menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikan
dalam beberapa cara, yaitu diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan
pasangan berurutan. Menurut Krisdiyanto (2013: 89), diagram panah adalah alat
yang digunakan dalam waktu singkat dapat menunjukkan pasangan-pasangan
yang berurutan dan hubungan antara pasangan-pasangan itu. Perhatikan uraian
berikut ini.
Rani, Dian, Isnie, dan Dila sedang berbincang-bincang di sebuah taman
dekat sekolah. Mereka sedang membicarakan olahraga kegemarannya masing-
masing. Rani menyukai olahraga bulu tangkis dan basket. Dian menyukai
olahraga basket dan atletik, Isnie menyukai olahraga senam dan Dila menyukai
olahraga basket dan tenis meja. Misalkan himpunan P = {Rani, Dian, Isnie, Dila}
dan Q = {basket, bulu tangkis, atletik, senam, tenis meja). Kata "menyukai"
adalah relasi yang menghubungkan himpunan P ke himpunan Q. Maka relasi
tersebut dapat disajikan dalam bentuk berikut ini.
a. Himpunan Pasangan Berurutan
Cara penulisannya adalah anggota himpunan P ditulis pertama, sedangkan
anggota himpunan Q menjadi pasangannya. Berdasarkan soal di atas, maka
diperoleh himpunan pasangan berurutan sebagai berikut.
{(Rani, basket), (Rani, bulu tangkis), (Dian, basket), (Dian, atletik),
(Isnie, senam), (Dila, basket), (Dila, tenis meja)}
b. Diagram Panah
Anggota-anggota himpunan P berelasi dengan anggota himpunan Q
dengan relasi menyukai. Hal tersebut ditunjukkan dengan arah panah. Oleh karena
itu, diagramnya disebut diagram panah sebagai berikut.
c. Diagram Kartesius
Relasi dari himpunan P ke himpunan Q dapat dinyatakan dengan diagram
Kartesius. Anggota-anggota himpunan P berada pada sumbu mendatar dan
anggota-anggota himpunan Q berada pada sumbu tegak. Setiap pasangan anggota
himpunan P yang berelasi dengan anggota himpunan Q dinyatakan dengan titik
atau noktah seperti berikut. (Nuharini dan Wahyuni, 2008:34)
108
C. Pengertian Fungsi
Pengertian fungsi yaitu relasi khusus dari himpunan A ke himpunan B
dengan syarat semua anggota himpunan A memiliki pasangan dengan anggota
himpunan B dan setiap anggota himpunan A berpasangan dengan tepat satu
anggota himpunan B. Kemudian pengertian fungsi atau pemetaan dalam
matematika mengacu pada adanya relasi biner yang khusus antara dua himpunan.
(Leibniz dalam Setiawan dan Widdiharto, 2009:39).
D. Penyajian Fungsi
Fungsi merupakan bentuk relasi, maka cara penyajian fungsi sama
seperti cara penyajian relasi sebelumnya. Suatu fungsi dapat disajikan dalam
bentuk diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan terurut.
Contoh:
Diketahui himpunan A = {2, 3, 4, 5} dan B = {4, 5, 6, 7}
e. Tentukan relasi dari A ke B sehingga relasi tersebut berbentuk fungsi.
f. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan diagram panah.
g. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan diagram kartesius.
h. Nyatakan fungsi dari A ke B dengan himpunan pasangan berurutan.
Penyelesaian:
e. Salah satu relasi dari A ke B sehingga relasi tersebut berbentuk fungsi adalah
“dua kurangnya dari”.
f. Diagram panah untuk fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut.
g. Diagram kartesius untuk fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut
h. Himpunan pasangan berurutan fungsi dari A ke B adalah sebagai berikut.
R = {(2, 4), (3, 5), (4, 6), (5, 7)}
109
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
4. Melakukan Absensi
5. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
6. Mengelompokkan siswa dalam
kelompok yang terdiri dari 3-4
orang
7. Mengingatkan kembali materi
pelajaran sebelumnya mengenai
himpunan, anggota himpunan
dan himpunan bagian
8. Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan himpunan
9. Menjelaskan kompetensi yang
akan dicapai
10. Menjelaskan indikator
yang akan dicapai
4. Mendengarkan guru dan
menyebutkan kata hadir
5. Mendengarkan guru dengan
seksama
6. Berpindah tempat uutuk
duduk sesuai dengan
kelompoknya
7. Mengingat kembali materi-
materi himpunan, anggota
himpunan dan himpunan
bagian sebelumnya
8. Menjawab pertanyaan guru
secara aktif dengan gagasan
atau pengetahuan yang
dimiliki
9. Mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
10. Mendengarkan
Penjelasan guru dengan
seksama
10 menit
Kegiatan
Inti
1. Membagikan LKS mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
2. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah
yang berkaitan dengan masalah
mengenai materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
3. Menanyakan siswa tentang apa
yang diketahui mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
4. Menanyakan siswa tentang apa
yang ditanyakan mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi.
5. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
6. Menjelaskan materi pengertian
1. Mempelajari LKS dengan
seksama
2. Mengingat mengingat hal
atau masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan
fungsi
3. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
4. Bertanya kepada guru bila
ada hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
5. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan
fungsi
6. Mendengarkan penjelasan
60 menit
110
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
7. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
8. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan fungsi
9. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah
yang diberikan melalui LKS
mengenai materi pengertian
relasi, cara menyajikan relasi,
pengertian fungsi, cara
menyajikan fungsi
10. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
untuk menyelesaikan LKS.
11. Memulai diskusi kelas
mengenai tindakan yang telah
dipilih.
12. Mendorong siswa untuk
berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan
masalah
13. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil
diskusi kelas
14. Membantu siswa menerapkan
strategi pilihan dari hasil
diskusi kelas
15. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan prosedur
solusi mereka.
16. Meminta siswa menyimpulkan
strategi solusi yang telah
digunakan
17. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
18. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi relasi fungsi
19. Mengumumkan waktu untuk
mengerjakan tugas telah habis.
20. Meminta siswa untuk menukar
pekerjaan mereka dengan
teman yang berbeda kelompok
untuk diperiksa
guru dengan seksama
7. Melakukan diskusi kelompok
8. Menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS
mengenai pengertian relasi
dan fungsi, notasi relasi dan
fungsi serta cara
penyajiannya
9. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
pengertian relasi, cara
menyajikan relasi, pengertian
fungsi, cara menyajikan
fungsi.
10. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk
menyelesaikan LKS
11. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang
dipilih
12. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
13. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
14. Menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
15. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
16. Menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
17. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
18. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
relasi fungsi
19. Menyelesaikan pengerjaan
tugas dengan seksama
20. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda
kelompok
111
21. Membahas soal-soal pada
tugas individu
21. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiatan
Akhir
3. Membimbing siswa untuk
merangkum materi pengertian
relasi dan fungsi, notasi relasi
dan fungsi serta cara
penyajiannya yang telah
dipelajari
4. Memberikan Pekeriaan Rumah
3. Membuat rangkuman
mengenai materi pengertian
relasi dan fungsi, notasi
relasi dan fungsi serta cara
penyajiannya
4. Mencatat Pekeriaan Rumah
10 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-01
3. LKS-01
4. Penempatan siswa dalam kelompok
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus I.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
112
Lampiran 10
Lembar Kerja Siswa (LKS-01)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan Relasi,
Pengertian Fungsi, dan Cara Menyajikan Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Siklus/Pertemuan ke- : 1 (Pertama)/1(Satu)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian I. Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
4.
A. PETUNJUK
1. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
2. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
3. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
4. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Pada kegiatan posyandu yang diadakan satu bulan sekali, ada sekumpulan anak
balita, yaitu Rida, Susi, Eni, Brian, dan Agus. Selain itu, ada juga ibu-ibu yang
terdiri atas Tanti, Ningsih, Endang, dan Dewi. Diketahui bahwa Rida anak dari
Tanti, Susi dan Brian anak dari Ningsih, Eni dan Agus anak dari Endang.
a. Sebutkan nama relasi yang mungkin dari himpunan anak balita dan
himpunan ibu.
b. Dari relasi tersebut adakah ibu yang tidak membawa anak balitanya?
c. Dari relasi tersebut adakah anak balita yang tidak bersama ibunya?
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________ 2. Diketahui himpunan A = {1, 2, 3, 4} dan himpunan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Jika
dari himpunan A ke himpunan B dihubungkan dengan relasi "setengah dari"
113
maka tentukan anggota himpunan A yang mempunyai kawan pada himpunan B
buatlah dalam himpunan pasangan berurutan.
Jawab:___________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
3. Diketahui himpunan A = {2, 3, 5, 7} dan himpunan B = {4, 6, 9, 10, 13}. Relasi
yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B adalah "faktor dari".
Tunjukkan relasi tersebut dengan
a. diagram panah;
b. himpunan pasangan berurutan;
c. diagram Kartesius.
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
4. Di antara relasi-relasi yang ditunjukkan oleh diagram panah pada gambar
berikut, manakah yang merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B?
Jelaskan!
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
5. Diketahui himpunan A = {1, 2, 3} dan himpunan B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}. Fungsi f:
AB ditentukan oleh rumus f(x) = x+2. Tunjukkan fungsi tersebut dengan
a. diagram panah;
b. diagram Kartesius.
c. himpunan pasangan berurutan
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
114
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9} dan B = {1,2,3,4}. Tentukan relasi dari
himpunan A ke himpunan B sebagai relasi dua kalinya dari dalam bentuk
a. Diagram panah
b. Himpunan pasangan berurutan
c. Diagram Kartesius
Jawab:_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Perhatikan fungsi yang dinyatakan dengan diagram panah berikut
a. Buatlah himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut.
b. Buatlah diagram Cartesius dari fungsi tersebut
Jawab:_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
---------------------------------------------&&&-----------------------------------------------
115
Lampiran 11
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-01)
Bagian 1 Tugas Kelompok
1. Pada kegiatan posyandu yang diadakan satu bulan sekali, ada sekumpulan anak
balita, yaitu Rida, Susi, Eni, Brian, dan Agus. Selain itu, ada juga ibu-ibu yang
terdiri atas Tanti, Ningsih, Endang, dan Dewi. Diketahui bahwa Rida anak dari
Tanti, Susi dan Brian anak dari Ningsih, Eni dan Agus anak dari Endang.
a. Sebutkan nama relasi yang mungkin dari himpunan anak balita dan
himpunan ibu.
b. Dari relasi tersebut adakah ibu yang tidak membawa anak balitanya?
c. Dari relasi tersebut adakah anak balita yang tidak bersama ibunya?
Penyelesaian:
a. Relasi yang mungkin dari himpunan anak balita dan himpunan ibu
adalah relasi “Anak dari”
b. Ada, Dewi
c. Tidak ada
2. Diketahui himpunan A = {1, 2, 3, 4} dan himpunan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Jika
dari himpunan A ke himpunan B dihubungkan dengan relasi "setengah dari,"
maka tentukan anggota himpunan A yang mempunyai kawan pada himpunan B
dan buatlah dalam himpunan pasangan berurutan.
Penyelesaian:
Anggota himpunan A yang mempunyai kawan pada himpunan B adalah 1, 2, 3.
Himpunan pasangan berurutan
R : A B = {(1,2),(2,3),(3,6)}
3. Diketahui himpunan A= {2, 3, 5, 7} dan himpunan B = {4, 6, 9, 10, 13}. Relasi
yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B adalah "faktor dari".
Tunjukkan relasi tersebut dengan
a. diagram panah;
b. himpunan pasangan berurutan;
c. diagram Kartesius.
Penyelesaian:
a. Diagram panah
116
b. Himpunan pasangan berurutan
{ }. c. Diagram Kartesius
4. Di antara relasi-relasi yang ditunjukkan oleh diagram panah pada gambar
berikut, manakah yang merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B?
Jelaskan!
Penyelesaian:
Diagram panah pada gambar (b) dan (c) merupakan fungsi dari himpunan A ke
himpunan B karena setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan tepat setiap
anggota B. Gambar (a) bukan merupakan fungsi karena terdapat himpunan A,
yaitu 1 yang mempunyai pasangan lebih dari satu, yaitu a dan b.
5. Diketahui himpunan A= {1, 2, 3} dan himpunan B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}. Fungsi f:
AB ditentukan oleh rumus f(x) = x+2. Tunjukkan fungsi tersebut dengan
a. diagram panah;
b. diagram Kartesius.
c. himpunan pasangan berurutan
Penyelesaian:
a. Diagram Panah
117
b. Diagram Kartesius
c. Himpunan pasangan berurutan dari fungsi f adalah
R : A B = {(1, 3), (2, 4), (3, 5)}
Bagian II Tugas Individu
3. Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9} dan B = {1, 2, 3, 4}. Tentukan relasi dari
himpunan A ke himpunan B sebagai relasi dua kalinya dari dalam bentuk
d. Diagram panah
e. Himpunan pasangan berurutan
f. Diagram Kartesius
Penyelesaian:
a. Diagram panah
b. Himpunan Pasangan Berurutan
R : A B = {(2,1), (4,2), (6,3),(8,4)}
c. Diagram Kartesius
4. Perhatikan fungsi yang dinyatakan dengan diagram panah berikut
118
c. Buatlah himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut.
d. Buatlah diagram Kartesius dari fungsi tersebut
Penyelesaian:
a. Himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut adalah
R : A B = {(2, 1), (6, 3), (10,5), (14,7), (18,9)}
b. diagram kartesius dari fungsi tersebut sebagai berikut.
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
119
Lampiran 12
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-02)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Notasi Fungsi
Hari/Tanggal : Senin, 4 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : 1 (Pertama)/2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
2. Memahami relasi dan fungsi
III. Indikator
14. Menyatakan suatu fungsi dengan Notasi
15. Menentukan banyaknya pemetaan atau fungsi
16. Memahami bentuk korespondensi satu-satu
17. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
4. Menyatakan suatu fungsi dengan Notasi
5. Menentukan banyaknya pemetaan atau fungsi
6. Memahami bentuk korespondensi satu-satu
7. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
V. Materi Pembelajaran
A. Notasi Fungsi
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B dinotasikan dengan huruf kecil,
misalnya f dan ditulis f : A B (dibaca f memetakan anggota himpunan A ke
anggota himpunan B). Jika f adalah sebuah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B dengan x A dan y B maka peta x oleh f adalah y yang dinyatakan
dengan f(x), dalam hal ini f(x) = y disebut bayangan atau peta x oleh fungsi f.
Dengan demikian, diperoleh rumus fungsi sebagai berikut.
f : x y atau f : x f(x)
(dibaca fungsi f memetakan x anggota A ke y anggota B).
120
Perhatikan diagram panah suatu fungsi berikut
Diagram di atas menggambarkan fungsi yang memasangkan atau memetakan
anggota himpunan A, yaitu x ke anggota himpunan B, yaitu y. Himpunan A
disebut daerah asal (domain atau Df) dan himpunan B disebut daerah kawan
(kodomain atau Kf). Himpunan C dengan C ϲ B ( C himpunan bagian dari B)
disebut daerah hasil (range atau Rf).
1. Menentukan Banyaknya Pemetaan atau Fungsi
Banyaknya pemetaan atau fungsi yang mungkin dari dua buah himpunan
dapat ditentukan. Banyaknya bentuk fungsi yang terjadi sangat tergantung pada
banyaknya anggota dari kedua himpunan. Untuk menentukan rumus mencari
banyaknya fungsi atau pemetaan, perhatikan Tabel 01 berikut.
Tabel 01Banyak Pemetaan yang mungkin dari 2 Himpunan Himpunan
A
Himpunan
B f: AB n(f: AB) f: B A n(f: BA)
{1} {a}
1
1
{1} {a, b}
2
1
{1, 2} {a, b}
4
4
{1} {a, b, c}
3
1
121
Berdasarkan uraian dari Tabel 01 di atas dapat diperoleh Tabel 02 berikut
yang menyajikan banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan A ke
himpunan B.
Tabel 02 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi
n (A) n (B) Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi dari
A ke B B ke A
1 1 1 = 11
1 = 11
2 1 1 = 12 2 = 2
1
1 2 2 = 21 1 = 1
2
2 2 4 = 22 4 = 2
2
3 1 1 = 13 3 = 3
1
1 3 3 = 31 1 = 1
3
3 2 8 = 23 9 = 3
2
2 3 9 = 32 8 = 2
3
… … … …
n(A) n(B) n(B)n(A)
n(A)n(B)
Berdasarkan Tabel 02 dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika banyaknya
anggota himpunan A ditulis n(A) dan banyaknya anggota himpunan B ditulis n(B)
maka (1) banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan A ke himpunan B
adalah n(B)n(A)
; dan (2) banyaknya kemungkinan bentuk fungsi dari himpunan B
ke himpunan A adalah n(A)n(B)
2. Korespondensi Satu-satu
Menurut Russefendi (1982:332) bila A dan B himpunan, korespondensi
satu-satu dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi bila setiap unsur dari
B adalah peta unsur-unsur dari A dan tidak ada dua unsur berbeda dari A yang
mempunyai peta yang sama di B. Dengan kata lain dua himpunan A dan B
dikatakan dalam keadaan berkorespondensi satu-satu jika anggota-anggota A dan
B dapat dipasangkan sedemikian hingga setiap anggota A berpasangan dengan
tepat satu anggota B, dan setiap anggota B berpasangan dengan tepat satu anggota
A. Jadi apabila kedua himpunan itu berhingga maka kedua himpunan tersebut
anggotanya sama banyak atau n(A) = n(B).
Untuk menentukan rumus mencari banyaknya bentuk korespondensi satu-
satu dari dua himpunan, perhatikan uraian berikut. Dimisalkan n(A) adalah
banyaknya anggota himpunan A dan n(B) adalah banyaknya anggota himpunan B.
a) Untuk n(A) = 1 dan n(B) = 1. Kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu
yang terjadi adalah sebagai berikut.
Jadi ada satu kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu
122
b) Untuk n(A) = 2 dan n(B) = 2. Kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu
yang terjadi adalah sebagai berikut
Jadi ada dua kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu.
c) Untuk n(A) = 3 dan n(B) = 3.
Kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu yang terjadi adalah sebagai
berikut
Jadi ada enam kemungkinan bentuk korespondensi satu-satu.
Berdasarkan uraian dengan diagram panah mengenai bentuk korespondensi
satu-satu di atas maka dapat dibuat Tabel 03 sebagai berikut.
Tabel 03 Banyaknya Kemungkinan Bentuk Korespondensi Satu-satu
n(A) n(B) Banyaknya Kemungkinan Bentuk Fungsi dari
A ke B B ke A
1 1 1
1
2 2 2 = 2 1 2 = 2 1
3 3 6 = 3 2 1 6 = 3 2 1
Berdasarkan Tabel 03 dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika banyaknya
anggota himpunan A ditulis n(A) dan banyaknya anggota himpunan B ditulis n(B),
dengan n(A) = n(B) = n maka banyak korespondensi satu-satu yang mungkin
antara himpunan A dan B adalah 1 2 3 ... n. (Nuharini dan Wahyuni,
2008:51-52).
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
123
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
11. Melakukan Absensi
12. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
13. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
14. Mengingatkan kembali
materi pelajaran sebelumnya
mengenai relasi dan fungsi
15. Mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan
himpunan
16. Menjelaskan kompetensi
yang akan dicapai
17. Menjelaskan indikator
yang akan dicapai
11. Mendengarkan guru dan
menyebutkan kata hadir
12. Mendengarkan guru
dengan seksama
13. Berpindah tempat uutuk
duduk sesuai dengan
kelompoknya
14. Mengingat kembali
materi-materi relasi dan fungsi
15. Menjawab pertanyaan
guru secara aktif dengan
gagasan atau pengetahuan
yang dimiliki
16. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
17. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
15
menit
Kegiatan
Inti
22. Membagikan LKS mengenai
materi notasi fungsi
23. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah
yang berkaitan dengan masalah
mengenai materi notasi fungsi
24. Menanyakan siswa tentang apa
yang diketahui mengenai materi
notasi fungsi.
25. Menanyakan siswa tentang apa
yang ditanyakan mengenai
materi notasi fungsi.
26. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
notasi fungsi
27. Menjelaskan materi notasi
fungsi
28. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
29. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi notasi fungsi
30. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah
yang diberikan melalui LKS
mengenai materi notasi fungsi
31. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
9. Mempelajari LKS dengan
seksama
10. Mengingat mengingat hal
atau masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi notasi fungsi
11. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
12. Bertanya kepada guru bila
ada hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
13. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi notasi
fungsi
14. Mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
15. Melakukan diskusi kelompok
16. Menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS
mengenai materi notasi fungsi
22. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
materi notasi fungsi.
23. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk
60
menit
124
untuk menyelesaikan LKS.
32. Memulai diskusi kelas
mengenai tindakan yang telah
dipilih.
33. Mendorong siswa untuk
berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan
masalah
34. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
35. Membantu siswa menerapkan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
36. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan prosedur
solusi mereka.
37. Meminta siswa menyimpulkan
strategi solusi yang telah
digunakan
38. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
39. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi relasi fungsi
40. Mengumumkan waktu untuk
mengerjakan tugas telah habis.
41. Meminta siswa untuk menukar
pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk
diperiksa
42. Membahas soal-soal pada tugas
individu
menyelesaikan LKS
24. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang
dipilih
25. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
26. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
27. Menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
28. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
29. Menyimpulkan strategi
solusi yang telah digunakan
30. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
31. Mengerjakan soal latihan
secara mandiri mengenai
materi relasi fungsi
32. Menyelesaikan pengerjaan
soal tugas dengan seksama
33. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda
kelompok
34. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiatan
Akhir
5. Membimbing siswa untuk
merangkum materi notasi
fungsi yang telah dipelajari
6. Memberikan Pekeriaan Rumah
5. Membuat rangkuman
mengenai materi notasi
fungsi
6. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-02
3. LKS-02
4. Penempatan siswa dalam kelompok
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
125
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus I.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
126
Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-02)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Notasi Fungsi
Hari/Tanggal : Senin, 4 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : 1 (Pertama)/2 (Dua)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian 1 Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
4.
A. PETUNJUK
5. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
6. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
7. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
8. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Perhatikan diagram panah dari fungsi berikut.
a. Tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi tersebut.
b. Buatlah himpunan pasangan berurutan fungsi tersebut.
c. Buatlah diagram Kartesius fungsi tersebut.
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
127
________________________________________________
________________________________________________
2. Perhatikan diagram Kartesius dari fungsi berikut
a. Tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi tersebut
b. Buatlah himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut
c. Buatlah diagram panah dari fungsi tersebut
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
3. Misalnya, himpunan A = {1,2} dan himpunan B = {3,5,7}. Tentukan Banyak
pemetaan yang mungkin dari A ke B dan buatlah bentuk pemetaannya dalam
diagram panah!
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
4. Tentukan banyaknya korespondensi satu-satu antara A = { } dan B = { }. Kemudian, gambarkanlah semua diagram panahnya.
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
128
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Perhatikan diagram panah suatu fungsi f berikut. Tentukan domain, kodomain,
dan range fungsi tersebut!
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
2. Perhatikan diagram Kartesius suatu fungsi berikut. Kemudian tentukan domain,
kodomain, dan range fungsi tersebut.
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
3. Tentukan banyak pemetaan yang mungkin dari himpunan P ke Q jika diketahui
sebagai berikut
a. P = {1,2,3,4} dan Q = {a, b, c, d}
b. P = {a, b, c} dan Q = {5,6,7,8,9}
Jawab:___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
4. Manakah yang merupakan korespondensi satu-satu di antara relasi-relasi
berikut.
129
(a) (b) (c)
Jawab:___________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
130
Lampiran 14
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-02)
Bagian I Tugas Kelompok
2. Perhatikan diagram panah dari fungsi berikut.
d. Tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi tersebut.
e. Buatlah himpunan pasangan berurutan fungsi tersebut.
f. Buatlah diagram Kartesius fungsi tersebut.
Penyelesaian:
a. domain fungsi tersebut adalah 2, 3, 4
kodomain fungsi tersebut adalah 4, 9, 13, 16
range fungsi tersebut adalah 4, 9, 16
b. himpunan pasangan berurutan fungsi tersebut adalah
R: AB = {(2, 4), (3, 9), (4, 16)}
c. diagram diagram Kartesius fungsi tersebut sebagai berikut.
2. Perhatikan diagram Kartesius dari fungsi berikut
d. Tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi tersebut
e. Buatlah himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut
f. Buatlah diagram panah dari fungsi tersebut
Penyelesaian:
a. domain fungsi tersebut adalah 1, 2, 3, ...
kodomain fungsi tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, ...
range fungsi tersebut adalah 3, 4, 5
131
b. himpunan pasangan berurutan fungsi tersebut adalah
R: AB = {(1, 3), (2, 4), (3, 5)}
c. diagram diagram panah fungsi tersebut sebagai berikut
3. Misalnya, himpunan A = {1, 2} dan himpunan B = {3, 5, 7}. Tentukan Banyak
pemetaan yang mungkin dari A ke B dan bagaimana bentuk pemetaannya!
Penyelesaian
Oleh karena n(A) = 2 dan n(B) = 3 maka banyaknya pemetaan yang
mungkin dari A ke B adalah { } = 32 = 9. Pemetaan tersebut adalah
sebagai berikut.
5. Tentukan banyaknya korespondensi satu-satu antara A = { } dan B =
{ }. Kemudian, buatlah semua diagram panahnya.
Penyelesaian:
Oleh karena n(A) = n(B) = 3 maka banyaknya korespondensi satu-satu antara A
dan B adalah 3 2 1 = 6.
Diagram panahnya adalah sebagai berikut.
Bagian I Tugas Individu
5. Perhatikan diagram panah suatu fungsi f berikut. Kemudian tentukan domain,
kodomain, dan range fungsi tersebut.
132
Penyelesaian: Domain dari fungsi f adalah A = {a,b,c,d}
Kodomain dari fungsi f adalah B = {1,2,3,4}
Range dari fungsi f adalah 2, 4
6. Perhatikan diagram Kartesius suatu fungsi S berikut. Kemudian tentukan
domain, kodomain, dan range fungsi tersebut.
Penyelesaian: Domain dari fungsi S adalah A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, ...}
Kodomain dari fungsi S adalah B = {a, b, c, d, e, f, ...}
Range dari fungsi S adalah a, b, c, e
7. Tentukan banyak pemetaan yang mungkin dari himpunan P ke Q jika diketahui
sebagai berikut
c. P = {1, 2, 3, 4} dan Q = {a, b, c, d}
d. P = {a, b, c} dan Q = {5, 6, 7, 8, 9}
Penyelesaian: a. Karena n(P) = 4 dan n(Q) = 4. Banyak pemetaan yang mungkin dari himpunan P
ke Q diperoleh melalui rumus {n(Q)}n(P)
= 44 = 4.4.4.4 = 256
b. Karena n(P) = 3 dan n(Q) = 5. Banyak pemetaan yang mungkin dari himpunan P
ke Q diperoleh melalui rumus {n(Q)}n(P)
= 53 = 5.5.5 = 125
8. Manakah yang merupakan korespondensi satu-satu di antara relasi-relasi
berikut.
(a) (b) (c) Penyelesaian:
Diagram panah (a) dan (c) menyatakan korespondensi satu-satu karena
banyaknya himpunan pertama sama dengan banyaknya himpunan kedua, tetapi
diagram panah (b) tidak menyatakan korespondensi satu-satu karena n(A) ≠ n(B).
133
134
135
136
137
Lampiran 17
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 15, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 11,56
Pada pertemuan 1 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 11,56 dengan
predikat cukup aktif.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 16, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 15,83
Pada pertemuan 2 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 15,83 dengan
predikat aktif.
3. Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut.
Rata-rata
Berdasarkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu
13,695 dengan predikat cukup aktif. Oleh karena belum mencapai kriteria
minimal ditetapkan sebelumnya pada bab III yaitu rata-rata skor aktivitas siswa
minimal berada pada interval 14 ≤ < 18 dengan predikat aktif, maka tindakan
dilanjutkan pada siklus II.
138
Lampiran 18
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan Relasi,
Pengertian Fungsi, dan Cara Menyajikan Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Siklus/Pertemuan : I (Pertama)/ 1 (Satu)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
7. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
8. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
9. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 0
10. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 0
11. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 0
12. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
5. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 1
6. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
7. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 1
8. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 0
Merumuskan
strategi
Alternatif
3. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
4. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
5. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
6. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
7. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
139
8. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
Melakukan
Evaluasi
6. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 1
7. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 0
8. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 0
9. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 0
10. Membahas soal-soal pada tugas individu. 0
Total Skor 13
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 30 Oktober 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
140
Lampiran 19
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 2)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Notasi Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2013
Siklus/Pertemuan : I (Pertama)/ 2 (Dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
13. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
14. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
15. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 1
16. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 1
17. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 1
18. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
9. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 1
10. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
11. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 0
12. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 0
Merumuskan
strategi
Alternatif
5. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
6. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
9. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
10. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
11. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
12. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
Melakukan 11. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 1
141
Evaluasi 12. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 1
13. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 0
14. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 0
15. Membahas soal-soal pada tugas individu. 0
Total Skor 16
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 4 November 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
142
Lampiran 20
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 18, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 13
SMI = 21
KP1 =
=
= 61,90%
Pada pertemuan 1 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 61,90%
dengan predikat kurang baik.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 19, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 16
SMI = 21
KP2 =
=
= 76,19%
Pada pertemuan 2 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 76,19%
dengan predikat cukup baik.
3. Rata-rata Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I
Skor rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut.
Rata-rata
Berdasarkan skor rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1
dan pertemuan 2 diperoleh skor rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada siklus
I yaitu 69,045% dengan predikat cukup baik. Oleh karena belum mencapai kriteria
minimal ditetapkan sebelumnya pada bab III yaitu rata-rata skor aktivitas siswa
minimal berada pada interval 90%-100% dengan predikat sangat aktif, maka
tindakan dilanjutkan pada siklus II.
143
Lampiran 21
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan Relasi,
Pengertian Fungsi, Cara Menyajikan Fungsi
dan Notasi Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami relasi dan fungsi
III. Indikator
14. Menjelaskan dengan kata-kata masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
15. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
16. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
17. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
18. Menentukan banyaknya pemetaan atau fungsi
19. Memahami bentuk korespondensi satu-satu
20. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
IV. Tujuan
1. Menjelaskan dengan kata-kata masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
2. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
3. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
4. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
5. Menentukan banyaknya pemetaan atau fungsi
6. Memahami bentuk korespondensi satu-satu
7. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
V. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siklus I
No. Item Tes Ranah
Indikator C1 C2 C3
1 1
2 2
3 3
4 3
144
5 4
6 5
7 6
8 6
9 6
10 7
11 1, 2
12 3, 4
13 3, 4
14 4, 5
15 6, 7
Jumlah 3 7 5 -
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
Dengan ratio C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30%
VI. Teknik Penskoran
A. Penskoran Objektif
Untuk tes objektif setiap soal yang dijawab benar mendapat skor 1, jika
salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimalnya adalah 10.
B. Penskoran Tes Uraian
Penskoran tes uraian didasrkan pada beberapa aspek seperti pada tabel
berikut.
No.
Item Model Jawaban Siswa
Skor
tiap
Aspek
Jumlah
Skor
Maksimal
11
1. Tidak memberikan suatu penyelesaian
sama sekali
2. Mencoba memberikan penyelesaian tetapi
salah total
3. Memberikan suatu penyelesaian yang ada
unsur benarnya tetapi belum memadai
4. Menyelesaikan algoritma yang relevan
dengan lengkap, tetapi ada kesalahan
dalam istilah dan notasi perhitungan
matematis
5. Memberikan suatu penyelesaian yang
benar dan lengkap
0
1
2
3
4
4
12 Idem Idem 4
... ... ... ...
15 Idem Idem 4
Jumlah 20
145
Dari tabel di atas, skor maksimal yang diperoleh untuk soal uraian adalah
20. Skor maksimal untuk kedua tes adalah 10 + 20 = 30. Untuk menentukan nilai
individu (X) yang diperoleh oleh tiap siswa, dianalisis dengan rumus, sebagai
berikut:
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
146
Lampiran 22
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan Relasi,
Pengertian Fungsi, Cara Menyajikan Fungsi
dan Notasi Fungsi
Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama dan nomor absen anda sebelum mengerjakan soal
2. Kerjakan semua soal, dan jawaban dibuat pada lembar jawaban yang
disediakan.
3. Selama mengerjakan soal, tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan teman
4. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal-soal berikut dengan
memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban.
1. Pertanyaan di bawah ini benar, kecuali…
a. Setiap korespondensi satu-satu merupakan pemetaan
b. Setiap pemetaan belum tentu merupakan korespondensi satu-satu
c. Jika himpunan A dan B berkorendensi satu-satu maka n (A) ≠ n (B)
d. Jika n (A) = n (B), himpunan A = B berkorespondensi satu-satu
2. Diketahui himpunan berikut.
P ={x | x faktor prima dari 10}
Q ={x | x faktor dari 9}
R = {x | 10 < x < 16, x bilangan ganjil}
S = {x | x faktor prima dari 25}
Dari himpunan di atas, yang dapat berkorespondensi satu-satu adalah…
a. P dan R
b. P dan S
c. Q dan R
d. Q dan S
3. Jika A = {2, 3, 4, 5} dan B = {3, 4, 5, 6}, relasi dari himpunan A ke himpunan
B adalah “satu kurangnya dari”. Maka relasi tersebut jika dinyatakan dengan
himpunan pasangan berurutan adalah ….
Ranah:
C1
Indikator:
6
Ranah:
C1
Indikator:
6
147
a. {(1,2), (2,3), (3,4), (4,5), (5,6)}
b. {(2,1), (3,2), (4,3), (5, 6)}
c. {(2,3), (3,4), (4,6), (3,5)}
d. {(2,3), (3,4), (4,5), (5,6)}
4. Diketahui
P = { } Q = { } R = { } S = { }
Di antara pasangan-pasangan himpunan di atas, yang merupakan fungsi
adalah…
a. Q dan R c. P dan R
b. P dan S d. Q dan S
5. Diagram Kartesius berikut ini yang menunjukkan fungsi adalah…
(1) (2)
(3) (4)
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (3)
d. (3) dan (4)
6. Suatu relasi dinyatakan dengan pasangan berurutan
{ }. Daerah hasil relasi tersebut adalah…
a. { } b. { } c. { } d. { }
7. Banyaknya pemetaan dari himpunan B ke himpunan A adalah 25. Jika n (A) = 5
maka n (B) = …
a. 2 c. 4
b. 3 d. 5
Ranah:
C2
Indikator:
3
Ranah:
C2
Indikator:
3
Ranah:
C2
Indikator:
4
Ranah:
C2
Indikator:
5
Ranah:
C2
Indikator:
2
148
8. Di antara pasangan-pasangan himpunan berikut ini yang tidak dapat
berkorespondensi satu-satu adalah…
a. P = { } dan Q = { } b. M = { } dan N = { } c. A = { }dan B = { } d. K = { } dan L = { }
9. Diketahui A = {a, b, c, d} dan B {1, 2, 3, 4}. Banyak korespondensi satu-satu
yang mungkin dari A ke B adalah ..
a. 24
b. 16
c. 8
d. 4
10. Perhatikan himpunan-himpunan berikut ini.
A = {kota kelahiran}
B = {golongan darah}
C = {bulan kelahiran}
Himpunan siswa di suatu sekolah adalah domain suatu relasi. Agar terjadi
pemetaan maka dari ketiga himpunan di atas yang dapat menjadi kodomain
adalah…
a. A dan B
b. A dan C
c. B dan C
d. A, B, dan C
B. Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar pada lembar jawaban.
11. Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 6} dan B = {1, 2, 3, ..., 12}. Tentukan relasi dari
himpunan A ke himpunan B sebagai relasi “setengah dari” dalam bentuk.
a. Diagram panah
b. Himpunan pasangan berurutan
c. Diagram Kartesius
12. Diketahui A = {2, 6, 10, 14, 18} dan B = {1, 2, 3, 5, 7, 8, 9}. Fungsi dari A ke
B ditentukan oleh relasi “dua kalinya dari.” Tentukan fungsi tersebut dalam
bentuk diagram panah, diagram Kartesius, dan himpunan pasangan berurutan
13. Perhatikan diagram panah berikut
Tentukan
a. domain;
b. kodomain;
Ranah:
C3
Indikator:
6
Ranah:
C3
Indikator:
7
Ranah:
C3
Indikator:
1
Ranah:
C2
Indikator:
3, 4
Ranah:
C1
Indikator:
1, 2
Ranah:
C2
Indikator:
3, 4
149
c. range;
d. bayangan dari 1, 2, 3, 4, dan 5 oleh fungsi f
14. Misalnya himpunan A = {1, 2, 3} dan Himpunan B = {a}. Tentukan banyak
pemetaan yang mungkin dari A ke B kemudian gambarlah bentuk
pemetaannya dalam bentuk diagram panah!
15. Tentukan banyak korespondensi satu-satu antara A = {1, 2} dan B = {a, b},
kemudian gambarlah semua diagram panahnya!
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
Ranah:
C3
Indikator:
6,7
Ranah:
C3
Indikator:
4, 5
150
Lampiran 23
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa
Siklus I
Nama : ____________________________________
Absen : ____________________________________
Kelas : ____________________________________
Tes Pilihan Ganda:
No. A B C D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tes Uraian:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
151
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kejujuranmu adalah cerminan kesuksesan
dalam belajar matematika
-------------------------------------Selamat Mengerjakan-------------------------------
152
Lampiran 24
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa
Siklus I
Tes Pilihan Ganda:
1. C
2. C
3. A
4. B
5. D
6. D
7. A
8. D
9. A
10. D
Tes Uraian:
11. a. Dengan diagram panah c. Dengan diagram Kartesius
b. Dengan Himpunan Pasangan
Berurutan
R: AB = {(1, 2), (2, 4), (3, 6), (4,
8), (5,10), (6,12)}
12. Dalam bentuk diagram panah
153
Dalam bentuk diagram Kartesius
Dalam bentuk himpunan pasangan berurutan
R: AB = {(2, 1), (6, 3), (10, 5), (14, 7), (18,9)}
13. a. Domain = A = {1, 2, 3, 4, 5}
b. Kodomain = B = {a, b, c, d, e}
c. Range = {a, c, e}
d. Bayangan 1 oleh fungsi f adalah f(1) = a.
Bayangan 2 oleh fungsi f adalah f(2) = a.
Bayangan 3 oleh fungsi f adalah f(3) = c.
Bayangan 4 oleh fungsi f adalah f(4) = c.
Bayangan 5 oleh fungsi f adalah f(5) = e.
14. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada satu
Dalam bentuk diagram panah
15. Banyaknya korespondensi satu-satu dari Ake B ada 2
Dalam bentuk diagram panah
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
154
Lampiran 25
Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Absen Nama Siswa Skor Ketuntasan
1 Abhiesta Happy Putra 76 Tuntas
2 Alghina Salma Prameswari 79 Tuntas
3 Cindra Indah Salsabila 75 Tuntas
4 Fauzan Zidane 74 Tuntas
5 Hartadi Pratama 66 Belum tuntas
6 Indra Ilyas Rahman 73 Tuntas
7 Kirara Jauza Millenia 93 Tuntas
8 Lisa Amelia 72 Tuntas
9 M. Dimas Adillah 77 Tuntas
10 Melinia Ambarwati 67 Belum tuntas
11 Muchsin Hisyam 81 Tuntas
12 Muhammad Andi Irawan 70 Tuntas
13 Muhammad Rizal M. 78 Tuntas
14 Nur Alfiah Mulyaningsih 71 Tuntas
15 Rizki Wahyudi 69 Belum tuntas
16 Sultan Vedrona Julio Harahap 80 Tuntas
17 Syahnakri 68 Belum tuntas
18 Yusi Yuansa Larasati 79 Tuntas
Jumlah 1348 -
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S.Si
Denpasar, 7 November 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
155
Lampiran 26
Analisa Data Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan pada lampiran 25 diperoleh:
∑ N = 18
Ni = 14
a) Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( )
∑
=
= 74,89
b) Daya Serap (DS)
= 74,89 %
c) Ketuntasan Belajar Siswa (KB)
= 77,78 %
156
Lampiran 27
Catatan Lapangan Siklus I
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Pengertian Relasi, Cara Menyajikan
Relasi, Pengertian Fungsi, Cara
Menyajikan Fungsi dan Notasi Fungsi
Siklus/Pertemuan ke- : I (Pertama)/1 (satu) dan 2(dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
3. Candra Dewi Rosadi
No Hasil Observasi
1 Siswa belum terbiasa dengan PBL
2 Ada beberapa siswa yang bermain saat guru menjelaskan materi
3 Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok
4 Jumlah anggota kelompok terlalu banyak
5 Siswa yang pandai mendominasi dalam kelompok bekerja dan belajar
6 Siswa lebih memperhatikan temannya di kelompok lain saat diskusi kelompok
7 Perbedaan pendapat dalam kelompok tidak didiskusikan secara langsung pada kelompok
dan bertanya pada guru
8 Pendekatan guru dan arahan kepada siswa saat mengerjakan LKS masih kurang intensif
9 Siswa tidak memperhatikan waktu yang tersedia dengan baik saat mengerjakan LKS
10 Soal tugas individu masih tidak dapat dilaksanakan akibat dari kekurangan waktu
Denpasar, 7 November 2013
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
Observer III,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
157
Lampiran 28
Penempatan Siswa dalam Kelompok Pada Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I pada bab IV dibentuk kelompok baru dengan
beranggotakan 2 orang. Pengelompokan dilakukan secara acak, di dapat 9
kelompok antara lain:
Kelompok I
4. Abhiesta Happy Putra
5. Alghina Salma Prameswari
Kelompok VI
5. Muchsin Hisyam
6. Muhammad Andi Irawan
Kelompok II
5. Fauzan Zidane
6. Cindra Indah Salsabila
Kelompok VII
7. Muhammad Rizal M
8. Nur Alfiah Mulyaningsih
Kelompok III
1. Hartadi Pratama
2. Indra Ilyas Rahman
Kelompok VIII
4. Rizki Wahyudi
5. Sultan Vedrona Julio Harahap
Kelompok IV
5. Kirara Jauza Millenia
6. Lisa Amelia
Kelompok IX
1. Syahnakri
2. Yusi Yuansa Larasati
Kelompok V
1. M. Dimas Adillah
2. Melinia Ambarwati
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 7 November 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
158
Lampiran 29
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-03)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi dan Membuat
Tabel Fungsi
Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : II (Kedua)/1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
II. Kompetensi Dasar
2. Menentukan nilai fungsi
III. Indikator
21. Menghitung nilai fungsi
22. Membuat tabel pasangan nilai peubah dengan
nilai fungsi
IV. Tujuan Pembelajaran Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
8. Menghitung nilai fungsi
9. Membuat tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi
V. Materi Pembelajaran
A. Menghitung Nilai Fungsi
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa fungsi f : A B
adalah fungsi yang memetakan himpunan A ke himpunan B. Jika a adalah anggota
A maka f : a f(a) sehingga jika nilai variabelnya diketahui maka nilai suatu
fungsi dapat dihitung. Dengan kata lain untuk menghitung nilai fungsi adalah
dengan cara mengganti variabel pada rumus fungsi dengan nilai domain yang
sudah ditentukan. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Sebuah fungsi f dirumuskan dengan rumus
f(x) = 3x + 4. Tentukanlah nilai fungsi f dimana f memetakan {1, 2, 3, 4} ke
himpunan bilangan cacah.
Penyelesaian:
Diketahui f(x) = 3x + 4
Untuk x = 1, maka f(1) = 3(1) + 4 = 3 + 4 = 7
159
Untuk x = 2, maka f(2) = 3(2) + 4 = 6 + 4 = 10
Untuk x = 3, maka f(3) = 3(3) + 4 = 9 + 4 = 13
Untuk x = 4, maka f(4) = 3(4) + 4 = 12 + 4 = 16
Nilai dari fungsi f : x 3x + 4 dengan {1, 2, 3, 4} sebagai domain adalah
7, 10, 13, dan 16.
B. Membuat Tabel Fungsi
Tabel fungsi yang dimaksud di sini merupakan tabel pasangan antara nilai
variabel dan nilai fungsi. Menurut Krisdiyanto (2013:90) tabel merupakan daftar
nama atau bilangan yang disusun secara teratur. Tabel fungsi digunakan untuk
memudahkan cara menulis atau membaca suatu pemetaan. Pada tabel fungsi
biasanya dapat dituliskan nilai x dan f(x) yang akan memudahkan pula dalam
pembuatan grafik fungsi. Pada dasarnya menyusun tabel sebuah fungsi sama
seperti mencari himpunan pasangan terurut dari sebuah fungsi yang diketahui
daerah asalnya. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Buatlah tabel fungsi pada fungsi f dengan rumus f(x) = –2x + 5, jika diketahui
daerah asalnya {-2, -1, 0, 1, 2}.
Penyelesaian:
f(–2) = –2(–2) + 5 = 9;
f(–1) = –2(–1) + 5 = 7;
f(0) = –2(0) + 5 = 5;
f(1) = –2(1) + 5 = 3;
f(2) = –2(2) + 5 = 1.
Tabel Fungsi sebagai berikut. X -2 -1 0 1 2
f(x) 9 7 5 3 1
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
18. Melakukan Absensi
19. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
20. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri dari
3-4 orang
21. Mengingatkan kembali
materi pelajaran sebelumnya
mengenai notasi fungsi
22. Mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan notasi
fungsi
18. Mendengarkan guru dan
menyebutkan kata hadir
19. Mendengarkan guru
dengan seksama
20. Berpindah tempat uutuk
duduk sesuai dengan
kelompoknya
21. Mengingat kembali
materi-materi notasi fungsi
22. Menjawab pertanyaan
guru secara aktif dengan
gagasan atau pengetahuan yang
15
menit
160
23. Menjelaskan kompetensi
yang akan dicapai
24. Menjelaskan indikator yang
akan dicapai
dimiliki
23. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
24. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
Kegiatan
Inti
43. Membagikan LKS mengenai
materi menghitung nilai fungsi
dan membuat tabel fungsi.
44. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah
mengenai materi menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel fungsi
45. Menanyakan siswa tentang apa
yang diketahui mengenai materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
46. Menanyakan siswa tentang apa
yang ditanyakan mengenai materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi.
47. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
48. Menjelaskan materi menghitung
nilai fungsi dan membuat tabel
fungsi
49. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
50. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi menghitung nilai fungsi
dan membuat tabel fungsi
51. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah
yang diberikan melalui LKS
mengenai materi menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel fungsi
52. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
untuk menyelesaikan LKS.
17. Mempelajari LKS dengan
seksama
18. Mengingat mengingat hal atau
masalah yang berkaitan dengan
masalah mengenai materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
19. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
20. Bertanya kepada guru bila ada
hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
21. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
22. Mendengarkan penjelasan guru
dengan seksama
23. Melakukan diskusi kelompok
24. Menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
35. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
36. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan
LKS
60
menit
161
53. Memulai diskusi kelas mengenai
tindakan yang telah dipilih.
54. Mendorong siswa untuk berpikir,
mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap
tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
55. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
56. Membantu siswa menerapkan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
57. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan prosedur
solusi mereka.
58. Meminta siswa menyimpulkan
strategi solusi yang telah
digunakan
59. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
60. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi menghitung
nilai fungsi dan membuat tabel
fungsi
61. Mengumumkan waktu untuk
mengerjakan tugas telah habis.
62. Meminta siswa untuk menukar
pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk
diperiksa
63. Membahas soal-soal pada tugas
individu
37. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang
dipilih
38. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
39. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
40. Menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
41. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
42. Menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
43. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
44. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
45. Menyelesaikan pengerjaan
tugas dengan seksama
46. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda kelompok
47. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiatan
Akhir
7. Membimbing siswa untuk
merangkum materi menghitung
nilai fungsi dan membuat tabel
fungsi yang telah dipelajari
8. Memberikan Pekeriaan Rumah
7. Membuat rangkuman
mengenai materi menghitung
nilai fungsi dan membuat
tabel fungsi
8. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-03
3. LKS-03
4. Penempatan siswa dalam kelompok
162
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus II.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
163
Lampiran 30
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-03)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi dan Membuat Tabel
Fungsi
Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : II (Kedua)/1(Satu)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian I. Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
A. PETUNJUK
9. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
10. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
11. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
12. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Tentukan nilai fungsi f : x 7x -3 dengan x adalah {bilangan asli kurang
dari 6}!
Jawab: _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Buatlah tabel fungsi f : x 8x- 5 dengan daerah asal {-3 ≤ x ≤ 5, x ϵ B}!
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
164
3. Buatlah tabel fungsi f : x x2
+ 2x - 3 dengan daerah asal {-4 ≤ x ≤ 3, x ϵ B }
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
4. Tentukan rumus fungsi dari f: x 2x – 3. Kemudaian tentukanlah f(3).
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
5. Tentukan rumus fungsi dari h: x x3 + 1 . Kemudaian tentukanlah h(-2).
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
165
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Diketahui fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x2 -3x +1. Tentukan nilai
fungsi f(x) untuk
a. x = 2
b. x = -3
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Tentukan rumus fungsi dari g: x
. Kemudaian tentukanlah g(-1).
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Buatlah tabel fungsi f : x -x + 4 dengan daerah asal {-3 ≤ x ≤ 3, x ϵ B }
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
166
Lampiran 31
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-03)
Bagian I Tugas Kelompok
1. Tentukan nilai fungsi f : x 7x -3 dengan x adalah {bilangan asli kurang
dari 6}!
Penyelesaian:
f : x 7x -3 => f(x) = 7x - 3
x = {1, 2, 3, 4, 5}
x 1 2 3 4 5
f(x) = 7x - 3 4 11 18 25 32
Jadi nilai fungsi f : x 7x -3 adalah 4, 11, 18, 25, 32
2. Buatlah tabel fungsi f : x 8x- 5 dengan daerah asal {-3 ≤ x ≤ 5, x ϵ B}!
Penyelesaian:
f : x 8x- 5=> f(x) = 8x- 5
x = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}
x -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
f(x) = 8x- 5 -29 -21 -13 -5 3 11 19 27 35
3. Buatlah tabel fungsi f : x x2
+ 2x - 3 dengan daerah asal {-4 ≤ x ≤ 3, x ϵ B }
Penyelesaian:
f : x x2
+ 2x - 3=> f(x) = x2
+ 2x - 3
x = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}
x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
x2
16 9 4 1 0 1 4 9
2x -8 -6 -4 -2 0 2 4 6
-3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3
f(x) = x2
+ 2x - 3 5 0 -3 -4 -3 0 5 12
4. Tentukan rumus fungsi dari f: x 2x – 3. Kemudaian tentukanlah f(3).
Penyelesaian:
Rumus fungsi dari f: x 2x – 3 adalah f(x) = 2x – 3
Nilai dari f(3) = 2(3) – 3 = 6 – 3 = 3
5. Tentukan rumus fungsi dari h: x x3+1. Kemudaian tentukanlah h(-2).
Penyelesaian:
Rumus fungsi dari h: x x3+1 adalah h(x) = x
3+1
Nilai dari f(-2) = (-2)3+1 = (-8) – 3 = -7
167
Bagian II Tugas Individu
1. Diketahui fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x2 - 3x +1. Tentukan nilai fungsi
f(x) untuk
c. x = 2
d. x = -3
Penyelesaian:
a. Substitusi nilai x = 2 ke fungsi f(x) = 2x2 - 3x +1 sehingga diperoleh
f(x) = 2x2 - 3x +1
f(2) = 2 (2)2 – 3. 2 + 1
= 8 – 6 + 1
= 3
b. Substitusi nilai x = -3 ke fungsi f(x) = 2x2 - 3x +1 sehingga diperoleh
f(x) = 2x2 - 3x +1
f(2) = 2 (-3)2 – 3.(-3) + 1
= 18 + 9 + 1
= 28
2. Tentukan rumus fungsi dari g: x
. Kemudaian tentukanlah g(-2).
Penyelesaian:
Rumus fungsi dari g: x
. adalah g(x) =
.
Nilai dari g(-1) =
. = -
.
3. Buatlah tabel fungsi f : x -x + 4 dengan daerah asal {-3 ≤ x ≤ 3, x ϵ B }!
Penyelesaian:
f : x -x + 4=> f(x) = -x + 4
x = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}
x -3 -2 -1 0 1 2 3
-x 3 2 1 0 -1 -2 -3
4 4 4 4 4 4 4 4
f(x) = -x + 4 7 6 5 4 3 2 1
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
168
Lampiran 32
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-04)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi jika Nilai
Variabel Berubah
Hari/Tanggal : Selasa, 12 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : II (Kedua)/2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
II. Kompetensi Dasar
2. Menentukan nilai fungsi
III. Indikator
23. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
10. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
V. Materi Pembelajaran
A. Menghitung Nilai Fungsi jika Nilai Variabel Berubah
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa fungsi f(x) selalu
mempunyai variabel x. Nilai fungsi ini tergantung pada variabel x-nya. Jika
variabel x berubah, akan mengakibatkan perubahan nilai fungsi. Untuk
mengetahui nilai fungsi ini, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Fungsi f ditentukan oleh f : x 3x - 1 dengan x anggota himpunan bilangan asli
kurang dari 7. Tentukan nilai dari
d. f(x),
e. f(x + 2),
f. f(x) – f(x + 2)
Penyelesaian:
d. Fungsi f ditentukan oleh f : x 3x -1 dengan x = 1, 2, 3, 4, 5, 6. Dengan
demikian diperoleh,
f(x) = 3x – 1;
f(1) = 3(1) – 1 = 3 - 1 = 2; f(4) = 3(4) – 1 = 12 - 1 = 11;
169
f(2) = 3(2) – 1 = 6 - 1 = 5; f(5) = 3(5) – 1 = 15 - 1 = 14;
f(3) = 3(3) – 1 = 9 - 1 = 8; f(6) = 3(6) – 1 = 18 - 1 = 17.
Nilai dari fungsi f : x 3x - 1 dengan {1, 2, 3, 4, 5, 6} sebagai domain adalah
{2, 5, 8, 11, 14, 17}
e. Nilai f(x + 2) diperoleh dengan 2 cara, yaitu:
Cara 1: Menentukan lebih dulu variabel baru (x + 2), yaitu
1 + 2 = 3; 2 + 2 = 4; 3 + 2 = 5; 4 + 2 = 6; 5 + 2 = 7; 6 + 2 = 8.
Setelah memperoleh variabel baru, yaitu (x + 2) = 3, 4, 5, 6, 7, 8 maka nilai
f(x + 2) = 3(x + 2) – 1 dapat ditentukan sebagai berikut.
f(3) = 3(3) – 1 = 9 - 1 = 8; f(6) = 3(6) – 1 = 18 - 1 = 17;
f(4) = 3(4) – 1 = 12 - 1 = 11; f(7) = 3(7) – 1 = 21 - 1 = 20;
f(5) = 3(5) – 1 = 15 - 1 = 14; f(8) = 3(8) – 1 = 24 - 1 = 23.
Cara 2: Menentukan bentuk rumus fungsi f(x + 2) terlebih dahulu
Jika f(x) = 3x -1 maka f(x + 2) = 3(x+2) – 1
= 3x + 6 – 1
= 3x + 5
Setelah fungsi f(x+2) didapat maka nilai dari fungsi dapat ditentukan sebagai
berikut.
f(x+2) = 3x + 5
f(1) = 3(1) + 5 = 3 + 5 = 8; f(4) = 3(4) + 5 = 12 + 5 = 17;
f(2) = 3(2) + 5 = 6 + 5 = 11; f(5) = 3(5) + 5 = 15 + 5 = 20;
f(3) = 3(3) + 5 = 9 + 5 = 14; f(6) = 3(6) + 5 = 18 + 5 = 23.
Dari cara 1 dan cara 2 diperoleh nilai dari fungsi yang dirumuskan oleh
f(x + 2) = 3(x + 2) – 1 dengan {1, 2, 3, 4, 5, 6} sebagai domain adalah
{8, 11, 14, 17, 20, 23}.
f. Nilai dari f(x) - f(x + 2) dapat dicari secara aljabar sebagai berikut.
f(x) - f(x + 2) = (3x - 1) - (3x + 5)
= 3x – 1 - 3x – 5
= -6
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
25. Melakukan absensi
26. Menyampaikan tujuan
Pembelajaran
27. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
28. Mengingatkan kembali
materi pelajaran sebelumnya
mengenai menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel fungsi
25. Mendengarkan guru dan
menyebutkan kata hadir
26. Mendengarkan guru
dengan seksama
27. Berpindah tempat uutuk
duduk sesuai dengan
kelompoknya
28. Mengingat kembali
materi-materi menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel
15
menit
170
29. Mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi
30. Menjelaskan kompetensi
yang akan dicapai
31. Menjelaskan indikator
yang akan dicapai
fungsi sebelumnya
29. Menjawab pertanyaan
guru secara aktif dengan
gagasan atau pengetahuan yang
dimiliki
30. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
31. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
Kegiatan
Inti
64. Membagikan LKS mengenai
materi menghitung nilai fungsi
jika variabel berubah
65. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah
yang berkaitan dengan masalah
mengenai materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
66. Menanyakan siswa tentang apa
yang diketahui mengenai materi
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
67. Menanyakan siswa tentang apa
yang ditanyakan mengenai
materi menghitung nilai fungsi
jika variabel berubah.
68. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
69. Menjelaskan materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
70. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
71. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi menghitung nilai fungsi
jika variabel berubah
72. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah
yang diberikan melalui LKS
mengenai materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
73. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan prioritas
untuk menyelesaikan LKS.
74. Memulai diskusi kelas
25. Mempelajari LKS dengan
seksama
26. Mengingat mengingat hal atau
masalah yang berkaitan dengan
masalah mengenai materi
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
27. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
28. Bertanya kepada guru bila ada
hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
29. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
30. Mendengarkan penjelasan guru
dengan seksama
31. Melakukan diskusi kelompok
32. Menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
48. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
49. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan
LKS
50. Melaksanakan diskusi kelas
60
menit
171
mengenai tindakan yang telah
dipilih.
75. Mendorong siswa untuk
berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan
masalah
76. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
77. Membantu siswa menerapkan
strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas
78. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan prosedur
solusi mereka.
79. Meminta siswa menyimpulkan
strategi solusi yang telah
digunakan
80. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
81. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
82. Mengumumkan waktu untuk
mengerjakan tugas telah habis
83. Meminta siswa untuk menukar
pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk
diperiksa
84. Membahas soal-soal pada tugas
individu
mengenai tindakan yang
dipilih
51. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
52. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
53. Menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
54. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
55. Menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
56. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
57. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
58. Menyelesaikan pengerjaan
tugas dengan seksama
59. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda kelompok
60. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiatan
Akhir
9. Membimbing siswa untuk
merangkum materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
10. Memberikan Pekeriaan Rumah
9. Membuat rangkuman
mengenai materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
10. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-04
3. LKS-04
4. Penempatan siswa dalam kelompok
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
172
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus II.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
173
Lampiran 33
Lembar Kerja Siswa
(LKS-04)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi jika Variabelnya
Berubah
Hari/Tanggal : Selasa, 12 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : II (Kedua)/2(Dua)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian I. Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
4.
A. PETUNJUK
13. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
14. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
15. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
16. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x -6
a. Tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x+1), f(2x -1) dan f(x2)
b. Tentukan rumus fungsi untuk f(x-a) untuk suatu bilangan asli a dan tentukan
nilai perubahan fungsi f(x+a) – f(x)!
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
174
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Jika fungsi f dirumuskan dengan f(x) = 4x +3 untuk x bilangan real maka
tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x-3) dan hitung nilai
perubahan fungsi dari f(x) – f(x-3)!
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
175
Lampiran 34
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-04)
Bagian I Tugas kelompok
1. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x -6
a. Tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x+1), f(2x -1) dan f(x2)
b. Tentukan rumus fungsi untuk f(x-a) untuk suatu bilangan asli a dan tentukan
rumus perubahan fungsi f(x+a) –f(x)!
Penyelesaian:
a. Untuk menentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x+1)
Substitusi nilai x+1 pada f(x) = 2x -6 sehingga diperoleh
f(x+1) = 2 (x+1) - 6
= 2x + 2 - 6
= 2x - 4
f(x+1) = 2x – 4
Untuk menentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(2x -1)
Substitusi nilai 2x -1 pada f(x) = 2x -6 sehingga diperoleh
f(2x -1) = 2 (2x -1) - 6
= 4x - 2 - 6
= 4x - 8
f(2x -1) = 4x – 8
Untuk menentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x2)
Substitusi nilai x2 pada f(x) = 2x -6 sehingga diperoleh
f(x2) = 2 (x
2) - 6
= 2 x2 – 6
f(x2) = 2 x
2 – 4
b. Untuk menentukan rumus fungsi untuk f(x - a) untuk suatu bilangan asli a
Substitusi nilai x - a pada f(x) = 2x -6 sehingga diperoleh
f(x-a) = 2 (x-a) – 6
= 2x + 2a - 6
f(x-a) = 2x + 2a – 6
Kemudian untuk menentukan nilai perubahan fungsi f(x+a) –f(x) diperoleh
dengan cara
f(x+a) –f(x) = (2x + 2a – 6) - 2x -6
= 2a
Sehingga nilai perubahan fungsinya adalah f(x+a) –f(x) = 2a untuk suatu
bilangan asli a
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
176
Bagian II Tugas Individu
2. Jika fungsi f dirumuskan dengan f(x) = 4x +3 untuk x bilangan real maka
tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x-3) dan hitung nilai
perubahan fungsi dari f(x) – f(x-3)!
Penyelesaian:
c. Untuk menentukan rumus fungsi untuk f(x - 3)
Substitusi nilai x - 3 pada f(x) = 2x -6 sehingga diperoleh
f(x - 3) = 2 (x - 3) – 6
= 2x + 2.3 – 6
= 2x + 6 - 6
f(x - 3) = 2x
Kemudian untuk menentukan nilai perubahan fungsi f(x) - f(x-3) diperoleh
dengan cara
f(x) - f(x-3) = 2x -6 – 2x
= 6
Sehingga nilai perubahan fungsinya adalah f(x+3) –f(x) = 6
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
177
178
179
180
181
Lampiran 37
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 35, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 18,78
Pada pertemuan 1 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 18,78 dengan
predikat sangat aktif.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 36, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 19,5
Pada pertemuan 2 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 19,5 dengan predikat
sangat aktif.
3. Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut.
Rata-rata
Dari rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2
diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II yaitu 19,14 dengan
predikat sangat aktif. Rata-rata skor aktivitas belajar sudah mencapai kriteria
minimal, namun untuk lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada penelitian
maka tindakan dilanjutkan ke siklus III. Untuk aktivitas belajar tetap dilaksanakan
guna memantapkan tindakan.
182
Lampiran 38
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan 1)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi, dan Membuat
Tabel Fungsi
Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2013
Siklus/Pertemuan : II (Kedua)/ 1 (Satu)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
19. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
20. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
21. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 1
22. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 1
23. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 1
24. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
13. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 1
14. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
15. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 1
16. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 1
Merumuskan
strategi
Alternatif
7. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
8. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
13. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
14. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
15. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
183
16. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
Melakukan
Evaluasi
16. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 0
17. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 1
18. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 1
19. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 0
20. Membahas soal-soal pada tugas individu. 1
Total Skor 19
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 11 November 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
184
Lampiran 39
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan 2)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi jika Variabelnya
Berubah
Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2013
Siklus/Pertemuan : II (Kedua)/ 2 (Dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
25. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
26. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
27. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 1
28. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 1
29. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 1
30. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
17. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 1
18. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
19. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 1
20. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 1
Merumuskan
strategi
Alternatif
9. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
10. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
17. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
18. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
19. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
185
20. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
Melakukan
Evaluasi
21. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 1
22. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 1
23. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 1
24. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 0
25. Membahas soal-soal pada tugas individu. 1
Total Skor 20
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 12 November 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
186
Lampiran 40
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 38, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 19
SMi = 21
KP1 =
=
= 90,48%
Pada pertemuan 1 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 90,48%
dengan predikat sangat baik.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 39, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 20
SMi = 21
KP2 =
=
= 95,24%
Pada pertemuan 2 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 95,24%
dengan predikat sangat baik.
3. Rata-rata skor Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II
Rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Rata-rata
Dari rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2 diperoleh rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II
yaitu 92,86% dengan predikat sangat baik. Persentase keterlaksanaan
pembelajaran sudah mencapai kriteria minimal, namun untuk lebih memantapkan
hasil yang diperoleh dari penelitian maka tindakan dilanjutkan ke siklus III. Untuk
mencari data keterlaksanaan pembelajaran tetap dilaksanakan guna memantapkan
tindakan.
187
Lampiran 41
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi, Membuat Tabel
Fungsi, dan Menghitung Nilai Fungsi jika
Nilai Variabelnya Berubah
Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
2. Menentukan nilai fungsi
III. Indikator
24. Menghitung nilai fungsi
25. Membuat tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi
26. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
IV. Tujuan
8. Menghitung nilai fungsi
9. Membuat tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi
10. Menghitung nilai perubahan fungsi jika variabelnya berubah
V. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siklus I
No. Item Tes Ranah
Indikator C1 C2 C3
1 8
2 8
3 10
4 8
5 9
6 9
7 9
8 8
9 8
10 8
11 8
12 8
13 9
14 10
15 10
Jumlah 2 5 3 -
188
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
Dengan ratio C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30%
VI. Teknik Penskoran
A. Penskoran Objektif
Untuk tes objektif setiap soal yang dijawab benar mendapat skor 1, jika
salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimalnya adalah 10.
B. Penskoran Tes Uraian
Penskoran tes uraian didasrkan pada beberapa aspek seperti pada tabel
berikut.
No.
Item Model Jawaban Siswa
Skor
tiap
Aspek
Jumlah
Skor
Maksimal
11
6. Tidak memberikan suatu penyelesaian
sama sekali
7. Mencoba memberikan penyelesaian tetapi
salah total
8. Memberikan suatu penyelesaian yang ada
unsur benarnya tetapi belum memadai
9. Menyelesaikan algoritma yang relevan
dengan lengkap, tetapi ada kesalahan
dalam istilah dan notasi perhitungan
matematis
10. Memberikan suatu penyelesaian yang
benar dan lengkap
0
1
2
3
4
4
12 Idem Idem 4
... ... ... ...
15 Idem Idem 4
Jumlah 20
Dari tabel di atas, skor maksimal yang diperoleh untuk soal uraian adalah
20. Skor maksimal untuk kedua tes adalah 10 + 20 = 30. Untuk menentukan nilai
individu (X) yang diperoleh oleh tiap siswa, dianalisis dengan rumus, sebagai
berikut:
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
189
Lampiran 42
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi, Membuat Tabel
Fungsi, dan Menghitung Nilai Fungsi jika
Nilai Variabelnya Berubah
Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama dan nomor absen anda sebelum mengerjakan soal
2. Kerjakan semua soal, dan jawaban dibuat pada lembar jawaban yang
disediakan.
3. Selama mengerjakan soal, tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan teman
4. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
C. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal-soal berikut dengan
memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban.
1. Pada fungsi f: x x – 7, nilai dari x = 2 adalah ....
a. -9
c. 5
b. -5 d. 9
2. Jika f(x) = ax + b maka nilai perubahan fungsi f(x) – f(x + 1) = ...
a. 0 c. a
b. 1 d. -a
3. Suatu fungsi f dinyatakan oleh f(x) =
. Nilai f (12) = ...
a. 2 c. 4
b. 3 d. 5
4. Jika h(x) =
maka pernyataan berikut yang benar adalah
a. h(-3) =
c. h(-2) =
b. h(-3) =
d. h(3) =
5. Tabel fungsi berikut yang mungkin untuk sebuah fungsi dengan rumus
f(x) =2x + 2 adalah
a. x 1 2 3
f(x) 4 5 6
b. x 3 4 5
Ranah:
C1
Indikator:
8
Ranah:
C2
Indikator:
8
Ranah:
C2
Indikator:
8
Ranah:
C1
Indikator:
10
190
f(x) 7 9 12
c. x 2 4 6
f(x) 3 2 1
d. x 1 3 5
f(x) 3 8 12
6. Perhatikan tabel fungsi berikut
x 1 3 5
f(x) 3 8 12
Domain dari fungsi tersebut adalah ...
a. {1, 3, 5} c. {1, 3, 8}
b. {3, 8, 2} d. { 5, 8, 12}
7. Diketahui sebuah fungsi f(x) = x + 8 dengan domain A = {1, 2, 3, 5}. Tabel
fungsi berikut yang menunjukkan daerah hasil dari fungsi tersebut adalah ...
a. x 1 2 3 4 5
f(x) 9 10 11 12 13
b. x 1 2 3 5
f(x) 9 10 11 13
c. x 2 3 4 5
f(x) 10 11 12 13
d. x 1 2 3 4
f(x) 9 10 11 12
8. Suatu fungsi f(x) = 9 – 3x – x2 dengan daerah asal {-2, -1, 0, 1, 2} daerah hasil
fungsi tersebut adalah....
a. {-1, 6, 9, 11, 14} c. {-1, 6, 9, 11}
b. {-1, 5, 9, 11, 14} d. {-1, 5, 9, 11}
9. Suatu rumus fungsi f(x) = 2x2 – x + 1 dengan domain {-1, 0, 1}, range fungsi
tersebut adalah....
a. {-1, 2, 4} c. {1, 2, -4}
b. {-1, -2, 4} d. {1, 2, 4}
10. Sebuah fungsi ditentukan dengan rumus f(x) = 2x2 –3x + 20 dengan daerah
asal {-2, 1, 5, 8}. Daerah hasil fungsi tersebut adalah ...
a. {54, 9, 5, 44} c. {-35, -24, 4, 25}
b. {-38, 8, 26, 42} d. {-8, 17, 28}
Ranah:
C2
Indikator:
9
Ranah:
C2
Indikator:
9
Ranah:
C2
Indikator:
9
Ranah:
C3
Indikator:
8
Ranah:
C3
Indikator:
8
Ranah:
C3
Indikator:
8
191
D. Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar pada lembar jawaban.
11. Diketahui fungsi f : x 2x – 2 pada himpunan bilangan bulat. Tentukan a. f(1),
b. f(2),
c. bayangan (-2) oleh f
d. nilai f untuk x = -5,
12. Diketahui g: x x2 + 2 dengan domain
{ | } dan kodomain bilangan bulat.
a. Tuliskan rumus untuk fungsi g.
b. Tuliskan domain g dengan mendaftar anggota-anggotanya
c. Tentukan daerah hasil g.
13. Dengan tabel fungsi tentukan nilai fungsi f : x 5x - 2 dengan x adalah
{bilangan asli kurang dari 7}.
14. Suatu fungsi didefinisikan sebagai f(x) = 2x + 1. Tentukan
a. f(a); c. f(2x)
b. f(x + 1) d. f(
)
15. Fungsi f ditentukan oleh f : x 2x - 5 dengan x bilangan real. Tentukan
bentuk fungsi yang paling sederhana dari f(x+1), f(x+2), dan f (x+3)!
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
Ranah:
C1
Indikator:
8
Ranah:
C2
Indikator:
8
Ranah:
C2
Indikator:
9
Ranah:
C3
Indikator:
10
Ranah:
C3
Indikator:
10
192
Lampiran 43
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar
Siklus II
Nama : ____________________________________
Absen : ____________________________________
Kelas : ____________________________________
Tes Pilihan Ganda:
No. A B C D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tes Uraian:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
193
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kejujuran yang pahit akan jauh lebih baik
daripada kebohongan yang sempurna
-------------------------------------Selamat Mengerjakan-------------------------------
194
Lampiran 44
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa
Siklus II
Tes Pilihan Ganda:
1. B
2. D
3. D
4. A
5. D
6. A
7. B
8. B
9. D
10. A
Tes Uraian:
11. Rumus fungsi tersebut f(x) = 2x – 2
a. f(1) = 2. 1 – 2 = 0
b. f(2) = 2. 2 – 2 = 2
c. Bayangan (-2) oleh f sama dengan
f(-2) = 2.(-2) – 2 = -6
Jadi bayangan (-2) oleh f adalah -6
d. Nilai f untuk x = -5 adalah
f(-5) = 2.(-5) – 2 = -12
12. Diketahui g: x x2 + 2 dengan
domain { | }, dan kodomain bilangan bulat
a. Rumus untuk fungsi g adalah
g(x) = x2 + 2
b. Jika B adalah domain dari fungsi g maka domainnya adalah
B = {-3, -2, -1, 0, 1, 2}
c. Dengan mengunakan tabel fungsi dapat diperoleh nilai fungsi g
x -3 -2 -1 0 1 2
x2
2
9
2
4
2
1
2
0
2
1
2
4
2
g(x) = x2 + 2 11 6 3 2 3 6
Jadi daerah hasil g adalah 2, 3, 6, 11
195
13. Rumus fungsinya adalah f(x) = 5x – 2, jika A adalah domain fungsi maka
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Tabel fungsinya
x 1 2 3 4 5 6
5x
-2
5
-2
10
-2
15
-2
20
-2
25
-2
30
-2
f(x) = 5x – 2 3 8 13 18 23 28
Jadi nilai dari fungsi f adalah 3, 8, 13, 18, 23, 28
14. f(x) = 2x + 1
a. f(a) = 2a + 1
b. f(x + 1) = 2(x + 1) + 1 = 2x + 2 + 1 = 2x +3
c. f(2x) = 2(2x) + 1 = 4x +1
d. f(
) = 2(
) +1 = (
) +1 =
15. Rumus fungsi f adalah f(x) = 2x – 5
Untuk f(x + 1) = 2(x + 1) – 5 = 2x + 2 - 5 = 2x - 3
Untuk f(x + 2) = 2(x + 2) – 5 = 2x + 4 - 5 = 2x - 1
Untuk f(x + 3) = 2(x + 3) – 5 = 2x + 6 - 5 = 2x + 1
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
196
Lampiran 45
Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No. Absen Nama Siswa Skor
1 Abhiesta Happy Putra 81
2 Alghina Salma Prameswari 77
3 Cindra Indah Salsabila 95
4 Fauzan Zidane 81
5 Hartadi Pratama 75
6 Indra Ilyas Rahman 74
7 Kirara Jauza Millenia 100
8 Lisa Amelia 72
9 M. Dimas Adillah 76
10 Melinia Ambarwati 83
11 Muchsin Hisyam 93
12 Muhammad Andi Irawan 76
13 Muhammad Rizal M. 85
14 Nur Alfiah Mulyaningsih 76
15 Rizki Wahyudi 70
16 Sultan Vedrona Julio Harahap 71
17 Syahnakri 73
18 Yusi Yuansa Larasati 85
Jumlah 1443
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Gita G. S.Si
Denpasar, 14 November 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
197
Lampiran 46
Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan pada lampiran 45 diperoleh:
∑
N = 18
Ni = 18
a) Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( )
∑
=
= 80,17
b) Daya Serap (DS)
= 80,17 %
c) Ketuntasan Belajar Siswa (KB)
= 100 %
198
Lampiran 47
Catatan Lapangan Siklus II
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi, Membuat
Tabel Fungsi, dan Menghitung Nilai
Fungsi jika Nilai Variabelnya Berubah
Siklus/Pertemuan ke- : II (Kedua)/1 (satu) dan 2(dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
3. Candra Dewi Rosadi
No Hasil Observasi
1 Siswa lebih memperhatikan temannya di kelompok lain saat melakukan
diskusi kelompok
2 Perbedaan pendapat dalam kelompok tidak didiskusikan secara langsung
pada kelompok dan bertanya pada guru
Denpasar, 14 November 2013
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
Observer III,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
199
Lampiran 48
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-05)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika
Nilainya Diketahui
Hari/Tanggal : Senin, 18 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : III (Ketiga)/1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
II. Kompetensi Dasar
2. Menentukan nilai fungsi
III. Indikator
27. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
11. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
V. Materi Pembelajaran
A. Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika Nilainya Diketahui
Misalkan fungsi f : x ax + b dengan a dan b konstanta dan x variabel.
Rumus fungsi tersebut adalah f(x) = ax + b. Untuk x = p maka f(p) = ap + b. Untuk
x = q maka f(q) = aq + b dan seterusnya. Dari hasil pemahaman tersebut dapat
ditentukan bentuk rumus dari fungsi f, jika diketahui nilai-nilai fungsinya.
Contoh:
Tentukan rumus fungsi jika diketahui.
a. f adalah fungsi dengan notasi f(x) = 5
b. f adalah fungsi linear dengan rumus f(x) = ax dan f(2) = 6
c. f adalah fungsi linear dengan rumus f(x) = ax +b, f(0) = 2, dan f(2) = 4
Penyelesaian:
d. Pada notasi fungsi f(x) = 5 diperoleh rumus fungsi f(x) = 5.
e. Diketahui f(x) = ax dan f(2) = 6
200
Karena f(2) = 6 maka a(2) = 6 atau 2a = 6 diperoleh a = 3 sehingga rumus
fungsi tersebut adalah f(x) = 3x
f. Diketahui fungsi f dengan rumus f(x) = ax +b.
f(0) = 2 dan f(2) = 4
Karena f(0) = 2 maka a(0) + b = 2 diperoleh b = 2
Karena f(2) = 4 maka a(2) + b = 4 atau 2a + b = 4
substitusi b = 2 maka diperoleh 2a + 2 = 4 atau 2a = 2 diperoleh a = 1
Jadi, rumus fungsi f(x) = x + 2
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
32. Melakukan Absensi
33. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
34. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
35. Mengingatkan kembali
materi pelajaran sebelumnya
mengenai menghitung nilai
fungsi jika variabel berubah
36. Mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan
menghitung nilai fungsi jika
variabel berubah
37. Menjelaskan kompetensi
yang akan dicapai
38. Menjelaskan indikator
yang akan dicapai
32. Mendengarkan guru
dan menyebutkan kata hadir
33. Mendengarkan guru
dengan seksama
34. Berpindah tempat
uutuk duduk sesuai dengan
kelompoknya
35. Mengingat kembali
materi-materi menghitung
nilai fungsi jika variabel
berubah
36. Menjawab pertanyaan
guru secara aktif dengan
gagasan atau pengetahuan
yang dimiliki
37. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
38. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
15 menit
Kegiatan
Inti
85. Membagikan LKS mengenai
materi bentuk rumus fungsi
jika nilainya diketahui.
86. Membimbing siswa untuk
mengingat hal atau masalah
yang berkaitan dengan
masalah mengenai materi
bentuk rumus fungsi jika
nilainya diketahui.
33. Mempelajari LKS dengan
seksama
34. Mengingat mengingat hal
atau masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi bentuk rumus fungsi
jika nilainya diketahui.
60 menit
201
87. Menanyakan siswa tentang
apa yang diketahui mengenai
materi bentuk rumus fungsi
jika nilainya diketahui.
88. Menanyakan siswa tentang
apa yang ditanyakan mengenai
materi bentuk rumus fungsi
jika nilainya diketahui..
89. Mengarahkan masalah yang
dikemukakan siswa ke materi
bentuk rumus fungsi jika
nilainya diketahui.
90. Menjelaskan materi
menentukan bentuk rumus
fungsi jika nilainya diketahui.
91. Meminta siswa melaksanakan
diskusi kelompok
92. Membimbing siswa untuk
menemukan sebab terjadinya
masalah dalam LKS mengenai
materi bentuk rumus fungsi
jika nilainya diketahui.
93. Membimbing siswa untuk
menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai materi
bentuk rumus fungsi jika
nilainya diketahui.
94. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan
LKS.
95. Memulai diskusi kelas
mengenai tindakan yang telah
dipilih.
96. Mendorong siswa untuk
berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
97. Membantu siswa menentukan
strategi pilihan dari hasil
diskusi kelas
98. Membantu siswa menerapkan
35. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
36. Bertanya kepada guru bila
ada hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
37. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi bentuk
rumus fungsi jika nilainya
diketahui.
38. Mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
39. Melakukan diskusi
kelompok
40. Menemukan sebab
terjadinya masalah dalam
LKS mengenai bentuk rumus
fungsi jika nilainya
diketahui.
61. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
bentuk rumus fungsi jika
nilainya diketahui.
62. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk
menyelesaikan LKS
63. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang
dipilih
64. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
65. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
66. Menerapkan strategi pilihan
202
strategi pilihan dari hasil
diskusi kelas
99. Meminta siswa memeriksa
kembali jawaban dan
prosedur solusi mereka.
100. Meminta siswa
menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
101. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
102. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi bentuk
rumus fungsi jika nilainya
diketahui.
103. Mengumumkan waktu
untuk mengerjakan tugas
telah habis.
104. Meminta siswa untuk
menukar pekerjaan mereka
dengan teman yang berbeda
kelompok untuk diperiksa
105. Membahas soal-soal
pada tugas individu
dari hasil diskusi kelas
67. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
68. Menyimpulkan strategi
solusi yang telah digunakan
69. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
70. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
bentuk rumus fungsi jika
nilainya diketahui.
71. Menyelesaikan pengerjaan
tugas dengan seksama
72. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda
kelompok
73. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
Kegiatan
Akhir
11. Membimbing siswa untuk
merangkum materi bentuk
rumus fungsi jika nilainya
diketahui.
12. Memberikan Pekeriaan
Rumah
11. Membuat rangkuman
mengenai materi bentuk
rumus fungsi jika nilainya
diketahui.
12. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-05
3. LKS-05
4. Penempatan siswa dalam kelompok
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
203
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus III.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
204
Lampiran 49
Lembar Kerja Siswa
(LKS-05)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika Nilainya
Diketahui
Hari/Tanggal : Senin, 18 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : III (Ketiga)/1(Satu)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian I. Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
A. PETUNJUK
17. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
18. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
19. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
20. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Diketahui nilai suatu fungsi f adalah f(x) = ax + b, Tentukan nilai a dan b jika
diketahui f(4) = 5 dan f(2) = 1, serta tentukan rumus fungsinya!
Jawab : ________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Diketahui f fungsi linear dengan f(0) = -5 dan f(-2) =-9. Tentukan bentuk fungsi
f(x)!
Jawab : _________________________________________________________
205
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Tentukan nilai a dari suatu pemetaan yang ditentukan oleh fungsi f(x) =
dan f(a) =1.
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
206
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Diketahui f(x) = 5x – n untuk x bilangan real. Jika f(1) = 8, tentukan rumus
fungsi f(x) dan f(2).
Jawab : ________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Tentukan nilai a dari suatu pemetaan yang ditentukan oleh fungsi f(x) = 3x -5
dan f(a) =4
Jawab : ________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
207
Lampiran 50
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-05)
Bagian I Tugas Kelompok
1. Diketahui nilai suatu fungsi f adalah f(x) = ax + b, Tentukan nilai a dan b jika
diketahui f(4) = 5 dan f(2) = 1, serta tentukan rumus fungsinya!
Penyelesaian:
Oleh karena f(4) = 5 dan f(2) = -1 maka
5 = a(4) + b
= 4a + b
-1 = a(2) + b
= 2a + b
Dari bentuk 5 = 4a + b, diperoleh b = 5 – 4a
Substitusikan b = 5 – 4a ke -1 = 2a + b
-1 = 2a + b
= 2a + (5 - 4a)
= 2a + 5 – 4a
= 5 - 2a
2a = 5 + 1
= 6
a = 3
Substitusikan a = 3 ke b = 5 – 4a
b = 5 – 4a
= 5 – 4(3)
= 5 – 12
= -7
Jadi nilai a = 3 dan b = -7
Dengan demikian rumus fungsinya adalah f(x) = 3x - 7
2. Diketahui f fungsi linear dengan f(0) = -5 dan f(-2) =-9. Tentukan bentuk fungsi
f(x)!
Penyelesaian:
Bentuk umum fungsi linear adalah f(x) = ax + b
Oleh karena f(0) = -5 dan f(-2) = -9 maka
-5 = a(0) + b
= b
-9 = a(-2) + b
= -2a + b
Dari bentuk -5 = b, diperoleh b = -5
Substitusikan b = -5 ke -9 = -2a + b
-9 = 2a + -5
2a = 9 - 5
= 4
a = 2
Jadi nilai a = 2 dan b = -5
Dengan demikian rumus fungsinya adalah f(x) = 2x - 5
208
3. Tentukan nilai a dari suatu pemetaan yang ditentukan oleh fungsi f(x) =
dan f(a) =1
Penyelesaian :
Rumus fungsi f adalah f(x) =
f(a) =
= 1
2a - 1 = a + 3
2a – a = 3 + 1
a = 4
Bagian II Tugas Individu
3. Diketahui f(x) = 5x – n untuk x bilangan real. Jika f(1) = 8, tentukan rumus
fungsi f(x) dan f(2).
Penyelesaian :
f(x) = 5x – n
f(1) = 8 8 = 5 × 1 – n
= 5 – n
n = -3
Jadi rumus fungsi f adalah f(x) = 5x + 3
f(x) = 5x + 3 f(2) = 5 × 2 + 3
= 10 + 3
= 13
Jadi nilai f(2) adalah 13.
4. Tentukan nilai a dari suatu pemetaan yang ditentukan oleh fungsi f(x) = 3x -5
dan f(a) =4
Penyelesaian :
Rumus fungsi f adalah f(x) = 3x -5
f(a) = 3a -5
3a – 5 = 4
3a = 4 + 5
= 9
a = 3
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
209
Lampiran 51
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP-06)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Aljabar
Sederhana pada Sistem Koordinat Kartesius
Hari/Tanggal : Selasa, 19 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : III (Ketiga)/2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
II. Kompetensi Dasar
3. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar pada sistem koordinat kartesius
III. Indikator
28. Mengenal sistem koordinat kartesius
29. Menggambar grafik fungsi pada koordinat kartesius
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
12. Mengenal sistem koordinat kartesius
13. Menggambar grafik fungsi pada koordinat kartesius
V. Materi Pembelajaran
A. Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana pada Sistem
Koordinat Kartesius Siku-siku.
Suatu fungsi atau pemetaan yang telah didefinisikan rumus fungsinya dan
diketahui domainnya dapat dibuat dalam bentuk grafik. Menurut Purcell dan
Varberg (1992:50) bila daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan
bilangan riil, fungsi tersebut dapat dibayangkan dengan menggambarkan
grafiknya pada suatu bidang koordinat, dan grafik fungsi f adalah grafik dari
persamaan y = f(x). Menurut Suandhi (2003:1) Sistem koordinat katesius siku-siku
menggunakan dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus pada titik O
(selanjutnya disebut titik pangkal sumbu koordinat). Garis lurus horizontal
selanjutnya disebut sumbu x, dan yang vertikal disebut sumbu y. Masing-masing
garis tersebut merupakan garis bilangan (riil). Cara menggambar sketsa grafik
adalah sama dengan cara menggambar diagram kartesius pada subbab
sebelumnya.
Contoh:
210
Diketahui fungsi f dirumuskan dengan f : x x – 1. Gambarlah grafik fungsi
tersebut jika
c. Diketahui daerah asal x adalah { | } d. Diketahui daerah asal x adalah { | } Penyelesaian:
c. f(x) = x - 1
Nilai daerah asal x adalah 1, 2, 3, 4, 5 Untuk mempermudah membuat grafik,
buat tabel seperti berikut. x 1 2 3 4 5
f(x) 0 1 2 3 4
Dari tabel di atas diperoleh himpunan pasangan berurutan {(1, 0), (2, 1), (3, 2),
(4, 3), (5, 4)}
Grafik dari fungsi tersebut dalam diagram kartesius sebagai berikut
d. Jika daerah asal fungsi f adalah { | }. Grafik dari fungsi
tersebut berupa garis lurus sebagai berikut
VI. Strategi Pembelajaran
A. Strategi Tatap Muka: menggunakan PBL
B. Strategi Non Tatap Muka: pemberian pekerjaan rumah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Bagian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan
Awal
39. Melakukan Absensi
40. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
39. Mendengarkan guru
dan menyebutkan kata hadir
40. Mendengarkan guru
dengan seksama
15 menit
211
41. Mengelompokkan siswa
dalam kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
42. Mengingatkan kembali
materi pelajaran sebelumnya
mengenai menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel
fungsi
43. Mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan
mengenai menghitung nilai
fungsi dan membuat tabel
fungsi
44. Menjelaskan kompetensi
yang akan dicapai
45. Menjelaskan indikator
yang akan dicapai
41. Berpindah tempat
uutuk duduk sesuai dengan
kelompoknya
42. Mengingat kembali
materi-materi mengenai
menghitung nilai fungsi dan
membuat tabel fungsi.
43. Menjawab pertanyaan
guru secara aktif dengan
gagasan atau pengetahuan
yang dimiliki
44. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
45. Mendengarkan
penjelasan guru dengan
seksama
Kegiatan
Inti
106. Membagikan LKS
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku
107. Membimbing siswa
untuk mengingat hal atau
masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi menggambar grafik
fungsi sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
108. Menanyakan siswa
tentang apa yang diketahui
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku
109. Menanyakan siswa
tentang apa yang ditanyakan
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku.
110. Mengarahkan masalah
yang dikemukakan siswa ke
materi menggambar grafik
fungsi sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
111. Menjelaskan materi
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
112. Meminta siswa
melaksanakan diskusi
kelompok
113. Membimbing siswa
41. Mempelajari LKS dengan
seksama
42. Mengingat mengingat hal
atau masalah yang berkaitan
dengan masalah mengenai
materi menggambar grafik
fungsi sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
43. Menanggapi pertanyaan guru
sesuai dengan gagasan atau
pengetahuan yang dimiliki
44. Bertanya kepada guru bila
ada hal-hal sulit yang kurang
dimengerti
45. Mencoba memahami
pemecahan masalah yang
mengarah ke materi
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
46. Mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
47. Melakukan diskusi
kelompok
48. Menemukan sebab
terjadinya masalah dalam
LKS mengenai menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
60 menit
212
untuk menemukan sebab
terjadinya masalah dalam LKS
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku
114. Membimbing siswa
untuk menganalisis faktor-
faktor yang berhubungan
dengan masalah yang
diberikan melalui LKS
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku
115. Membantu siswa
mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan
LKS.
116. Memulai diskusi kelas
mengenai tindakan yang telah
dipilih.
117. Mendorong siswa untuk
berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
118. Membantu siswa
menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
119. Membantu siswa
menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
120. Meminta siswa
memeriksa kembali jawaban
dan prosedur solusi mereka.
121. Meminta siswa
menyimpulkan strategi solusi
yang telah digunakan
122. Membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
diskusi kelas.
123. Memberikan tugas yang
dikerjakan secara individu
mengenai materi menggambar
grafik fungsi sederhana pada
sistem koordinat kartesius
siku-siku
124. Mengumumkan waktu
untuk mengerjakan tes telah
habis.
125. Meminta siswa untuk
menukar pekerjaan mereka
dengan teman yang berbeda
siku-siku
74. Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan
melalui LKS mengenai
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
75. Mengorganisasikan atau
mengurutkan tindakan
prioritas untuk
menyelesaikan LKS
76. Melaksanakan diskusi kelas
mengenai tindakan yang
dipilih
77. Berpikir, mengemukakan
pendapat dan argumentasi
tentang setiap tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
78. Menentukan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
79. Menerapkan strategi pilihan
dari hasil diskusi kelas
80. Memeriksa kembali jawaban
atau prosedur solusi
81. Menyimpulkan strategi
solusi yang telah digunakan
82. Melakukan refleksi terhadap
hasil diskusi kelas
83. Mengerjakan tugas secara
mandiri mengenai materi
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
84. Menyelesaikan pengerjaan
tugas dengan seksama
85. Menukar pekerjaan dengan
teman yang berbeda
kelompok
86. Mengikuti pembahasan soal
dengan seksama
213
kelompok untuk diperiksa
126. Membahas soal-soal
pada tugas individu
Kegiatan
Akhir
13. Membimbing siswa untuk
merangkum materi
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-siku
yang telah dipelajari
14. Memberikan Pekeriaan
Rumah
13. Membuat rangkuman
mengenai materi
menggambar grafik fungsi
sederhana pada sistem
koordinat kartesius siku-
siku
14. Mencatat Pekeriaan Rumah
5 menit
VIII. Sarana dan Sumber Belajar
A. Sarana/Perangkat
1. Silabus/PSP
2. RPP-06
3. LKS-06
4. Penempatan siswa dalam kelompok
5. Spidol
6. Papan Tulis
B. Sumber Belajar
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai
Buku-buku lain yang relevan
IX. Penilaian
A. Tes akhir siklus III.
Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIIA
Gita G. S. Si
Denpasar, 28 Otober 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dwi Yuniatri S. S
214
Lampiran 52
Lembar Kerja Siswa
(LKS-06)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Aljabar
Sederhana pada Sistem Koordinat Kartesius
Hari/Tanggal : Selasa, 19 November 2013
Siklus/Pertemuan ke- : III (Ketiga)/2(Dua)
Alokasi Waktu : 40 menit
Bagian I. Tugas Kelompok
Nama Anggota Kelompok No. Absen
1.
2.
3.
A. PETUNJUK
21. Tulis nama dan nomor absen sebelum mengerjakan LKS.
22. Kerjakan semua soal, dan dan jawaban dibuat pada tempat yang telah
disediakan.
23. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan
teman dari kelompok lain.
24. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
B. Kerjakan Langsung pada LKS ini !
C. Soal
1. Gambarlah grafik fungsi f: x x + 3 dengan domain
a. { | }
b { | }
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f : 8x -5 dengan
daerah asal { | }
215
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f: x2 + 2x - 3 dengan
daerah asal { | }
Jawab : _________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
216
Bagian II Tugas Individu
Nama :
No Absen :
Soal
1. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f : -x + 4 dengan
daerah asal { | }
Jawab : ________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Gambarkan grafik fungsi f(x) = 3x – x2 dengan daerah asal
{ | }
Jawab : ________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-------------------------------------------&&&------------------------------------------
217
Lampiran 53
Soal dan Penyelesaian Lembar Kerja Siswa
(LKS-06)
Bagian I Tugas Kelompok
1. Gambarlah grafik fungsi f: x x + 3 dengan domain
a. { | }
b { | }
Penyelesaian
Cari nilai dari f: x x + 3 dengan bantuan tabel fungsi
x 0 1 2 3 4 5 6 7 8
y = x + 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11
(x,y) (0,3) (1,4) (2,5) (3,6) (4,7) (5,8) (6,9) (7,10) (8,11)
a. Grafik fungsinya
b. Grafik fungsinya
.
2. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f: 8x -5 dengan
daerah asal { | } Penyelesaian :
x -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
y = 8x + 3 -29 -21 -13 -5 3 11 19 27 35
(x,y) (-3,-29) (-2,-21) (-1,-13) (0,-5) (1,3) (2,11) (3,19) (4,27) (5,35)
218
3. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f: x
2 +2x -3 dengan
daerah asal { | } Penyelesaian :
x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
y = x2 +2x -3 5 0 -3 -4 -3 0 5 12
(x,y) (-4,5) (-3,0) (-2,-3) (-1,-4) (0,-3) (1,0) (2,5) (3,12)
219
Bagian II Tugas Individu
1. Dengan bantuan tabel fungsi gambarkan grafik dari fungsi f: -x + 4 dengan
daerah asal { | } Penyelesaian:
x -3 -2 -1 0 1 2 3
y = 8x + 3 7 6 5 4 3 2 1
(x,y) (-3,7) (-2,6)) (-1,5) (0,4) (1,3) (2,2) (3,1)
2. Gambarkan grafik fungsi f(x) = 3x – x2 dengan daerah asal
{ | } Penyelesaian :
x -2 -1 0 1 2 3 4
y = 3x – x2 -10 -4 0 2 2 0 -4
(x,y) (-2,-10) (-1,-4) (0,0) (1,2) (2,2) (3,0) (4,-4)
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
220
221
222
223
224
Lampiran 56
Analisis Data Aktivitas Belajar Siklus III
Siklus III
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 54, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 20,17
Pada pertemuan 1 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 20,17 dengan
predikat sangat aktif.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada lampiran 55, rata-rata skor
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.
∑ N = 18
∑
=
= 20,33
Pada pertemuan 2 rata-rata skor aktivitas belajar yaitu 20,33 dengan
predikat sangat aktif.
3. Rata-rata skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus III
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus III adalah sebagai berikut.
Rata-rata
Berdasarkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus III yaitu
20,25 dengan predikat sangat aktif. Oleh sebab sudah mencapai kriteria minimal
yang diharapkan setelah pemberian tindakan, rata-rata skor aktivitas belajar siswa
tetap mencapai predikat sangat aktif dan seluruh data yang dicari telah mencapai
kriteria minimal maka tindakan dicukupkan hingga siklus III.
225
Lampiran 57
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika
Nilainya Diketahui
Hari/Tanggal : Senin, 18 November 2013
Siklus/Pertemuan : III (Ketiga)/ 1 (Satu)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
31. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
32. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
33. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 1
34. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 1
35. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 1
36. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
21. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 1
22. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
23. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 1
24. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 1
Merumuskan
strategi
Alternatif
11. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
12. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
21. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
22. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
23. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
24. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
226
Melakukan
Evaluasi
26. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 1
27. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 1
28. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 1
29. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 1
30. Membahas soal-soal pada tugas individu. 1
Total Skor 21
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 18 November 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
227
Lampiran 58
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III (Pertemuan 2)
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menggambar sketsa Grafik Fungsi aljabar
Sederhana pada Sistem Koordinat Kartesius
Hari/Tanggal : Rabu, 19 November 2013
Siklus/Pertemuan : III (Ketiga)/ 2 (Dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
Petunjuk pengisian :
Berilah skor pada kolom skor dengan ketentuan.
0 = deskriptor yang tidak tampak
1 = sebuah deskriptor yang tampak
Indikator Deskriptor Skor
Mendefinisikan
Masalah
37. Membagikan LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
38. Membimbing siswa untuk mengingat hal atau masalah yang
berkaitan dengan masalah mengenai materi relasi dan fungsi 1
39. Menanyakan kepada siswa tentang apa yang diketahui mengenai
materi relasi dan fungsi 1
40. Menanyakan siswa tentang apa yang ditanyakan mengenai materi
relasi dan fungsi 1
41. Mengarahkan masalah yang dikemukakan siswa ke materi relasi
dan fungsi 1
42. Menjelaskan materi relasi dan fungsi kepada siswa 1
Mendiagnosis
masalah
25. Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok 0
26. Membimbing siswa untuk menemukan sebab terjadinya masalah
dalam LKS mengenai materi relasi dan fungsi 1
27. Membimbing siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan melalui LKS
mengenai materi relasi dan fungsi 1
28. Membantu siswa mengorganisasikan atau mengurutkan tindakan
prioritas untuk menyelesaikan LKS. 1
Merumuskan
strategi
Alternatif
13. Memulai diskusi kelas mengenai tindakan yang telah dipilih. 1
14. Mendorong siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang setiap tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 1
Menentukan
dan
menerapkan
strategi pilihan
25. Membantu siswa menentukan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
26. Membantu siswa menerapkan strategi pilihan dari hasil diskusi
kelas 1
27. Meminta siswa memeriksa kembali jawaban dan prosedur solusi
mereka. 1
228
28. Meminta siswa menyimpulkan strategi solusi yang telah digunakan 1
Melakukan
Evaluasi
31. Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap diskusi kelas 1
32. Memberikan tugass yang dikerjakan secara individu mengenai
materi relasi fungsi 1
33. Mengumumkan waktu untuk mengerjakan tugas telah habis. 1
34. Meminta siswa untuk menukar pekerjaan mereka dengan teman
yang berbeda kelompok untuk diperiksa 1
35. Membahas soal-soal pada tugas individu. 1
Total Skor 20
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Denpasar, 19 November 2013
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
229
Lampiran 59
Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III
1. Pertemuan 1
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 57, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 21
SMI = 21
KP1 =
=
= 100%
Pada pertemuan 1 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 100%
dengan predikat sangat baik.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan data keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 58, persentase
keterlaksanaan pembelajaran (KP) adalah sebagai berikut.
N = 20
SMi = 21
KP2 =
=
= 95,23%
Pada pertemuan 2 persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 95,23%
dengan predikat sangat baik.
3. Rata-rata skor Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III
Rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada siklus III adalah sebagai
berikut.
Rata-rata
Berdasarkan rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1
dan pertemuan 2 diperoleh rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada siklus
III yaitu 97.615% dengan predikat sangat baik. Oleh sebab persentase
keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai kriteria minimal dan seluruh data
yang dicari telah mencapai kriteria minimal maka tindakan dicukupkan hingga
siklus III.
230
Lampiran 60
Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika
Nilainya Diketahui dan Menggambar Sketsa
Grafik Fungsi Aljabar Sederhana pada Sistem
Koordinat Kartesius Siku-Siku
Hari/Tanggal : Rabu, 20 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
2. Menentukan nilai fungsi
3. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar pada sistem koordinat kartesius
III. Indikator
30. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
31. Mengenal sistem koordinat kartesius
32. Menggambar grafik fungsi pada koordinat kartesius
IV. Tujuan
11. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
12. Mengenal sistem koordinat kartesius
13. Menggambar grafik fungsi pada koordinat kartesius
V. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siklus I
No. Item Tes Ranah
Indikator C1 C2 C3
1 11
2 11
3 11
4 11
5 11
6 12
7 12
8 13
9 13
10 13
11 11
12 11
231
13 13
14 11
15 12, 13
Jumlah 2 5 3 -
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
Dengan ratio C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30%
VI. Teknik Penskoran
A. Penskoran Objektif
Untuk tes objektif setiap soal yang dijawab benar mendapat skor 1, jika
salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimalnya adalah 10.
B. Penskoran Tes Uraian
Penskoran tes uraian didasrkan pada beberapa aspek seperti pada tabel
berikut.
No.
Item Model Jawaban Siswa
Skor
tiap
Aspek
Jumlah
Skor
Maksimal
11
11. Tidak memberikan suatu penyelesaian
sama sekali
12. Mencoba memberikan penyelesaian tetapi
salah total
13. Memberikan suatu penyelesaian yang ada
unsur benarnya tetapi belum memadai
14. Menyelesaikan algoritma yang relevan
dengan lengkap, tetapi ada kesalahan
dalam istilah dan notasi perhitungan
matematis
15. Memberikan suatu penyelesaian yang
benar dan lengkap
0
1
2
3
4
4
12 Idem Idem 4
... ... ... ...
15 Idem Idem 4
Jumlah 20
Dari tabel di atas, skor maksimal yang diperoleh untuk soal uraian adalah
20. Skor maksimal untuk kedua tes adalah 10 + 20 = 30. Untuk menentukan nilai
individu (X) yang diperoleh oleh tiap siswa, dianalisis dengan rumus, sebagai
berikut:
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
232
Lampiran 61
Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus III
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menentukan Bentuk Rumus Fungsi jika
Nilainya Diketahui dan Menggambar Sketsa
Grafik Fungsi Aljabar Sederhana pada Sistem
Koordinat Kartesius Siku-Siku
Hari/Tanggal : Rabu, 20 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama dan nomor absen anda sebelum mengerjakan soal
2. Kerjakan semua soal, dan jawaban dibuat pada lembar jawaban yang
disediakan.
3. Selama mengerjakan soal, tidak boleh bekerjasama dan meniru pekerjaan teman
4. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
Soal Pilihan Ganda
1. Grafik fungsi ditunjukkan oleh gambar ...
a.
c.
c.
d.
2. Diantara grafik-grafik Kartesius berikut yang merupakan fungsi adalah
a.
c.
Ranah:
C1
Indikator:
12
233
b.
d.
3. Jika f(x) = x – 2 dan f(a) = 7, nilai a yang memenuhi adalah ....
a. 3
c. 9
b. 5 d. 19
4. Diketahui f : x 2x + 9. Jika p 15, nilai p sama dengan
a. -3 c. 2
b. -2 d. 3
5. Suatu fungsi dinyatakan oleh f(x) = ax + b. Diketahui f(1) = 3 dan f(-3) = 11.
Nilai a dan b berturut-turut adalah ...
a. 4 dan -1 c. -2 dan 1
b. 4 dan 7 d. -2 dan 5
6. Pada fungsi f(x) = ax + b dengan f(1) = 0 dan f(0) = -2, rumus fungsi f(x)
a. x -4 c. x+3
b. 2x -2 d. 2x+5
7. Fungsi h dirumuskan dengan h(x) = x2
- 1. Jika peta dari m adalah 24, nilai m
adalah
a. 25 c. 5
b. 16 d. 4
8. Diantara grafik-grafik berikut manakah yang menunjukkan range dari 2x + 3y =
12 untuk x, y ϵ R? a.
c.
d.
b.
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C3
Indikator:
13
Ranah:
C1
Indikator:
12
234
9. Perhatikan grafik berikut.
Range dari grafik tersebut adalah
a. { | }
b. { | } c. { | } d. { | }
10. domain dari pemetaan yang ditunjukkan diagram Kartesius berikut adalah
a. {1, 2, 3} c. {1, 2, 3, 4, 5}
b. {1, 2, 3, 4} d. {1, 2, 3, ...}
Soal Uraian
11. Fungsi h pada himpunan bilangan Riil ditentukan oleh rumus h(x) = ax + b,
dengan a dan b bilangan bulat. Jika h(-2) = -4 dan h(1) =5, tentukan a. nilai a dan b,
b. rumus fungsi tersebut,
12. Tentukan nilai h(2) dari pemetaan berikut!
a. Pemetaan h: x 2x - m, jika 2 6
b. Pemetaan h: x mx+3, jika -2 7
13. Apakah grafik-grafik berikut merupakan fungsi.
Ranah:
C3
Indikator:
13
Ranah:
C3
Indikator:
13
Ranah:
C2
Indikator:
11
Ranah:
C1
Indikator:
11
235
14. Diketahui g : x2
+ 2 dengan domain { | } dan kodomain bilangan Riil.
15. Gambarlah grafik fungsi f: x 2x pada bidang Kartesius dengan domain dan
kodomain himpunan bilangan riil
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
Ranah:
C2
Indikator:
13
Ranah:
C3
Indikator:
12, 13
Ranah:
C3
Indikator:
11
236
237
Lampiran 62
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa
Siklus III
Nama : ____________________________________
Absen : ____________________________________
Kelas : ____________________________________
Tes Pilihan Ganda:
No. A B C D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tes Uraian:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
238
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Ingat slogan KPK!
Berani JUJUR??? HEBAT!!!
-------------------------------------Selamat Mengerjakan-------------------------------
239
Lampiran 63
Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa
Siklus III
Tes Pilihan Ganda:
1. C
2. B
3. B
4. D
5. D
6. B
7. C
8. B
9. D
10. D
Tes Uraian:
11. a. Oleh karena h(-2) = -4 dan h(1) = 5 maka
-4 = a(-2) + b
= -2a + b
5 = a(1) + b
= a + b
Dari bentuk -4 = -2a + b, diperoleh b = -4 – 2a
Substitusikan b = -4 – 2a ke 5 = a + b
5 = a + b
= a + (-4 – 2a)
= a - 4 – 2a
= -4 - a
a = 5 + 4
= 9
Substitusikan a = 9 ke b = - 4 – 2a
b = - 4 – 2a
= - 4 – 2(9)
= - 4 – 18
= - 22
Jadi nilai a = 9 dan b = -22
b. Karena nilai a = 9 dan b = -22. Dengan demikian rumus fungsinya adalah
f(x) = 9x - 22
12. a. rumus fungsi h adalah h(x) = 2x – m
jika 2 6 maka h(2) = 6
b. rumus fungsi h adalah h(x) = mx + 3
jika -2 7 maka h(-2) = 7
240
h(2) = m(2) + 3 = 2m + 3
7 = 2m + 3
2m = 7 – 3
= 4
m = 2
maka rumus fungsi h adalah h(x) = 2x + 3
sehingga h(2) = 2(2) + 3 = 7
13. Hanya grafik 4 yang bukan merupakan fungsi sebab apabila di buatkan garis-
garis tegak yang sejajar dengan sumbu y akan terdapat garis yang memotong
grafik lebih dari satu tempat
14.
115.
---------------------------------------------&&&------------------------------------------
241
Lampiran 64
Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III
No. Absen Nama Siswa Skor
1 Abhiesta Happy Putra 87
2 Alghina Salma Prameswari 88
3 Cindra Indah Salsabila 100
4 Fauzan Zidane 94
5 Hartadi Pratama 79
6 Indra Ilyas Rahman 83
7 Kirara Jauza Millenia 100
8 Lisa Amelia 82
9 M. Dimas Adillah 83
10 Melinia Ambarwati 92
11 Muchsin Hisyam 93
12 Muhammad Andi Irawan 81
13 Muhammad Rizal M. 97
14 Nur Alfiah Mulyaningsih 90
15 Rizki Wahyudi 80
16 Sultan Vedrona Julio Harahap 84
17 Syahnakri 86
18 Yusi Yuansa Larasati 97
Jumlah 1596
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Gita G. S.Si
Denpasar, 21 November 2013
Peneliti,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
242
Lampiran 65
Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III
Berdasarkan pada lampiran 64 diperoleh:
∑
N = 18
Ni = 18
a) Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( )
∑
=
= 88,67
b) Daya Serap (DS)
= 88,67 %
c) Ketuntasan Belajar Siswa (KB)
= 100 %
243
Lampiran 66
Catatan Lapangan Siklus III
Nama Sekolah : SMP Harapan Mulia
Kelas/Semester : VIII-A/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Relasi dan Fungsi
Sub Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi, Membuat
Tabel Fungsi, dan Menghitung Nilai
Fungsi jika Nilai Variabelnya Berubah
Siklus/Pertemuan ke- : III (Ketiga)/1 (satu) dan 2(dua)
Observer : 1. Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
2. Noviyanti Pratiwi
3. Candra Dewi Rosadi
No Hasil Observasi
1 Seluruh kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif.
Denpasar, 21 November 2013
Observer I,
Ni Made Ari Wirdayanti S. Pd
Observer II,
Noviyanti Pratiwi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1408
Observer III,
Candra Dewi Rosadi
NPM. 09.8.03.51.30.1.5.1365
244
Lampiran 67
Dokumentasi
Guru menempatkan siswa dalam
kelompok Siklus I
Jalannya diskusi kelompok dalam
Siklus I
Jalannya diskusi kelompok dalam
siklus selanjutnya
Siswa sedang memperhatikan
penjelasan guru
Persiapan siswa sebelum tes akhir
siklus III
Bersama beberapa siswa setelah tes
akhir siklus III
245
Lampiran 68
246
Lampiran 69
247
Lampiran 70
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Status : TERAKREDITASI
Sekretariat : Jalan Kamboja No. 11A, Denpasar-Bali
Tlp./Fax : (0361) 240985 / (0361) 240985
e-mail : [email protected]
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Candra Dewi Rosadi
Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 8 September 1987
NPM : 09.8.03.51.30.1.5.1365
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Mahasaraswati Denpasar
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis berupa skripsi
yang berjudul.
“MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN RELASI DAN FUNGSI MELALUI PENERAPAN
PBL PADA SISWA KELAS VIII A SMP HARAPAN MULIA TAHUN
PELAJARAN 2013/2014 ”
adalah memang benar asli karya saya sendiri dan sama sekali bukan hasil jiplakan
dari karya tulis orang lain yang saya akui sebagai karya tulis saya sendiri. Apabila
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut
di muka pengadilan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta dengan tidak melibatkan lembaga FKIP Unmas Denpasar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
(Candra Dewi Rosadi)
NPM. : 09.8.03.51.30.1.5.1365
248
Lampiran 71
RIWAYAT HIDUP
Candra Dewi Rosadi dilahirkan di Negara pada tanggal 8 September
1987, merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan
Budiono dan Rismia. Tahun 1993 ia tamat TK di TK Bhayangkari 8
Negara, melanjutkan sekolah di SD 2 Loloan Timur Negara, akibat
mengikuti tugas sang ayah ia pun akhirnya menamatkan SD di SD 4
Peguyangan Kangin tahun 1999. Selanjutnya, ia melanjutkan sekolah
di SMP Negeri 10 Denpasar dan tamat tahun 2002. Kemudian, ia
menempuh pendidikan SMA di SMA 1 Denpasar dan tamat tahun 2005. Tahun 2005
ia melanjutkan studinya di FH Universitas Udayana Denpasar. Namun sayang
dikarenakan kesibukannya bekerja, iapun memilih untuk menghentikan kegiatan
kuliahnya di universitas tersebut. Kemudian pada tahun 2009 ia pun memutuskan
untuk kembali melanjutkan studinya di Universitas Mahasaraswati Denpasar Program
Studi Pendidikan Matematika. Beberapa prestasi akademik dan non-akademik pernah
diraihnya selama menempuh pendidikan dari SD hingga SMA. Pada saat SD, prestasi
akademik yang pernah diraihnya antara lain juara kelas, peraih NEM tertinggi Gudep
VIII Denpasar tahun 1999 dan prestasi non-akademik yaitu juara Harapan I POPSI
1998 Denpasar dalam cabang olahraga lompat tinggi, juara I cabang olahraga lari
100m pada POPSI 1998 Denpasar. Pada saat SMP, prestasi akademik yang pernah
diraihnya antara lain juara umum dan juara kelas, peraih NEM Tertinggi di SMP 10
Denpasar tahun 2002, memenangkan perunggu dalam lomba olimpiade fisika (HUT
SMA 1 Denpasar tahun 1999), juara III lomba Speech Contest dalam rangka bulan
bahasa SMP 10 Denpasar tahun 2001, juara I Speech Contest tingkat denpasar tahun
2001 (HUT Kota Denpasar) dan peraih emas olimpiade matematika dua tahun
berturut-turut (HUT SMA 1 Denpasar tahun 2000 dan 2001). Prestasi non-akademik
saat SMP yaitu juara I Paskibraka (HUT SMA 1 Denpasar) dan Juara I Lomba
menyanyi tingkat nasional di Semarang tahun 2001 kategori remaja. Saat SMA,
prestasi akademik pernah meraih juara kelas dan juara umum, di tahun pertama
sekolah ia masuk 3 besar olimpiade Biologi se-Kota Denpasar, masuk 3 besar
olimpiade Biologi se-Provinsi Bali dan mewakili Bali pada Olimpiade Biologi Se-
Indonesia yang diselenggarakan di Papua, kemudian di tahun kedua masuk 3 besar
olimpiade Fisika se-Kota Denpasar, masuk 3 besar olimpiade Fisika se-Provinsi Bali
dan mewakili Bali pada Olimpiade Fisika Se-Indonesia yang diselengarakan di
Palangkaraya kemudian memperoleh penghargaan sebagai best five in Indonesia
dalam ajang Menuju Olimpiade Sains Indonesia di bidang Biologi, dan di tahun ke III
masuk 3 besar olimpiade Matematika se-Kota Denpasar, masuk 3 besar olimpiade
Matematika se-Provinsi Bali dan mewakili Bali pada Olimpiade Matematika Se-
Indonesia di Yogyakarta.
Pengalaman Bekerja:
Sekretaris Ketua Bidang Pembibitan, Pembinaan dan Pengembangan Prestasi
Pengprov Perbakin Bali tahun 2007-2009
Asisten dari dosen Fisika a.n Drs IB Made Widiadnya M.M dari tahun 2010-2012.
Pengajar Privat dari tahun 2005-saat ini.