dan prestasi belajar siswa dalam …vii e beserta seluruh staf pegawai smp negeri 1 abang yang telah...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN PMR SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEGIEMPAT
PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 ABANG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
OLEH :
NI PUTU EKA MUJIANTARINI
NPM : 08.8.03.51.30.1.5.1228
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2012
ii
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UNTUK
MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR
Telah melalui proses bimbingan dan disetujui
Pada tanggal: 30 Juli 2012
MENYETUJUI:
PEMBIMBING I,
Drs. I Ketut Suwija, M. Si
NIP.: 19660819 199203 1 003
PEMBIMBING II,
Drs. I Made Wena, M. Si
NIP.: 19650219 199203 1 003
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd
NIP.: 19550212 198603 1 002
iii
TIM PENGUJI
UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PENGUJI UTAMA,
Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd
NIP.: 19550212 198603 1 002
PENGUJI PEMBANTU I,
Drs. I Ketut Suwija, M. Si
NIP.: 19660819 199203 1 003
PENGUJI PEMBANTU II,
Drs. I Made Wena, M. Si
NIP.: 19650219 199203 1 003
iv
DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
HARI : Rabu
TANGGAL : 15 Agustus 2012
MENGESAHKAN;
KETUA,
Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd
NIP.: 19521231 197802 1 002
SEKRETARIS,
Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd
NIP. 19550212 198603 1 002
v
Motto:
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah,
kecuali dia yang selalu mengoreksi diri dan memberi
kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri dan
apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka
Anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri tetapi
kebaikan tidak bernilai selama diucapkan tetapi akan
bernilai setelah dikerjakan
Benyamin Franklin.
vi
KATA PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini teruntuk:
Ayah, Ibu dan keluarga besarku tercinta
Atas kasih sayang dan doa restunya,
Serta almamater kebanggaanku
“Mahasaraswati”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tulus dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya disertai
usaha/kerja keras penulis, akhirnya skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan
PMR sebagai Upaya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Segiempat pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
Tahun Pelajaran 2011/2012” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak, maka melalui kesempatan ini, diucapkan rasa terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan selama perkuliahan.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati
Denpasar serta staf atas petunjuk dan saran-saran selama mengikuti pendidikan
program S1.
3. Kepala Perpustakaan Unmas Denpasar beserta staf pegawai yang telah
membantu dalam menyusun skripsi.
4. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika atas nasehat dan saran-saran
yang diberikan selama perkuliahan.
5. Bapak Drs. I Ketut Suwija, M.Si, selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran,
kecermatan, ketelitian dan meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan
beliau memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, kritik dan saran yang
membangun, dari awal penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Drs. I Made Wena, M. Si, selaku pembimbing II yang dengan teliti
memberikan petunjuk dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Segenap dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan
dan motivasi selama mengikuti perkuliahan.
viii
8. Kepala SMP Negeri 1 Abang yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
9. Ibu Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd selaku Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas
VII E beserta seluruh staf pegawai SMP Negeri 1 Abang yang telah
memberikan bantuan, bimbingan dan saran dalam pelaksanaan penelitian.
10. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
spiritual demi cita-cita yang diharapkan.
11. Teman-teman terbaikku yang selalu memberi dukungan, bantuan, dan
semangat selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
Menyadari kelemahan-kelemahan dan keterbatasan sudah barang tentu
apa yang disajikan dalam karya tulis ini banyak kekurangan dan kelemahannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pendidikan.
Denpasar, 30 Juli 2012
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR TIM PENGUJI................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................... v
KATA PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
E. Manfaat penelitian .......................................................................... 6
F. Penjelasan Istilah ............................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori............................................................................... 11
B. Kerangka Berfikir........................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 37
B. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 39
C. Lokasi dan Subyek Penelitian ........................................................ 39
D. Data dan Sumber Data .................................................................... 39
x
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 40
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 42
G. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................... 44
H. Tahapan-Tahapan Penelitian .......................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian .............................................................................. 56
B. Pembahasan ................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 64
B. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
01. Empat tipe Pendekatan Pembelajaran Matematika (Diadopsi
dari Marpaung, 2001:2) ......................................................................... 19
02. Langkah- langkah pembelajaran pertemuan pertama siklus I ................. 47
03. Langkah- langkah pembelajaran pertemuan kedua siklus I..................... 49
04. Langkah- langkah pembelajaran pertemuan pertama siklus II ................ 52
05. 05. Langkah- langkah pembelajaran pertemuan kedua siklus II .................... 53
06. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 56
07. Rangkuman Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar siswa ....................... 57
08. Rangkuman Hasil Analisis Data Prestasi Belajar siswa ......................... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 01. Matematisasi Konsep ................................................................................ 17
02. Persegi Panjang ......................................................................................... 32 03. Persegi ................................................................................................ 32
04. Belah Ketupat ............................................................................................ 32 05. Jajaran Genjang ......................................................................................... 33 06. Trapesium ................................................................................................ 33
07. Layang- layang ........................................................................................... 33 08. Desain PTK Model Kurt Lewin ................................................................ 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 01. Daftar Nama Suyek Penelitian ................................................................... 68
02. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus..................................................................... 70 03. Analisis Data Prestasi Belajar siswa Pra Siklus ......................................... 72
04. Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian .................................................... 73 05. Program Satuan Pembelajaran ................................................................... 74 06. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................. 76
07. Lembar Kerja Siswa 01 .............................................................................. 80 08.KunciJawabanLembarKerjaSiswa 01 ......................................................... 82
09. Lembar Kerja Siswa 02 .............................................................................. 84 10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 02 .................................................... 86 11. Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I................................... 88
12. Tes Akhir Siklus I ...................................................................................... 91 13. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I ............................................................. 94
14. Pedoman Aktivitas Belajar Siswa .............................................................. 95 15. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I .................. 96 16. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II................. 98
17. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I .......................................... 100 18. Daftar Nilai Siswa Siklus I......................................................................... 101
19. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................ 103 20. Catatan Lapangan Siklus I.......................................................................... 104 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................ 105
22. Lembar Kerja Siswa 03 .............................................................................. 115 23. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 03 .................................................... 117
24. Lembar Kerja Siswa 04 .............................................................................. 119 25. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 04 .................................................... 122 26. Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siklus II ............................................ 124
27. Tes Akhir Siklus II ..................................................................................... 127 28. Kunci Jawaban Tes Akhir siklus II ............................................................ 130
29. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan IV ............... 132 30. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan V ................ 134 31. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II......................................... 136
32. Daftar Nilai Siswa Siklus II ....................................................................... 137 33. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II ........................................... 139
34. Catatan Lapangan Siklus II ........................................................................ 141 35. Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Aktivitas Belajar Siswa dari
Siklus I ke Siklus II ................................................................................... 142
36. Perhitungan Presentase Peningkatan Rata – rata Nilai Prestasi Belajar Siswa dari Pra Siklus ke Siklus I dan dari Siklus I ke Siklus II ................ 143
xiv
ABSTRAK
Mujiantarini, Ni Putu Eka. 2012. Penerapan Pendekatan PMR sebagai Upaya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Segiempat pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika Program Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasarasawati Denpasar.Pembimbing: (1) Drs.IKetutSuwija, M.Si, (2) Drs.I Made Wena, M.Si.
Kata kunci: aktivitas belajar, prestasi belajar, pendekatan pembelajaran
matematika realistik.
Penelitian ini bertolak dari adanya masalah yang teridentifikasi pada
pelajaran matematika di kelas VII E SMP Negeri 1Abang Tahun pelajaran 2011/2012, yaitu aktivitas dan prestasi belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini disebabkan karena: interaksi siswa di kelas baik dengan
teman-temannya maupun dengan guru sangat rendah, metode yang digunakan guru dalam mengajar cenderung sama pada setiap pertemuan dalam pembelajaran,
guru langsung menyajikan konsep dan rumus kemudian dilanjutkan dengan pemberian contoh soal tanpa adanya pemberian motivasi, guru kurang mengaitkan materi yang abstrak ke dalam kehidupan nyata siswa, sehingga siswa sulit
memahami materi. Untuk itu sangat diperlukan strategi mengajar yang tepat agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga berimplikasi pada meningkatnya
prestasi belajar siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dirasa sesuai adalah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Penelitian ini difokuskan pada penerapan pendekatan PMR sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran segiempat pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012. Rumusan masalah
dari penelitian ini adalah: apakah terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMR dalam pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMR dalam pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII
E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaif, dengan jenis penelitian
adalah PTK. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Abang dengan subyek
penelitian siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 35 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (1) data
aktivitas belajar siswa, yang dikumpulkan dengan metode observasi melalui lembar observai aktivitas belajar, (2) data prestasi belajar siswa yang dikumpulkan dengan menggunakan metode tes, dimana tes yang diberikan berupa tes uraian
xv
yang dilakukan setiap akhir siklus. Data yang diperolah kemudian dianalisis
dengan metode stastitik deskriptif. Hasil analisis data adalah sebagai berikut: rata-rata sko raktivitas belajar
siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: “11,25” dan 14,16 dengan
kategori berturut-turut adalah cukup aktif dan aktif. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa (M), Daya Serap (DS) dan Ketuntasan Belajar (KB) pada pra-siklus,
siklus I, dan siklus II, berturut-turut sebesar:“63,42”, “63,42%” dan “71,42%”, “64,57”, “64,57%” dan “77,14%”, dan“69,85”, “69,85%” dan “88,57%”. Persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa (M), DayaSerap (DS),
dan Ketuntasan Belajar (KB) dari pra-siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, berturut-turut sebesar: “1,81%”, “1,81%”, dan “8,00%”, “8,17%”, “8,17%” dan
“14,81%”. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan
pendekatan PMR dalam pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun 2011/2012. Berdasarkan simpulan penelitian, maka dapat
disarankan: (1) kepada guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Abang disarankan untuk mempertimbangkan pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai alternatif pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar, (2)
kepada pihak yang bertugas menyusun dan mengembangkan kurikulum mata pelajaran matematika, disarankan agar memasukkan pendekatan pembelajaran
matematka realistik sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar matematika, (3) kepada peneliti lain yang mengadakan penelitian sejenis disarankan agar mengadakan penelitian secara lebih mendalam dengan subyek
penelitian atau materi pokok yang berbeda.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang merasa sangat perlu
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu
berkompetisi dengan negara-negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas
SDM erat hubungannya dengan mutu pendidikan di Indonesia, karena pendidikan
merupakan salah satu wahana yang dipandang dapat meningkatkan kualitas SDM.
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari
komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas.
Komponen tersebut meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi
dan metode pembelajaran, serta sistem evaluasi hasil belajar.Dari beberapa
komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap peningkatan mutu
pendidikan adalah guru. Tugas guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga
sebagai perencana, pelaksana, dan pengelola proses belajar mengajar di kelas agar
dapat berjalan secara optimal. Jika semua guru secara terpadu berhasil melakukan
tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka setiap siswa
memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa yang unggul
dan berkualitas. Namun kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia masih
tergolong rendah termasuk pendidikan matematika. Sebagai tolak ukur rendahnya
pendidikan matematika bisa dilihat dari hasil Ujian Nasional pelajaran matematika
yang dari tahun ke tahun masih jauh dari harapan.
1
2
56
Peningkatan mutu pendidikan matematika selalu menjadi topik menarik
untuk didiskusikan.Berbagai upaya telah dilakukan dan berbagai metode
pembelajaran telah dicobakan, namun hasil yang diperoleh belum optimal sesuai
yang diharapkan.Hal ini karena masih banyak anggapan siswa yang kurang positif
terhadap pelajaran matematika.Padahal, matematika merupakan salah satu
pengetahuan dasar yang dapat menopang perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Matematika disamping dapat berkembang mandiri juga berkembang
atas tuntutan keperluan bidang lain. Salah satu manfaatnya adalah membantu
memecahkan permasalahan sehari-hari.Menurut logika masyarakat secara umum,
seseorang berminat mempelajari sesuatu dengan tekun bila dia melihat manfaat
dari yang dipelajarinya itu dalam hidupnya.Manfaat itu bisa berupa kemungkinan
meningkatkan kesejahteraannya, harga dirinya, kepuasannya dan
sebagainya.Matematika untuk orang banyak dilihat sebagai alat (tool) untuk
membantu menyelasaikan masalah yang dihadapinya. Kalau persepsi ini dalam
proses pembelajaran matematika dapat direalisasikan maka siswa akan menjadi
lebih tertarik untuk mempelajari matematika mengingat perkembangan intelektual
siswa pada umumnya bergerak dari kongkret ke abstrak.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan menyebutkan bahwa umumnya
pembelajaran matematika di kelas sering diinterpretasikan sebagai aktivitas yang
dilakukan guru.Pembelajaran di kelas yang terjadi adalah mula-mula guru
mengenalkan dan menyampaikan materi dengan metode ceramah, memberikan
satu atau dua contoh, menanyakan satu atau dua pertanyaan, kemudian meminta
3
56
siswa untuk melengkapi atau mengerjakan latihan-latihan soal pada lembar kerja
siswa (LKS) atau buku. Sesudah itu pelajaran akan berakhir. Begitu seterusnya,
sehingga membuat belajar matematika menjadi membosankan dan kurang
menarik.Hal ini menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa, yang berakibat
rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa, yang nantinya berimplikasi pada
rendahnya mutu pendidikan matematika secara umum.
Setyono (dalam Putra, 2007: 4) menyatakan bahwa pembelajaran
matematika pada anak-anak sangat berpengaruh terhadap keseluruhan proses
mempelajari matematika di tahun-tahun berikutnya. Jika konsep dasar yang
diletakkan kurang kuat atau anak mendapat kesan buruk pada perkenalan
pertamanya dengan matematika, maka tahap berikutnya menjadi masa-masa sulit
dan penuh perjuangan.
Dalam upaya agar anak dapat menguasai konsep matematika, ada urutan-
urutan/langkah- langkah yang harus dilalui. Langkah- langkah pembentukan
konsep dasar matematika dalam otak dan memori anak haruslah memperhatikan
aspek-aspek fisiologis dan fungsional otak, kematangan emosional, gaya be lajar,
kepribadian, dan tahap-tahap perkembangan anak itu sendiri. Aspek lain yang
sangat vital adalah penyampaian pelajaran matematika itu sendiri. Upaya-upaya
yang telah dilakukan guru mata pelajaran matematika untuk meningkatkan
prestasi siswa dan aktivitas belajar mereka adalah: penyediaan bahan ajar, belajar
dilakukan secara berkelompok, penugasan, dan memberikan nilai plus kepada
siswa yang aktif di kelas. Namun dari upaya-upaya yang telah dilakukan, ternyata
4
56
belum mampu memberikan hasil yang optimal karena pembelajaran masih
berpusat kepada guru dan siswa masih kurang motivasi dalam belajar sehingga
aktivitas mereka pun rendah.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka pendekatan
pembelajaran yang selama ini diterapkan nampaknya perlu diubah, dimodifikasi
dan dikembangkan. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dirasa
sesuai adalah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Pendekatan
ini menekankan pada konsep Freudenthal yaitu matematika harus dihubungkan
dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa, relevan dalam kehidupan
masyarakat dan materi-materi matematika harus dapat ditransmisikan sebagai
aktivitas manusia. Ini berarti materi-materi matematika harus dapat menjadi
aktivitas siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
konsep-konsep matematika melalui praktek yang dilakukan sendiri dan sesuai
dengan tingkat kognitif siswa. Pada pendekatan PMR, siswa dituntut lebih aktif
berdiskusi melakukan refleksi agar dapat mengkonstruksikan konsep-konsep
matematika, kemudian mengaitkan materi pelajaran matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga dengan penerapan pendekatan PMR akan menimbulkan
kegairahan dalam belajar dan pada akhirnya meningkatkan aktivitas belajar siswa,
dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan PMR sebagai Upaya untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam.
5
56
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi fokus penelitian ini
adalah penerapan pendekatan PMRsebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran segiempat pada siswa kelas VII E
SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan
pendekatan PMR dalam pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012.
2. Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan
pendekatan PMR dalam pembelajaran Segiempatpada siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMR dalam
pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun
pelajaran 2011/2012.
6
56
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMR
dalam pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
tahunpelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2. Bagi Siswa
Adapun manfaat penelitian bagi siswa adalah: (a) Siswa lebih termotivasi
dalam belajar matematika karena mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan
guru, tetapi mereka dapat berhadapan langsung dengan masalah-masalah nyata di
sekitarnya untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa
akan terlibat aktif dalam memecahkan masalah sekaligusakan dapat merangsang
kemampuan berpikir siswa dalam pemecahan masalah, (b) Siswa dapat melihat
manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari karena setiap pembelajaran
bertolak dari masalah realistik yaitu masalah sehari-hari sehingga menimbulkan
sikap positif terhadap pelajaran matematika, (c) Siswa dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui latihan pemecahan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan materi.
3. Bagi Guru
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ini dapat dijadikan
sebagai alternatif pilihan model pembelajaran dalam upaya meningkatkan
7
56
prestasi belajar siswa, serta upaya untuk mengurangi dominasi guru dalam
pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Dengan penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut yang
pada akhirnya mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Selain itu, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
perbaikan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran lain.
F. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian yang timbul terhadap
istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan
beberapa istilah sebagai berikut.
1. Penerapan
“Penerapan adalah pemanfaatan keterampilan dan pengetahuan baru
dalam suatu bidang tertentu untuk suatu tujuan tertentu .”Menurut Sudijo (dalam
Sulingga, 2009: 5). Hal serupa juga diungkapkan Poerwadaminta (dalam
Pramiyati, 2011:8) penerapan adalah pemasangan, pengenalan, prihal,
mempraktekkan. Jadi secara umum penerapan adalah pengimplementasian suatu
teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu untuk suatu kepentingan
yang diinginkan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
2. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
8
56
Pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah mengacu pada
pendapat Frudenthal (dalam Suradi, 2001:8) yang menyatakan bahwa matematika
merupakan aktivitas manusia (human activity).Ide utamanya adalah bahwa siswa
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide atau konsep matematika
dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer dalam Suradi 2001:8).Usaha untuk
membangun kembali ide dan konsep matematika tersebut melalui penjelasan
berbagai situasi dan persoalan dunia nyata. Pada pendekatan pembelajaran
matematika realistik dilakukan dua tipe proses pematematikaan yaitu
pematematikaan horizontal dan vertikal. Pematematikaan horisontal adalah siswa
dengan pengetahuan yang telah dimilikinya diharapkan dapat mengorganisasikan
dan memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pematematikaan
vertikal adalah proses organisasi dalam sistem matematika itu sendiri.Treffer
(dalam Depdiknas, 2005:29)
Jadi yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dimulai
dari masalah-masalah nyata. Dari masalah nyata tersebut kemudian dilakukan
pematematikaan horisontal yaitu transformasi masalah nyata ke dalam masalah
matematika, kemudian dilakukan pematematikaan vertikal yaitu menyelesaikan
masalah tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah di dalam matematika itu sendiri.
3. Aktivitas Belajar
Tim Penyusun (1990:16) menyatakan bahwa “Aktivitas artinya
keaktifan; kegiatan; kesibukan.” Menurut Sriyono (dalam Dimyati, 2009:5)
9
56
“aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun
rohani.” Jadi yang dimaksud dengan aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:295) belajar adalah kegiatan
individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan ajar. Menurut Slameto (1995:2) “belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.” Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari uraian di atas, yang dimaksud dengan aktivitas belajar dalam
penelitian ini adalah segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani dan
rohani selama proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalamannya sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungan.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai wujud dari hasil perbuatan belajar
di sekolah. Menurut Tim Penyusun (1990:700), “Prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
10
56
guru.” Menurut pengertian ini maka prestasi belajar berarti skor yang berupa
angka, dimana angka tersebut merupakan hasil dari kemampuan siswa dalam
penguasaannya terhadap pengetahuan dan keterampilan. Dipihak lain Woodworth
dan Marquis (dalam Sanjaya, 1999:6) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar
adalah kemampuan aktual siswa yang dapat diukur dengan tes.” Jadi kemampuan
siswa menjawab tes tertentu merupakan prestasi belajar siswa pada pelajaran
bersangkutan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan
prestasi belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan aktual siswa dalam
memahami suatu konsep, yang dapat diukur dengan tes yang hasilnya berupa skor
dalam bentuk angka (kuantitatif).
11
56
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
Untuk memberikan arahan yang jelas dalam pemecahan masalah
penelitian ini, maka dirujuklah beberapa teori pembelajaran yang terkait dengan
penerapan pendekatan PMR.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita
dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian kegiatan (Glaserfeld dalam
Pramiyati, 2011:10).
Konstruktivisme memiliki ciri penting dalam proses belajar mengajar
berupa penekanan kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang
akan dipelajari dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa (Johar, 2001:2).
Suparno (dalam Yesi, 2011:13) menguraikan empat prinsip dalam teori
belajar konstruktivisme, yaitu: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa itu sendiri,
baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari
guru ke murid, kecuali hanya keaktifan murid sendiri untuk menalar, (3) murid
aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep
alamiah, (4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi berjalan mulus.
12
56
Dalam konstruktivisme, belajar adalah proses membangun atau
membentuk makna, pengetahuan, konsep dan gagasan melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan. Seorang guru hendaknya mempromosikan dan
mendorong perkembangan setiap individu di dalam kelas untuk menguatkan
konstruksi matematika, bentuk pengajuan pertanyaan (posing), pengkonstruksian,
pengeksplorasian, pemecahan dan pembenaran masalah-masalah matematika serta
konsep-konsep matematika. Guru juga diharapkan mencoba berusaha
mengembangkan kemampuan siswa untuk merefleksikan dan mengevaluasi
kualitas konstruksi mereka.
Menurut Cobb (dalam Yesi, 2011:13) belajar matematika merupakan
proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Ketika
siswa mencoba menyelesaikan tugas-tugas di kelas, maka pengetahuan
matematika dikonstruksi secara aktif. Belajar matematika melibatkan manipulasi
aktif dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan rumus-rumus saja karena setiap
individu akan mencoba membangun teori dari realitas yang diterima.
Seperti halnya pandangan baru Freudenthal (dalam Suherman dkk.,
2003:145) tentang proses belajar mengajar, dalam pendekatan pembelajaran
matematika realistik juga diperlukan upaya “mengaktifkan siswa”. Upaya itu
dapat diwujudkan dengan cara: (1) mengoptimalkan keikutsertaan seluruh unsur-
13
56
unsur proses belajar mengajar, (2) mengoptimalkan keikutsertaan seluruh sense
peserta didik. Salah satu kemungkinan adalah dengan memberi kesempatan
kepada siswa melalui interaksi sosial diantara siswa untuk dapat menemukan atau
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang akan dikuasainya (sejalan dengan
konstruktivisme). Setiap individu akan mencoba membangun teori atau ilmunya
dari realitas, namun pengetahuan awal yang ia terima terkadang tidak tepat
dengan pengetahuan yang akan dipelajari dengan pola tertentu (pola yang jelas).
Konstruktivisme mengistilahkan sebagai miskonsepsi. Jadi dalam pembelajaran,
hendaknya dimulai dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menerangkan ide- idenya (pra konsepsinya) agar mereka lebih sadar mengenai
konsep yang dimilikinya, kemudian masing-masing konsepsi siswa dapat
dikembangkan ke arah yang benar.
Dalam revolusinya, konstruktivisme sebenarnya menggabungkan ide dari
dua tokohnya, yaitu Piaget dan Vygotsky (dalam Johar, 2001:2). Dimana
keduanya menekankan bahwa perubahan kognitifhanya terjadi jika konsepsi-
konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi- informasi baru.
a. Teori Konstruktivisme Piaget
Piaget (dalam Johar, 2001:3) berpendapat bahwa seseorang dapat
mengetahui apa yang dibentuk/dikonstruksi oleh pikirannya, sehingga
pengetahuan tidak dapat ditransfer kepada penerima pasif, tetapi penerima sendiri
yang harus mengkonstruksinya.
14
56
Menurut Piaget “pentingya berbagai faktor internal seseorang seperti
tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan
konsep diri serta keyakinan dalam proses belajar.” (dalam Widnyayanti,
2012:15).Proses berpikir adalah sebagai aktivitas gradual daripada fungsi
intelektual dari konkret menuju abstrak. Perkembangan dari anak-anak ke dewasa
bergerak dari pandangan yang bersifat konkret menuju pandangan yang
bersifatabstrak, dari pandangan egosentris yang aktif kepada pengetahuan yang
diperoleh melalui refleksi.
Ada beberapa proses kognitif yang diteorikan oleh Piaget, yakni:
(1) Adaptasi, merujuk pada proses pikiran individu untuk mencari keseimbangan
pengalaman pribadinya di dalam konteks lingkungan yang mempengaruhinya.
(2) Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi merujuk pada proses mental individu
untuk menghayati suatu situasi dari sudut cara berpikirnya saat itu. Sedangkan
Akomodasi, di lain pihak merujuk pada proses mental individu untuk
menyesuaikan konsepsi sebelumnya dengan tuntutan situasi baru, sehingga
berbentuk konsep atau cara berpikir baru. (3) Ekuilibrasi, merujuk pada proses
mental di mana individu melakukan serangkaian proses adaptasi atau pengaturan
diri secara mekanis untuk menyeimbangkan proses asimilasi dan proses
akomodasi dengan cara memanfaatkan umpan balik atau feedback dan umpan
maju atau feedforward.
(4) Operasi, merujuk pada proses mental yang berkenaan dengan pemahaman
tindakan yang lebih bersifat simbolik daripada teralami (experiental), contohnya:
15
56
mengurutkan, mengelompokkan, membuat rangkaian, memberi nomor, dan
menggabungkan. (5) Skemata, merujuk pada segala sesuatu yang bersifat pikiran
dan prilaku yang dapat di simpan dan di ulang serta
digeneralisasikan dalam tindakan. Skemata juga merupakan alat berpikir di mana
kita menyimpan, mengatur, dan menggunakan apa-apa yang telah dipelajari.
b. Teori Konstruktivisme Vygotsky
Menurut Vygotsky (dalam Widnyayanti, 2012:18) fungsi kognitif
manusia berasal dariinteraksi sosial masing-masing individu dalam kontek
budaya. Disamping itu, proses belajar akan terjadi secara efesien dan efektif
apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana
lingkungan yang mendukung serta dalam bimbingan atau pendamping seseorang
yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru. Vygotsky juga
mengatakan proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada
dalam jangkauan mereka yang disebut zone of proximal development, yakni
daerah ambang batas kesiapan intelektual siswa yang belajar. Perubahan kognitif
siswa akan terjadi apabila siswa berada dalam ambang batas tersebut. Sedangkan
konsep Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap
awal perkembangannya kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin
besar sehingga pada akhirnya anak dapat menyelesaikan masalah secara
16
56
mandiri.Kualitas berpikir siswa di bangun di dalam ruangan kelas, sedangkan
aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama antara siswa dengan
siswa yang lainnya secara berkelompok di bawah bimbingan guru.Dengan
demikian inti dari teori konstruktivisme Vygotsky adalah integrasi dari aspek
internal dan eksternal serta penekanannya pada lingkungan sosial siswa.
3. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
a. Pengertian
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) diadopsi dari
pendekatan Realistic Mathematics Education ( RME ) yang pertama kali
diperkenalkan di Belanda pada tahun 1970 oleh The Freudenthal Institute. Konsep
yang mendasari adalah konsep Freudenthal yang menyatakan bahwa aktivitas
matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas
manusia. Menurut Shadiq dan Mustajab (2010:7) Pendekatan PMR merupakan
suatu pendekatan yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat
dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika.
Ini berarti matematika harus dekat dengan siswa dan relevan dengan
kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian konsep-konsep matematika yang
abstrak, dapat dipahami secara real oleh siswa karena konsep yang abstrak
tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan mereka. Hal ini ditegaskan
oleh konsep Freudenthal (dalam Suradi, 2001: 2) yang menyatakan bahwa
matematika merupakan aktivitas manusia. Oleh karena itu siswa harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali ide- ide (reinvention) dan mengkonstruksi
17
56
konsep-konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa. Upaya ini dilakukan
melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan-persoalan realistik. Realistik
dalam hal ini dimaksudkan bukan sekedar berhubungan dengan dunia nyata saja,
tetapi menekankan pada masalah nyata yang dapat dibayangkan oleh siswa. Jadi
penekanannya adalah membuat sesuatu itu menjadi nyata dalam pikiran siswa.
Dengan demikian, pada pendekatan realistik, dunia nyata digunakan sebagai titik
pangkal untuk mengembangkankonsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika
dan pada akhir kita perlu merefleksikan solusi kembali ke dunia nyata. Proses
pengembangan ide- ide dan konsep-konsep matematika yang dimulai dari dunia
nyata disebut matematisasi konsep De Lange (dalam Sunardi, 2001:3). Model
skematis untuk proses belajar tersebut dilukiskan sebagai
Gambar: 01 berikut ini.
Gambar 01: Matematisasi Konsep Model De Lange
Selanjutnya Treffer (dalam Depdiknas, 2005:29) merumuskan dua tipe
pematematikaan yaitu pematematikaan horisontal dan pematematikaan vertikal.
Matematisasidalam Apliksai Matematisasidan Refleksi
Abstraksi DanFormalisasi
Dunia Nyata
18
56
Pematematikaan horisontal menunjuk pada proses transformasi masalah yang
dinyatakan dalam bahasa sehari-hari ke bahasa matematika. Jadi pada
pematematikaan horisontal, siswa dengan pengetahuan yang telah dimilikinya
diharapkan dapat mengorganisasikan dan memecahkan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Pematematikaan vertikal adalah proses organisasi dalam
matematika itu sendiri. Singkatnya matematisasi horisontal berkaitan dengan
perubahan dunia nyata menjadi simbol-simbol dalam matematika, sedangkan
matematisasi vertikal melibatkan pengubahan ke simbol-simbol matematika yang
lebih abstrak. Meskipun perbedaan antara dua tipe pematematikaan itu mencolok,
tidak berarti dua tipe tersebut terpisah sama sekali.
Berkaitan dengan dua tipe pematematikaan di atas, Treffer dan
Freudenthal (dalam Yuwono, 2001) mengklasifikasikan pendekatan pembelajaran
matematika berdasarkan intensitas pematematikaannya, yaitu pendekatan
mekanistik, empiristik, strukturalis, dan realistik. Pendekatan mekanistik
merupakan pendekatan tradisional, dimana pembelajaran matematika lebih
ditekankan pada tubian (drill) dan penghapalan rumus saja, sedangkan proses
pematematikaan vertikal maupan horisontal tidak tampak. Pendekatan empiristik
adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana konsep-konsep matematika tidak
diajarkan dan diharapkan siswa dapat menemukan melalui pematematikaan
horisontal, sehingga cenderung mangabaikan pematematikaan vertikal.
Pendekatan strukturalis merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan
sistem formal sehingga suatu konsep dicapai melalui pematematikaan vertikal dan
19
56
cenderung mengabaikan pematematikaan horisontal.Pendekatan realistik,
memberikan perhatian yang seimbang antara pematematikaan horisontal dan
vertikal serta disampaikan secara terpadu kepada siswa, maksudnya suatu masalah
kontekstual diambil sebagai titik awal dari belajar matematika, kemudian masalah
itu akan dieksplorasi dengan kegiatan matematika horisontal. Kemudian dengan
menggunakan pematematikaan vertikal, siswa akan mengembangkan ke konsep-
konsep matematika.
Adapun perbedaan keempat pendekatan pembelajaran matematika
tersebut secara jelas dapat dilihat pada tabel 01 berikut.
Tabel 01: Empat tipe Pendekatan Pembelajaran Matematika (Diadopsi dari
Marpaung, 2001:2)
Tipe Horisontal Vertikal
Mekanistik - -
Empiristik + -
Strukturalistik - +
Realistik + +
Dari uraian di atas, terlihat dengan jelas bahwa pendekatan PMR
memberikan perhatian yang seimbang antara pematematikaan horisontal maupun
pematematikaan vertikal.
Jadi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dimulai dari masalah-masalah
nyata. Dari masalah nyata tersebut kemudian dilakukan pematematikaan
horisontal yaitu transformasi masalah nyata ke dalam masalah matematika.
Kemudian dilakukan pematematikaan vertikal yaitu menyelesaikan masalah
tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah di dalam matematika itu sendiri.
20
56
b. Ciri-Ciri Pendekatan PMR
Menurut Fauzan (2001:2), pengajaran yang menggunakan pendekatan
PMR dicirikan oleh beberapa yaitu:
(a) matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari, sehingga memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (contextual problems) merupakan bagian yang esensial; (b) belajar matematika
berarti bekerja dengan matematika (doing mathematics); (c) siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematika dibawah
bimbingan orang dewasa (guru); (d) Proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif, dan siswa menjadi fokus dari semuaaktifitas di kelas. Kondisi ini mengubah otoritas guru yang semula sebagai validator
menjadi seorang pembimbing. Guru harus melatih otoritas ini dengan cara memilih kegiatan-kegiatan instruksional yang akan dilaksanakan,
melaksanakan dan membimbing pelaksanaan diskusi, dan menyeleksi kontribusi-kontribusi yang diberikan siswa (untuk dibahas secara klasikal); (e) Aktivitas yang dilakukan meliputi: menemukan masalah-
masalah kontekstual (looking for problems), memecahkan masalah (solving problems), dan mengorganisir bahan ajar (organizing a subject
matter). Bahan ajar yang diorganisir adalah realitas-realitas yang harus diorganisir secara matematis, serta konsep-konsep matematika yang harus diorganisir menurut ide- ide baru untuk dimengerti lebih baik dalam
konteks yang lebih luas melalui pendekatan aksiomatik.Proses ini disebut mathematizing.
Secara umum pendekatan PMR mengkaji tentang materi apa yang akan
diajarkan kepada siswa beserta rasionalnya, bagaimana siswa belajar matematika,
bagaimana topik-topik matematika seharusnya diajarkan, serta bagaimana menilai
kemajuan belajar siswa (assessment).
c. Prinsip-Prinsip Pendekatan PMR
Depdiknas (2005:32) mengemukakan tiga prinsip kunci pendekatan
PMR, yaitu: (1) menemukan kembali (guided reinvention)/ matematisasi progresif
(progressive mathematizhing), (2) fenomena didaktik (didactical
phenomenology), (3) pengembangan model sendiri (self-developed models).
21
56
a) Menemukan Kembali (Guided Reinvention)/Matematisasi Progresif
(Progressive Mathematizing)
Melalui topik-topik yang disajikan, peserta didik harus diberi kesempatan
untuk mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika
ditemukan. Pembelajaran dimulai dengan suatu masalah kontekstual atau realistik
yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan menemukan kembali sifat,
definisi, teorema atau prosedur-prosedur.Masalah kontekstual dipilih adalah
masalah yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi.
b). Fenomena Didaktik (Didactical Phenomenology)
Situasi-situai yang diberikan dalam suatu topik matematika disajikan atas
dua pertimbangan, yaitu melihat kemungkinan aplikasi dalam pengajaran dan
sebagai titik tolak dalam proses pematematikaan. Tujuan dari penyelidikan
fenomena- fenomena adalah untuk menemukan situasi-situasi masalah khusus
yang dapat digeneralisasikan dan dapat digunakan sebagai dasar pematematikaan
vertikal.
c).Pengembangan Model Sendiri (Self-Developed Models)
Kegiatan Self-developed models berperan sebagai jembatan antara
pengetahuan informal dan matematika formal. Model dibuat oleh siswa sendiri
dalam memecahkan masalah. Model pada awalnya adalah suatu model dari
sesuatu yang akrab dengan siswa, dengan suatu proses generalisasi dan
formalisasi, model tersebut akhirnya menjadi suatu model yang sesuai dengan
penalaran matematika, yaitu bersifat deduktif- formal.
22
56
Dengan memperhatikan ciri-ciri dan prinsip Pendekatan PMR tersebut di
atas, nampak bahwa dengan pendekatan matematika realistik menempatkan siswa
sebagai pusat pembelajaran, dan dengan aktivitas siswa mengacu pada persoalan
nyata yang kemudian dilakukan generalisasi dan formalisasi sehingga model yang
dihasilkan sesuai dengan penalaran matematika yang bersifat deduktif- formal.
d. Karakteristik Pendekatan PMR
Karakteristik pendekatan PMR adalah menggunakan konteks,
menggunakan model, menggunakan konstribusi siswa, interaktifitas, terintegrasi
dengan topik pembelajaran lainnya (Depdiknas, 2005:32).
a). Menggunakan Konteks
Konteks yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan keseharian siswa
yang nyata. Dalam pendekatan PMR, pembelajaran diawali dengan masalah
kontekstual (dunia nyata). Dalam matematika tidak selalu diartikan kongkret
secara fisik dan kasat mata, tapi dapat juga sesuatu yang telah dipahami siswa atau
dapat dibayangkan siswa.Pembelajaran yang diawali dengan masalah kontekstual
(dunia nyata), memungkinkan mereka menggunakan pengalaman sebelumnya
secara langsung. Proses penyaringan (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi
nyata dinyatakan oleh De Lange (dalam Sunardi, 2001:3) sebagai matematisasi
konseptual. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep
yang lebih komplit. Kemudian siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep
matematika ke bidang baru dari dunia nyata (applied mathematization). Oleh
karena itu, untuk menjembatani konsep-konsep matematika dengan pengalaman
23
56
anak sehari-hari perlu diperhatikan matematisi pengalaman sehari-hari dan
penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
b). Menggunakan Model
Model diarahkan dari model konkret meningkat ke abstrak atau model
dari situasi nyata untuk arah abstrak, dimana model tersebut akan dikembangkan
oleh siswa sendiri (self developed models). Peran self developed models
merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari
matematika informal ke matematika formal. Artinya siswa membuat model
sendiri dalam menyelesaikan masalah. Pertama adalah model situasi yang dekat
dengan dunia nyata siswa. Generalisasi dan formalisasi model tersebut akan
berubah menjadi model-of masalah tersebut. Melalui penalaran matematika
model-ofakan bergeser menjadi model-for masalah yang sejenis. Pada akhirnya,
akan menjadi model matematika formal.
c). Menggunakan Konstribusi Siswa
Kontribusi siswa yang besar pada proses belajar mengajar diharapkan
dapat mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih
formal atau baku.
d). Interaktifitas
Dalam pembelajaran, siswa harus terlibat secara interaktif, menjelaskan
dan memberikan alasan pekerjaannya dalam memecahkan masalah (solusi yang
diperoleh), memahami pekerjaan (solusi) temannya, menjelaskan dalam diskusi
kelas sikapnya setuju atau tidak setuju dengan solusi temannya, menanyakan
24
56
alternatif pemecahan masalah, dan merefleksikan solusi-solusi itu. Interaksi antar
siswa, antara siswa dengan guru, diskusi, kerja sama, evaluasi dan negosiasi
eksplisit adalah elemen-elemen essensial dalam proses pembelajaran. Hal ini
senada dengan pendapat Johar (2001:12) mengenai pendekatan pembelajaran
matematika realistik yaitu: “interaksi sosial diperlukan dalam proses belajar
mengajar, tetapi tidak menyebut “nama” belajar kooperatif.”
e). Terintegrasi dengan Topik Pembelajaran Lainnya
Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan holistik, artinya bahwa
topik – topik belajar dapat dikaitkan dan diintegrasikan sehingga muncul
pemahaman suatu konsep atau operasi secara terpadu. Hal ini memungkinkan
efisiensi dalam mengajarkan beberapa topik pelajaran.
e. Fase-Fase Pembelajaran pada Pendekatan PMR
Menurut Gravemeijer, Hadi dan Treffers (dalam Shadiq dan Mustajab,
2010:31-32) terdapat tiga fase pembelajaran pada pendekatan PMR. Tiga fase
pembelajaran pendekatan PMR yaitu: fase pendahuluan, fase pengembangan, dan
fase penutup.
a). Fase Pendahuluan
Pada fase ini, guru memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal)
yang riil atau nyata bagi siswa yang berarti sesuai dengan pengalaman dan tingkat
pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna.
Masalah realistik yang disajikan guru pada awal kegiatan merupakan inti dari
proses fasilitasi guru agar siswanya dapat membangun sendiri pengetahuannya.
25
56
Permasalahan yang diberikan tentu sudah diarahkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam pelajaran tersebut. Dengan masalah realistik, siswa difasilitasi
untuk belajar menemukan sendiri ide atau pengetahuan. Dengan mengajukan
masalah realistik, siswa tidak langsung diberi tahu gurunya tentang ide
matematikanya, namun ia harus belajar menemukan sendiri ide matematika
tersebut. Siswa berusaha untuk memahami dan memecahkan masalah realistik
tersebut. Pemecahan masalah realistik ini dapat dilakukan secara perorangan atau
kelompok.
b). Fase Pengembangan
Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara
informal terhadap persolan atau masalah yang diajukan.Guru mengarahkan,
memantau dan memberikan bantuan dan menyempurnakan hasil kegiatan atau
pekerjaan siswa ketika menyelesaikan masalah. Biasanya dengan mengajukan
pertanyaan dan tidak memberi tahu secara langsung. Siswa diberi kebabasan
memilih cara menyelesaikan masalah. Siswa saling melaporkan hasil kerjanya
untuk saling mempelajari hasil kerja kelompok lain. Pengajaran berlangsung
secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban
yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap
jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian
yang lain. Melalui diskusi dan interaksi kelas, siswa dibimbing untuk menemukan
matematika formal.
c). Fase Penutup
26
56
Pada fase ini dilakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh
terhadap hasil pelajaran, untuk mengetahui apakah siswa paham dengan materi
yang diajarkan. Misalnya dengan memberikan tugas mengerjakan soal-soal yang
ada pada buku atau LKS atau dengan memberikan tugas rumah yaitu mengerjakan
soal atau membuat soal cerita beserta jawabannya yang sesuai dengan matematika
formal.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan PMR di kelas, ditekankan pada keterkaitan antara
konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari kemudian siswa
dengan bantuan guru diberikan kesempatan menemukan kembali dan
mengkonstruksi konsep sendiri kemudian diaplikasikan dalam masalah nyata
sehari-hari atau dalam bidang lain.
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001:32)
menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau hasil dari yang
telah dilakukan atau dikerjakan.’’ Sedangkan menurut Djamarah (1994 :20-21)
prestasi adalah apa yang dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Definisi belajar
menurut Depdiknas (2002:26) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.“Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif menetap dalam
27
56
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan a tau
pengalaman.”(Mulyo, 1998:950).Sesuai dengan uraian di atas, yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah di capai siswa setelah
mengalami suatu perubahan dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan
karena pengalaman.
Prestasi belajar juga merupakan hasil yang dicapai dari proses atau
aktivitas belajar berupa pengetahuan, keterampilan fisik, mental maupun
emosional untuk melakukan suatu perubahan prilaku sebagai akibat dari
pengalaman yang ditekankan pada pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik
(psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). Prestasi belajar
juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
antara diri manusia dengan lingkungannya, baik berupa pribadi, fakta, konsep
ataupun teori untuk tingkat keberasilan yang telah dicapai oleh siswa dalam
bilangan material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual
pada khususnya (Depdiknas, 2005:39).
Agar prestasi belajar dapat memperoleh hasil yang baik, siswa harus mau
belajar sebaik mungkin untuk perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya
atau diri individu.Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru dapat
mengorganisir belajar siswa, sehingga minat dan motivasi belajar dapat
ditumbuhkan dalam suasana kelas yang menggairahkan.Berdasarkan penilaian
yang dilaksanakan guru disekolah, maka prestasi dituangkan atau diwujudkan
dalam bentuk angka (kuantitatif).Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk
28
56
skor misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya.Sedangkan prestasi belajar yang dituangkan
dalam bentuk pertanyaan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan
sebagainya.
b. Ciri-Ciri Prestasi Belajar
Setelah melakukan kegiatan belajar, siswa memperoleh suatu
kemampuan dimana kemampuan tersebut dapat diketahui ciri-cirinya. Robinson
(dalam Dwinanti, 2009:30) mengemukakan bahwa tingkah laku merupakan
prestasi belajar apabila: (a) tingkah laku itu sebagai hasil pengaruh dari
lingkungan, dan (b) tingkah laku itu relatif permanen.
Sedangkan Ali (1992:14) menyebutkan bahwa ciri dari suatu tingkah
laku adalah: (a) relatif permanen, (b) akibat interaksi dengan lingkungan yang
dilakukan dengan sengaja, (c) bukan karena proses kematangan, dan (d) tingkah
laku tersebut dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
Pendapat Robinson dan Ali memiliki sedikit perbedaan dimana Ali
menambahkan bahwa tingkah laku karena kematangan bukan merupakan
hasil/prestasi belajar, hasil belajar yang ditunjukan dengan prestasi belajar
diperoleh dari perubahan tingkah laku apabila tingkah laku tersebut dapat diulang
dengan hasil yang sama disamping itu tingkah laku dapat dikatakan sebagai
prestasi belajar bila siswa dengan sengaja melakukan interaksi dengan
lingkungannya.
Sementara itu, menurut Hamalik (1994:27-28) tentang ciri-ciri prestasi
belajar adalah “terjadinya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu,
29
56
dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.” Tingkah laku yang
dimaksud meliputi segi jasmaniah (struktural) dan segi rohaniah (fungsional),
yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Tingkah laku tersebut juga
bukan hanya merupakan pengetahuan, tetapi juga aspek keterampilan, kebiasaan
emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial dan lain- lain.Ciri prestasi
belajar menurut pendapat ini menekankan perubahan tingkah laku dari segi
stuktural dan fungsional.
Dengan mencermati pendapat tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa
ciri prestasi belajar yaitu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang
dapat meliputi domain pengetahuan, sikap atau keterampilan yang bersifat
permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama, hasil interaksi
secara sengaja dengan lingkungan dan bukan karena proses kematangan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, faktor- faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar perlu dikelola dengan sebaik-baiknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar itu sendiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009:235-253), Dwinanti (2009:33-34),dan Laba (2009:9-10)faktor- faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam
diri siswa yang berupa: (1) faktor fisiologis, yaitu keadaan fisik siswa yang
meliputi: kondisi fisik secara umum dan kondisi pancaindera, dan (2) faktor
30
56
psikologis yang meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan
kognitif. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor
eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan
meliputi:
(1) lingkungan alami, seperti sirkulasi udara, suhu, kebisingan, penerangan, ruang
belajar dan lain- lain, dan (2) lingkungan sosial, seperti suasana sekolah, suasana
dirumah, dan suasana di masyarakat. Faktor instrumental meliputi: kurikulum,
program, sarana dan prasarana, dan guru.
Dengan demikian, prestasi belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh
berbagai faktor dan merupakan interaksi dari faktor-faktor tersebut. Untuk itu,
agar tercapai prestasi belajar dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka
faktor- faktor tersebut harus dapat dikelola dengan baik.
5. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001:23)
menyatakan bahwa “aktivitas adalah keaktifan dari suatu kegiatan yang
dilaksanakan.” Sedangkan menurut Sriyono (dalam Widnyayanti, 2012:31)
“aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun
rohani, artinya kegiatan yang dilaksanakan baik melalui fisik maupun
pikiran.”Definisi belajar menurut Depdiknas (2002:26) adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.“Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif
31
56
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman” (Mulyo, 1998:950).Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah segala kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non fisik yang dapat
menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Aktivitas dalam pembelajaran sangat penting, tanpa adanya aktivitas yang
baik, prestasi belajar yang diperoleh tidak akan optimal. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. ”Seorang siswa
berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat siswa tidak akan berfikir.” Oleh
karena itu, agar siswa berfikir maka harus diberi kesempatan untuk berbuat atau
beraktivitas.
Aktivitas belajar yang efektif melibatkan kemampuan siswa dalam
menggunakan seluruh inderanya. Semakin banyak indera yang terlibat maka
semakin banyak pengalaman belajar yang diperoleh (Depdiknas, 2005:39).
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Deidrich (dalam Hamalik, 2006:45), membagi aktivitas dalam 8
kelompok sebagai berikut: (1) aktivitas visual yaitu membaca, melihat,
menggambar, mengamati, demonstrasi, pameran dan bermain, (2) aktivitas lisan
yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan,
memberikan saran, berwawancara, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara dan berdiskusi, (3) aktivitas mendengarkan yaitu mendengarkan
32
56
penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok,
mendengarkan siaran radio,
(4) aktivitas menggambar yaitu menggambar, membuat grafik dan diagram,
(5) aktivitas menulis yaitu menulis laporan, cerita, angket dan menyalin,
(6) aktivitas mental yaitu mengingat, menganalisa, mengambil keputusan,
(7) aktivitas metrik yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain,
berkebun dan beternak, (8) aktivitas emosional yaitu minat, berani, tenang dan
membedakan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan atau
aktivitas tersebut dapat diolah dengan baik dan dikembangkan dalam
pembelajaran di kelas, tentunya aktivitas belajar siswa akan maksimal, yang
sekaligus juga dapat menunjang dan memaksimalkan pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Dengan proses pembelajaran yang maksimal nantinya akan
dapat membawa hasil belajar yang maksimal pula.
6. Pembelajaran Segiempat di SMP
Segiempat adalah suatu bidang datar yang datar yang dibentuk oleh
empat garis lurus sebagai sisinya. Bangun datar yang akan d ibahas antara lain :
a. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segiempat (bangun yang dibatasi oleh empat buah
sisi) yang memiliki sepasang-sepasang sisi yang sama panjang dan saling sejajar.
Keempat sudutnya berbentuk siku-siku.Perhatikan gambar berikut!
33
56
Gambar 02: Persegi panjang
b. Persegi / Bujur Sangkar
Persegi adalah bangun segiempat yang semua sisinya sama panjang dan
keempat sudutnya siku-siku.Perhatikan gambar berikut!
Gambar 03: Persegi
c. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama panjang.
Sudut-sudut berseberangan sama besar. Diagonal belah ketupat saling
berpotongan tegak lurus.Perhatikan gambar berikut!
Gambar 04: Belah Ketupat
d. Jajaran Genjang
Jajarangenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang
saling sejajar.Perhatikan gambar berikut!
34
56
Gambar 05: Jajaran Genjang
e. Trapesium
Trapesium adalah suatu bangun dua dimensi segiempat yang mempunyai
dua sisi yang sejajar namun panjangnya tidak sama.Perhatikan gambar berikut!
Gambar 06: Trapesium
f. Layang-Layang
Layang- layang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing pasangannya sama panjang dan saling
membentuk sudut.Perhatikan gambar berikut!
Gambar 07: Layang-Layang
Bila materi segiempat ini dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
35
56
1. Ayah mempunyai sebidang tanah berbentukpersegi panjang dengan panjang 20
meter dan lebar 10 meter.Ayah ingin membuat pagar untuk mengelilingi tanah
tersebut. Berapakah panjang pagar yang harus dibuat Ayah?
2). Seorang atlet sedang berlari mengelilingi lapangan yang berukuran panjang
160 meter dan lebar80 meter. Bila atlet berlari mengelilingi lapangan satu
kali,berapa meterkah jarak yang ditempuh atlet tersebut?
7. Penerapan Pendekatan PMR dalam Pembelajaran Segiempat
Untuk mengetahui masalah pembelajaran matematika di sekolah,
khususnya di SMP berbagai pakar pendidikan matematika menyarankan agar
siswa diarahkan mempelajari matematika dalam konteks dimana mereka dapat
melihat penerapan matematika dalam situasi yang nyata. Dengan harapan siswa
akan mengenal pentingnya matematika dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut adalah
Pendekatan pembelajaran matematika realistik, karena dalam pendekatan
pembelajaran tersebut dunia real digunakan sebagai titik awal untuk
mengembangkan konsep dan ide matematika, sehingga konsep yang dipelajari
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menekankan pada konsep
Freudenthal yaitu matematika harus dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat
dengan siswa, relevan dalam kehidupan masyarakat, dan materi-materi
matematika harus dapat ditransmisikan sebagai aktivitas manusia. Ini berarti
materi-materi matematika harus dapat menjadi aktivitas siswa dan memberikan
36
56
kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep-konsep matematika melalui
praktek yang dilakukan sendiri dan sesuai dengan tingkat kognitif siswa.
Menurut Shadiq dan Mustajab (2010:31-32) adapun langkah-langkah
atau fase-fase dalam pendekatan pembelajaran matematika realistik, yaitu: (1)
siswa diberikan masalah realistik, dan diberi kesempatan untuk memahami
masalah, belajar menemukan sendiri ide atau pengetahuannya untuk memecahkan
masalah realistik. Dalam langkah ini, siswa diminta merumuskan masalah dengan
kalimat sendiri, dan mencermati informasi yang ada, serta informasi yang
ditanyakan,
(2) siswa mengembangkan model-model simbolik secara informal terhadap
persoalan atau masalah yang diajukan, siswa secara individu atau kelompok
memecahkan masalah dengan strategi dan caranya. Siswa saling melaporkan hasil
kerjanya untik saling mempelajari hasil kerja siswa atau kelompok lain, guru
mendorong siswa untuk menjelaskan dan memberikan alasan terhadap pemecahan
atau jawaban yang diberikan, guru memberi kesempatan kepada siswa memberi
komentar atas jawaban atau pemecahan yang sudah dikemukakan temannya. Guru
dapat menggunakan kata-kata seperti ” mengapa kamu berfikir demikian?, ada
pendapat lain? Bagaimana yang lain, setuju?,dan sebagainya,” (3) melalui diskusi
atau interaksi kelas siswa dibimbing untuk menemukan matematika formal. Jelas
bahwa dalam proses penemuan dan pengkontruksian pengetahuan matematika
formal, penuh dengan aktivitas pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi
matematika.
37
56
Berikut ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran matematika
realistik, misalnya materi tentang segiempat. Guru memulai pelajaran dengan
masalah nyata, misalnya:
Dengan mengajak siswa melihat benda-benda yang ada di lingkungan
sekitarnya misalnya dengan memperhatikan kaca jendela, papan tulis, alat peraga
layang layang, belah ketupat dan yang lainnya yang sering dijumpai siswa dalam
kesehariannya bisa memudahkan siswa untuk memahami bagaimana cara
menghitung luas das keliling dengan mudah karena dapat memahami benda nyata
yang dilihat sehingga mereka lebih mengeti yang dimaksud dengan alas, tinggi,
lebar, atau panjang.
Dengan demikian penerapan pendekatan PMR bisa meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajarnya karena materi terebut bisa mudah mereka pahami
oleh karenanya menyangkut dalam kehidupan sehari hari.
38
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Kirk dan Miller (dalam
Moleong, 2009:4) mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut
Suandhi (2006:3) “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebaga i instrumen kunci.” Lincoln
dan Guba (dalam Moleong, 2009:8-13) mengemukakan bahwa, penelitian
kualitatif memiliki ciri-ciri: (1) berlatar alami, (2) manusia sebagai alat, (3)
menggunakan metode kualitatif, (4) analisis data dilakukan secara induktif, (5)
penyusunan teori berasal dari bawah ke atas, (6) data bersifat deskriptif, (7) lebih
mementingkan proses daripada hasil, (8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus,
(9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) disain penelitiannya bersifat
sementara. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sumber data yang didapat
merupakan suatu fakta yang terjadi secara alami dan mengungkapkan gejala
holistik-konstektual yaitu adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang
tidak bisa dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
Research. Penelitian Tindakan Kelas menurut Suyanto (dalam Suandhi, 2009:6)
37
39
56
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK model Kurt
Lewin yang mengandung empat komponen pada setiap siklusnya, yaitu:
(1) perencanaan (planning): rencana atau tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi;
(2) tindakan (action) adalah melaksanakan tindakan sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang diinginkan; (3) pengamatan (observing):
mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan; (4) refleksi
(reflecting): peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan yang dilaksanakan dari berbagai kreteria. Selanjutnya
40
56
berdasarkan hasil refleksi ini peneliti bersama guru dapat melakukan revisi
terhadap rencana awal (Suandhi, 2009:10).
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus
yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 08: Desain PTK Model Kurt Lewin
B. Kehadiran Peneliti
Pada saat penelitian dilaksanakan, seorang peneliti berusaha masuk ke
tempat penelitian dan menjadi bagian keutuhan kelas.Untuk itu, selama penelitian
dilaksanakan peneliti berperan sebagai guru di tempat penelitian, di samping
sebagai pengumpul data dan penganalisis data.
Jadi kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai guru di tempat
penelitian, pengumpul data dan penganalisis data selama penelitian dilaksanakan.
C. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Abang yang terletak di Desa
Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.Subyek penelitian ini
adalahsiswa kelas VIIESMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012
Reflekting
Observing
Action
Planning
41
56
D. Data dan Sumber Data
Data yang dapat membantu tercapainya tujuan PTK ini adalah sebagai
berikut.
1. Data Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa menggambarkan suasana kelas serta
partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung. Data ini bersumber dari hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran
matematika kelas VIIE SMP Negeri 1 Abang pada saat pembelajaran
dilaksanakan.
2. Data Prestasi Belajar Siswa
Data tentang prestasi belajar siswa pada pra-siklus merupakan data
sekunder yang diperoleh dari pencatatan dokumen sekolah.Sedangkan data
tentang prestasi belajar siswa pada tiap siklusmerupakan data primer yang
diperoleh dari hasil tes yang telah dilaksanakan pada tiap akhir siklus.Hasil tes
yang diperoleh siswa selanjutnya dianalisis untuk menghitung rata-rata nilai
prestasi belajar siswa, daya serap dan ketuntasan belajar.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,
dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data (Bogdan dan
Biklen dalam Moleong, 2009:209). Jadi catatan lapangan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala hasil catatan tentang apa yang dapat dijadikan sebagai
sumber data yang konkret. Analisis data dalam penelitian kualitatif memerlukan
42
56
latar yang konkret, bukan data yang hanya berasal dari ingatan saja.Sehingga
catatan lapangan menjadi penting dalam penelitian ini.Catatan lapangan
bersumber dari segala yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan selama
penelitian dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan untuk di analisis dalam penelitian ini adalah data
aktivitas belajar siswa, data prestasi belajar siswa, catatan lapangan, dan data
keterlaksanaan pembelajaran.
1. Data Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan metode observasi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang berisikan enam indikator
perilaku siswa yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun indikator perilaku siswa tersebut adalah: (1) antusiasme siswa dalam
proses pembelajaran (2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan
siswa lain, (4) kerjasama antar siswa, (5) aktivitas siswa dalam diskusi, (6)
partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan (Tim Instruktur PKG,
1992:2).Masing-masing indikator dijelaskan dengan 4 deskriptor aktivitas siswa,
yang dimodifikasi dari indikator perilaku siswa.Setiap deskriptor dari masing-
masing indikator aktivitas belajar siswa yang tampak selama observasi, dicatat
dengan memberi tanda rumput.Jika sebuah deskriptor tampak maka diberi skor 1
dan jika tidak tampak diberi skor 0 (nol), sehingga skor maksimal idealnya adalah
43
56
24 dan skor terendah idealnya adalah 0.Secara lengkap lembar observasi aktivitas
belajar siswa dapat dilihat pada lampiran.
2. Data Prestasi Belajar siswa
Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes. Bentuk tes
yang digunakan adalah tes uraian. Data prestasi belajar siswa diperoleh melalui
tes akhir siklus yang dipergunakan untuk menentukan skor peningkatan prestasi
belajar siswa dalam penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
Secara lengkap tes uraian dapat dilihat pada lampiran.
3. Catatan Lapangan
Data yang berupa catatan lapangan dikumpulkan dengan cara membuat
catatan tentang apa yang didengar, dilihat, dialamai, dan dipikirkan saat penelitian
dilakukan. Langkah- langkah penulisan catatan lapangan adalah sebagai berikut:
(1) pencatatan awal, dilakukan sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan
menuliskan hanya kata-kata kunci, (2) Pencatatan lengkap, dilakukan setelah
kembali ke tempat tinggal, dilakukan dalam suasana yang tenang dan tidak ada
gangguan, (3) apabila sewaktu ke lapangan penelitian, kemudian teringat bahwa
masih ada yang belum dicatat, maka hal tersebut dicatat kembali untuk
melengkapi catatan sebelumnya (Moleong, 2009:216).
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Analisis data aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
dilakukan secara deskriptif.Analisis ini didasarkan pada rata-rata skor aktivitas
44
56
belajar siswa ( A ), mean ideal (MI), dan standar deviasi ideal (SDI), dengan
rumus sebagai berikut.
N
AA
MI = 2
1 SMI
SDI = 3
1 MI
Keterangan:
A = Rata-rata skor aktivitas belajar siswa
A =Jumlah seluruh skor aktivitas belajar siswa
N = Banyaknya siswa yang diamati MI = Mean Ideal SMI = Standar Deviasi Ideal
Selanjutnya pedoman yang digunakan sebagai standar pengkategorian
aktivitas belajar siswa menurut Nurkancana dan Sunartana (1992:103) adalah
sebagai berikut.
MI + 1,5 SDI ≤ A Sangat aktif
MI+0,5 SDI≤ A< MI + 1,5 SDI Aktif
MI-0,5 SDI ≤ A< MI + 0,5 SDI Cukup aktif
MI-1,5 SDI ≤ A< MI - 0,5 SDI Kurang aktif
A<MI-1,5 SDI Sangat kurang aktif
Skor maksimal ideal (SMI) data aktivitas belajar siswa dalam penelitian
ini adalah 24, maka dapat dihitung mean idealnya (MI) dan standar deviasi
idealnya ( SDI ) yaitu :
45
56
4123
1SDI
21242
1MI
Dengan demikian kriteria penggolongan aktivitas belajar siswa adalah
sebagai berikut.
18 ≤ A Sangat aktif
14≤ A< 18 Aktif
10 ≤ A< 14 Cukup aktif
6≤ A< 10 Kurang aktif
A< 6 Sangat kurang aktif
Pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas belajar siswa telah
mencapai kriteria minimal aktif.
2. Analisis Data Prestasi Belajar siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan tes hasil belajar yang
dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan rata-rata nilai prestasi belajar
(M), Daya Serap (DS) dan Ketuntasan Belajar (KB) siswa masing-masing dengan
rumus sebagai berikut.
a. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
N
XX
Keterangan:
X =Rata-ratanilai prestasi belajar siswa
ΣX = Jumlah nilai prestasi belajar siswa N = Banyak siswa yang mengikuti tes
b. Daya Serap
46
56
DS = ideal nggiskor terti
siswabelajar prestasi nilai rata-rata 100%
c. Ketuntasan Belajar
KB = tesmengikuti yang siswa banyaknya
65 nilain mendapatka yang siswa Banyaknya 100%
Pembelajaran dikatakan optimal apabila tercapainya rata-rata nilai
prestasi belajar 65, daya serap (DS) 65% dan ketuntasan belajar 85%
(dalam KTSP SMP Negeri 1 Abang).
G. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini diguanakan teknik
triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi dan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Moleong (2009:330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan dengan cara mengekspos hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan guru mata
pelajaran matematika.
Dalam penelitian ini, triangulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi
dilakukan secara terpadu, yang melibatkan dua orang teman sejawat dan seorang
guru kelas.Hasil triangulasi dan pemeriksaan sejawat tersebut dikonsultasikan
pada dosen pembimbing untuk mendapat arahan atau revisi bila diperlukan.
H. Tahapan-Tahapan Penelitian
47
56
PTK ini akan dilaksanakan dalam empat tahap yaitu Refleksi awal,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III.Tiap siklus terdiri atas empat komponen yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), dan
(4) refleksi (reflecting).
1. Refleksi Awal
Rendahnya aktivitas dan prestasi belajar diduga disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu: (1) interaksi siswa di kelas baik dengan teman-temannya
maupun dengan guru sangat rendah, (2) metode yang digunakan guru dalam
mengajar cenderung sama pada setiap pertemuan dalam pembelajaran, guru
langsung menyajikan konsep dan rumus kemudian dilanjutkan dengan pemberian
contoh soal, (3) guru kurang mengaitkan materi yang abstrak ke dalam kehidupan
nyata siswa, sehingga siswa sulit memahami materi, (4) siswa yang merasa tidak
mengerti dan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas,
cenderung diam, enggan bertanya kepada temannya dan bersikap pasif bahkan ada
beberapa yang acuh saja terhadap hasil yang dicapai, (5) guru merasa kesulitan
memotivasi siswa, hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa mengerjakan tugas-
tugas yang dibebankan, tugas-tugas yang diberikan sepertinya hanya sekedar
dikerjakan bahkan banyak siswa yang tidak mengerjakan tugasnya dengan alasan
tidak mengerti bahkan mengatakan tidak bisa. Sehingga kecenderungan siswa
belajar matematika adalah belajar hanya untuk persiapan ulangan atau ujian,
terlepas dari pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
48
56
Berdasarkan situasi di atas, maka perlu diterapkan suatu pendekatan
pembelajaran yang membuat siswa aktif dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran matematika khususnya dalam pembelajaran segitiga dan segiempat.
Pendekatan pembelajaran yang dirasa tepat digunakan adalah pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), dimana pendekatan PMR menuntut
aktivitas siswa secara optimal. Selain itu, pendekatan PMR selalu mengaitkan
pengalaman siswa sehari-hari di dalam proses pembelajaran sehingga siswa
menjadi merasa tertarik untuk belajar.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dimana dua pertemuan
untuk menyampaikan materi pelajaran melalui penerapan pendekatan
pembelajaran matematika reaslistik dan satu pertemuan untuk tes.Pertemuan
pertama membahas materi tentang pengertian persegi panjang, persegi, trapesium,
jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang menurut sifatnya.Pada pertemuan
kedua membahas sifat-sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahapan perencanaan dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:
(1) menentukan dan menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan,
(2) menyiapkan alat dan bahan yang menunjang materi yang akan dibahas,
(3) menyiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada langkah- langkah pendekatan PMR, (b)
Lembar Kerja Siswa (LKS), (c) alat evaluasi untuk siklus I (tes prestasi belajar)
49
56
yang berupa tes berbentuk uraian, (d) lembar observasi aktivitas belajar siswa, (e)
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, (f) lembar daftar nilai untuk
prestasi belajar, dan
(g) buku untuk catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun pada tahap
perencanaan yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada
langkah-langkah pembelajaran pendekatan PMR.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah pengertian persegi
panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang
menurut sifatnya. Adapun langkah- langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 02: Langkah-langkah pembelajaran pertemuan pertama siklus
Bagian Kegiatan Guru Kegiatan siswa
Pendahuluan
a. Melakukan absensi b. Menyampaikan materi
pelajaran dan tujuan pembelajaran
c. Meminta siswa duduk secara berkelompok
a. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir.
b. Mendengarkan penjelasan guru dan memahaminya dengan baik.
c. Siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing
Inti
a. Memberikan masalah nyata yang berkaitan dengan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang menurut
a. Siswa secara berkelompok mendiskusikan masalah tersebut
50
56
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah sifat-sifat segi empat
ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.Adapun langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut.
sifatnya b. Memberikan kesempatan
kepada siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka
c. Mengarahkan dan memberikan bantuan seperlunya kepada siswa dalam pemecahan masalah.
d. Menunjuk beberapa siswa sebagai perwakilan masing-masing kelompok untuk mengerjakan hasil diskusi di papan.
e. Merangkum semua hasil presentasi dari masing-masing kelompok dan menjelaskan secara formal tentang materi tersebut.
f. Membagikan LKS yang berkaitan dengan materi yang dibahas
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan ke depan sesuai jawaban mereka masing-masing.
h. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal serta jawabannya sesuai matematika formal.
b. Siswa memikirkan cara
pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuannya.
c. Aktif menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa sebagai perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusi tentang pemecahan masalah tersebut.
e. Mendengar dan memahami
tentang Bngun segitiga.
f. Mengerjakan soal-soal dalam
LKS.
g. Beberapa siswa maju ke depan untuk menjawab soal
h. Mengerjakan tugas rumah dan menyerahkan kepada guru pada pertemuan selanjutnya.
Penutup
a. Menanyakan tentang hal yang belum dipahami siswa terkait materi yang telah dibahas
b. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan
a. Menanyakan kesulitan- kesulitan yang ditemui terkait materi yang telah dibahas
b. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan.
51
56
Tabel 03: Langkah-langkah pembelajaran pertemuan kedua siklus I
Bagian Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
a. Melakukan absensi. b. Menyampaikan materi pelajaran
dan tujuan pembelajaran.
a. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir
b. Mendengarkan penjelasan guru dan memahaminya dengan baik
Inti
a. Memberikan masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat-sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya
b. Memberikan kesempatan kepada siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka
c. Mengarahkan dan memberikan bantuan seperlunya kepada siswa dalam pemecahan masalah
d. Menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya di papan.
e. Merangkum semua jawaban dari siswa dan menjelaskan secara formal tentang segitiga.
f. Membagikan LKS yang berkaitan dengan materi yang dibahas
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan ke depan sesuai jawaban mereka masing-masing.
h. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal serta jawabannya sesuai matematika formal.
a. Siswa secara sendiri atau bersama dengan teman sebangkunya memikirkan dan mendiskusikan cara pemecahan masalah tersebut
b. Siswa memikirkan cara pemecahan dan mengerjakan permasalah tersebut sesuai dengan pengetahuannya.
c. Aktif menanyakan kesulitan-
kesulitan yang ditemukan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaannya tentang pemecahan masalah tersebut.
e. Mendengarkan dan memahami tentang pengertian segitiga.
f. Mengerjakan soal-soal yang
ada pada LKS g. Beberapa siswa maju ke depan
untuk menjawab soal
h. Mengerjakan tugas rumah dan
menyerahkan kepada guru pada pertemuan selanjutnya.
Penutup
a. Menanyakan tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi yang telah di bahas.
b. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan
a. Menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemui terkait materi yang telah dibahas.
b. Bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran yang baru diberikan.
52
56
3) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi dengan memberikan tes akhir
siklus I kepada siswa dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang- layang.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun tahap observasi dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: (1) mengamati
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, (2) mencatat segala sesuatu
yang terkait dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan di kelas dalam
catatan lapangan, (3) mengamati keterlaksanaan pembelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan dari
berbagai kreteria, selanjutnya berdasarkan hasil refleksi ini peneliti bersama guru
dapat melakukan revisi terhadap rencana awal (Suandhi, 2009:10). Pada tahap ini
peneliti bersama guru mengkaji kendala yang dihadapi dari tindakan yang telah
dilaksanakan. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah: (1) hasil observasi aktivitas
belajar siswa, (2) data evaluasi yang dicapai siswa pada siklus I, (3) hasil
keterlaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan. Hasil dari refleksi ini
53
56
dijadikan dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaandan
pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk kemudian dilaksanakan pada siklus II.
3. Siklus II
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Siklus ini dilaksanakan untuk menanggulangi
kendala yang ditemui pada siklus sebelumnya. Siklus II dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan, dimana dua pertemuan untuk menyampaikan materi pelajaran
melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika reaslistik dan satu
pertemuan untuk tes.Pertemuan pertama, materi yang disampaikan adalah
menurunkan rumus keliling dan luas bangun segiempat. Pada pertemuan kedua
materi yang akan dibahas adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segiempat.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahapan perencanaan dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:
(1) menentukan dan menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan,
(2) menyiapkan alat dan bahan yang menunjang materi yang akan dibahas,
(3) menyiapkan instrumen penelitian berupa: (a) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada langka- langkah pembelajaran
pendekatan PMR, (b) Lembar Kerja Siswa (LKS), (c) alat evaluasi untuk siklus II
yang berupa tes berbentuk uraian (tes prestasi belajar), (d) lembar observasi
aktivitas belajar siswa, (e) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, (f)
lembar daftar nilai untuk prestasi belajar, dan (g) buku untuk catatan lapangan.
54
56
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun pada tahap
perencanaan yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada
langkah-langkah pembelajaran pendekatan PMR.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah menurunkan rumus
keliling dan luas bangun segiempat. Adapun langkah- langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 04: Langkah-langkah pembelajaran pertemuan pertama siklus II
Bagian Kegiatan Guru Kegiatan siswa
Pendahuluan
a. Melakukan absensi b. Menyampaikan materi pelajaran
dan tujuan pembelajaran c. Mengingatkan kembali materi
pelajaran sebelumnya d. Meminta siswa duduk secara
berkelompok
a. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir.
b. Mendengarkan penjelasan guru dan memahaminya dengan baik.
c. Mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya
d. Siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing
Inti
a. Memberikan masalah nyata yang berkaitan dengan rumus segiempat.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka
c. Mengarahkan dan memberikan bantuan seperlunya kepada siswa dalam pemecahan masalah.
d. Menunjuk beberapa siswa sebagai perwakilan masing-masing kelompok untuk
a. Siswa secara berkelompok mendiskusikan masalah tersebut
b. Siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuannya.
c. Aktif menanyakan kesulitan-
kesulitan yang ditemukan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa sebagai perwakilan
kelompok mempersentasikan hasil diskusi tentang
55
56
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua materi yang akan dibahas adalah menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat.
Adapun langkah- langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
Tabel 05 : Langkah-langkah pembelajaran pertemuan kedua siklus II
mengerjakan hasil diskusi di papan.
e. Merangkum hasil presentasi masing-masing kelompok dan menjelaskan secara formal materi segitiga.
f. Membagikan LKS yang berkaitan dengan materi yang dibahas
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan ke depan jawaban mereka masing-masing.
h. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal serta jawabannya sesuai matematika formal.
pemecahan masalah tersebut. e. Mendengarkan dan
memahami materi tentang segitiga.
f. Mengerjakan soal-soal yang
ada dalam LKS. g. Beberapa siswa maju ke
depan untuk menjawab soal h. Mengerjakan tugas rumah
dan menyerahkan kepada guru pada pertemuan selanjutnya.
Penutup
a. Menanyakan tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi yang telah di bahas.
b. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan
a. Menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemui terkait materi yang telah dibahas
b. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan.
Bagian Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
a. Melakukan absensi b. Menyampaikan materi pelajaran
dan tujuan pembelajaran c. Mengingatkan kembali materi
pelajaran sebelumnya
a. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir
b. Mendengarkan penjelasan guru dan memahaminya dengan baik
c. Mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya
56
56
3) Pertemuan ketiga
Inti
a. Memberikan masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi segiempat.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka
c. Mengarahkan dan memberikan bantuan seperlunya kepada siswa dalam pemecahan masalah
d. Menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya di papan.
e. Merangkum semua jawaban dari siswa dan menjelaskan secara formal tentang materi segitiga
f. Membagikan LKS yang berkaitan dengan materi yang dibahas
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan ke depan sesuai jawaban mereka masing-masing.
h. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal serta jawabannya sesuai matematika formal.
a. Siswa secara sendiri atau dengan teman sebangkunya mendiskusikan masalah tersebut
b. Siswa memikirkan cara pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pengetahuannya.
c. Aktif menanyakan kesulitan-
kesulitan yang ditemukan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaannya tentang pemecahan masalah tersebut.
e. Mendengarkan dan memahami materi tentang segitiga.
f. Mengerjakan soal-soal yang
ada pada LKS g. Beberapa siswa maju ke depan
untuk menjawab soal
h. Mengerjakan tugas rumah dan
menyerahkan kepada guru pada pertemuan selanjutnya.
Penutup
a. Menanyakan tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi yang telah di bahas.
b. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan
a. Menanyakan kesulitan-kesulitan yang ditemui terkait materi yang telah dibahas
b. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan.
57
56
Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi dengan memberikan tes akhir siklus II
kepada siswa dengan materi menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
c. Tahap observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun tahap observasi dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: (1) mengamati
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, (2) mencatat segala sesuatu
yang terkait dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan di kelas dalam
catatan lapangan, (3) mengamati keterlaksanaan pembelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan dari
berbagai kreteria, selanjutnya berdasarkan hasil refleksi ini peneliti bersama guru
dapat melakukan revisi terhadap rencana awal (Suandhi, 2009:10). Pada tahap ini
peneliti bersama guru mengkaji kendala yang dihadapi dari tindakan yang
telahdilaksanakan. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah: (1) hasil observasi
aktivitas belajar siswa, (2) data evaluasi yang dicapai siswa pada siklus II, (3)
hasil keterlaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan.
58
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakna sampai dua siklus, masing-
masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk
membahas materi dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pelaksanaan
penelitian berlangsung dari tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan 18 Mei 2012,
dengan melibatkan 35 orang siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang selaku
subyek penelitian. Adapun pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 02 di
bawah ini.
Tabel 06: Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertemuan ke- RPP Tanggal Pelaksanaan
I
I 01 7 Mei 2012
II 01 9 Mei 2012
III Tes Akhir Siklus I 11 Mei 2012
II
IV 02 14 Mei 2012
V 02 16 Mei 2012
VI Tes Akhir Siklus II 18 Mei 2012
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas
belajar siswa dan data prestasi belajar siswa. Data aktivitas belajar siswapada
siklus I disajikan pada Lampiran 15 dan Lampiran 16, dan siklus II disajikan pada
Lampiran 29 dan Lampiran 30. Data prestasi belajar siswa pada pra siklus
disajikan pada Lampiran 02, siklus I pada Lampiran 18, dan siklus II disajikan
pada Lampiran 32. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan
59
56
metode statistik deskriptif. Analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I
disajikanpada Lampiran 17 dan siklus II pada Lampiran 31.Analisis data prestasi
belajar siswa pada pra siklus disajikan pada Lampiran 03, siklus I pada Lampiran
19, siklus II pada Lampiran 33. Untuk perhitunganpersentase peningkatannya
disajikan pada lampiran 35.
1. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I,
diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar “11,25” dengan kategori
cukup aktif, skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar “14,16”
dengan kategori aktif. Rangkuman hasil analisis data aktivitas belajar siswa
disajikan pada Tabel 03 berikut.
Tabel 07: Rangkuman Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar siswa
No Siklus Skor Rata-rata Aktivitas
Belajar Siswa
Kategori
1 I 11,25 Cukup Aktif
2 II 14,16 Aktif
2. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa kelas yang ditunjukkan
pada Lampiran 03, Lampiran 19, dan Lampiran 33 diperoleh rata-rata nilai
prestasi belajarsiswa(𝑋 ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB) sebagai
berikut:
a. Pada pra siklus diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa (𝑋 ) sebesar
“63,42”, daya serap siswa (DS) sebesar “63,42%” dan ketuntasan belajar siswa
(KB) sebesar “71,42%”.
55
60
56
b. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa (𝑋 ) sebesar
“64,57”, daya serap siswa (DS) sebesar “64,57%” dan ketuntasan belajar siswa
(KB) sebesar “77,14%”.
c. Pada siklus II diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar siswa (𝑋 ) sebesar
“69,85”, daya serap siswa (DS) sebesar “69,85%” dan ketuntasan belajar siswa
“88,57%”.
d. Persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa (𝑋 ), daya serap
(DS) dan ketuntasan belajar (KB) dari prasiklus ke siklus I dan siklus I ke siklus I I
dapat dilihat pada Lampiran 36 berturut-turut sebesar: “1,81%”, “1,81%”, dan
“8,00%”, dan “8,17%”, “8,17%” dan “14,81%”.
Tabel 08: Rangkuman Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
No Indikator Prestasi
Pra Siklus
Siklus Persentase Peningkatan
dari Siklus ke Siklus
I II Pra Siklus-
Siklus I
Siklus I-
Siklus II
1 Rata-rata Nilai Prestasi Belajar
63,42 64,57 69,85 1,81% 8,17%
2 Daya Serap 63,42% 64,57% 69,85% 1,81% 8,17%
3 Ketuntasan
Belajar
71,42% 77,14% 88,57% 8,00% 14,81%
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data pra-siklus yang diperoleh dari hasil
catatan dokumen sekolah di kelas VII E SMP Negeri 1 Abang, diketahui bahwa
rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap dan ketuntasan belajar berturut-
turut sebesar: “63,42”, “63,42%” dan 71,42%”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, prestasi belajar siswa dalam
61
56
pembelajaran matematika khususnya dalam pembelajaran segiempat belum
memenuhi kriteria minimal, suatu pembelajaran dikatakan optimal yaitu rata-rata
nilai prestasi belajar siswa ( X ) ≥ 65, daya serap siswa (DS) ≥ 65%, dan
ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%. Berdasarkan ketiga hasil tersebut di atas, maka
pada siklus I perlu dilaksanakan tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan prestasi belajar siswa pada pra-siklus, yaitu dengan menerapkan pendekatan
PMR dalam proses pembelajaran agar mendapatkan hasil yang optimal dari
sebelumnya.
Melalui penerapan pendekatan pendekatan PMR pada siklus I, maka
diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar “11,25”. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan pada aktivitas siswa tersebut tergolong cukup aktif
namun belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Rata-rata
nilai prestasi belajar siswa, daya serap dan ketuntasan belajar berturut-turut
sebesar: “64,57”, “64,57%”, dan “77,14%”. Jika dilihat dari perolehan nilai pra-
siklus, maka pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa
dimana rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat sebesar “1,15”, yaitu dari
sebesar “63,42” pada pra siklus menjadi sebesar “64,57” pada siklus I dengan
persentase peningkatan sebesar “1,81%”, daya serap meningkatan sebesar
“1,15%”, yaitu dari sebesar“63,42%” pada pra siklus menjadi sebesar “64,57%”
pada siklus I dengan persentase peningkatan sebesar “1,81%”, dan ketuntasan
belajar meningkat sebesar “5,72%”, yaitu dari sebesar “71,42%” pada pra siklus
menjadi sebesar “77,14%” pada siklus I dengan persentase peningkatan sebesar
62
56
“8,00%”. Walaupun telah terjadi peningkatan, namun berdasarkan pedoman
kriteria minimal suatu pembelajaran dikatakan optimal sebagaimana dijelaskan
pada Bab III, rata-rata nilai prestasi belajar, daya serap dan ketuntasan belajar
belum memenuhi kriteria yang ditetapkan, dimana rata-rata nilai prestasi belajar
pada siklus I kurang dari 65, daya serap siswa pada siklus I kurang dari 65%, dan
ketuntasan belajar siswa pada siklus I juga belum memenuhi kriteria yang
ditetapkan karena masih kurang dari 85%, serta aktivitas belajar pada siklus I
masih dalam kategori cukup aktif.
Karena hasil tindakan pada siklus I belum memenuhi kriteria
keberhasilan pembelajaran, sehingga peneliti bersama teman sejawat dan guru
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk mengetahui
kendala-kendala yang diduga menjadi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran
yang dilaksanakan. Dari hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan pada
siklus I, dilaksanakan penyempurnaan pada siklus II. Tindakan yang dilaksanakan
pada siklus II pada prinsipnya sama seperti siklus I, namun diadakan upaya-upaya
perbaikan terhadap kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I. upaya ini
didiskusikan dulu pada guru kelas dan teman sejawat. Adapun kendala-kendala
dan perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Siswa belum terbiasa dengan
menerapkan konsep dalam pembelajaran PMR, masih ada siswa terlihat bingung
dan tidak bisa menjawab saat guru menanyakan beberapa contoh benda yang
termasuk segiempat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka pada siklus II peneliti memberikan penjelasan yang lebih jelas mengenai
63
56
penerapan pendekatan PMR sehingga siswa dapat mengetahui benda-benda yang
termasuk dalam segiempat pada kehidupan sehari-hari, (2) Siswa masih terlihat
takut mengemukakan pendapat atau pertanyaan baik pada guru maupun pada
teman yang lebih pintar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada siklus II
peneliti lebih memotivasi siswa yang kemampuannya kurang agar bertanya
tentang materi yang diajarkan yang belum dimengerti, sehingga mampu
menjawab pertanyaan dari guru dan teman lainnya, (3) Beberapa siswa yang
kemampuannya kurang, cendrung menunggu temannya yang lebih pintar dalam
mengerjakan soal latihan dalam kelompoknya, untuk mengatasi hal tersebut, maka
pada siklus II peneliti menugaskan pada siswa yang kemampuannya lebih agar
membantu temannya yang belum selesai pada saat mengerjakan soal latihan, (4)
Kerjasama antar siswa belum optimal, dimana ada siswa yang sudah selesai
mengerjakan soal latihan tapi tidak mendiskusikan hasil pekerjaan dengan teman
dalam kelompoknya, ada juga hanya menunggu hasil pekerjaan dari temannya,
untuk mengatasi hal tersebut, maka pada siklus II peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa yang mampu dalam kelompoknya untuk membantu
memberikan penyelesaian pada temannya yang belum mengerti agar mendapatkan
hasil yang optimal di setiap kelompoknya masing-masing, dan (5) Banyak siswa
masih malu untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya, hanya siswa-
siswa tertentu saja yang mau mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya, untuk
mengatasi hal tersebut, maka pada siklus II peneliti berusaha memotivasi siswa,
menunjuk salah satu siswa dari kelompok masing-masing untuk
64
56
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan memberikan nilai tambahan
kepada kelompoknya. Peneliti pada siklus II selalu memberikan arahan-arahan
kepada siswa agar siswa lebih berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mengungkapkan ide yang dimilikinya.
Dari perbaikan tindakan dari siklus I ke siklus II ternyata pada siklus II
diperoleh skor rata-rata aktivitas siswa sebesar “14,16”. Berdasarkan kriteria yang
ditetapkan sebagaimana dijelaskan pada BAB III, aktivitas belajar siswa pada
siklus II sudah memenuhi kriteria suatu pembelajaran dikatakan optimal.
Dari hasil analisis prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus II
bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar
berturut-turut sebesar “69,85”, 69,85%, dan “88,57%”. Jika dibandingkan dengan
analisis data prestasi belajar pada siklus I, maka pada siklus II menunjukkan
terjadinya peningkatan aktivitas prestasi belajar siswa, dimana rata-rata nilai
prestasi belajar siswa meningkat sebesar “5,28” yaitu dari sebesar “64,57” pada
siklus I menjadi sebesar “69,85” pada siklus II, dengan persentase peningkatan
sebesar “8,17%”. Daya Serap meningkat sebesar “5,28%” yaitu dari sebesar
“64,57%” pada siklus I menjadi sebesar “69,85%” pada siklus II, dengan
persentase peningkatan sebesar “8,17%”. Ketuntasan Belajar meningkat sebesar
“11,43%” yaitu dari sebesar “77,14%” pada siklus I menjadi sebesar “88,57%”
pada siklus II, dengan persentase peningkatan sebesar “14,81%”.
Mengacu pada BAB III bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila
aktivitas belajar siswa mencapai katagori “Aktif”. Rata-rata nilai prestasi belajar
65
56
siswa ( X ) ≥ 65; Daya Serap (DS) ≥ 65%; dan Ketuntasan Belajar (KB) ≥ 85%.
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari siklus II, maka pembelajaran pada
siklus II telah optimal karena sudah memenuhi kriteria pembelajaran yang telah
ditetapkan. Oleh karena pembelajaran telah optimal maka penelitian ini dihentikan
sampai pada siklus II.
Berdasarkan hasil PTK ini, maka dapat diketahui dari siklus I sampai
dengan siklus II terlihat bahwa aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang di
tinjau dari rata-rata skor aktivitas siswa dan penggolongannya, rata-rata nilai
prestasi belajar siswa, daya serap siswa, dan ketuntasan belajar siswa sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan . Selain itu terjadi peningkatan
aktivitas dan prestasi belajar dari siklus ke siklus. Sehingga melalui penerapan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran segiempat
cendrung meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
semester Genap tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
pegangan betapa pentingnya penerapan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dalam suatu proses pembelajaran.
66
56
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
67
56
1. Dengan penerapan pendekatan PMR terjadi peningkatan Aktivitas Belajar
Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012 dalam
pembelajaran Segiempat, yaitu dari “Cukup Aktif” pada siklus I menjadi “Aktif”
pada siklus II.
2. Dengan penerapan pendekatan PMR terjadi peningkatan Prestasi Belajar
Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2011/2012 dalam
pembelajaran Segiempat, yaitu peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa,
daya serap, dan ketuntasan belajar dari siklus I ke sikllus II berturut-turut sebesar
“8,58%”, “8,58%”, “9,67%”.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran sebagai
berikut:
1. Dengan berhasilnya peneliti ini, disarankan kepada guru mata pelajaran
matematika di SMP Negeri 1 Abang untuk dapat mempertimbangkan penerapan
pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai alternatif untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
2. Kepada pihak yang bertugas menyusun dan mengembangkan kurikulum mata
pelajaran matematika, diharapkan agar memasukkan model penerapan PMR
khususnya pada pelajaran matematika di sekolah.
3. Kepada peneliti lain, bagi yang memilih model penerapan PMR sebagai upaya
untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, diharapkan untuk
senantiasa melakukan penelitian secara lebih optimal dalam pembelajaran
63
68
56
matematika baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda
sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Depdiknas,2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
69
56
Pustaka.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegerasi Matematika. Jakarta:
Depdiknas.
Dimyati dan Mudjino. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional. Dwinanti, Ni Made Dani. 2009. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel pada Siswa Kelas
VII SMP PGRI 1 Karangasem Tahun Pelajaran 2009/2010.Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Fauzan, Ahmad. 2001. Pengembangan dan Implementasi Prototipe I & II Perangkat Pembelajaran Geometri Untuk Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Pendekatan RME. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito.
. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Johar, Rahmah. 2001. Kontruktivisme atau Realistik?.Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
Laba, I Gede. 2009. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Pembelajaran Operasi Bentuk Aljabar pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Abang Karangasem Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.
65
70
56
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyo, Anton dkk.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Hasil Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Pramiyati, Ni Luh Made, 2011. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD No. 3 Sading Melalui Penerapan PMR dalam
Pembelajaran Operasi Hitung Bilangn Bulat Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi (tidak diterbitkan).Denpasar: FKIP UNMAS
Putra, I Gusti Bagus.2007.Penerapan Pendekatan Matematika Realistik
Berbantuan LKE dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2006/2007.Laporan Penelitian
tidak diterbitkan. Abang: SMP Negeri 1 Abang Karangasem.
Sanjaya, I Gede.1999.Pemberian Komentar pada Jawaban Siswa terhadap Soal-Soal Latihan sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi dan Motivasi
Belajar Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Dua Peubah Bagi Siswa Kelas II Cawu 2 SLTP N 4 Singaraja.Skripsi tidak diterbitkan. Singaraja: STKIP Singaraja.
Shadiq, Fadjar dan Mustajab, Nur Amini.2010.Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suandhi, I Wayan. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.
, 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Inef Melalui PTK. Makalah
disajikan dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Nasional. Gianyar, 13 Maret.
Suherman, H. Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: Edisi Revisi.
71
56
Sulingga, I Gede. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran
Pengenalan Bilangan Pecah sebagai Upaya Meningkatkakan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tista abang Tahun Pelajaran 2009/2010.Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Sunardi. 2001. Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan Realistik.Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education
(RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
Suradi. 2001. Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar (Suatu Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika
Realistik).Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
Tim Penyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Tim Instruktur PKG. 1992. Penilaian. Yogyakarta: Depdikbud
Widnyayanti, Ni Wayan Putu, 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa dalam Pembelajaran Bilangan Bulat dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Culik Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar:
FKIP UNMAS
Yesi Septiana, Ni Luh, 2011. Penerapan Pendekatan PMR Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam pembelajaran Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Pada Siswa Kelas IX B
SMP Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: FKIP UNMAS
Yuwono, Ipung. 2001. RME (Realistic Mathematics Education) dan Hasil Studi
Awal Implementasinya di SLTP.Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Realistic Mathematics Education, FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
.
72
56
70
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegerasi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjino. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dwinanti, Ni Made Dani. 2009. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran
Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel pada Siswa Kelas
VII SMP PGRI 1 Karangasem Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak
diterbitkan. Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Fauzan, Ahmad. 2001. Pengembangan dan Implementasi Prototipe I & II
Perangkat Pembelajaran Geometri Untuk Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Pendekatan RME. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA,
Surabaya, 24 Februari.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito.
. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Johar, Rahmah. 2001. Kontruktivisme atau Realistik?. Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari.
Marpaung, Y. 2001. Prospek RME untuk Pembelajaran Matematika di Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME),FMIPA UNESA, 24 Februari.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
68
Lampiran 01
DAFTAR NAMA SUBYEK PENELITIAN
SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 ABANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NO URUT NIS NAMA SUBJEK
1 9664 I Gede Adi Priadi
2 9665 I Wayan Aditana
3 9666 Ni Kadek Adnyani
4 9667 I Ngurah Ageng Santosa
5 9668 I Komang Agus Astrawan
6 9669 I Komang Agus Wirawan
7 9670 I Made Anga Raditya Kusuma
8 9671 I Gede Ari Parmadi Putra
9 9672 Ni Komang Ayu Indah Sari
10 9673 Ni Kadek Ayu Kresni
11 9674 Ni Kadek Ayu Lestariani
12 9675 Ni Luh Ayu Widiastuti
13 9676 I Made Budi Sanjaya
14 9677 I Kadek Dalbi Suryawan
15 9678 I Wayan De Setiawan
16 9679 I Made Edi Putrawan
17 9680 I Kadek Gunarta
18 9681 Ni Nengah Ita Atiyani
19 9682 I Wayan Juni Widiana
20 9684 Ni Komang Mira Pebriani
21 9685 Ni Kadek Mita Sari
22 9686 Ni Nyoman Muni Juliantari
23 9687 I Komang Putra Yasa
24 9688 I Wayan Putu Brayen
25 9689 I Gede Putu Pasek Edi Gunawan
26 9690 Ni Luh Putu Sukreni
27 9691 I Gede Setiana
28 9692 Ni Komang Sri Utami
29 9693 I Kadek Suarnata
30 9694 I Gede Suartawan
31 9695 Ni Wayan Sudartini
32 9696 I Gede Sugianta
33 9697 I Wayan Sugita
34 9698 Ni Luh Sunika Sari
35 9699 Ni Luh Susi Rahmantari Murti
69
Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 5 Mei 2012 Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Abang
Drs. I Nengah Rai
NIP. 19581231 198803 1 135
70
Lampiran 02
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII E
SMP NEGERI 1 ABANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PADA PRA SIKLUS
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
YA TIDAK
1 I Gede Adi Priadi 60 √
2 I Wayan Aditana 60 √
3 Ni Kadek Adnyani 70 √
4 I Ngurah Ageng Santosa 70 √
5 I Komang Agus Astrawan 55 √
6 I Komang Agus Wirawan 70 √
7 I Made Anga Raditya Kusuma 65 √
8 I Gede Ari Parmadi Putra 70 √
9 Ni Komang Ayu Indah Sari 70 √
10 Ni Kadek Ayu Kresni 65 √
11 Ni Kadek Ayu Lestariani 65 √
12 Ni Luh Ayu Widiastuti 65 √
13 I Made Budi Sanjaya 70 √
14 I Kadek Dalbi Suryawan 60 √
15 I Wayan De Setiawan 65 √
16 I Made Edi Putrawan 70 √
17 I Kadek Gunarta 50 √
18 Ni Nengah Ita Atiyani 65 √
19 I Wayan Juni Widiana 65 √
20 Ni Komang Mira Pebriani 70 √
21 Ni Kadek Mita Sari 70 √
22 Ni Nyoman Muni Juliantari 65 √
23 I Komang Putra Yasa 50 √
24 I Wayan Putu Brayen 45 √
25 I Gede Putu Pasek Edi Gunawan 55 √
26 Ni Luh Putu Sukreni 65 √
27 I Gede Setiana 65 √
28 Ni Komang Sri Utami 70 √
29 I Kadek Suarnata 65 √
30 I Gede Suartawan 55 √
31 Ni Wayan Sudartini 70 √
32 I Gede Sugianta 65 √
33 I Wayan Sugita 50 √
34 Ni Luh Sunika Sari 65 √
35 Ni Luh Susi Rahmantari Murti 65 √
JUMLAH 2220 25 10
71
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 5 Mei 2012
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Abang
Drs. I Nengah Rai
NIP. 19581231 198803 1 135
72
Lampiran 03
Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus
1. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa(𝑿 )
Berdasarkan data pada lampiran 02 diperoleh:
Jumlah nilai siswa (X ) = 2220
Banyak siswa ( N ) = 35
Sehingga skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah:
𝑋 = X
N
= 2220
35
= 63,42
2. Daya Serap (DS)
DS = Rata −rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
Skor Tertinggi Ideal 100%
= 63 ,42
100 100%
= 63,42%
3. Ketuntasan Belajar (KB)
KB =Banyaknya Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥65
Banyaknya Siswa Yang Mengikuti Tes 100%
= 25
35 100%
= 71,42%
Jadi rata-rata nilai prestasi belajar siswa(X) pada pra siklus I adalah ; 63,42; DS
adalah 63,42% dan KB adalah 71,42%. Berdasarkan dengan acuan keberhasilan
pencapaian optimal yaitu (M) ≥ 6,5, Daya Serap (DS) ≥ 65 % , dan Ketuntasan
Belajar (KB) ≥ 85 %.Maka untuk rata-rata nilai, daya serap, dan ketuntasan
73
belajar masih di bawah kriteria standar yang ditentukan, sehingga perlu untuk
dilanjutkan ke siklus berikutnya
Lampiran 04
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN
Siklus Pertemuan
Ke RPP Nomor Waktu
Tanggal
Pelaksanaan
I
I 01 3 x 40 menit 7 Mei 2012
II 02 2x 40 menit 9 Mei 2012
III Tes Siklus I 1 x 40 menit 11 Mei 2012
II
IV 03 3 x 40 menit 14 Mei 2012
V 03 2 x 40 menit 16 Mei 2012
VI Tes Siklus II 1 x 40 menit 18 Mei 2012
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VII E SMPNegeri 1Abang
Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 5 Mei 2012
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Abang
Drs. I Nengah Rai
NIP. 19581231 198803 1 135
74
Lampiran 05
PROGRAM SATUAN PEMBELAJARAN (PSP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Abang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Jumlah Jam Pelajaran : 12 x 40 menit
Banyak Pertemuan : 6 kali pertemuan
I. Standar Kompetensi
Memahami konsep segiempat serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar
Mengindentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang
Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah
Materi Pokok
Segiempat
Sub Materi Pokok
1. Menggunakan lingkungan untuk mendiskusikan pengertian
jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya
2. Mendiskusikan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi, dan
sudutnya 3. Menemukan rumus keliling dan luas bangun segiempat dengan cara
mengukur panjang sisinya 4. Menemukan luas jajargenjang, trapesium, layang-layang, dan belah
ketupat dengan menggunakan luas segitiga dan luas persegi atau
persegi panjang 5. Menggunakan rumus keliling dan luas bangun segiempat untuk
menyelesaikan masalah
Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajar genjang,
trapesium, belah ketupat, dan layang-layang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi, dan
sudutnya
3. Menurunkan rumus keliling bangun segiempat
4. Menurunkan rumus luas bangun segiempat
5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun segiempat.
75
III. Tabel Program
Siklus Pertemuan
ke- RPP Nomor Indikator
Sub Materi
pokok
Waktu
(menit)
I I 01 1 1 2 x 40
II 01 2 2 2 x 40
III Tes Siklus I 1, 2 1 1 x 40
II I 02 3, 4 2 2 x 40
II 02 5 2 3 x40
III Tes Siklus II 3, 4, 5 2 2 x 40
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VII E SMP Negeri 1Abang
Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 5 Mei 2012
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Abang
Drs. I Nengah Rai NIP. 19581231 198803 1 135
76
Lampiran 06
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
(RPP - 01)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Abang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ 2
Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi:
Memahami konsep segi empat serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah ketupat dan layang-layang
C. Indikator :
Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah ketupat dan layang-layang menurut sifatnya
Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium,
jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang menurut sifatnya
2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari
diagonal,sisidan sudutnya
E. Materi pembelajaran :
Persegi panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang memiliki empat sisi, dengan
sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang serta memiliki empat sudut siku-siku.
Sifat-sifat persegipanjang antara lain: a. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sejajar
dan sama panjang
b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku
c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua
sama besar
d. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara
Persegi
77
Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama
panjang dan empat sudut siku-siku. Sifat-sifat persegi diantaranya: a. Semua sifat persegi panjang merup[akan sifat persegi
b. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara
c. Semua sisi persegi adalah sama panjang
d. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
e. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang
membentuk sudut siku-siku
Jajar Genjang
Jajar genjang adalah bangun segi empat yang dibentuk dari satu segitiga dan bayangannya yang diputar setengah putaran (180o) pada titik tengah salah satu sisinya.
Sifat-sifat jajar genjang, antara lain: a. Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajar genjang sama, panjang
dan sejajar
b. Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar
c. Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap jajar
genjang adalah 180o
d. Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua
sama panjang.
Trapesium
Trapesium adalah bangun segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi-sisi yang berhadapan sejajar.Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180o.
Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun segi empat yang dibentuk dari gabungan
segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya. Sifat-sifat belah ketupat diantaranya:
a. Semua sisi pada belah ketupat sama panjang
b. Kedua diagonal pada belah ketupat merupakan sumbu simetri
c. Kedua diagonal belah ketupat saling membagi sama panjang dan
saling berpotongan tegak lurus.
d. Pada setiap belah ketupat, sudut-sudut yang saling berhadapan sama
besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
Layang-Layang
Layang- layang adalah segi empat yang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
Sifat –sifat layang- layang: a. Masing-masing sepasang sisinya sama panjang
78
b. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar
c. Salah satu diagonalnya memiliki sumbu simetri
d. Salah satu diagonal laying- layang membagi diagonal lainnya menjadi
dua bagian yang sama panjang dan kedua diagonal itu saling tegak
lurus.
F. Metode Pembelajaran :
Diskusi Kelompok, Tanya jawab
G. Langkah-langkah Kegiatan :
BAGIAN KEGIATAN GURU/SISWA WAKTU
Pendahuluan
o Guru memeriksa kelengkapan belajar siswa yang selanjutnya siswa menunjukan kepada guru.
o Guru mengabsen siswa o Guru menyampaikan materi yang akan dibahas dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Apersepsi : o Guru mengingatkan kembali materi pelajaran
sebelumnya
Motivasi : o Guru menekankan pada peserta didik, jika materi ini
dikuasai dengan baik maka akan dapat membantu siswa sebagai dasar pengetahuan materi berikutnya dan juga dapat membantu menyelesaikan masalah sehari-hari.
15 menit
Kegiatan Inti
o Guru mengelompokkan siswa menjadi beberap siswa yang beranggotakan 4-5 orang siswa.
o Siswa diminta mengumpulkan benda-benda yang berbentuk persegi panjang, persegi, trapezium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang.
o Guru meminta dan selanjutnya membimbing setiap kelompok belajar untuk mendiskusikan hubungan antara sisi-sisi dan sudut-sudut dari tiap bangun tersebut sehingga dapat diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat masing-masing bangun datar tersebut.
o Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
o Secara klasikal dan tanya jawab guru membahas hasil kerja siswa dengan pembahasan mengacu pada temuan-temuan tiap kelompok tentang pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
85 menit
79
o Untuk melatih daya nalar siswa, guru membimbing siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan.
o Guru bersama-sama dengan siswa membahas soal-soal yang dikerjakan dan siswa melakukan perbaikan-perbaikan terhadap jawaban yang salah
o Guru melakukan evaluasi proses terhadap kegiatan siswa tentang materi yang dibahas.
o Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
o Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan penutup
o Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman
o Siswa dan guru melakukan refleksi tentang proses pembelajaran
o Guru memberikan kuis.
20 menit
H. Alat dan Sumber
Sumber : - Buku Paket yaitu Buku Matematika BSE jilid 1
- LKS Cermat
I. Penilaian :
Teknik : tes tertulis
Bentuk : tes uraian Contoh instrumen
1. Lihatlah benda-benda di ruang kelasmu!
a. Benda manakah yang berbentuk persegi?
b. Pakah panjang semua sisi persegi sama panjang?
c. Apakah kedua diagonalnya saling tegak lurus?
Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas VII E SMP Negeri 1Abang
Ni Putu Ayu Suartini, S. Pd NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 5 Mei 2012
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
80
Lampiran 07
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
(LKS I - 01)
Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
Sub Materi Pokok Waktu
: : :
: :
Matematika VII/II Bangun Datar
Segiempat 40 Menit
A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu.
2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap.
B. Soal
1. Dino akan memasang sebuah lukisan yang berukuran panjang 6 cm dan lebar 3
cm, namun Dino memerlukan sebuah bingkai berbentuk persegi panjang seperti gambar dibawah ini :
a. Berikanlah nama untuk masing – masing titik sudut dari bingkai Dino!
b. Tentukan 2 pasang sisi yang sejajar dari bingkai Dino! c. Tentukan ukuran masing – masing sudut dari bingkai Dino!
2. Ayah membeli sebuah komputer yang layarnya berukuran persegi seperti tampak pada gambar dibawah ini :
a. Berikanlah nama untuk masing – masing titik sudut pada layar komputer
Ayah! b. Apakah semua sisi dari layar komputer ayah sejajar?
81
c. Tentukan ukuran masing – masing sudut dari layar komputer ayah!
3. Perhatikan gambar layang - layang di bawah ini :
Benar atau salahkah pernyataan-pernyataan berikut ini? a. ………. Inu membuat layang-layang dimana dibentuk dari gabungan
segitiga tumpul dan hasil pencerminannya terhadap salah satu sisi segitiga tersebut.
b. ……...... Layang- layang Inu mempunyai dua pasang sisi yang sejajar.
c. ………. Layang- layang Inu mempunyai sebuah sumbu simetri. d. ……….. Jumlah ukuran keempat sudut dalam layang- layang Inu adalah
360o. e. ………..Jumlah ukuran dua sudut yang berhadapan dari layang – layang
yang dibuat Inu adalah180.
-------------------- Selamat Bekerja -------------------
82
Lampiran 08
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
(LKS I - 01)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok
Waktu
:
: : :
:
Matematika
VII/II Bangun Datar Segiempat
40 enit
A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu. 2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat
memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap. B. Soal
1. Dino akan memasang sebuah lukisan yang berukuran panjang 6 cm dan lebar 3 cm, namun Dino memerlukan sebuah bingkai berbentuk persegi panjang
seperti gambar dibawah ini :
f. Nama untuk masing – masing titik sudut untuk bingkai Dino misalnya sudut K, sudut L, sudut M, sudut N
g. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar adalah sisi KL dengan sisi MN dan sisi KN dengan sisi LM
h. Ukuran K = ukuran L= ukuran M= ukuran N =90o
2. Ayah membeli sebuah komputer yang layarnya berukuran persegi seperti
tampak pada gambar dibawah ini :
a. Nama untuk masing – masing titik sudut pada layar komputer Ayah
misalnya sudut A, sudut B, sudut C, dan sudut D
b. Semua sisi dari layar computer ayah adalah sejajar dan sama panjang
c. Ukuran A = ukuran B= ukuran C= ukuran D =90o
83
3. Perhatikan gambar di bawah ini :
Benar atau salahkah pernyataan-pernyataan berikut ini? a. SALAH a.Inu membuat layang- layang dimana dibentuk dari gabungan
segitiga tumpul dan hasil pencerminannya terhadap salah satu sisi segitiga tersebut.
b. BENAR b. Layang- layang Inu mempunyai dua pasang sisi yang sejajar. c. BENAR c. Layang- layang Inu mempunyai sebuah sumbu simetri. i. BENAR d. Jumlah ukuran keempat sudut dalam layang- layang Inu adalah
360o. j. SALAHe. Jumlah ukuran dua sudut yang berhadapan dari layang – layang
yang dibuat Inu adalah180.
-------------------- Selamat Bekerja ------------------
84
Lampiran 09
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS I - 02)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok
Waktu
:
: : :
:
Matematika
VII/II Bangun Datar Segiempat
40 enit
A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu. 2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat
memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap. B. Soal
1. Seorang tukang kayu membuat sebuah meja berbentuk trapesium sama kaki seperti tampak pada gambar di bawah ini. Bagaimana sebuah meja tersebut
dikatakan trapesium sama kaki?
2. Perhatikan gambar berikut :
Nyatakanlah benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut dikaitkan dengan
gambar diatas! . ……… a. Sisi-sisi yang berhadapan pada belahketupatsejajar. ………… b. Ukuran semua sudut belahketupat sama.
………… c. Ukuran sisi-sisi belahketupat sama panjang. ………… d. Ukuran sisi-sisi yang berhadapan dari suatubelahketupat sama
panjang
85
3. Perhatikan gambar dibawah ini :
Apakah semua sisi sejajar pada jajaran genjangsama panjang seperti tampak pada gambar anyaman diatas?
-------------------- Selamat Bekerja --------------
86
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
(LKS I - 02)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok
Waktu
:
: : :
:
Matematika
VII/II Bangun Datar Segiempat
40 enit
A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu. 2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat
memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap. B. Soal
1. Seorang tukang kayu membuat sebuah meja berbentuk trapesium sama kaki seperti tampak pada gambar di bawah ini. Bagaimana sebuah meja tersebut
dikatakan trapesium sama kaki?
Suatu trapesium dikatakan trapesium sama kaki apabila memiliki dua sisi sama
panjang dan bukan merupakan sisi sejajar.
2. Perhatikan gambar berikut :
Nyatakanlah benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut dikaitkan dengan gambar diatas!
87
BENARa. Sisi-sisi yang berhadapan pada belahketupatsejajar. SALAH b. Ukuran semua sudut belahketupat sama. BENARc. Ukuran sisi-sisi belahketupat sama panjang.
BENAR d. Ukuran sisi-sisi yang berhadapan dari suatubelahketupat sama panjang
3. Perhatikan gambar dibawah ini :
Apakah semua sisi sejajar pada jajaran genjang sama panjang seperti tampak pada gambar anyaman diatas?
Semua sisi sejajar pada jajaran genjang seperti tampak pada gambar anyaman diatas adalah sama panjang.
-------------------- Selamat Bekerja ------------------
88
Lampiran 11
PENGEMBANGAN TES PRESTASI BELAJAR SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 1 Abang Kelas/Semester : VII/II
Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Datar Sub. Materi Pokok : Segiempat
I. Standar Kompetensi
Memahami konsep segi empat serta menentukan ukurannya II. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah ketupat dan layang-layang
III. Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah ketupat dan layang-layang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya
IV. Materi Pokok
Bangun Datar
V. Sub. Materi Pokok
Segiempat
VI. Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Siklus I
Nomor
Item Tes Nomor
Indikator
Ranah Kognitif
C1 C2 C3
1 1 √ - -
2 2 √ - -
3 2 √ - -
4 2 √ - -
5 2 √ - -
6 1 - - √
7 1 - - √
8 1 - - √
9 1 - √ -
10 1 - √ -
89
Keterangan:
C1 : ingatan C2 : pemahamans C3 : aplikasi
Dengan rasio C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30%
VII. Teknik Penskoran
1. Penskoran Tes Pilihan Ganda
Untuk tes objektif setiap soal dijawab benar mendapat skor 5, jika salah
mendapat skor 0. 2. Penskoran Jenis Tes Melengkapi
Penskoran tes uraian didasarkan pada beberapa aspek seperti yang nampak pada tabel berikut ini:
No Modul Jawaban Siswa Skor
1. Tidak menjawab sama sekali 0
2. Konsep menjawab salah tapi jawaban benar 1 3. Konsep menjawab benar tapi jawaban salah 2
4. Konsep menjawab benar dan jawaban benar 5
Menentukan skor individu (x) yang diperoleh peserta tes dilakukan dengan mencari rata-rata skor tes objektif dan tes uraian sebagai berikut:
Keterangan:
x = jika soal benar pada tes objektif mendapat skor 2, dengan skor maksimal adalah 20 dan skor minimal adalah 0. x = jika soal benar pada tes uraian, skor maksimal adalah 25 dan skor minimal
adalah 0. Maka dapat dicari rata-rata skor tes objektif dan tes uraian sebagai berikut:
X = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐣𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 + 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐮𝐫𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐣𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 + 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐮𝐫𝐚𝐢𝐚𝐧 100 %
Contoh:
Seorang siswa mendapatkan skor 18 untuk tes objektif dan skor 18 untuk
tes uraian, maka skor yang diperoleh siswa tersebut adalah:
Jawab:
X = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐣𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 + 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐮𝐫𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐣𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 + 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐬 𝐮𝐫𝐚𝐢𝐚𝐧 100 %
90
X = 18 +18
20 +25100%
X = 36
45× 100%
X = 80
91
Lampiran 12
TES AKHIR SIKLUS I
Mata Pelajaran
Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok
Waktu
:
: : :
:
Matematika
VII/II Bangun Datar Segiempat
40 enit
A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu. 2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat
memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap. B. Soal
Tes Objektif
1. Perhatikan gambar berikut :
Ibu memiliki tas yang berbentuk trapesium seperti tampak pada gambar diatas,
pernyataan yang benar adalah …. a. Trapesium adalah suatu segiempat dengan secara tepatsatu pasang sisi sejajar
b. Trapesium samasisi di mana sisi yang tidak sejajaradalah kongruen c. Trapesium adalah suatu segiempat dengan secara tepatsatu pasang sisi tidak
sejajar
d. Sisi-sisi sejajar dari suatu trapesium disebut alas daritrapesium itu
2. Perhatikan gambar berikut ;
Pada gambar diatas tampak sebuah kerajinan yang mana sisinya berbentuk jajaran genjang dan semua sisinya kongruen adalah ….
a. Suatu persegipanjang
92
b. Suatu belahketupat
c. Suatu layang- layang d. Suatu persegi
3. Manakah yang salah dari pernyataan-pernyatan berikut: a. Suatu jajargenjang dengan semua sisi-sisinyakongruen adalah suatu
persegipanjang b. Suatu segiempat dengan tepat satu pasang sisi sejajaradalah suatu trapesium c. Suatu persegipanjang adalah suatu jajargenjangdengan empat sudut siku-siku
d. Belahketupat adalah suatu jajargenjang dengan semuasisinya sama
4. Pertanyaan yang benar adalah .... a. Alas dari suatu trapesium adalah sisi-sisinya yangtidak sejajar b. Diagonal-diagonal dari suatu belahketupat adalahkongruen
c. Alas dari suatu trapesium adalah sisi-sisinya yangsejajar d. Suatu jajargenjang dengan sisi-sisinya kongruenadalah suatu persegi
panjang
5. Pernyataan yang benar adalah ....
a. Suatu jajargenjang yang diagonal-diagonalnya saling membagi dan tegak lurus adalah suatu belahketupatatau suatu persegi
b. Suatu jajargenjang yang diagonal-diagonalnya saling membagi dan tegak lurus adalah suatu belahketupatdan persegi
c. Setiap belah ketupat adalah juga suatu layang-layang
d. Setiap jajargenjang adalah suatu persegipanjang
Tes Essay
Lengkapilah masing-masing pernyataan.Gunakan kata-kata jajargenjang, persegipanjang,belahketupat, atau persegi sesuai gambar seperti dibawah ini :
1. Setiap persegipanjang adalah juga suatu ... 2. Setiap belahketupat adalah juga suatu ... 3. Setiap persegi adalah juga suatu ..., suatu, ..., dan suatu ...
4. Suatu jajargenjang dengan diagonal-diagonal kongruen adalah suatu ..., atau suatu ...
93
5. Suatu jajargenjang dengan diagonal-diagonal yang saling
tegaklurusadalah suatu ..., atau suatu …
-------------------- Selamat Bekerja ----------------
Lampiran 13
94
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I
Mata Pelajaran Kelas/Semester
Materi Pokok Sub Materi Pokok
Waktu
: :
: :
:
Matematika VII/II
Bangun Datar Segiempat
40 menit A. Petunjuk
1. Kerjakan soal- soal berikut secara individu. 2. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan teman sehingga dapat
memberikan jawaban yang jelas, benar dan lengkap. B. Soal
Tes Objektif
1. c. 2. b.
3. d. 4. c.
5. a.
Tes Essay
1. Jajargenjang
2. Jajargenjang
3. Persegipanjang, Belahketupat, jajargenjang
4. Persegi, persegipanjang
5. Belahketupat, persegi.
-------------------- Selamat Bekerja ------------------
Lampiran 14
95
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
NO INDIKATOR
1 Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran
Deskriptornya:
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru b. Siswa tidak mengerjakan pelajaran lain
c. Siswa spontan bekerja apabila diberikan tugas d. Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas
2 Interaksi siswa dengan guru
Deskriptornya:
a. Siswa bertanya kepada guru
b. Siswa menjawab pertanyaan guru c. Siswa memanfaatkan guru sebagai nara sumber
d. Siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator
3 Interaksi siswa dengan siswa lain
Deskriptornya:
a. Siswa bertanya dengan teman satu kelompok b. Siswa menjawab pertanyaan teman satu kelompok
c. Siswa bertanya kepada temannya di kelompok lain d. Siswa menjawab pertanyaan temannya di kelompok lain
4 Kerjasama kelompok
Deskriptornya:
a. Siswa membantu teman dalam kelompok yang menghadapi masalah b. Siswa meminta bantuan kepada teman jika menghadapi masalah c. Siswa mencocokkan jawaban/ konsepsinya dalam satu kelompok
d. Adanya pembagian tugas
5 Aktivitas belajar siswa dalam kelompok
Deskriptornya:
a. Siswa mengemukakan pendapatnya
b. Siswa menanggapi pertanyaan/pendapat teman sejawat c. Siswa mengerjakan tugas kelompok d. Siswa menjelaskan pendapat/pekerjaannya
6 Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan
Deskriptornya:
a. Siswa mengancungkan tangan untuk ikut menyimpulkan b. Siswa merespon pertanyaan (kesimpulan) temannya c. Siswa menyempurnakan kesimpulan yang dinyatakan oleh
temannya d. Siswa menghargai pendapat temannya
99
Lampiran 15
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I
Sekolah : SMP Negeri 1 AbangKelas : VIIII EHari/ Tanggal : 7 Mei 2012Obsever : 1. Ni Putu Ayu Suartini , S.Pd
2. I Ketut Pice
Nama Siswa
Indikator / DeskriptorSkor1 2 3 4 5 6
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d1 Priadi 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 112 Aditana 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 93 Adnyani 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 114 Santosa 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 95 Astrawan 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 96 Wirawan 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 107 Kusuma 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 98 Parmadi 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 119 Indah Sari 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11
10 Kresni 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 911 Lestariani 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1012 Widiastuti 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1013 Sanjaya 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 814 Suryawan 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1215 Setiawan 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 816 Putrawan 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 917 Gunarta 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1318 Atiyani 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1219 Widiani 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1020 Pebriani 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1321 Mita Sari 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 822 Juliantari 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 723 Putu Yasa 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1624 Brayen 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 825 Gunawan 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 826 Sukreni 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1127 Setiana 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1128 Sri Utami 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 829 Suarnata 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1730 Suartawan 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0### 1 0 0 1 0 1 1131 Sudartini 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 932 Sugianta 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1033 Sugita 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1034 Sunika 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1035 Rahmantari 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 12
JUMLAH SKOR 360
No Absen
100
######################################################################## #REF!Keterangan lihat pada lampiran 14
Observer I Observer II
Ni Putu Ayu Suartini, S.Pd I Ketut PicaNIP. 19840913 200802 2 001 NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1230
MengetahuiPeneliti Kepaa SMP Negeri 1 Abang
Ni Putu Eka Mujiantarini Drs. I Nengah RaiNPM. 08.8.03.51.30.1.5.1228 NIP. 19581231 198803 1 135
a b c d a b c d a b c d a b c d a b0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#REF! ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ###
#REF!
c d a b c d0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0
### ### ### ### ### ###
101
Lampiran 16
Sekolah : SMP Negeri 1 AbangKelas : VIIII EHari/ Tanggal : 9 Mei 2012Obsever : 1. Ni Putu Ayu Suartini , S.Pd
2. I Ketut Pica
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d1 Priadi 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13 02 Aditana 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 11 03 Adnyani 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 11 04 Santosa 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 10 05 Astrawan 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 12 06 Wirawan 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 11 07 Kusuma 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 11 08 Parmadi 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 11 09 Indah Sari 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 0
10 Kresni 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 10 011 Lestariani 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 10 012 Widiastuti 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10 013 Sanjaya 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 11 014 Suryawan 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 13 015 Setiawan 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10 016 Putrawan 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 12 017 Gunarta 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 14 018 Atiyani 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 12 019 Widiani 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 020 Pebriani 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 14 021 Mita Sari 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 15 022 Juliantari 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15 023 Putu Yasa 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 16 024 Brayen 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 12 025 Gunawan 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 14 026 Sukreni 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 11 027 Setiana 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 12 028 Sri Utami 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13 029 Suarnata 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17 030 Suartawan 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 13 031 Sudartini 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 13 032 Sugianta 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 12 033 Sugita 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 10 034 Sunika 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 12 035 Rahmantari 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 16 0
428 #REF!JUMLAH SKOR
6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II
Nama SiswaIndikator / Deskriptor
Skor1 2 3 4 5No Absen
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 102Keterangan lihat pada lampiran 14
#REF!
NIP. 19720715 199412 2 003
Observer I Observer II
Ni Putu Ayu Suartini, S.Pd I Ketut PicaNIP. 19840913 200802 2 001 NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1230
MengetahuiKepaa SMP Negeri 1 Abang
Ni Putu Eka Mujiantarini Drs. I Nengah RaiNPM. 08.8.03.51.30.1.5.1228 NIP. 19581231 198803 1 135
Peneliti
103
Lampiran 17
Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I
1. Pertemuan Pertama
Berdasarkan lampiran 15, yaitu hasil observasi aktivitas belajar siswa pada
siklus I pertemuan pertama,diperoleh
Jumlah skor aktivitas belajar siswa = A = 360
Banyaknya siswa yang diamati = N = 35 orang Sehingga rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama pada
siklus I adalah
28,10
35
360
11
N
AA
2. PertemuanKedua
Berdasarkanlampiran 16, yaituhasilobservasiaktivitasbelajarsiswapadasiklus I pertemuankedua,diperoleh
Jumlah skor aktivitas belajar siswa = A = 428
Banyaknya siswa yang diamati = N = 35 orang Sehingga rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua pada siklus I
adalah
22,12
35
428
12
N
AA
3. Rata-Rata Skor Ativitas Belajar Siswa pada Siklus I
2
12111
AAA
2
22,1228,10
25,11
2
5,22
Berpedoman pada penggolongan aktivitas belajar siswa sebagaimana dijelaskan pada teknik analisis data aktivitas belajar siswa (pada Bab III hal 41-43)maka
aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong “cukup aktif” yaitu 10 ≤ A< 14.
101
Lampiran 18
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII E
SMP NEGERI 1 ABANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PADA SIKLUS I
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
YA TIDAK
1 I GedeAdiPriadi 60 √
2 I WayanAditana 65 √
3 Ni KadekAdnyani 70 √
4 I NgurahAgengSantosa 70 √
5 I KomangAgusAstrawan 60 √
6 I KomangAgusWirawan 70 √
7 I Made AngaRadityaKusuma 65 √
8 I Gede Ari Parmadi Putra 70 √
9 Ni KomangAyu Indah Sari 70 √
10 Ni KadekAyuKresni 65 √
11 Ni KadekAyuLestariani 65 √
12 Ni LuhAyuWidiastuti 65 √
13 I Made Budi Sanjaya 70 √
14 I KadekDalbiSuryawan 65 √
15 I Wayan De Setiawan 65 √
16 I Made Edi Putrawan 70 √
17 I KadekGunarta 55 √
18 Ni NengahItaAtiyani 65 √
19 I WayanJuniWidiana 65 √
20 Ni Komang Mira Pebriani 70 √
21 Ni KadekMita Sari 70 √
22 Ni Nyoman Muni Juliantari 65 √
23 I Komang Putra Yasa 55 √
24 I WayanPutuBrayen 50 √
25 I GedePutuPasek Edi Gunawan 55 √
26 Ni LuhPutuSukreni 65 √
27 I GedeSetiana 65 √
28 Ni Komang Sri Utami 70 √
29 I KadekSuarnata 65 √
30 I GedeSuartawan 60 √
31 Ni WayanSudartini 70 √
32 I GedeSugianta 65 √
33 I Wayan Sugita 55 √
34 Ni LuhSunika Sari 65 √
35 Ni Luh Susi RahmantariMurti 65 √
JUMLAH 2260 27 8
102
Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII E SMP Negeri 1 Abang
Ni PutuAyuSuartini, S. Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Abang, 12 Mei 2012 Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM.08.8.03.51.30.1.5.1228
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Abang
Drs. I NengahRai
NIP. 19581231 198803 1 135
103
Lampiran 19
Analisis Data PrestasiBelajarSiswaPadaSiklus I
1. Rata-Rata NilaiPrestasiBelajarSiswa(𝑿 )
Berdasarkan data padalampiran 18diperoleh:
Jumlahnilaisiswa (X ) = 2260
Banyaksiswa( N ) = 35
Sehingga skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah:
𝑋 = X
N
= 2260
35
= 64,57
2. DayaSerap (DS)
DS1 = X
Skor Tertinggi Ideal 100%
= 64 ,57
100 100%
= 64,57%
3. KetuntasanBelajar (KB)
KB1 =Banyaknya Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥65
Banyaknya Siswa Yang Mengikuti Tes 100%
= 27
35 100%
= 77,14%
Jadi rata-rata nilaiprestasibelajarsiswa(𝑥 ) pada siklus I adalah 64,57; DS
adalah 64,57% dan KB adalah 77,14%. Berdasarkan dengan acuan keberhasilan
pencapaian optimal yaitu (𝑥 ) ≥ 65, Daya Serap (DS) ≥ 65 % , dan Ketuntasan
Belajar (KB) ≥ 85 % maka pembelajaran Siklus I belum dikatakan optimal.
Sehingga dilanjutkan ke Siklus II.
107
Lampiran 20
CATATAN LAPANGAN PADA SIKLUS I
(PADA PERTEMUAN I DAN II)
1. Pertemuan Pertama
a. Observer I
1) Peneliti masih terlihat tegang pertama kali masuk kelas
2) Peneliti kurang menguasai materi yang akan diajarkan
3) Peneliti kurang mengadakan interaksi dengan siswa
b. Observer II
1) Siswa belum bisa beradaptasi dengan pengajaran dari guru baru (peneliti)
2) Peneliti masih terlihat grogi dari pertama masuk kelas
3) Penguasaan materi dari peneliti masih sangat kurang
2. Pertemuan Kedua
a. Observer I
1) Peneliti sudah mulai terlihat ada interaksi dengan siswa dalam
penyampaian materi
2) Namun siswa belum terbiasa dengan menerapkan konsep pembelajaran
PMR
3) Banyak siswa masih malu untuk mempersentasikan hasil pekerjaannya
b. Observer II
1) Peneliti sudah menerapkan konsep pembelajaran PMR sehingga sudah
sesuai dengan pendekatan yang diterapkan peneliti dalam penelitian ini
2) Siswa masih terlihat takut mengemukakan pendapat atau pertanyaan
3) Beberapa siswa yang kemampuannya kurang, cendrung menunggu
temannya yang lebih pintar dalam mengerjakan soal latihan
Observer I
Ni Putu Ayu Suartini, S.Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Observer II
I Ketut Pice
NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1230
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1228
107
144
Lampiran 34
CATATAN LAPANGAN PADA SIKLUS II
(PADA PERTEMUAN I DAN II)
1. Pertemuan Pertama
a. Observer I
1) Peneliti sudah menyampaikan materi sesuai pendekatan yang diterapkan
2) Siswa mash ada yang kurang berani mempresentasikan hasil pekerjaanya
b. Observer II
1) Siswa masih ada yang kurang konsentrasi saat pembelajaran berlangsung
2. Pertemuan Kedua
a. Observer I
1) Siswa sudah mulai aktif
2) Siswa sudah mulai memahami pembelajaran dengan penerapan
pendekatan PMR
b. Observer II
1) Siswa sudah tampak aktif di kelas
2) Siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran
Observer I
Ni Putu Ayu Suartini, S.Pd
NIP. 19840913 200802 2 001
Observer II
I Ketut Pice
NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1230
Peneliti
Ni Putu Eka Mujiantarini
NPM. 08.8.03.51.30.1.5.1228
145
Lampiran 35
Perhitungan Data Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Aktivitas Belajar
Siswa dari Siklus I ke Siklus II
Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I
ke Siklus II
Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus
II (lampiran 17 dan lampiran 31), diperoleh:
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I = X 1 = 11,25
Rata -rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II = X 2 = 14,16
Sehingga persentase peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I
ke siklus II adalah X 1 - 2, dimana:
%8,25
%100258,0
%10025,11
91,2
%10025,11
25,1116,14
%1001
1221
X
XXX
146
Lampiran 36
PERHITUNGAN PERSENTASE PENINGKATAN RATA-RATA NILAI
PRESTASI BELAJAR SISWA DARI PRA SIKLUS KE SIKLUS I DAN
DARI SIKLUS I KE SIKLUS II
Dari analisis data prestasi belajar siswa pada pra siklus (Lampiran 03),
siklus I (Lampiran 19) dan siklus II (Lampiran 33), maka diperoleh persentase
peningkatan prestasi belajar siswa yaitu sebagai berikut:
1. Persentase Peningkatan Prestasi Belajar dari Pra Siklus ke Siklus I
a. Persentase Peningkatan Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
%81,1
%10042,63
15,1
%10042,63
42,6357,64
%1000
01
X
XX
b. Persentase Peningkatan Daya Serap (DS)
%81,1
%10042,63
15,1
%10042,63
42,6357,64
%1000
01
DS
DSDS
c. Prsentase Peningkatan Ketuntasan Belajar (KB)
%00,8
%10042,71
72,5
%100%42,71
%42,71%14,77
%1000
01
KB
KBKB
147
3. Persentase Peningkatan Prestasi Belajar dari Siklus I ke Siklus II
a. Persentase Peningkatan Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
%17,8
%10057,64
28,5
%10057,64
57,6485,69
%1001
12
X
XX
b. Persentase Peningkatan Daya Serap (DS)
%17,8
%10057,64
28,5
%10057,64
57,6485,69
%1001
12
DS
DSDS
c. Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar (KB)
%81,14
%10014,77
43,11
%100%14,77
%14,77%57,88
%1001
12
KB
KBKB
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Status : TERAKREDITASI
Sekretariat : Jln. Kamboja, No. 11A Denpasar – Bali
Tlp./Fax : (0361) 240985 / (0361) 240985
E – Mail : [email protected]
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Ni Putu Eka Mujiantarini Tempat/tanggal lahir : Ngis Kelod / 02 Februari 1990
NPM : 08.8.03.51.30.1.5.1228 Program Studi : Pendidikan Matematika Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PTS : Universitas Mahasaraswati Denpasar
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis berupa skripsi ini yang berjudul “Penerapan Pendekatan PMR sebagai Upaya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Segiempat pada siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah memang benar asli karya tulis saya
sendiri, dan sama sekali bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain yang saya akui
sebagai karya tulis sendiri. Apabila ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dengan tidak melibatkan lembaga FKIP Unmas
Denpasar.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
Ni Putu Eka Mujiantarini