penggunaan pasta gigi herbal daun sirih lebih...
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN PASTA GIGI HERBAL DAUN SIRIH LEBIH MENURUNKAN
AKUMULASI PLAK GIGI DARIPADA PASTA GIGI NON HERBAL FLOURIDE
PADA SISWA KELAS VIII SMPK 1 HARAPAN DENPASAR
Putu Isa Cahyanti
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.009
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2014
ii
PENGGUNAAN PASTA GIGI HERBAL DAUN SIRIH LEBIH
MENURUNKAN AKUMULASI PLAK GIGI DARIPADA PASTA GIGI
NON HERBAL FLOURIDE PADA
SISWA KELAS VIII SMPK 1 HARAPAN DENPASAR
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Oleh :
Putu Isa Cahyanti
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.009
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
drg. Dwis Syahriel, M.Kes.,Sp.Perio.,FISID
NPK : 19600413 199203 1 001
drg. Dwis Syahriel, M.Kes.,Sp.Perio.,FISID
NPK : 19600413 199203 1 001
Pembimbing II
drg. I Pt Yudhi Astaguna W., M.Biomed
NPK : 826 794 201
drg. I Pt Yudhi Astaguna W., M.Biomed
NPK : 826 794 201
iii
Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara
pembuatan skripsi dengan judul :
“PENGGUNAAN PASTA GIGI HERBAL DAUN SIRIH LEBIH
MENURUNKAN AKUMULASI PLAK GIGI DARIPADA PASTA GIGI NON
HERBAL FLOURIDE PADASISWA KELAS VIII SMPK 1 HARAPAN
DENPASAR” yang telah dipertanggungjawabkan oleh calon sarjana yang
bersangkutan pada tanggal 26 Februari 2014
Atas nama Tim Penguji Skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.
Denpasar, 19 Februari 2014
Tim Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Ketua,
drg. Dwis Syahriel, M.Kes.,Sp.Perio.,FISID
NPK : 19600413 199203 1 001
Anggota : Tanda tangan
1. drg. I Pt Yudhi Astaguna W., M.Biomed
1...........................
NPK : 826 794 201
2. drg. Hervina 2...........................
NPK : 828 307 369
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
drg. Putu Ayu Mahendri Kusumawati, M.Kes, FISID
NPK. 19590512 198903 2 001
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Penggunaan Pasta Gigi Herbal Daun Sirih Lebih
Menurunkan Akumulasi Plak Gigi daripada Pasta Gigi Non Herbal Flouride Pada
Siswa Kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar” dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan penulis untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar. Skripsi ini juga merupakan kesempatan
berharga untuk dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah yang diharapkan penulis
bermanfaat di bidang kedokteran gigi.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang
begitu besar dari banyak pihak. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada orang tua tercinta, I Ketut Pastika Putra Jaya, S.Sos dan Ni Nengah
Sudarning, SE atas segala perhatian, dukungan spiritual maupun material yang
telah diberikan kepada penulis, juga kepada kakak dan adik penulis, Putu Tika
Virginiya dan Gede Nengah Osa Jayadiningrat, serta suami tercinta Putu Gede
Karisma yang telah memberikan motivasi yang besar kepada penulis dan
mengingatkan agar skripsi ini selesai tepat waktu.
1. drg. Dwis Syahriel, M.Kes, Sp.Perio. selaku pembimbing I, drg. I Pt Yudhi
Astaguna W., M.Biomed selaku pembimbing II, dan drg. Hervina selaku
penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji serta
memberikan koreksi dan masukan kepada penulis.
v
2. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dan
seluruf staf dosen.
3. Sahabat-sahabat tercinta Resti, Gek Sri, Dwita, Eri, Tika, Ista, Ayuk, Cok In,
Gung Gek yang telah memberikan dukungan, semangat dan telah membantu
penulis dalam terselenggaranya penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh teman-teman Cranter 2010 Fakultas Kedokteran Gigi yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam menulis skripsi ini, serta seluruh
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan skripsi
ini, untuk itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.
Denpasar, Februari 2014
Penulis
viii
PENGGUNAAN PASTA GIGI HERBAL DAUN SIRIH LEBIH MENURUNKAN
AKUMULASI PLAK GIGI DARIPADA PASTA GIGI NON HERBAL FLOURIDE
PADA SISWA KELAS VIII SMPK 1 HARAPAN DENPASAR
Abstrak
Pasta gigi dibuat dari berbagai macam bahan penyusun dengan fungsi yang
berbeda-beda dan beberapa bahan tambahan. Pasta gigi non herbal berbahan
Fluoride bisa memperbaiki dan mempertahankan struktur gigi karena resisten
terhadap kerusakan dan pembusukan serta merangsang remineralisasi, sehingga
kerusakan dan pembusukan gigi bisa diatasi lebih cepat. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai produsen pasta gigi membuat inovasi
untuk menambahkan zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Salah satu
yang umum ditambahkan pada pasta gigi adalah herbal daun sirih. Kandungan
minyak atsiri daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya fenol dan
turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan penurunan akumulasi plak gigi pada
penggunaan pasta gigi herbal daun sirih dibandingkan dengan pasta gigi non
herbal flouride pada siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar. Jenis penelitian
eksperimental semu dengan modifikasi pre test dan post test design group. Hasil
indenpendent-t test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
(p<0,05) antara kelompok perlakuan pasta gigi herbal daun sirih dengan
kelompok kontrol pasta gigi non herbal flouride. Nilai rata-rata penurunan
akumulasi plak lebih besar pada kelompok pasta gigi herbal daun sirih. Hal ini
menyimpulkan bahwa pasta gigi yang mengandung herbal daun sirih lebih
menurunkan akumulasi plak gigi daripada pasta gigi non herbal yang mengandung
flouride.
Kata kunci : Pasta gigi, daun sirih, flouride, plak
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI DAN PENGESAHAN DEKAN ....... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Hipotesis ............................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Plak Gigi .............................................................................................. 6
B. Teknik dan Metode Menyikat Gigi...................................................... 14
C. Pasta Gigi ............................................................................................ 15
C. Pasta Gigi Non Herbal Flouride ......................................................... 17
D. Pasta Gigi Herbal Daun Sirih ............................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23
A. Racangan Penelitian ............................................................................. 23
B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 24
viii
C. Definisi Operasional ............................................................................. 25
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 25
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 26
F. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 28
G. Jalannya Penelitian ................................................................................ 28
H. Pengumpulan Data ................................................................................ 30
I. Analisis Data ......................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 31
A. Karakteristik Sampel ......................................................................... 31
B. Uji Prasyarat Analisis ........................................................................ 31
C. Uji Efek Perlakuan ............................................................................. 33
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 36
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 39
A. Simpulan ............................................................................................. 39
B. Saran .................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gigi dan permukaan gigi yang mewakili setiap segmen ............... 26
Tabel 4.1 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin ........................... 32
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Sebelum dan Sesudah
Kelompok Perlakuan (Pasta Gigi Herbal Daun Sirih) dan
Kelompok Kontrol (Pasta Gigi Non Herbal Flouride) ................. 31
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian Sebelum dan
Sesudah Kelompok Perlakuan (Pasta Gigi Herbal Daun Sirih)
Dan Kelompok Kontrol (Pasta Gigi Non Herbal Flouride) .......... 33
Tabel 4.4 Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Pasta Gigi Herbal Daun Sirih ............................... 33
Tabel 4.5 Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Pasta Gigi Non Herbal Flouride ........................... 33
Tabel 4.6 Perbedaan Rerata Indeks Plak Antara Kelompok Pasta Gigi
Herbal Daun Sirih dengan Pasta Gigi Non Herbal Flouride
Sebelum Pengukuran Plak ............................................................. 34
Tabel 4.7 Perbedaan Rerata Indeks Plak Antara Kelompok Pasta Gigi
Herbal Daun Sirih dengan Pasta Gigi Non Herbal Flouride
Sesudah Pengukuran Plak………………………………………… 35
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pasta Gigi Mengandung Ekstrak Daun Sirih ............................. 22
Gambar 3.1 Indeks Plak Quigley dan Hein .................................................... 27
Gambar 4.1 Grafik Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Menggunakan pasta Gigi Herbal Daun Sirih dan Pasta Gigi
Non Herbal Flouride) ................................................................. 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi utama yang paling banyak dijumpai adalah
penyakit periodontal dan karies gigi yang disebabkan oleh keadaan kesehatan gigi
dan mulut yang buruk. Masalah tersebut menjadi perhatian yang sangat penting
dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya
anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi.
Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan
rongga mulut. Hal tersebut dapat dilihat dari ada tidaknya deposit-deposit organik,
seperti pelikel, materi alba, sisa makanan, kalkulus, dan plak gigi. Plak adalah
suatu lapisan yang menempel pada permukaan gigi yang kadang juga ditemukan
pada gusi dan lidah. Lapisan ini tidak lain adalah sekumpulan sisa makanan,
bakteri, dan mikroorganisme lainnya. Akumulasi sisa makanan jika dibiarkan
akan mengalami kalsifikasi, lalu mengeras, dan akhirnya terbentuklah kalkulus.
Kalkulus bisa mengakibatkan gingivitis dan periodontitis (Djamil 2011).
Plak gigi merupakan etiologi utama penyakit periodontal dan berhubungan
dengan karies gigi (Carranza dkk. 2001). Karies gigi merupakan penyakit kronis
yang sangat lazim pada rongga mulut. Penyakit tersebut tergantung pada
mikroorganisme yang ada di dalam plak gigi. Mengontrol plak gigi sangat penting
bagi pencegahan karies dan bagi kesehatan gigi (Srigupta 2004).
2
Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam
mikroorganisme yang terdiri atas polisakarida ekstraseluler dibentuk oleh jenis
bakteri tertentu seperti Streptococcus mutans, Streptococcus bovis, Streptococcus
sanguis dan galur streptokokus lainnya (Putri dkk. 2008). Secara klinis plak gigi
merupakan lapisan bakteri yang lunak, tidak terkalsifikasi, menumpuk dan
melekat pada gigi geligi dan objek lain dalam mulut misalnya restorasi, gigi tiruan
dan kalkulus. Dalam bentuk lapisan tipis, plak umumnya tidak terlihat dan hanya
dapat dilihat dengan bantuan disklosing. Dalam bentuk lapisan yang tebal plak
terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat terlepas
dengan kumur-kumur tetapi dapat dihilangkan dengan penyikatan (Manson dan
Eley 1993).
Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan
plak pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis
maupun kimiawi. Pembuangan secara mekanis merupakan metoda yang efektif
dalam mengendalikan plak dan inflamasi gingival. Pembuangan mekanis dapat
meliputi penyikatan gigi dan penggunaan benang gigi sering kali tidak
memberikan hasil yang maksimal karena kurangnya keterampilan anak. Hal
tersebut dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan gusi. Oleh karena itu,
bahan kimia seperti pasta gigi dapat dipergunakan sebagai sarana penunjang
pengendalian plak. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi
untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi
bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gusi
(Sasmita dkk. 2013).
3
Pasta gigi dibuat dari berbagai macam bahan penyusun dengan fungsi
yang berbeda-beda dan beberapa bahan tambahan. Pasta gigi tanpa bahan herbal
yang digunakan masyarakat pada umumnya terbuat dari bahan-bahan abrasif
(contoh: silikon oksida, granular polivinil klorida), air, pelembab, sabun atau
detergen, bahan perasa dan pemanis, bahan-bahan terapetik (contoh: flouride,
pirofosfat), bahan pewarna dan pengawet (Carranza dkk. 2001). Salah satu
substansi yang sering ditambahkan pada pasta gigi adalah senyawa fluoride.
Senyawa flouride adalah suatu garam flouride yang banyak terdapat di alam dapat
berupa sodium fluoride, calcium flouride, ammonium fluorophosphate dan garam-
garam lainnya. Flouride berguna untuk mengurangi plak sebagai resiko terjadinya
karies (Unilever 2001). Fluoride bisa memperbaiki dan mempertahankan struktur
gigi karena resisten terhadap kerusakan dan pembusukan serta merangsang
remineralisasi, sehingga kerusakan dan pembusukan gigi bisa diatasi lebih cepat
(Tyasrini dkk. 2004).
Penyikatan gigi dengan pasta gigi telah banyak dipergunakan di berbagai
negara. Pasta gigi antara lain mengandung bahan antimikroba seperti triklosan dan
klorheksidin sebagai bahan aktif yang dapat menghambat secara langsung pada
pembentukan plak. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
berbagai produsen pasta gigi membuat inovasi untuk menambahkan zat lain yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi. Penambahan zat lain pada pasta gigi harus aman
dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui oleh American Dental Association.
Salah satu yang umum ditambahkan pada pasta gigi adalah herbal (Fischman,
1995 cit. Sasmita dkk.).
4
Penambahan herbal pada pasta gigi diharapkan dapat menghambat
pertumbuhan plak. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan beberapa jenis
herbal yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu, karena herbal
berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami (Sasmita
dkk. 2013). Di pasaran kini banyak beredar pasta gigi dengan kandungan bahan
herbal salah satunya adalah pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih.
Kandungan minyak atsiri daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya
fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Bahkan
sebuah penelitian lain menyebutkan bahwa pasta gigi herbal mengandung ekstrak
daun sirih dan lidah buaya efektif dalam menghambat koloni Staphylococcus
aureus lebih baik dari pasta gigi non herbal (Tyasrini dkk. 2004).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu apakah pasta gigi herbal daun sirih lebih menurunkan
akumulasi plak gigi daripada pasta gigi non herbal flouride pada siswa kelas VIII
SMPK 1 Harapan Denpasar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pasta gigi
herbal daun sirih lebih menurunkan akumulasi plak gigi daripada pasta gigi non
herbal flouride pada siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar.
5
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis, bahwa
penggunaan pasta gigi herbal daun sirih lebih menurunkan akumulasi plak gigi
daripada pasta gigi non herbal flouride pada siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan
Denpasar.
E. Manfaat Penelitian
1. Memperoleh gambaran tentang penggunaan pasta gigi herbal daun
sirih lebih menurunkan akumulasi plak gigi daripada pasta gigi non
herbal flouride pada siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar.
2. Memberikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kedokteran gigi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak Gigi
1. Pengertian plak gigi
Plak gigi adalah deposit granular lunak tak berbentuk yang
terkumpul pada permukaan gigi ataupun permukaan keras lainnya pada
rongga mulut, termasuk pada restorasi tetap maupun lepasan. Plak gigi
terdapat pada supragingiva dan subgingiva (Carranza & Newman 1996).
Menurut Rose dan Mealey (2004), plak gigi adalah komunitas
mikroba kompleks yang terbentuk pada seluruh permukaan gigi yang
terpapar produk bakteri dalam rongga mulut. Komunitas mikroba kompleks
dapat terdiri dari bakteri hidup, bakteri yang telah mati serta produk sintesis
bakteri, maupun saliva.
Plak berbeda dengan deposit lain yang terdapat pada rongga mulut
seperti material alba dan kalkulus. Material alba merupakan akumulasi
lunak dari bakteri-bakteri dan sel jaringan yang strukturnya tidak sebaik
plak dan mudah dihilangkan deengan semprotan air. Kalkulus adalah
deposit keras yang terbentuk dari remineralisasi (Carranza 2002).
Berbeda halnya, dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat
dibersihkan hanya dengan cara kumur ataupun semprotan air dan hanya
dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis (Putri dkk. 2009).
Jika jumlahnya sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai
dengan larutan disklosing atau sudah mengalami diskolorasi oleh pigmen-
7
pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk, plak akan
terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan, dan kuning (Putri dkk.
2009).
2. Struktur dan Komposisi Plak
Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler
yang terdiri atas polisakarida ektraseluler dan protein saliva. Sekitar 80%
dari berat plak adalah air sementara jumlah mikroorganisme yang ada
kurang lebih 250 juta per mg berat basah. Di dalam plak selain terdapat
mikroorganisme juga terdapat sel epitel lepas, leukosit, partikel sisa
makanan dan garam anorganik yang terutama terdiri atas kalsium, fosfat dan
fluor (Putri 2009, Herijulianti 2011 & Nurjanah 2011).
Plak gigi bakterial mengandung 3 komponen fungsional yaitu :
Organisme kariogenik; Organisme penyebab kelainan periodontal; dan
Bahan adjuvan dan supresif. Organisme kariogenik seperti Streptococcus
mutans, Lactobacillus acidophillus dan Actinomyces viscocus. Organisme
penyebab kelainan periodontal khususnya Bacterioides asaccharolyticus
(gingivalis) dan Actinobacillus (Actinomycetem comitans) walaupun
Actinomyces viscosus, Bacterioides melaninogeniscus, Veilonella
alcalescens, Fusobacteris dan Spirochaetes juga terlibat. Bahan adjuvan dan
supresif yang paling potensial adalah lipopolisakarida (LPS), dekstran,
levan dan asam lipoteikoat (LTA). Plak gigi mengandung 0,01% LPS,
sekitar 8,5% dekstran yang larut di dalam air dan sekitar 1,45% yang tidak
larut dalam air (Ritonga 2008).
8
Hampir 70% plak terdiri dari mikrobial dan sisa produk
ekstraseluler dari bakteri plak, sisa sel dan glikoprotein. Protein, karbohidrat
dan lemak juga ditemukan disini. Karbohidrat yang sering dijumpai adalah
produk bakteri dekstran, levan, dan galaktose. Komponen anorganik utama
adalah kalsium, fosfor, magnesium, potasium dan sodium. Kandungan
anorganik tertinggi pada permukaan lingual insisivus bawah. Ion kalsium
ikut membantu perlekatan antara bakteri dengan pelikel (Manson dan Eley
2012).
3. Mekanisme pembentukan plak gigi
Pembentukan pelikel pada permukaan gigi merupakan tahap awal
pertumbuhan plak gigi. Merupakan suatu lapisan tipis, licin, tidak berwarna,
bebas bakteri tersebar pada permukaan gigi dan terbentuk beberapa menit
setelah permukaan gigi yang bersih kontak dengan saliva (Manson 1980).
Pelikel ini berasal dari saliva, cairan krevikular dan berasal dari produk
bakteri serta debris. Pelikel berfungsi sebagai barier pelindung,
menyediakan pelumas bagi permukaan dan mencegah kerusakan jaringan,
walaupun demikian pelikel mengandung substansi yang merupakan
lingkungan menguntungkan bagi perlekatan bakteri (Carranza & Newman
1996).
Tahap kedua, setelah pembentukan pelikel adalah kolonisasi
mikroorganisme pada pelikel tersebut. Mikroorganisme tersebut melekat
pada gigi di atas pelikel karena adanya matriks interbakterial dan
mikroorganisme yang adesif dan afinitas hidroksiapatit enamel terhadap
glikoprotein yang mengabsorpsi pelikel dan mikroorganisme pada gigi. Plak
9
gigi tumbuh oleh karena adanya pertambahan mikroorganisme baru dan
penumpukan produksi mikroorganisme di atas pelikel. Disebutkan bahwa
pengkolonisasian bakteri pada permukaan acquired pellicle dimulai 2
sampai 4 jam setelah gigi dibersihkan dan kematangan plak terjadi kira-kira
24 jam setelah gigi dibersihkan (Goldman 1980, Carranza & Newman
1996).
Menurut Iwan Ruhadi (1993), pembentukan plak dimulai 4 jam
setelah gigi dibersihkan. Bila akumulasi plak tidak dibersihkan, maka akan
merangsang terbentuknya kalkulus yang merupakan faktor iritan bagi
gingiva dan jaringan periodontal, sehingga dapat menyebabkan keradangan
pada salah satu atau bahkan kedua daerah tersebut.
4. Klasifikasi plak
Menurut Carranza (2006) plak berdasarkan hubungannya dengan margin
ginggiva dibagi menjadi dua yaitu:
a. Plak Supraginggiva
Plak supragingiva kebanyakan berkembang pada daerah 1/3
gingival gigi dengan predileksi pada permukaan yang retak, cacat,
permukaan yang kasar, dan restorasi gigi dengan pinggiran yang
overhanging. Pembentukan plak supragingiva dimulai dengan
terjadinya perlekatan bakteri pada acquired pellicle atau permukaan
gigi , baik email, sementum, atau dentin. Massa plak berkembang oleh
(1) adanya pertambahan bakteri yang baru, (2) multiplikasi bakteri,
dan (3) akumulasi produk bakteri dan host.
10
b. Plak Subgingiva
Sulkus gingiva dan poket periodontal mengandung bermacam-
macam kumpulan bakteri. Sifat alami dari organisme yang
berkolonisasi dalam daerah retentif ini berbeda dengan organisme
yang ditemukan pada plak supragingiva. Morfologi sulkus gingiva dan
poket periodontal menyebabkan daerah ini kurang memperoleh
aktivitas pembersihan mulut. Jadi daerah retentif ini membentuk
lingkungan stagnasi dimana organisme yang tidak dapat melekat
dengan mudah pada permukaan gigi dapat mempunyai kesempatan
untuk berkolonisasi.
5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Plak
Menurut Carlsson (cit. Putri 2009, Herijulianti 2011 & Nurjanah
2011) faktor-faktor yang memengaruhi proses pembentukan plak gigi
adalah sebagai berikut.
Lingkungan fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi
jaringan sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah
dilakukan pewarnaan dengan larutan disklosing. Pada daerah terlindung
karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang letaknya salah, pada
permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, pada permukaan email
yang banyak cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail yang kasar,
terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi
pada permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut
dapat mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
11
Pengaruh diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua
aspek, yaitu pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber
makanan bagi bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak,
memengaruhi pembentukan plak pada permukaan gigi. Ternyata plak
banyak terbentuk jika kita lebih banyak mengonsumsi makanan lunak,
terutama makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa, karena akan
menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan penting dalam
pembentukan matriks plak.
6. Kelainan Patologis yang Disebabkan Plak Gigi
Plak yang melekat pada permukaan gigi dan gingiva berpotensi
cukup besar untuk menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi maupun
jaringan pendukungnya. Keadaan ini disebabkan karena plak mengandung
berbagai macam hasil metabolismenya. Penyakit yang ditimbulkan oleh
bakteri pada jaringan keras gigi maupun jaringan pendukungnya bergantung
pada umur dan ketebalan plak (yang akan mempengaruhi pH, komposisi
organik dan anorganik, serta macam dan jumlah bakteri), jenis makanan
dalam diet dan banyaknya aliran saliva (Putri dkk. 2009)
Metabolisme karbohidrat oleh bakteri asidogenik akan
menghasilkan pembentukan dan penimbunan asam. Asam ini dapat
mengakibatkan terjadinya dekalsifikasi dan destruksi permukaan gigi
sehingga terjadi karies, sedangkan metabolisme protein akan menghasilkan
produksi basa seperti NH3 yang dapat meningkatkan pH dan merangsang
deposisi dan penimbunan garam kalsium dan fosfat yang menyebabkan
terjadinya kalkulus atau karang gigi (Putri dkk. 2009).
12
7. Plak Kontrol
Plak kontrol merupakan tindakan-tindakan pencegahan
menumpuknya dental plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi
dan sekitarnya. Suatu program yang mengurangi plak akan berpengaruh
pada pengurangan keparahan penyakit periodontal dan kerusakan gigi.
(Tarigan 2002).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengontrol pembentukan plak gigi, meliputi:
a. Mengatur pola makan, tindakan yang paling pertama dilakukan
untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengontrol pertumbuhan
plak adalah membatasi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat terutama sukrosa. Makanan yang lunak dan mudah
menempel pada gigi juga sebaiknya sedapat mungkin dihindari.
b. Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri
1) Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri menggunakan
antibiotik (tetrasiklin 0,25%, vancomycin 0,25%, penisilin)
dan dengan senyawa-senyawa antibakteri selain antibiotik
(klorheksidin dan NaF) yang dapat mencegah pembentukan
plak.
2) Tindakan secara kimiawi terhadap polisakarida ekstraseluler
Polisakarida ekstraseluler merupakan komponen yang penting
dalam matriks plak maka untuk pencegahan menggunakan
enzim berupa dexatranase yaitu dengan cara menghidrolisis
dextran yang dibentuk oleh bakteri Streptococcus.
13
c. Tindakan secara mekanis (fisioterapi oral)
1) Alat fisioterapi oral
Pada tindakan secara mekanis untuk menghilangkan plak,
lazim digunakan alat fisioterapi oral. Alat fisioterapi oral
adalah alat yang digunakan untuk membantu membersihkan
gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dan debris yang melekat
pada permukaan gigi seperti sikat gigi dan alat bantu sikat gigi.
Macam-macam alat bantu yang dapat digunakan antara lain:
benang gigi (dental floss), tusuk gigi, sikat interdental, sikat
dengan berkas bulu tunggal, rubber tip dan water irrigation.
2) Bahan fisioterapi oral
Bahan fisioterapi oral yang digunakan di antaranya bahan
disklosing dan pasta gigi. Penggunaan disklosing atau zat
pewarna dapat dengan mudah memberitahu akan adanya plak
dan dapat menunjukkan bersih tidaknya hasil penyikatan gigi
yang telah dilakukan. Sedangkan pasta gigi biasanya
digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk
membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi-geligi, serta
memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut.
1) Cara menyikat gigi
Cara menyikat gigi digolongkan kedalam enam golongan
berdasarkan bermacam-macam gerakan, yaitu teknik vertikal,
teknik horizontal, teknik roll atau modifikasi Stillman,
vibratori technic (teknik charter, teknik Stillman-McCall, dan
14
teknik bass), teknik Fones atau teknik sirkuler, dan terakhir
teknik fisiologik (Putri, Herijulianti dan Nurjannah 2010).
B. Teknik dan Metode Menyikat Gigi
Pada umumnya teknik menyikat gigi dikenal secara vertikal, horizontal,
berputar, bergetar dan teknik up and down. Beberapa ahli menciptakan beberapa
metode penyikatan gigi yang bertujuan khusus seperti metode Bass, metode
Stilman yang dimodifikasi dan metode Charter. Tapi dari semua cara menyikat
gigi tersebut tidak ada satupun cara yang lebih baik daripada yang lain karena
masing-masing cara harus disesuaikan dengan keadaan gigi geligi dan
kemampuan sikat gigi tersebut untuk membersihkannya. Perkembangan motorik
halus dan kasar pada anak yang usianya beranjak dewasa berkisar di atas 12 tahun
semakin menuju arah kemajuan. Oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci, sehingga akan
menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Teknik
penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik Roll atau
Modifikasi Stillman (Manson 1993).
Penelitian yang dilakukan Sasmita dkk. (2013) mengenai gambaran efek
pasta gigi yang mengandung herbal daun sirih terhadap penurunan indeks plak
menggunakan penyikatan Teknik Fone yang dilakukan pada 30 orang siswa yang
berusia 12 tahun selama 7 hari, di mana sampel sulit untuk melakukan teknik
penyikatan tersebut. Teknik Fone juga hanya baik dilakukan pada gigi yang
lengkap dan mempunyai oklusi yang baik (Helna 2011).
15
Penelitian Natalia Ekaputri dan Sri Lestari (2003) tentang perbedaan
efektivitas penyikatan gigi antara Teknik Roll dan Horizontal Scrubbing terhadap
penyingkiran plak pada anak usia 12-14 tahun membuktikan teknik Roll lebih
efektif dalam penyingkiran plak daripada teknik Horizontal Scrubbing. Cara
menyikat gigi dengan teknik Roll adalah bagian bulu sikat ditempatkan pada gusi
sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah
ke apeks dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi
sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada
waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus
permukaan email. Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis
sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan
pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan sisa makanan dari daerah
interproksimal (Putri dkk. 2009).
C. Pasta Gigi
1. Pengertian pasta gigi
Pasta gigi pertama di dunia dibuat oleh bangsa Mesir pada tahun 4
Masehi dengan mencampur bahan berupa garam, merica, daun mint dan
bunga iris. Bangsa Romawi menggunakan formulasi pasta gigi dengan
memakai produk urine manusia karena kandungan amoniaknya. Pada urine
berfungsi untuk memutihkan gigi. Bangsa Amerika menemukan pasta gigi
yang mengandung bahan roti hangus, cinnamon, dan aluminium hangus
pada abad ke-18. Awal tahun 1800 kegiatan menyikat gigi yang sebelumnya
hanya menggunakan air saja diganti dengan pupuk pasta gigi, biasanya
16
dibuat sendiri dengan campuran bahan kapur, bata yang dihancurkan dan
garam, karena banyaknya keluhan yang timbul akibat penggunaan bahan-
bahan ini maka tahun 1866 diperkenalkan pasta gigi bubuk dengan bahan
arang. Pada tahun 1900, mulai direkomendasikan pasta gigi dengan backing
soda, dan hidrogen peroksida. Jenis ini mencapai popularitasnya setelah
perang dunia pertama di New York tahun 1896, Colgate memperkenalkan
pasta gigi dalam kemasan tube seperti yang dipakai oleh para pelukis,
kemudian unsur flour mulai dimasukkan sebagai bahan pasta gigi pada
tahun 1914 tetapi baru disetujui ADA (American Dental Association) pada
tahun 1950 (Pratiwi 2005).
Pasta gigi didefinisikan suatu bahan semi-aqueous yang digunakan
bersama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh
permukaan gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui
penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga
mulut (Storehagen 2003, Putri dkk. 2009).
2. Fungsi pasta gigi
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak atau stain, memperkuat perlindungan gigi
terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi,
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Garlen 1996).
17
D. Pasta Gigi Non Herbal Flouride
Susunan dasar kebanyakan pasta gigi umunya sama yang memiliki bahan
abrasif, bahan pembersih, bahan penambah rasa, pewarna, pemanis, serta
mengandung juga bahan pengikat, pelembab, pengawet dan air. Kebanyakan pasta
gigi yang diperoleh di Inggris dan Amerika Serikat juga mengandung fluor.
Sebagian kecil lainnya berisi bahan-bahan desensitiasi (Darmawan 2007).
Kegunaan masing-masing kandungan pasta gigi non herbal adalah sebagai berikut
(Putri dkk. 2009, Storehagen 2003, Unilever 2001):
a. Bahan abrasif (20-50%)
Bahan abrasif yang terdapat pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk
pembersih yang dapat membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa
merusak email, mempertahankan ketebalan pelikel, serta mencegah
akumulasi stain. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi
membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi (contoh; Kalsium
karbonat, Silica atau Hydrated sillica, Sodium bikarbonat). Dalam pasta
gigi non herbal yang digunakan juga terdapat kandungan Sodium silicate
yang merupakan bahan kimia anorganik yang dibuat dengan
menggabungkan Silica dan Sodium carbonat pada temperatur yang tinggi.
Sodium silicate digunakan untuk menghasilkan silica pada gigi.
b. Humectant atau Pelembap (20-30%)
Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban.
Digunakan mencegah penguapan air dan menjaga pasta gigi tetap lembab
(contoh; Sorbitol).
18
c. Bahan pengikat (1-5%)
Bahan pengikat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim
dengan cara mencegah terjadinya pemisahan dalam solid dan liquid pada
suatu pasta gigi (contoh: Cellulose gum).
d. Surfectant atau Deterjen (1-2%)
Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah
Sodium Lauryl Sulphate (SLS) yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan, mengemulsi (melarutkan lemak) dan memberikan busa
sehingga pembuangan plak, debris, material alba dan sisa makanan
menjadi lebih mudah. Sodium Lauryl Sulphate ini juga memiliki efek
antibakteri.
e. Bahan penambah rasa (1-5%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita
rasa yang beraneka ragam dan menutup rasa bahan-bahan lain yang kurang
enak, terutama SLS. Misalnya rasa mint, stroberi, kayu manis bahkan rasa
permen karet untuk pasta gigi anak. Tambahan rasa pada pasta gigi akan
membuat menyikat gigi menjadi menyenangkan (contoh; Sodium
Saccharin, Pepermint/spearmint, Menthol, Eucalyptus, Annised).
f. Air (20-40%)
Pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi.
g. Bahan terapeutik
Bahan terapeutik yang biasa ditambahkan dalam pasta gigi adalah flour,
bahan desensitisasi, bahan anti-tartar, bahan antimikroba, bahan pemutih,
bahan pengawet.
19
2) Flouride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel
dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat
bakteri untuk memproduksi asam (contoh: Sodium
Monofluorophosphate).
3) Bahan desensitiasi
Jenis bahan desensitisasi adalah bahan yang digunakan untuk
perawatan hipersensitivitas dentin/hipersensi. Bahan sensitivitas
yang sering digunakan dalam pasta gigi adalah Potassium citrate
yang dapat memblok transmisi nyeri di antara sel-sel syaraf.
n. Zat pewarna (0,05-0,5%)
Substansi warna dalam pasta gigi umumnya diklasifikasikan dengan
menggunakan Colour Index (CI) yang dikeluarkan oleh Society of Dyers
and Colourist (Contoh: CI 77891 adalah Titanium oxide).
Pasta gigi non herbal flouride yang digunakan dalam penelitian,
mengandung semua komposisi di atas serta flouride berjenis Sodium
Monofluorophosphate yang bekerja pada proses demineralisasi. Saat hilangnya
hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH2) digantikan oleh fluorapatit (Ca10(PO4)6(F)2)
sehingga meningkatkan HPO42-
. Dengan demikian proses remineralisasi dapat
terjadi dan pH saliva menjadi netral kembali dengan terdapat ion Ca2+
dan PO43-
yang cukup di lingkungan saliva (Dennison dan Radolph 1981).
20
E. Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
Pasta gigi herbal daun sirih yang digunakan dalam penelitian
mengandung berbagai komposisi yang hampir sama dengan pasta gigi non herbal
flouride yaitu Aquademin atau air, Sorbitol, Sodium Lauryl Ether Sulphat,
Glycerin, Carragean, Sodium Saccharin, Silicon Dioxide, Menthol, Peppermint
Oil, Pottasium Sorbate, CI 42090, CI 77492 serta Piple betle Extrad 5% (Mustika
Ratu 2011).
Pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih memiliki kelebihan
dalam kandungan ekstrak daun sirihnya yang menggantikan fungsi zat fluor
sebagai antibakteri. Daun sirih mengandung minyak atsiri dengan presentase 0,8-
1,8%. Kandungan minyak atsiri terdiri dari chavikol, chavibetol, allypyrocatechol,
allypyrocathecol-mono dan diacetate, karvakol, eugenol, eugenol methyleter,
pcymene, cineole, caryopphyllene, cadinene, estagrol, terpenena, seskuiterpena,
fenil propane, tanin, diastase, karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin
C, gula, pati dan asam amino (Trubus 2009, Soebroto 2009).
Kandungan bahan kimia seperti eugenol memiliki aroma seperti cengkeh
dan sifat yang menonjol adalah sifat anastesinya. Ekstrak daun sirih mengandung
minyak atsiri dengan komponen fenol yang mempunyai daya antiseptik yang kuat,
cineol mempunyai khasiat yang sama dengan eugenol, kavikol mempunyai khasiat
bakterisid lima kali lebih kuat daripada fenol sedangkan bahan karvakol dapat
bersifat desinfektan dan anti jamur sehingga dapat digunakan sebagai bahan
antiseptik selain itu daun sirih merupakan bahan utama menginang yang memiliki
sifat syptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka), menguatkan
21
gigi dan membersihkan tenggorokan (Suwondo dkk. 1992, Moeljanto & Mulyono
2006).
Vitamin C yang terkandung dalam daun sirih dapat mengatur tingkat
antibodi tubuh dan mendukung stabilitas kekebalan tubuh. Vitamin C ini dapat
berperan dalam membunuh bakteri dan pertahanan tubuh dalam menangkal
mikroba dan sebagai antiinflamasi (Moeljanto & Mulyono 2006).
Daya antibakteri minyak atisiri daun sirih disebabkan oleh adanya
senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri.
Kehadiran fenol yang merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga
dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya
kerusakan pada struktur kerangka kovalen. Hal ini menyebabkan protein
terdenaturasi . Deret asam amino protein tersebut tetap utuh setelah denaturasi,
namun aktivitas biologisnya menjadi rusak sehingga protein tidak dapat
melakukan fungsinya (Hasim 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yang membandingkan aktivitas antibakteri
daun sirih dan fluor ditemukan bahwa daya hambat minyak atsiri daun sirih lebih
besar daripada NaF pada semua konsentrasi uji. Minyak atsiri daun sirih memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus Mutans lebih besar daripada fluor
(Hasim 2004).
Dari hasil penelitian sebelumnya efektifitas pasta gigi herbal yang
mengandung ekstrak daun sirih dan lidah buaya dalam menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Candida albicans lebih baik dari pasta gigi nonherbal,
walaupun pada Candida albicans pasta gigi herbal ekstrak daun sirih dan lidah
buaya tidak bisa menghambat pertumbuhan kuman sampai 100%. Sedangkan
22
untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus β-hemoliticus, pasta gigi herbal
dan nonherbal sama-sama efektif (Tyasrini dkk. 2004).
Gambar 2.1 Pasta Gigi Mengandung Ekstrak Daun Sirih
Sumber : http://images.google.co.id
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dengan rancangan eksperimental dengan pendekatan pre test dan post test design
group.
P1
Ra
R
P2
Ra
Keterangan :
P = Populasi
R = Random
S = Sampel
Ra = Random Alokasi
P1 = Perlakuan kelompok 1 menggunakan pasta gigi herbal daun sirih
P2 = Perlakuan kelompok 2 menggunakan pasta gigi non herbal flouride
O1 = Pengukuran plak gigi pada kelompok 1 sebelum diberi perlakuan
O2 = Pengukuran plak gigi pada kelompok 1 setelah diberi perlakuan
O3 = Pengukuran plak gigi pada kelompok 2 sebelum diberi perlakuan
O4 = Pengukuran plak gigi pada kelompok 2 setelah diberi perlakuan
P S
O1
O3
O2
O4
24
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian disini adalah para siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan
Denpasar.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Siswa kelas VIII yang berumur lebih dari 12 tahun
2) Bersedia menjadi subyek penelitian
3) Tidak sikat gigi sebelum ke sekolah
4) Memiliki 6 gigi yang mewakili setiap segmen pengukuran plak
b. Kriteria Eksklusi
Yang menjadi kriteria eksklusi adalah:
1) Tidak patuh pada prosedur penelitian
2) Tidak bersedia menjadi subyek penelitian
c. Besar sampel
Besar sampel dalam populasi ditentukan berdasarkan rumus Slovin
(Sugiono 2006) :
N
n = -----------
Ne2
+ 1
Keterangan:
N = besar populasi (82 orang)
e2
= presisi yang diinginkan untuk diambil “5%”
n = besarnya ukuran sampel (70 orang)
25
Sehingga didapatkan jumlah sampel minimum untuk populasi 82 orang
adalah 70 orang.
d. Cara memilih sampel
Sampel dipilih dengan cara random yaitu pengambilan sampel dengan
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap
elemen populasi.
C. Definisi Operasional
1. Pasta gigi non herbal flouride merupakan pasta gigi yang tidak
mengandung bahan herbal, berisi kandungan zat aktif flouride jenis
Sodium Monofluorophosphate dengan rmerk Pepsodent.
2. Pasta gigi herbal daun sirih merupakan pasta gigi yang mengandung zat
aktif fenol dan kavikol dalam minyak atsiri daun sirih dengan konsentrasi
sebesar 0,8-1,8% dengan merk Mustika Ratu.
3. Akumulasi plak gigi yang terdapat pada permukaan gigi 16, 11, 26, 36, 31
dan 46 hanya dapat dilihat dengan pemberian disclosing solution serta
diukur menggunakan indeks plak PHP.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian: Ruang Kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar
2. Waktu Penelitian: 11 Februari – 17 Februari pukul 15.00 Wita – selesai.
26
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah indeks plak dari Quigley dan
Hein (Carranza dkk. 2002).
Penilaian dilakukan dengan menggunakan indeks plak, dimana gigi
diperiksa pada permukaan labial dan lingual. Pemeriksaan dilakukan pada
beberapa gigi berikut :
Tabel 3.1 Gigi dan permukaan gigi yang mewakili setiap segmen
Gigi Permukaan Gigi
Gigi 16
Gigi 11
Gigi 26
Gigi 36
Gigi 31
Gigi 46
Pada permukaan bukal
Pada permukaan labial
Pada permukaan bukal
Pada permukaan lingual
Pada permukaan labial
Pada permukaan lingual
27
Skor Kriteria
0
1
2
3
4
5
Tidak ada plak
Terdapat bercak-bercak pada bagian servikal gigi
Terdapat selapis tipis plak yang kontinyu pada daerah servikal tidak
lebih dari 1mm
Terdapat lapisan plak lebih dari 1mm tetapi menutupi kurang dari 1/3
mahkota gigi
Plak menutupi antara 1/3 sampai 2/3 mahkota gigi
Plak menutupi lebih dari 2/3 mahkota gigi
Gambar 3.1 Indeks Plak Quigley dan Hein
Sumber : http://images.google.co.id
Indeks Plak = Jumlah indeks plak pada permukaan gigi
Jumlah gigi yang diperiksa
Skor plak yang diperoleh dinilai berdasarkan kriteria berikut : 0 (sangat baik), 0,1-
1,7 (baik), 1,8-3,4 (sedang), 3,5-5 (buruk).
28
F. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian :
1) Kaca mulut
2) Pinset
3) Nearbecken
4) Handscoon
5) Masker
6) Gelas kumur
7) Alat tulis
8) Formulir penelitian
2. Bahan penelitian :
1) Disclosing solution
2) Pasta gigi non herbal flouride (merk Pepsodent)
3) Pasta gigi herbal daun sirih (merk Mustika Ratu)
4) Kapas
5) Air
G. Jalannya Penelitian
1. Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan.
2. Siswa SMPK 1 Harapan kelas VIII yang tidak menyikat gigi pada
pagi hari dikumpulkan di ruang kelas masing-masing dimana sampel
dibagi kedalam dua kelompok untuk menggunakan pasta gigi non
herbal flouride dan pasta gigi herbal daun sirih, diberi penjelasan
29
secara singkat mengenai tujuan dilakukannya penelitian ini serta
dicatat identitasnya (nama, umur, jenis kelamin).
3. Sampel diminta menyikat gigi dengan frekuensi penyikatan sebanyak
2 kali sehari yaitu siang hari setelah dilakukannya pengukuran indeks
plak sebelum dilakukan sikat gigi bersama dan malam hari sebelum
tidur. Sampel diminta melakukan semua instruksi penelitian selama
tujuh hari berturut-turut.
4. Penjelasan kepada sampel mengenai metode menyikat gigi dengan
teknik roll. Sampel tidak diperkenankan untuk berukumur terlebih
dahulu sebelum menggunakan pasta gigi non herbal flouride atau
pasta gigi herbal daun sirih. Lama menyikat gigi yang ditentukan
adalah dua menit. Sampel hanya diperkenankan membersihkan lidah
dan berkumur satu kali. Hal ini bertujuan mencegah larutnya
kandungan pasta gigi non herbal flouride atau pasta gigi herbal daun
sirih.
5. Sampel terlebih dahulu dicatat skor plaknya dengan menggunakan
disclosing solution pada gigi yang telah tercantum pada tabel 3.1.
Pemberian disclosing solution pada gigi dilakukan dengan
menggunakan kapas yang telah diberi disclosing solution dan
diletakkan dengan tekanan ringan bertujuan mencegah berkurangnya
plak gigi.
6. Pencatatan skor plak bertujuan untuk membandingkan skor plak
sebelum dan sesudah menggunakan pasta gigi non herbal flouride atau
pasta gigi herbal daun sirih.
30
7. Sampel yang dibagi menjadi dua kelompok melakukan sikat gigi
bersama menggunakan pasta gigi non herbal flouride dan pasta gigi
herbal daun sirih.
8. Sampel dikumpulkan kembali untuk dicatat skor plaknya dengan
disclosing solution setelah pemakaian pasta gigi non herbal atau pasta
gigi herbal daun sirih.
9. Pengukuran skor plak dilakukan kembali pada hari ke-7 untuk melihat
seberapa besar pengaruh kedua pasta gigi ini terhadap akumulasi plak.
H. Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data primer dan
disajikan dalam bentuk tabel.
I. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan Paired T-test dan Independent T-test beserta uji normalitas untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan tes homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak, serta Uji Komparasi.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan
Denpasar yang berjumlah 70 orang. Sampel yang digunakan memiliki kisaran
umur lebih dari 12 tahun. Keseluruhan subyek yang diteliti mendapat perlakuan
menggunakan pasta gigi herbal yang mengandung daun sirih dan juga sebagai
sampel pembanding menggunakan pasta gigi non herbal yang mengandung
flouride. Adapun karakteristik sampel akan dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik Perlakuan Pembanding Presentase
(Pasta Gigi Herbal
Daun Sirih)
(Pasta Gigi Non
Herbal Flouride)
Laki-laki 11 17 40%
Perempuan 24 18 60%
Jumlah 35 35 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel terbanyak adalah
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 orang (60%) dan untuk sampel
yang berjenis laki-laki sebanyak 28 orang (40%).
B. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan sebagai prasyarat sebelum melakukan uji
statistic parametric. Uji prasyarat yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
normalitas data dengan menggunakan menggunakan one-sampel kolmogorov-
32
smirnov test dan uji homogenitas data menggunakan uji Levene‟s test pada
kelompok pembanding dan kelompok perlakuan.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Sebelum dan Sesudah
Kelompok Perlakuan (Pasta Gigi Herbal Daun Sirih) dan Kelompok Kontrol
(Pasta Gigi Non Herbal Flouride)
Kelompok Sampel N P Keterangan
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
(Pre) 35 .207 Normal
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
(Post) 35 .078 Normal
Pasta Gigi Non Herbal Flouride
(Pre) 35 .618 Normal
Pasta Gigi Non Herbal Flouride
(Post) 35 .153 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas data didapatkan Asymp sig untuk data
sebelum perlakuan adalah 0,207. Asymp sig untuk data setelah perlakuan adalah
0,078. Asymp sig untuk data sebelum kontrol adalah 0,618 sedangkan data setelah
kontrol adalah 0,153. Hal ini menunjukkan bahwa keempat Asymp sig lebih besar
dari 0,05 yang berarti bahwa data telah terdistribusi normal sehingga data layak
untuk dilanjutkan dengan uji statistic parametric t-test.
33
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian Sebelum dan Sesudah
Kelompok Perlakuan (Pasta Gigi Herbal Daun Sirih) dan Kelompok Kontrol
(Pasta Gigi Non Herbal Flouride)
Kelompok Sampel N P Keterangan
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
(Pre) 35 .198 Homogen
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
(Post) 35 .669 Homogen
Pasta Gigi Non Herbal Flouride
(Pre) 35 .066 Homogen
Pasta Gigi Non Herbal Flouride
(Post) 35 .060 Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas data menghasilkan nilai p signifikan
dengan nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan data bersifat homogen.
C. Uji Efek Perlakuan
Tabel 4.4 Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Pasta Gigi Herbal Daun Sirih
Variabel Pasta Gigi Herbal Daun Sirih Beda rerata P
Pre Post
Indeks Plak 1,22 ± 0,44 0,39 ± 0,20 0,83 .000
Tabel 4.5 Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menggunakan
Pasta Gigi Non Herbal Flouride
Variabel
Pasta Gigi Herbal Non Herbal
Flouride Beda rerata P
Pre Post
Indeks Plak 1,44 ± 0,40 0,51 ± 0,22 0,93 .000
34
Berdasarkan pada tabel di atas, ditemukan adanya perbedaan yang signifikan
baik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, ini terlihat pada nilai p <
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasta gigi non herbal flouride dan pasta
gigi herbal daun sirih efektif dalam menurunkan akumulasi plak gigi.
Gambar 4.1 Grafik Rerata Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Menggunakan pasta Gigi Herbal Daun Sirih dan Pasta Gigi Non Herbal Flouride
Dapat pula dilihat dengan grafik bahwa pasta gigi herbal daun sirih dan
pasta gigi non herbal flouride efektif dalam menurunkan akumulasi plak gigi.
Tabel 4.6 Perbedaan Rerata Indeks Plak Antara Kelompok Pasta Gigi
Herbal Daun Sirih dan Pasta Gigi Non Herbal Flouride Sebelum Pengukuran Plak
Kelompok N
Rerata
Indeks Plak P
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih 35 1,22 .002
Pasta Gigi Non Herbal Fluoride 35 1,44
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
Pasta Gigi Herbal Daun SirihPasta Gigi Non Herbal Flouride
Rer
ata
Ind
eks
Pla
k
Grafik Rerata Penurunan Indeks Plak
Sebelum dan Sesudah Menggunakan
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih dan Pasta
Gigi Non Herbal Flouride
Pre
Post
35
Tabel 4.7 Perbedaan Rerata Indeks Plak Antara Kelompok Pasta Gigi Herbal
Daun Sirih dan Pasta Gigi Non Herbal Flouride Sesudah Pengukuran Plak
Kelompok N
Rerata
Indeks Plak P
Pasta Gigi Herbal Daun Sirih 35 0,39 .002
Pasta Gigi Non Herbal Fluoride 35 0,51
Berdasarkan hasil uji t nilai signifikansi sebesar p < 0,05. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara skor
indeks plak kelompok kontrol dengan skor indeks plak pada kelompok perlakuan.
Skor indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan
skor indeks plak pada kelompok kontrol.
39
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 70 sampel siswa kelas
VIII SMPK 1 Harapan Denpasar, maka dapat diketahui seluruh data sampel
terdistribusi normal dengan menggunakan uji normalitas one-sample kolmogorov-
smirnov test. Hasil uji parametrik paired t-test diperoleh hasil yang signifikan
dengan nilai p < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan menggunakan pasta gigi non herbal flouride dan
pasta gigi herbal daun sirih. Berdasarkan uji parametrik independent t-test nilai
Sig. < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa pasta gigi herbal daun sirih dan pasta gigi
non herbal flouride memiliki perbedaan yang signifikan dalam penurunan
akumulasi plak.
Plak gigi adalah deposit granular lunak tak berbentuk yang terkumpul
pada permukaan gigi ataupun permukaan keras lainnya pada rongga mulut,
termasuk pada restorasi tetap maupun lepasan. Plak gigi terdapat pada
supragingiva dan subgingiva. Berbeda halnya, dengan lapisan terdahulu, plak gigi
tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara kumur ataupun semprotan air dan
hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis (Carranza &
Newman 1996, Putri dkk. 2009)
Perlekatan bakteri plak terjadi dalam waktu beberapa menit setelah
terdepositnya pelikel, pelikel akan terpopulasi dengan bakteri. Bakteri dapat
terdeposit langsung pada email tetapi biasanya bakteri melekat terlebih dahulu
pada pelikel dan agregat bakteri dapat menyelubungi glikoprotein saliva. Dalam
37
waktu beberapa menit akan terbentuk perlekatan antara spesies Streptococcus dan
kemudian Actinomyces dengan pelikel. Salama beberapa hari pertama populasi
bakteri ini akan bertumbuh dan menyebar keluar dari permukaan gigi (Manson &
Eley 1993).
Plak kontrol merupakan tindakan-tindakan pencegahan menumpuknya
dental plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi dan sekitarnya.
Suatu program yang mengurangi plak akan berpengaruh pada pengurangan
keparahan penyakit periodontal dan kerusakan gigi. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan plak gigi adalah
tindakan secara mekanis, merupakan tindakan membersihkan gigi dan mulut dari
sisa makanan yang bertujuan mencegah penyakit pada jaringan keras dan lunak
yaitu dengan sikat gigi, pasta gigi dan disclosing solution. Pasta gigi digunakan
bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan menghaluskan
permukaan gigi geligi, serta memberi rasa nyaman dalam rongga mulut (Tarigan
2002).
Penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal daun sirih maupun pasta
gigi non herbal flouride dapat menurunkan akumulasi plak gigi disebabkan di
dalam kedua pasta gigi tersebut terdapat bahan abrasif yang mampu meningkatkan
daya abrasif sikat gigi sehingga lebih memudahkan dalam pembuangan plak.
Namun pada kelompok perlakuan yang menyikat gigi dengan pasta gigi herbal
daun sirih menghasilkan rerata penurunan akumulasi plak yang lebih besar dari
kelompok kontrol yang menyikat gigi dengan pasta gigi non herbal flouride.
Terjadinya penurunan akumulasi plak yang lebih besar disebabkan karena pasta
gigi herbal daun sirih memiliki kelebihan dalam kandungan ekstrak daun sirihnya
38
yang menggantikan fungsi fluor sebagai antibakteri (Carranza 2002, Trubus
2009).
Ekstrak daun sirih mengandung minyak atsiri dengan komponen fenol
yang mempunyai daya antiseptik yang kuat, cineol mempunyai khasiat yang sama
dengan eugenol, kavikol mempunyai khasiat bakterisid lima kali lebih kuat
daripada fenol sedangkan bahan karvakol dapat bersifat desinfektan dan anti
jamur sehingga dapat digunakan sebagai bahan antiseptik selain itu daun sirih
merupakan bahan utama menginang yang memiliki sifat syptic (menahan
perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka), menguatkan gigi dan
membersihkan tenggorokan. Penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Tyasrini yang menyebutkan bahwa efektifitas pasta gigi
herbal yang mengandung ekstrak daun sirih dan lidah buaya dalam menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans lebih baik dari pasta
gigi non herbal, walaupun pada Candida albicans pasta gigi herbal ekstrak daun
sirih dan lidah buaya tidak bisa menghambat pertumbuhan kuman sampai 100%.
Untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus β-hemoliticus, pasta gigi herbal
dan nonherbal sama-sama efektif (Suwondo dkk. 1992, Moeljanto & Mulyono
2006, Tyasrini dkk. 2004).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Ketaatan
subjek pada frekuensi menyikat gigi dan cara menyikat gigi sesuai teknik yang
telah diajarkan tidak menutup kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian.
Selain itu dipengaruhi pula oleh pola makan dan minum sehari-hari.
39
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat dibuatkan
suatu simpulan penggunaan pasta gigi herbal daun sirih lebih menurunkan
akumulasi plak gigi daripada pasta gigi non herbal flouride pada siswa Kelas
VIII SMPK 1 Harapan Denpasar.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, kepada masyarakat khususnya, adalah
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan bakteri dalam plak setelah
penggunaan pasta gigi yang mengandung herbal.
DAFTAR PUSTAKA
Carranza, 2002, Clinical Periodontology, Elsevier Sounders, Hlm. 137-143
Darmawan, L. 2007, Cara Cepat Membuat Gigi Sehat & Cantik dengan Dental
Cosmetic, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dennison, I., Radolph. 1981, Diet Nutrition and Dentistry, Amazon, United
Kingdom.
Djamil, M.S. 2001, „Panduan Lengkap Kesehatan Gigi Keluarga‟, A-Z Kesehatan
Gigi (Solo), hlm. 37.
Ekaputri N., Lestari S., 2003, Perbedaan efektivitas penyakit gigi antara teknik
roll dan horizontal scrubbing terhadap penyingkiran plak, Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi, Vol. 18, hlm. 93-97
Fischman, Y. 1995, Primary preventive dentistry. Philadelphia: W.B. Saunders,
hlm: 24-88.
Garlen, D. 1996, Toothpastes, Cosmetech Laboratories, Inc., Fairfield, New jersey
hlm. 423.
Hasim, D. 2004, Daun Sirih Sebagai Antibakteri Pasta Gigi [Homepage dari
Kompas], [Online]. Avalaible:http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0309/24/iptek/578008.htm [7 September 2013]
Helna, A. 2011, Dental Health [Homepage dari Scribd], [Online]. Available: http://www.scribd.com/doc/193087209/Dental-Health [20 Agustus 2013]
J. D. Manson, B.M. Eley. 1993, Buku Ajar Periodonti, Penerjemah: drg. Anastasia
S, Hipokrates, Jakarta.
J.D. Manson, B.M. Eley. 2004, Periodontics, Ed. Ke-5, China, Wright, Hlm. 21-
24
Mustika Ratu, 2011, Pasta Gigi Daun Sirih [Hompage dari Mustika Ratu],
[Online]. Avalaible: http://jamu.mustikaratu.com/product/pasta-gigi.html
[20 November 2013]
Pratiwi, R. 2005, Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus Mutans Dari
Bererapa Pasta Gigi Yang Mengandung Herbal, Majalah Kedokteran Gigi
(Dental Journal), Vol. 38, hlm: 64-67.
Putri M.H., Herijulianti E. dan Nurjanah N. 2002, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC, Jakarta.
Ritonga N., 2008, Plak Gigi [Homepage dari Respository], [Online]. Avalaible:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8617/1/990600071.pdf. [12 Agustus 2013]
Rose, Mealey, 2014, Plak Gigi [Homepage dari blogspot], [Online]. Avalaible: http://luphlytraitor.blogspot.com/2013/02/plak-gigi.html [2 September
2013]
Sasmita S.H., Pertiwi A.P., Halim M. 2013, Gambaran Efek Pasta Gigi yang
Mengandung Herbal terhadap Penurunan Indeks Plak [Homepade dari
Pustaka Unpad], [Online]. Avalaible:
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/05/herbal_pinikgasby.
pdf [6 Juli 2013]
Soebroto, I. 2009, Apa Yang Tidak Dikatakan Dokter Gigi Tentang Kesehatan
Gigi Anda, Bookmarks, Jogjakarta.
Srigupta, A.A. 2004, Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Storehagen S., Ose N., Midha S. 2003, Dentifrices and Mouthwashes Ingredients
and Their Use, Tesis, Universitetet i Oslo. hlm: 1-44.
Sugiono, 2006, Objek dan Metode Penelitian [Homepage dari Unikom], [Online].
Avalaible: http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/437/jbptunikompp-gdl-
sorayanim2-21803-3-unikom_s-i.pdf [20 Januari 2014]
Suwondo, S. Sidik, Sumadilega R.S, Soelarko R.M. 1992, Aktivitas Antibakteri
Daun Sirih (piper betle L.) terhadap Gingivitis dan Bakteri Pembentuk
Plak dan Karies Gigi (streptococcus mutans), Warta Tumbuhan Obat
Indonesia, The Journal medical Plants, Jakarta.
Tarigan, Rasinta. 2002, Karies Gigi, Penerbit Hiprokrates, Jakarta.
Trubus. 2009, Herbal Indonesia Berkhasiat, Vol.8, PT. Trubus Swadaya, Bogor.
Tyasrini, E., Rusmana, D., Widya. 2004, Perbandingan Efektivitas Pasta Gigi
Herbal dan Pasta Gigi Nonherbal dalam Menghambat Pertumbuhan
Staphylococcus aureus, Streptococcus β-hemoliticus dan Candida
albicans In Vitro, Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal), Vol. 4, hlm:
2-7.
Unilever. 2001, Pepsodent [Homepage dari Unilever], [Online]. Avalaible:
http://www.unilever.co.id/id/MediaRelation/siaranpers/2009/pepsodent_in
ovasiaspx [15 September 2013]
LAMPIRAN I
ALUR PENELITIAN
Sampel
Kriteria Eksklusi Kriteria Inklusi
Pengukuran indeks plak
Instruksi cara menyikat gigi
yang baik dan benar
Perlakuan (Penggunaan
Pasta Gigi Herbal Daun
Sirih)
Kontrol (Penggunaan Pasta
Gigi Non Herbal Flouride)
Pengukuran indeks plak pada hari ke-1
dan ke-7
Populasi
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1. Nearbecken, kaca mulut, pinset, gelas kumur, handscone dan masker
Gambar 2. Kapas, alat tulis, alkohol, formulir penelitian dan inform consent
Gambar 3. Disclossing solution, pasta gigi non herbal flouride dan pasta gigi
herbal daun sirih
Gambar 4. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
Gambar 4. Mengumpulkan siswa SMPK 1 Harapan kelas VIII di ruang kelas
Gambar 5. Penjelasan kepada para siswa mengenai metode menyikat gigi dengan
teknik roll
Gambar 6. Pencatatan skor plak sebelum menyikat gigi dengan pasta gigi non
herbal flouride atau pasta gigi herbal daun sirih
Gambar 7. Pencatatan skor plak kembali setelah menyikat gigi dengan pasta gigi
non herbal flouride atau pasta gigi herbal daun sirih
LAMPIRAN III
INFORMED CONSENT
(PERJANJIAN KESEPAKATAN)
Berkaitan dengan penelitian untuk kebutuhan penyusunan skripsi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, maka
Saya yang bertandatangan di bawah ini (seperti daftar nama berikut), setelah
mendapatkan penjelasan, dengan ini menyatakan BERSEDIA dan TIDAK
KEBERATAN dilibatkan sebagai SUBJEK dalam Penelitian,
Judul Penelitian : PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN
PASTA GIGI HERBAL DAUN SIRIH DENGAN
PASTA GIGI NON HERBAL FLOURIDE
TERHADAP PENURUNAN AKUMULASI PLAK
GIGI PADA SISWA KELAS VIII SMPK 1
HARAPAN DENPASAR
Peneliti : Putu Isa Cahyanti
NPM : 009/G/10
Saya memahami dan dapat menerima segala akibat Penelitian ini dan tidak
akan melakukan tuntutan dalam bentuk apapun terhadap akibat yang
ditimbulkannya.
No. NAMA UMUR L/P TANDA
TANGAN
LAMPIRAN IV
No. :
Hari ke :
Pasta Gigi :
FORM PENELITIAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Gigi Permukaan Skor
Sebelum Sesudah
Gigi 16 Pada permukaan bukal
Gigi 11 Pada permukaan labial
Gigi 26 Pada permukaan bukal
Gigi 36 Pada permukaan lingual
Gigi 31 Pada permukaan labial
Gigi 46 Pada permukaan lingual
Total
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Pre_Hari1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.284 1 68 .198
ANOVA
Pre_Hari 1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .840 1 .840 4.173 .066
Within Groups 12.127 68 .178
Total 12.967 69
Test of Homogeneity of Variances
Pre_Hari7
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.184 1 68 .669
ANOVA
Pre_Hari 7
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .291 1 .291 6.397 .060
Within Groups 3.089 68 .045
Total 3.379 69
NPar Tests Non Herbal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre_ hari1 pre_ hari7
N 35 35
Normal Parameters
a,,b
Mean 1.4429 .5191
Std. Deviation .40351 .22057
Most Extreme Differences
Absolute .128 .192
Positive .122 .192
Negative -.128 -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .756 1.134
Asymp. Sig. (2-tailed) .618 .153
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
NPar Tests Herbal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre_ hari1 pre_ hari7
N 35 35
Normal Parameters
a,,b
Mean 1.2237 .3903
Std. Deviation .44028 .20540
Most Extreme Differences
Absolute .180 .215
Positive .180 .215
Negative -.135 -.142
Kolmogorov-Smirnov Z 1.065 1.274
Asymp. Sig. (2-tailed) .207 .078
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Plak Herbal 35 .2289 .17125 .02895
Non Herbal 35 .3763 .21467 .03629
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Plak Equal variances assumed
2.284 .135 -3.176
68 .002 -.14743 .04642 -.24005 -.05480
Equal variances not assumed
-
3.176 64.801 .002 -.14743 .04642 -.24014 -.05472
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pre_hari1 1.2237 35 .44028 .07442
post_hari1 .3814 35 .25103 .04243
Pair 2 pre_hari7 .3903 35 .20540 .03472
post_hari7 .2289 35 .17125 .02895
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pre_hari1 & post_hari1 35 .898 .000
Pair 2 pre_hari7 & post_hari7 35 .937 .000
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pre_hari1 1.4429 35 .40351 .06821
post_hari1 1.1149 35 .36918 .06240
Pair 2 pre_hari7 .5191 35 .22057 .03728
post_hari7 .3763 35 .21467 .03629
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pre_hari1 & post_hari1 35 .832 .000
Pair 2 pre_hari7 & post_hari7 35 .860 .000