m e s i o d e n s -...

32
M E S I O D E N S Oleh : Drg. Norman Hidajah, M.Biomed FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2015

Upload: trandat

Post on 05-Mar-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

M E S I O D E N S

Oleh :

Drg. Norman Hidajah, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR 2015

Page 2: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

PENDAHULUAN

Dalam dunia kedokteran gigi seringkali ditemukan adanya kelainan pada

gigi dan rongga mulut. Salah satu dari banyak kelainan tersebut dapat terjadi pada

tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, seperti pada fase formatif pada

pembentukan elemen gigi dapat terjadi gangguan yang dikarenakan faktor

endogen dan eksogen dan faktor idopatik atau faktor yang tidak diketahui yang

bisa saja menyebabkan adanya kelainan pada jumlah gigi atau yang biasa disebut

gigi supernumerary (Amita dkk., 2014).

Gigi supernumerary atau gigi berlebih adalah salah satu dari adanya

kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi berdasarkan dari jumlah gigi yang

seharusnya atau secara normal. Kelainan ini dapat terjadi secara tunggal atau

banyak, unilateral atau bilateral baik di rahang atas maupun rahang bawah (Amita

dkk., 2014).

Pada gigi sulung, kejadian gigi supernumerary disebutkan 0,3% - 0,8%

dan pada gigi permanen 1,5% - 3,5%. Prevalensi gigi supernumerary pada gigi

sulung lebih rendah karena tidak dilaporkan dan sering diabaikan, karena gigi

supernumerary seringkali berbentuk normal (tipe tambahan), erupsi biasanya

menggunakan ruang pada gigi sulung, dan muncul di tempat yang pas dan bisa di

salah artikan sebagai germination dan anomali fusion (Duraisingam dkk., 2014).

Merwe dkk. (2009) menyatakan prevalensi gigi supernumerary pada

periode gigi permanen yaitu dari 0,1% sampai 3,8% dan dari 0,3% sampai 0,6%

terjadi pada periode gigi sulung. Pada gigi permanen, gigi supernumerary lebih

banyak terjadi pada pria dibanding populasi wanita dengan perbandingan 2 : 1.

Page 3: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Gigi supernumerary single terjadi 76 - 86% kasus, gigi supernumerary double

terjadi 12,23% kasus, dan gigi supernumerary multiple kurang dari 1% kasus.

Prevalensi supernumerary dengan frekuensi yang lebih tinggi dari 3%

pada ras Mongoloid. Tidak ada distribusi jenis kelamin yang signifikan pada gigi

supernumerary yang terdapat di gigi sulung, namun gigi permanen pria telah

terbukti lebih banyak terjadi dari pada wanita. Gigi supernumerary diperkirakan

terjadi pada rahang atas 8,2 hingga 10 kali lebih sering dari pada rahang bawah,

dan paling sering terjadi pada rahang atas (Duraisingam dkk., 2014).

MESIODENS

Hiperdonsia atau gigi supernumerary didefinisikan sebagai berlebihnya

jumlah gigi pada individu tertentu, yaitu melebihi jumlah gigi normal dari 20 gigi

sulung atau 32 gigi permanen. Hiperdonsia adalah sebuah kondisi dari gigi

supernumerary, dan di definisikan sebagai gigi yang tumbuh di samping jumlah

gigi yang normal (Sheikh dkk., 2014).

Menurut Garvey dkk. (1999) gigi supernumerary adalah salah satu gigi

tambahan dan dapat ditemukan di hampir semua regio lengkung gigi. Gigi

supernumerary dan agenesis adalah kelainan gigi yang paling umum didapatkan

pada anak. Gigi supernumerary atau hiperdonsia didefinisikan sebagai

keberadaan jumlah gigi berlebih dalam kaitannya dengan rumus gigi normal

(Mevlut dkk., 2010), sedangkan agenesis adalah tidak dibentuknya atau tidak

tumbuhnya benih gigi (Sungkar, 2008).

Mesiodens terletak di antara gigi insisivus tengah dan memiliki prevalensi

0,15 - 1,90 % pada populasi Asia. Terjadinya gigi supernumerary pada gigi

Page 4: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

sulung merupakan temuan kurang lazim dengan kejadian 0,3 - 0,6 %. Probabilitas

terjadinya gigi supernumerary adalah lima kali lebih sedikit pada gigi sulung dari

pada gigi permanen. Prevalensi yang lebih rendah dari gigi supernumerary pada

gigi sulung sebagian mungkin mencerminkan kesulitan dalam membedakan antara

kembar dan fusi dari gigi normal dengan gigi supernumerary (Paula dkk., 2014),

80% dari semua gigi supernumerary ditemukan pada daerah insisivus rahang atas,

jarang ditemukan di daerah premolar rahang bawah, premolar rahang atas,

distomolar pada rahang, caninus dan gigi insisivus rahang bawah.

Dilaporkan gigi supernumerary pada premolar terjadi pada 0,29% dari

populasi umum dan mewakili antara 8,0% hingga 9,1% semua gigi

supernumerary. Tidak seperti gigi supernumerary yang lain, gigi supernumerary

pada premolar lebih banyak pada mandibula dibanding maksila (Leo dkk., 2013).

Secara klinis gigi supernumerary dapat menyebabkan gangguan lokal yang

berbeda, seperti retensi gigi sulung, impaksi gigi permanen, erupsi ektopik,

perpindahan gigi, kista folikel, dan perubahan lainnya yang membutuhkan

intervensi bedah atau perawatan ortodontik (Anna dkk., 2014).

Gigi supernumerary kebanyakan terjadi pada rahang atas (80 - 90%) dan

50% ditemukan di regio anterior. Sekitar 85% dari semua gigi supernumerary di

anterior tidak erupsi dan 65% mengganggu jalan erupsi gigi insisivus permanen

rahang atas. Gigi supernumerary yang erupsi dapat terjadi pada setiap usia, tetapi

biasanya erupsi ini diamati pada anak usia 3 dan 7 tahun. Hal ini menghasilkan

resorpsi gigi insisivus sentral pada gigi sulung dan erupsi di tempat atau di langit-

langit. Sekitar 25% dari semua pasien yang hadir dengan mesiodens, juga

memiliki gigi supernumerary lainnya. Sebaliknya, terdapat beberapa pasien yang

Page 5: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

juga mempunyai mesiodens, bersamaan dengan gigi yang hilang secara kongenital

(Sheikh dkk., 2014).

A. Etiologi

Tidak diketahui dengan pasti etiologi mesiodens, namun beberapa teori

telah dijelaskan termasuk faktor genetik dan lingkungan, hiperaktivitas dari

lamina gigi dan dikotomi tunas gigi. Hal ini juga dapat terjadi dalam hubungan

dengan sindrom seperti bibir sumbing dan langit-langit, Displasia Cleidocranial

dan Sindrom Gardner. Diantara beberapa teori yang dikemukakan, teori

hiperaktivitas lamina gigi dianggap sebagai faktor etiologi yang paling dapat

diterima dalam pengembangan mesiodens (Qamar dkk., 2013).

Adanya penyimpangan embriologi selama pembentukan gigi dapat

mengakibatkan terjadinya gigi supernumerary. Salah satu bentuk

penyimpangannya yaitu pertumbuhan secara terus menerus pada benih organ

enamel atau adanya kelainan pada tahap poliferasi sel yang berlebih pada saat

pembentukan benih gigi yang mengakibatkan gigi yang terbentuk melebihi jumlah

yang normal (Amita, 2014).

Menurut Duraisingam dkk. (2014) etiologi gigi supernumerary tidak

sepenuhnya dapat dipahami. Faktor genetik dan lingkungan menjadi pertimbangan

etiologi gigi supernumerary tersebut. Beberapa teori telah diusulkan untuk

menjelaskan terjadinya hal tersebut:

1. Atavisme

Pada awalnya gigi supernumerary adalah hasil dari pengembalian

filogenetik untuk primata punah dengan tiga pasang gigi insisivus. Teori ini

sebagian besar telah diabaikan.

Page 6: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

2. Teori Dikotomi

Hal ini menyatakan bahwa perpecahan tunas gigi terbagi menjadi

dua bagian yang sama atau berbeda ukuran, menghasilkan pembentukan

dua gigi dengan ukuran yang sama, satu normal dan satu dismorfik gigi.

Akan tetapi teori ini juga telah diabaikan.

3. Teori Hiperaktif Lamina Gigi

Ini melibatkan lokal, independen, hiperaktivitas yang terkondisi

dari lamina gigi. Menurut teori ini, bentuk tambahan akan berkembang

dari perpanjangan aksesori lingual benih gigi, sedangkan bentuk dasar

akan berkembang dari proliferasi sisa-sisa epitel dari lamina gigi.

4. Faktor Genetik

Ini dianggap penting dalam terjadinya gigi supernumerary. Banyak

kasus telah dilaporkan terulang dari keluarga yang sama. Sebuah warisan

terkait jenis kelamin telah disarankan pada pengamatan bahwa pria lebih

rentan terkena sekitar dua kali lebih sering dari pada populasi wanita.

B. Klasifikasi Gigi Supernumerary

1. Berdasarkan Morfologi

Menurut Garvey dkk. (1999) gigi supernumerary diklasifikasikan

menurut morfologi dan lokasi. Pada gigi sulung, morfologi biasanya

berbentuk normal atau kerucut. Ada variasi yang lebih besar dari bentuk

penyajian pada gigi permanen.

Page 7: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Gambar 2.1 Klasifikasi gigi supernumerary (dikutip dari Garvey dkk., 1999).

Empat jenis morfologi yang berbeda dari gigi supernumerary :

a. Berbentuk Kerucut

Gigi kerucut berbentuk pasak kecil ini adalah supernumerary yang

paling sering ditemukan pada gigi permanen. Hal ini adalah

pengembangan dengan pembentukan akar mendalam atau pada tahap

setara dengan insisivus permanen dan biasanya muncul sebagai mesiodens.

Ini kadang-kadang dapat ditemukan tinggi dan terbalik ke langit-langit

atau dalam posisi horizontal. Dalam kebanyakan kasus, sumbu panjang

gigi biasanya condong. Supernumerary berbentuk kerucut dapat

mengakibatkan rotasi atau perpindahan gigi insisivus permanen, tetapi

jarang ada penundaan erupsi.

b. Tuberkel

Jenis supernumerary tuberkel memiliki lebih dari satu titik puncak

atau tuberkulum. Hal ini sering digambarkan sebagai barrel-shaped dan

Tunggal

Kerucut Odontoma Komposit

Tuber-kel

Banyak

Tanpa Gejala

Dengan Gejala

Bibir sumbing/Langit-langit. Displasia Cleidocranial.

Sindrom Gardner.

Tamba-han

Gabungan Kompleks

Page 8: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

dapat invaginated. Pembentukan akar terhambat di bandingkan dengan

gigi insisivus permanen. Supernumerary tuberkel sering dipasangkan dan

biasanya terletak pada aspek palatal dari gigi insisivus sentral. Jarang

erupsi dan sering dikaitkan dengan hambatan erupsi dari gigi insisivus.

c. Tambahan

Supernumerary tambahan mengacu pada duplikasi gigi di insisivus

normal dan ditemukan pada akhir dari serangkaian gigi. Gigi tambahan

yang paling umum adalah gigi insisivus lateral permanen pada rahang atas,

tetapi juga terjadi pada premolar dan molar tambahan. Pada umumnya

supernumerary yang ditemukan pada gigi sulung adalah jenis tambahan

dan jarang berdampak tetap.

d. Odontoma

Howard mendaftarkan odontoma sebagai kategori keempat dari

gigi supernumerary. Namun, kategori ini tidak diterima secara universal.

Istilah odontoma mengacu pada tumor asal odontogenik. Kebanyakan

pihak, menerima pandangan bahwa odontoma merupakan malformasi

hamartomatous dan bukan neoplasma. Lesi terdiri dari lebih dari satu jenis

jaringan dan akibatnya disebut sebagai odontoma komposit. Dua jenis

yang terpisah telah dijelaskan. Odontoma dapat kompleks atau kompoun.

Odontoma kompleks terdiri atas masa jaringan gigi yang tidak teratur,

sementara odontoma kompoun terdiri atas struktur seperti gigi yang

teratur.

2. Berdasarkan Lokasi

Menurut Duraisingam dkk. (2014) klasifikasi gigi supernumerary

Page 9: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

berdasarkan lokasi adalah:

a. Mesiodens

Mesiodens adalah gigi supernumerary berbentuk kerucut yang

terletak di antara gigi insisivus tengah rahang atas. Gigi supernumerary ini

biasanya terletak pada palatal gigi insisivus permanen, hanya dengan

beberapa bagian saja berbaring di garis lengkung atau labial. Mesiodens

biasanya kecil dan pendek, dengan mahkota segitiga atau berbentuk

kerucut. Mesiodens adalah suatu kelainan jumlah dan bentuk gigi konus,

biasanya terjadi pada gigi anterior dan terletak pada garis tengah maksila

(Purnomo, 2007).

Mesiodens bersifat bawaan dan tidak ada faktor lingkungan yang

ditemukan sebagai penyebab keadaan ini. Mesiodens biasanya berjumlah

tunggal atau berpasangan dan kadang - kadang terlihat lebih dari dua buah

(Foster, 1999).

Mesiodens pada gigi sulung biasanya berbentuk normal atau konus

sedangkan mesiodens gigi permanen mempunyai variasi dalam bentuk,

yaitu: konus kecil berbentuk peg shaped, tuberkel pendek, berbentuk tong,

tambahan (mirip insisivus lateral) dan odontoma. Erupsi yang terlambat,

dilaserasi, malposisi gigi yang bersebelahan, serta diastema yang abnormal

berhubungan dengan adanya mesiodens. Masalah oklusal yang disebabkan

mesiodens biasanya terbatas pada ketidakteraturan susunan gigi insisivus

atas. Khususnya gigi insisivus terotasi atau terdapat diastema pada garis

median di rahang atas (Andlaw dan Rock, 1992 ; Purnomo, 2007 ; Russell

dan Folwarczna, 2003).

Page 10: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Gambar 2.2 Gambaran klinis erupsi gigi di antara gigi insisivus sentralis

b. Paramolar

Paramolar yang dimaksud adalah molar supernumerary, biasanya

sederhana dan terletak di bukal atau lingual/palatal ke salah satu molar

atau ruang bukal interproksimal dengan molar kedua dan ketiga.

c. Distomolar

Distomolar adalah gigi supernumerary yang terletak pada distal

gigi molar ketiga dan biasanya belum sempurna. Bagian ini jarang

menghambat erupsi gigi terkait.

d. Parapremolar

Parapremolar adalah supernumerary yang terbentuk di daerah

premolar dan menyerupai sebuah premolar.

C. Kondisi Medis yang Berhubungan dengan Gigi Supernumerary

Gangguan perkembangan yang menunjukkan hubungan dengan gigi

supernumerary diantaranya bibir sumbing dan langit-langit, Cleidocranial

Dysostosis, Sindrom Gardner.

Gangguan yang kurang umum terjadi termasuk Sindrom Fabry Anderson,

Sindrom Danlos-Ehlers, Inkontinensia pigmenti dan Sindrom Trichorhino-

Phalangeal (Duraisingam dkk., 2014).

Page 11: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

D. Masalah Terkait dengan Gigi Supernumerary

1. Kegagalan Erupsi

Kehadiran gigi supernumerary adalah penyebab paling umum

untuk kegagalan erupsi gigi insisivus sentral rahang atas. Hal ini juga

dapat menyebabkan retensi gigi insisivus utama. Masalahnya biasanya

diawali dengan erupsi gigi insisivus lateral rahang atas bersama-sama

dengan kegagalan erupsi salah satu atau kedua gigi insisivus sentral. Gigi

supernumerary di lokasi yang lain juga dapat menyebabkan kegagalan

erupsi pada gigi yang berdekatan (Garvey dkk., 1999).

2. Perpindahan

Kehadiran gigi supernumerary dapat menyebabkan perpindahan

gigi secara permanen. Tingkat perpindahan dapat bervariasi dari rotasi

ringan ke perpindahan lengkap. Perpindahan dari mahkota gigi insisivus

adalah ciri umum di sebagian besar kasus yang terkait dengan

terhambatnya erupsi (Garvey dkk., 1999).

3. Berdesakan

Erupsinya gigi supernumerary paling sering menyebabkan

berdesakan. Gigi insisivus lateral tambahan dapat menyebabkan

berdesakan di daerah anterior atas (Garvey dkk., 1999).

4. Patologi

Pembentukan kista dentigerous adalah masalah lain yang mungkin

terkait dengan gigi supernumerary. Kantung folikel membesar pada 30%

kasus, tetapi bukti histologis pembentukan kista ditemukan hanya 4 sampai

9% dari kasus. Resorpsi akar yang berdekatan dengan supernumerary

Page 12: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

mungkin terjadi tetapi sangat jarang ditemukan (Primosch 1981 cit.

Garvey dkk., 1999).

5. Transplantasi Tulang Alveolar

Gigi supernumerary dapat membahayakan cangkokan sekunder

tulang alveolar pada pasien dengan bibir sumbing dan langit-langit. Gigi

supernumerary biasanya dicabut dan socket site diperbolehkan untuk

menyembuhkan sebelum pencangkokan tulang. Supernumerary tidak

boleh diambil tanpa konsultasi dengan tim bibir sumbing. Kerjasama

antara dokter gigi umum dan tim bibir sumbing sangat penting.

Supernumerary ditempat bibir sumbing umumnya dicabut pada saat

penyambungan tulang (Garvey dkk., 1999).

6. Persiapan Penempatan Implan

Mungkin diperlukan ekstraksi supernumerary sebelum penempatan

implan. Jika dicabut pada saat penempatan implan, maka pencangkokan

tulang mungkin diperlukan (Garvey dkk., 1999).

7. Asimtomatik

Kadang-kadang gigi supernumerary tidak terkait dengan efek

samping dan dapat dideteksi sebagai kesempatan temuan selama

pemeriksaan radiografi (Garvey dkk., 1999).

Page 13: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

PERAWATAN MESIODENS

A. Perawatan Mesiodens dengan Ekstraksi

Gigi supernumerary dapat menyebabkan masalah klinis seperti: kegagalan

erupsi, perpindahan atau rotasi, berdesakan, diastema abnormal atau penutupan

prematur ruang, dilacerations, perkembangan akar abnormal gigi permanen,

pembentukan fibrosis dan erupsi ektopik. Untuk menentukan perawatan yang

optimal pada kasus gigi supernumerary di perlukan terlebih dahulu pemeriksaan

klinis dan pemeriksaan radiografi. Perawatan gigi supernumerary hanya dengan

ekstraksi saja atau perawatan gigi supernumerary bisa dengan ekstraksi

selanjutnya melakukan perawatan ortodontik untuk memperoleh oklusi yang

benar dan memperoleh ruang pada kasus gigi supernumerary yang delayed erupsi.

Perawatan gigi supernumerary tergantung pada kasus masing-masing.

Gigi permanen berkaitan dengan komplikasi sehingga disarankan untuk

melakukan ekstraksi gigi supernumerary, termasuk yang tidak erupsi. Dalam

kasus erupsi normal jika tidak memilki komplikasi dapat saja gigi supernumerary

tidak dilakukan ekstraksi. Keputusan akhir tentang perlunya untuk dilakukan

ekstraksi harus ditentukan dokter gigi, setelah pemeriksaan klinis dan

pertimbangan gambaran radiografi. Oleh karena itu, sebelum perawatan harus

dilakukan panoramik radiografi, dan bila terdapat keraguan dilakukan tambahan

radiografi oklusal X-ray (Bina dkk., 2014).

Perawatan gigi supernumerary tergantung pada jenis dan posisi gigi

supernumerary dan efeknya atau efek potensial pada gigi yang bersebelahan.

Page 14: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Indikasi untuk ekstraksi gigi supernumerary adalah sebagai berikut:

a. Erupsi spontan supernumerary telah terjadi.

b. Erupsi gigi insisivus sentralis telah tertunda atau terhambat.

c. Gigi berada dalam tulang yang akan dilakukan penempatan implan.

d. Perubahan erupsi atau perpindahan dari gigi insisivus sentralis.

e. Kehadirannya akan membahayakan tulang alveolar sekunder pada pasien

dengan bibir sumbing dan langit-langit.

f. Ada patologi.

g. Penyelarasan ortodontik aktif dari gigi insisivus di dekat supernumerary.

Ekstraksi harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan

pada gigi permanen yang berdekatan, yang dapat menyebabkan ankilosis dan

malerupsi gigi tersebut. Dokter harus berhati-hati untuk menghindari komplikasi

seperti merusak saraf dan pembuluh darah selama manipulasi gigi, perforasi sinus

maksilaris, ruang pterygomaxillary, orbit dan fraktur tuberositas maksilaris.

Dokter juga harus waspada karena kadang-kadang gigi supernumerary yang

menyatu dengan struktur gigi yang berdekatan pada mahkota atau tingkat akar,

dapat membuat ekstraksi menjadi sulit. Gigi supernumerary juga dapat di amati

tanpa ekstraksi saat erupsi memuaskan gigi terkait telah terjadi tanpa patologi

terkait dan tidak menyebabkan gangguan fungsional dan estetika (Vanessa, 2013).

Ekstraksi tidak selalu menjadi pilihan perawatan untuk gigi

supernumerary. Dapat dilakukan pemantauan tanpa ekstraksi jika:

a. Erupsi sempurna pada gigi supernumerary tanpa komplikasi

b. Tidak ada perawatan ortodontik aktif yang dipertimbangkan.

c. Tidak ada kelainan patologi.

Page 15: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

d. Ekstraksi justru akan merugikan vitalitas gigi terkait.

Menurut Meighani dan Pakdaman (2010) perawatan mesiodens tergantung

pada jenis dan posisi gigi. Mengekstraksi segera mesiodens biasanya

diindikasikan dalam keadaan adanya hambatan atau keterlambatan erupsi,

perpindahan gigi yang berdekatan, gangguan peralatan ortodontik, adanya kondisi

patologis atau erupsi spontan dari mesiodens.

Hanya 25% dari semua mesiodens yang erupsi secara spontan ke dalam

rongga mulut. Jika tidak erupsi, gigi bisa mengubah kedua erupsi dari gigi

insisivus permanen dan oklusi yang dihasilkan. Selanjutnya, pada 75% kasus gigi

insisivus erupsi spontan terjadi setelah mesiodens diekstraksi. Oleh karena itu,

sekali mesiodens telah didiagnosis, dokter harus menentukan perawatan untuk

meminimalkan akibat lebih lanjut. Penatalaksanaan disesuaikan dengan tahap

perkembangan gigi-geligi yaitu pada gigi sulung, campuran atau permanen

(Russel dan Folwarczna, 2003).

Pada gigi sulung, mesiodens terletak di bagian anterior rahang atas, kurang

menonjol dibandingkan gigi permanen dan biasanya erupsi. Diagnosis dilakukan

selama pemeriksaan klinis. Bentuknya mirip dengan gigi yang normal dan

memiliki cukup ruang di lengkung gigi. Kehadiran mesiodens pada gigi sulung

dapat diikuti dengan terjadinya mesiodens dalam tahap-tahap selanjutnya.

Pemeriksaan klinis menyeluruh diikuti oleh pemeriksaan x-ray memainkan peran

kunci dalam diagnosis dari mesiodens pada gigi permanen.

Hanya 25% dari mesiodens erupsi ke dalam rongga mulut yang muncul

pada anak-anak berusia 6 - 7 tahun sebelum perkembangan insisivus sentral

rahang atas. Terpisah dari tradisional radiografi panoramik serta radiografi oklusal

Page 16: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

dan gigi, komputer tomografi dapat membantu ortodontis untuk menentukan

posisi yang tepat dari mesiodens yang berkenan dengan struktur anatomi gigi

tetangga dan struktur mesiodens itu sendiri serta memilih rekomendasi yang

terbaik untuk ekstraksi dan perawatan ortodontik (Greinke, 2013).

Untuk mendapatkan prognosis yang lebih baik direkomendasikan agar

mengekstraksi mesiodens lebih awal. Ekstraksi mesiodens biasanya tidak

dianjurkan pada gigi sulung karena sering erupsi ke rongga mulut dan

menyebabkan resiko kerusakan gigi insisivus permanen selama operasi

pencabutan dari mesiodens sehingga dapat di hindari. Namun, pada tahap awal

gigi campuran, gigi insisivus sentral permanen erupsi secara spontan setelah

ekstraksi mesiodens. Hal ini juga meningkatkan kesejajaran yang lebih baik dari

gigi dan meminimalkan kebutuhan perawatan ortodontik. Keterlambatan ekstraksi

mesiodens akan mengakibatkan kegagalan erupsi spontan pada gigi insisivus

permanen karena berkurangnya kekuatan erupsi, berkurangnya lengkung

perimeter, pergeseran garis tengah dan mesial drifting gigi insisivus lateral ke

ruang gigi insisivus sentral, yang mungkin memerlukan perawatan ortodontik

yang komprehensif dengan paparan bedah pada gigi yang tidak erupsi. Untuk

menghindari komplikasi, ortodontis merekomendasikan ekstraksi dini pada

mesiodens (Qamar dkk., 2013).

Ada dua metode untuk ekstraksi mesiodens yaitu ekstraksi awal sebelum

pembentukan akar gigi insisivus permanen dan ekstraksi akhir setelah

pembentukan akar gigi insisivus permanen. Disarankan ekstraksi mesiodens pada

awal gigi campuran untuk memudahkan erupsi spontan dan kesejajaran gigi

insisivus. Terlambatnya ekstraksi mesiodens yaitu pada usia 10 tahun ketika

Page 17: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

puncak akar gigi insisivus sentralis hampir terbentuk. Jika perawatan ditunda

setelah usia ini, pembedahan yang lebih kompleks dan perawatan ortodontik

mungkin akan diperlukan. Direkomendasikan pengamatan mesiodens dalam

situasi berikut, erupsi memuaskan pada gigi pengganti, tidak adanya lesi patologis

dan resiko kerusakan vitalitas gigi. Klinisi harus mempertimbangkan kondisi

pasien saat keputusan akhir, namun penelitian terbaru menekankan bahwa

ekstraksi dini pada gigi mesiodens untuk mencegah komplikasi adalah pilihan

perawatan yang tepat (Duraisingam dkk., 2014).

Perawatan dari mesiodens tergantung pada jenis dan posisi mesiodens dan

efeknya atau efek yang dapat terjadi pada gigi yang berdekatan. Selain itu,

langkah yang paling penting dalam penatalaksanaan mesiodens adalah lokalisasi

dan identifikasi komplikasi yang terkait dengan mesiodens. Gigi bisa dilokalisasi

menggunakan teknik vertikal atau teknik horizontal paralaks. Radiografi

periapikal yang diambil dengan menggunakan teknik kesejajaran akan

memberikan pemeriksaan paling rinci dibanding gambar radiografi yang lain. Jika

gigi-gigi ini tidak menimbulkan komplikasi dan tidak mengganggu gerakan

ortodontik gigi, dapat dipantau dengan membuat radiograf setiap tahun.

Mesiodens dapat menyebabkan banyak komplikasi seperti terhambatnya erupsi

gigi permanen, perpindahan atau rotasi gigi permanen, berdesakan, penutupan

ruang yang tidak sempurna selama perawatan ortodontik, dilaceration,

terhalangnya perkembangan akar gigi yang berdekatan, pembentukan kista dan

lain-lain (Garvey dkk., 1999 ; Acharya dkk., 2014).

Pengamatan secara ketat pada gigi diperlukan setelah ekstraksi mesiodens.

Sekitar 6 bulan setelah ekstraksi dari mesiodens, pemeriksaan klinis dan radiografi

Page 18: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

dianjurkan untuk menentukan apakah gigi telah erupsi (Russel dan Folwarczna,

2003).

B. Perawatan Mesiodens dengan Peranti Ortodontik

Perawatan pada kasus ini bertujuan untuk memperbaiki masalah estetika

oleh karena terdapatnya diastema sentral yang disebabkan oleh adanya mesiodens.

Berbagai alat yang dapat digunakan dapat berupa alat cekat maupun lepasan.

Alat-alat tersebut diantaranya alat lepasan berupa finger spring maupun

alat cekat berupa edgewise appliance.

1) Perawatan Mesiodens dengan Finger Spring

Perawatan ortodontik untuk koreksi diastema garis median pada kasus

mesiodens dapat dilakukan melalui tiga fase, yaitu penghilangan etiologi,

perawatan aktif, dan pemasangan retainer. Peranti ortodontik lepasan dengan

cangkolan dan finger spring dapat digunakan untuk menggerakkan gigi di

anterior maksila, misalnya diastema kecil dengan ukuran < 2 mm. Palatal

finger spring terkadang digunakan untuk menggeser gigi ke arah mesiodistal.

Kekuatan maksimal untuk perpindahan gigi akar tunggal yaitu 25 - 40 gram.

Aktivasi palatal finger spring ini dapat menggeser gigi sebanyak 1 mm dalam

sebulan. Meskipun begitu, finger spring tidak dapat menggeser gigi secara bodily

seperti peranti ortodontik yang cekat. Finger spring pada peranti lepasan ini hanya

dapat menggeser gigi secara tipping (Cobourne, 2010).

2) Perawatan Mesiodens dengan Edgewise Appliance

Peranti ini menggunakan breket dengan slot persegi tanpa ada torque

maupun tip. Kawat yang digunakan pada awal perawatan adalah kawat bulat

kemudian bila diperlukan gerakan torque digunakan kawat persegi yang diberi

Page 19: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

torque sehingga memungkinkan mahkota atau akar gigi bergerak ke arah yang

diinginkan. Sebagai contoh gerakan palatal root torque dapat menggerakkan akar

gigi ke palatal, suatu gerakan yang sangat sukar atau bisa dikatakan tidak mungkin

dilakukan dengan peranti lepasan. Kawat Niti multistranded coaxial berdiameter

kecil sering digunakan pada tahap awal perawatan dengan peranti cekat, yaitu

tahap meletakkan gigi dengan ketinggian slot yang sama atau menghilangkan

berdesakan. Bila pada tahap ini digunakan kawat dari baja nirkarat meski pun

berdiameter kecil operator harus membuat lup untuk menambah kelenturan kawat.

Adanya lup apalagi dalam jumlah banyak dirasakan tidak nyaman bagi pasien.

Untuk mendapatkan letak gigi yang baik pada kawat busur baja nirkarat dapat

diberi first order bend, second order bend dan third order bend tergantung

kebutuhan. Untuk itu diperlukan keterampilan untuk memberi tekukan pada kawat

busur terutama untuk memberi tekukan pada kawat busur terutama untuk memberi

efek tip dan torque pada gigi. Penjangkaran pada breket bisa didapatkan dari

mengikat beberapa gigi penjangkar menjadi satu dan memasang lengkung kawat

di palatal berupa transpalatal arch atau lingual arch sehingga molar kanan dan

kiri menjadi penjangkar yang kuat (Rahardjo, 2012).

a b

Page 20: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Gambar 3.2 Finger spring yang digunakan untuk menutup diastema garis median (dikutip dari Premkumar, 2008)

Gambar 3.1 a) Menunjukkan mesiodens erupsi diantara gigi insisivus tengah rahang atas, b) Menunjukkan posisi unilateral mesiodens, c) Menunjukkan mesiodens setelah di ekstraksi (dikutip dari Bahadure dkk., 2012).

Gambar 3.3 Perawatan Mesiodens dengan Finger Spring : a) Menunjukkan finger spring, b) Aktivasi coil/helix, c) Aktivasi finger spring menggunakan lengan aktif (dikutip dari Premkumar, 2008).

c

Page 21: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

PEMBAHASAN

Perawatan diastema sentral sebelumnya harus diketahui dahulu faktor

penyebab utamanya. Apabila semua faktor penyebabnya telah diketahui secara

pasti, baru kemudian dilakukan penutupan diastema sentral dengan menggerakkan

gigi insisivus sentral rahang atas ke garis median baik mempergunakan alat cekat

berupa breket ataupun dengan mempergunakan alat lepasan berupa pegas koil.

Setelah itu baru dilanjutkan dengan perawatan lainnya bila memang diperlukan,

misalnya bedah, konservasi dan atau prostodonsia (Moyers, 1988 ; Bishara, 2001).

Perawatan mesiodens tergantung pada jenis dan posisi gigi. Mengekstraksi

segera mesiodens biasanya diindikasikan dalam keadaan adanya hambatan atau

keterlambatan erupsi, perpindahan gigi yang berdekatan, gangguan peralatan

ortodontik, adanya kondisi patologis atau erupsi spontan dari mesiodens

(Meighani dan Pakdaman, 2010).

Hampir semua mesiodens yang konus dan tidak terbalik dapat diharapkan

erupsi. Kebanyakan mesiodens tuberkel dan tipe konus yang terbalik, serta

odontoma harus diekstraksi. Waktu perawatan perlu dipertimbangkan secara bijak

Gambar 3.4 Perawatan Mesiodens dengan Edgewise Appliance : a) Menunjukkan tampilan frontal, b) Menunjukkan lengkungan maksila (dikutip dari Ardhana, 2011).

Page 22: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

dengan melihat keuntungan dan kerugian perawatan awal sebelum usia 6 tahun

dan perawatan yang ditunda sebelum usia 8 - 10 tahun (Foster, 1999).

Ekstraksi gigi mesiodens tersebut secepat mungkin sejak saat diketahui,

sebelum menimbulkan malposisi atau untuk meminimalisasi bila telah terjadi

malposisi dari gigi lainnya. Bila terdiagnosis secara radiografi, maka harus

dilakukan operasi untuk mengeluarkan mesiodens tersebut (Moyers, 1988 ; Proffit

dan Fields, 2000 ; Bishara, 2001). Kadang mesiodens tidak bererupsi dan tidak

menimbulkan masalah oklusal. Dalam hal ini, mesiodens bisa dibiarkan tetap pada

posisinya, khususnya jika gigi ini terletak tinggi di dalam rahang dan terbalik atau

jika tindakan pencabutan bisa merusak gigi yang lain (Foster, 1999).

Usia yang dianjurkan oleh beberapa peneliti untuk ekstraksi atau tindakan

bedah adalah 8 - 10 tahun setelah pertumbuhan akar insisivus sentral hampir

selesai dengan demikian gangguan yang mungkin terjadi diharapkan seminimal

mungkin. Apabila tindakan ekstraksi segera dilakukan maka dapat mengakibatkan

erupsi gigi insisivus terganggu karena gigi mengalami rotasi dan terjadi

pergeseran garis median (Indriyati dkk., 2001).

Tahap pertama penatalaksanaan keadaan ini adalah lokalisasi dan

identifikasi komplikasi yang berhubungan dengan supernumerary. Gigi-gigi dapat

ditentukan lokasinya dengan menggunakan teknik paralaks vertikal atau

horizontal. Radiograf periapeks yang diambil dengan menggunakan teknik

kesejajaran akan memberikan pemeriksaan paling rinci dibandingkan gambar

radiografi yang lain.

Jika gigi-gigi ini tidak menimbulkan komplikasi dan tidak mengganggu

gerakan ortodontik gigi, gigi dapat dipantau dengan membuat radiograf setiap

Page 23: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

tahun. Sebaiknya peringatkan pasien mengenai komplikasi yang dapat terjadi

seperti perubahan kistik dan migrasi serta kerusakan akar gigi di dekatnya. Jika

pasien tidak ingin beresiko mengalami komplikasi tersebut, cukup alasan untuk

mencabut gigi supernumerary. Jika gigi supernumerary mempunyai hubungan

dengan akar gigi permanen, sebaiknya kita menunggu sampai perkembangan akar

gigi permanen sempurna sebelum melakukan ekstraksi secara bedah untuk

mencegah kerusakan pada selubung epitelial Hertwig yang menutupi akar.

Perkembangan akar gigi insisivus atas selesai pada usia 10 tahun (Gill, 2014).

Menurut Manuja dkk. (2011) kehadiran mesiodens yang keluar dapat

diamati dengan melakukan diagnosis yang sangat baik melalui pemeriksaan klinis

dan untuk mesiodens yang tidak keluar dapat dilakukan diagnosis dengan baik

melalui evaluasi klinis dan radiografi. Radiografi panoramik, radiografi oklusal

rahang atas dan radiografi periapikal dianjurkan untuk membantu diagnosis

mesiodens dan untuk posisi dari bucco-lingual mesiodens yang tidak keluar dapat

ditentukan dengan menggunakan teknik paralaks. Diagnosis dini dapat membantu

mengurangi masalah yang mungkin terjadi pada gangguan estetika dan maloklusi.

Secara klinis, kehadiran mesiodens yang tidak keluar dapat dicurigai jika ada

ketidakseimbangan pada gigi atau jika ada kemunculan yang terhambat pada gigi

yang berdekatan.

Semakin cepat diagnosis maka prognosis akan lebih baik. Pengetahuan

para klinisi mengenai anomali secara umum dan lokasinya pada gigi sulung dan

campuran akan menghasilkan diagnosis dini dan dapat mencegah komplikasi lebih

lanjut. Persistensi unilateral dari gigi insisivus, kegagalan erupsi atau erupsi

ektopik dari gigi insisivus permanen, diastema yang luas pada insisivus permanen

Page 24: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

harus diwaspadai oleh dokter untuk kemungkinan adanya gigi supernumerary

dengan pengamatan radiografi yang tepat (Duraisingam dkk., 2014).

Gigi berbentuk tambahan kurang umum jika dibandingkan dengan gigi

supernumerary dan sering diabaikan karena bentuk dan ukurannya yang

normal. Gigi tambahan dapat menyebabkan masalah estetik seperti terhambatnya

erupsi, dan berdesakan, sehingga memerlukan diagnosis dini dan pengobatan

untuk mencegah komplikasi. Biasanya sulit untuk membedakan gigi yang normal

dari kembar tambahan tersebut. Gigi berbentuk tambahan harus diamati sampai

anak berusia cukup, jika tidak maka mengganggu perkembangan dan erupsi gigi

yang berdekatan. Ekstraksi gigi tambahan dianjurkan dalam kasus dimana

menyebabkan perubahan patologis atau berdesakan bersama dengan masalah

estetika dan kesulitan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Deteksi gigi

yang terbaik dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan radiografi (Bahadure

dkk., 2012).

Untuk menghindari komplikasi mesiodens, maka ekstraksi gigi adalah

yang harus dilakukan. Waktu operasi pengangkatan juga telah diperdebatkan. Dua

alternatif yang ada diantaranya opsi pertama melibatkan ekstraksi mesiodens

segera setelah didiagnosis. Ini bisa menciptakan masalah fobia gigi untuk remaja

muda dan dikatakan menyebabkan devitalization atau deformasi gigi yang

berdekatan. Kedua, mesiodens bisa dibiarkan sampai perkembangan akar gigi

yang berdekatan selesai. Rencana bedah meliputi : hilangnya kekuatan erupsi gigi

yang berdekatan, hilangnya ruang dan gigi berdesakan dari lengkungan yang

terkena, dan pergeseran garis tengah (Manuja dkk., 2011).

Page 25: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Ada beberapa hal yang direkomendasikan pada pengamatan mesiodens

dalam kondisi diantaranya, erupsi memuaskan pada gigi pengganti, tidak adanya

lesi patologis dan resiko kerusakan vitalitas gigi. Klinisi harus

mempertimbangkan kondisi pasien saat keputusan akhir, namun penelitian terbaru

menekankan bahwa ekstraksi dini pada mesiodens untuk mencegah komplikasi

adalah pilihan perawatan yang tepat (Duraisingam dkk., 2014).

Ekstraksi selama tahap pertumbuhan awal geligi campuran memungkinkan

erupsi yang normal dan juga untuk ekstraksi erupsi spontan insisivus sentral

permanen berikutnya. Penanganan dini lebih baik untuk mengambil keuntungan

dari erupsi spontan gigi insisivus permanen dan untuk mencegah hilangnya ruang

anterior dan penyimpangan garis tengah. Ekstraksi mesiodens yang tepat waktu

pada erupsi awal geligi campuran mungkin menghasilkan keselarasan yang lebih

baik dari gigi dan dapat meminimalkan kebutuhan perawatan ortodontik.

Penanganan erupsi gigi yang terhambat karena mesiodens dapat didekati oleh

salah satu dari tiga metode berikut yaitu pertama, dengan penanganan konservatif,

dengan ekstraksi mesiodens saja. Kedua, dengan ekstraksi mesiodens bersama-

sama dengan tulang di bawah gigi yang tidak erupsi untuk traksi ortodontik dan

penggantian flap. Dan ketiga, dengan ekstraksi gigi yang tidak erupsi. Pengamatan

gigi secara rutin diperlukan setelah ekstraksi mesiodens. Pada 75% kasus,

insisivus erupsi secara spontan setelah mesiodens di ekstraksi (Manuja dkk.,

2011).

Jika gigi-gigi supernumerary diperkirakan akan mengganggu gerakan

ortodontik gigi, gigi ini harus di ekstraksi sebelum memulai perawatan (Gill,

2014).

Page 26: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Perawatan ortodonti dengan peranti lepasan hanya dilakukan apabila hasil

perawatan dapat diperkirakan akan stabil, dapat memperbaiki fungsi dan estetika.

Sebelum menentukan rencana perawatan, diagnosis yang mendalam sangat

diperlukan, misalnya mengenai relasi basis apikal, aktivitas, dan pola jaringan

lunak, deviasi dan displacement mandibula. Bentuk lengkung geligi rahang bawah

dan posisi insisivus bawah dipakai sebagai patokan rencana perawatan di rahang

atas. Bila diperlukan ekstraksi maka diastema yang terjadi cukup untuk koreksi

maloklusi dan tidak menimbulkan kelebihan diastema (Rahardjo, 2009).

Ada tiga faktor yang mempengaruhi waktu untuk gigi yang terkena

dampak erupsi dan memerlukan ekstraksi supernumerary yaitu, jenis gigi

supernumerary, jarak erupsi gigi permanen yang dipindahkan, dan ruang yang

tersedia dalam lengkungan untuk gigi yang tidak erupsi (Garvey dkk., 1999).

Perawatan ortodontik pada kasus mesiodens baik menggunakan alat

lepasan berupa finger spring maupun alat cekat berupa edgewise appliance

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan pertimbangan

diantaranya : pasien lebih sukar untuk memelihara kebersihan mulut, karena rumit

dibutuhkan pendidikan khusus untuk dapat menggunakan dengan benar, chairside

time relatif lama serta harga perawatan relatif lebih mahal (Rahardjo, 2012). Maka

penggunaan alat lepasan finger spring menjadi pilihan yang dianggap baik untuk

koreksi diastema walaupun hanya dengan gerakan tipping.

Perawatan ortodontik tidak hanya sekedar proses insersi kawat,

melainkan juga melibatkan aplikasi kontrol dari kekuatan mekanik terhadap gigi

dan jaringan periodonsium sehingga menghasilkan respon biologis

yang akan menggerakkan gigi. Kekuatan mekanik yang digunakan berasal dari

Page 27: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

aktivasi kawat, pegas dan elastik yang dipilih oleh ortodontis dan memiliki sifat

konsisten dengan arah pergerakan gigi (Bishara, 2007). Perencanaan perawatan

adalah langkah kedua dalam suatu rangkaian perawatan ortodontik setelah

penentuan diagnosis. Rencana perawatan dapat dilakukan segera setelah diagnosis

ditetapkan dan menjabarkan mengenai daftar masalah secara detail, menentukan

tujuan perawatan dan menentukan perawatan tersebut setelah mendiskusikan

dengan pasien. Pada langkah rencana perawatan juga ditentukan kebutuhan ruang,

pemilihan alat dan sistem penjangkaran untuk mencapai tujuan perawatan

ortodontik yang optimal (Singh, 2008).

Peranti ortodonti lepasan adalah peranti yang dapat dipasang dan

dilepaskan oleh pasien. Peranti ortodonti lepasan pada umumnya terbuat dari

akrilik dan kawat. Komponen aktif pada peranti ortodonti lepasan terdiri dari

pegas, busur labial, sekrup, dan elastik. Komponen aktif ini akan memberikan

gaya sehingga menyebabkan terjadinya pergerakan gigi. Pegas merupakan

komponen aktif yang paling sering digunakan. Desainnya bermacam-macam

tergantung pada kebutuhan akan kondisi klinis pasien. Pegas, busur labial, dan

klamer retensi terbuat dari kawat stainless steel .

Peranti ortodontik lepasan membutuhkan kerjasama dengan pasien, yaitu

pasien harus menjaga kebersihan mulutnya. Peranti ini hanya digunakan untuk

memindahkan gigi yang tipping, perawatannya harus di bawah pengawasan

dokter gigi. Keberhasilan alat ini tergantung pada kerja sama pasien. Jika pasien

rajin menggunakan alat ini, maka gigi akan bergerak dan menutup diastema. Alat

ini memiliki kelemahan, yaitu menyebabkan pasien tidak nyaman dan kesulitan

berbicara karena adanya plat akrilik di dalam mulut (Proffit, 2000).

Page 28: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Perawatan ortodontik untuk diastema garis median pada kasus mesiodens

dapat dilakukan melalui tiga fase, yaitu penghilangan etiologi, perawatan aktif,

dan pemasangan retainer. Perawatan fase pertama adalah penghilangan etiologi.

Kebiasaan buruk yang menyebabkan diastema garis median harus dihilangkan

dengan menggunakan habit breaker lepasan atau cekat. Gigi mesiodens yang tidak

erupsi dilakukan ekstraksi, dilakukan frenektomi pada frenulum yang tebal, dan

patologi lain di daerah garis median juga harus dirawat (Iyyer, 2003).

Perawatan fase kedua adalah perawatan aktif menggunakan alat lepasan.

Penggunaan alat lepasan dilakukan ketika diastema tidak lebih dari 2 mm dan

pergeseran yang dilakukan tidak mengganggu angulasi gigi (Staley dan Reske,

2002). Alat lepasan sederhana dengan dua finger spring atau dengan busur labial

dapat digunakan untuk menggeser gigi insisivus sentral ke mesial (Premkumar,

2008). Finger spring tersebut dibuat dari kawat stainless steel berdiameter 0,5

atau 0,6 mm (Singh, 2007). Finger spring dipasang pada bagian distal gigi

insisivus sentral. Jika menggunakan busur labial, maka busur labial tersebut

dibuat dari kawat stainless steel berdiameter 0,7 mm dan dipasang hingga ke

bagian distal gigi insisivus sentral (Iyyer, 2003). Loop spring juga bisa digunakan

untuk merawat diastema garis median dengan memasangnya ke busur labial dari

alat lepasan Hawley (Staley dan Reske, 2002).

Peranti ortodontik lepasan dengan cangkolan dan finger spring dapat

digunakan untuk menggerakkan gigi di anterior maksila, misalnya diastema kecil

dengan ukuran < 2 mm. Palatal finger spring terkadang digunakan untuk

menggeser gigi ke arah mesiodistal. Kekuatan maksimal

untuk perpindahan gigi akar tunggal yaitu 25-40 gram. Aktivasi palatal

Page 29: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

finger springs ini dapat menggeser gigi sebanyak 1 mm dalam sebulan. Meskipun

begitu, finger spring tidak dapat menggeser gigi secara bodily seperti peranti

ortodontik yang cekat. Finger spring pada peranti lepasan ini hanya dapat

menggeser gigi secara tipping (Cobourne, 2010).

Finger spring terbuat dari kawat 0,5 atau 0,6 mm. Finger Spring dibuat

dengan coil atau helix di dekat titik attachment dan free end untuk pergerakan.

Finger spring diindikasikan untuk pergerakan mesio-distal gigi, misalnya untuk

menutup diastema anterior. Finger spring diaktivasi dengan membuka coil atau

menggerakan lengan aktifnya ke gigi yang di gerakkan. Aktivasi optimal untuk

kawat 0,5 adalah 3 mm, sedangkan untuk kawat 0,6 aktivasinya 1,5 mm.

Perawatan fase ketiga adalah pemasangan retainer. Diastema garis median

mudah dirawat tetapi sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu, dibutuhkan

retensi jangka panjang seperti lingual bonded retainer, atau dapat juga

menggunakan retainer jenis yang lain seperti banded retainer atau Hawley’s

retainer (Iyyer, 2003).

Page 30: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

SIMPULAN

Berbagai penatalaksanaan perawatan mesiodens dalam bidang ortodontik

menggunakan alat lepasan dengan finger spring atau alat cekat edgewise appliance menjadi

pilihan yang dianggap baik untuk koreksi diastema yang disebabkan oleh karena mesiodens,

frenulum, dan kebiasaan buruk. Walaupun hanya menghasilkan gerakan tipping, cangkolan

dan finger spring dianggap baik oleh karena desain alat yang mudah dilepas sehingga

memudahkan dalam menjaga kebersihan mulut. Palatal finger springs dapat digunakan untuk

menggerakkan gigi di anterior maksila, misalnya diastema kecil dengan ukuran kurang dari 2

mm dan menggeser gigi ke arah mesiodistal dengan kekuatan maksimal

untuk perpindahan gigi akar tunggal yaitu 25-40 gram. Aktivasi palatal finger spring ini

dapat menggeser gigi sebanyak 1 mm dalam sebulan. Keberhasilan alat ini tergantung pada

kerja sama pasien.

Page 31: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

DAFTAR PUSTAKA Acharya, S., Ghosh, C., dan Mondal, P.K. 2014,Bilateral Supernumerary Teeth in Deciduous

A Rarity, Journal of Clinical and Diagnostic Research, vol. 8, no. 5, hal. 18-19. Agrawal, S., Chandra, P., Singh, D., dan Agrawal, S. 2012, Palatally Positioned Two

mesiodens:A Case Report [Online]. Available: http://www.journalofdento facialsciences.com [30 Maret 2015].

Alkhal, H.M., Rabie, B., dan Wong, R.W.K. 2009, Orthodontic Tooth Movement of Total

Bucally Blocked - Out Canine: A Case Report, Cases Journal, vol. 2, no. 7245, hlm. 1-4.

Ardhana, W. 2011, Alat Ortodontik Lepasan, Materi Kuliah, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta Bahadure, R.N., Thosar, N., Jain, E.S., Kharabe, V., dan Gaikwad, R. 2012,

Supernumerary Teeth in Primary Dentition and Early Intervention : A Series of Case Report, Hindawi Publishing Corporation, vol. 2012, no. 4, hlm. 1-4.

Duraisingam, S.K., R, Rajalaksmi., dan K, Rameshkumar. 2014, Supernumerary Teeth -

An Overview of Location, Diagnosis and Management, RJPBCS, vol. 5(2), ISSN: 0975-8585, No. 1919-1924.

Garvey, M.T., Barry, H.J., dan Blake, M. 1999, Supernumerary Teeth - An Overview of

Classification, Diagnosis and Management, Journal of the Canadian Dental Association, vol. 65, no. 11, hlm. 612-616.

Gill, D. S. 2014, Ortodonsia at a glance, Penerjemah : S. Titiek dan J. Lilian, EGC Penerbit

Buku Kedokteran, Jakarta. Gill, D.S., dan Naini, B.F. 2011, Orthodontics Principle and Practice, First Edition,

Blackwell Publishing Ltd. Kumar, A., Shetty, R,M., Dixit, U., Mallikarjun, K., dan Kohli, A., 2011, Orthodontic

Management of Midline Diastema in Mixed Dentition, International Journal Of Clinical Pediatric Dentistry, vol. 4, no. 1, hlm. 59-63.

Kumar, D.K., dan Gopal, K.S. 2013, An Epidemiological Study on Supernumerary Teeth:

A Survey on 5,000 People, Journal of Clinical and Diagnostic Research, vol. 7, no. 7, hlm. 1504-1507.

Manuja, N., Nagpal, R., Singh M., dan Chaundhary, S. 2011, Management of Delayed

Eruption of Permanent Maxilary Incisor associated with the Presence of

Page 32: M E S I O D E N S - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/MESIODENS... · kelainan pertumbuhan dan ... salah artikan sebagai germination dan anomali

Supernumerary Teeth: A Case Report, International Journal of Clinical Pediatric Dentistry, vol. 4, no.3, hlm. 255-259.

Qamar, Ch.R., Bajwa, J.I., dan Rahbar, M.I. 2013, Mesiodens - etiology, prevalence,

diagnosis and management, POJ, vol. 5, no. 2, hlm. 73-76. Rahardjo, P. 2009, Peranti Ortodonti Lepasan, Ed. Ke-1, Airlangga University Press.,

Surabaya. Rahardjo, P. 2012, Ortodonti Dasar, Ed. Ke-2, Airlangga University Press., Surabaya. Sheikh, Z., Manzoor, A., dan Amir, N. 2014, Mesiodens - A common supernumerary tooth:

Report of management of a case with two mesiodens, International Dental Journal Of Student Research, vol. 2, no. 3, hlm. 41-46.